Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

  • Upload
    ekho109

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    1/113

    Tuvurvur Meletus

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    2/113

    R U U P E M I L I H A N K E P A L A D A E R A H

    Keputusan Diambil Melalui

    Voting

    JAKARTA, KOMPASPemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat berkomitmen

    menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah

    pada September mendatang. Perbedaan pendapat tentang beberapa materi krusial

    direncanakan diputuskan melalui voting.

    Semua akan kami siapkan rancangan pasalnya, jadi tinggal voting. Setelah itu langsung

    dibawa ke paripurna, kata Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar Sudarsa di Kompleks

    Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/8).

    Menurut Ketua Kelompok Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Komisi II DPR Malik

    Haramain, salah satu materi yang belum disepakati terkait mekanisme pemilihan kepala

    daerah. Jabatan gubernur sudah disepakati dipilih langsung oleh rakyat.

    Namun, mekanisme pemilihan bupati/wali kota belum disepakati. Pemerintah menginginkan

    bupati/wali kota dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kabupaten/kota, sedangkan

    mayoritas fraksi di Komisi II ingin tetap dipilih langsung.

    Mekanisme pencalonan juga belum disepakati. Pemerintah mengusulkan, pencalonan hanya

    untuk kepala daerah karena hanya kepala daerah yang dipilih. Wakil kepala daerah ditunjuk

    kepala daerah dan berasal dari birokrat. Sementara fraksi-fraksi di DPR menginginkan kepala

    daerah dan wakil kepala daerah dicalonkan dalam satu paket seperti saat ini.

    Namun, berbeda dengan Agun, Malik berharap kesepakatan diambil melalui musyawarah

    mufakat. Votinghanya dilakukan jika kondisi sudah mendesak. Fraksi PKB optimistis,

    kesepakatan dapat diambil dalam rapat yang direncanakan digelar 1-3 September nanti.

    Secara terpisah, pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada,

    AAGN Ari Dwipayana, berpendapat, menyerahkan kembali pemilihan kepala daerah ke

    anggota DPRD merupakan kemunduran. Kebijakan itu akan menutup peluang calon

    perseorangan (calon di luar yang diajukan partai) untuk maju. Padahal, keberadaan calon

    perseorangan merupakan upaya untuk mengontrol kemandatan di dalam partai politik.

    Pemilihan langsung juga membuka ruang partisipasi masyarakat secara langsung.

    Pemilihan kepala daerah oleh DPRD, lanjut Ari, bukan obat manjur untuk mengurangi politik

    uang dan ongkos politik yang tinggi dalam pilkada. (ANA/NTA)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    3/113

    Kesiapan Mental Jadi

    PersoalanJAKARTA, KOMPASKomisi Pemilihan Umum telah mewariskan sistem data terbuka

    yang menjamin transparansi. Tanggapan masyarakat terhadap sistem ini ternyata melebihi

    perkiraan. Kondisi ini memunculkan dugaan, masyarakat sebenarnya sudah siap dengan

    penerapan sistem pemilu elektronik atau e-voting.

    Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik, Jumat (29/8), di Jakarta,

    mengatakan, e-votingmasih menjadi kajian lembaganya. Namun, untuk penerapan padapemilu terdekat, dia masih sangsi.

    Masih ada ketidaksiapan (untuk menerapkane-voting), yang belum siap itu mental, mental

    masyarakat untuk percaya kepada teknologi informasi (TI). Masih ada anggapan, TI bisa

    diprogram siapa yang menang, kata Husni.

    KPU, lanjut Husni, telah mempelajari penggunaan TI pada pemilu di India. India mampu

    menggelar e-voting, tetapi mereka tidak menggelar pemilu dalam sehari. Untuk menghemat

    biaya, alatnya dipindahkan ke tiap regionkarena tak semua region diberi peralatan e-voting.

    KPU juga pernah studi ke Filipina. Saya pernah ketemu KPU Filipina. Masyarakat Filipina

    mirip dengan Indonesia. Kesimpulannya, e-votingmasih sulit dilaksanakan di negara seperti

    Indonesia karena teknologinya belum merata, kata Husni.

    Saat ini, KPU juga masih dalam posisi menunggu aturan yang pasti untuk memasukkan TI

    secara penuh dalam sistem kepemiluan Indonesia. Butuh waktu untuk mempersiapkan baik

    peralatan maupun masyarakat karena ketika kita menggunakan e-voting, semua para pihak itu

    harus menyepakati bahwa e-votingbisa digunakan dan dipercaya, kata Husni.

    Jangan sampai nanti setelah selesai pemungutan suara, lantas ada yang bilang e-votingtidakbisa dipercaya karena dianggap bisa diakali sedemikian rupa untuk pemenangan kelompok

    tertentu. Sudah mahal-mahal biayanya, kemudian tak dipercaya, ini akan menjadi sia-sia

    saja, kata Husni.

    Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Ramlan Surbakti

    mengatakan, e-votingadalah ide bagus. Namun, aplikasinya perlu dikaji secara mendalam,

    termasuk kemungkinan menjalankannya. Brasil dan India tidak bisa sekaligus

    melaksanakan, mereka perlu menjalankannya secara bertahap, kata Ramlan.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    4/113

    Dari sisi teknologi, Ramlan meyakini bisa dibuat Indonesia sendiri. BPPT bisa, kok,

    membuat alatnya, yang penting bagaimana menyiapkan agar partai mau menerima. Termasuk

    menyiapkan KPU, kata Ramlan.

    Hal yang tidak boleh dilupakan, ujar Ramlan, menyiapkan dananya. Biaya akan mahal karena

    teknologi berubah tiap saat. Oleh karena itu, kemungkinan yang cocok bukan langsung

    menerapkan e-voting, tetapi e-countingatau e-rekapitulasi.

    Jika memang ingin menerapkan e-voting, jangan langsung serentak. Beberapa daerah dulu

    yang menerapkan e-voting. India butuh tiga periode untuk uji coba, Brasil juga begitu, kata

    Ramlan.

    Jika memang sudah e-voting, Ramlan berpesan agar Indonesia mempertahankan tradisi

    penghitungan suara di tingkat tempat pemungutan suara. Itu tradisi bagus. Tugas yang berat

    adalah melatih ratusan ribu orang. Jika ada 500.000 TPS, jika tiap TPS ada dua orang, maka

    ada satu juta orang yang harus dilatih. Ini perlu disiapkan, katanya.(AMR)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    5/113

    Pesimistis Terjadi

    PerubahanJAKARTA, KOMPASKinerja Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 diprediksi

    tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan DPR saat ini. Meski mayoritas anggotanya

    adalah wajah baru, DPR mendatang diperkirakan tetap sulit menjalankan legislasi,

    pengawasan, dan anggaran dengan optimal.

    Walaupun anggota DPR petahana hanya sekitar 43 persen, mereka tidak sekadar mewarnai,

    tetapi juga mengerti permainan anggaran di DPR. Anggota DPR yang mengandalkantransaksi politik saat pemilu akan lebih berkonsentrasi untuk mengupayakan agar biaya

    politik yang dikeluarkannya segera kembali, kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli

    Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, di Jakarta, Jumat (29/8).

    Berdasarkan kajian Formappi, dari 560 anggota DPR 2014-2019, sebanyak 243 orang (43,4

    persen) di antaranya adalah petahana dan 317 orang (56,6 persen) merupakan wajah baru.

    Latar belakang pekerjaan anggota DPR mendatang terbesar adalah politisi (45,7 persen)

    kemudian pengusaha (32,5 persen).

    Peneliti hukum Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, menuturkan, MahkamahKonstitusi sebenarnya sudah berupaya menutup celah praktik korupsi yang mungkin

    dilakukan anggota DPR, yaitu dengan memangkas kewenangan DPR membahas hingga

    satuan III. Pembahasan hingga satuan III membuat anggota DPR mengetahui belanja dan

    jenis kegiatan yang akan dilakukan sebuah kementerian/instansi serta memperdagangkan

    informasi dan proyek tersebut.

    Namun, Donal menilai, masih ada celah lain yang bisa dimainkan oleh anggota DPR

    mendatang, yaitu memengaruhi pihak eksekutif agar bisa dikelola oleh perusahaan yang

    terafiliasi dengan anggota DPR tertentu. Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang baru

    untuk menutup lubang-lubang permainan anggaran, ujar Donal.

    Untuk mengatasi permainan anggaran ini, menurut Donal, pemerintahan mendatang perlu

    membuang organ sekaligus orang yang menjadi masalah di instansinya. Pemerintah baru

    harus membangun sistem agar hanya orang baik yang mengisi jabatan strategis.

    Secara terpisah, pengajar Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia, Panji Anugrah

    Permana, mengkhawatirkan adanya migrasi oligarki dari tingkat lokal ke nasional. Pasalnya,

    banyak politisi lokal, seperti mantan bupati dan anggota DPRD, yang menjadi anggota DPR.

    Kondisi ini masih diperparah masuknya sejumlah kerabat elite atau orang kuat di partai keparlemen.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    6/113

    Para elite lokal dan kerabat orang kuat itu dikhawatirkan membuat kebijakan-kebijakan untuk

    melindungi kepentingan elite lokal ataupun parpol. Itu harus dikritisi, katanya.

    Rekrutmen

    Pemerhati pemilu, Harun Husein, mengatakan, ada korelasi antara kinerja DPR dan polarekrutmen parpol serta sistem pemilu. Rendahnya kinerja DPR terjadi karena kesalahan

    parpol dalam merekrut caleg.

    Partai lebih memilih orang-orang populer, seperti pesohor atau anak-anak pejabat, karena

    ingin memperoleh suara terbanyak. Mereka dipilih terutama bukan karena memiliki

    kemampuan, melainkan karena populer atau memiliki modal untuk mendulang suara. Kondisi

    ini merupakan dampak negatif dari sistem pemilu saat ini yang menggunakan sistem

    keterpilihan dengan suara terbanyak. Dampaknya ke DPR, kinerjanya menjadi rendah,

    katanya.

    Anggota DPD asal Riau, Abdul Gafar Usman, memprediksi, wajah DPD mendatang juga

    tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan DPD sebelumnya.(NTA/ANA/OSA)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    7/113

    Permohonan Diperbaiki

    MK Diminta Segera Jadwalkan Sidang UjiMateri UU MD3

    JAKARTA, KOMPASSebagian pemohon uji materi Undang-Undang Nomor 17

    Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yaitu PDI-P dan pegiat perempuan

    seperti Khofifah Indarparawansa dan kawan-kawan, telah menyerahkan perbaikan

    permohonan sesuai permintaan hakim MK.

    Kuasa hukum kedua pemohon itu meminta Mahkamah Konstitusi (MK) untuk segera

    menjadwalkan sidang, apakah sidang panel dengan agenda membahas perbaikan permohonan

    atau langsung sidang pleno.

    Kita berharap sudah bisa langsung menghadirkan ahli atau mendengarkan keterangan

    pemerintah dan DPR sehingga prosesnya bisa dipercepat. Kita berharap sebelum 1 Oktober

    (pelantikan anggota DPR terpilih) sudah ada putusan. Karena kalau setelah 1 Oktober baru

    diputuskan, dan pemilihan pimpinan alat kelengkapan sudah dilakukan, apa yang kita

    harapkan tidak terpenuhi, kata kuasa hukum Khofifah Indarparawansa dkk, Veri Junaidi,

    Jumat (29/8).

    Ia menambahkan, menjadi kewajiban MK untuk memberikan perlindungan hak warga

    negara. Sungguh sangat disayangkan apabila hak itu terabaikan hanya karena masalah teknis

    waktu.

    Diberitakan sebelumnya, Khofifah, Rieke Dyah Pitaloka, Perludem, dan lainnya

    mempersoalkan penghapusan pengaturan keterwakilan perempuan dalam pengisian pimpinan

    alat kelengkapan DPR. Penghapusan itu merugikan para pemohon.

