21
1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berjuang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan si Am Dt. Soda 21 November 2015 Pendahuluan Asbir Datuk Dt. Rajo Mangkuto Wajahnya terlihat tampil di foto Aslinya Simarasok, di Agam Tuo Berbagi pengalaman melawan Soekarno Saat berkisah badannya sehat Cerita beliau tak dibuat-buat Masalah waktu mungkin tak tepat Semua kejadiaan dia ingat Ketua Perwanest di zaman bergolak Seorang pangulu, niniak mamak Banyak saudara serta dunsanak Pantang dibujuk atau digertak

Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

  • Upload
    vudat

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

1

Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berjuang untuk PRRI

Oleh: Saiful Guci dan si Am Dt. Soda 21 November 2015 Pendahuluan Asbir Datuk Dt. Rajo Mangkuto Wajahnya terlihat tampil di foto Aslinya Simarasok, di Agam Tuo Berbagi pengalaman melawan Soekarno Saat berkisah badannya sehat Cerita beliau tak dibuat-buat Masalah waktu mungkin tak tepat Semua kejadiaan dia ingat Ketua Perwanest di zaman bergolak Seorang pangulu, niniak mamak Banyak saudara serta dunsanak Pantang dibujuk atau digertak

Page 2: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

2

Karena cinta kepada nagari Ketika dipilih menjadi Wali Asbir tak mengharap honor dan gaji Apalagi sogok ataupun komisi Wali ditugaskan menyediakan logistik Dilengkapi keterangan kertas secarik Identitas dibawa hilir mudik Dengan tulisan mesin ketik Urusan logistik tentara yang berperang Sangat menentukan kalah dan menang Seandainya ransum sangat kurang Prajurit tak mampu berlari kencang Di tengah pertikaian pasukan bersenjata Asbir boleh dengan leluasa Memiliki dua macam jenis senjata Satu Jenggel dan satu pistol Bareta

Asbir Dt. Rajo Mangkuto lahir 14 Juli 1934 di Simarasok. Ayahnya bernama Abdul Latif Dt.Panduko Sati, tamatan sekolah Rajo di Bukittingi, mantan Wali Nagari Simarasok 5 priode. Ibu bernama Sarinan asal Ambacang Kamba, nagari Suayan. Perempuan ahli silat, anak dari Tuanku Sutan yang bergelar Dt. Rajo Mangkuto dan merupakan pelatih silat berasal dari Suaiyan, suku Piliang.

Jarak antara Simarasok dengan Suayan kira-kira 2 jam perjalanan, melewati Kubang Badak dan Bukik Sarang Alang di lereng Bukik Kapanehan.

Bukik Kapanehan (kepanasan), tingginya 1200 meter di atas permukaan laut. Disebut kepanasan karena dari lereng bukit, orang masih bisa melihat matahari (panas) beberapa saat setelah magrib maupun sebelum subuh.

Bukit besar ini dikelilingi oleh bukit bukit kecil yang merupakan hutan lindung daerah hulu sungai batang Sinamar.

Page 3: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

3

Di sekeliling bukit besar ini membentang 6 nagari yang subur untuk lahan pertanian. Yang termasuk ke dalam kabupaten 50 Kota adalah nagari nagari Sarik Laweh, Sungai Balantiak, Pauah Sangik dan Suaiyan. Yang termasuk nagari nagari dalam Kabupaten Agam adalah nagari-nagari Salo, Tabek Panjang, Kamang Ilia, Padang Tarok, dan Simarasok. Sejarah gerakan Komunis di sekitar Baso Ketika pergolakan di zaman PRRI

Asal-muasal pertikaian yang terjadi Melibatkan penduduk anak-nagari

Karena Islam bermusuhan dengan PKI Waktukomunis sedang tumbuh Di daerah Baso sangat berpengaruh Mereka berjuang bersungguh sungguh Karenasituasi sedang keruh Setelah runtuh pusat kekuasaan

Kondisi kacau menjaga kemerdekaan Komunis mengambil sebuah kesempatan

Mendirikan komune di luar kebiasaan

Berbagai bukti secara emperik Ideologi Komunis sangat munafik Mereka memakai beragam taktik Dianggap legal saat berpolitik Di luar kebiasaan adat-istiadat Kepada Allah tak perlu taat Sering dikatakan tak berguna solat Terkadang berbuat kerja maksiat

Menurut catatan yang pernah terbaca Komune disebut sebagai surga Bini orang ataupun janda

Page 4: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

4

Boleh digauli asal sama suka Supaya kisahnya lebih jelas

Pengarang menulis lebih bebas Bentuk esei lebih pas Silakan dibaca sampai tuntas

Saat terjadi pemberontakan anti-kolonial awal 1927, Tuanku Nan Putih dari Baso ikut terlibat. Akhirnya, dia ditangkap dan dibuang ke Pamekasan, Madura. Di sana ia menghuni penjara selama tiga tahun. Ketika Jepang datang, Tuanku Nan Putih bersikap moderat. Dia melakukan penyambutan terhadap kedatangan tentara Jepang. Bahkan, dia sempat mendirikan organisasi kepanduan pemuda Dai Nippon. Dia juga mendorong pengikutnya bergabung dalam laskar rakyat (Giyu Gun) bentukan Jepang.

