Artikel Titi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

read

Citation preview

  • ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT

    UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013

    Oleh:

    Sitti Nur Afridasari, Juminten Saimin, Sulastrianah

    ABSTRAK

    Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan bayi di seluruh dunia.

    Penyakit ini diklasifikasikan sebagai hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. Keadaan ini

    ditandai oleh hipertensi, udema, dan proteinuria pada saat kehamilan. Profil penyakit ini

    bervariasi di seluruh Indonesia, yang kemungkinan dipengaruhi berbagai faktor berbeda di

    setiap daerah. Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kejadian umur kehamilan, gravida, dan

    hiperplasentosis sebagai faktor risiko kejadian preeklampsia, di Rumah Sakit Umum

    Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2012.

    Jenis penelitian adalah studi deskriptif analitik dengan rancangan case control.

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

    tahun 2010-2012. Penelitian ini dilakukan pengumpulan data sekunder yaitu rekam medis.

    Sampel kasus pada penelitian ini adalah ibu yang didiagnosa oleh dokter mengidap

    preeklampsia dan kontrol yaitu ibu hamil normal di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi

    Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2012. Sampel berjumlah 158 orang yang terdiri dari 79 kasus

    dan 79 kontrol yang diambil secara simple random sampling.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur kehamilan merupakan faktor risiko

    kejadian preeklampsia dengan OR = 2,975 (1,557-5,683; 95%), gravida merupakan faktor

    risiko kejadian preeklampsia dengan OR = 2,881 (1,499-5,538; 95%) dan hiperplasentosis

    merupakan faktor risiko kejadian preeklampsia dengan OR =2,529 (1,333-4,799; 95%).

    Umur kehamilan, gravida dan hiperplasentosis merupakan faktor risiko kejadian

    preeklampsia di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010-

    2012.

    ABSTRACT Preeclampsia is one of the maternal and infant mortality causes in the world. The

    disease is classified as hypertension induced by pregnancy. This condition characterized with

    hypertension, edema, and proteinuria during pregnancy. Incidence of this disease varies in

    Indonesia, that may affected many different factors in each region. Until today, the

    occurrence of preeclampsia is unknown. This study aims to analyze the incidence of

    gestational age, gravida, and hyperplasentosis as risk factors of the incidence of

    preeclampsia in Bahteramas General Hospital in Southeast Sulawesi province in 2010-2012.

    This study is a descriptive analytic study with case-control design. The research was

    conducted at the Bahteramas General Hospital in Southeast Sulawesi Province in 2010-2012.

    The study conducted was secondary data collection like medical records. Cases sample in

    this study is preeclampsia mother that were diagnosed by a physician and controls sample is

    normal pregnant mother in Bahteramas General Hospital in Southeast Sulawesi Province in

    2010-2012. The total of samples is 158 people, consisting of 79 cases and 79 controls that

    taken by simple random sampling.

    The result of this study show that gestation with OR 2,975 (1,557 to 5,683; 95%),

    gravida with OR 2,881 (1,499 to 5,538; 95%), and hyperplasentosis with OR 2,529 (1,333 to

    4,799; 95%) are risk factor f incidence of preeclampsia.

    Gestasional age, gravida and hyperplasentosis is risk factors of the incidence of

    preeclampsia in Bahteramas General Hospital in Southeast Sulawesi Province in 2010-2012.

    Keywords : Preeclampsia, Gestasional Age, Gravid, Hyperplasentosis

  • PENDAHULUAN

    Menurut WHO, hipertensi pada

    kehamilan mempengaruhi sekitar 10% semua

    wanita hamil di seluruh dunia. Penyebab

    diantaranya adalah preeklampsia atau

    eklampsia, hipertensi gestasional dan

    hipertensi kronis. Hipertensi pada kehamilan

    merupakan penyebab utama kematian pada

    ibu dan bayi. Di Asia dan Afrika, hampir

    sepersepuluh dari semua kematian ibu hamil

    di Amerika Latin merupakan komplikasi

    seluruh kematian ibu berhubungan dengan

    preeklampsia, sedangkan 25% dari

    preeklampsia dengan penyakit lainnya. Pada

    negara sedang berkembang frekuensi

    dilaporkan berkisar antara 0,3 % sampai 0,7

    %, sedang di negara-negara maju angka

    eklampsia lebih kecil, yaitu 0,05 % sampai

    0,1% (Prawirohardjo, 2009).

