Upload
endah-putri
View
59
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
artikel seminar
Citation preview
Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Varibel Menggunakan
Metode CTl
Harko Wikan Jatmiko
Progam Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e-mail : [email protected]
ABSTRACT Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk (1) Mengetahui beberapa faktor penyebab
siswa sulit mengerjakan soal sistem persamaan linear dua variable, (2)Untuk
mengetahui metode apa yang sesuai untuk menjelaskan materi persamaan linear dua
variable, (3)Untuk mengetahui cara menjelaskan metode tersebut dalam menjelaskan
materi persamaan linear dua variable. Siswa dan guru sering menemukan kesulitan-
kesulitan dalam memahami materi system persamaan linear dua variable. Berbagai
metode pembelajaran mencoba menjelaskan dan mempermudah pemahaman materi
system persamaan linear dua variabel, namun dalam materi tersebut tidak mudah
dalam penyampaiaan pelajarannya ke siswa. Oleh sebab itu penulis membuat inisiatif
bagaimana cara menyampaikan materi tersebut agar siswa cepat paham. Metode
control teaching learning cocok digunakan dalam penyampaian materi tersebut.
Karena materinya dihubungkan dengan kehidupan nyata dimasyarakat.
Kata kunci : CTL, SPLDV
The writing of scientific work is aimed to ( 1 ) to examine the factors causing the students
some difficult doing the system of linear equations two side variables , ( 2 ) to know a method
of what is appropriate to explain two of variable matter of linear equations , ( 3 ) to know a
way of explaining this method in clarifying matter of linear equations two side variables
.Students and teachers often find material obstacles in understanding system of linear
equations two side variables .Various the learning methods tried to explain and make it easy
for understanding matter system of linear equations two variables , but it is not easy in any
material in penyampaiaan classes to students .Therefore writer how to make the initiative
given the lectures that students understand the fast .A method of control of teaching learning
suitable used in the delivery of the material .Because the material connected with real life in
peopel.
Kata kunci: CTL, SPLDV
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagi bangsa Indonesia
pendidikan merupakan aspek
yang sangat penting. Pendidikan
sangat penting artinya dalam
kehidupan manusia , karena pada
dasarnya pendidikan merupakan
suatu proses yang mampu
membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya sehingga
mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi.
Pendidikan juga merupakan
sarana vital dalam proses
pengembangan sumber daya
manusia dalam rangka pencapaian
tujuan nasional.
Peningkatan mutu pendidikan
khususnya untuk memacu
penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang akan
mempengaruhi keberhasilan
membangun masyarakat yang
maju dan mandiri, pembangunan
dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi diarahkan agar
Harko wikan Jatmio
Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung 2
pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaannya dapat
mempercepat peningkatan
kecerdasan dan kemampuan
bangsa, mempercepat proses
pembaharuan, meningkatkan
produktivitas dan efisiensi,
memperluas lapangan kerja,
meningkatkan kualitas, harkat dan
martabat bangsa serta
meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus didukung sumber
daya manusia yang berkualitas.
Peningkatan kualitas sumber daya
manusia tersebut dilaksanakan
melalui pendidikan dan pelatihan,
penataan sistem kelembagaan
serta penyediaan sarana dan
prasarana.
Pembangunan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi
harus ditunjang oleh kemampuan
pemanfaatan , pengembangan dan
penguasaan teknologi, ilmu
pengetahuan terapan dan ilmu
pengetahuan dasar secara
seimbang. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah meningkatkan
kemampuannya dalam bidang
matematika. Matematika
merupakan salah satu bidang ilmu
yang perlu ditingkatkan
penguasaannya, sebab matematika
merupakan dasar dari ilmu
pengetahuan yang lain, khususnya
bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.1
Sebagai salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di
sekolah, matematika
merupakan mata pelajaran yang
mempunyai peranan yang cukup
besar bagi siswa, karena
matematika berfungsi untuk
mengembangka kemampuan
berkomunikasi dengan simbol-
simbol serta ketajaman penalaran
yang dapat memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
Matematika merupakan ilmu
dasar yang terus mengalami
perkembangan baik dalam segi
teori maupun segi penerapannya.