Ketika Jepang memaksa rakyat menjadi Romusha, Tuanku Nan Putih membujuk penguasa Jepang agar para pengikutnya dipekerjakan pada pembangunan lapangan terbang di Gaduit, dekat Bukittinggi.

Adik tirinya, Boerhan Malin Kuning sering dipanggil Tuanku nan Hitam, pulang ke kampungnya di Baso pasca proklamasi kemerdekaan. Ia mengajak tiga orang opsir Jepang beserta dua kenderaan truk serta alat perbengkelan. Orang-orang Jepang inilah yang dipakai untuk melatih penduduk cara membuat mesin, senjata, dan bertempur.

Istri Tuanku Nan Putiah memiliki tanah yang luas. Di lahan tersebut mereka mendirikan pertanian kolektif (komune) dengan menanam jagung, ubi kayu, tebu dll.

Opsir Jepang membantu medirikan bengkel-bengkel untuk memproduksi senjata dan mesin lainnya. Pekerjaan yang tidak sesuai sama sekali dengan norma agama adalah berbagi istri dalam komune pertanian tsb.

Untuk memberantas kelompok ini sangat susah karena mereka memiliki senjata rampasan dari tentera Jepang yang bermarkas di Ngalau Baso dan Padang Siantah Piladang. Ketakutan masyarakat Baso berakhir ketika pasukan keamanan R.I yang dipimpin Dahlan Djambek menumpas komune.

Page 5: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

5

Tuanku Nan Putih dan Tuanku Nan Hitam ditangkap. Tak hanya itu, konon sebanyak 113 orang pengikutnya juga ikut tewas. Tiga orang opsir Jepang, yang turut mengenalkan teknologi permesinan kepada penduduk, juga dibunuh. PKI menetang Dewan Banteng

Pemilihan Umum yang pertama kali tahun 1955 memunculkan kembali gerakan Komunis/ PKI. Ketika terjadi pembentukan Dewan Banteng tahun 1956, PKI merupakan penentang utamaDewan Banteng. Selanjutnya para anggota komunis yang militan pergi “ ijok” atau bersembunyi ke hutan. Mereka takut ditangkap oleh pasukan Dewan Banteng. Apabila tertangkap maka akan dipenjarakan di Situjuah, Suliki atau Muara Labuah.

Pada tahun 1956 Nurlis Dt. Mangkuto Basa, Ketua Barisan Tani Nagari Simarasok, Suayan dan Sariak Laweh membawa 20 orang pemuda Simarasok untuk latihan militer di Sipisang; daerah antara Matua dengan Batang Palupuah.

Sementara itu Asbir yang bertugas sebagai guru di ST 4 tahun di Padang Gamuak, Bukittinggi diangkat menjadi Wali Nagari Simarasok. Pada akhir tahun 1956 Asbir dipilih sebagai salah satu ketua Persatuan Wali Nagari Sumatera Tengah (Perwanest).

Selain kaum Ulama, maka Perwanest adalah organisasi pendukung utama gerakan Dewan Banteng. Salah satu kebijaksanaan Asbir sebagai Walinagari ialah menjamin keselamatan para anggota PKI untuk kembali ke kampung halamannya.

Mereka disuruh membuat surat perjanjian bersyarat. Setiap sore wajib melapor ke Walinagari; selanjutnya mereka harus tidur di Mesjid dan melakukan sholat berjamaah. Umumnya anggota PKI jarang yang sholat berjamaah. Diumumkan pula, apabila sampai tanggal 31 Desember 1956 tidak melaporkan diri ke walinagari maka harus keluar dari nagari Simarasok. Persiapan pertahanan nagari untuk orang sipil

Page 6: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

6

Sekitar akhir Januari sd. tg. 10 Februari tahun 1958 Asbir mengikuti latihan intelijen bagi orang sipil. Pelatihnya ialah Bakri Samad yang pernah dilatih tentara komando Amerika. Bakri Samad diturunkan dengan parasut di Singkarak. Selanjutnya Bakri Samad melatih calon perwira tentara PRRI yang dipusatkan di Balai Tangah, Lintau dengan pesertanya 30 orang.

Selesai mengikuti latihan intelijen Asbir Dt. Rajo Mangkuto diangkat sebagai komandan pengaman penyeberangan wilayah Selatan ke Utara (Bukitinggi-Payakumbuh-Pekan Baru) dan (Bukittingi-Lintau -Batu Sangkar-Solok) olehkomandan Korem Letkol. Djohan.