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini adalah studi deskriptif

    analitik dengan rancangan case control study

    secara retrospective, yaitu penelitian

    epidemiologis analitik yang menelaah

    hubungan antara efek (penyakit atau kondisi)

    tertentu dengan faktor risiko tertentu

    (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

    Penelitian ini merupakan penelitian

    analitik untuk menganalisis faktor risiko

    kejadian preeklampsia di Rumah Sakit

    Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi

    Tenggara tahun 2013. Pendekatan case

    control study digunakan pada ibu hamil yang

    memeriksakan diri di Rumah Sakit Umum

    Bahteramas Povinsi Sulawesi Tenggara

    tahun 2013 dengan jumlah populasi populasi

    sebanyak 1518. Kriteria inklusi pada sampel

    penelitian ini yaitu Ibu hamil yang menderita

    preeklampsia yang telah di diagnosis oleh

    dokter dan ibu hamil normal yang tercatat

    dalam rekam medik di Rumah Sakit Umum

    Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

    tahun 2010-2012. Kriteria eksklusinya

    adalah Kejadian preeklamsia dengan data

    rekam medis yang tidak lengkap dan ibu

    hamil normal dengan data rekam medis tidak

    lengkap. Sampel yang

    memenuhi kriteria sebanyak 158 . Variabel

    bebas yaitu umur kehamilan, gravida dan

    hiperpasentosis sedangkan variable

    terikatnya adalah kejadian preeklampsia.

    Hasil yang diperoleh diolah dan dianalisis,

    disajikan dalam bentuk tabel distribusi

    frekuensi disertai dengan interpretasi dalam

    bentuk narasi.

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah

    dilakukan dari hasil penelitian analisis

    faktor risiko kejadian preeklampsia, maka

    dapat disimpulkan bahwa umur kehamilan

    merupakan faktor risiko kejadian

    preeklampsia di Rumah Sakit Umum

    Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

    tahun 2010-2012. Gravida merupakan faktor

    risiko kejadian preeklampsia di Rumah Sakit

    Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi

    Tenggara tahun 2010-2012. Hiperplasentosis

    merupakan faktor risiko kejadian

    preeklampsia di Rumah Sakit Umum

    Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

    tahun 2010-2012.

    Penelitian ini dilakukan terhadap pasien

    rawat inap di Ruang perawatan penyakit

    kandunganRumah Sakit Umum Provinsi

    Sulawesi Tenggara yangtercatat dalam rekam

    medik pada tahun 2010sampai 2012. Data

    diperoleh dari rekam medik dimana

    sebelumnya telah dilakukan pencocokan

    nomor rekam medik pasien yang tercatat di

    Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi

    Sulawesi Tenggara, kemudian dilakukan

    pencarian nomor rekam medik sesuai dengan

    nomor rekam medik yang telah didapatkan

    sebelumnya.

    Subyek penelitian adalah ibu hamil

    berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang

    datang memeriksakan kehamilannya yang

    tercatat dalam rekam medik serta memenuhi

    kriteria inklusi. Subyek penelitian diambil

    dengan menggunakan teknik simple random

    sampling.Jumlah sampel dalam penelitian ini

    adalah 158 pasien. Dari sampel tersebut,79

    kasus terdiagnosis preeklampsia dan 79

    kontrol dari ibu hamil normal.

  • a. Analisis Faktor Risiko Umur Kehamilan Terhadap Kejadian Preeklampsia Tabel 8. Analisis faktor risiko umur kehamilan terhadap kejadian preeklampsia di Rumah

    Sakit Umum Bahteramas tahun 2010-2012

    Umur kehamilan

    Status Preeklampsia Jumlah OR 95% Cl

    Kasus Kontrol

    n % n % n % LL UL

    Trimeter 3 51 32,3 30 19,0 81 51,3 2,975 1,557 5,683

    Trimester 1-2 28 17,7 49 31,0 77 48,7

    Jumlah 79 50 79 50 158 100

    Data penelitian menunjukkan bahwa

    subyek kasus preeklampsia dengan status

    umur kehamilan trimester ke 3 (kasus dan

    kontrol) sebanyak 81 orang (51,3%) dan

    subyek dengan status umur kehamilan

    trimester 1-2 (kasus dan kontrol) sebanyak

    77 orang (48,7%).