    Hal itu mengakibatkan peluang pemohon untuk menduduki posisi pimpinan alat kelengkapanDPR menjadi sangat kecil. Ruang bagi para pemohon untuk memperjuangkan keterwakilan

    perempuan sekaligus kebijakan terkait kepentingan perempuan pun sangat terbatas. Kami

    sudah memperbaiki permohonan sesuai dengan permintaan para hakim, kata Veri.

    Kemarin, PDI-P juga memasukkan perbaikan permohonan. Kuasa hukum PDI-P, Andi M

    Asrun, mengatakan, pihaknya memperkuat dalil uji formil dengan memasukkan saran-saran

    yang diberikan hakim konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi dan Arief Hidayat pada sidang

    sebelumnya. Pihaknya juga telah memasukkan putusan MK Nomor 27/PUU-VII/2009 yang

    menyebutkan tentang batas waktu 45 hari untuk melakukan pengujian formal sebuah UU.

    Pihaknya juga menambahkan dalil-dalil permohonan dengan mengutip sejumlah pemikiran di

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    8/113

    bidang hukum, termasuk bagaimana sebuah UU seharusnya disusun. Kita masukkan teori-

    teori, asas-asas hukum. Kita perjelas lagi semuanya agar komprehensif, ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, PDI-P melakukan uji formil dan materiil terkait pasal-pasal

    yang mengatur tentang pemilihan pimpinan DPR dan alat kelengkapan DPR. Majelis panel

    sebelumnya menyoroti uji formil yang dilakukan karena dinilai belum menguraikan terlalu

    dalam tentang pelanggaran-pelanggaran prosedur yang dilakukan selama pembahasan RUU

    MD3.

    Wakil Ketua MK Arief Hidayat yang memimpin sidang perdana uji materi UU MD3

    meminta pemohon untuk sebaiknya cepat memperbaiki permohonannya. Meskipun di dalam

    UU Anda diberi waktu 14 hari (untuk memperbaiki permohonan), tapi karena urgensinya,

    kalau satu hari, dua hari, atau tiga hari selesai, ya masukkan saja supaya kita bisa agendakan

    (sidang selanjutnya). Karena, Anda dalam permohonan, kan, meminta untuk segera, kata

    Arief.

    Terkait pengaturan tentang mekanisme penetapan pimpinan DPR yang diatur dalam Undang-

    Undang Nomor 17 Tahun 2014, menurut mantan Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU MD3

    Benny K Harman, hal itu tidak melanggar konstitusi. Penetapan pimpinan DPR melalui

    pemilihan demokratis justru lebih menjamin pelaksanaan hak konstitusional tiap-tiap anggota

    DPR. Menurut dia, tidak ada satu pun pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

    dilanggar.

    Dalam Pasal 84 UU MD3 disebutkan, pimpinan DPR dipilih anggota DPR dalam satu paket

    yang bersifat tetap. Bakal calon pimpinan DPR berasal dari fraksi dan tiap-tiap fraksi hanyadapat mengajukan satu orang bakal calon pimpinan DPR.

    Ketentuan tersebut berbeda dengan pengaturan mekanisme penetapan pimpinan DPR dalam

    UU MD3 sebelumnya (UU Nomor 27 Tahun 2009) yang menjadi pedoman parlemen periode

    2009-2014. Lima pimpinan DPR periode 2009-2014 ditetapkan berdasarkan perolehan kursi.

    Parpol yang memperoleh kursi terbanyak pertama otomatis mendapatkan posisi ketua DPR,

    dan parpol dengan perolehan kursi terbanyak ke-2 hingga ke-5 berhak menempatkan

    kadernya sebagai wakil ketua DPR.

    Anggota Fraksi PDI-P, Hendrawan Supratikno, berpendapat, Pasal 84 UU MD3 yangmengatur mekanisme penetapan pimpinan DPR tidak menghargai kepercayaan rakyat yang

    diberikan kepada partai politik.(ANA/NTA)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    9/113

    DPR Diharapkan Lebih

    Dekat dengan MasyarakatJAKARTA, KOMPASDewan Perwakilan Rakyat diharapkan bisa lebih dekat dengan

    publik yang diwakilinya. Kedekatan wakil rakyat dengan rakyatnya diyakini bisa membuat

    aspirasi masyarakat diterima baik dan dijalankan anggota DPR RI.

    Harus ada ruang publik (di Kompleks Parlemen, Senayan), kata Wakil Ketua Komisi VI

    DPR RI Aria Bima saat ditemui dalam Rapat Paripurna Peringatan HUT Ke-69 MPR/DPR RI

    di Jakarta, Jumat (29/8).

    Menurut Aria Bima, mata rantai birokrasi harus dipotong. Yang demonstrasi harus

    didengarkan, jangan justru dibiarkan di depan (Kompleks Parlemen, Senayan) sehingga

    membuat lalu lintas macet, ujarnya. Menurut dia, justru harus dibuat satu hariopen house.

    Wakil Ketua Komisi III DPR Al Muzammil Yusuf berpendapat senada terkait upaya untuk

    lebih dekat dengan masyarakat. Dia menyarankan supaya ada waktu khusus yang diluangkan

    untuk berjumpa dengan masyarakat.

    Sebaiknya diatur di Tata Tertib (DPR) terkait hal-hal yang perlu dioptimalkan. Kehadirananggota DPR RI di paripurna, misalnya, tidak perlu setiap kali ada paripurna. Saya usul

    cukup wakil fraksi saja, tetapi untuk pengambilan keputusan semua harus hadir, ujar

    Muzammil.

    Rapat paripurna biasanya digelar tiap Selasa. Muzammil berpendapat, rasa jenuh dalam

    menghadiri rapat paripurna membuat citra anggota DPR RI menjadi buruk. Hal itu terutama

    karena anggota biasanya mengantuk saat mendengar pidato-pidato panjang. Kalau rapat

    komisi, kan, justru anggota DPR sangat aktif bertanya, ujar Muzammil, politisi dari PKS itu.

    Pada rapat paripurna Jumat kemarin, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso membacakanpencapaian DPR periode Agustus 2013 sampai Agustus 2014. Pencapaian itu antara lain DPR

    dan pemerintah telah membahas 22 RUU, juga RAPBN 2015 yang disebut APBN transisi

    karena memberikan ruang bagi DPR 2014-2019 dan pemerintah untuk menyesuaikan arah

    baru bersama-sama.

    Ketua Komisi II DPR Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan, banyak capaian RI pada hari-

    hari ini adalah berkat kinerja DPR. Pertumbuhan ekonomi membaik, demokrasi tertata, ya

    itu berkat DPR RI. MPR/DPR, misalnya, juga telah mengamandemen UUD, ujarnya.

    Demikian pula anggaran pendidikan 20 persen dari APBN. (RYO)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    10/113

    O B I T U A R I

    Suhardi Dimakamkan

    YOGYAKARTA, KOMPASKetua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi, yang

    meninggal Kamis (28/8) malam, jenazahnya dimakamkan di Makam Keluarga Besar

    Universitas Gadjah Mada Sawitsari, Yogyakarta, Jumat (29/8). Sebelum berpolitik, Guru

    Besar Fakultas Kehutanan UGM ini dikenal gigih memperjuangkan kedaulatan pangan

    sehingga dijuluki Profesor Telo" (ketela).

    Almarhum adalah akademisi yang menggunakan ilmunya untuk mengabdi kepada

    masyarakat, misalnya dengan memperjuangkan perbaikan lingkungan dan pengembangan

    pangan lokal, kata Rektor UGM Pratikno di sela upacara penghormatan jenazah Suhardi di

    Balairung UGM, Jumat (29/8).

    Di Yogyakarta, Jumat siang, jenazah disemayamkan sejenak di rumah duka di Gang Dahlia

    Nomor 90, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman. Sesudah itu, jenazah dibawa ke

    Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari sivitas akademika UGM.

    Di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Jumat pagi, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra

    Prabowo Subianto mengatakan, Ketika Indonesia membutuhkan sosok jujur dan sederhana,

    kita harus melepas Ketua Umum kita Pak Suhardi.

    Prabowo berkisah, kejujuran Suhardi terasa dalam kesederhanaan, seperti ketika ia

    mengembalikan sisa uang jalan dari partai seusai penugasan.

    Berkeliling hingga malam

    Dalam perjalanan kampanye pemilu legislatif beberapa bulan lalu, Suhardi berkelilingYogyakarta. Pada hari-hari itu, ia berkeliling hingga lewat tengah malam dan sudah

    menerima tamu lagi seusai shalat subuh. Suhardi percaya, rakyat harus didekati dengan ide

    tentang alam dan ketahanan pangan, bukan dengan uang. Profesor yang kerap mengajar ke

    kampus UGM dengan naik sepeda itu sempat bercerita, yang ia perjuangkan adalah

    ketahanan pangan. Politik adalah jalan terakhir yang dianggapnya bisa mewujudkan

    impiannya itu.

    Di Pantai Krawu, Yogyakarta, ia berfoto dengan pohon-pohon cemara udang yang

    ditanamnya puluhan tahun lalu untuk mencegah abrasi pantai. Ia tekun membujuk masyarakat

    agar tidak makan roti pabrik dan tidak minum air kemasan. Makan jagung yang kita tanam

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    11/113

    dan minum air kendi yang kita ambil dari sumur kita, katanya di tengah malam kepada

    warga Gunung Kidul.

    Dirawat sejak awal Juli di RSPP Jakarta karena kanker paru, saat dijenguk 19 Agustus,

    Suhardi duduk di kursi samping tempat tidur. Saat itu, Suhardi mengaku ingin pulang ke

    Yogyakarta karena tak tahan berada lama di rumah sakit. Kita semua harus terus berjuang

    untuk Indonesia, katanya.(HRS/EDN)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    12/113

    P E R S O A L A N B A N G S A ( 6 - H A B I S )

    Tegakkan Kedaulatan

    Ekonomi

    VISI Indonesia 2014 adalah terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan

    berkeadilan.(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014)

    Ke manakah arah pembangunan Indonesia sejahtera, apakah dengan menjadikan Indonesia

    negara agraris, negara industri, negara maritim, atau negara yang kuat di perdagangan?

    Ketidakjelasan arah kebijakan seperti itulah yang menimbulkan ketidaksatuan langkah

    antarlembaga pemerintahan dan menghabiskan banyak anggaran. Rakyat yang kemudian

    menanggung akibatnya, lambat sejahtera.

    Itulah benang merah diskusi kelompok terfokus bidang ekonomi yang menyoroti bidang

    pembangunan ekonomi. Dalam bidang ini, persoalan terjadi hampir di setiap sektor akibat

    lembaga pemerintah yang berjalan sendiri-sendiri. Setiap kementerian mempunyai program,

    tetapi tidak semuanya mengerucut pada target terfokus. Pemerintah dinilai belummengintegrasikan sektor satu dengan sektor lainnya. Ibarat telur dan ayam, bingung mana

    yang harus dikerjakan lebih dulu.

    Peserta diskusi menunjuk sektor perekonomian yang dituntut terus bertumbuh, tetapi sektor

    pangan dan energi tertinggal. Infrastruktur juga lambat dibangun. Yang sudah ada pun tidak

    mengikuti rantai pasokan yang dibutuhkan untuk memperkuat industri.

    APBN selalu didesain defisit yang berpijak di atas tak optimalnya penerimaan dan inefisiensi

    belanja. Upaya menyelamatkan uang negara yang gencar dilakukan Komisi Pemberantasan

    Korupsi bukan cara optimal penyelamatan penerimaan negara. Yang tak kalah penting adalah

    meningkatkan potensi penerimaan negara dari sumber-sumber kekayaan alam, seperti minyak

    dan gas bumi, barang tambang dan mineral, perkebunan, perikanan, serta kehutanan.