Matematika digunakan secara luas
dalam segala bidang kehidupan
manusia, sehingga diperlukan
suatu upaya dalam pengajaran
matematika agar dapat terlaksana
secara optimal, sehingga setiap
siswa dapat memahami
matematika dengan baik. Oleh
karena itu dalam dunia pendidikan
matematika, dipelajari oleh semua
siswa mulai dari tingkat sekolah
dasar sampai pada tingkat
perguruan tinggi, termasuk juga
ditingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP).
Kenyataan yang ada bahwa
banyak siswa SMP yang
mengeluh dikarenakan sering
1 Herman Hudojo, Straegi Belajar
Mengajar Matematika. (Malang: IKIP
Malang,1990), hal5.
PEMBELAJARAN SPLDV MENGGUNAKAN METODE CENTEXTUAL TEACHING LEARNING
SEMINAR PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
mengalami kesulitan dalam
memahami soal-soal matematika
sehingga siswa seringkali
melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal yang
diberikan, belum lagi banyak para
siswa yang tidak cocok dengan
metode pengajaran matematika
yang diberikan oleh gurunya.
Salah satu materi yang membuat
siswa mengalami kesulitan, yaitu
bab Persamaan Lenear Dua
Variabel, pada bab tersebut
sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam membedakan
metode penyelesaian yang akan
digunakan. Kesalahan-kesalahan
itu mungkin terjadi karena siswa
kurang memahami konsep dasar
yang harus dikuasai, kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi
sistem persamaan linear dua
variabel, kurangnya ketelitian
siswa, maupun kurangnya
pemahaman siswa dalam operasi
aljabar. Selain itu dapat pula
disebabkan metode mengajar
ataupun pengusaan materi dari
guru itu sendiri. Metode mengajar
yang diberikan oleh guru dan
pengusaan materi dari guru sangat
penting dalam proses
pembelajaran karena jika metode
mengajar yang tidak tepat dan
pengusaan materi yang kurang
dari guru maka akan
mempengaruhi kelancaran siswa
dalam memahami materi sehingga
siswa banyak melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan
soal. Oleh karena itu diperlukan
suatu metode yang benar-benar
bisa memberi jawaban dari
masalah ini. Salah satu metode
yang bisa lebih memberdayakan
siswa adalah dengan
menggunakan metode pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/ CTL).
Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah sistem
pembelajaran yang cocok dengan
kinerja otak untuk menyusun
pola-pola yang mewujudkan
makna, dengan cara
menghubungkan muatan
akademis dengan konteks
kehidupan sehari-hari peserta
didik.2 CTL disebut pendekatan
kontekstual karena konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota
masyarakat. Sehingga dengan
menggunakan metode ini,
diharapakan dapat membantu
siswa dalam mempelajari bab
persamaan linear dua variabel,
khususnya dalam memahami
2 Nadirin,2010”Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning”,
http://Nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-
pembelajaran-contextual-teaching.html?m
diakses 18 oktober 2014,jam19:11 wib
Harko wikan Jatmio
Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung 4
konsep, dan membedakan metode
penyelesaian yang ada di
dalamnya. Dari beberapa
penjelasan di atas, maka penulis
memutuskan memilih judul
“Pembelajaran Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel
Menggunakan Metode CTL
(Contextual Teaching Learning)”.