Tugas utama Asbir ialah menyiapkan semua logistik yang diperlukan berbentuk sumbangan padi, beras, obat-obatan dan uang sambil tetap menjalin hubungan antara daerah yang dikuasai tentera Pusat dan PRRI melalui orang-orang yang telah ditempatkan. Dengan demikian dia harus bolak balik antara Simarasok, Suayan dan Sariak Laweh pada malam hari. Para pemuda Simarasok bergabung dengan pejuang PRRI.

Catatan Pranoto Reksosamudra Ditulis waktu dia dalam penjara Carilah bukunya, silakan dibaca Ada yang menyimpang dari fakta Supaya bangga merasa senang Dalam kisah cerita perang Sejarah ditulis para pemenang Banyak fakta sangat menyimpang Silakan dibaca halaman 124 Ketika Pranoto panglima tentara Pusat Saat bertugas di Sumatera Barat Dia bangga merasa hebat Pranoto bercerita tanpa canggung Tentang pertempuran di Lubuk Bagalung Dua batalyon Prri dia kurung Habis semua mati terkepung

Page 7: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

7

Ibarat cerita dalam sinetron Ratusan musuh ditembak kanon Mungkin dia sedang guyon PRRI ditulis 2 batalyon Entah disengaja atau bukan Ketika berperang mengalahkan lawan Strategi Pronoto sangat rawan Seteru Masjumi dijadikan kawan Sebagai pemimpin saat itu Komunis dijadikan sebagai pembantu Sebagai intel di kantor C-1 Strategi ini sangat keliru Telah banyak bukti ditulis Musuh Masjumi berpaham Komunis Diberi seragam menjadi sadis Menyiksa Ulama dengan bengis Ini sebuah fenomena nyata OPR berkuasa di mana mana Termasuk dalam lingkungan penjara Asbir berbagi pengalaman pribadinya Dari malam sampai subuh 16 September tahun 60 Asbir direncanakan akan dibunuh Oleh komunis yang menjadi musuh Dari BKSMM, Asbir dipinjam Banyak PKI yang merasa dendam OPR menyiksa dengan kejam Beliau disepak lalu dihantam

Page 8: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

8

Pada tanggal 17 April 1958 dengan didahului pemboman

yang dahsyat melalui laut dan udara, tentara Pusat mendarat di kota Padang. Pertahanan kota yang semula dipusatkan di gunung Padang dan Teluk Bayur tak mampu melawan pemboman besar-besaran ini.

Dengan demikian tiada pertempuran besar yang terjadi di kota Padang. Masing masing personil militer bersegera mundur tanpa instruksi komando ke kampung masing masing di darek guna melanjutkan perang gerilya sambil melakukan konsolidasi. Mustahil 2 batalyon yang masih bertahan di Lubuk Begalung, yang notabene berada di pinggiran kota Padang.

Para pemuda Simarasok yang ikut bergabung ke dalam batalyon 2002 PRRI atau lebih dikenal dengan nama pasukan

Page 9: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

9

Beruang Agam di sekitar kota Bukittinggi dipimpin oleh mayor Zakaria diantara adalah: Sariun, Kartini Sutan Rumah Panjang (masih hidup), Sutan di Ateh, Sutan Kebesaran, Kazuini, Bustamam, Sarudin, dll.

Yang bergabung ke kesatuan/detasemen Panah Baracun yang dipimpin oleh Dt. Bandaro Hitam merangkap wali nagari Padang Tarok diantaranya adalah Malano Haji, Saemar Basoka, Bakhtiar Basoka

Sementara itu Asbir menyelundupkan beberapa orang pemuda Simarasok dan Padang Tarok yang anti komunis untuk masuk keanggotaan OPR, diantaranya: Sutan Bagindo Gabak, Baktiar, M.Nasir, dan Nasir. Mereka disuruh melapor ke Bukittingi dan diberi tugas ganda.

Mereka bertugas mengawal perlintasan dari rimbo puncak Gunuang Omeh turun ke Talang Andih, menyeberang ke Bukik Galapuang (Padang Tarok batas dengan Sariak Laweh). Untuk menghindari kecurigaan, di malam hari mereka tak boleh menghidupkan senter atau api, hanya kain atau saputangan berwarna putih yang disandangkan di kuduk sebagai tanda satu rombongan. Apabila datang tentara Pusat, mereka ikut bersama tentera Pusat.

Di pihak lawan, pada awal Agustus 1958, Nurlis Dt. Mangkuto Basa membawa kembali 20 orang pemuda komunis yang telah dilatih di Sipisang ke Bukittingi, dijadikan anggota OPR. Dia mengangkat dirinya menjadi Wali Nagari Simarasok berkedudukan di Bukittinggi, sementara Asbir Dt. Rajo Mangkuto tetap jadi Wali Nagari yang diakui masyarakat dan lari ke rimba dan membuat markas di Bukik Kubangan Badak. Kejadiaan penting yang disaksikan sendiri.

Dalam rentang waktu pertengahan sampai akhir 1958 tentera Pusat yang melewati jalan raya antara Bukittingi ke Payakumbuh selalu dihadang oleh pasukan PRRI Panah Beracun maupun pasukan Beruang Agam.