    Dari tabel diatas terlihat bahwa subyek

    dengan umur kehamilan trimester 3 pada

    kelompok kasus berjumlah 51 orang (32,3%)

    yang mengalami kehamilan dengan kasus

    preeklampsia dan pada kelompok kontrol

    berjumlah 30 orang (19,0%). Sedangkan

    subyek dengan umur kehamilan trimester 1-2

    pada kelompok kasus berjumlah 28 orang

    (17,7%) dan pada kelompok kontrol

    berjumlah 49 orang (31,0%).

    Hasil uji statistik didapatkan nilai odds

    ratio sebesar 2,975 dengan tingkat

    kepercayaan 95% nilai OR berada pada

    interval 1,557-5,683 menunjukkan nilai

    antara upper limit dan lower limit yang tidak

    mencakup nilai 1 maka H0 ditolak dan Ha

    diterima dan risiko yang ditimbulkan

    dikatakan bermakna. Nilai OR 2,975

    menunjukkan bahwa ibu hamil dengan umur

    kehamilan pada trimester 3 mempunyai

    risiko mengalami preeklampsia 2,975 kali

    dibandingkan dengan subyek ibu hamil

    dengan umur kehamilan pada trimester 1-2.

    b. Analisis Faktor Risiko Gravida Terhadap Kejadian Preeklampsia Tabel 9. Analisis faktor risiko gravida terhadap kejadian preeklampsia di Rumah Sakit

    Umum Bahteramas tahun 2010-2012

    Gravida

    Status Preeklampsia Jumlah

    OR 95% Cl

    Kasus Kontrol

    n % N % n % LL UL

    Primigravida 44 27,8 24 15,2 68 43 2,881 1,499 5,538

    Multigravida 35 22,2 55 34,8 90 57

    Jumlah 79 50 79 50 158 100

    Dari tabel diatas terlihat bahwa subyek

    dengan status gravida (primigravida)

    berjumlah 44 orang (27,8%) pada kelompok

    kasus dan pada kelompok kontrol berjumlah

    24 orang (15,2%). Sedangkan subyek dengan

    status gravida (multigravida), yang

    mengalami kasus preeklampsia sebanyak 35

    orang (22,2%) dan pada kelompok kontrol

    berjumlah 55 orang (34,8%).

    Hasil uji statistik didapatkan nilai odds

    ratio sebesar 2,881dengan tingkat

    kepercayaan 95% nilai OR berada pada

    interval 1,499-5,538 menunjukkan nilai

    antara upper limit dan lower limit yang tidak

    mencakup nilai 1 maka H0 ditolak dan Ha

    diterima dan risiko yang ditimbulkan

    dikatakan bermakna. Nilai OR 2,881

    menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status

    gravida (primigravida) mempunyai risiko

    mengalami preeklampsia 2,881 kali

    dibandingkan dengan subyek ibu hamil

    dengan status gravida (multigravida).

  • c. Analisis Faktor Risiko Hiperplasentosis terhadap Kejadian Preeklampsia Tabel 10. Analisis faktor risiko hiperplasentosis terhadap kejadian preeklampsia di Rumah

    Sakit Umum Bahteramas tahun 2010-2012

    Hiperplasentosis

    Status Preeklampsia Jumlah OR 95% Cl

    Kasus Kontrol

    n % n % n % LL UL

    Ada 49 31,0 31 19,6 80 50,6 2,529 1,333 4,799

    Tidak ada 30 19,0 48 30,4 78 49,4

    Jumlah 79 50 79 50 158 100

    Dari tabel diatas terlihat bahwa subyek

    dengan ada hiperplasentosis berjumlah 49

    orang (31,0%) pada kelompok kasus dan 31

    orang (19,6%) pada kelompok konrol.

    Sedangkan subyek dengan tidak ada

    hiperplasentosis, yang mengalami kasus

    preeklampsia sebanyak 30 orang (19,0%)

    dan 48 orang (30,4%) pada kelompok

    kontrol.

