Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    1/21

    MODUL PELATIHAN

    ASAS KONSERVASI AIR

    DALAM PENATAAN RUANG

    Instruktur 

    Dr.Ir.Mohammad Bisri,MS.

    Pelatihan Tenaa Ahli Peren!anaan "onstruksi Sum#er Da$a Air Ber#asis Tata %uan &Ti'e III(

    Pusat Pem#inaan "eahlian dan Teknik "onstruksi

    Malan )* Austus + ) Austus -**

    I. DASA%/DASA% "ONSE%0ASI AI%

    1

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    2/21

    ).). Indonesia Neara Air 

    Indonesia merupakan negara air, yang secara kontinyu terjadi musim hujan

    selama lebih kurang enam bulan yang memberikan curah hujan cukup besar.

    Kondisi alam yang demikian ini, haruslah mendapat perhatian secara cermat,

    karena merupakan salah satu faktor yang mendasar dalam menata suatu

    daerah. Sebagai negara yang masih dan terus akan berkembang,

    pembangunan sarana fisik mutlak dilakukan untuk menjamin kesejahteraan

    sosial penduduknya. Pembangunan yang dilakukan berarti juga akan

    mengalihfungsikan penggunaan lahan. Lahan yang dulunya merupakan daerah

    terbuka maupun daerah resapan air, berubah menjadi daerah yang tertutup

    perkerasan dan bersifat kedap air. Perubahan penggunaan lahan seperti ini

    menyebabkan pada musim penghujan, air hujan tidak dapat lagi meresap ke

    dalam tanah, sehingga menimbulkan limpasan di permukaan (surface runoff 

    yang kemudian menjadi genangan atau banjir. Kondisi seperti ini akan

    mempengaruhi juga kelestarian dari airtanah (groundwater , karena air hujan

    yang meresap ke dalam tanah merupakan imbuhan airtanah secara alami

    (natural recharge.

    Pemahaman mengenai proses infiltrasi dan besarnya laju infiltrasi yang terjadi

    serta faktor!faktor yang mempengaruhinya sangat diperlukan sebagai acuan

    untuk pelaksanaan manajemen air dan penggunaan lahan yang lebih efektif.

    "leh karena itu, dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya air, infiltrasi

    merupakan masalah yang seharusnya diatasi terlebih dahulu sebelum upaya

    berikutnya dilakukan, terlebih lagi perubahan penggunaan lahan yang terjadi

    #

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    3/21

    pada saat ini tentunya sangat mempengaruhi besarnya laju infiltrasi yang terjadi.

    $enurut %% &o. #' ahun 1))#, penataan ruang meliputi proses perencanaan

    ruang, pemanfaatan ruang yang berkualitas (yang efisien dan efektif serta

    pengendaliannya, karena penataan ruang merupakan upaya yang bertujuan

    untuk mensejahterakan dan memberikan rasa aman dan nyaman pada

    masyarakat serta mempertahankan dan meningkatkan konser*asi alam atau

    kelestarian lingkungan. +asil perencanaan ruang yang baik akan menghasilkan

    pemanfaatan ruang yang berkualitas dan akan mempermudah dalam usaha

    pengendaliannya.

    Perencanaan ruang pada hakekatnya adalah menata ruang secara terpadu

    dan menyeluruh, menyangkut semua aspek geografi, biologi, fisik, ekonomi dan

    sosial yang harus ditelaah, dianalisis dan dirumuskan menjadi satu kesatuan dari

    berbagai kegiatan pemanfaatan ruang. Perencanaan ruang tidak sekedar 

    memunculkan segi estetika semata, lebih dari itu adalah untuk menciptakan

    keserasian dengan lingkungan alamiahnya. "leh karena itu, dalam perencanaan

    ruang landasan yang digunakan haruslah mengacu pada hakekat dan tujuan

    akhir dari perencanaan ruang itu sendiri. Konser*asi air sebagai landasan, dan

    genangan air atau limpasan permukaan yang tidak mengganggu lingkungan,

    merupakan salah satu tujuan dan menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah

    perencanaan ruang. engan kata lain, bah-a sebuah perencanaan ruang

    memerlukan suatu parameter kontrol atau e*aluasi sebagai dasar penentuan

    keberhasilannya, dan yang berfungsi sebagai parameter e*aluasi tersebut

    adalah kedalaman limpasan permukaan. Konser*asi air yang berarti usaha!

    usaha dalam perlindungan sumberdaya air, merupakan bagian yang tak

    terpisahkan dalam perencanaan ruang (%% &o. #' ahun 1))#. erabaikannya

    analisis kuantitatif mengenai konser*asi air dalam perencanaan ruang,

    menyebabkan ketidakserasian antara pembangunan yang dilakukan dengan

    lingkungan alamiah di sekitarnya. Konstruksi yang indah secara fisik dengan

    bangunan!bangunan yang menjulang dan tertata rapi, terasa kurang bermakna

     jika terjadi genangan yang sangat mengganggu aktifitas penduduk. +ujan

    dengan -aktu yang tidak terlalu lama telah menyebabkan genangan!genangan

    air, bahkan dengan intensitas hujan yang tinggi menyebabkan banjir yang sangat

    merugikan kehidupan ekonomi. Seperti dijelaskan oleh ho- et al ., (1)//,

    bah-a urbanisasi akan memba-a pengaruh terhadap perubahan tata ruang dari

    0

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    4/21

    suatu daerah dan berdampak nyata terhadap sumberdaya air. Pada kondisi

    daerah dalam masa transisi atau sedang mengalami pertumbuhan, ho- et al .,

    (1)// menyebutkan, bah-a akan terjadi penurunan masuknya air ke dalam

    tanah (infiltrasi atau secara luas dapat dikatakan sebagai penurunan konser*asi

    air dan meningkatnya limpasan permukaan. Selanjutnya, pada tahap daerah

    yang sudah mulai berkembang, maka akan menyebabkan penurunan yang lebih

    besar terhadap infiltrasi atau konser*asi air dan peningkatan limpasan

    permukaan serta banjir, juga terjadinya penurunan muka airtanah.

    engan demikian diperlukan suatu perencanaan ruang yang memperhatikan

    kaidah!kaidah konser*asi atau penga-etan air agar terjadi keseimbangan

    lingkungan, sehingga pertumbuhannya tidak menyebabkan genangan atau banjir 

    yang dapat merugikan lingkungan itu sendiri.