Pada bulan September 1958 Asbir Dt. Rajo Mangkuto berada di Nagari Koto Tinggi Baso (simpang jalan ke Batu Sangkar) untuk membeli anak cengkeh. Saat itu terdengar letusan dan ledakan dari arah Koto Ilalang atau sekitar Lundang. Dengan mengayuh sepeda Asbir mendatangi

Page 10: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

10

sumber bunyi ledakan dan tampak di dekat jembatan Lundang 3 mobil masuk jurang.

Ternyata peristiwa itu adalah penghadangan oleh pasukan Beruang Agam. Mereka menembak musuh dari atas tebing. “Saya lihat tiga mobil truk militer hancur dan ada yang jatuh ke sawah. Tampak di dalam kenderaan sejumlah korban. Akibat serangan ini tentera Pusat melakukan pembakaran lk. 20 rumah di kampung Lundang“. Ujar Asbir Dt. Rajo Mangkuto.

Pada bulan Oktober Pasukan Beruang Agam kembali melakukan penghadangan di Batang Katiak, Biaro di Tanjung Alam. Tentera Pusat ditembak dengan Bazoka dan dua truk oto Reo hancur. Mereka tak melakukan perlawanan hanya melakukan tembakan meriam jarak jauh ke arah Kamang dan pasukan Beruang Agam mundur ke Bukik Batu Bajak di Kamang. Pembakaran rumah sebagai pembalasan

Suatu saat, ketika tentera Pusat melewati jalan lurus Padang Tarok, tepat diantara Simpang Parambahan dan Simpang Baruah, telah ditunggu dari balik jalan kereta api. Satu peleton pasukan Panah Beracun menunggu dalam jarak sekitar 6 sd 10 meter. Saenar dan Bahktiar menembak tentera Pusat yang sedang lewat dengan bazokanya dan pelurunya tepat mengenai 2 mobil truk tentera yang di dalamnya ada 6 orang (tentera dan OPR). Karena keberanian dan keberhasilan ini,mereka berdua diberi gelar yang sama oleh kawan-kawannya yaitu Saenar Basoka dan Baktiar Basoka.

Tentera Pusat yang berada di belakang konvoi tidak melakukan perlawanan dan segera mundur sambil menunggu bantuan dari Bukittingi. Setelah bantuan datang mereka menyerang membabi buta dan membakar 63 rumah diantaranya 20 rumah adat di Jorong Baruah, Kenagarian Padang Tarok. Korban dan kekejaman musuh

Mungkinkah skenario dari Jakarta Teror tampaknya terbagi dua

Page 11: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

11

Berbentuk fisik dan berbentuk budaya Terlihat jelas secara nyata Di lapau Serikat jorong Koto Tuo Di sana berjejer banyak toko OPR pembantu rezim Soekarno Membuat terror sesuai skenario Saat OPR melakukan operasi Gerombolan dipimpin oleh Gadang Kari Mencari penduduk simpatisan PRRI Dt. Mangguang tak sempat sembunyi Menurut Asbir sebagai narasumber Tahun 60 bulan Oktober Ada manusia dipenggal OPR Nagari Simarasok menjadi geger Beliau pangulu Ninik Mamak Lehernya dipenggal setelah ditembak Lalu ditancapkan di ujung tombak Guna dipamerkan kepada orang banyak Pada pertengahan Agustus 1958 sekitar pukul 4 pagi

tentara Pusat masuk ke Simarasok yang dipandu oleh OPR, diantara mereka terlihat anak buah Nurlis Dt. Mangkuto Basa. Ada 5 orang anggota Panah Beracun yang menjadi korban karena sedang tidak berada dalam kesatuan mereka. Diantaranya Asam Tamir.

Pada bulan November tahun 1958 (Nagari Simarasok, Padang Tarok di Kabupaten Agam) telah dikuasai oleh tentara Pusat. Pada waktu itulah OPR yang telah diseludupkan sangat berperan aktif untuk menyeberangkan pejuang PRRI melalui Padang Tarok sampai ke Simpang Batu Hampar.

Asbir Dt. Rajo Mangkuto bersama teman-temannya ijok, lari ke hutan dan bermukim antara Luhak 50 kota dan Simarasok dengan membuat dangau di kaki bukik Kapanehan. Mereka berenam dalam satu pondok yaitu Umar Ali, pekerja di Jawatan Kereta asal Lubuak Aluang. 5 orang asal Nagari Simarasok: Dalhusin guru SD,

Page 12: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

12

Dt. Mangguang, Dt. Mangkuto Sati, Dt. Rajo Mangkuto (mamak Asbir) dan Muchtar Sutan Marajo).

Dangau dibuat ditengah hutan dilereng bukik Kapanehan. Untuk masuk kedalam dangau harus memanjat dahan kayu yang mati dan di bawahnya ada air mengalir. Tiada jejak bila masuk kedalam dangaudan dari atas tidak terlihat karena tertutup pohon kayu dan rimbunnya daun kayu Sialahan.