    Hasil uji statistik didapatkan nilai odds

    ratio sebesar 2,529 dengan tingkat

    kepercayaan 95% nilai OR berada pada

    interval 1,333-4,799 menunjukkan nilai

    antara upper limit dan lower limit yang tidak

    mencakup nilai 1 maka H0 ditolak dan Ha

    diterima dan risiko yang ditimbulkan

    dikatakan bermakna. Nilai OR

    2,529menunjukkan bahwa ibu hamil

    denganada hiperplasentosis mempunyai

    risiko mengalami preeklampsia 2,529 kali

    dibandingkan dengan subyek ibu hamil

    dengan tidak ada hiperplasentosis.

    Berdasarkan analisis data bivariat

    tersebut, maka variabel hiperplasentosis

    merupakan faktor risikokejadian

    preeklampsia di Rumah Sakit Umum

    Bahteramas tahun 2010-2012.

    PEMBAHASAN

    Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi

    disertai proteinuria, edema akibat kehamilan,

    umur kehamilan pada trimester 3 atau segera

    setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul

    sebelum memasuki umur kehamilan

    trimester 3 bila terjadi penyakit trofoblastik.

    Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum

    diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori

    dikemukakan para ahli yang mencoba

    menerangkan penyebabnya, oleh karena itu

    disebut the disease of theories. Teori yang sekarang ini dipakai sebagai penyebab

    preeklampsia adalah teori iskemia

    plasenta. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan

    dengan penyakit ini, tidak hanya satu faktor

    yang menyebabkan preeklampsia dan

    eklampsia (Kandi, dkk., 2007). Dalam

    penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

    beberapa variabel yang diteliti untuk melihat

    pengaruh terhadap kejadian preeklampsia

    yaitu umur kehamilan, gravida dan

    hiperplasentosis.

    1. Faktor Risiko Umur Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia

    Umur kehamilan merupakan faktor risiko

    kejadian preeklampsia. Preeklampsia dapat

    terjadi pada usia kehamilan di trimester 3

    atau mendekati saat kelahiran, dan berefek

    buruk pada sistem kekebalan tubuh termasuk

    pada plasenta yang menyediakan zat gizi

    bagi janin.

    Hasil penelitian 158 sampel menunjukkan

    bahwa terlihat subyek dengan umur

    kehamilan pada trimester 3 berjumlah 51

    orang (32,3%) yang mengalami kehamilan

    dengan preeklampsia dan 30 orang (19,0%)

    dengan kehamilan normal. Sedangkan

    subyek dengan umur kehamilan pada

    trimester 1-2 yang mengalami preeklampsia

    pada kehamilannya berjumlah 28 orang

    (17,7%) dan 49 orang (31,0%) sisanya

    dengan kehamilan yang normal. Ini terlihat

    bahwa subyek ibu hamil yang umur

    kehamilannya pada trimester 3

    kecenderungan mengalami preeklampsia bila

    dibandingkan dengan subyek ibu hamil yang

    yang umur kehamilannya pada trimester 1-2.

    Nilai OR = 2,975 (1,5575,683) artinya subyek ibu hamil dengan umur

    kehamilannya pada trimester 3 mempunyai

    risiko mengalami preeklampsia 2,975 kali

    dibandingkan dengan subyek ibu hamil pada

    trimester 1-2.

  • Fakta tentang insiden preeklampsia eklampsia makin meningkat dengan makin

    tuanya umur kehamilan mendukung teori

    iskemia daerah implantasi plasenta untuk

    menerangkan berbagai gejala klinik dari

    preeklampsia eklampsia. Berdasarkan teori iskemi daerah implantasilasenta, bahan

    trofoblast akan diserap ke dalam sirkulasi

    yang dapat menyebabkan peningkatan

    sensitivitas terhadap angiotensin II, renin dan

    aldosteron, spasme pembuluh darah arteriol

    dan tertahannya garam serta air (Manuaba,

    2007).