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Pengertian umum, belajar
merupakan suatu proses aktif
yang memungkinkan manusia
untuk menemukan hal-hal baru
diluar informasi yang diberikan
kepada dirinya. Belajar yang
dilakukan oleh manusia
merupakan bagian dari hidupnya,
berlangsung seumur hidup, kapan
saja, dimana saja, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Purwoto menyatakan bahwa
“Belajar adalah suatu proses yang
berlangsung dari keadaan tidak
tahu menjadi tahu atau dari tahu
menjadi lebih tahu, dari tidak
terampil menjadi terampil, dari
belum cerdas menjadi cerdas, dari
sikap belum baik menjadi
bersikap baik, dari pasif menjadi
aktif, dari kurang teliti menjadi
teliti dan seterusnya’.3 Sedangkan
menurut Herman Hudojo
mengatakan “belejar adalah
proses kegiatan yang
3 Purwoto, Strategi Belajar
Mengaja(Surabaya: UNS,1997);hal24
mrngakibatkan suatu perubahan
tingkah laku”.4
Bertolak dari definisi-definisi
yang telah diuraikan diatas, dapat
diterangkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah
laku ke arah yang lebih baik
sebagai hasil dari pengalaman dan
aktivitas individu dengan
lingkungan.
B. Pengertian Matematika
Definisi tentang pengertian
matematika secara umum
seringkali hanya dikemukakan
oleh karena berfokus pada
tinjauan pembuat definisi itu
sendiri. Dengan demikian banyak
muncul definisi atau pengertian
tentang matematika yang
beraneka ragam atau dengan kata
lain tidak terdapat satu definisi
tentang matematika yang tunggal
dan disepakati oleh tokoh atau
ahli matematika.
Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia dinyatakan bahwa,
“Matematika adalah ilmu tentang
bilangan, hubungan antara
bilangan dan prosedural
operasional yang digunakan
dalam penyelesaian masalah
bilangan”.5
Pendapat lain mengatakan
bahwa matematika merupakan
pengetahuan yang disusun secara
4 Hudojo,Herman, Mengajar Belajar
Matematika. (Jakarta: P2LPTK/UPBT,
1998), hal56 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Kamus Besar Bahasa (Jakarta: balai pustaka,
2002) hal 50
PEMBELAJARAN SPLDV MENGGUNAKAN METODE CENTEXTUAL TEACHING LEARNING
SEMINAR PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
konsisten dengan mempergunakan
logika deduktif. Artinya
matematika merupakan
pengetahuan yang bersifat
rasional yang kebenarannya tidak
tergantung kepada pembuktian
secara empiris, tetapi deduktif.
Dalam dunia keilmuan
matematika berperan sebagai
bahasa simbolik atau sarana
komunikasi yang cermat, jelas
dan tepat. Dalam hal ini
matematika berperan ganda yakni
sebagai ratu dan sekaligus
pelayan. Sebagai ratu, matematika
adalah merupakan bentuk
tertinggi dari logika, sedangkan
sebagai pelayan, matematika
memungkinkan sistem
pengorganisasian ilmu yang
bersifat logis dan juga menyajikan
pernyataan dalam bentuk model
matematika yang ringkas dan
jelas.6
Walau tidak terdapat satu
pengertian tentang matematika
yang tunggal dan disepakati oleh
semua tokoh atau pakar
matematika namun dapat terlihat
adanya ciriciri khusus atau
karakteristik yang dapat
merangkum pengertian
matematika secara umum.
Adapun beberapa kesamaan
seperti berikut:
6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: Kencana Peranda Media, 2007), hal 95
a. Memiliki objek yang
abstrak.
b. Bertumpu pada
kesepakatan.
c. Berpola pikir deduktif.
C. Masalah Menyelesaiakan Soal
Cerita
Soal cerita merupakan salah
satu bentuk tes uraian. Tes uraian
ini akan berfungsi untuk
mendiagnosis kesulitan yang
dialami oleh siswa. Dalam soal
cerita, siswa dituntut
kemampuannya untuk
mengorganisir jawaban yang
meliputi beberapa langkah yang
harus dilakukan. Soal cerita dapat
digunakan sebagai indikator
kesulitan yang dialami siswa
dalam menyelesaikan tes pada
soal cerita tersebut.