Kekejaman OPR yang diboncengi komunis PKI di Nagari Simarasok adalah menangkap Dt.Manguang suku Koto teman saya satu pondok di lereng bukik Kapanehan. OPR memenggal kepalanya dan mengaraknya keliling nagari Simarasok lalu kemudian digantung di depan lapau Serikat Jorong Koto Tuo. Serangan Pesawat Udara yang pernah dialami

Sampai akhir 1958, daerah Agam Barat, dari Maninjau, Lubuk Basung sampai ke Tiku belum diduduki oleh Tentara Pusat. Daerah daerah di luar kota masih dikuasai PRRI, dan suatu saat Asbir Dt. Rajo Mangkuto menemui kakaknya yang menjadi camat di Palembayan, sekaligus ingin bersilaturahmi dengan Demang Darwis. Beliau orang tua, bekas pejabat sangat dikenal pada zaman Belanda yang ketika itu menetap di nagari Balai Selasa. Asbir bersaksi suatu kejadiaan Peristiwa terjadi di akhir 58 6 bulan sudah terjadi peperangan AURI menebar biang ketakutan Ketika Asbir pergi berkunjung Menemui kakaknya saudara kandung Dia singgah ke suatu kampung Balai Selasa dekat Lubuk Basung

Hari Selasa waktu pasaran Banyak pedagang menunggu langganan Tawar menawar biasa dilakukan Penduduk larut dalam kegembiraan

Page 13: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

13

Gembira berakhir seketika Terdengar deru pesawat udara AURI datang tidak terduga Manusia berlarian ke mana saja Mulanya pesawat melintasi pasar Tiada objek yang disasar Tak lama waktu hanya sebentar Pesawat kembali setelah berputar Melepas tembakan ratusan peluru Ketika terkena permukaan batu Benda keras saling beradu Muncul partikel berujud debu

Ketika peluru menembus tubuh Ada yang langsung mati terbunuh Ada yang beteriak menyebut aduh Hilang semua sifat angkuh

Orang terbiasa mengucapkan zikir Ketika maut telah hampir Tiada lagi perasaan kuatir Karena tak perlu olah pikir Kalau ditanya luka dan mati Asbir tak bisa menjawab pasti Karena beliau langsung pergi Pulang ke kampung rumah sendiri Kebiasaan tentara Pusat hanya menyerang pada waktu subuh sampai jam 10 pagi. Apabila tidak ada serangan sampai pukul 10 pagi, masyarakat menyatakan daerah aman dan dapat mengerjakan kegiatan sehari hari seperti kesawah dan berkebun. Pada waktu lain, sekitar bulan Agustus 1959 pukul satu siang, Asbir Dt. Rajo Mangkuto keluar dari tempat ijoknya di hutan rimba melewati Bukik Gadang untuk menuju jorong Koto Malintang, Nagari Sariak Laweh.

Page 14: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

14

Di langit tampak sebuah pesawat terbang dari arah utara, Pasaman dan tepat di Jorong Koto Malintang menjatuhkan sebuah bom api dan membakar rumah penduduk. Kobaran api terlihat dari kejauhan, sebelas rumah terbakar yakni: rumah Sulija, Baina, Ganiah, Raila Jambak, Duani, Laina, Kamsinar, Gadih, Reda, Kadijah dan Nuru. Pukul satu, waktu siang Ini terjadi di Koto Malintang 11 rumah hangus terpanggang Setelah kampung dibom kapal terbang

Ingatan Asbir nagari Suaiyan Ketika bergolak sangat menyedihkan Tiada tersisa suatu bangunan Menjadi arang setelah pembakaran Pembakaran rumah pernah terjadi Suaiyan dibakar berulang kali Mungkin OPR berperan sekali Juga terlibat pesawat pesawat Auri Entah disengaja atau tidak Mesjid Suaiyan sasaran tembak Karena Allah yang berkehendak Tiada jamaah mati tergeletak Bom jatuh ke dalam tebat Akibat ledakan terlampau kuat Air tersembur seperti muncrat Ikan terlempar bangkainya lumat Menurut perkiraan ketika itu Suaiyan berpenduduk 5 ribu Anak nagari hidup bersatu Tiada PKI beranggota di situ Partai ulama versi Sumatera Mirip NU seperti di Jawa

Page 15: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

15

Di Suaiyan banyak pengikutnya Dengan komunis tidak se-iya Perti, partainya tarbiyah Mengikuti Buya sebagai pengarah Mereka teratur dalam jamaah Mendukung perjuangan di Sumatera Tengah