    Kadar plasma mineral kortikoid poten

    yang lainnya, deoksikortikosteron (DOC), di

    dalam plasma meningkat tajam pada

    trimester 3. Winkle, dkk (1983) melaporkan

    bahwa perubahan progesteron menjadi DOC

    akan meningkat secara nyata pada wanita

    hamil yang menderita hipertensi karena

    kehamilan.Namun produksi DOC yang

    berlebihan bukan merupakan satu-satunya

    faktor pencetus timbulnya hipertensi karena

    kehamilan (Cunningham, 2006).

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian

    yang dilakukan Wulan (2012) Karakteristik Penderita Preeklampsia dan Eklampsia Di

    RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun

    20092011, dengan hasil bahwa kasus preeklampsia 56,2% dideterminasi pada usia

    kehamilan preterm (20-37 Minggu).

    2. Faktor Risiko Gravida dengan Kejadian Preeklampsia

    Dari hasil penelitian terlihat bahwa

    subyek dengan status gravida (primigravida)

    berjumlah 44 orang (27,8%) yang

    mengalami kehamilan dengan kasus

    preeklampsia dan 24 orang (15,2%) pada

    status kehamilan normal. Sedangkan subyek

    dengan status gravida (multigravida), yang

    mengalami kasus preeklampsia sebanyak 35

    orang (22,2%) dan 55 subyek (34,8%)

    sisanya berada pada kehamilan normal. Nilai

    OR = 2,881 (1,4995,538) artinya subyek ibu hamil dengan gravida tinggi

    (primigravida) mempunyai risiko mengalami

    preeklampsia 2,881kali dibandingkan dengan

    subyek ibu hamil dengan status gravida

    rendah (multigravida).

    Risiko hipertensi karena kehamilan

    dipertinggi pada keadaan dimana

    pembentukan antibodi penghambat terhadap

    tempat-tempat yang bersifat antigen pada

    plasenta terganggu, misalnya pada kehamilan

    pertama.Teori ini di dukung oleh

    peningkatan preeklampsia eklampsia pada ibu baru (pertama kali terpapar jaringan

    janin) dan pada ibu hamil dari pasangan yang

    baru atau pasangan materi genetik yang

    berbeda (Bobak, 2004).

    Hasil penilitian ini sesuai dengan yang

    dikemukakan Corwin bahwa pada

    primigravida sering mengalami stress dalam

    menghadapi persalinan. Stress emosi yang

    terjadi pada primigravida menyebabkan

    peningkatan pelepasan corticotropin-

    releasing hormone (CRH) oleh hipotalamus.

    Efek kortisol adalah mempersiapkan tubuh

    untuk berespons terhadap semua stresor

    dengan meningkatkan respon simpatis,

    termasuk respon yang ditujukan untuk

    meningkatkan curah jantung dan

    mempertahankan tekanan darah.

    3. Faktor Risiko Hiperplasentosis dengan Kejadian Preeklampsia

    Hiperplasentosis atau kelainan trofoblas

    juga dianggap sebagai faktor predisposisi

    terjadinya preeklampsia, karena trofoblas

    yang berlebihan dapat menurunkan perfusi

    uteroplasenta yang selanjutnya

    mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat

    mengakibatkan terjadinya vasospasme, dan

    vasospasme adalah dasar patofisiologi

    preeklampsia/eklampsia.

    Dari hasil penelitian terlihat bahwa

    subyek dengan ada riwayat hiperplasentosis

    (kehamilan multipel, diabetes melitus,

    hidrops fetalis, bayi besar) yang mengalami

    kasus preeklampsia berjumlah 49 orang

    (31,0%) dan 31 orang (19,6%) dengan status

    ada riwayat hiperplasentosis berada pada

    status kehamilan normal. Sedangkan subyek

    dengan status tidak ada riwayat

    hiperplasentosis, berjumlah 30 orang

    (19,0%) yang mengalami kasus preeklampsia

    dan 40 orang (30.4%) berada pada status

    kehamilan normal. Nilai OR = 2,529 (1,333

    4,799) yang artinya subyek ibu hamil dengan

    ada riwayat hiperplasentosis mempunyai

  • risiko mengalami preeklampsia 2,529 kali

    dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak

    ada riwayat hiperplasentosis, atau dengan

    kata lain, hiperplansentosis merupakan faktor

    risiko kejadian preeklampsia.