Soal cerita dalam
pembelajaran matematika
merupakan soal terapan dari
pokok bahasan yang dihubungkan
dengan masalah sehari-hari, atau
suatu sistem susunan kalimat yang
didalamnya membentang
bagaimana terjadinya suatu hal
atau kejadian sehari-hari dalam
bentuk yang sesederhana
mungkin, dengan kata lain soal
cerita yang menggunakan bahasa
secara umum dan kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa
matematika.
langkah-langkah yang dapat
dijadikan pedoman bagi siswa
Harko wikan Jatmio
Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung 6
untuk menyelesaikan soal cerita
adalah :
1. Menemukan apa yang
ditanyakan dalam soal.
2. Menemukan informasi
dan ketentuan yang esensial.
3. Memilih operasi yang
sesuai.
4. Membuat kalimat
matematikanya.
5. Menyelesaikan kalimat
matematikanya.
6. Menyatakan jawaban
tersebut dalam bahasa
indonesia sehingga
menjawab soal cerita
tersebut.7
Menyelesaikan soal cerita
siswa banyak mengalami
kesulitan. Penyelesaian soal cerita
memang memerlukan tingkat
pemahaman yang tinggi
dibandingkan dengan
penyelesaian soal bentuk
hitungan. Dari langkah-langkah
yang telah disebutkan di atas
banyak siswa yang masih
mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita antara
lain :
1. Ketidak mampuan siswa
dalam memahami soal
cerita akibat kurang
memahami konsep.
2. Ketidak mampuan siswa
dalam merubah soal
7 Soejadi, Kiat Pendidikan Matematika
di Indonesia, (Rektorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional:2000), hal 35
cerita kedalam bentuk
matematika.
3. Ketidak mampuan siswa
dalam pengoprasian
aljabar dalam
penyelesaian bentuk
matematika.
4. Ketidak mampuan dalam
menarik kesimpulan dari
bentuk matematika.
Kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita bisa
diperinci lagi, diantaranya
kesulitan pada waktu mengubah
bentuk soal cerita menjadi model
matematika, secara spesifik
kesulitan muncul dalam
menentukan apa yang diketahui,
ditanyakan dan dalam membuat
model matematikanya.
Pada tahap selanjutnya
kesulitan mungkin akan timbul
pada penyelesaian perhitungan
model matematikanya. Hal
tersebut bisa ditinjau dari
pemahaman siswa dari maksud
soal yang ditanyakan dan konsep
materi yang telah diajarkan
sebelumnya. Letak kesalahan
belajar yang dialami siswa dapat
diidentifikasi melalui letak pada
pola-pola kesalahan umum yang
mereka lakukan dalam
mengerjakan soal. Demikian
halnya dalam matematika,
kesulitan belajar siswa dapat
diidentifikasi melalui letak
kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal matematika.
PEMBELAJARAN SPLDV MENGGUNAKAN METODE CENTEXTUAL TEACHING LEARNING
SEMINAR PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
D. Pengertian CTL (Contextual
Teaching an Learning)
CTL (Contextual Teaching an
Learning) adalah metode
pembelajaran yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari
siswa dalam lingkup masyarakat8.
Sitem pembelajaran ini cocok
untuk kinerja otak, sehingga dapat
menyusun pola-pola yang
mewujudkan makna. CTL
(Contextual Teaching an
Learning) disebut pendekatan
kontektual karena konsep belajar
yang dapat membantu guru
mengaitkan materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa.