    ).-. Daur Hidroloi

       ir merupakan kebutuhan pokok manusia untuk kelangsungan hidupnya.

    $engingat pentingnya air, maka perlu dijaga kelestariannya, sehingga

    ketersediaan air yang cukup bisa terjamin. Konser*asi merupakan usaha dalam

    menjaga kelestarian air tersebut.

    Ketersediaan air, khususnya airtanah, tidak terlepas dari proses

    berlangsungnya daur hidrologi yang merupakan suatu siklus air yang terjadi di

    bumi. alam daur hidrologi, energi panas matahari menyebabkan terjadinya

    proses e*aporasi di laut atau badan air lainnya. %ap air tersebut akan terba-a

    oleh angin melintasi daratan yang bergunung!gunung maupun datar dan apabila

    keadaan atmosfer memungkinkan, maka sebagian dari uap air tersebut akan

    turun menjadi hujan.

    Sebelum mencapai permukaan tanah, air hujan akan tertahan oleh tajuk

    *egetasi. Sebagian dari air hujan akan tersimpan di permukaan tajuk atau daun,

    sebagian lainnya akan jatuh ke atas permukaan tanah melalui sela!sela daun

    atau mengalir ke ba-ah melalui permukaan batang pohon. Sebagian kecil air 

    hujan tidak akan pernah sampai ke permukaan tanah, melainkan tere*aporasi

    kembali ke atmosfir (dari tajuk selama dan setelah berlangsungnya hujan

    (interception.

    2

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    5/21

     ir hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk

    (terserap ke dalam tanah (infiltration. ir hujan yang tidak terserap ke dalam

    tanah akan tertampung sementara dalam cekungan!cekungan permukaan tanah

    (surface detention, untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat

    yang lebih rendah (surface runoff  yang selanjutnya masuk ke sungai. ir yang

    terinfiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan

    membentuk kelembaban tanah. pabila tingkat kelembaban tanah telah cukup

     jenuh, maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara

    lateral (horisontal, untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke

    permukaan tanah (sub  surface  runoff  dan akhirnya mengalir ke sungai.

     lternatif lainnya, air hujan yang masuk ke dalam tanah akan bergerak *ertikal

    menuju lapisan tanah yang lebih dalam dan menjadi bagian dari airtanah

    (groundwater . irtanah tersebut, terutama pada musim kemarau, akan mengalir 

    pelan!pelan ke sungai, danau atau tempat penampungan air alamiah lainnya

    (sdak, 1))3.

    /

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    6/21

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    7/21

    -.). "onser3asi Air4 Hu#unann$a denan In5iltrasi dan

    "edalaman Lim'asan Permukaan

    Konser*asi dalam Kamus 4esar 4ahasa Indonesia (Pur-odarminto, 1))',

    diartikan sebagai usaha!usaha untuk memanfaatkan dan menjaga serta

    melindungi sumberdaya alam. $enurut Pinchot dalam  Suparmoko (1))2

    konser*asi merupakan suatu tindakan pengembangan dan proteksi terhadap

    sumberdaya alam. engan demikian, konser*asi air merupakan usaha!usaha

    dalam pemanfaatan serta perlindungan terhadap sumberdaya air.

    $emberdayakan prinsip konser*asi air dalam perencanaan ruang adalah

    merupakan cara yang efektif untuk menjaga keadaan alam dan keseimbangan

    lingkungan. $empertimbangkan lahan terbuka yang lolos air merupakan suatu

    upaya konser*asi, lahan terbuka dengan sendirinya adalah suatu lahan yang

    berfungsi sebagai lahan peresap air. %paya!upaya peresapan ini bisa

    berlangsung secara alamiah pada lahan terbuka yang lolos air atau bisa

    dilakukan secara buatan dengan menggunakan bangunan peresap yang bisa

    berupa sarana untuk menampung dan meresapkan air hujan atau air permukaan

    ke dalam tanah.

    ari uraian di atas, maka dapat diartikan bah-a konser*asi air adalah upaya

    untuk memasukkan air ke dalam tanah dalam rangka pengisian airtanah, baik

    secara alami (natural recharge atau secara buatan (artificial recharge.

    Pengertian masuknya air ke dalam tanah identik dengan pengertian infiltrasi.

    "leh karena itu, tujuan konser*asi air dalam studi ini adalah mencari besarnya

    laju infiltrasi pada suatu daerah dalam rangka pengisian airtanah. pabila

    kegiatan konser*asi air berjalan dengan baik, maka limpasan permukaan atau

    genangan air sedikit sekali terjadi. Sebaliknya, apabila konser*asi air tidak

    berjalan dengan baik, maka akan timbul limpasan permukaan atau genangan air 

    bahkan banjir.

    -.-. In5iltrasi

    Infiltrasi adalah suatu proses masuknya air, baik air hujan, air irigasi atau yang

    lain dari permukaan tanah ke dalam tanah.

    $ein 5 Larson, (1)21 dalam &ur +idayah (#666 menyatakan bah-a proses

    infiltrasi dapat dibedakan menjadi dua kondisi, yaitu infiltrasi pada kondisi ideal

    dan infiltrasi pada kondisi alami.$enurut sdak (1))3 dalam bdulah (#66#, bah-a infiltrasi melibatkan tiga

    proses yang saling tidak tergantung, yaitu (1 meresapnya air hujan melalui pori!

