12
ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN Oleh: DR.Gemala Dewi.SH.,LLM

ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN. Oleh: DR.Gemala Dewi.SH.,LLM. ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN. Perkawinan sebagai salah satu bentuk perjanjian suci antara seorang pria dengan seorang wanita, yang mempunyai segi-segi perdata, berlaku beberapa asas: kesukarelaan, persetujuan kedua belah pihak, - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Oleh: DR.Gemala Dewi.SH.,LLM

Page 2: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Perkawinan sebagai salah satu bentuk perjanjian suci

antara seorang pria dengan seorang wanita, yang

mempunyai segi-segi perdata, berlaku beberapa asas:

(1) kesukarelaan,

(2) persetujuan kedua belah pihak,

(3) kebebasan memilih,

(4) kemitraan suami-isteri,

(5) untuk selama-lamanya dan

(6) monogami terbuka (karena darurat).

Page 3: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

1. Asas kesukarelaan merupakan asas terpenting

perkawinan Islam. Kesukarelaan itu tidak hanya harus

terdapat antara kedua calon suami isteri, tetapi juga

antara kedua orang tua kedua belah pihak

2. Asas persetujuan kedua belah pihak merupakan

konsekuensi logis dari asas pertama tadi. Ini berarti

bahwa tidak boleh ada paksaan, dan merupakan sudah

ada persetujuan dari calon suami-isteri dalam

melangsungkan perkawinan.

Perkawinan yang tidak disetujui oleh para pihak dapat

dibatalkan oleh Pengadilan

Page 4: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

3. Asas kebebasan memilih pasangan.Seseorang berhak untuk memilih atau

menentukan pasangan hidupnyaHR Ibnu Abbas tentang Jariyah yang

dinikahi dengan laki-laki yang tidak disenanginya, dan Rasulullah memberikan pilihan kepadanya untuk melanjutkan perkawinannya atau membatalkannya

Page 5: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

4. Asas kemitraan suami-isteri dengan tugas dan fungsi yang berbeda karena perbedaan kodrat (sifat asal, pembawaan). (Q.S. an-Nisa (4) : 43 dan al-Baqarah (2) ayat 187. Kemitraan ini menyebabkan kedudukan suami-isteri memiliki tugas dan fungsi yang berbeda untuk mencapai tujuan perkawinan

Suami menjadi kepala keluarga, istri menjadi kepala dan penanggung jawab pengaturan

rumah tangga.

5. Asas untuk selama-lamanya. Menunjukkan bahwa

perkawinan dilaksanakan untuk melangsungkan keturunan

dan membina cinta serta kasih sayang selama hidup (Q.s.

ar-Rum (30) : 21).

Perceraian mrpkn perbuatan hal yang dibenci Allah

Page 6: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

6.ASAS MONOGAMI TERBUKA• Berdasarkan (Q.S.an-Nisa’ (4) ayat 3 jo ayat 129).

Didalam ayat 3 dinyatakan bahwa seorang pria muslim dibolehkan atau boleh beristri lebih dari seorang, asal memenuhi beberapa syarat tertentu.

• Syarat poligami adalah ADIL• QS An Nisa ayat 3 jo. 129

– “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”

– “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Page 7: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Cont’d

Pembatasan poligami sebanyak-banyaknya adalah 4 isteri. Didasarkan pada HR An Nasai, bahwa Rasulullah menyuruh Gailan bin Salamah al Tasqafi (seorang musyrik yang baru masuk Islam) yang beristeri 10 orang untuk menceraikan isteri-isterinya dan hanya diperkenankan untuk memiliki isteri 4 orang saja.

Page 8: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Syarat Berpoligami di Indonesia

Berdasarkan :• PP 9/1975

– Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri– Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan– Isteri tidak dapat melahirkan keturunan

• UU 1/1974 tentang Perkawinan– Harus ada izin dari Pengadilan– Bila dikehendaki oleh yang bersangkutan– Hukum dan agama yang bersangkutan mengizinkannya– Ada persetujuan dari isteri/isteri-isteri terdahulu– Ada jaminan suami mampu memenuhi keperluan hidup isteri-

isteri dan anak-anak– Ada jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri

dan anak-anak mereka

Page 9: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Asas-asas Perkawinan menurut UU No. 1 Th 1974 (penjelasan butir 4)

a. Tujuan perkawinan membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal

b. Perkawinan sah bila dilakukan menurut hukum

masing-masing agama dan kepercayaan,

perkawinan hrs (wajib) dicatat menurut

peraturan perUUan yg berlaku.

c. Monogami, namun bila dikehendaki krn hukum

agama, suami dapat beristri lebih dari seorang.

Page 10: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Asas-asas Perkawinan menurut UU No. 1 Th 1974 (penjelasan butir 4)

d. Suami isteri harus telah matang jiwa raganya

untuk melangsungkan perkawinan.

e. Mempersukar perceraian.

f. Hak dan kedudukan istri seimbang dgn hak dan

kedudukan suami dlm kehidupan rumah tangga,

dalam pergaulan masyarakat

g. Perkawinan berikut segala sesuatu yg

berhubungan dgn perkawinan yg terjadi sebelum

UU ini berlaku adlh sah

Page 11: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

Asas perkawinan dalam KHI

Dalam Bab VII KHI mengenai Perjanjian Perkawinan,

Pasal 45 s.d 52. terdapat Asas-asas dlm hk perdata

Islam berlaku bagi mereka yg mengadakan perjanjian

perkawinan.

Asas-asas tersebut antara lain :

a.kebolehan atau mubah,

b.kemaslahatan hidup,

c.kebebasan dan kesukarelaan,

d.menolak mudharat dan mengambil manfaat,

e.kebajikan,

f.kekeluargaan atau kebersamaan yang sederajat.

Page 12: ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN

SELESAI & TERIMAKASIH