Menurut teori konstekstual,
pembelajaran hanya ketika siswa
memproses informasi atau
pengetahuan baru sedemikian
rupa sehingga dapat terserap
dalam benak mereka dan mereka
mampu menghubungkan dengan
kehidupan nyata. Berdasarkan
pemahaman diatas, kegiatan
pembelajaran tidak harus
dilakukan didalam ruang kelas,
tetapi bisa dilaboraturium, atau
tempat-tempat lainnya. Di dalam
materi persamaan linear dua
varibel, metode ini sangat cocok
digunakan dalam proses
pengajarannya. Karena materi itu
8 Nadirin,2010”Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning”,
http://Nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-
pembelajaran-contextual-teaching.html?m
diakses 18 oktober 2014,jam19:11 wib
bisa diaplikasikan dalam kegiatan
jual beli di kehidupan masyarakat.
E. Tinjauhan Materi Pokok
Bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel pada SMP.9
Salah satu indikator dalam
kompetensi dasar menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel adalah
membuat model matematika dari
masalah sehari-hari yang
melibatkan sistem persamaan
linear dua variabel.
1. Persamaan Linear Dua Variabel.
Persamaan yang berbentuk ax +
by + c = 0, dengan a dan b tidak
semuanya
nol dan a, b, c R dinamakan
persamaan linear dua variabel
(PLDV). Persamaan ini
adalah kalimat terbuka dengan x
dan y sebagai variabel (peubah), a
dan b sebagai koefisien dan c
sebagai konstanta.
2. Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) .
a. Definisi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel
(SPLDV)
Lihat dua persamaan linear
dua variabel dibawah ini :
ax + by
= c ...(1)
px + qy = r ...(2)
9 Sugijono, Matematika SMP dan MTs.
(Jakarta: Erlangga, 2007) hal 55
Harko wikan Jatmio
Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung 8
dinamakan sistem persamaan
linear dua variabel dalam
bentuk baku dengan a, b, p
dan q sebagai koefisien; c
dan r sebagai konstanta; serta
x dan y sebagai variabel
(peubah).
Dari uraian diatas,
terlihat perbedaannya bahwa
persamaan linear dua variabel
(PLDV) memiliki sebuah
persamaan linear dua
variabel, sedangkan sistem
persamaan linear dua variabel
(SPLDV) memiliki dua
persamaan linear dua variabel
yang merupakan satu
kesatuan (sistem). Dari kedua
persamaan
linear dua variabel tersebut,
terdapat nilai x dan y yang
membuat kedua persamaan
bernilai benar pada saat yang
bersamaan. Nilai x dan y
yang diperoleh dari kedua
persamaan linear dua variabel
disebut penyelesaian atau
akar-akar sistem persamaan
linear dua variabel.
b. Menentukan Akar Sistem
Persamaan Linear dua
Variabel (SPLDV).
Menyelesaiakan sistem
persamaan linear dua
variabel sama artinya
dengan menentukan
pasangan berurutan (x, y)
yang memenuhi sistem
persamaan liear dua variabel
tersebut. Untuk menentukan
akar sistem persamaan linear
dua variabel dapat
menggunakan beberapa
metode.
PEMBAHASAN
A. Kesulitan Siswa dalam
Memahami Konsep Materi
Sistem Persamaan Linear Dua
Variable
Materi persamaan linear dua
variable merupakan materi yang
bisa diterapan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam penyampaian
materi tersebut seorang guru akan
kesulitan menjelaskan jika hanya
menggunakan contoh-contoh
sederhana. Materi tersebut
menggunakan dasar materi
aljabar, jadi guru juga harus
menjelaskan dulu cara
pengoprasian aljabar. Kebanyakan
siswa dalam memahami konsep
aljabar kurang. Jadi dalam
mengerjakan soal-soal persamaan
linear juga akan banyak
mengalami kesulitan.
Penyampaian materi
persamaan linear dua variable ini
seharusnya cara penyampaiannya
dikaitkan dengan contoh
kehidupan sehari – hari. Agar
siswa dapat mengimajinasikan
langkah-langah pengerjaannya.