Tertangkap dan Guru yang diselamatkan murid kawannya. Sekitar pukul dua dinihari pada bulan September 1960 Asbir tertangkap. Peristiwa itu terjadi di dekat Surau, Baruah Nyiur, Bukik Godang, Sungai Balantiak. Saat itu Asbir bersama dua orang kawan baru saja mengambil obat yang dikirimmelalui kurir darikota Payakumbuh. Meskipun ketika itu teropong malam belum ada, namun rombongan ini telah diintai oleh musuh dalam keremangan cahaya bulan. Tentara Pusat yang berkekuatan lk. 20 orang dalam jarak lk. 15 meter langsung menembak rombongan tsb. Jarudin, prajurit pengawal Anti Air Craft (penembak pesawat udara batalyon 2002) asal Simarasok dan Amir asal Padang Panjang yang baru tiga hari bergabung langsung tewas sedangkan Asbir selamat. Beliau digiring ke bok pertahanan di puncak bukik Gadang di nagari Sungai Balantiak. Dimasukan ke lubang perlindungan yang diberi atap dan keesokan paginya disuruh membuat kuburan untuk diri sendiri. Sebelum ditembak, Asbir diproses oleh sersan Sabaruddin asal Jawa, komandan pleton di Sungai Balantiak. Di pagi itu Asbir berbincang bincang dengan Sersan Sabararuddin, “Nama saya Asbir, pak komandan. Kalau boleh tahu nama pak komandan siapa dan berasal dari mana?” Tanya Asbir Dt. Rajo Mangkuto. “Nama saya Sabaruddin. Orangtua saya dari Jawa, bertempat tinggal di kota Banjarmasin, dan saya dulu bersekolah di ST 4 tahun di sana” jawab Sersan Sabaruddin kepada Asbir Dt. Rajo Mangkuto. Mendengar jawaban tersebut Asbir menjawab: “Sama arti nama kita. Asbir berarti penyabar; sementara Sabaruddin artinya orang yang sabar dan kita sama sama tamat ST4 tahun” Ujar Asbir

Page 16: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

16

Dt. Rajo Mangkuto seraya mengingat temannya yang bernama Tahroni Ramlam yang pindah mengajar ke Banjarmasin. “Jika bapak tamatan ST 4 tahun di Banjarmasin, apakah bapak kenal dengan teman saya yang bernama Tahroni Ramlam. Dia tamatan Yogya, asal Palembang. Dulu dia dan saya sama sama menjadi guru ST 4 tahun di Padang Gamuak, Bukittingi. Kemudian dia pindah ke Banjarmasin” Ujar Asbir kepada sersan Sabaruddin. “Kenal sekali. Bapak Tahroni Ramlam adalah guru saya. Dia sangat sayang kepada saya, dan saya begitu hormat kepadanya. Karena bapak adalah teman dekat dari guru saya, maka pak Asbir juga guru saya” ujar Sabaruddin sambil merangkul saya. “Kalau begitu saya harus menyelamatkan bapak, dan bagaimana caranya” ujar sersan Sabaruddin “Buatkan saya berita acara penangkapan bila ingin menyelamatkan diri saya dengan catatan menyerah serta memberikan dua pucuk senjata, sementara yang dua orang (Jarudin dan Amir) buatkan berita acara ditangkap dan melawan. Oleh sebab itu mereka terpaksa ditembak” saran saya. Ternyata saran saya diterima, dan Sabaruddin berkata “Hidup ini, ada masanya tolong menolong, ya pak guru. Sekarang saya menolong pak guru, suatu saat nanti mungkin bapak menolong saya atau keluarga saya” ujar sersan Sabaruddin. Hari itu dibuatkan berita acara dan setelah dua hari dua malam kemudian, Asbir Dt. Rajo Mangkuto diantarkan ke kantor Kodim, dekat kantor Bupati Limapuluh Kota lama. Diterima oleh pengawal Perwira seksi I Kapten Ruslan. Kebetulan Komandan Kodim sedang ke Padang dan dibuat berita acara serah terima serta berita acara penangkapan kepada kapten Ruslan. “Bapak sudah aman” kata Sabaruddin Kepada Asbir Dt. Rajo Mangkuto sambil menepuk bahu. Itulah contoh sebuah bukti Profesi guru sangat dihormati Seorang murid berhutang budi Asbir tak jadi dibunuh mati BKSMM (Badan Kerjasama Militer Masyarakat), OPR/sipil bersenjata yang berkuasa di sini.

Page 17: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

17

Nagari Suayan, Sungai Balantiak, Sariak Laweh di

Kabupaten Limapuluh Kota baru pada bulan Juli 1960 dikuasai oleh tentera Pusat. Karena Asbir Dt.Rajo Mangkuto “menyerah” dengan senjata maka dia ditahan di BKSMM (Badan Kerja Sama Militer Masyarakat), tempat tahanan sipil sebelum dipenjara atau dilepas kembali ke masyarakat.

Lokasi rumah tahanan ini terletak di jalan Batang Agam, di belakang bofet Sianok Payakumbuh, yang dikenal dengan Gudang Tembakau.