    Contoh kebijakan terbaru yang dinilai tak integratif adalah kebijakan pemerintah terkait

    pengadaan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). LCGC adalah

    kebijakan industri yang tidak cukup dikomunikasikan dengan sektor-sektor lain. Padahal,

    LCGC selalu terikat dengan urusan penyediaan bahan bakar (energi), integrasi moda

    transportasi (perhubungan), dan perdagangan karena bahan baku atas sebagian komponen

    impor LCGC. Akibatnya, kita kini ribut soal krisis BBM bersubsidi dan bersamaan dengan

    itu juga frustrasi dengan kemacetan yang makin parah di kota-kota besar.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    13/113

    Kebijakan impor menjadi kebijakan instan untuk keluar dari krisis pasokan komoditas apa

    pun. Kebijakan instan ini juga mengabaikan komunikasi struktural, tetapi menguntungkan

    pencari rente. Krisis pasokan bisa segera diatasi, tetapi ketidakmampuan pemerintah dalam

    pengelolaan sumber daya alam semakin terlihat.

    Yang terjadi selama lebih satu dekade adalah eksploitasi sumber daya alam hingga

    menimbulkan kerusakan lingkungan dan bencana alam. Cadangan kekayaan alam dikuras

    tanpa memikirkan masa depan generasi mendatang. Contoh paling nyata masalah ini adalah

    penambangan batubara, timah, atau emas.

    Dengan kekayaan alam melimpah, baik di darat maupun laut, kita tidak sepenuhnya mampu

    mengelola untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Kekayaan alam belum optimal

    dikembangkan untuk menjadi inputbagi kegiatan industri domestik sehingga tidak

    memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Ironisnya, inputindustri lebih banyak

    mengandalkan bahan baku impor.

    Diskusi juga membahas transformasi struktural yang selama ini dijalankan dianggap gagal

    karena yang terjadi adalah lompatan dari mengandalkan sektor pertanian ke industri ke

    jasa. Ketika kita belum matang sebagai negara produsen, kita sudah melompat ke era sektor

    jasa. Periode pertanian yang kuat pada awal Orde Baru tiba-tiba melompat

    ke boomingindustri yang dikembangkan tidak berbasis pertanian (agroindustri). Akibatnya,

    industri segera memasuki siklus periode hidup senja kala. Negeri ini pun segera menjadi

    negara pengimpor untuk kebutuhan dasar, seperti pangan dan energi. Pemerintah kehilangan

    kontrol dalam pengelolaan pangan dan energi.

    Dalam perencanaan suatu kebijakan, komunikasi dan koordinasi memang menjadi problem.

    Banyak kebijakan yang tidak jalan karena perencanaan yang sudah disiapkan pemerintah

    kadang bisa dibelokkan operator atau pelaku bisnis. Terjadi pelemahan peran negara karena

    kepentingan para pemburu rente. Persekongkolan antara swasta dan pemerintah atau politisi

    sudah dimulai sejak penyusunan anggaran. Marak terjadi kasus suap. Untuk menyebutkan

    contoh, kasus impor sapi dan suap dalam tender proyek infrastruktur atau pembebasan lahan.

    Persoalan regulasi dan komunikasi struktural ini berlanjut ke masalah alokasi anggaran yang

    menggerakkan program-program pemerintah. Terjadi pengaplingan alokasi anggaran yang

    disahkan melalui konstitusi. Pengaplingan itu antara lain, 26 persen dari pendapatan dalam

    negeri di APBN dialokasikan dana alokasi umum sebagaimana diatur Undang-Undang

    Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan.

    Tengok pula pengaplingan sebanyak 20 persen dari APBN untuk sektor pendidikan sesuai

    UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sejumlah 5 persen dari

    APBN juga diperuntukkan sektor kesehatan sebagaimana diatur UU Nomor 36 Tahun 2009

    tentang Kesehatan. Di luar yang sudah dikapling lewat UU, yang sudah menjadi tradisi

    adalah alokasi sekitar 17-20 persen dari APBN untuk subsidi energi.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    14/113

    Setelah bagi-bagi kapling, hanya sedikit ruang fiskal yang tersisa untuk menstimulus

    perekonomian. Kementerian Keuangan seolah tinggal bertindak menjadi kasir, tidak dapat

    lagi menggunakan APBN sebagai instrumen kebijakan fiskal. Hal ini lagi-lagi terjadi karena

    alokasi anggaran APBN tidak dibuat berdasarkan prioritas dan mengabaikan politik fiskal

    yang menekankan aspek keadilan dan kesejahteraan.Tantangan ke depan

    Salah satu aspek mendasar yang dikhawatirkan peserta forum diskusi adalah aspek

    kependudukan. Jumlah penduduk akan semakin bertambah. Kuantitas penduduk, dari segi

    jumlah, struktur, dan persebaran, akan berdampak terhadap kondisi sosial, ekonomi,

    keamanan, politik, budaya, lingkungan, dan sebagainya. Jumlah dan struktur penduduk

    menentukan kebutuhan akan pangan, energi, transportasi, sandang, serta perumahan. Estimasi

    salah mengenai penduduk akan mengakibatkan lahirnya kebijakan dan penanganan yang

    salah.

    Oleh karena itu, masalah kependudukan tidak bisa diabaikan. Jika persoalan mendasar bangsa

    ini tidak segera diatasi, terutama pembangunan ekonomi, visi Indonesia yang tercantum

    dalam RPJM tidak akan terwujud. Kemajuan suatu bangsa diukur berdasarkan indikator

    kesejahteraan penduduk. Akan tetapi, banyaknya persoalan membuat kinerja pemerintah

    tidak maju-maju. Kesejahteraan sulit merata.

    Kehidupan masyarakat akan jauh dari sejahtera dan berkeadilan, termasuk akibat bagi

    pemerintah sebagai regulator. Pemerintah akan kesulitan mendapatkan kepercayaan pihak

    swasta dan internasional untuk mengembangkan perekonomian karena dianggap tidakmemiliki kapabilitas dan daya saing.

    Karena itu, dibutuhkan kepemimpinan yang revolusioner untuk memutuskan mana arah

    bangsa yang menjadi prioritas. (GIANIE/PUTRI ARUM SARI/ LITBANG KOMPAS)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    15/113

    Adrianus Diberi Syarat

    Kompolnas Nilai Tuntutan Kapolri BisaLemahkan Pengawasan

    JAKARTA, KOMPASKepolisian Negara RI berencana melanjutkan proses hukum

    anggota Komisi Kepolisian Nasional, Adrianus Meliala, ke pengadilan dengan dakwaan

    menghina penguasa atau badan umum. Namun, kasusnya akan dihentikan jika

    syaratnya dipenuhi, yaitu selain Adrianus minta maaf, juga mencabut pernyataannya.

    Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman, di Jakarta, Jumat (29/8), mengatakan, pernyataan

    Adrianus dalam wawancara diMetro TVtidak mengindahkan nilai-nilai etika, tidak

    mendidik, serta menimbulkan ketidakpercayaan di masyarakat, dan bahkan melanggar

    undang-undang. Sebelumnya, Adrianus menyatakan, Reserse kriminal (reskrim) sebagai

    ATM pimpinan Polri.

    Pernyataan itu dapat merugikan orang lain, dan orang yang merasa dirugikan dapat

    menggunakan haknya sesuai jalur hukum, ujar mantan ajudan Presiden RI tahun 2000 itu.

    Terkait proses hukum, Sutarman menambahkan, pihaknya sudah menghubungi KetuaKompolnas Djoko Suyanto yang juga Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

    Pak Djoko menyatakan, silakan, proses dilanjutkan, ujarnya.

    Oleh karena itu, Polri ingin menyelesaikan masalah itu dengan penegakan hukum dan

    menguji pernyataannya di pengadilan. Apakah pernyataannya itu sesuatu yang salah atau

    benar. Kalau tak merasa bersalah, saya akan proses. Namun, kalau merasa bersalah, tak perlu

    dibuktikan di pengadilan, tuturnya.

    Menurut mantan Kepala Badan Reskrim Mabes Polri itu, permintaan maaf Adrianus harus

    dimuat di seluruh media massa.

    Menanggapi Kapolri, Adrianus menyatakan, sejak kasusnya merebak, pihaknya sudah

    meminta maaf. Bahkan, Adrianus juga tidak keberatan mencabut pernyataannya untuk

    kebaikan bersama jika pernyataannya dianggap menyinggung Polri. Sebenarnya apa yang

    saya sampaikan adalah bagian dari komitmen mendukung Polri yang lebih baik dan

    profesional, ujarnya.

    Harus lebih berani

    Namun, Sekretaris Kompolnas Syafriadi Cut Ali mengungkapkan, secara institusional,

    tuntutan permintaan maaf Kapolri dapat melemahkan Kompolnas yang berfungsi mengawasi

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    16/113

    Polri. Jika komisioner Kompolnas dinilai bersalah jalankan fungsi pengawasan terhadap

    Polri, bagaimana pengawasan yang maksimal bisa dilakukan? tanyanya.

    Menurut Syafriadi, hingga kini Kompolnas belum menanyakan dan mendapatkan arahan

    Ketua Kompolnas terkait kasus Adrianus. Sementara Djoko yang dihubungi menjawab

    singkat, Masih rapat.

    Selama ini, ujar Syafriadi, lembaganya menangkap aspirasi agar Kompolnas lebih berani

    menyampaikan kritik terhadap Polri meskipun hubungan dengan Kompolnas harus tetap

    dijaga.

    Pemerhati masalah Polri, Aqua Dwipayana, mengingatkan Kapolri agar tidak memperuncing

    masalah dengan meminta Adrianus minta maaf dan mencabut pernyataan. Kapolri

    hendaknya memandang pernyataan Adrianus sebagai otokritik konstruktif karena Adrianus

    anggota Kompolnas, tuturnya.

    Saat peluncuran bukuHoegeng: Polisi dan Menteri Teladan, November 2013, Ketua Komisi

    Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyatakan hal senada bahwa praktik setoran dari

    bawahan ke atasan diduga masih marak di Polri. Kalau ke daerah, saya sering berdialog

    dengan petinggi polisi. Saya tanya, kalian mau berubah atau tidak? Mereka bilang mau, tetapi

    katanya susah karena harus nyetor kepada yang di atasnya, ujar Abraham dalam diskusi

    yang dihadiri antara lain Kapolri dan juga Adrianus (Kompas, 18 November

    2013). (FER/NAR)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    17/113

    Melapor ke KPK, Risma

    DiperiksaWali Kota Surabaya Dituduh Cemarkan

    Rahmat

    SURABAYA, KOMPASWali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Jumat (29/8),

    dimintai keterangan oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian

    Daerah Jawa Timur. Pemeriksaan terkait laporan Rahmat Shah, yang menuduh Rismamencemarkan nama baik Ketua Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia itu.

    Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setiyono menjelaskan, dalam

    laporannya ke polisi, Rahmat menuduh Risma mencemarkan nama baiknya melalui media.

    Risma dinilai mencatut nama Rahmat dalam pernyataan tentang kasus pertukaran satwa di

    Kebun Binatang Surabaya (KBS).

    Rahmat juga melaporkan Risma karena mengadukan pertukaran 420 satwa KBS dengan

    kebun binatang lain itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Januari 2014. Dalam

    pertukaran satwa itu diduga ada pelanggaran, misalnya ada transaksi jual-beli sehingga adasatwa yang ditukar dengan kendaraan.

    Saya ikuti proses hukum saja. Lihat kelanjutan kasus ini seperti apa nantinya, kata Risma.

    Dalam pengaduannya ke KPK, sebenarnya Risma tak menuduh siapa pun dalam kasus

    pertukaran itu.

    Kasus pertukaran satwa KBS itu ditangani Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Ada

    sejumlah kejanggalan, seperti alasan pertukaran karena kelebihan populasi, perkawinan,

    hingga kondisi KBS yang diklaim tak layak. Banyak koleksi hewan langka KBS yang

    dipindahkan begitu saja ke tempat lain tanpa evaluasi.

    Pengelolaan KBS diambil alih Pemerintah Kota Surabaya pada Juli 2013. Namun, awal Juni

    2013, Pemerintah Kota Surabaya menemukan data 49 satwa KBS dialihkan ke Taman Satwa

    Mirah Fantasia, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. KBS mendapat dana Rp 640 juta untuk

    biaya angkut jerapah jantan dari Kebun Binatang Berlin, Jerman. Pada 28 Juni 2013,

    sebanyak 39 satwa KBS ditukar Toyota Innova bekas dan sepeda motor untuk operasional

    KBS. Penukaran itu dilakukan lembaga konservasi Lembah Hijau di Lampung.

