31
1. Sering Minum Soda Dapat Mempengaruhi Fungsi Otak Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman bersoda terlalu banyak dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Minuman tinggi gula ini berpotensi dalam meningkatkan faktor risiko beberapa penyakit serius seperti diabetes hingga penyakit kardiovaskular. Namun daftar tersebut tampaknya akan bertambah lagi seiring beberapa temuan baru dari sejumlah penelitian. Dampak Buruk Minuman Bersoda Bagi Otak Jika Dikonsumsi Terlalu Sering dampak minuman bersoda bagi otakPara ahli mengungkapkan bahwa mengonsumsi minuman bersoda terlalu sering dapat mempengaruhi fungsi otak. Hal ini cukup beralasan mengingat minuman bersoda dapat membuat seseorang jadi lebih hiperaktif dan menghalangi kinerja ratusan protein di dalam otak. Jane Franklin, seorang periset mengatakan bahwa riset yang meneliti dampak minuman bersoda tinggi gula bagi fungsi otak dan kesehatan mental sangat sedikit jumlahnya. Padahal dampak tersebut sama bahayanya terhadap peningkatan lingkar pinggang.

Artikel Kesehatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uto8

Citation preview

1. Sering Minum Soda Dapat Mempengaruhi Fungsi Otak

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman bersoda terlalu banyak

dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Minuman tinggi gula ini berpotensi

dalam meningkatkan faktor risiko beberapa penyakit serius seperti diabetes hingga penyakit

kardiovaskular. Namun daftar tersebut tampaknya akan bertambah lagi seiring beberapa temuan

baru dari sejumlah penelitian.

Dampak Buruk Minuman Bersoda Bagi Otak Jika Dikonsumsi Terlalu Sering

dampak minuman bersoda bagi otakPara ahli mengungkapkan bahwa mengonsumsi minuman

bersoda terlalu sering dapat mempengaruhi fungsi otak. Hal ini cukup beralasan mengingat

minuman bersoda dapat membuat seseorang jadi lebih hiperaktif dan menghalangi kinerja

ratusan protein di dalam otak.

Jane Franklin, seorang periset mengatakan bahwa riset yang meneliti dampak minuman bersoda

tinggi gula bagi fungsi otak dan kesehatan mental sangat sedikit jumlahnya. Padahal dampak

tersebut sama bahayanya terhadap peningkatan lingkar pinggang.

Temuan ini diketahui dari sebuah penelitian pada tikus yang diberi air biasa dan air bergula. Para

peneliti yang berasal dari Universitas Macquarie, Sydney, membandingkan antara tikus yang

mengonsumsi air biasa dan air bergula selama sebulan. Air dan gula yang digunakan pada riset

ini mempunyai konsentrasi yang sama dengan yang digunakan pada minuman bersoda.

Hasilnya, tikus yang mengonsumsi air gula terlihat menjadi hiperaktif daripada tikus yang

mengonsumsi air biasa. Berdasarkan jaringan otak yang diambil, diketahui adanya perubahan

kadar di hampir 300 jenis protein. Perubahan yang terjadi pada otak tikus ini sama dengan apa

yang terjadi pada orang-orang yang menderita alzheimer dan kanker.

Riset ini membuktikan bahwa mengonsumsi banyak gula dapat mempengaruhi kesehatan fisik

seperti peningkatan risiko penyakit diabetes, serangan jantung, kanker pankreas, lemah otot,

kelumpuhan, obesitas, hingga tulang rapuh.

Franklin mengungkapkan bahwa orang dewasa yang banyak mengonsumsi minuman bersoda

akan mempengaruhi asupan kalori mereka perharinya. Pengonsumsian dalam jangka panjang

dapat menyebabkan perubahan kimia otak dan tingkah laku. Oleh sebab itu ia menyarankan

untuk minum air putih ketimbang soda apabila kita sedang haus. “Minuman bersodak tidak boleh

dikonsumsi terlalu sering,” kata Franklin. Peringatan ini berlaku untuk siapa saja yang sering

minum minuman bersoda.

Franklin menjelaskan bahwa hasil riset ini menegaskan dampak negatif dari minuman tinggi

gula. Maka dari itu, ia menyarankan untuk selalu berpikir tentang manfaat dan efek negatif

sebelum mengonsumsi minuman bersoda atau minuman tinggi gula lainnya.

2. Brokoli Yang Dimasak Dengan Tepat Bisa Cegah Kanker

Cara memasak brokoli dan sayuran dari suku kubis-kubisan lainnya dapat mempengaruhi potensi

manfaat yang ditawarkan untuk kesehatan tubuh. Menurut penelitian terbaru, brokoli memiliki

potensi untuk melawan kanker secara efektif apabila dimasak dengan tepat.

Cara terbaik memasak brokoli adalah dengan dikukus

brokoli kukusBrokoli, kubis, dan sayuran sejenisnya merupakan sumber sulforaphane yang baik.