    Saran

    Rekam medis merupakan catatan dokter

    berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik

    serta pemeriksaan penunjang pada pasien.

    Jadi, pencatatan rekam medis yang lengkap

    sangat diperlukan untuk status pasien. Maka,

    dokter atau tenaga kesehatan yang bertugas

    disarankan mencatat dengan terperinci

    tentang diagnosis pasien serta mencatat

    riwayat-riwayat penyakit yang pernah

    diderita oleh pasien. Sistem organisasi rumah

    sakit juga harus lebih teratur bagi

    mengelakkan adanya data-data pasien yang

    hilang.

    DAFTAR PUSTAKA Akbar. U. 2011. Hubungan Status Gravida

    dan Hipertesi dalam Kehamilan di RSUP

    Haji Adam Malik Medan tahun 2011. Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatera

    Utara.

    Alkaff. T.R, Hartini.T.S, Hakimi.M.

    2008.Hubungan variasi musim dengan

    kejadian preeklampsia di RSUP Dr.

    Sardjito, Yogyakarta, 1999-2003. Maj Obstet Ginekol Indones.Vol 32.No 3.Juli

    2008. Hal: 139-142.

    Collet, D. 1991. Modelling Binary Data .

    University of Reading .Uk.

    Dahlan, M.S. (2009), Besar Sampel dan

    Cara Pengambilan Sampel dalam

    Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.

    Jakarta: Salemba Medika.

    Guidotti. R dan Jobson.D., 2005. Detecting

    Preeclampsia: A Practical Guide. WHO

    Safe Motherhood.

    Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi

    Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit

    Buku Kedokteran EGC.

    Indrian, S dan Kumala, F." Faktor-Faktor

    yang mempengaruhi Kejadian

    Preeklampsia pada Ibu Hamil".Jurnal

    Keperawatan, Agustus 2010. Vol III.

    Kandi, E., Ridwan, A., Wahyu, A.,

    Chaerunnisa., Wirdati A., Afifah. 2007.

    Issu Mutakhir Tentang Komplikasi

    Kehamilan (Preeklampsia dan

    Eklampsia). Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Hasanuddin

    Makassar.

    Kumar, Vinay, dkk. 2007.Sistem Genitalia

    Perempuan dan Payudara. Robbins Buku

    Ajar Patologi.Volume 2.Edisi 7. Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Lemeshow, S, dkk. 1997. Besar Sampel

    dalam Penelitian Kessehatan. Jakarta:

    Penerbt Gadjah Mada University Press. Pilu.G,dkk. 2002. Hidrops fetalis. Diagnosa of

    Fetal Abnormaities. Diploma of Fetal

    Medicine & ISUOG Educational Series

    London.

    Prawirohardjo, S.2009. .Ilmu Kebidanan.

    Jakarta: Penerbit PT. Bina Pustaka

    Sarwono Prawirohardjo.

    Raras, A.A. 2011. Pengaruh Preeklamsia

    Berat Pada Kehamilan Terhadap

    Keluaran Maternal Dan PerinatalDi

    RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2010.

    Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi

    Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha

    Medika.

    Sastroasmoro,S dan Ismael,S. 2011. Dasar-

    dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi

    IV. Jakarta : Penerbit Sagung Seto.

    Sudinaya, P.I. 2007. Insiden PreeklampsiaEklampsia di Rumah Sakit Umum

    Tarakan Kalimantan Timur - tahun 2000.

    Cermin Dunia Kedokteran, No. 139. Tsania, Qurrata. 2011. Hubungan Antara

    Primigravida Muda Dengan Kejadian

    Preeklamsia Di RSUD Dr. Adjidarmo

    Kabupaten Lebak Tahun 2010. Program

    Studi Pend. Dokter Fakultas Kedokteran

    Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Wagner, L.K., 2004. Diagnosis and

    Management of Preeclampsia. Am Fam

    Physician, 70 (12): 2317 2324. WHO, 2011.Prevention and Treament of

    Preeclampsia and Elampsia. Geneva.

    Wulan, K.S. 2012.Karakteristik Penderita Preeklampsia Dan Eklampsia Di RSUP

    Haji Adam Malik Medan Tahun 2009 2011. Fakultas Kedokteran Univesitas

    Sumatera Utara.