Selain itu kesulitan siswa juga
terpadat pada pemampuan fikir
siswa itu sendiri. Kemampuan
berfikir dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal, seperti lingkungan
keluarga yang tidak
PEMBELAJARAN SPLDV MENGGUNAKAN METODE CENTEXTUAL TEACHING LEARNING
SEMINAR PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
memperhatikan cara belajar
anaknya. Cara belajar siswa yang
hanya membaca tanpa mau
mengerjakan, ini juga dapat
menjadikan faktor kesulitan
dalam pemahaman materi.
Kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita antara
lain dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dalam mengubah soal cerita
menjadi model matematika atau
kalimat yang meliputi
pemahaman maksud atau isi soal
cerita, kemampuan menyelesaikan
perhitungan model matematika,
yang meliputi kemampuan
berhitung10
. Selain itu faktor yang
mempengarui siswa melakukan
kesalahan yaitu:
a. minat seorang siswa itu
sendiri dalam
mempelajari materi
system persamaan linear
dua variable. Suatu mata
pelajaran kalau siswa
tidak minat dalam
pelajaran tersebut, maka
siswa itu akan kesulitan
dalam pemahaman materi
tersebut.
b. Motivasi siswa dalam
belajar matematika.
Motivasi dalam belajar
sangat dibutuhkan, baik
motivasi dari orang tua
10
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
cipta,1995) hal 45
maupun dari seorang
pendidik agar siswa
tersebut mempunyai
semangat dalam belajar.
Guru dalam mengajar mata
pelajaran matematika, metode dan
gaya mengajar guru juga memberi
pengaruh terhadap kemampuan
siswa dalam memahami materi
matematika11
. Cara penyampaian
pelajaran guru yang kurang
menarik menjadikan siswa kurang
berminat dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajarannya..
Untuk itu seorang pendidik harus
memilih metode pengajaran yang
dapat digunakan secara tepat
kepada semua siswa.
B. Pembelajaran Sistem
Persamaan Linear Dua
Variable Menggunakan
Metode CTL (Contextual
Teaching Learning)
Pemilihan metode
pengajaran sangat penting dalam
terciptanya belajar mengajar
yang sesuai dengan kompetensi
dasar yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah. Salah satu metode
yang cocok digunakan dalam
pemahaman materi persamaan
linear dua variable adalah dengan
menggunakan metode CTL
(contextual teching learning).
Metode CTL ini adalah seatu
metode yang cara penyampaian
materinya dikaitkan dengan
11
ibid., hal50
Harko wikan Jatmio
Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung 10
kehidupan bermasyarakat sehari-
hari. Metode ini diharapkan
dapat membantu siswa dalam
memahami materi sistem
persamaan linear dua variable.
Contextual teaching learning
(CTL) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang disampaikan
dengan kehidupan nyata siswa.12
Sehingga dapat mendorong siswa
membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan
masyarakat.
Dengan metode itu, hasil
pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung secara
alamiah dalam kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Strategi pembelajaran
lebih dipentingkan daripada
hasil.
Materi persamaan linear
dua variable ini kita tidak bisa
lepas dengan yang namanya
variable x dan y. Dan dalam
metode CTL ini variable x dan y
akan dipermisalkan sebuah benda
yang terdapat dalam kehidupan
nyata. Untuk mempermudahnya
x dan y ini dimisalkan x sebagai
buku dan y sebagai pensil. Jadi
12
Nadirin,2010”Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning”,
http://Nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-
pembelajaran-contextual-teaching.html?m
diakses 18 oktober 2014,jam19:11 wib
pendidik juga harus menyiapkan
beberapa perlengkapan yang
digunakan dalam membantu
menjelaskan materi itu.
Untuk contohnya sebagai
berikut:
Soal 1
Harga 3 buku dan 2 pensil
adalah Rp 28.000.00, sedangkan
harga 1 buku dan 3
pensil adalah Rp 21.000,00.
Tentukan harga 5 buku dan 5
pensil?