Sulforaphane merupakan fitokimia (senyawa kimia alami di dalam buah-buahan dan sayuran)

yang diketahui memiliki sifat anti-kanker yang kuat. Untuk membentuk sulforaphane,

dibutuhkan enzim myrosinase yang juga terdapat di dalam brokoli. Namun apabila myrosinase

ini hancur, maka sulforaphane tidak dapat terbentuk.

Para peneliti membandingkan brokoli yang diolah dengan cara dikukus, direbus, dan dimasak

dengan microwave. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa cara terbaik untuk memasak

brokoli adalah dengan cara dikukus hingga 5 menit. Cara ini dapat mempertahankan myrosinase-

nya dari ‘kehancuran’. Sedangkan brokoli yang direbus dan dimasak dengan microwave selama

satu menit atau kurang, diketahui menghancurkan sebagian besar enzim myrosinase-nya. Hal ini

disampaikan oleh Elizabeth Jeffery, seorang peneliti dari University of Illinois di Urbana-

Champaign.

Jeffery juga menemukan bahwa jika anda makan brokoli yang dimasak dengan baik, anda masih

bisa mendapatkan sulforaphane dengan menambahkan makanan mentah (sayuran) yang

mengandung myrosinase ke dalam makanan lainnya. Para peserta penelitian diminta untuk

mengonsumsi suplemen brokoli yang tidak mengandung myrosinase aktif. Ketika beberapa dari

mereka makan makanan lainnya yang mengandung myrosinase, kadar sulforaphane dalam darah

dan urin mereka secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya

mengonsumsi suplemen saja.Temuan ini dipresentasikan pada hari Kamis di pertemuan tahunan

American Institute for Cancer Research di Bethesda, MD.

“Sesawi(Mustard), lobak, arugula, wasabi dan sayuran-sayuran lainnya dari suku kubis-kubisan

diketahui mengandung myrosinase, dan kita telah melihat bahwa kandungan tersebut dapat

mengembalikan pembentukan sulforaphane,” ujar Jeffery.

Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa :

Memotong atau menghaluskan bawang putih, dan kemudian menunggunya hingga 15 menit

sebelum dipanaskan (dimasak) memungkinkan senyawa tertentu yang tidak aktif menjadi aktif.

Senyawa yang dimaksud adalah fitokimia pelindung yang dikenal sebagai ‘alicin’.

Memasak tomat dan makanan lainnya yang mengandung likopen memungkinkan tubuh untuk

lebih mudah menyerap fitokima yang bermanfaat.

Merebus sayur dalam waktu yang lama dapat menghilangkan vitamin yang larut dalam air

seperti vitamin C, folat, dan niasin.

3. Banyak Makan Makanan Manis Bikin Mudah Lupa?

makanan manis, kadar gula dan lupaMengonsumsi makanan manis terlalu banyak tidak hanya

membahayakan kesehatan gigi, namun juga berpotensi membuat seseorang jadi mudah lupa. Hal

ini berdasarkan sebuah riset terbaru dimana hasil penelitiannya diterbitkan dalam jurnal

Neurology. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mereka yang kadar gula dalam darahnya

cukup tinggi cenderung mempunyai masalah ingatan.

Riset ini melibatkan sekitar 141 partisipan berusia rata-rata 63 tahun. Para partisipan ini

diketahui tidak mengalami diabetes ataupun pra-diabetes. Mereka yang memiliki kelebihan berat

badan (overweight), banyak mengonsumsi alkohol, serta mempunyai masalah daya ingat dan

daya pikir tidak diikutsertakan dalam riset tersebut.

Kadar gula darah yang tinggi mempengaruhi daya ingat

Dalam tes ini, para responden diminta untuk mengingat daftar 15 kata setelah setengah jam

mendengarnya. Kemampuan daya ingat atau memori responden diuji bersamaan dengan

pemeriksaan kadar gula dalam darah. Mereka juga menjalani scan otak dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa besar jaringan hippocampus yang dimiliki.

Hasilnya, para peserta yang memiliki sedikit gula dalam darahnya cenderung mempunyai nilai

yang lebih baik dalam tes ingatan. Sebaliknya, responden yang mempunyai kadar gula darah

lebih tinggi mendapatkan nilai yang lebih buruk.

Salah seorang peneliti, Dr Agnes Floel, mengatakan bahwa hasil penelitian menganjurkan agar

menurunkan kadar gula dalam darah, termasuk mereka yang kadar gula darahnya normal. Hal ini

bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan kogniftif dan daya ingat ketika mereka menjadi

tua. Strategi berikutnya, kata Floel, ialah meningkatkan frekuensi aktivitas fisik. Namun strategi

penurunan kadar gula dalam darah dan peningkatan aktivitas fisik masih membutuhkan uji

lanjutan.

Menurut Dr Clare Walton, manajer komunikasi dari Alzheimer’s Society, saat ini diketahui

bahwa diabetes tipe 2 adalah faktor risiko terjadinya penyakit alzheimer. Akan tetapi, buruknya

kemampuan seseorang untuk mengingat tidak hanya terjadi pada orang yang mengalami diabetes

tipe 2.