    Risma menegaskan, satwa tak bisa ditukar dengan kendaraan. Selain Risma, pengamat satwa

    Singky Soewadji juga dilaporkan Rahmat dalam perkara itu. Rahmat juga mengajukan

    gugatan ke Pengadilan Negeri Surabaya.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    18/113

    Tahap awal

    Awi mengatakan, pemanggilan terhadap Risma baru tahap awal dari penyidikan. Penyidik

    juga akan memanggil Rahmat untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan terhadap Risma dan

    Rahmat menjadi bahan untuk berkonsultasi kepada saksi ahli guna menentukan ada atau tidak

    unsur pidana.

    Penyidik juga akan mempertimbangkan alat bukti yang diajukan pelapor sebelum

    memutuskan melanjutkan penyidikan kasus itu atau tidak.(NIK/ETA)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    19/113

    Kelompok Agama Harus

    Jadi PenjagaJAKARTA, KOMPASPeranan kelompok sipil agama diharapkan mampu menjadi

    penjaga dan pengawas integrasi sosial di Indonesia. Oleh karena itu, para pemuka agama

    harus terus memberikan pendidikan politik agar menjauhkan masyarakat dari fanatisme

    politik dan egoisme sektoral pasca pelaksanaan Pemilu Presiden 2014.

    Demikian pesan dari diskusi di Jakarta, Jumat (29/8), yang mengetengahkan peran kelompok

    sipil agama untuk memperkuat integritas sosial bangsa setelah Pilpres 2014. Pembicara dalam

    diskusi tersebut adalah Direktur Eksekutif The Indonesian Institute Raja Juli Antoni,

    pengamat Politik Indonesia asal Australia Greg Fealy, dan Ketua Persekutuan Gereja-gereja

    di Indonesia (PGI) Andreas A Yewangoe.

    Raja mengingatkan peran kelompok sipil agama, di antaranya Muhammadiyah, Nahdlatul

    Ulama, dan PGI, yang telah memberikan peran yang signifikan untuk mendorong

    keberhasilan proses reformasi dan konsolidasi demokrasi.

    Peran kelompok agama sangat penting dalam memberikan kemajuan demokrasidi

    Indonesia. Inilah yang membuat kita berhasil melalui masa transisi sosial politik

    dibandingkan negara-negara Timur Tengah pasca Musim Semi Arab, ujarnya.

    Menurut Raja, selama Pilpres 2014 sejumlah kelompok agama terpecah. Bahkan, setiap

    kelompok agama mengerucutkan dukungan itu pada klaim kekafiran bagi pendukung yang

    berseberangan dengan kubu mereka.

    Jangan sampai terusik

    Adapun menurut Fealy, kelompok sipil agama wajib bertindak dan bergerak untuk

    memberikan pendidikan dan pencerahan bagi rakyat. Karena itu, kelompok agama

    diharapkan jangan memihak kelompok tertentu dan menghindari penyebaran propaganda

    salah satu kubu.

    Proses konsolidasi demokrasi di Indonesia, yang telah berjalan pasca Reformasi 1998, ujar

    Fealy, jangan sampai berhenti di tengah jalan akibat kepentingan kelompok tertentu. Karena

    itu, kelompok agama penting untuk memberikan ketenteraman di Indonesia. Saya khawatir

    perpecahan yang dilakukan oleh kelompok agama itu bisa mengganggu kehidupan sosial

    yang telah stabil dan berlangsung selama ini di negeri ini, ujarnya.

    Fealy menambahkan, keberpihakan kelompok agama cenderung berbahaya. Sebab, tokoh-

    tokoh agama tersebut telah memberikan pernyataan provokatif yang mengganggu pluralisme

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    20/113

    agama. Di sisi lain, meski berbeda pendapat, masyarakat Indonesia terbukti tidak terpengaruh

    provokasi tersebut. Hal itu terbukti dalam kehidupan sosial yang tetap aman dan damai.

    Sementara itu, Andreas mengatakan, Pilpres 2014 memberikan dampak perpecahan dalam

    kelompok agama. Baginya, hal itu merupakan praktik demokrasi yang kelewat batas sehingga

    menyebabkan friksi di masyarakat. Oleh sebab itu, perpecahan tersebut seharusnya segera

    dihentikan oleh para pemimpin politik seusai hasil Pilpres 2014 diumumkan Komisi

    Pemilihan Umum dan penetapan Mahkamah Konstitusi.

    Kita harus terus menjaga integrasi sosial bangsa yang selama ini dijaga rakyat Indonesia.

    Jangan sampai integrasi sosial bangsa dimanfaatkan untuk kepentingan elite-elite politik yang

    memanfaatkan fanatisme dukungan rakyat, ujarnya.(A07)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    21/113

    Perkuat Kebinekaan

    JAKARTA, KOMPASBangsa Indonesia membutuhkan lebih banyak tokoh intelektual

    Muslim yang serius mengembangkan gagasan yang mempertemukan keimanan, demokrasi,

    dan kebangsaan. Hal ini akan semakin memperkuat negeri ini sebagai negara berpenduduk

    mayoritas Islam yang mampu membangun kehidupan yang menghargai semua kelompok

    masyarakat yang berbeda-beda.

    Demikian disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta M

    Amin Abdullah dalam 9 Tahun Haul Nurcholish Madjid dan peluncuran bukuCak Nur,

    Sang Guru Bangsa, di Jakarta, Jumat (29/8). Hadir dalam acara ini, antara lain, mantan Wakil

    Presiden Try Sutrisno; istri almarhum Nurcholish Madjid, Omi Komaria Madjid; Direktur

    Eksekutif Reform Institute Yudi Latif; dan Wakil Pemimpin UmumKompas St Sularto.

    Amin Abdullah mengatakan, Nurcholish Madjid atau Cak Nur telah memberikan sumbangan

    gagasan keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan yang sangat berharga bagi bangsa

    Indonesia. Gagasan itu mendorong penyatuan keimanan agama dan kemaslahatan berbangsa-

    bernegara. Dalam praktik politik, hal itu terbukti dari suksesnya Pemilu Presiden 2014 secara

    damai meski kampanye diwarnai permainan isu sentimen suku, agama, ras, dan

    antargolongan.

    Berkat Cak Nur, sekarang konsep pluralitas, demokrasi, dan inklusivitas tidak terpisahkan

    dari teori maslahah(kebaikan bersama). Kesadaran tentang kebinekaan dan kemajemukan

    dalam berbagai hal melekat kuat dalam alam bawah sadar masyarakat Indonesia.

    Ini menjadi energi spiritual yang kuat dan mampu meredam benih-benih perpecahan yang

    sewaktu-waktu muncul ke permukaan, kata Amin Abdullah.

    Amin Abdullah menilai, saat ini di Indonesia, keimanan dalam agama menyatu dalam ide

    kebangsaan. Di sini, solidaritas keagamaan yang biasanya bercorak sektarian menjadi

    solidaritas kebangsaan. Ini hal unik dalam pengalaman keagamaan di Indonesia yang harusterus terpatri dalam semua kelompok masyarakat, katanya.

    Adapun Try Sutrisno mengingatkan, bangsa Indonesia diharapkan terus menjaga kesempatan

    bersama para pendiri bangsa. Negeri ini harus mampu memelihara keberagaman masyarakat

    dalam suku, agama, dan ras dengan memperkuat sikap toleran, saling menghargai, dan cinta

    damai. Semangat ini perlu diteruskan dari generasi ke generasi.

    Sementara itu, St Sularto menekankan pentingnya bangsa Indonesia untuk terus

    menghidupkan pemikiran Cak Nur yang sangat bersemangat kebangsaan. Berkaca dari

    gagasan intelektual itu, praktik semua agama di sini hendaknya dibingkai dalam kesadaran

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    22/113

    kebangsaan Indonesia. Dengan demikian, keberagaman keyakinan tetap bisa berjalan dengan

    harmonis.

    Murid Cak Nur, Elza Peldi Taher, mengatakan, pihaknya terus merawat pemikiran Cak Nur

    dengan menerbitkan pemikirannya dalam bentuk buku. Saat ini, petikan gagasan Cak Nur

    terus disajikan dalam laman Twitter dan diterbitkan dalam beberapa buku. Menurut rencana,

    semua pemikiran itu kembali dikumpulkan dalam satu buku utuh dan lengkap.(IAM)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    23/113

    P A R T A I K E B A N G K I T A N B A N G S A

    Kantong Suara dari Pemilih

    Tradisional

    MENINGKATNYA perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa pada Pemilihan

    Umum 2014 menjadi titik balik bagi partai ini. Jika sebelumnya PKB dilanda trenpenurunan dukungan politik, pemilu tahun ini menjadi berkah. Salah satu yang

    memengaruhi adalah terawatnya pemilih tradisional yang menjadi basis dukungan

    politiknya.

    Perolehan suara PKB yang mencapai 11,2 juta suara (9,04 persen) di Pemilu 2014 tak

    ubahnya prestasi meski belum melampaui perolehan suaranya di Pemilu 1999, yang digelar

    setahun setelah pendirian partai. Di tingkat nasional, perolehan tersebut melonjak dua kali

    lipat daripada suara yang diraihnya di Pemilu 2009.

    Wilayah Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah, menjadi lumbung suara terbesar bagi

    PKB. Seperti pemilu-pemilu sebelumnya, dua provinsi ini menyumbang 51,6 persen lebih

    dari total perolehan suara partai ini di tingkat nasional. Jawa Timur sendiri tercatat menjadi

    basis utama PKB, bahkan di Pemilu 1999 partai ini mendapatkan 52,75 persen dari total suara

    nasionalnya dari provinsi ini.

    Selain dua provinsi tersebut, PKB juga mempertahankan kantong-kantong suara di sejumlah

    wilayah dengan perolehan suara di atas persentase suara nasional (9,04 persen). Wilayah

    tersebut adalah Kalimantan Selatan (11,04 persen) dan Maluku (12,22 persen).

    Meningkatnya suara PKB di Pemilu 2014, terutama dengan mempertahankan lumbung

    suaranya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, tak lepas dari sosial kultural dua wilayah tersebut

    yang menjadi basis Nahdlatul Ulama. Seperti diketahui, NU, yang terhitung organisasi

    keagamaan terbesar di negeri ini, juga menjadi basis pemilih penting PKB.

    Fenomena perolehan suara PKB itu bertolak belakang dengan hasil sejumlah survei

    prapemilu legislatif. Dari hasil survei-survei itu, potensi perolehan suara partai ini

    diperkirakan tak jauh beda dengan suaranya di Pemilu 2009. Hasil surveiKompasprapemilu

    memprediksi PKB hanya akan mendapat 5,1 persen (Desember 2013) dan 5,4 persen

    (Februari 2014).

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    24/113

    Lonjakan suara ini tidak lepas dari menyatunya kekuatan warga nahdliyin di tubuh PKB. Di

    Pemilu 2014, PKB menjadi satu-satunya parpol yang mengandalkan ceruk suara dari warga

    NU, selain tentu bersaing dengan Partai Persatuan Pembangunan yang secara historis juga

    punya ikatan dengan NU.

    Namun, di Pemilu 2014, PKB relatif steril dari parpol pesaingnya yang juga secara kultural

    kuat di kaum nahdliyin, seperti halnya Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan

    Partai Persatuan Nadhatul Ummah Indonesia (PPNUI). Perolehan suara kedua parpol itu pada

    Pemilu 2009 memang jauh di bawah PKB. Namun, terhapusnya PKNU dan PPNUI dari

    parpol peserta Pemilu 2014 menguntungkan PKB untuk menggaet suara tambahan dari

    sesama warga nahdliyin.

    Bagaimanapun PKB tidak akan bisa lepas dari akar kulturalnya sebagai afiliasi politik warga

    NU. Maka, basis massa terbesar partai ini adalah warga nahdliyin yang mayoritas berada di

    wilayah-wilayah pedesaan dan berkarakter tradisional.

