6
Penjelasan Jokowi Soal Penarikan Traktor di Ponorogo Merdeka.com - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) membantah menarik kembali ribuan traktor yang sempat ditampilkan dalam kunjungannya di Ponorogo, Jawa Timur. Mantan Gubernur DKIJakarta ini menyebut, traktor yang ada itu tak seluruhnya diserahkan kepada satu desa saja, namun dibagikan ke lima kabupaten lainnya. "Siapa yang narik, itu kan dikumpulkan 1.300, enggak mungkin 1.300 untuk satu desa. Itu untuk lima kabupaten ya pasti dinaikin lagi ditaruh kabupaten-kabupaten, disebar," ujar Jokowi di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (18/3). Jokowi menambahkan, dia tak mau memberikan penyerahan sekadar upacara simbolis saja dengan menyerahkan tiga atau lima unit traktor kepada warga. Ia hanya ingin memastikan seluruh traktor sudah siap untuk dibagikan saat mendatangi Ponorogo. "Kumpulkan semuanya, oh barangnya ada setelah selesai dibagikan. Lalu dinaikkan, dibagikan, dan dibawa pulang ke masing-masing kabupaten," tandasnya. Sebelumnya, sejumlah petani di Ponorogo mengeluh karena traktor tak jadi dibagikan. Padahal, traktor-traktor tersebut dijanjikan akan dibagi secara cuma-cuma kepada seluruh petani. Janji itu disampaikan Jokowi berkunjung ke Ponorogo Jumat (6/3) dua pekan lalu waktu acara panen raya. Padahal dalam sambutannya saat panen raya tersebut Jokowi menyebutkan akan membagikan 41 ribu traktor yang sebagian akan dibagikan kepada petani di Ponorogo. Namun usai kunjungan Jokowi, sebagian besar traktor yang dipajang di pinggir Jalan Raya Kecamatan Jetis menuju Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo diangkut kembali truk tronton. "Katanya akan dibagikan kepada desa-desa di Ponorogo, namun kenyataannya ditarik kembali. Padahal di Ponorogo ini ada 21 kecamatan di 279 desa dan 26 kelurahan. Kami juga tidak tahu alasan

Artikel Traktor Pepe

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pep

Citation preview

Penjelasan Jokowi Soal Penarikan Traktor di PonorogoMerdeka.com -Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah menarik kembali ribuan traktor yang sempat ditampilkan dalam kunjungannya di Ponorogo, Jawa Timur. Mantan Gubernur DKIJakartaini menyebut, traktor yang ada itu tak seluruhnya diserahkan kepada satu desa saja, namun dibagikan ke lima kabupaten lainnya.

"Siapa yang narik, itu kan dikumpulkan 1.300, enggak mungkin 1.300 untuk satu desa. Itu untuk lima kabupaten ya pasti dinaikin lagi ditaruh kabupaten-kabupaten, disebar," ujarJokowidi Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (18/3).

Jokowi menambahkan, dia tak mau memberikan penyerahan sekadar upacara simbolis saja dengan menyerahkan tiga atau lima unit traktor kepada warga. Ia hanya ingin memastikan seluruh traktor sudah siap untuk dibagikan saat mendatangi Ponorogo.

"Kumpulkan semuanya, oh barangnya ada setelah selesai dibagikan. Lalu dinaikkan, dibagikan, dan dibawa pulang ke masing-masing kabupaten," tandasnya.

Sebelumnya, sejumlah petani di Ponorogo mengeluh karena traktor tak jadi dibagikan. Padahal, traktor-traktor tersebut dijanjikan akan dibagi secara cuma-cuma kepada seluruh petani.

Janji itu disampaikan Jokowi berkunjung ke Ponorogo Jumat (6/3) dua pekan lalu waktu acara panen raya. Padahal dalam sambutannya saat panen raya tersebut Jokowi menyebutkan akan membagikan 41 ribu traktor yang sebagian akan dibagikan kepada petani di Ponorogo.

Namun usai kunjungan Jokowi, sebagian besar traktor yang dipajang di pinggir Jalan Raya Kecamatan Jetis menuju Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo diangkut kembali truk tronton.

"Katanya akan dibagikan kepada desa-desa di Ponorogo, namun kenyataannya ditarik kembali. Padahal di Ponorogo ini ada 21 kecamatan di 279 desa dan 26 kelurahan. Kami juga tidak tahu alasan penarikan tersebut. Padahal kalau mendapatkan kami akan senang," kata Bairun Kepada Desa Tanjungsari Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo padamerdeka.com, Selasa (17/3).