Walton mengatakan bahwa tingginya kadar gula dalam darah juga memiliki hubungan dengan

buruknya kemampuan mengingat pada orang yang tidak mengalami diaabetes. Penelitian ini

tentunya masih membutuhkan bukti lebih lanjut, apalagi satu dari tiga orang berumur lebih dari

65 tahun akan mengalami demensia.

4. Kurangi Risiko Penyakit Jantung Dengan Jalan Kaki

jalan kaki dan penyakit jantungPenyakit jantung adalah salah satu penyakit yang sering

mengancam manusia. Sebenarnya, penyakit jantung dan jenis penyakit kardiovaskular lainnya

bisa dicegah dengan cara yang sederhana, yakni dengan rutin jalan kaki. Hal ini juga senada

dengan apa yang dikatakan Hippocrates, seorang dokter asal Yunani, “jalan kaki adalah teman

terbaik manusia”. Namun demikian, untuk pengaplikasiannya dibutuhkan kesadaran dari setiap

individu itu sendiri, dan ini tidak terjadi padasetiap orang.

Jalan Kaki Selama 30 Menit = Latihan Aerobik

Menurut Dr Kathryn Taubert dari World Heart Federation, kesadaran merupakan langkah awal

untuk kesehatan jantung. Berjalan kaki adalah hal yang sederhana, sama sederhananya dengan

menghitung asupan kalori yang kita makan, dan setiap orang seharusnya bisa melakukannya.

Sebuah survei dilakukan mengenai kebiasaan orang dewasa yang rutin jalan kaki di 6 negara

yakni Inggris, Spanyol, India, China, Brasil, dan Amerika Serikat. Hasil survei tersebut

menunjukkan bahwa ada 55 persen orang yang melakukan jalan cepat di bawah 30 menit setiap

harinya. Padahal, jalan kaki selama 30 menit sama dengan latihan aerobik yang bermanfaat

dalam mengurangi risiko penyakit jantung.

Hasil temuan lainnya yang cukup menarik perhatian adalah bahwa 1 dari 3 orang dewasa di

Inggris dan AS diketahui tidak memperhatikan lama waktu berjalan mereka setiap harinya

dibandingkan dengan 1 dari 6 orang dewasa di India. Selain itu, orang-orang di Inggris dan AS

juga berjalan kaki dengan kecepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang di

negara berkembang.

Beberapa penelitian memang telah membuktikan bahwa jalan kaki dapat meningkatkan

kesehatan. Namun, kecepatan ketika berjalan itulah yang menjadi kuncinya. Menurut

Cardiovascular Institute, jalan kaki sama seperti latihan aerobik selama 30 menit, dan aktivitas

ini merupakan cara paling mudah untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

Berjalan sejauh 4 hingga 6 kilometer beberapa hari dalam seminggu selama 30-60 menit sangat

bermanfaat bagi tubuh, diantaranya adalah oksigen akan tersuplai lebih banyak ke berbagai

organ tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, dan membantu memperkuat jantung. Selain

mengurangi penyakit kardiovaskular, membakar kalori, dan meningkatkan harapan hidup, jalan

kaki juga dinilai memberikan manfaat lebih baik bagi jantung dibandingkan dengan bentuk

latihan intensif lainnya yang dilakukan sehari-hari. Jalan kaki juga merupakan aktivitas ringan

yang minim risiko akan cidera.

Presiden World Heart Federation, Dr Srinath Reddy mengatakan “kakimu dapat membawa

jantung jadi lebih sehat”. Maka dari itu, sebelum penyakit kardiovaskular menyerang, rutinlah

jalan kaki agar jantung tetap sehat dan kuat.

5. Sering Mengkonsumsi Junk Food Berpotensi Menyebabkan Depresi

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat dapat

mengurangi risiko depresi berat, sedangkan mengkonsumsi makanan nirnutrisi atau yang lebih

dikenal dengan junk food secara signifikan dapat memperparah depresi.

Sering Makan Makanan Olahan & Junk Food Bisa Memperparah Depresi

junk food dan depresiPara peneliti dari University of Eastern Finland telah mengamati lebih dari

2000 pria selama 13 tahun sambil mencatat berbagai parameter seperti pola makan mereka, berat

badan, dan gejala-gejala depresi.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi junk food, di mana makanan jenis

ini kurang memberikan nutrisi yang sehat, lebih mungkin untuk mengalami gangguan kesehatan

mental dibandingkan dengan mereka yang selalu menerapkan pola makan sehat.

“Penelitian ini memperkuat hipotesis bahwa makanan yang sehat memiliki potensi tidak hanya

dapat membantu mengusir depresi, tetapi juga mencegahnya,” kata pemimpin peneliti Anu

Ruusunen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pola makan yang sehat seperti mengkonsumsi

sayur, buah, gandum utuh, unggas, ikan, dan keju rendah lemak , dikaitkan dengan tingkat yang

lebih rendah untuk mengalami depresi. Peningkatkan asupan folat dan kopi juga dikaitkan

dengan penurunan risiko depresi. Akan tetapi, orang-orang yang banyak makan sosis, daging

olahan, makanan dan minuman manis, kentang panggang atau olahan, dan roti putih (tawar),

cenderung mengalami depresi dan gejala-gejalanya cukup parah.