    16

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    8/21

    pori permukaan tanah, (# tertampungnya air hujan yang meresap tersebut

    dalam tanah, dan (7 mengalirnya air tersebut ke tempat lain. Laju infiltrasi

    ditentukan oleh (1 jumlah air yang tersedia di permukaan tanah, (# sifat

    permukaan tanah, dan (7 kemampuan tanah dalam mengosongkan air di atas

    permukaan tanah.

     da beberapa faktor yang diduga paling mempengaruhi infiltrasi pada suatu

    tanah, yaitu (a sifat tanah yang terdiri dari tekstur tanah, struktur tanah,

    kandungan air tanah (soil water , profil lengas pada 8ona perakaran, alkalinitas

    tanah, suhu tanah dan adanya udara yang terperangkap dalam tanah, (b sifat air 

    yang meliputi kekeruhan dan suhu air, dan (c sifat hujan yang meliputi lama dan

    intensitas hujan ($ather, 1)/' dalam &ur +idayah, #666.

    ekstur tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses

    infiltrasi air ke dalam tanah. ekstur tanah adalah ukuran relatif tanah yang

    mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah (9oth, 1))/, atau komposisi

    pasir (sand , debu (clay  dan liat (silt  yang terkandung dalam tanah. Pengaruh

    tekstur tanah terhadap infiltrasi terjadi akibat adanya perbedaan gaya matrik

    yang ditimbulkan oleh tanah yang memiliki ukuran partikel yang berbeda

    (Soepardi 1)/7, dalam  &ur +idayah, #666. anah pasir mempunyai

    kemampuan yang rendah dalam menahan air, disusul dengan tanah yang

    bertekstur lempung dan yang paling tinggi kemampuannya dalam menahan

    meresapnya air adalah tanah yang bertekstur liat yang kandungannya didominasi

    oleh mineral liat (Setijono 1))0, dalam  &ur +idayah #666. anah dengan

    kemampuan yang tinggi dalam menahan meresapnya air, menyebabkan

    kemampuan infiltrasinya rendah karena daya hantar airnya rendah (Soepardi,

    1)/7 dalam ipto, #667.

    Selain itu, sifat fisik tanah yang mempengaruhi infiltrasi adalah berat isi tanah

    dan porositas tanah. 4erat isi tanah merupakan perbandingan antara berat

    tanah kering dengan *olume tanah termasuk *olume pori!pori tanah. 4erat isi

    tanah menunjukkan kepadatan tanah, semakin padat suatu tanah makin tinggi

    berat isi tanah tersebut yang berarti sulit untuk dile-ati air dan ditembus oleh

    akar tanaman. 4erat isi tanah dihitung dengan menggunakan persamaan

    sebagai berikut:

    ;t

    $pb   =ρ

    dengan:

    ρb  < berat isi tanah (gram cm!7

    $p < massa padatan (gram

    11

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    9/21

     ;t < *olume tanah (cm7

    Porositas merupakan perbandingan antara *olume ruang pori dengan *olume

    total tanah. =uang pori tanah adalah bagian tanah yang diisi oleh udara dan air 

    yang dibedakan menjadi pori kasar atau pori makro (berisi udara dan air 

    gra*itasi dan pori halus atau pori mikro (berisi udara dan air kapiler. Porositas

    dihitung dari hasil analisis berat isi tanah dan berat jenis tanah. 4erat jenis tanah

    merupakan parameter fisik tanah yang menunjukkan kerapatan dari partikel

    padat yang terkandung dalam tanah secara keseluruhan yang terdiri dari

    berbagai jenis mineral dan bahan organik. Porositas total dihitung dengan

    menghubungkan berat isi tanah (ρb dengan berat jenis tanah (ρp melalui

    persamaan berikut:

    >1661p

    b ×ρ

    ρ−=φ

    dengan:

    φ  < porositas (>

    ρb  < berat isi tanah (gram cm!7

    ρp  < berat jenis tanah (gram cm!7

    4erat isi tanah (ρb diperoleh dari persamaan di atas, sedangkan berat jenis

    tanah (ρp diperoleh berdasarkan analisis yang dilakukan pada contoh tanah

    utuh. ontoh tanah tersebut terlebih dahulu dikeringkan dalam o*en dengan

    suhu 1636  selama #' jam. Setelah itu contoh tanah dihaluskan, kemudian

    dimasukkan ke dalam piknometer (piknometer ditimbang terlebih dahulu < P

    sebanyak #6 gram dan ditimbang (P?o. Kemudian ditambah air sampai @

    *olume piknometer, lalu dikocok!kocok sampai tanah dan air bercampur.

    ampuran tersebut kemudian dipanaskan di atas tempayan baja sampai

    mendidih, setelah itu piknometer diangkat dan ditambah air dingin yang sudah

    direbus sampai batas 166 ml. Setelah dingin, piknometer ditimbang (P?o?ir.

    &ilai berat jenis dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

    ( )( )oP( ir oP(166

    PoP(

    ;p

    $pp

    +−++−

    −+==ρ

    dengan:

    ρp  < berat jenis tanah (gram cm!7

    $p < massa tanah (gram

    ;p < *olume tanah (cm

    7

    9aktor yang juga mempengaruhi infiltrasi adalah faktor biotik seperti

    keberadaan dan akti*itas hidup, akar!akar yang mati dan karakteristik kanopi

    1#

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    10/21

    tanaman, sehingga menyebabkan laju infiltrasi ber*ariasi dalam dimensi ruang

    dan -aktu. Kondisi permukaan tanah, penutupan *egetasi, sifat tanah seperti

    porositas, kondukti*itas hidraulik jenuh dan kadar air tanah juga mempengaruhi

    laju infiltrasi (ho- et al., 1)//. $enurut Ailson (1))7, faktor yang dapat

    mempercepat proses infiltrasi antara lain adalah rapatnya perakaran yang

    memungkinkan tanah ba-ah dapat dicapai, lapisan bahan rombakan tumbuhan

    berupa lapisan bak!sepon, binatang dan serangga penggali lubang yang

    membuat jalan ke dalam tanah, penutupan tanah yang mencegah pemadatan

    dan penyerapan air oleh tumbuhan yang menghilangkan kelengasan tanah.

    Perlakuan praktek pengolahan lahan juga berpengaruh terhadap proses

    infiltrasi. $enurut ook (1)0# dalam &ur +idayah (#666 laju infiltrasi di ba-ah

    tanaman semusim lebih rendah daripada di ba-ah rumput. ;egetasi di

    permukaan tanah dapat mengurangi air hujan yang sampai ke permukaan tanah

    dan menghambat aliran air di permukaan tanah, sehingga meningkatkan

    kesempatan air tersebut terinfiltrasi ke dalam tanah (%tomo, 1)/' dalam  &ur 

    +idayah, #666.

    Soemarto (1)/2 menyatakan, bah-a infiltrasi sangat mempengaruhi dua hal,

    yaitu sebagai berikut:

    1. Proses limpasan (runoff 

    Laju infiltrasi menentukan banyaknya air hujan yang diserap ke dalam tanah,

    makin besar laju infiltrasi, maka makin besar air yang masuk ke dalam tanah

    dan akan semakin kecil limpasan permukaan atau genangannya, sehingga

    debit puncaknya juga lebih kecil.