Penyelesaian:
Missal: x=buku dan y=pensil
3X+2Y= Rp 28.000,00
(i)
1X+3Y= Rp 21.000,00
(ii)
Dengan menggunakan metode
eliminasi
3X+2Y= 28000 X1 3X+2Y= 28000
1X+3Y= 21000 X3 3X+9Y= 63000 -
-
7Y= -35000
Y=
= 5000
Setelah mengetahui nilai dari Y,
langkah selanjutnya
mensubtitusikan nilai Y ke
persamaan matetamika yang
pertama.
3X+2Y= 28000
3X+2(5000)= 28000
3X+10000 = 28000
3X = 28000-10000
3X = 8000
X =
= 2666,66
PEMBELAJARAN SPLDV MENGGUNAKAN METODE CENTEXTUAL TEACHING LEARNING
SEMINAR PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
dimasukan kepertanyaan awal,
yaitu 5X+5Y.
5(2666,66)+5(5000)
1333,3 Karena sudah mengetahui
nilai X=2666,66, dan nilai
Y=5000, maka
selanjutnya,13333,3 + 25000=
38333,3
Karena di dalam dunia jual beli di
kehidupan sehari-hari sulit
menentukan jumlah pecahan uang
yang menunjukkan 38333.3, maka
dibulatkan menjadi Rp 38.400,00.
Jadi untuk harga 5 buku dan 5
pensil adalah sebesar Rp
38.400,00.
Cara menjelaskan dan
mengerjakan contoh soal yang
dikaitkan dengan kehidupan di
masyakat pada kasus jual beli itu
siswa mampu berimajinasi saat
mengerjakan soal persamaan
linear dua variable. Sehingga
metode tersebut dapat membantu
pendidik dalam menjelaskan
materi system persamaan linear
dua variable, dan siswa dapat
dengan mudah memahami materi
tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari beberapa pembahasan
diatas dapat diambil kesimpulan,
ada beberapa faktor yang
mempengaruhi siswa dalam
pemahaman materi, antara lain;
1. faktor dari lingkungan
keluarga yang kurang
memperhatikan cara
belajar anaknya, dan
2. faktor dari cara pendidik
dalam menjelaskan
materi kepada siswa
yang kurang menarik,
sehingga siswa bosan
mengikuti pelajarannya.
3. Penggunaan metode
CTL dianggap mampu
dalam penjelasan materi
system persamaan linear
dua variable. Karena
dalam penjelasannya
dikaitkan dengan
kehidupan siswa sehari-
hari di kehidupan
bermasyarakat.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas
maka penulis menyarannkan
sebagai berikut:
1. Setiap guru sebelum dan
sesudah menyampaikan
materi hendanya
memberi motivasi
kepada siswa-siswanya,
agar siswa mempunyai
semangat untuk belajar.
Selain itu cara
memjelaskan materi
harus secara detail.
Memilih metode
mengajar juga penting
dalam berlangsungnya
belajar mengajar.
2. Bagi siswa hendaknya
selalu memerhatikan
Harko wikan Jatmio
Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung 12
seorang guru yang
sedang menjelaskan
materi, dan siswa
dituntut aktif dalam
memahami materi
system persamaan linear
dua variable, dan juga
harus benar-benar
memperhatikan langkah-
langkah pembelajaran
menggunakan metode ctl
(contextual teaching
learning).
REFRENSI
Nadirin.”Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning”.
diakses 18 oktober 2014,jam19:11
wib.
http://Nadhirin.blogspot.com/2010/03/
model-pembelajaran-contextual-
teaching.html?m
Purwoto,1997. Strategi Belajar
Mengajar. Surabaya: UNS Surabaya
Hudojo,Herman.1998. Mengajar
Belajar Matematika. Jakarta:
P2LPTK/UPBT
Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa.
Jakarta: balai pustaka.
Sanjaya Wina.2007. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Bandung: Kencana
Peranda Media.
Soejadi.2000. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia. Jakarta:
Rektorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional
Slameto.1995. Belajar dan
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
cipta.