Depresi biasanya diobati secara medis dan melalui psikoterapi, namun para peneliti asal

Finlandia ini menyarankan agar mempertimbangkan dulu cara-cara yang lebih sederhana yakni

menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Menurut mereka, cara ini bisa berperan

sebagai ‘alat’ pencegahan dan pengobatan untuk melawan depresi.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Public Health Nutrition and Diabetic Medicine, European

Journal of Nutrition, Psychotherapy and Psychosomatics.

6. Berat Badan Turun 10 Persen Bisa Mengurangi Nyeri Lutut

Nyeri lutut akibat osteoarthritis pada orang tua yang memiliki kelebihan berat badan akan

berkurang apabila mereka mengurangi berat badannya walau hanya 10 persen (dari total berat

badan), sebuah penelitian baru menunjukkan.

Turunnya Berat Badan Akan Mengurangi Beban Sendi

berat badan dan nyeri sendiOrang gemuk dan obesitas yang berumur di atas 55 tahun serta

berpartisipasi dalam program diet dan olahraga cenderung mengalami pengurangan rasa nyeri

pada lutut, dan bahkan fungsi lutut mereka menjadi lebih baik setelah berat badan mereka turun

sebesar 10 persen. Penelitian ini diterbitkan di Jurnal American Medical Association. Penelitian

selama 18 bulan ini menindaklanjuti temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang tua

yang mengalami penurunan berat badan sebesar 5 persen diketahui juga mengalami penurunan

nyeri lutut dan meningkatkan kinerja lutut mereka.

“Kami pikir penurunan berat badan sebesar 5 persen saja sudah berdampak baik terhadap fungsi

lutut, lalu bagaimana jika lebih dari itu?”, ujar Stephen Messier, seorang pemimpin penulis

penelitian dan professor sekaligus direktur dari laboratorium J.B. Snow Biomechanis di

Universitas Wake Forest.

Penelitian ini melibatkan 454 orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang menderita

nyeri lutut akibat osteoarthritis. Mereka secara acak dibagi menjadi tiga kelompok, yakni

kelompok yang melakukan diet saja, latihan saja, dan kombinasi dari diet dan olahraga. Para

peserta diberlakukan untuk mengikuti program olahraga tiga kali seminggu termasuk sesi jalan

kaki 2 x 15 menit yang dipisahkan dengan sesi latihan beban atau kekuatan selama 20 menit.

“Semuanya membutuhkan waktu total selama 1 jam, termasuk pemanasan dan pendinginan,”

kata Messier. “Itu bukan sesuatu yang luar biasa dan hampir setiap orang bisa melakukannya.

Kami pikir, kami mendapatkan hasil ini dengan cara yang sangat praktis.”

Pembatasan asupan kalori yang diberlakukan para peserta terbukti efektif. Para peneliti

membatasi asupan kalori setiap peserta sekitar 1100 hingga 1200 kalori per hari. Sekitar 88

persen dari peserta berhasil mengikuti program penelitian sampai tuntas selama 18 bulan dan

para peneliti menemukan hasil sebagai berikut :

Peserta yang melakukan program gabungan antara diet dan olahraga mengalami penurunan berat

badan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya diet atau olahraga saja.

Kelompok yang melakukan diet dan olahraga merasakan pengurangan nyeri lutut, fungsi lutut

yang baik, kecepatan berjalan lebih cepat, dan kualitas hidup yang lebih baik (berkaitan dengan

kesehatan fisik) dibandingkan dengan kelompok yang menerapkan olahraga saja.

Kelompok yang melakukan diet dan olahraga mengalami penurunan peradangan dibandingkan

dengan kelompok yang menerapkan olahraga saja.

Kelompok yang melakukan diet saja mengalami penurunan beban sendi pada lutut dibandingkan

dengan kelompok yang melakukan olahraga saja.

Para peneliti juga mencatat bahwa ada hasil signifikan dari turunnya berat badan, yakni semakin

banyak berat badan yang turun, maka itu juga akan berpengaruh pada kesehatan mereka secara

keseluruhan.

“Secara meyakinkan, kelompok yang mengalami penurunan berat badan sebesar 10 persen dari

jumlah berat badan setiap individu, mengalami penurunan rasa nyeri yang signifikan, fungsi lutut

yang lebih baik, serta penurunan beban sendi dan peradangan,” ujar Messier.

Hasil temuan penelitian ini harusnya mendorong orang gemuk yang menderita nyeri lutut untuk

bisa menurunkan berat badannya. Selain itu, penderita arthritis sebaiknya juga memeriksakan

kondisinya ke dokter terlebih dahulu sebelum melakukan program diet dan olahraga.