    Setidaknya hal ini terekam dari hasil survei setelah pemungutan suara (exit poll) oleh

    LitbangKompaspada 9 April. Dari responden yang mengatakan memilih PKB, mayoritas

    (90,6 persen) adalah warga nahdliyin. Sebagian besar mereka (77 persen) tinggal di pedesaan.

    Dari sisi profil pemilihnya, hampir 70 persen responden pemilih PKB berpendidikan

    menengah ke bawah. Separuh lebih kelompok responden ini berusia di atas 41 tahun, bahkan

    26,5 persen di antaranya di atas 52 tahun.

    Dalam pendekatan ilmu politik, pemilih tradisional dimaknai sebagai pemilih yang lebih

    mengedepankan hal-hal yang bersifat emosional. Mereka memiliki kedekatan sosial budaya,asal-usul, agama, dan budaya patronase yang memegang kuat panutan pada sosok tokoh.

    Mereka juga diidentifikasikan dengan rendahnya tingkat pendidikan dan cenderung

    konservatif dalam berideologi.

    Setidaknya hal ini tampak dari latar belakang atau alasan mereka memilih PKB. Hanya 25,4

    persen responden yang memilih partai ini karena program-programnya. Sisanya, hampir 60

    persen, menyebut hal-hal yang bersifat emosional, seperti mengenal dan suka dengan elite

    partainya, bahkan tidak sedikit yang menyatakan memilih PKB karena sudah menjadi

    kebiasaan sejak lama memilih partai ini.

    Citra partai

    Melonjaknya perolehan suara PKB juga tidak lepas dari citra partai. Hasil survei Kompas

    juga merekam, 33 persen responden pemilih PKB mengatakan, di Pemilu 2009 mereka tidak

    memilih partai ini. Mayoritas dari mereka (16,9 persen) adalah pemilih Partai Demokrat.

    Tercorengnya citra Partai Demokrat akibat sejumlah kasus korupsi yang menjerat kadernya

    secara tidak langsung menjadi berkah bagi parpol lain untuk mendapatkan limpahan suara

    pada Pemilu 2014, termasuk PKB.

    Hal yang sama sebenarnya juga pernah dialami PKB di Pemilu 2009. Di pemilu tersebutperolehan suara partai ini hanya 5,1 juta, menurun 50 persen lebih dari Pemilu 2004.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    25/113

    Menariknya, hasil surveiKompas saat itu mencatat 24,1 persen pemilih PKB beralih ke Partai

    Demokrat di pemilu tahun itu.

    Tergerusnya suara PKB tidak lepas dari konflik yang kerap melanda partai ini. Setelah

    Pemilu 2004, PKB mengalami dualisme kepengurusan, yakni PKB versi Muhaimin Iskandar

    hasil Muktamar Semarang yang didukung Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan PKB versi

    Choirul Anam hasil Muktamar Surabaya tahun 2005. PKB pimpinan Choirul Anam

    kemudian berubah menjadi PKNU. Secara hukum, PKB versi Muhaimin yang dinyatakan

    sah. Setelah konflik ini, dinamika PKB relatif normal.

    Namun, konflik paling tajam terjadi pada 2008. Muncul lagi dualisme kepengurusan antara

    PKB versi Muhaimin Iskandar hasil Muktamar Ancol dan PKB versi Ali Masykur Musa hasil

    Muktamar Parung, Bogor, yang didukung Gus Dur. Mahkamah Agung memenangkan PKB

    versi Muhaimin dan keluarlah Gus Dur bersama gerbongnya dari PKB.

    Akibatnya, suara PKB di Pemilu 2009 merosot tajam. Absennya Gus Dur dalam dinamika

    PKB setelah konflik ditengarai menjadi penyebab utama merosotnya suara PKB di Pemilu

    2009.

    Ini potret betapa faktor figur atau sosok tokoh begitu kuat memengaruhi masa depan politik

    PKB. Setidaknya hampir 20 persen responden pemilih PKB mengakui hal tersebut. Dalam

    analisisnya, pengasuh Pesantren Tebuireng, Salahuddin Wahid, menyebutkan, selain publik

    tahu PKB didirikan Gus Dur, fenomena kenaikan suara PKB di Pemilu 2014 tidak bisa lepas

    dari kehadiran sejumlah tokoh, seperti KH Hasyim Muzadi, Mahfud MD, dan Rhoma Irama

    yang aktif berkampanye mengajak berbagai basis umat NU memilih PKB (Kompas,14/4/2014).

    Jika kita runut ke belakang, Pemilu 2014 adalah kontestasi politik yang relatif tidak dihadapi

    oleh PKB dengan tensi politik yang tinggi seperti terjadinya konflik internal menjelang

    Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.

    Keputusan PKB masuk gerbong koalisi parpol pendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf

    Kalla juga memperkuat eksistensi PKB dalam pemerintahan ke depan. Terlepas dari itu

    semua, masa depan PKB akan tetap bertumpu pada massa pemilih tradisionalnya. Sejarah

    sudah membuktikan. (YOHAN WAHYU/LITBANG KOMPAS)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    26/113

    Demi Tradisi Politik Terbuka

    JAKARTA, KOMPASSejumlah pertanyaan introspektif layak diajukan kepada

    fungsionaris Partai Kebangkitan Bangsa yang akan menggelar muktamar pada Minggu-Senin(31/8-1/9) di Surabaya, Jawa Timur. Beberapa pertanyaan itu antara lain konsep pematangan

    strategi menuju partai besar dan konsep memperkuat tradisi politik yang berorientasi

    keumatan.

    Pendiri Pusat Riset Polmark, Eep Saefulloh Fatah, mengatakan, selain bersyukur, PKB juga

    perlu mematangkan strategi untuk membangun partai menjadi lebih besar. Apakah partai ini

    akan berkukuh sebagai partai warga Nahdlatul Ulama (NU) atau partai terbuka berbasis NU,

    ujar Eep dalam diskusi terbatas menjelang Muktamar PKB, Selasa lalu, di Jakarta.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    27/113

    Budayawan NU asal Banyumas, Jawa Tengah, Ahmad Tohari, berharap PKB mau lebih

    fokus mengurus serta mengembangkan warga dan kultur NU. Partai ini diminta terus

    membangun pemikiran, perekonomian umat, dan kebangsaan.

    PKB harus memperkuat tradisi politik yang inklusif, terbuka, dan berorientasi keumatan. Itu

    jiwa NU dan telah tumbuh dalam tradisi budaya di pesantren, katanya.

    Muktamar PKB 2014 di Surabaya sudah dipastikan bukan digelar untuk mencari ketua umum

    baru. Muktamar ini lebih diarahkan untuk mencari ide-ide baru dalam konsolidasi politik.

    Pertarungan ide itu menjadi agenda utama muktamar karena PKB sudah sepakat menunjuk A

    Muhaimin Iskandar untuk meneruskan jabatan sebagai Ketua Umum PKB. Keputusan itu

    diambil berdasarkan konsolidasi di setiap jenjang kepengurusan PKB di daerah, sebulan

    terakhir.

    Posisi PKB penting dalam konsolidasi demokrasi ke depan. PKB mencari jalan terbaik

    menjadi partai politik ideal melalui muktamar ini, kata Ketua Fraksi PKB Majelis

    Permusyawaratan Rakyat M Lukman Edy, Jumat, di Surabaya.

    Kemarin, PKB menggelar seminar kebangsaan bertema Tantangan Partai Politik dalam

    Konsolidasi Demokrasi di Indonesia di Hotel Empire Palace, Surabaya, arena muktamar.

    Tampil sebagai pembicara, pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, KH Agoes

    Ali Masyhuri, dan pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Malang, KH Marzuki

    Mustamar.

    Ali Masyhuri mengatakan, bangsa ini sedang berada dalam krisis keteladanan. Inilah

    tantangan yang harus dihadapi dengan cerdas oleh partai politik untuk melahirkan kader yang

    kompeten, katanya.

    Ibarat pohon besar

    Marzuki Mustamar berpendapat, PKB harus mengontrol perilaku kader. Kader PKB

    sebaiknya memiliki tiga kekuatan yang seimbang, yaitu keislaman yang kuat, berjiwa

    humanis, dan nasionalis. PKB harus menyeleksi kader dengan baik, katanya.

    Muhaimin berusaha merespons tantangan itu. Dalam beberapa kesempatan, diamengibaratkan PKB sebagai pohon besar yang akarnya menghunjam kuat ke bumi, cabang

    dan rantingnya menjulang, serta buahnya dinikmati setiap musim.

    Untuk mencapai visi politik itu, PKB mengangkat jargon politik Rahmatan Lil Alamin

    dalam muktamar ini. Artinya, partai ini bertekad memperjuangkan program untuk

    kemanusiaan yang melintasi batas-batas suku, agama, ras, dan antargolongan. PKB harus

    memberi rahmat bagi publik, bukan bagi pengurusnya. Dengan memperjuangkan rahmat bagi

    publik, nanti pengurus mendapat rahmat dari publik, katanya.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    28/113

    Visi politik itu selaras dengan mabda syiasi(landasan politik) PKB yang dirumuskan para

    pendirinya, termasuk KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ditegaskan, Indonesia adalah

    bangsa pluralistik yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan golongan.

    Sesuai rumusan tersebut, guna menciptakan tatanan kehidupan bangsa yang majemuk itu, kita

    harus selalu berpijak kepada Pancasila dengan memperkuat hubungan tali persaudaraan

    keagamaan (ukhuwah diniyah), kebangsaan (ukhuwah wathoniyah), dan kemanusiaan

    (ukhuwah insaniyah). Visi ini kian relevan di tengah kondisi Indonesia kini yang rentan

    konflik sosial, tumbuhnya embrio radikalisme yang disuburkan pengaruh konflik

    internasional, serta praktik politik pragmatis di dalam negeri yang tak segan memainkan isu

    suku, agama, ras, dan antargolongan.(DEN/IAM)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    29/113

    Poso yang Kini Damai

    Oleh: Dahlia Irawati/ Gregorius Magnus Finesso

    IKATAN persahabatan sebagai nilai luhur orang Pamona, suku asli Poso, Sulawesi Tengah,

    dalam beberapa tahun terakhir seolah tenggelam akibat konflik horizontal yang disusul

    rentetan teror. Namun, stigma Poso yang tidak aman itu pudar kala tim Kompas Jelajah

    Sepeda Manado-Makassar 2014 menjadi saksi betapa damai terus disemaikan di Poso.

    Hari beranjak gelap ketika 50 pesepeda melintasi perbukitan di Pendolo, Kabupaten Poso,

    Senin (25/8) petang. Hutan belantara di kiri dan kanan jalan, dengan permukiman yang masih

    jarang, menambah suasana kian mencekam.

    Susilawati (34), perempuan pegowes yang turut serta dalam Kompas Jelajah Sepeda Manado-

    Makassar 2014, sesekali menengok ke kiri dan kanan. Lengang. Tak terlihat rombongan

    pesepeda di dekatnya. Bulu kuduknya merinding, seiring detak jantung yang kian deras.

    Poso selama ini dikenal karena ada konflik antarwarga dengan aksi penculikan dan

    pembunuhan. Gambaran seperti itu melintas di benak saya malam itu. Takutnya ada yang

    tiba-tiba menghadang karena saya terpisah dari rombongan, ujarnya.

    Saat itu, tim Kompas Jelajah Sepeda Manado-Makassar 2014 dalam perjalanan dari Poso

    menuju Pendolo, Kecamatan Pamona Utara, Poso, wilayah terpencil yang berbatasan dengan

    Sulawesi Selatan. Ketakutan Susilawati saat pertama kali memasuki wilayah Poso boleh jadi

    dirasakan pula oleh sebagian orang saat mendengar nama Poso disebutkan.

    Sejak terjadi konflik antarwarga pada 1998-2001, hingga kini Poso belum bisa lepas dari

    stigma negatif sebagai wilayah konflik dan rawan. Hal itu ditambah dengan sejumlah aksi

    teror dari kelompok yang tidak ingin Poso diliputi kedamaian.