    #. Pengisian lengas tanah (soil moisture dan airtanah (groundwater 

    Pengisian lengas tanah dan airtanah penting sekali untuk ketersediaan

    airtanah. Pengisian lengas tanah sama dengan selisih antara besarnya

    infiltrasi dan perkolasi. 4esarnya perkolasi dibatasi oleh besarnya laju

    infiltrasi. "leh karena itu, laju infiltrasi sangat menentukan besarnya isian

    airtanah.

     da beberapa metode yang biasa digunakan untuk menghitung laju

    infiltrasi secara empirik, yaitu model Kostiako*, +orton, +oltan dan model

    yang diturunkan dari teori aliran di media porous seperti Green-Ampt .

    Selain itu, menurut Soemarto (1)/2, Linsley (1)/0, Ailson (1))7 dan

    Sharma (1)/2 dalam bdulah (#66#, ada beberapa metode pengukuran secara

    langsung di lapangan dalam menentukan besar laju infiltrasi yang terjadi, yaitu

    sebagai berikut:

    17

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    11/21

    1. Infiltrometer 

    Infiltrometer merupakan alat ukur infiltrasi di lapangan yang sering dipakai

    karena selain mudah dalam pengoperasiannya juga sangat ekonomis dengan

    hasil yang cukup baik. Infiltrometer adalah silinder pendek dengan garis tengah

    lebar atau sejenis dengan silinder lain yang dindingnya kedap air dan

    ditancapkan di atas permukaan tanah. Kemudian silinder tersebut diisolasi

    setebal 3 B 16 cm dari permukaan tanah dan terus menerus diisi dengan air 

    untuk mempertahankan genangan yang ada di dalam silinder. Penurunan air 

    dalam silinder dicatat sesuai perbedaan -aktu yang telah ditentukan. Saat ini

    yang seringkali dipakai dalam pengukuran infiltrasi di lapangan, adalah

    infiltrometer silinder ganda (double ring infiltrometer  dengan metode infiltrasi

    genangan ( ponded infiltration. lat ini terdiri dari dua silinder, silinder dalam

    berdiameter '6 cm dan silinder luar berdiameter 06 cm. $aksud dari

    pemasangan silinder bagian luar adalah untuk mengurangi beberapa efek tepi

    dari tanah kering di sekeliling silinder, dan mencegah terjadinya aliran lateral di

    ba-ah silinder selama pengukuran dilakukan.

    #. estplot

    Pengukuran daya infiltrasi dengan menggunakan infiltrometer hanya bisa

    dilakukan bila -ilayah pengukurannya relatif tidak luas, sehingga kadang!kadang

    untuk -ilayah pengukuran yang luas, maka infiltrometer kurang fleksibel untuk

    dipergunakan. %ntuk mengatasi masalah tersebut, maka digunakan cara

    testplot, yaitu lahan luas yang agak datar yang dikelilingi oleh tanggul dan

    digenangi oleh air. Laju infiltrasi diperoleh dengan cara mengukur banyaknya air 

    yang ditambahkan ke dalam petak agar permukaan air selalu konstan.

    7. Lysimeter 

    Lysimeter merupakan alat berupa sebuah tangki beton yang ditanam dalam

    tanah, kemudian diisi dengan tanah dan tanaman yang sama dengan keadaan di

    sekelilingnya, serta dilengkapi dengan fasilitas drainasi dan penyuplai air.

    engan Lysimeter tersebut, besarnya infiltrasi dengan kondisi curah hujan yang

    sebenarnya dapat diamati. urah hujan harus diukur dengan menggunakan alat

    pencatat hujan yang harus ditempatkan di dekat Lysimeter.

    '. Simulator +ujan (est Penyiraman!Sprinkler 

    i atas sebidang tanah dengan luas beberapa puluh meter persegi (m#

    diberikan hujan buatan dengan intensitas yang diketahui dan konstan (i C fp.

    Permukaan tanahnya dibuat agak miring, sehingga limpasan permukaan sebesar 

    i B fp dapat mengalir di atas permukaan tanah dan diukur. Parameter i, D dan fp

    dinyatakan dalam mm jam!1. Setelah berjalan beberapa lama, selisih i dan D

    1'

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    12/21

    menjadi hampir konstan, ini berarti bah-a fc sudah hampir tercapai. Setelah

    penyiraman dihentikan, limpasan masih terjadi beberapa saat meskipun dengan

    intensitas yang semakin kecil. +al ini disebabkan oleh semakin kecilnya

    ketebalan air di atas permukaan tanah, yang berarti pelepasan tampungan air di

    atas permukaan tanah. Selama pelepasan tampungan tersebut masih ada,

    dianggap bah-a infiltrasi menurun dengan cara yang sama dengan debit. Ini

    berarti bah-a, pada permulaan test terjadi tampungan sebesar *olume total

    limpasan permukaan dan infiltrasi setelah hujan buatan dihentikan. engan

    perkiraan yang tepat terhadap besarnya tampungan tersebut, maka dapat

    ditentukan besar fp (laju infiltrasi.

      $etode lain yang digunakan untuk mengukur laju infiltrasi adalah dengan

    metode pendekatan uji laboratorium, yaitu dengan pendekatan nilai Kondukti*itas

    +idraulik Eenuh (K+E, karena sebagaimana menurut hild (1)0) dalam ipto

    (#667 bah-a dalam beberapa penelitian, nilai laju infiltrasi konstan (fc dapat

    didekati dengan nilai Kondukti*itas +idraulik Eenuh tanah (K+E. Konsep dasar 

    dari metode K+E adalah hukum arcy, bah-a aliran dalam bentuk cair dalam

    media berpori sebanding dengan gaya penggerak (gradien hidrolik, dan

    berbanding lurus dengan sifat bahan dalam mengalirkan cairan (kondukti*itas

    hidrolik. Laju infiltrasi diperoleh dengan mengukur kecepatan pergerakan air 

    yang melintasi tanah, dengan cara membagi jumlah air yang mele-ati tanah

    tersebut dengan -aktu yang ditentukan. Secara matematis persamaan arcy

    adalah :

     +t 1

    (FK

    ××

    ×=

    dengan:

    F < *olume air yang tertampung (cm7

    < tinggi contoh tanah (cm

    t < -aktu (jam

    + < tinggi genangan (cm

      < luas penampang contoh tanah (cm#

    K < kondukti*itas hidraulik jenuh (cm jam!1

    -.6. "edalaman Lim'asan Permukaan

    Kedalaman limpasan permukaan merupakan faktor penting dalam

    perencanaan ruang yang berlandaskan konser*asi air. Implikasi yang akanditimbulkan dari kedalaman limpasan permukaan yang berlebih menjadi

    ancaman bahaya banjir, sehingga dalam perencanaan ruang, identifikasi dari

    13

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    13/21

    parameter!parameter yang mempengaruhi limpasan permukaan mutlak untuk

    dilakukan.