7. Orang Yang Mengalami Insomnia Sulit Konsentrasi Saat Jam Kerja

Orang yang mengalami insomnia lebih mungkin mendapatkan masalah konsentrasi selama sehari

penuh karena bagian otak ‘penjelajah’ (pikiran kemana-mana) mereka terus aktif dan tidak bisa

berhenti, demikian penelitian terbaru menemukan.

Tes Memori Jangka Pendek (Working Memory)

insomnia sulit tidurMenggunakan teknologi pencitraan otak, para peneliti menemukan bahwa

orang dengan insomnia yang melakukan tugas memori singkat atau jangka pendek (working

memory), cenderung mengandalkan wilayah ‘default mode’ dari otak mereka yang biasanya aktif

hanya ketika pikiran sedang mengembara/mengambang.

Temuan ini mungkin membantu menjelaskan mengapa penderita insomnia kesulitan berpikir

secara efisien di jam kerja. Hal ini tentunya si penderita insomnia membutuhkan penanganan

yang tepat untuk mengatasi gangguan tidurnya. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Sleep edisi

September.

Para peneliti menemukan bahwa subyek insomnia tidak mengaktifkan secara tepat bagian otak

yang berperan penting dalam mendukung kinerja memori jangka pendek, serta tidak me-non-

aktifkan bagian otak ‘pengembara’ yang tidak relevan terhadap terhadap tugas tersebut.

Berdasarkan temuan ini, tidaklah mengherankan jika seseorang yang mengalami insomnia akan

‘merasa’ bekerja jauh lebih keras dibandingkan dengan mereka yang tidur nyenyak, padahal

beban kerja mereka adalah sama.

Dalam penelitiannya, Sean Drummon, ketua penulis studi dan seorang profesor di departemen

psikiatri di University of California, membandingkan 25 orang yang mengalami insomnia primer

(kesulitan tidur biasa) dengan 25 orang yang tidak memiliki gangguan tidur. Para peserta yang

rata-rata berusia 32 tahun menjalani scan MRI untuk melakukan tugas memori jangka pendek.

Hasil scan MRI mengungkapkan bahwa orang dengan insomnia tidak bisa menyesuaikan

aktivitas di bagian otak mereka yang biasanya digunakan untuk melakukan tugas tersebut.

Studi ini juga menemukan bahwa semakin sulit tugas yang dibebankan, orang yang tidur

nyenyak akan lebih banyak mengandalkan bagian otak yang terlibat dalam memori jangka

pendek, seperti korteks prefrontal dorsolateral. Sementara itu, para peserta yang mengalami

insomnia tidak menggunakan lebih banyak sumber daya dari bagian-bagian otak mereka.

“Data ini membantu kita memahami bahwa orang yang mengalami insomnia tidak hanya

mengalami kesulitan tidur di malam hari, namun otak mereka juga tidak berfungsi dengan baik

keesokan harinya selama sehari penuh”, ujar Drummond. Masalah-masalah yang dihadapi orang

dengan insomnia ketika siang hari dinilai sama mengganggunya terhadap yang ia alami ketika

malam hari.

8. Minum Segelas Air Dapat Meningkatkan Kerja Otak

minum segelas air putihSering sulit konsentrasi atau mendadak buntu saat berpikir? Untuk

mengatasi hal ini, sebetulnya ada cara yang sangat sederhana, yakni minumlah segelas air putih.

Menurut sebuah penelitian, minum air dapat meningkatkan kerja otak, apalagi saat anda sedang

haus. Dari University of East London, para peneliti percaya bahwa saat rasa haus teratasi, otak

menjadi lebih siap dan fokus untuk bekerja. Air akan membebaskan bagian otak yang

memberikan sinyal haus terus menerus pada tubuh.

Kurang minum air membuat sel abu-abu otak mengerut

Temuan ini didapat setelah melakukan penelitian terhadap 34 wanita dan pria pada dua kali uji

mental. Tes yang pertama dilakukan setelah sarapan sereal bar. Tes yang kedua dilakukan setelah

sereal diganti dengan sebotol air. Para partisipan tidak ada yang minum atau makan sepanjang

malam. Partisipan juga ditanya bagaimana rasa haus menyerang di awal penelitian.

Partisipan yang mengatakan tidak haus, diketahui lebih cepat dalam menyelesaikan tes, baik itu

dengan minum air atau tanpa minum air. Sedangkan partisipan yang merasa haus, diketahui lebih

cepat dalam menyelesaikan tes setelah minum air. Peningkatan kinerja otak setelah minum air

adalah sekitar 14 persen. Caroline Edmonds, salah seorang peneliti mengatakan bahwa minum

air saat tengah bekerja tentunya bukanlah hal yang merepotkan.

Anak-anak yang minum air putih sebelum tes juga diketahui mendapatkan hasil 3 kali lebih baik.

Temuan ini tidak jauh berbeda dengan hasil dari penelitian lainnya yang serupa. Berdasarkan

penelitian tersebut, kurang minum air dapat membuat sel abu-abu pada otak mengerut, yang pada

akhirnya membuat otak sulit bekerja dengan optimal.

Peneliti melakukan scan kepada para remaja usai mereka bersepeda selama satu setengah jam.