    Namun, kecemasan itu pupus kala rombongan bermalam di Poso. Mereka sebelumnya

    menempuh perjalanan selama tujuh hari dengan rute sekitar 758 kilometer dari Manado,

    ditambah perjalanan 19 jam menyeberangi Teluk Tomini.

    Keramahan Pamona

    M Donald (55), pesepeda asal Jakarta, mengatakan, dirinya tidak khawatir dengan berita-

    berita mengenai situasi keamanan di Poso. Ia meyakini, kedatangan rombongan pesepeda di

    Poso yang bermaksud baik tidak akan mendapatkan halangan.

    Ternyata benar, Poso aman saja. Tidak seseram seperti yang banyak diceritakan. Kotanyabagus dengan potensi alam yang sangat indah, terutama Danau Poso, kata Donald.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    30/113

    Bahkan, dia sempat berkeliling kota pada malam hari, termasuk membeli bawang goreng

    Poso yang renyah dan gurih. Menyusuri sudut-sudut kota Poso yang sempat menjadi area

    konflik pada beberapa tahun silam tak membuat Donald jeri.

    Dwi Librianto, peserta jelajah sepeda yang lain, juga merasakan tenteramnya Poso.

    Falsafahsintuwu marosoatau ikatan kekerabatan kuat, kearifan lokal orang Pamona, terlihat

    jelas sepanjang perjalanan.

    Menuju Pendolo dari Poso, bocah sekolah berjajar di pinggir jalan memberikan salam atau

    sekadar melambaikan tangan kepada rombongan pesepeda. Pesepeda pun menyambut sapaan

    tulus itu dengan menyalami mereka dari atas sadel.

    Keramahan orang Pamona lagi-lagi didapati rombongan di pelosok Poso. Di wilayah

    perbukitan sejuk di tepi Danau Poso, mereka bersama warga menarikan dero, tarian adat

    yang melambangkan persaudaraan tanpa batas. Mereka berjoget bersama sebelum rombongan

    menuju Tomoni, Sulawesi Selatan, Selasa (26/8) pagi. Mereka bersama pegawai pemerintah,

    warga, polisi, dan anggota TNI membentuk formasi lingkaran dan bergandeng tangan menari

    mengikuti iringan musik tradisional.

    Dulu, saat konflik antardesa, saat dero sudah ditarikan, permusuhan berakhir, ujar Frans

    Tobondo (49), warga Pendolo.

    Saatnya membangun

    Suburnya benih perdamaian yang disemai di Poso dirasakan betul oleh Frans yang bekerja

    sebagai pedagang hasil bumi. Saat konflik antarwarga pecah pada 1998-2001, dia tidak beranimembawa hasil bumi dari Pendolo ke Poso, terutama saat malam hari. Frans berhenti bekerja.

    Ekonominya lumpuh.

    Seiring waktu, situasi berangsur pulih. Yang kami butuhkan hanya kenyamanan berusaha.

    Kalau teror, bisa terjadi di semua tempat, katanya.

    Kerukunan antarumat beragama makin kuat terjalin. Rifka Harami (33), pendeta Gereja

    Kristen Sulawesi Tengah Jemaat Peniel Poso, mengatakan, masa kelam konflik dikubur

    dalam-dalam. Warga kembali bersilaturahim.

    Bupati Poso Piet Inkiriwang berharap rakyat Indonesia memahami, situasi Poso kini aman.

    Papan dusta itu apabila bilang Poso tidak aman(Bohong jika bilang Poso tak

    aman),ujarnya.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    31/113

    Festival Danau Poso untuk

    Memperkokoh PerdamaianPOSO, KOMPASPemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Poso menggelar

    Festival Danau Poso XVII pada Jumat (29/8) hingga Senin (1/9). Acara tahunan yang diikuti

    semua kabupaten/kota di Sulteng ini menjadi wadah untuk memperkokoh perdamaian dan

    persaudaraan dengan mempromosikan potensi wisata dan budaya.

    Festival Danau Poso menjadi wadah silaturahim semua elemen masyarakat dari berbagai

    latar belakang suku, agama, dan budaya. Di sini, semua menjadi satu untuk membangun

    Sulawesi Tengah, khususnya Poso, kata Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan

    Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng B Elim Somba saat membuka Festival Danau Poso XVII

    di tepi Danau Poso di Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Poso, Jumat.

    Elim mengatakan, potensi wisata Sulteng sangat besar, mulai dari Danau Poso hingga Pulau

    Togean di Kabupaten Tojo Una-Una. Festival Danau Poso ini menjadi ajang untuk promosi

    sekaligus upaya keras untuk membangun citra wisata menjadi lebih baik. Kita harus

    tunjukkan bahwa Poso sudah benar-benar kondusif. Perdamaian benar-benar terwujud,

    katanya.

    Festival ini pertama kali digelar pada 1989. Pada 1998-2006 tidak ada festival karena imbas

    krisis ekonomi serta konflik di Poso. Festival digelar lagi mulai 2007. Tahun ini festival

    bertema Pesona Kreasi, Wisata, dan Budaya; Indahnya Negeriku.

    Berbagai acara digelar dalam festival ini, antara lain pemilihan Putri Pariwisata Sulteng,

    lomba tarik tambang di atas Danau Poso, lomba lari maraton untuk putra dan putri, serta

    pameran kerajinan dari sejumlah kabupaten/kota di Sulteng.

    Pembukaan festival kemarin dimeriahkan dengan drum band oleh pelajar SMP dan SMA

    setempat hingga tarian khas Pamona (suku dominan di Poso) oleh kaum bapak dan ibu.

    Poso aman

    Bupati Poso Piet Inkiriwang mengatakan, citra Poso tidak seperti yang dikenal umum selama

    ini. Semua agenda nasional dan daerah dilaksanakan dengan sukses tanpa gangguan.

    Pemilihan legislatif, pemilihan presiden, acara 17 Agustus, kegiatan keagamaan, semua

    sukses dilakukan dan tidak ada gesekan. Poso sudah sangat aman dan nyaman. Datanglah ke

    Poso, katanya.

    Tanpa menyebut jumlah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Poso PuteraBotilangi mengatakan, jumlah wisatawan dari tahun ke tahun meningkat. Pemerintah

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    32/113

    membuka peluang partisipasi swasta untuk membangun usaha di sekitar Danau Poso atau

    Kota Poso.

    Juliati Satigi, pengusaha hotel di Tentena, mengharapkan pemerintah gencar mempromosikan

    dan menggelar acara-acara berskala nasional. Selama ini, keterisian hotel masih rendah.

    Danau Poso merupakan danau terluas ketiga di Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera

    Utara dan Danau Towuti di Sulawesi Selatan. Air danau ini masih jernih. Di sekitar danau

    terdapat sejumlah obyek wisata, seperti Taman Wisata Alam Bancea dengan anggrek sebagai

    ikonnya, Air Terjun Saluopa, serta situs megalit di Lembah Bada, Besoa, dan Napu.(VDL)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    33/113

    Pertamina Menjamin

    Keselamatan WargaSUBANG, KOMPASPT Pertamina menjamin pembersihan dan perbaikan jalur pipa

    pengangkutan solar yang bocor dan meledak di Kampung Batang, Desa Mandalawangi,

    Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dilakukan dengan mengutamakan

    keamanan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Ganti rugi dan pengobatan terhadap

    korban luka-luka akibat kejadian ini juga menjadi prioritas utama.

    Sebelumnya, saluran pengangkut solar dari Kilang Balongan, Indramayu, ke Terminal Bahan

    Bakar Minyak Plumpang, Jakarta, di Subang dibobol orang tak dikenal. Aktivitas ilegal itu

    memicu ledakan yang disusul kebakaran hebat pada Kamis (28/8) sejak pukul 05.48. Solar

    yang bocor mengalir ke Sungai Batang sejauh 3 kilometer dan memicu kebakaran tiga rumah

    warga yang berada di pinggir sungai. Api bisa dipadamkan tiga jam kemudian.

    Kebakaran mengakibatkan Syamsudin (50) dan kedua anaknya, Ismail (6), dan Jaka (7), tidak

    bisa menyelamatkan diri dan meninggal di rumah mereka. Sebelumnya, Kepolisian Resor

    Subang menyebutkan ada empat warga yang tewas (Kompas, 29/8).

    Dalam peristiwa tersebut, empat warga lainnya mengalami luka bakar serius dan kini dirawat

    di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Assistant Manager External Relation Marketing Operation

    III Pertamina Milla Suciyani, Jumat (29/8), mengatakan, empat warga tersebut kini dirawat di

    Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Langkah itu diambil karena RSPP memiliki

    fasilitas perawatan luka bakar yang lebih baik ketimbang rumah sakit di Subang dan

    Purwakarta.

    Semua biaya kesehatan ditanggung oleh Pertamina. Kerugian material lain yang diderita

    masyarakat akibat kejadian ini juga tengah didata, kata Milla.

    Saat ini, kata Milla, pihaknya terus menyedot sisa solar yang keluar dari pipa yang bocor.

    Pembersihan solar yang meluber pasca ledakan dilakukan dengan saksama untuk menjamin

    keamanan warga dan lingkungan di sekitarnya sebelum pengangkutan solar melalui jalur

    yang sama dilakukan lagi.

    Aktif melapor

    Ke depan, Milla berharap warga ikut berperan aktif melaporkan segala aktivitas

    mencurigakan di sekitar pipa bahan bakar milik Pertamina tersebut agar kejadian ini tidak

    terulang lagi.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    34/113

    Kepala Polres Subang Ajun Komisaris Besar Chiko Ardwiatto mengatakan, pelaku pencurian

    dan pembobolan pipa pengangkut solar masih dicari. Sejumlah bukti telah dikumpulkan dan

    orang-orang yang diduga sebagai pelakunya tengah diburu.

    Chiko yakin penyelesaian kasus ini akan mendapatkan titik terang dalam beberapa waktu ke

    depan.(CHE)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    35/113

    Tiga Infrastruktur untuk

    SumateraPADANG, KOMPASPulau Sumatera diharapkan menjadi pilar pembangunan ekonomi

    Indonesia ke depan. Oleh karena itu, sepuluh provinsi di Sumatera harus tumbuh dengan baik

    yang dibarengi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan hal itu,

    percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di kawasan tersebut akan menjadi prioritas

    pemerintah pusat dan daerah. Selain transmisi listrik, pemerintah juga akan segera

    membangun jalan tol dan rel kereta api Trans-Sumatera.

    Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung seusai menggelar

    rapat koordinasi percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan Sumatera yang

    berlangsung di Padang, Jumat (29/8). Selain gubernur se-Sumatera, turut hadir dalam rapat

    itu Menteri Pertanian Suswono, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Kehutanan

    Zulkifli Hasan, dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

    Menurut Chairul, untuk mencapai hal tersebut, kekayaan alam yang ada di Sumatera harus

    diolah, terutama dalam bentuk industrialisasi. Namun, kegiatan itu membutuhkan dukungan,

    salah satunya energi listrik, yang besar agar berjalan sesuai harapan.

    Tadi (dalam rapat) sudah disampaikan, pemerintah dalam waktu dekat, jika memungkinkan

    pada Oktober ini, akan membangun jaringan transmisi 500 kilovolt Trans-Sumatera dengan

    mengedepankan pembangunan pembangkit listrik berbasis batubara pada daerah yang

    memiliki potensi batubara. Dengan begitu, akan terjadi peningkatan nilai tambah dari industri

    yang ada di Sumatera, kata Chairul.

    Untuk menjamin keberlangsungan proses itu, lanjut Chairul, pemerintah juga telah memulai

    pembangunan koneksi kabel bawah laut dari Sumatera ke Jawa. Tujuannya agar jaringan

    listrik Sumatera bisa terkoneksi dan setara dengan Jawa-Bali.