    Kedalaman limpasan permukaan merupakan fungsi dari nilai limpasan

    permukaan. "leh karena itu, dalam mencari kedalaman limpasan permukaan,

    cara yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mencari debit limpasan

    permukaan.

    Limpasan permukaan terjadi ketika jumlah curah hujan melampaui laju

    infiltrasi. Setelah laju infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi cekungan atau depresi

    pada permukaan tanah. Setelah pengisian selesai, maka air akan mengalir 

    dengan bebas dipermukaan tanah (terjadi limpasan permukaan.

    9aktor!faktor yang mempengaruhi limpasan permukaan bisa dikelompokkan

    ke dalam faktor!faktor yang berhubungan dengan curah hujan dan yang

    berhubungan karateristik daerah aliran sungai. Lama -aktu hujan, intensitas dan

    penyebaran hujan mempengaruhi limpasan permukaan. Pengaruh aerah liran

    Sungai (S terhadap limpasan permukaan adalah melalui bentuk dan ukuran

    S, topografi, jenis tanah, geologi dan keadaan penggunaan lahan. $akin

    besar ukuran S, makin besar limpasan permukaan. 4entuk S yang

    memanjang dan sempit cenderung menurunkan limpasan permukaan

    dibandingkan dengan S berbentuk melebar, -alaupun luas keseluruhan dari

    dua S itu sama. 4entuk topografi seperti kemiringan lereng serta bentuk

    cekungan akan mempengaruhi limpasan permukaan. S dengan sebagian

    besar bentang lahan datar akan menghasilkan limpasan permukaan yang lebih

    kecil dibandingkan dengan daerah yang memiliki kemiringan lereng yang besar.

    ;egetasi dan cara bercocok tanam dapat menghalangi jalannya limpasan air dan

    memperbesar jumlah air yang tertahan di atas permukaan tanah (surface

    detention, dengan demikian akan menurunkan limpasan permukaan (sdak,

    1))3.

    III. INDI"ATO% UTAMA "EBE%HASILAN "ONSE%0ASI AI% SEBA1AI

    ASAS PENATAAN %UAN1

    Penataan ruang, hakekatnya tidak lain adalah kegiatan penatagunaan

    lahan. anpa rancangan tata guna lahan yang memadai, penggunaan ruang

    dapat menjurus ke arah persaingan antara berbagai kepentingan, yang akhirnya

    hanya akan saling merugikan dan pada gilirannya akan menimbulkan degradasi

    sumberdaya air yang tak terkendali (ejoyu-ono &otohadipra-iro, 1)/6.

    Konsepsi ini menunjukkan bah-a penataan ruang tidak semata!mata menjadi

    10

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    14/21

    tanggungja-ab sepenuhnya para planolog, akan tetapi semua pihak dari

    berbagai disiplin ilmu yang terkait dalam usaha!usaha pelestarian alam.

    Secara teoritis, bah-a indikator utama keberhasilan penataan ruang

    berbasis konser*asi air adalah keseimbangan siklus hidrologi pada S tersebut

    harus berlangsung secara alamiah. engan kata lain bah-a apabila

    pemanfaatan ruang oleh manusia tidak sesuai dengan pendekatan penataan

    alam, maka berhasil dan tidaknya penataan ruang dapat dilihat. "leh karena itu

    indikator utama keberhasilan penataan ruang berbasis konser*asi air adalah

    besarnya limpasan permukaan atau rasio debit Fmaksimum dan Fminimum,

    besaran erosi yang terjadi, kekeringan, rasio ka-asan resapan, dan kedalaman

    airtanah.

    6.). Lim'asan Permukaan

    Limpasan permukaan (surface run off adalah jumlah air yang melimpas di

    atas permukaan tanah akibat curah hujan. pabila jumlah hujan yang turun ke

    lahan lebih banyak dibandingkan yang masuk ke dalam tanah, maka indikasi ini

    menjelaskan bah-a prosentasi tutupan lahan oleh tanaman yang menyerap air 

    sangat rendah, atau tutupan lahan dengan bahan kedap air lebih luas dibanding

    tutupan lahan yang dapat menyerap atau tembus air ke dalam tanah. Keadaan

    ini menimbulkan limpasan yang besar atau genangan yang tinggi.

     Kerugian yang diakibatkan limpasan permukaan atau biasa juga disebut

    banjir untuk setiap ka-asan sangat berbeda. Ka-asan yang mempunyai nilai

    ekonomis tinggi, seperti Kota Eakarta, banjir 6,3 meter saja telah mengakibatkan

    kerugian materi yang sangat besar. Sedangkan di ka-asan yang kurang

    mempunyai nilai ekonomis tinggi, misalnya di hutan yang tidak ada

    penduduknya, maka banjir setinggi 1 meter belum menimbulkan kerugian yang

    berarti. "leh karena itu kerugian akibat limpasan permukaan sangat ditentukan

    oleh nilai ekonomis suatu lahan atau -ilayah atau ka-asan.

    6.-. %asio De#it Maksimum dan Minimum

    Secara *isualisasi kerusakan suatu S dapat dilihat dari berkurangnya

    debit air sungai pada musim kemarau dan banjir besar pada musim penghujan.

    Kemudian dari penilaian ini berkembang dan diperoleh suatu metode penilaian

    keberhasilan penataan ruang dengan mengukur rasio debit maksimum dan debit

    minimum (F maks dan F min. Semakin kecil FmaksGFmin, maka pengeloalaan

    S dapat dinilai berhasil. rtinya jika FmaksGFmin kecil, misal diambil nilai ideal

    FmaksGFmin < 1, maka Fmaks < Fmin. Ini berarti konstannya suatu aliran

    12

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    15/21

    sungai pada kurun -aktu tertentu. engan kata lain, tidak terjadi banjir di musim

    hujan dan tidak terjadi kekeringan di musim kemarau.