Pada hari ke-5 datanglah perwira bagian sekuriti, Peltu Sulaiman (bawahan Ruslan) yang didampingi oleh beberapa orang anggota OPR. Mereka menjemput saya dari tahanan BKSMM dan naik mobil ke kantor Kodim. Sesampai di sana Asbir Dt. Rajo Mangkuto diintrogasi oleh 4 orang anggota OPR.

Mereka menanya dengan bentakan dan pukulan “Kamu menyerah atau tertangkap”. Saya jawab “meyerah dengan dua pucuk senjata”. Tak henti-hentinya para OPR menyiksa saya, sampai tenaga saya layu dan terkulai di atas kursi. Sekujur badan berdarah, tetapi tidak bengkak. Tampak kalender di dinding ruangan menunjukkan tanggal 16 September 1960. Kemudian Asbir Dt. Rajo Mangkuto disuruh kembali naik mobil jeep terbuka, berdiri sambil berpegangan ke besi mobil. Ketika disuruh turun, dia menolak dan tetap berpengangan erat pada besi mobil sekuat tenaga. Dia sadar, apabila turun maka akan ditembak. Tendangan dengan sepatu tak henti hentinya guna melepaskan pegangannya. Kemudian dibawa kembali ke Kodim.

Ditengah malam sekitar pukul 2 subuh, kembali dijemput dan dibawa arah ke Ngalau Payakumbuh disuruh pula lari kembali.

“Saya juga tidak mau turun dari mobil.” Kata Asbir. Beliau ingat nama OPR yang memukul dan menendang tersebut bernama Zainal, ketua SBKB (Serikat Buruh Kendaraan Bermotor) Payakumbuh, antek PKI.

Page 18: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

18

Sebelum subuh diantar kembali ke BKSMM. “Saya dapati teman-teman sedang mengaji. Mereka menyangka saya sudah mati dan mereka melihat kepulangan saya sangat terkejut.” Siapa saja yang telah dibawa keluar dari BKSMM tidak pernah kembali lagi. Mereka menyapa “masih hidup juga pak wali”.

“Selanjutnya kawan kawan beramai-ramai, mengurut dan memijit badan dan kaki saya yang lebam.”

Belum sempat tidur, diperintah naik mobil dan diantar ke penjara Payakumbuh yang letaknya di samping Ramayana sekarang.

Ketika akan masuk ke dalam penjara pintu diketuk. Kemudian keluar kepala penjara (sipir) bernama Karanin asal Suliki. OPR yang membawa Asbir dari BKSMM menghantam punggungnya sambil berkata “di siko tampek ang”... dan disambut dengan tinju Karanin yang tepat mengenai ulu hati.

Dalam penjara banyak teman di sana dan ada yang bersorak pak wali, pak wali !

Sipir penjara memasukkan ke kamar Nomor 8. Di dalamnya telah ada orang orang yang dikenal sebelumnya, diantaranya Haji Abu Hanifah, kepala Pendidikan Agama Propinsi Sumatera Tengah, Abdul Wahib (digelari inyiak uban) Wali Nagari Aie Tabik, Payakumbuh.

Ukuran kamar penjara 4 x 7 meter, isinya 58 orang. Separo kamar dibuat berlantai dua. Yang tak kebagian tempat terpaksalah tidur di kolong tempat tidur.

Waktu dalam penjara ini Asbir Dt.Rajo Mangkuto dipanggil untuk diperiksa, kemudian disuruh menunjukkan basis daerah PRRI.

“Saya tidak mau, dan untuk itu saya ditangani/siksa. Saya tidak mampu melawan, kalau melawan sudah pasti ditembak oleh OPR karena mereka bersenjata.”

Dalam bulan Oktober, Asbir Dt. Rajo Mangkuto di panggil oleh salah seorang penjaga penjara dan disuruh menghadap ke kepala Penjara. Sampai dalam ruangan kepala penjara, Karanin meminta maaf kepada saya. “Saya sangat heran, mungkin dia mengira saya adalah dukun besar dan tahan peluru karena beberapa kali lolos dari peluru OPR.” “Beri maaf ambo dek pak Datuak, alah talongsong ambo salamoko ka apak”. Ujar kepala penjara Karanin.