Ketika mereka bersepeda, sebagian melakukannya dengan memakai pakaian setebal 3 lapis, dan

sebagian lainnya hanya menggunakan kaos dan celana pendek. Remaja yang berpakaian tebal

mengeluarkan keringat sebanyak satu liter. Hal ini mengakibatkan sel otaknya mengalami

pengerutan. Berkeringat selama 90 menit lamanya ternyata bisa mengakibatkan pengerutan pada

otak sebanyak proses penuaan dalam setahun. Akan tetapi, setelah mereka minum segelas air,

aktivitas otak mereka kembali normal.

9. Berat Badan Turun Drastis Secara Tiba-Tiba? Cek Kondisi Kesehatan Anda !

berat badan turun drastis dan tiba-tibaIstilah ‘berat badan turun’ tidak selamanya bermakna

positif. Jika berat badan turun dikarenakan ada proses di belakangnya, seperti melakukan diet

ataupun olahraga, maka hal tersebut sangatlah wajar dan normal. Namun apabila berat badan

anda turun drastis secara tiba-tiba tanpa ada proses sebelumnya seperti menjalankan program diet

atau berolahraga rutin, maka hal tersebut patut anda waspadai. Ini bisa saja terkait dengan

kondisi-kondisi tertentu yang sedang anda alami. Apa saja itu?

Berat Badan Turun Drastis dan Gejala Penyakit Tertentu

a) Depresi

Depresi dapat menyebabkan penurunan berat badan secara tidak langsung, dan hal ini sulit untuk

dijelaskan secara gamblang. Namun biasanya, orang yang sedang depresi sering mengalami

kesulitan untuk tidur, makan, ataupun aktivitas-aktivitas rutin lainnya. Banyaknya pikiran akibat

depresi bisa mengurangi nafsu makan seseorang. Untuk masalah yang terkait dengan depresi,

sebaiknya konsultasikan dengan yang ahli.

b) Hipertiroidisme

Tiroid yang sangat aktif bisa menghasilkan tiroksin yang berlebihan. Hal ini bisa meningkatkan

metabolisme tubuh secara dramatis, yang pada akhirnya akan membuat berat badan jadi turun

drastis, tubuh mudah berkeringat, dan jadi lebih mudah tersinggung. Untuk mengatasi hal ini,

terdapat obat anti-tiroid yang bisa membantu menurunkan laju produksi dari hormon tiroid.

Namun demikian, diagnosis dan pengobatannya harus dilakukan secara tepat.

c) Diabetes

Sebagian besar orang sering mengaitkan penyakit diabetes dengan obesitas dan kelebihan berat

badan. Padahal hal tersebut adalah sebaliknya, di mana setelah diteliti, penurunan berat badan

merupakan tanda-tanda awal terjadinya diabetes. Ini dikarenakan meningkatnya kadar glukosa

dan frekuensi buang air kecil yang menyebabkan penyusutan massa otot. Pendeteksian dini dan

obat pengontrol kadar insulin merupakan solusi yang baik untuk mengatasi penyakit ini.

d) Penyakit Celiac

Sebagian besar orang tidak toleran terhadap gluten. Gluten adalah sejenis protein yang

ditemukan pada bahan makanan seperti gandum atau barley. Jadi, apabila mengonsumsi gluten,

tubuh akan menghasilkan reaksi kekebalan pada usus kecil. Seiring berjalannya waktu, hal

tersebut akan menyebabkan peradangan dan berpotensi merusak lapisan usus kecil yang bisa

membuat kurangnya penyerapan nutrisi. Rusaknya lapisan usus kecil tersebut pada akhirnya

akan menyebabkan berat badan turun dan diare. Sampai saat ini belum ada obat yang pasti untuk

mengatasi penyakit Celiac.

e) Tuberkulosis

TB (Tuberkulosis) dalam kondisi serius dan kronis dapat menular dan menyebar ke udara. Jika

sistem kekebalan tubuh anda lemah, maka anda berisiko terserang penyakit ini. Salah satu tanda

yang bisa terlihat jika seseorang terkena penyakit tuberkulosis adalah penurunan berat badan

yang sangat drastis. Pengobatan jangka panjang dan beberapa jenis obat tertentu bisa membantu

menghilangkan infeksi dari penyakit ini.

f) Kanker

Penurunan berat badan yang drastis dan terjadi secara tiba-tiba merupakan salah satu gejala dari

penyakit kanker. Sel-sel abnormal berkembang dengan tidak terkendali dan berpotensi merusak

sel normal dari pasien kanker. Kanker dapat menyebar ke seluruh tubuh, dan penyakit ini sangat

mengancam jiwa. Pendeteksian secara dini bisa meningkatkan angka kelangsungan hidup.

g) AIDS

Salah satu gejala yang sering terlihat dari pasien pengidap AIDS adalah penurunan berat badan

secara drastis. Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus),

dan virus ini merusak atau memperlemah sistem kekebalan tubuh manusia. Walaupun terdapat

cara untuk memperlambat laju perekembangan virus, akan tetapi penyakit AIDS belum benar-

benar bisa disembuhkan.