    Sebagai contoh tentang penilaian paramater ini adalah studi yang telah

    dilakukan di Sub S Kali Konto. Pada sub S Kali Konto, pencatatan debit

    yang ada terletak di stasiun Kedungrejo (1)2/ sGd 1)/# dan stasiun Kambal

    (1)2) sGd 1)/#. Perhitungan FmaksGFmin didasarkan pada perbandingan dari

    debit paling besar pada kurun -aktu tertentu (bulan atau tahun dengan debit

    paling kecil pada kurun -aktu yang sama. ari kedua stasiun diperoleh suatu

    kesimpulan bah-a FmaksGFmin bulanan untuk 1)2), 1)/6 dan 1)/1 pada

    bulan!bulan basah (&opember sGd $aret mempunyai kecenderungan meningkat

     jika dibandingkan dengan bulan!bulan kering (Euni sGd September. +anya saja

    terjadi lonjakan nilai FmaksGFmin pada bulan $ei tahun 1)2), tetapi dengan

    melihat FmaksGFmin rata!rata bulan kering yang tidak terlalu ber*ariasi, hal ini

    kemungkinan disebabkan oleh kekurang!cermatan dalam pengamatan data atau

    mungkin pada -aktu itu terjadi kondisi ekstrim. $eskipun demikian, secara

    keseluruhan FmaksGFmin bulanan pada kedua stasiun tersebut adalah baik

    sekali, yaitu memiliki nilai berkisar antara 1 hingga 2. %ntuk FmaksGFmin

    tahunan kedua stasiun dengan tiga tahun pengamatan terjadi *ariasi

    FmaksGFmin pada stasiun Kedungrejo dan kenaikan setiap tahun pengamatan

    pada stasiun Kambal dengan nilai FmaksGFmin berkisar antara 1 hingga 2.

    Sebagai bahan perbandingan FmaksGFmin tahunan untuk beberapa sungai di

    Pulau Ea-a dapat dilihat pada tabel di ba-ah.

    ernyata jika dibandingkan dengan beberapa daerah aliran sungai di Pulau

    Ea-a, FmaksGFmin pada Sub S Kali Konto cukup kecil. Sehingga dapat dinilai

    bah-a pengelolaan Sub S Kali Konto berhasil. +al ini dikuatkan dengan

    keadaan dilapangan dan informasi yang diperoleh dari penduduk setempat,

    bah-a sekitar daerah Kali Konto relatip tidak pernah terjadi banjir yang berarti

    dan pada musim kemarau hampir tidak pernah mengalami kekeringan.

    Tabel. Nisbah Qmaks dan Qmin Bebea!a S"n#ai di P"la" $a%a

    ahun 1)27 ahun 1)2' ahun 1)23 ahun 1)20

    1 .itandui ! Pataruman 1636G123 < 06 1116G10,) < 00 1#31G/,0/ < 1'' 0)7G6,3' < 1#/7

    # .imanuk ! Aado #1'G11,1 < 1) 7//G11,0 < 77 '11G),10 < '3 1/)G0,6' < 71

    7 Progo ! Kranggan 101G7,7# < '/ 121G3,31 < 71 1'1G7,17 < '3 1##G#,'3 < ')

    ' Serayu ! =a-alo 12#/G160 < 10 12/)G/3,/ < #6 12'1G3' < 7# 1/36G#0 < 21

    3 Solo ! &apel 120/G12,1 < 167 #7)3G12,1 < 1'6 #307G1#,1 < #63 1)'0G7,' < 32#

    0 .itarum 1#00G#',0 < 31 0/7G7/,# < 12 1)11G##,/ < 7) )72G16,' < )6

    2 4rantas 32/G37,0 < 16 3#6G'2,2 < 16 0#7G07,0 < ),/ 0#7G31,1 < 1#

    Fmaks G Fmin&ama Sungai&o

    1/

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    16/21

    6.6. Erosi

    Pada dasarnya erosi merupakan proses perataan kulit bumi. Secara

    sederhana seharusnya Hrosi yang diperbolehkan (Hdp  tidak boleh melebihi

    proses pembentukan tanah. engan adanya akti*itas manusia, 4ennet (1)7)

    memperkirakan bah-a untuk membentuk lapisan tanah sedalam #3 mm

    diperlukan -aktu lebih kurang 766 tahun. engan dasar perhitungan ini maka

    batas laju erosi dapat diterima adalah 1#,3 tonGhaGtahun. i merika Hdp 16

    tonGhaGtahun untuk tanah sa-ah dan 1#,3 tonGhaGtahun untuk tanah tegalan.

    engan kecepatan kehilangan tanah lebih kecil dari laju pembentukan tanah,

    maka diharapkan produkti*itas tanah tidak menurun. Sehubungan dengan ini $c

    omack,dkk (1)2) memberi batasan erosi yang diperbolehkan ($c ormack

    menggunakan istilah Soil Loss Tolerance)  adalah kecepatan maksimum

    kehilangan tanah pertahun yang diperbolehkan agar produkti*itas tanah dapat

    mencapai tingkat optimum dalam -aktu yang lama. Aeishmeier dan Smith

    (1)2/ mengemukakan bah-a dalam penentuan nilai Hdp harus

    mempertimbangkan:

    (1 Ketebalan lapisan tanah atas.

    (# Sifat fisik tanah.

    (7 Pencegahan terjadinya selokan (gully).

    (' Penurunan bahan organik.