Page 19: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

19

Saya terheran heran, ungkap Asbir Dt. Rajo mangkuto. Tiga hari setelah peristiwa tersebut Asbir kembali dipanggil, kali ini disuruh menghadap kepada Rajo Bujang asal Padang. Dia menyuruh saya menghadap dan disuruh tegak dekat pintu menghadap ke labuah (jalan). “Apo kepandaian bapak. Iyo sabana dukun gadang nan indak talok dipeluru apak datuak”. kata Rajo Bujang. Saya jawab “Ambo guru, tantu banyak kepandaian” ungkap Asbir Dt. Rajo Mangkuto “Pandai bapak membuat tas dari batuang?” Tanya Rajo Bujang lagi. “Itu gampang, nan agak suliklah ambo disuruah“ jawab Asbir Dt. Rajo Mangkuto. “Apak suko takuruang di dalam penjaro atau bersama saya menjadi kepala tukang dalam penjara sampai bapak datuak bebas“ ujar Rajo Bujang. Sejak itu Asbir Dt. Rajo Mangkuto bertugas sebagai kepala tukang yang mengomandoi para tahanan dalam penjara untuk membuat tas, gendang dan juga memperbaiki WC penjara. Banyak tahanan lain yang berharap untuk dibawa bekerja. “Baoklah awak pak datuak”. Ujar mereka. Setiap pukul 9 pagi boleh pergi ke pasar. Apabila bertemu dengan orang PRRI yang berjualan, Asbir Dt. Rajo Mangkuto sering diberi uang. Pada suatu hari, semasa masih dalam penjara Asbir Dt. Rajo Mangkuto pernah dibawa ke pasar Danguang-danguang. Sampai di pos kompi tidur semalam, dan besoknya disuruh untuk mengantarkan pasukan ke rimba Kamang. Dalam hati Asbir Dt. Rajo Mangkuto menolak untuk ikut karena tak ada persiapan pakaian dan dia tidak mau berhadapan dengan teman sendiri PRRI. Supaya tidak pergi Asbir Dt.Rajo Mangkuto mencari alasan sakit perut dan bocor sambil melumuri celana dengan kotoran sendiri. Melihat hal tersebut Komandan kompi berkata “Orang yang sakit tinggalkan saja”. Asbir ditinggalkan di pos kompi Danguang-Danguang (dirumah yang belum jadi). Ketika mereka telah berangkat, Asbir mencuci pakaiannya dan setelah kering diantarkan kembali ke penjara Payakumbuh.

Page 20: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

20

Amnesti dan Surat T3 (Surat Tanda Tak Terlibat) PRRI Sepuluh bulan lamanya Asbir Dt. Rajo Mangkuto menghuni penjara sampai amnesti pada bulan Juni 1961. Setelah keluar dari penjara Payakumbuh, Asbir diberi surat keterangan oleh Kodim. Tidak boleh dipekerjakan oleh negara sebagai PNS, karena dalam berita acara tertangkap dengan menyerahkan dua pucuk pistol. Surat tersebut disimpan dalam saku dan tidak pernah diperlihatkan kepada orang lain. Pada akhir 1962 Asbir Dt.Rajo Mangkuto bersama dengan kepala STM, M.Yanis pergi ke Jakarta kekantor Inspeksi Pusat Teknik (dibawah kementerian P&K) dan bertemu dengan salah seorang guru STM Padang yang telah pindah ke Pusat bernama Rusli Syarif. Rusli Syarif bertanya,“Mengapa SK saudara belum diurus. Kita yang tamatan STM adalah ikatan dinas” Kata dia. Saya jawab “Saya bekas pasukan PRRI”. “Sekarang sudah mengajar kembali ?” ujar Rusli Syarif. “Saya belum mengurus T3 (Ternyata Tidak Terlibat PRRI) yang dikeluarkan oleh Kodam 17 Agustus” ujar Asbir Dt.Rajo Mangkuto “Aturan dari Kodam 17 Agustus tersebut tidak sampai ke Pusat, kami bisa saja mengeluarkan SK saudara kembali, karena ikatan dinas saudara belum habis. Dan saudara harus mengajar sampai masa ikatan dinas saudara habis.” Ujar Rusli Syarif “Segera dibuatkanlah surat keterangan mengajar dan besoknya SK keluar dengan masa kerja dihitung penuh dan ditempatkan mengajar di STM Bukitinggi.” Ujar Asbir Dt.Rajo Mangkuto. Tahun 1966 Asbir meghilangkan relief di bawah Jam Gadang

Tentara Pusat dipimpin Pranoto Kolonel infantri kelahiran Purworejo Perwira kesayangan presiden Soekarno Pernah dikurung jenderal Suharto Untuk membuktikan PRRI kalah Dibuat relief pangulu menyembah

Page 21: Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uangnagari.or.id/prra/asbir.pdf · 1 Asbir Dt. Rajo Mangkuto, Wali nagari Simarasok berj uang untuk PRRI Oleh: Saiful Guci dan

21

Di hadapan tentara berbaris gagah Kemenakan yang melihat ingin muntah Teror budaya Pranoto lakukan Niniak Mamak menyerah ketakutan Duduk bersimpuh membungkukkan badan Membawa carano dipegang tangan Ukiran kayu yang pernah dibuat Di bawah Jam gadang dahulu terlihat Niniak mamak panutan masyarakat Pernah dilecehkan tentara Pusat Suasana menyambut tentara pendatang Dalam relief di bawah Jam Gadang Karena merendahkan simbol Minang Oleh Asbir telah dibuang Lukisan dibuang ke dalam Ngarai Menjadi sampah hanyut di sungai Menjadi kayu bakar, kalau terpakai Begitulah nasib simbol yang lebay Kolonel AD Nazif Asmara Perwira TNI anak Balingka Kerja Asbir didiamkan saja Karena beiau mengerti budaya