10. Tidur Mendengkur dan Beberapa Tips Untuk Mengatasinya

tidur mendengkur | gambar mendengkurTidur Mendengkur – Sebagian orang sering mendengkur

ketika sedang tidur. Volume dan frekuensi dengkuran seseorang bisa menunjukkan apakah dia

mempunyai gangguan tidur yang mengancam nyawa atau tidak, seperti apnea tidur obstruktif

(Obstructive sleep apnea – OSA). Gangguan tidur ini berpotensi menghentikan pernapasan atau

membuat pernapasan anda menjadi dangkal.

Dengkuran yang keras adalah gejala paling umum dari apnea tidur obstruktif yang terjadi pada

banyak orang dengan kondisi ini. Beberapa penderita tidak menyadari bahwa mereka

mendengkur karena mereka jarang terbangun oleh suara dengkurannya sendiri. Gangguan tidur

terjadi pada pasien yang mengalami keterbatasan pasokan oksigen yang masuk ke dalam

tubuhnya ketika dia tidur.

Beberapa alasan mengapa seseorang tidur mendengkur

Mendengkur didorong oleh menyempitnya saluran udara, baik di tenggorokan atau lubang

hidung yang mengontrol jumlah oksigen yang masuk dalam tubuh. Sebenarnya, suara dengkuran

disebabkan oleh getaran yang dibuat oleh udara karena ‘usahanya’ untuk bisa masuk ke dalam

tubuh melalui langit-langit mulut, uvula, lidah, tonsil, dan/atau otot-otot yang ada di

tenggorokan, ujar Dr. Joseph Mercola, dokter dan ahli bedah berlisensi. Jika udara yang anda

hirup tidak dapat bergerak bebas melalui hidung dan mulut saat anda tidur, maka kemungkinan

besar anda akan mendengkur.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi pendengkur dan beberapa

diantaranya adalah :

Umur

Seiring bertambahnya umur yang semakin tua, tenggorokan akan menjadi sempit dan

kekencangan otot di tenggorokan akan menurun.

Kondisi Tubuh Tertentu

Pria memiliki saluran udara yang sempit dibandingkan dengan wanita, jadi kemungkinannya pria

lebih mungkin mendengkur. Tenggorokan yang sempit, langit-langit mulut yang terbelah,

kelenjar gondok yang membesar, dan atribut-atribut fisik lainnya juga menjadi faktor mengapa

seseorang mendengkur, dan hal ini sifatnya bisa diturunkan.

Masalah hidung dan sinus

Udara yang terhalang masuk akibat permasalahan pada hidung dapat membuat proses

pernapasan menjadi lebih sulit sehingga menyebabkan seseorang tidur mendengkur.

Kelebihan berat badan

Jaringan lemak pada tubuh dan otot yang lemah berkontribusi menyebabkan dengkuran.

Gaya hidup tidak sehat

Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi alkohol dan merokok dapat meningkatkan relaksasi

otot yang mendorong anda untuk lebih mudah mendengkur. Hal ini juga berlaku pada

pengonsumsian obat-obatan tertentu.

Posisi tidur

Tidur telentang menyebabkan daging tenggorokan anda menjadi rileks dan terblokirnya saluran

udara, sehingga dapat menyebabkan anda tidur mendengkur.

Menemukan solusi yang tepat agar bisa berhenti mendengkur

Ada begitu banyak piranti atau alat-alat di pasaran yang mengklaim bisa mengatasi masalah

dengkuran yang anda alami. Sayangnya, banyak diantaranya masih belum terbukti

keampuhannya. Sedangkan para ahli lebih menekankan ke ‘teknik-teknik’ tertentu yang telah

terbukti keefektifannya, walaupun hasilnya berbeda pada setiap orang, tergantung usaha dan

gaya hidupnya.

Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah mengetahui penyebab mengapa anda tidur

mendengkur. Catat pola tidur anda, bisa meminta bantuan anggota keluarga atau menggunakan

rekaman visual ketika anda sedang tidur. Hal ini agar bisa diketahui pola dengkuran yang anda

alami. Dengan mengetahui pola dengkuran anda, hal tersebut bisa memperjelas penyebab

mengapa anda sering mendengkur saat tidur, apa yang membuatnya bertambah parah, dan ini

semakin mempermudah penanganan yang akan dilakukan.

Mengetahui pola dengkuran

Sangat penting untuk mengetahui pola tidur dan dengkuran anda. Posisi tidur akan

mengungkapkan lebih banyak hal, termasuk menjawab pertanyaan mengapa anda bisa

mendengkur ketika tidur.

Mendengkur dengan mulut tertutup : Menunjukkan adanya masalah dengan lidah anda.

Mendengkur dengan mulut terbuka : Menunjukkan adanya masalah dengan jaringan di

tenggorakan anda.

Mendengkur saat tidur telentang : Hal ini dinilai ringan, cukup mengubah kebiasaan tidur dan

gaya hidup yang lebih baik.