    Selain menyepakati pembangunan transmisi listrik 500 kilovolt Trans-Sumatera dan kabel

    bawah laut Sumatera-Jawa, rapat koordinasi tersebut juga memastikan proyek jalan tol dan

    rel kereta Trans-Sumatera. Pembangunan jalur itu dimaksudkan untuk mendukung

    konektivitas industrialisasi dan pembangunan di Sumatera.

    Untuk tahap awal, proyek jalan tol Trans-Sumatera, yang akan segera dicanangkan, dimulai

    di empat provinsi prioritas, yaitu Lampung (Bakauheni-Bandar Lampung), Riau (Pekanbaru-

    Dumai), Sumatera Utara (Medan-Binjai), dan Sumatera Selatan (Palembang-Indralaya).

    Provinsi lain yang tidak masuk dalam tahap awal dipastikan tetap akan terkoneksi denganjalan tol Trans-Sumatera.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    36/113

    Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mendukung sepenuhnya proyek itu. Meski

    Sumatera Barat tidak dilintasi proyek pembangunan jalan tol dan rel Trans-Sumatera, tidak

    menjadi persoalan.(ZAK)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    37/113

    Dampak Kenaikan Harga

    BBM DisimulasiKomunikasi Kabinet Dimulai

    JAKARTA, KOMPAS Tim transisi presiden terpilih tengah melakukan simulasi

    dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. Mereka menghitung kemungkinan

    angka kemiskinan bertambah. Tim juga membahas jaring pengaman sosial untuk

    warga terdampak.

    Deputi Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla Andi Widjajanto, Jumat (29/8), di Jakarta,

    menyatakan, sudah ada beberapa simulasi mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak

    (BBM). Simulasi tersebut berupa rancangan kenaikan harga BBM yang dilakukan secara

    bertahap, mulai Rp 500, Rp 1.000, Rp 1.500, hingga Rp 3.000.

    Selain itu, diperhitungkan pula waktu pelaksanaan kenaikan harga BBM dan kondisi ekonomi

    makro yang terjadi dalam periode satu tahun.

    Faktor lain yang juga dimasukkan ke dalam rancangan simulasi kenaikan harga BBM adalah

    angka kemiskinan yang akan naik setelah penyesuaian harga BBM dilakukan. Kemudiandibuat rancangan kebijakan yang harus diambil sebelum harga BBM naik, pada saat harga

    BBM naik, dan setelah harga BBM naik.

    Meski demikian, kata Andi, hal itu semua masih berupa simulasi. Keputusan berada di tangan

    presiden-wakil presiden. Namun, ia menggarisbawahi, pilihan menaikkan harga BBM akan

    disertai program bantalan sosialnya.

    Jika harga BBM dinaikkan, ruang fiskal yang muncul akan sungguh digunakan untuk

    program-program yang nyata, seperti revitalisasi pasar tradisional, membangun puskesmas,

    dan memberi subsidi pupuk untuk pertanian, kata Andi.

    Kenaikan harga BBM, lanjut Andi, diletakkan dalam konteks realokasi subsidi BBM.

    Artinya, ada pengalihan subsidi dengan program konkret yang tepat sasaran. Hal ini karena

    selama ini 60-70 persen subsidi premium dinikmati masyarakat kelas menengah ke atas di

    perkotaan.

    Menanggapi posisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang selama ini selalu menentang

    kenaikan harga BBM, menurut Andi, hal itu terjadi karena alasan pemerintah di balik rencana

    kenaikan harga BBM adalah ekonomi makro. Sementara untuk opsi kenaikan BBM yang

    dibahas Tim Transisi, alasan kenaikan BBM masih dalam koridor program bagi rakyat. Jadi,

    ini sejalan dengan ideologi kerakyatan PDI-P, kata Andi.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    38/113

    Secara terpisah, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK Hasto Kristiyanto berharap publik

    memahami bahwa beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini memang sangat

    berat.

    Ketika PDI-P saat itu menolak kenaikan harga BBM, keseimbangan primer dan

    keseimbangan energi (selisih total penerimaan migas ditambah Pajak Penghasilan migas

    dikurangi bagi hasil migas dan subsidi) masih positif. Penolakan yang dilakukan PDI-P agar

    pemerintah lebih kreatif dalam melakukan efisiensi di sektor hulu, produksi, dan distribusi,

    termasuk pelaksanaan subsidi itu sendiri, tuturnya.

    Menurut Hasto, realisasi APBN Perubahan saat ini menunjukkan penerimaan pajak turun

    sampai Rp 90 triliun. Hal ini masih ditambah tinggalan subsidi dari Pertamina sebesar Rp 46

    triliun, pupuk sebesar Rp 12 triliun, dan listrik sebesar Rp 3,5 triliun. Kesemuanya ini

    menjadi pilihan pahit yang harus diambil.

    Meski Jokowi-JK dihadapkan pada ruang fiskal yang terbatas, lanjut Hasto, komitmen

    kerakyatan dan pengalaman luas keduanya akan mampu menghasilkan banyak langkah

    terobosan.

    Mewujudkan ekonomi yang berkeadilan dan menempatkan rakyat sebagai kekuatan

    produksi utama akan terus menjadi daya penggerak kebijakan Jokowi-JK. Akan ada

    pendekatan yang berbeda sekiranya opsi kenaikan harga BBM itu diambil, kata Hasto.

    Sementara itu, komunikasi dengan kementerian Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II akan

    segera dilakukan Tim Transisi Jokowi-JK. Fokus pembahasan berkaitan dengan RAPBN2015.

    Ada tiga kementerian yang menjadi prioritas komunikasi terkait RAPBN 2015, yaitu

    Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri Perindustrian, serta

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, ujar Hasto.

    Selain tiga kementerian tersebut, kementerian lain yang menjadi prioritas adalah Kementerian

    Pertanian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Kesehatan. Ketiga

    kementerian tersebut menjadi prioritas karena terkait dengan program Jokowi-JK yang

    hendak segera diterapkan setelah dilantik menjadi presiden dan wakil presiden pada 20Oktober.

    Pemimpin cari solusi

    Pada dasarnya, komunikasi dengan kementerian dilakukan untuk mengetahui permasalahan

    yang ada. Selain itu, juga akan coba dilakukan penyesuaian antara program yang sudah

    dirancang Tim Transisi Jokowi-JK dan program yang dirancang kementerian tersebut. Hal ini

    merupakan salah satu cara memasukkan program Jokowi-JK, selain melalui proses legislasi

    di DPR.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    39/113

    Kemarin malam Pak Jokowi menginginkan agar kami fokus ke RAPBN 2015, kata Andi.

    Kamis malam, Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengadakan pertemuan bersama Tim Transisi

    beserta ketua fraksi pengusung Jokowi-JK, yakni PDI-P dan PKB, yaitu Puan Maharani dan

    Marwan Jafar.

    Di tempat terpisah, anggota Fraksi PDI-P DPR, Rieke Diah Pitaloka, kurang sependapat

    dengan pengurangan subsidi BBM. Idiom (pencabutan subsidi BBM) sebagai satu-satunya

    cara tidak boleh digunakan lagi oleh pemimpin Indonesia, katanya.

    Rieke menambahkan, pemimpin bangsa seharusnya memahami kenaikan harga BBM akan

    melahirkan kemiskinan sehingga sebelum mencabut subsidi BBM, pemerintah seharusnya

    membandingkan jumlah penghematan yang didapat dari pengurangan subsidi dengan jumlah

    rakyat yang akan menjadi korban.

    Pada rapat antara Komisi XI DPR dan pemerintah diketahui, jika ada kenaikan harga BBM

    sebesar Rp 1.000 per liter, kemiskinan akan naik 0,61 persen. Artinya, menurut Rieke, akan

    ada 1,525 juta orang miskin baru. Oleh karena itu, selayaknya pemimpin mencari solusi dari

    semua permasalahan. (A12/ARN/NTA/LAS/ODY/RYO)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    40/113

    Serius Konversi ke Gas

    Pemerintah Belum Selesaikan Cetak BiruPengalihan BBM

    JAKARTA, KOMPASUpaya konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas

    diharapkan tidak lagi sekadar program lintas kementerian seperti saat ini. Program ini

    harus menjadi program nasional yang diketuai presiden atau wakil presiden sehingga

    upaya konversi bisa segera terealisasi.

    Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (ReforMinerInstitute) Pri Agung Rakhmanto, di Jakarta, Jumat (29/8), menegaskan, menjadikan konversi

    BBM ke BBG sebagai program nasional merupakan upaya mempercepat proses konversi

    yang selama ini tersendat.

    Selama ini, proses konversi seperti jalan di tempat atau bahkan tidak berjalan sama sekali.

    Kalaupun ada perkembangan, sangat lambat. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah ke

    depan karena Indonesia sudah sangat tertinggal dalam bidang konversi gas jika dibandingkan

    negara-negara lain, kata Pri.

    Salah satu yang menghambat proses konversi, lanjut Pri, adalah peliknya koordinasi

    antarlembaga atau kementerian yang terkait. Sebab, kultur birokrasi selalu mengalami

    masalah pada jalur koordinasi dan komunikasi di antara sesama lembaga.

    Pri mencontohkan, konversi minyak tanah ke elpiji dapat dilakukan secara cepat saat menjadi

    program nasional. Meski mendapat banyak hambatan, koordinasi langsung dari pemimpin

    membuat semua tantangan dapat diatasi.

    Konversi BBM ke gas, khususnya di sektor transportasi, telah lama digaungkan pemerintah.

    Namun, hal ini tidak banyak mengalami perubahan berarti dari tahun ke tahun. Di satu sisi,

    pengeluaran negara untuk subsidi BBM terus meningkat. Bahkan, dalam Rancangan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015, subsidi mencapai Rp 291 triliun.

    Nilai ini naik dari tahun 2014 yang mencapai Rp 246 triliun.

    Cetak biru belum siap

    Padahal, dalam proyeksi ideal, setiap tahunnya 100.000 kendaraan ditargetkan untuk

    diversifikasi ke gas. Jumlah tersebut diambil dari jumlah kendaraan yang saat ini mencapai

    12,9 juta dengan angka penghematan Rp 2,3 triliun. Jumlah stasiun pengisian bahan bakar

    gas (SPBG) juga ditargetkan bertambah hingga 400 buah dalam lima tahun.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    41/113

    Namun, semua yang diprogramkan tidak ada yang berjalan. Bahkan, cetak biru konversi gas

    belum selesai sampai kini. Padahal, setidaknya hal itu bisa menjadi warisan pemerintahan

    saat ini untuk digunakan pemerintahan baru, kata Pri.

    Terkait cetak biru konversi gas, Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang

    Kelembagaan dan Perencanaan Strategis IGN Wiratmaja Puja menuturkan, penyusunan

    sedang tahap finalisasi dan diharapkan bisa segera rampung. Cetak biru konversi yang

    diproyeksikan hingga tahun 2030 memetakan daerah penghasil gas, permintaan gas, serta

    pengaturan infrastruktur dan harga.

    Kami menyusun setiap lini secara detail dan rinci. Kami berusaha agar mampu

    menyelesaikan sebelum pemerintahan berakhir, kata Wiratmaja.

    Wiratmaja mengakui, masalah koordinasi memang menjadi salah satu penghambat efektifnya

    program konversi selama ini. Selain itu, perlu ada terobosan dalam pengurusan perizinan dan

    lahan. Sebab, selama ini pembangunan SPBG sering terkendala izin baik dari pemerintah

    daerah maupun lembaga terkait. Oleh karena itu, koordinasi perlu ditingkatkan, baik

    antarlembaga maupun pemerintah daerah.

    Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Gandjar

    Mustika mendesak pemerintah segera menerapkan kebijakan yang tegas terkait permasalahan

    BBM bersubsidi yang belakangan ini menjadi polemik. Situasi yang berlarut akan membuat

    pasar keuangan dalam periode ketidakpastian.

    Menurut Gandjar, ketidakpastian harga BBM bersubsidi bisa berdampak terhadap ekspektasiinflasi berkepanjangan. Sebab, isu ini tidak disikapi secara jelas sehingga akan membuat

    bisnis tidak produktif.