    (3 Kehilangan 8at hara tanaman.

    engan batasan tersebut, maka tanah yang mempunyai solum tebal, nilai

    Hdp!nya lebih tinggi daripada tanah yang solumnya tipis.

    i Indonesia, +ammer (1)/1 seorang ahli konser*asi tanah dari ustralia

    yang bekerja di Pusat Penelitian anah 4ogor, mengusulkan agar menghitungnilai erosi yang diperbolehkan berdasarkan kedalaman ekui*alen tanah dan

    kelestarian sumber daya tanah (umur yang diharapkan, dengan persamaan:

    Hdp <TanahnKelestaria

    EkuivalenTanahKedalaman

    Sebagai contoh:

    anah jenis inceptisol dengan penggunaan lahan tegal yang memiliki kedalaman

    7,7) meter, kelestarian tanahnya '66 tahun, maka nilai:

    th400

    mm3390Edp   =

    1)

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    17/21

    th/mm475,8Edp   =

    )cm.g!"#th

    mm475,8Edp   3−=   4erat Isi tanah inceptisol < 1,1 gGcm7

    )cm.g$.$#thcm8475,0Edp   3−=

    Hdp < 6,)7##3 g cm#

    4%4

    4&

    $0#m$0

    $0#t'n$093%%5,0Edp

    =

    th/ha

    t'n$0#93%%5,0Edp

    %−

    =

    th/ha

    t'n#%%5,93Edp  =

    +al ini berarti erosi yang diperbolehkan pada tanah inceptisol dengan

    penggunaan lahan tegal adalah sebesar )7,##3 tonGhaGth, namun jika mengacu

    pada referensi di merika, maka erosi yang terjadi melebihi toleransi yang

    diperbolehkan yaitu sebesar 1#,36 tonGhaGth.

    6.7. "ekerinan

    Kekeringan adalah suatu ka-asan yang tidak dijumpai air yang berlebih

    atau bahkan tidak ada air sama sekali. Kondisi ini disebabkan ka-asan tersebutsecara alamiah memang tidak tersedia air, baik air permukaan maupun airtanah.

    Penataan ruang yang baik dan berhasil, kondisi ka-asan yang mengalami

    kekeringan bisa dikurangi dengan berbagai teknologi pengadaan air dan

    pemerataan air, bahkan dengan teknologi hujan buatan. Semakin luas -ilayah

    kekeringan, menunjukkan ketidak berhasilan dalam mengelola suatu S.

    6.. %asio "a8asan %esa'an

    =asio ka-asan resapan adalah perbandingan antara daerah resapan

    dengan total luasan daerah. alam penyusunan peta konser*asi air dihasilkan

    ka-asan!ka-asan yang mempunyai daya resap (infiltrasi tinggi sampai rendah.

    4erdasarkan hasil itulah dalam rencana tata ruang -ilayah seharusnya

    ditentukan daerah!daerah yang direncanakan sebagai ka-asan resapan air.

    Semakin besar rasio ka-asan resapan, menunjukkan pengelolaan ka-asan S

    semakin berhasil. Ka-asan resapan bisa berupa, hutan, lahan terbuka hijau,

    sumur resapan, -aduk dan teknologi lainnya yang menyebabkan air mudah

    meresap ke dalam tanah, sehingga sangat banyak mengurangi limpasan

    permukaan atau banjir.

    #6

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    18/21

    6.9. "edalaman Airtanah

    Pada saat ini dengan banyaknya kerusakan hutan dan berkurangnya

    daerah resapan air mengakibatkan muka airtanah semakin berkurang (dalam.

    Perbandingan air yang masuk ke dalam tanah dan yang diambil (dipompa dari

    tanah sangat tidak seimbang, mengakibatkan penduduk sering kali mendapati

    sumur B sumur mereka semakin dalam dan jumlah air semakin berkurang. i

    daerah perkotaan, lebih banyak ka-asan yang tertutup lapisan kedap

    dibandingkan dengan ka-asan yang tidak tertutup lapisan kedap air. i hampir 

    seluruh ka-asan perkotaan jalan kampung di rabat beton, mengakibatkan

    berkurangnya resapan air dan pasokan airtanah berkurang, sehingga sumur 

    airtanah semakin tahun semakin dalam.

    Sebagai contoh, penurunan muka airtanah yang drastis terjadi terutama

    sejak tahun 1)/6!an. +al itu seiring dengan pesatnya perkembangan industri dan

    permukiman penduduk. Penurunan muka airtanah paling parah terjadi di daerah

    industri, seperti imahi (sekitar Leu-igajah, 4atujajar, sekitar Eln. $oh. oha,

    ayeuhkolot, =ancaekek!icalengka, %jungberung, icaheum, dan

    Kiaracondong. i daerah permukiman dan perumahan, penurunan terjadi pada

    muka airtanah dangkal, ini terlihat dari sulitnya penduduk mendapatkan airtanah

    dari sumur mereka. Selama #3 tahun terjadi penurunan muka airtanah sampai

    puluhan meter.

    Kalau kita bandingkan kondisi tahun 1)/6 dan tahun #66'!#663, tahun

    delapan puluhan, masyarakat di daerah 4andung tidak mengalami kesulitan

    airtanah. engan cara membuat sumur bor pantek dengan kedalaman sekitar '6

    m dari permukaan tanah, airtanahnya sudah bisa keluar sendiri tanpa dipompa

    (air artetis. irtanah bisa menyembur sampai setinggi 3 meteran di atas

    permukaan tanah. Kondisi tahun #66'!#663 airtanah tidak bisa artesis, bahkan

    mengalami penurunan hampir # meteran.

    #1

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    19/21

    DA2TA% PUSTA"A

     rsyad, Sitanala. 1)/). Konserasi Tanah dan Air . IP4 Press. 4ogor.

     sdak, hay. 1))3. !idrologi dan "engelolaan #aerah Aliran Sungai . ajah

    $ada %ni*ersity Press. Jogyakarta.

    4udihardjo, Hko. 1))2. Tata $uang "erkotaan. P. L%$&I. 4andung.

    . olosimo, . $endicino. IS for istributed =ainfall ! =unoff $odeling dalamSingh, P. ;ijay, $. 9lorentino (ed., Geographical %nformation Systems %n!ydrology . Klu-er cademic Publishers. London.

    iriacy!Aantrup, S. ;. $esource &onseration. %ni*ersity of alifornia Press.4erkely, alifornia.

    amayanti, &. #667. "erbedaan %nfiltrasi pada 'erbagai "enggunaan Lahan di 

    #AS 'rantas !ulu.  Skripsi idak iterbitkan. Eurusan anah 9akultasPertanian %ni*ersitas 4ra-ijaya. $alang.

    epartemen KI$P=SAIL. #66#. "edoman "enyusunan $encana Tata $uang Kawasan "erkotaan. Eakarta.