Mendengkur di semua posisi tidur : Menunjukkan dengkuran anda lebih parah dan membutuhkan

penanganan yang lebih komperehensif.

Penanganan mandiri

Ada banyak hal yang dapat anda lakukan sendiri agar anda bisa berhenti mendengkur. Usaha-

usaha yang bisa dilakukan termasuk mengubah gaya hidup yang lebih sehat.

Menurunkan berat badan

Menurunnya berat badan walaupun hanya sedikit bisa mengurangi jaringan lemak di bagian

belakang tenggorokan dan mengurangi atau bahkan bisa membuat anda berhenti mendengkur.

Anda bisa melakukannya dengan program diet ataupun olahraga.

Olahraga

Selain bisa menurunkan berat badan, olahraga akan bermanfaat positif bagi bagian tubuh anda

seperti lengan, kaki, dan perut, serta juga membantu mengencangkan otot di tenggorokan anda

yang pada akhirnya akan mengatasi masalah dengkuran anda.

Berhenti merokok

Jika anda seorang merokok, peluang anda untuk mendengkur lebih tinggi. Merokok dapat

menyebabkan penyempitan saluran udara akibat adanya iritasi selaput di hidung dan

tenggorokan. Oleh sebab itu, segeralah berhenti merokok.

Hindari Alkohol

Mengonsumsi alkohol, obat tidur, dan obat penenang bisa mengendurkan otot-otot di

tenggorokan dan mengganggu pernapasan. Khusus bagi anda yang memang membutuhkan obat

tidur dan penenang, konsultasikan lebih lanjut kepada dokter anda. Hal ini karena ada beberapa

jenis obat tidur atau penenang yang bisa membuat anda mendengkur lebih parah.

Tetapkan pola tidur yang teratur

Tetapkan jam tidur anda, serta pastikan anda mendapatkan durasi waktu tidur yang cukup dan

kualitas tidur yang baik. Jika tidur anda berkualitas, hal itu bisa meminimalkan risiko anda untuk

mendengkur.

Hindari kafein dan makanan berat sebelum tidur

Pastikan untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman berat dan berkafein dua jam sebelum

waktu tidur. Produk susu dan susu kedelai termasuk yang sebaiknya tidak anda konsumsi tepat

sebelum tidur.

Menjaga udara kamar tidur tetap lembab

Jagalah kamar tidur anda dalam keadaan lembab, anda bisa menggunakan humidifier(alat

pelembab udara). Udara yang kering bisa mengiritasi selaput di hidung dan tenggorokan, yang

akan memperbesar peluang anda untuk tidur dengan mendengkur.

Pastikan agar hidung tidak tersumbat

Hidung tersumbat bisa membuat proses penghirupan udara akan lebih sulit sehingga membuat

tenggorokan anda mengalami kekosongan akibat tidak adanya udara. Hal ini pada akhirnya

membuat anda tidur mendengkur. Untuk mengatasi hidung tersumbat, anda bisa menghirup uap

air panas atau minyak kayu putih, minum jeruk nipis hangat, berkumur dengan air garam, dan

lain sebagainya.

Tidur menyamping

Hindari tidur telentang, karena hal tersebut akan membuat lidah dan jaringan lunak di mulut

semakin menuju ke dalam, serta akan menyumbat aliran udara yang ingin masuk dan pada

akhirnya menyebabkan anda tidur dalam keadaan mendengkur.

Atur posisi kepala lebih tinggi

Memposisikan kepala anda lebih tinggi dari badan beberapa inci dapat mempermudah

pernapasan anda dan mendorong lidah serta rahang untuk bergerak ke depan. Maka dari itu,

gunakanlah bantal ketika tidur. Di pasaran, sudah banyak tersedia bantal khusus yang dapat

mencegah anda tidur dalam keadaan mendengkur dan memastikan otot leher anda tidak

mengkerut.

Latihan tenggorokan

Bisa anda terapkan selama 30 menit setiap hari, latihan tenggorokan dapat menjadi cara yang

efektif untuk mengurangi atau menghentikan dengkuran. Ucapkan suara vokal tertentu seperti (a-

i-u-e-o) berulang kali agar dapat memperkuat otot-otot di saluran pernapasan bagian atas. Hal ini

akan mengurangi dengkuran anda. Selain itu ada beberapa tips lain yang bisa anda terapkan

seperti :

Tempatkan ujung lidah anda di belakang gigi depan-atas anda. Kemudian geser lidah anda ke

belakang (mundur). Lakukan selama 3 menit sehari.

Tutup mulut anda kemudian kerutkan bibir anda. Tahan selama 30 detik.

Buka mulut anda dan gerakkan rahang anda ke sebelah kanan. Tahan selama 30 detik kemudian

ganti gerakkan rahang ke sebelah kiri.

Dengan mulut terbuka, kontraksikan otot di bagian belakang tenggorokan anda berulang kali

selama 30 detik. Tip : Lihatlah di cermin untuk mengetahui uvula (“bola menggantung di

tenggorokan”) bergerak naik dan turun.