Kenapa Semua Traktor Ditarik Dari Ponorogo? JAKARTA- Tindakan penarikan kembali ratusan traktor bantuan usai kegiatan seremoni Presiden di Ponorogo beberapa waktu lalu melukai hati petani.Dengan tindakan itu, tidak terlalu salah bila ada petani yang merasa tertipu. Tindakan tersebut tentu melukai hati mereka," ujar Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (18/3/2015).Bila traktor-traktor bantuan itu tidak diperuntukkan bagi kelompok tani yang hadir di lokasi seremoni, lanjutnya, maka mestinya tidak dibawa ke lokasi seremoni.Tindakan itu, selain melukai hati masyarakat petani, juga menghamburkan dana yang sebenarnya tidak perlu dikeluarkan. Kan membawa ratusan traktor ke lokasi seremoni dan menariknya kembali dari lokasi itu pasti mengeluarkan biaya," tuturnya.Menurutnya, yang dibawa cukup sejumlah traktor yang diperuntukkan bagi kelompok tani yang hadir. Lalu dilakukan penyerahan oleh Presiden kepada mereka.Penyerahan itu menjadi simbol bagi penyerahan traktor oleh Presiden kepada kelompok-kelompok tani penerima bantuan di Jawa Timur. Setelah diserahkan maka adalah hak petani untuk membawa pulang traktor tersebut. Dengan demikian tidak ada yang merasa ditipu, tidak ada yang terluka hatinya dan tidak ada biaya untuk mengangkut kembali traktor ke gudang-gudang," paparnya.Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo hadir di Desa Jetis, Ponorogo dalam rangka panen raya beberapa waktu lalu. Di hadapan masyarakat petani yang hadir, ia menyebutkan pemerintah akan memberikan bantuan traktor sebanyak 41 ribu ke seluruh Indonesia. Dalam seremoni itu traktor-traktor dipajang di pinggir Jalan Raya Kecamatan Jetis menuju Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo.Traktor-traktor itu menjadi buah bibir karena setelah kegiatan, traktor tersebut ditarik lagi dan tak dibagikan ke petani. Padahal, dalam acara tersebut dijanjikan ada pembagian traktor untuk petani.Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah memberikan berbagai klarifikasi atas isu penarikan kembali traktor bantuan ini. Di antara klarifikasinya adalah kedatangan Presiden karena ingin melihat secara langsung bentuk fisik traktornya. Karena itu alokasi traktor bantuan untuk Jawa Timur didatangkan di satu titik, di Ponorogo. Setelah itu dikumpulkan lagi untuk dibagikan ke seluruh Jawa Timur.

Kementan Tegaskan Tak Ada Penarikan TraktorJAKARTA-Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Sumardjo Gatot Irianto menegaskan,tak ada penarikan traktordi daerah manapun oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.Menurut dia, permasalahan penarikan bantuan traktor seperti yang diberitakan akhir-akhir ini merupakan kesalahan persepsi sebagian masyarakat.

Dia menjelaskan bahwa kejadian penarikan traktor seperti yang terjadi di Ponorogo, Jawa Timur, ditujukan untuk proses penyebaran distribusi karena semua kabupaten mendapatkan jatah dari traktor tersebut.

"Sebenarnya tim kami sudah melakukan sosialisasi di Jawa Timur, termasuk Ponorogo bahwa traktor tersebut untuk semua wilayah Jawa Timur. Dibagikan untuk kelompok tani, bukan perorangan. Kemudian pengangkutan traktor-traktor tersebut bukan ditarik, melainkan didistribusikan untuk semua wilayah Jawa Timur," jelas Gatot dalam rilisnya di Jakarta Minggu, (22/3/2015).

Dia menambahkan, Kementan kembali mengirimkan perwakilan untuk melakukan sosialisasi di Ponorogo terkait kesalahpahaman distribusi traktor untuk Jawa Timur.

"Tim kami sudah ke Ponorogo untuk menjelaskan. Saya kira ada betulnya perlu sosialisasi untuk menjelaskan kalau traktor yang di Ponorogo itu untuk seluruh Jawa Timur," ujar Gatot.

Dia mengatakan, terdapat kesalahpahaman petani mengenai pembagian traktor di Ponorogo dan perlu diluruskan agar masalah tersebut tidak berkepanjangan.

"Saya kira masalah ini sudah jelas ya sekarang, pembagian traktor di Ponorogo untuk seluruh Jawa Timur seperti yang di Sukoharjo itu untuk seluruh Jawa Tengah dan tidak ada masalah," kata dia.

Pengiriman alat mesin pertanian (alsintan) ke petani, ujar dia, memang harus dilakukan dengan cepat karena petani berkejaran dengan waktu, tetapi Kementan tetap harus melakukan proses administrasi untuk menghindari masalah yang mungkin muncul ke depan.

Dari 30.000 traktor yang akan dibagikan se-Indonesia, tambah Gatot, memang ditempatkan pada satu titik daerah untuk disebarkan ke masing-masing kabupaten, bukan semua untuk daerah yang menjadi penempatan traktor tersebut.