    9oth, +. . 1))/. #asar-dasar %lmu Tanah. ajah $ada %ni*ersity Press.Jogyakarta.

    allion, 4. rthur dan Hisner, Simon. 1))#. "engantar "erancangan Kota(#esain dan "erencanaan Kota. Penerbit H=L&. Eakarta.

    lasson, Eohn. 1)22. "engantar "erencanaan $egional 'agian Satu dan #ua).Lembaga Penerbit 9akultas Hkonomi %ni*ersitas Indonesia. Eakarta.

    upta. 1)2). *ater $esources +ngineers and !ydrology . Standart Publishersistributors. &e- elhi, India.

    +arto, Sri. 1))7. Analisis !idrologi . ramedia Pustaka %tama. Eakarta.

    +illel, aniel. 1)/6. %ntroduction to Soil "hysics. cademic Press, Inc. London.

    Ilyas, $. rief, t. $ajo Kayo, Sofyan dan Surapati, Hr-an. 1))0. $etode

    Pemodelan Infiltrasi $erupakan Proses Penting dalam Pengelolaan ir, liran Limpasan dan Hrosi. "ertemuan %lmiah Tahunan "%T) !AT!% .$edan.

    ##

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    20/21

    Islami, dan %tomo, A. 1))3. !ubungan Tanah( Air dan Tanaman.  IKIPSemarang Press. Semarang.

    Kartasaputra, . . 1)/3. Teknologi Konserasi Tanah dan Air . P 4ina ksara.Eakarta.

    Kohnke, +. 1)2). Soil "hysics. $c. ra- +ill Publishing ompany. &e- elhi.

    Ko8lo-ski, Eer8y. 1))2. "endekatan Ambang 'atas dalam "erencanaan Kota(*ilayah dan Lingkungan Teori , "raktek). Penerbit %ni*ersitas Indonesia(%I Press. Eakarta.

    Krueckebers, . onald dan Sil*ers, L. rthur. 1)2'. rban "lanning Analysis/ethod and /odel . Eohn Aille and Sons, Inc. &e- Jork.

    Linsay, =ay K. 1)/0. !idrologi ntuk %nsinyur. Hrlangga. Eakarta.

    $aidment, = a*id. 1))0. Hn*ironmental $odeling Aithin IS dalam oodchild,$. 9., Steyaert, L. ., Parks 4. "., . Eohnston, . $aidment, $. ranedan S. lendinning (ed., G%S and +niromental /odeling "rogress and $esearch %ssues. IS Aorld 4ooks 9orth ollins, %S.

    $c lendon, A. 4ruce dan atanesc, E. nthony. 1))0. "lanners on "lanning .Eossey!4ass Publishers. San 9ransisco.

    $c uen, =ichard. +. 1)/#. Guide to !ydrologic Analysis sing /ethods.Prentice +all Inc. &e- Eersey, %S.

    Prahasta, Hddy. #661. Konsep-konsep #asar Sistem %nformasi Geografis.Informatika. 4andung.

    Pur-odarminto. 1))'. Kamus 'esar 'ahasa %ndonesia. 4alai Pustaka. Eakarta.

    =ahma-ati, Indah J. #663. Studi Simpanan Lengas Tanah pada 'erbagai "enggunaan Lahan di #"S Kali Sumpil , Skripsi idak iterbitkan.%ni*ersitas 4ra-ijaya. $alang.

    =apoport, mos. 1))6. The /eaning of The 'uilt +nironment . %ni*ersity of  ri8ona Press. ri8ona.

    Santoso, 4udi. 1))'. "elestarian Sumber #aya Alam dan Lingkungan !idup.IKIP $alang. $alang.

    Soemarto, . . 1)/2. !idrologi Teknik . %saha &asional. Surabaya.

    Soepardi. 1)/7. Sifat dan &iri Tanah. IP4. 4ogor.

    Soe-arno. 1))3. !idrologi Aplikasi /etode Statistik untuk Analisa #ata. &";.4andung.

    Sole, ., ;alan8ano, . 1))0. #igital Terrain /odelling dalam Singh, P. ;ijay, $.

    9lorentino (ed., Geographical %nformation Systems %n !ydrology . Klu-er  cademic Publishers. London.

    #7

  • 8/20/2019 Asas Konservasi Air Dalam Penataan Ruang (Bisri)

    21/21

    Sosrodarsono, Suyono dan akeda, Kensaku. 1))7. !idrologi untuk "engairan.Pradnya Paramita. Eakarta.

    Suparmoko, $. 1))2. Konsep Tata $uang dan /etode Aplikasinya.  4P9H%ni*ersitas ajah $ada. Jogyakarta.

    Suripin. #66#. "elestarian Sumber #aya Tanah dan Air.  Penerbit ndi.Jogyakarta.

    Suryanto. #667. $embaca %% #'G)# dan %% ##G)) dalam Kerangka Penataan=uang aerah, 0. AS"%. - (#: //!)3.

    +aji, S. unggul dan 4agia-an, gung. #661. "perator $orpho!+ydrology pada$odel Ketinggian dan Peta igital untuk Pengelolaan dan Perencanaanaerah Pengaliran Sungai. "roseding "%T !AT!% 12%%% . $alang.

    +aji, S. unggul dan Lego-o, Sri. #661. Pemanfaatan Sistem Informasieografis (SI untuk $odel +idrologi Sebar Keruangan. "roseding "%T !AT!% 12%%%. $alang.

    arboton, a*id. #666. istributed $odeling in +ydrology using igital ata andeographic Information Systems. %tah State %ni*ersity.http:GG---.engineering.usu.eduGdtarbG .

    Aoolhiser, . ., Smith, =. H. dan oodrich, . . 1))6. KI&H="S, Kinematic=unoff and Hrosion $odel. #ocumentation and ser /anual . epartmentof griculture, gricultural =esearch Ser*ice, =S!22.

    Aoolhiser, . ., Smith, =. H. dan iralde8, E. ;. 1))2. Hffects of spatial

    *ariability of saturated hydraulic conducti*ity on +ortonian o*erland flo-.*ater $esources $esearch 6- (7: 021!02/.

    ahnd, $arkus. 1))2. "erancangan Kota Secara Terpadu. K&ISI%S danSoegijapranata %ni*ersity Press. Jogyakarta.

    #'

    http://www.engineering.usu.edu/dtarb/http://www.engineering.usu.edu/dtarb/