    Oleh karena itu, ketidakpastian ini perlu segera disikapi. Sebab, dengan adanya keputusan

    kenaikan harga BBM, misalnya, inflasi yang akan berpengaruh pada sektor keuangan lebih

    mudah dikalkulasi sehingga besaran tingkat bunga mudah dikendalikan, kata Gandjar di

    Jakarta, Jumat.

    Menurut Gandjar, kenaikan harga BBM bersubsidi tentu akan memberikan ruang fiskal yang

    lebih kepada pemerintah baru. Hal tersebut membuat ruang gerak fiskal pemerintah barusemakin melebar. Hal ini akan berdampak luas terhadap sektor keuangan.

    Dengan bertambahnya ruang fiskal, pemerintah mampu membiayai sektor lain yang sedikit

    banyak berhubungan dengan industri keuangan. Pembangunan di sektor lain akan membuat

    ekspansi kredit lebih luas dan modal menjadi semakin kuat. Hal-hal seperti ini akan

    menguatkan sektor keuangan, ujarnya.(HEN/ETA/A10/A04)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    42/113

    Disusun, Rancangan PP

    untuk NelayanJAKARTA, KOMPASPemerintah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

    Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil untuk mendorong kapasitas usaha

    nelayan. RPP ini ditargetkan tuntas paling lambat akhir September 2014.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja, di Jakarta, Jumat

    (29/8), mengemukakan, penyusunan rancangan peraturan pemerintah (RPP) itu melibatkan

    13 lembaga atau kementerian.

    Ketentuan tersebut terdiri atas delapan bab, yang mencakup skim kredit,

    penumbuhkembangan kelompok dan koperasi perikanan, daerah penangkapan dan

    pembudidayaan ikan, pendanaan dan pembiayaan, serta kemitraan usaha.

    Penyusunan RPP tersebut merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun

    2004 tentang PerikananjunctoUndang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Pasal 64. Sudah lima

    tahun terakhir penyusunannya tertunda.

    Salah satu poin dalam RPP itu adalah pengembangan kelompok usaha untuk meningkatkankemandirian ekonomi, berupa kelompok usaha bersama dan koperasi perikanan. Ada juga

    pemberdayaan perempuan nelayan melalui usaha perikanan dan non-perikanan, diversifikasi

    usaha, peningkatan peran perempuan dalam perencanaan, penganggaran, dan pengawasan.

    Menurut Sjarief, pembentukan sejumlah kelompok usaha tersebut akan melindungi nelayan

    dalam suatu badan hukum. Kami mendorong nelayan yang selama ini kerap bekerja

    individual untuk menjadi kelompok badan usaha, bisa koperasi, CV, atau PT, ujar Sjarief.

    Ketentuan itu juga membebaskan nelayan kecil menangkap ikan di seluruh wilayah

    pengelolaan perikanan RI. Namun, mereka tetap wajib menaati ketentuan konservasi dan

    ketentuan lain.

    Saat ini, nelayan di Indonesia sekitar 2,7 juta jiwa, dengan 95,6 persen di antaranya nelayan

    tradisional. Sekitar 1,1 juta nelayan bekerja penuh, sedangkan 1,6 juta nelayan bekerja paruh

    waktu.

    Perlindungan nelayan

    Meski demikian, RPP Pemberdayaan Nelayan Kecil belum spesifik mengatur jaminan dan

    asuransi perlindungan terhadap kecelakaan dan paceklik nelayan. Setiap tahun, nelayan hanya

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    43/113

    efektif sekitar 9 bulan. Selebihnya, nelayan mengalami musim paceklik akibat cuaca buruk,

    angin, dan gelombang.

    Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mencatat, nelayan yang hilang atau

    kecelakaan di laut terus meningkat. Pada 2013, korban mencapai 225 nelayan, naik

    dibandingkan tahun 2012 sebanyak 186 nelayan. Sepanjang awal hingga pertengahan 2014,

    ada 69 nelayan yang hilang atau kecelakaan di laut.

    Abdul Halim, Sekretaris Jenderal Kiara, mengemukakan, RPP Pemberdayaan Nelayan Kecil

    harus mampu menjamin perlindungan nelayan dari hulu ke hilir, mulai dari pra produksi,

    masa produksi, saat pengolahan, hingga masa pemasaran. (LKT)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    44/113

    Saham di Balik Jeruji

    CURTIS Carroll punya panggilan Wall Street. Panggilan itu diperolehnya dari teman-

    temannya di penjara San Quentin State Prison, California, Amerika Serikat. Sang Wall

    Street yang kini berusia 35 tahun itu bakal menghabiskan sisa usianya di balik jeruji besi.

    Dia dijatuhi hukuman 54 tahun dalam sebuah kasus pembunuhan.

    Masa lalu Carroll boleh pahit, tetapi masa kini dan masa depan ditawarkannya kepada sesama

    narapidana. Sebagaimana ditulis situsMarketWatch, di tempat respek diperoleh dari aktivitas

    fisik, Carroll mengajari rekan-rekannya bagaimana menghindari utang, menyusun anggaran

    keluarga, dan memilih saham-saham di pasar modal. Maka, panggilan Wall Street adalah

    sebuah kehormatan baginya di penjara.

    Membaca artikel itu, ingatan pun melayang ke Bunaken, Sulawesi Utara. Dua tahun lalu, saat

    bersama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kami bertemu dengan seorang ibu di

    sebuah kantor sekuritas. Dia berusia lebih dari 60 tahun. Namun, setiap hari ia aktif sebagai

    investor atau trader saham.

    Dua fakta itu menyajikan anti tesis, ironi, sekaligus penyemangat dilihat dari basis investor

    pasar modalnya. Anti tesis dan ironi karena keduanya bertentangan dengan fakta di

    Indonesia yang jumlah investornya masih relatif minim. Penyemangat karena dua fakta itu

    memberikan harapan bahwa basis investor saham di pasar modal Indonesia tidak saja akan

    tumbuh, tetapi juga berlipat dalam waktu yang tak terlalu lama.

    Berdasarkan data KSEI per 18 Agustus 2014, ada 339.858 pemilik identitas tunggal investor

    (SID) di negeri ini. Sebanyak 9.763 SID atas nama individu dan institusi asing. SID

    diterapkan sejak tahun 2012 dan menjadi landasan pengembangan infrastruktur pasar modal

    di Indonesia. Jika ditambah dengan investor reksa dana, diperkirakan ada 1,1 juta individu

    investor pasar modal.

    Jumlah itu masih kalah dari negara lain. Di India 20 juta, sedangkan Malaysia 5 juta. Sebuahtarget riil ditunjukkan dengan angka, termasuk soal investor di pasar modal. Otoritas Bursa

    Efek Indonesia (BEI) merujuk angka 2,3 juta investor atau sekitar 1 persen dari jumlah

    penduduk Indonesia tahun 2016.

    BEI mengklaim, jumlah investor saham saat ini lebih dari dua kali lipat daripada investor

    tahun 2009. Kala itu, jumlah investor nasional baru 160.000. Berarti jumlah pertambahan

    investor sepanjang tiga tahun ini lebih tinggi daripada total pertambahan 17 tahun sebelum

    tahun 2009.

    BEI bersama KSEI dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia mengakui, salah satu kendalafundamental adalah minimnya jumlah tenaga profesional di pasar modal. Padahal, mereka

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    45/113

    adalah tulang belakang pengembangan pasar modal. Diperkirakan tenaga profesional

    berlisensi secara nasional kurang dari 6.000 orang, sementara yang ada di sekuritas hanya

    4.000 orang. Tahun lalu, satu orang rata-rata mengurusi 100 investor.

    Kembali ke Carroll yang senang pada dunia investasi sejak satu dasawarsa terakhir. Ia lebih

    intens belajar tentang dunia saham sejak dipindah ke San Quentin State Prison pada 2012.

    Kebetulan di penjara itu terdapat program pendidikan yang lebih lengkap, termasuk soal

    investasi. Pengalamannya berinvestasi membuatnya seperti konsultan dan pialang saham

    profesional. Cerita Carroll bisa dicontoh. (BENNY D KOESTANTO)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    46/113

    Butuh Langkah AkrobatOleh: Rusdi Amral

    TANTANGAN pertama dan utama bagi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla adalah

    keluar dari krisis fiskal dan defisit neraca berjalan. Butuh langkah akrobat untuk keluar dari

    krisis yang diwariskan pemerintahan sebelumnya.

    Seperti diutarakan Anwar Nasution, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, di

    harian ini, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mewariskan kondisi ekonomi yang

    berat kepada penggantinya. Ia berpandangan, krisis fiskal dan neraca berjalan pada neraca

    pembayaran luar negeri, serta nilai tukar rupiah yang bergerak bagaikan yoyo, menimbulkan

    ketidakpastian.

    Warisan itu hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintahan yang akan datang.

    Kondisi sulit ini adalah akibat dari kesalahan dan kurang profesionalnya pembuat kebijakan.

    Kesalahan demi kesalahan terus terjadi dalam kebijakan ekonomi, sedangkan di sisi lainnya

    korupsi terus meluas di kalangan eksekutif, juga eksekutif dan yudikatif.

    Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan Jokowi dan JK adalah langkah akrobat

    yang hanya bisa dijalankan dengan keahlian tinggi dan keberanian mengambil risiko. Karena

    itu, pemerintahan mendatang harus diisi oleh orang-orang profesional, bukan dari hasil bagi-

    bagi kekuasaan agar tidak mengulangi kesalahan pada pemerintahan sebelumnya.

    Tantangan di depan mata adalah mengurangi, bahkan menghapus secara bertahap subsidi

    energi. Seperti diketahui, subsidi energi telah menyedot sekitar 26 persen anggaran

    pemerintah pusat, padahal subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik yang diberikan

    pemerintah lebih banyak dinikmati oleh masyarakat berpendapatan tinggi dan menengah.

    Lebih menyakitkan lagi, sebagian BBM bersubsidi itu diselundupkan ke negara tetangga.

    Subsidi BBM tahun ini, yang ditetapkan 46 juta kiloliter dengan anggaran sekitar Rp 350

    triliun ini, ternyata telah digunakan melebihi kuota. BBM bersubsidi, baik premium maupun

    solar, diperkirakan habis sebelum akhir tahun sehingga harus dilakukan upaya-upayapembatasan. Kondisi inilah yang mengakibatkan kelangkaan BBM di sejumlah daerah

    sekarang ini.

    Dengan pengurangan atau penghapusan subsidi BBM, ruang fiskal makin terbuka dan defisit

    neraca berjalan dapat ditekan. Subsidi BBM bisa dialihkan untuk subsidi orang miskin.

    Dengan cara ini, pemerintah bisa menyelenggarakan berbagai program dengan baik, seperti

    jaminan sosial nasional, bantuan beras untuk rakyat miskin, bantuan siswa miskin, dan

    program keluarga harapan.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    47/113

    Program penghapusan subsidi BBM akan lebih bermakna apabila pemerintah juga

    mengencangkan ikat pinggang. Tidak hanya meminta rakyat berhemat, tetapi pemerintah juga

    harus memberikan keteladanan.

    Efisiensi yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengurangi beban gaji pegawai negeri sipil

    (PNS) yang saat ini sangat signifikan membebani anggaran pemerintah. Alternatif lainnya

    adalah menekan biaya operasional instansi pemerintah, termasuk perjalanan dinas para

    pejabatnya yang sekarang ini terkesan sangat boros.

    Tantangan yang dihadapi pemerintahan Jokowi-JK memang tidak ringan, dibutuhkan

    langkah-langkah akrobat yang menawan dan menegangkan.

    [email protected]

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 Agustus 2014

    48/113

    Aplikasi Android untuk

    Keuangan PribadiDalam mengelola keuangan seperti pengeluaran, pemasukan, dan pengelolaan rekening

    bank, terkadang kita kerepotan mencatatnya. Catatan sederhana pada sebuah buku

    mungkin dapat dijadikan awal dari kerapian pencatatan pengelolaan keuangan pribadi

    ini.

    Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini su