42
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia lanjut atau lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya,sedangkan pra lansia adalah usia 45-59 tahun. Lansia dengan resiko tinggi adalah umur 70 tahun atau lebih dan lansia berusia 60 tahun dengan masalah kesehatan.Pada individu usia lanjut, kesehatan dan status fungsional ditentukan oleh resultan dari faktor- faktor fisik, psikologis, dan sosioekonomi individu tersebut. Oleh karena itu biasanya penyakit yang timbul pada usia lanjut akan berbeda perjalanan dan penampilannya dengan yang terdapat pada populasi lain sehingga pelayanan kesehatan pada usia lanjut akan berbeda dengan pelayanan kesehatan pada golongan populasi lain. (1) Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comperhensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventive, curative, dan rehabilitative.Prioritas yang 1

ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usia lanjut atau lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,

yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya,sedangkan pra lansia

adalah usia 45-59 tahun. Lansia dengan resiko tinggi adalah umur 70 tahun atau lebih

dan lansia berusia 60 tahun dengan masalah kesehatan.Pada individu usia lanjut,

kesehatan dan status fungsional ditentukan oleh resultan dari faktor-faktor fisik,

psikologis, dan sosioekonomi individu tersebut. Oleh karena itu biasanya penyakit yang

timbul pada usia lanjut akan berbeda perjalanan dan penampilannya dengan yang

terdapat pada populasi lain sehingga pelayanan kesehatan pada usia lanjut akan berbeda

dengan pelayanan kesehatan pada golongan populasi lain.(1)

Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, pelayanan kesehatan usia lanjut

ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk

mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat

menyeluruh atau yang disebut dengan Comperhensive Health Care Service yang

meliputi aspek promotive, preventive, curative, dan rehabilitative.Prioritas yang harus

dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar

(basic health care service) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan preventif

(public health service).(1)

Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia adalah

kunjungan rumah atau home visit geriatry.Pada home visit geriatry dilakukan asesmen

geriatri yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif pada lansia dengan

harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang dikunjungi. Dari home visit

geriatry dapat ditemui berbagai permasalahan pada lansia. (1)

Pada penulisan ini akan dibahas hasil home visit geriatry seorang wanita berumur 73

tahun dengan dermatitis atopik dan hipertensi.Dermatitis atopik merupakan masalah

kesehatan, karena sifatnya yang kronik residif, sehingga dapat mempengaruhi kualitas

1

Page 2: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

hidup pasien. Walaupun predisposisi genetik merupakan salah satu faktor risiko yang

paling penting, tetapi meningkatnya prevalensi dermatitis atopik di negara-negara

industri menunjukkan bahwa faktor lingkungan (pajanan mikroba dan nutrisi) juga

mempunyai peran yang cukup penting.Etiologi pasti dermatitis atopik ini belum

diketahui, namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa dermatitis atopik ini

disebabkan dari interaksi antara genetik, lingkungan, defek sawar kulit dan sistem

imun.Tidak ada penyembuhan yang total untuk dermatitis atopik, namun gejala yang

timbul cenderung berkurang seiring dengan perjalanan usia. Sebagian besar penderita

mengalami periode remisi dan periode kambuh penyakit ini selama bertahun-tahun.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya dermatitis atopik yang persisten

antara lain, Prevalensi dermatitis atopik pada anak cenderung meningkat pada beberapa

dekade terakhir. Di Asia Tenggara didapatkan prevalensi dermatitis atopik pada orang

dewasa adalah sebesar kurang lebih 20%.Data mengenai penderita dermatitis atopik di

Indonesia belum diketahui secara pasti.(2)

Hipertensi didefinisikan sebagai peningakatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg menurut JNC VII.Pada orang yang

berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah sistolik > 140 mmHg merupakan faktor

risiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler daripada tekanan

darah diastolik.

Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari arteriosklerosis dari

arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. 

Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu

kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding,yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi

mengubah darah yang keluar dari jantungmenjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah

gelombang denyut yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah

yang dalam (diastolik).(3)

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Mengetahui hasil asesmen geriatrik

pada seorang wanita berumur 73 tahun dengan dermatitis atopik dan hipertensi

1.3. Tujuan Penelitian

2

Page 3: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripisikan hasil asesmen geriatri pada seorang

wanita berumur 70 tahun dengan hipertensi

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam asesmen geriatri ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor resiko yang terdapat pada pasien

2. Untuk mengetahui fungsi biologis,psikologis dan sosial pasien

3. Untuk memberikan intervensi yang bisa diterapkan oleh pasien

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Manfaat bagi Puskesmas yaitu dapat membantu Puskesmas dalam memberikan

alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut. Dengan adanya kegiatan ini dapat

membantu Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dalam rangka

meningkatkan upaya kesehatan perorangan.

2. Bagi Pasien

Pasien dapat megetahui penyakit yang dideritanya beserta penanganannya sehingga

pasien mengerti dan menerapkan masukan yang telah diberikan untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien.

2. Bagi Mahasiswa

Manfaat asesmen geriatri ini bagi mahasiswa yaitu sebagai syarat untuk mengikuti ujian

kepaniteraan klinik Ilmu kesehatan Masyarakat.Selain itu dapat melatih kemampuan

analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan pada pasien.

3

Page 4: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 2.1 Hipertensi

National Center for Health Statistics mendefinisikan tekanan darah sebagai

kekuatan yang memungkinkan darah mengalir dalam pembuluh darah untuk

bersirkulasi ke seluruh tubuh. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor

yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, dan merupakan penyebab

utama kematian di Amerika Serikat.8

Menurut penelitian yang dilakukan Ezzati M, et al, tekanan darah merupakan

faktor risiko terpenting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler di dunia, yakni

45% dari angka morbiditas dan mortalitas.9 Diagnosis dan pengobatan awal

hipertensi tergantung pada pengukuran akurat tekanan darah.10

Hipertensi merupakan suatu kondisi medis kronis dan sering tanpa gejala.

Kondisi hipertensi ini memaksa jantung bekerja lebih keras untuk mengatasi

tekanan sistemik yang meningkat agar dapat mendistribusikan darah ke seluruh

jaringan tubuh. Beban jantung yang bertambah menyebabkan disfungsi

kardiovaskuler dan merupakan penyebab dari kematian dikarenakan gagal

jantung kongestif, infark miokard, emboli paru, aneurisma otak dan gagal ginjal.7

The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) mendefinisikan

hipertensi sebagai tekanan darah 140/90 mmHg. Seseorang dengan tekanan

darah diatas batas optimal yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau

tekanan darah diastolik 80-89 mmHg, didefinisikan sebagai “pre-hipertensi”.11

Seseorang dengan pre-hipertensi memiliki risiko lebih besar terkena hipertensi

dibandingkan dengan yang memiliki tekanan darah normal.12 Selain itu, pre-

hipertensi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular daripada

faktor risiko lainnya.13

2.1.1 Epidemiologi hipertensi

4

Page 5: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Global burden of Hypertension : analysis of worldwide data (2005),

mengungkapkan bahwa lebih dari 25% dari populasi dewasa di dunia mengalami

hipertensi pada tahun 2000, dan proporsinya diperkirakan akan meningkat menjadi 29%

pada tahun 2025.14 World Health Organiation memperkirakan hipertensi merupakan

penyebab 4,5% dari global burden of disease dan sering ditemukan di negara

berkembang dan juga negara maju.15 Prevalensi hipertensi di wilayah Asia-Pasifik

berkisar 5-47% pada pria dan 7-38% pada wanita16 dan akan terus meningkat sesuai

dengan peningkatan usia.17 Patricia K,et al melaporkan prevalensi hipertensi di antara

negara-negara di kawasan Asia Tenggara yaitu Malaysia (32,2%) adalah yang tertinggi

dibandingkan dengan Singapura (26,6%), Indonesia (23,0%), dan Thailand (20,5%).18

The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7) mengklasifikasikan

tekanan darah normal adalah tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan

darah diastolik <80 mmHg; pre-hipertensi tekanan darah sistolik 120-139 mmHg

atau tekanan darah diastolik 80-89 mmHg; hipertensi tahap 1 tekanan darah

sistolik 140-159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg; dan hipertensi

tahap 2 tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah diastolik 100.

Klasifikasi ditentukan berdasarkan kategori tekanan darah tinggi

berdasarkan rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah.19

Tabel 1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC 719, 20

Klasifikasi Tekanan Darah(mmHg)Sistolik Diastolik

Normal <120 dan <80Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 atau 90-99Hipertensi tahap 2 160 atau 100

2.1.2 Etiologi hipertensi

Hipertensi umumnya dibagi menjadi dua kategori utama: hipertensi esensial

dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial atau primer merupakan yang paling

umum ditemukan, yang mempengaruhi antara 90-95% pasien yang didiagnosis

dengan hipertensi. Penyebab hipertensi esensial belum banyak teridentifikasi

karena bersifat multifaktorial. Banyak faktor penyebab telah dikaitkan dengan

5

Page 6: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

hipertensi esensial termasuk gaya hidup, merokok, stres yang berlebihan, obesitas

abdominal, hipokalemia, asupan tinggi natrium dan kebiasaan diet lainnya,

sensitivitas terhadap natrium, konsumsi alkohol, dan kekurangan vitamin D.21-23

Peningkatan risiko hipertensi esensial juga telah dikaitkan dengan usia

lanjut, mutasi genetik, riwayat keluarga hipertensi, berat badan lahir rendah,

resistensi insulin, peningkatan kadar renin, dan aktivitas berlebihan sistem saraf

simpatis.29,30 Kasus Hipertensi dengan persentase 5-10% diklasifikasikan sebagai

hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder dapat digolongkan menjadi

empat kategori: 1) Hipertensi kardiovaskuler (aterosklerosis); 2) hipertensi renal;

3) hipertensi endokrin (feokromositoma, Sindrom Conn); dan 4) hipertensi

neurogenik.24

2.1.3 Faktor resiko hipertensi

Faktor-faktor yang menimbulkan risiko hipertensi adalah:

a. Riwayat hipertensi dalam keluarga

Seseorang dengan orangtua yang menderita hipertensi memiliki risiko dua kali lebih

besar untuk menderita hipertensi daripada seseorang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi. Akan tetapi bukan hanya faktor riwayat

hipertensi dalam keluarga yang meningkatkan resiko menderita hipertensi, tetapi

juga dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko lain.31

b. Usia

Menurut Depkes RI (2008), insidensi peningkatan tekanan darah akan

meningkat seiring dengan pertambahan usia.31 Dengan bertambahnya usia, resiko

terjadinya hipertensi juga semakin meningkat, hal ini menyebabkan presentase

prevalensi tekanan darah di kalangan usia lanjut mengalami peningkatan yang cukup

tinggi yaitu berkisar 40% dan disertai dengan angka kematian 50% diatas usia 60

tahun.38 Dari hasil penelitian lain yang diperoleh,umumnya hipertensi pada pria

terjadi diatas usia 31 tahun sedangkan pada wanita peningkatan tekanan darah

terjadi diatas usia 45 tahun atau setelah mengalami menopause.39

Peningkatan tekanan darah seiring bertambahnya usia dapat dianggap sebagai

hal yang wajar, hal ini disebabkan karena proses alamiah pada jantung, pembuluh

6

Page 7: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

darah dan hormon.Tetapi peningkatan ini dapat dianggap tidak wajar ketika adanya

kontribusi dari faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

komplikasi dari hipertensi tersebut.38

Kejadian hipertensi pada umumnya banyak terjadi pada usia dewasa ataupun

usia lanjut, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan anak-anak dan remaja juga

dapat mengalami hipertensi. Walaupun hipertensi jarang terjadi pada anak-anak dan

remaja, tetapi prevalensinya terus meningkat seiring meningkatnya kasus overweight

atau obesitas yang dialami anak-anak dan remaja.40

c. Jenis kelamin

Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana laki-laki

lebih banyak menderita hipertensi di bandingkan dengan perempuan, dengan rasio

sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Laki-laki diduga memiliki

gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan

dengan perempuan.45

d. Diabetes

Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (2003), Sekitar 60

persen dari orang penderita diabetes juga menderita tekanan darah tinggi.32

e. Diet tinggi garam

Konsumsi garam merupakan salah satu faktor resiko yang memiliki peran

cukup besar terhadap terjadinya hipertensi. Hal ini didukung dengan terjadinya

peningkatan kadar garam yang dikonsumsi per harinya. Garam yang biasa kita

konsumsi yaitu garam dapur, memiliki kandungan 40% natrium dan 60% klorida.41

Banyak kemungkinan proses yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

tekanan darah akibat konsumsi garam. Diantaranya, garam dapat menyebabkan

terjadinya vasokontriksi, terjadinya perubahan dari vaskularisasi, dan disebabkan

dari kedua mekanisme volume, baik yang dependent maupun yang independent.

Pada mekanisme volume dependent, natrium merupakan kation utama ekstraseluler

yang memiliki tugas utama sebagai penentu cairan ekstraseluler, baik itu pada

terjadinya preload jantung maupun curah jantung. Peningkatan terhadap curah

jantung dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, hal ini disebabkan karena

7

Page 8: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

terjadinya vasokontriksi pembuluh darah kecil ataupun terdapatnya kekakuan pada

pembuluh darah besar.42

World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam

yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang

direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6

gram garam) per hari. Konsumsi natrium berlebihan menyebabkan konsentrasi

natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan

intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi.

f. Obesitas

Obesitas menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatik dan berbagai hormon

yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Hal ini hampir pasti berpengaruh terhadap

peningkatan tekanan darah, tetapi kadar natrium dari diet lebih berpengaruh pada

tahap yang lebih lanjut.33 Beberapa penelitian menemukan hubungan antara obesitas

dan kejadian hipertensi pada orang dewasa yang memiliki BMI ≥ 25 memiliki 2,96

kali risiko menderita hipertensi dibandingkan dengan nilai IMT <25.34 Indeks Massa

Tubuh (IMT) dihitung berdasarkan hasil pembagian berat badan (BB) dalam

kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (kg/m2). Menurut Centre for

Obesity Research (2007), IMT dibagi ke dalam 4 kategori yaitu kurus IMT <18,5;

normal IMT 18,5-22,9; overweight IMT 23; resiko obesitas IMT 23-24,9; obesitas

tingkat 1 IMT 25-29,9; obesitas tingkat 2 IMT 30.

g. Penggunaan alkohol

Asupan alkohol dalam jumlah besar meningkatkan peningkatan resiko

hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Howard D.Sesso,et al (2008) pada 8680

wanita dewasa dan 6012 laki-laki dewasa yang mengalami hipertensi, didapatkan

hasil terdapat peningkatan signifikan resiko ketika mengkonsumsi 4 gelas per hari

dan konsumsi alkohol ringan-sedang, 1 gelas alkohol per bulan sampai satu

minuman alkohol per hari dihubungkan dengan 8-21% penurunan signifikan dari

resiko hipertensi.43

8

Page 9: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Pedoman klinis pencegahan primer hipertensi secara konsisten membatasi

konsumsi alkohol < 2 gelas per hari pada pria dan < 1 gelas per hari pada wanita.43

Asupan alkohol berlebihan meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi

melalui beberapa mekanisme potensial, seperti secara langsung mempengaruhi

jantung atau otot polos pembuluh darah atau merangsang sistem saraf simpatik atau

sistem renin-angiotensin-aldosteron. Alkohol dapat meningkatkan kadar kortisol

plasma melalui pengeluaran magnesium di dalam urin, dengan peningkatan

pelepasan endotelin, atau dengan penurunan produksi Nitrit Oxide dalam endotelium

arteri.43

h. Merokok

Nikotin dan CO2 adalah zat kimia yang terkandung dalam asap rokok dan akan

memasuki aliran darah sehingga dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah, dan

menyebabkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Merokok dapat

meningkatkan kekakuan pembuluh darah, dapat meningkatkan denyut jantung dan

kebutuhan O2 yang dibutuhkan oleh otot-otot jantung sehingga dapat memperburuk

hipertensi. pasien dengan hipertensi yang merokok akan meningkatkan kerusakan

pada arteri.31

Dalam penelitian yang dilakukan Mohammad Sadli dan Riko Riantirtando

(2010) terhadap laki-laki usia 40 tahun keatas di wilayah kerja puskesmas

tegalgubuk kecamatan arjawinangun kabupaten cirebon didapatkan hasil terdapat

hubungan yang signifikan antara jumlah rokok yang di hisap dengan kejadian

hipertensi pada laki-laki usia 40 tahun ke atas. Dari OR didapatkan bahwa jumlah

rokok yang dihisap merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi, dan pada perokok

berat (>10 batang setiap hari) mempunyai resiko 4,208 kali terjadinya hipertensi di

bandingkan dengan perokok ringan (<10 batang setiap hari).46

i. Stres

Stres yang dialami secara berulang terus menerus dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah. Stres dapat merangsang sistem saraf untuk memproduksi hormon

yang meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah.39 Stres atau tekanan mental

(perasaan tertekan, sedih, marah, kebencian, ketakutan, dan rasa bersalah) dapat

9

Page 10: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

merangsang kelenjar adrenal ginjal melepaskan adrenalin dan merangsang jantung

berdetak lebih cepat dan lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.31

2.1.4 Patofisiologi hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang timbul karena interaksi

faktor-faktor seperti faktor diet, asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok,dan

genetik; sistem saraf simpatik; keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan

vasokonstriksi; serta pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada

sistem renin, angiotensin dan aldosteron. Faktor-faktor yang berpengaruh pada

pengendalian darah adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Faktor-Faktor yang berpengaruh pada pengendalian darah25

Regulasi sistem peredaran darah diatur oleh otak. Sistem saraf simpatis

mengatur jantung agar berdetak lebih cepat sementara sistem saraf parasimpatis

mengatur agar jantung berdetak lebih lambat. Kedua sistem ini bekerjasama agar

darah dapat mengalir dari jantung ke seluruh tubuh.

2.1.5 Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan setelah pasien beristirahat selama 5

menit. Posisi pasien duduk bersandar dengan kaki di lantai dan lengan diletakkan

setinggi jantung. Penentuan sistolik dan diastolik dengan mendengarkan Korotkoff

fase I dan V. Pengukuran dilakukan dua kali dengan interval 1-5 menit.

10

Page 11: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Pengukuran tambahan dilakukan jika hasil kedua dari pengukuran sangat

berbeda.25

2.1.6 Pencegahan hipertensi

Modifikasi diet merupakan perubahan gaya hidup yang penting yang dapat

membantu mencegah perkembangan hipertensi. Konsumsi diet tinggi kalium

membantu membersihkan sistem ginjal dari kelebihan natrium dan

mengembalikan keseimbangan natrium/kalium. Perubahan diet lain yang

bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah termasuk diet DASH (yang terdiri

dari buah-buahan, sayuran, ikan, biji-bijian dan produk susu rendah lemak),

mengurangi konsumsi gula dan makanan olahan, mengurangi asupan kafein, dan

membatasi konsumsi alkohol.26

DIAGNOSIS

1. Anamnesis

Anamnesis yang perlu ditanyakan kepada seorang penderita hipertensi meliputi:

a. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah

b. Indikasi adanya hipertensi sekunder

Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal (ginjal polikistik)

Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih hematuri, pemakaian oba-

obatan analgesic dan obat/ bahan lain.

Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan palpitasi (feokromositoma).

c. Faktor-faktor resiko (riwayat hipertensi/ kardiovaskular pada pasien atau

keluarga pasien, riwayat hiperlipidemia, riwayat diabetes mellitus, kebiasaan

merokok, pola makan, kegemukan, insentitas olahraga)

d. Gejala kerusakan organ

Otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient

ischemic attacks, defisit neurologis

Jantung: Palpitasi,nyeri dada, sesak, bengkak di kaki

Ginjal: Poliuria, nokturia, hematuria

e. Riwayat pengobatan antihipertensi sebelumnya

11

Page 12: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

2. Pemeriksaan Fisik

a. Memeriksa tekanan darah

Pengukuran rutin di kamar periksa

- Pasien diminta duduk dikursi setelah beristirahat selam 5 menit, kaki di

lantai dan lengan setinggi jantung

- Pemilihan manset sesuai ukuran lengan pasien (dewasa: panjang 12-13,

lebar 35 cm)

- Stetoskop diletakkan di tempat yang tepat (fossa cubiti tepat diatas

arteri brachialis)

- Lakukan penngukuran sistolik dan diastolic dengan menggunakan suara

Korotkoff fase I dan V

- Pengukuran dilakukan 2x dengan jarak 1-5 menit, boleh diulang kalau

pemeriksaan pertama dan kedua bedanya terlalu jauh.

Pengukuran 24 jam (Ambulatory Blood Pressure Monitoring-ABPM)

- Hipertensi borderline atau yang bersifat episodic

- Hipertensi office atau white coat

- Hipertensi sekunder

- Sebagai pedoman dalam pemilihan jenis obat antihipertensi

- Gejala hipotensi yang berhubungan dengan pengobatan antihipertensi

Pengukuran sendiri oleh pasien

b. Evaluasi penyakit penyerta kerusakan organ target serta kemungkinan

hipertensi sekunder

Umumnya untuk penegakkan diagnosis hipertensi diperlukan

pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan

darah < 160/100 mmHg.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari:

Tes darah rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)

Urinalisis terutama untuk deteksi adanya darah, protein, gula

Profil lipid (total kolesterol (kolesterol total serum, HDL serum, LDL serum,

trigliserida serum)

12

Page 13: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Elektrolit (kalium)

Fungsi ginjal (Ureum dan kreatinin)

Asam urat (serum)

Gula darah (sewaktu/ puasa dengan 2 jam PP)

Elektrokardiografi (EKG)

Beberapa anjurantest lainnya seperti:

Ekokardiografi jika diduga adanya kerusakan organ sasaran seperti adanya

LVH

Plasma rennin activity (PRA), aldosteron, katekolamin urin

Ultrasonografi pembuluh darah besar (karotis dan femoral)

Ultrasonografi ginjal jika diduga adanya kelainan ginjal

Pemeriksaaan neurologis untuk mengetahui kerusakan pada otak

Funduskopi untuk mengetahui kerusakan pada mata

Mikroalbuminuria atau perbandingan albumin/kreatinin urin

Foto thorax.2

Gambar 3.Gambaran kardiomegali dengan hipertensi pulmonal

13

Page 14: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

BAB III

METODE

3.1 Desain penulisan

Desain penulisan yang digunakan yaitu observasional, wawancara dan konsultasi.

3.2 Lokasi dan waktu penulisan

4.2.1 Lokasi

Asesmen geriatri ini dilaksanakan di rumah pasien yang berada di Jl.Bangka II Gg.

H. Maliki No. RT /RW Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

4.2.2Waktu

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 September 2015, 14 September 2015

dan 22 September 2015.

3.3 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui:

Data primer yaitu mendapat data langsung dari responden melalui wawancara

3.4 Instrumen Penulisan

Instrumen yang digunakan yaitu :

Alat pemerikasaan seperti stetoskop, tensimeter, timbangan berat badan dan

meteran

Alat tulis

14

Page 15: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

BAB IV

ASESMEN GERIATRI

4.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. M Gender: P

Tanggal lahir / umur : 14 April 1942 ( 73 tahun)

Alamat : Jl.Bangka II Gg. H. Maliki No. RT /RW , Mampang

Prapatan, Jakarta Selatan

Riwayat Pekerjaan : Pensiunan??

Nama Orang terdekat :Ny. M (anak pasien)

Jumlah Anak : Satu (1) orang

Wanita : Satu (1) orang

Jumlah Cucu : Dua (2) orang

Jumlah Cicit : Satu (1) orang

Pembiayaan Kesehatan : Umum

Jenis : Biaya Sendiri

Pendidikan : SMA

Kepemilikan rumah : Rumah Sendiri

Sumber pendapatan : Ny. M (anak pasien) + Simpanan

Total pendapatan : Rp1.000.000 /bulan :

4.2 Riwayat Medis / Evaluasi Fisik

Dilakukan anamnesis tanggal 10 September 2015

4.2.1 Riwayat Medis

1. Keluhan utama : Pasien mengeluh pusing sejak 3 hari yang lalu. Keluhan

pusing dirasakan terutama setelah leher pasien terasa tegang dan kaku.

Keluhan pasien membuat pasien terkadang mengganggu aktivitas sehari- hari

tetapi bila keluhan membaik, pasien melanjutkan aktivitasnya. Pasien

mengatakan bahwa keluhan membaik setelah minum obat namun bila obat

telah habis keluhan dapat timbul kembali.

Pasien mempunyai riwayat hipertensi. Pasien melakukan kontrol rutin untuk

hipertensi ke Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II. Tidak terdapat riwayat

diabetes dan asma.

2. Riwayat pembedahan

15

Page 16: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Tanggal / tahun Jenis Operasi2005 Laparatomi

3. Riwayat opname Rumah Sakit

Tanggal / tahun Rumah Sakit Diagnosis / Penyakit2005 RS Hernia abdominalis

4. Riwayat kesehatan lain

Melakukan pemeriksaan kesehatan pada : Puskesmas Kelurahan Pela

Mampang II 5 hari yang lalu

Pemeriksaan gigi / gigi palsu:

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 67 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Ny. M tidak menggunakan gigi palsu

Oral hygine baik

Lain – lain: -

5. Riwayat alergi: -

6. Kebiasaan

Merokok

Apakah anda merokok? Tidak

Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok? Tidak

Minum Alkohol

Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak

Olahraga

Apakah anda melakukan olah raga? Ya, Jalan Pagi setiap pagi

Minum kopi? Tidak

7. Obat – obatan yang dikonsumsi saat ini

Dengan resep dokter Dosis dan pemakaianAmlodipinCaptoprilHCTAntasidaISDN

1 x 10 mg3 x 25 mg1 x 13 x 11 x 5 mg

Tanpa resep dokter Dosis dan pemakaian- -

16

Page 17: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

8. Penapisan depresi

Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat

dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

SetiapWaktu

Seringsekali

Kadang kadang

JarangSekali

Tidakpernah

a. Berapa seringkah bulan yang lalu masalah kesehatan anda menghalangi kegiatan anda, (mis. pergi mengunjungi teman, aktivitas sosial)

b. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa gugup?

c. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa tenang dan damai?

d. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa sedih sekali?

e. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa bahagia?

f. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa begitu sedih sampai serasa tak ada sesuatupun yang mungkin menghiburnya?

g. Selama bulan lalu, berapa seringnya perasaan depresi anda mengganggu kerja anda sehari – hari?

h. Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa tak ada lagi sesuatu yang anda harapkan lagi?

i. Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa tak diperhatikan keluarga?

j. Berapa sering selama bulan lalu anda merasa ingin menangis apa saja?

k. Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa bahwa hidup ini sudah tak ada gunanya lagi?

Kesimpulan : Pasien tidak depresi

9. Status fungsional

a. ADL dasar dan Instrumental

Bisa sendiriSepenuhnya

Perlu bantuan

seseorang

Tergantung orangLain sepenuhnya

Mandi ✔

17

Page 18: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Ambulansi ✔

Transfer ✔

Berpakaian ✔

Berdandan ✔

BAB / BAK ✔

Makan ✔

Sediakan makan ✔

Atur keuangan ✔

Atur minum obat – obatan ✔

Ber telepon ✔

Kesimpulan : Status fungsional pasien masih baik

b. Keterbatasan fungsional

Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan

anda berikut ini?

>3 bulan

<3 bulan Tak terbatasi

Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat barang, lari)

Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser meja/almari, angkat barang belanjaan)

Pekerjaan ringan di rumah yang biasa dikerjakan

Mengerjakan pekerjaan (sehari-hari) ✔Naik bukit / naik tangga ✔Membungkuk, berlutut, sujud ✔Berjalan kaki 100 meter ✔Makan, mandi, berpakaian ke WC ✔

Kesimpulan: Tidak terdapat keterbatasan fungsional pada pasien

4.2.2 Pemeriksaan Fisik

1. Tanda Vital

Baring Duduk BerdiriTekanan darah 230/100 230/100 230/100Nadi / menit 104 104 104Laju respirasi / menit 20 20 20

2 bulan yl 1 bulan yl Saat iniBerat badan 51 kg 51 kg 51 kgTinggi badan 150 cm 150 cm 150 cm

18

Page 19: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

BMI 22.67 22.67 22.67

2. Keadaan kulit : Kering Sekali

Bercak kemerahan : Tidak ada

Lesi kulit lain : Curiga keganasan (tidak ada)

Dekubitus : ada / tidak

Status Lokalis :

Lesi : Soliter, ireguler, 10 cm x 4 cm, batas tegas, menimbul dari

permukaan kulit, kering

Efloresensi : Eritema ditutupi skuama halus

Pendengaran

Ya Tidak

Dengar suara normal ✔Pakai alat bantu dengar ✔Cerumen impaksi ✔

Kesimpulan : Pendengaran dalam batas normal

3. Penglihatan

Ya Tidak

Dapat membaca huruf surat kabar ✔ - Tanpa kaca mata ✔ - Dengan kaca mata - - Terdapat katarak / tidak - - Kanan -

- Kiri -

Dapatan Funduskopi: Normal Abnormal Tak terlihatKanan Tidak dilakukan pemeriksaanKiri Tidak dilakukan pemeriksaan

Kesimpulan: Penglihatan dalam batas normal

4. Mulut

Buruk BaikHigiene mulut ✔

Ada TidakGigi palsu ✔ Terpasang Baik Tidak Lecet di bawah gigi palsu - -Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) - -

Kesimpulan : Oral higiene baik

19

Page 20: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

5. Leher

Normal Abnormal (jelaskan)Derajat gerak ✔Kel. Tiroid ✔

Bekas luka pada tiroid : Tidak ada

Masa lain : Tidak ada

Kelenjar limfe : Tidak membesar

Kesimpulan : Dalam batas normal

6. Dada

Massa teraba Tidak, bila ya: kanan / kiri

Kelainan lain: Tidak ada

7. Paru – paru

Kiri KananPerkusi Sonor Sonor

Auskultasi:- suara dasar SN vesikuler SN vesikuler

- suara tambahan Rh (-) / wh (-) Rh (-) / wh (-)

Kesimpulan : Paru-paru dalam batas normal

8. Kardiovaskuler

a. Jantung - Irama Regular Ireguler

✔ - Bising Tidak Tidak

✔ ✔ - Gallop Tidak Tidak

✔ ✔Lain – lain (jelaskan)b. Bising Tidak Tidak - Karotis : Kiri ✔Kanan ✔ - Femoralis : kiri ✔Kanan ✔c. Denyut nadi perifer Ada Tidak - A. dorsalis pedis Kiri ✔ Kanan ✔ - A. tibialis posterior Kiri ✔

20

Page 21: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Kanan ✔Tak ada +1 +2 +3 +4

d. Edema - Pedal ✔ - Tibial ✔ - Sakral ✔

Kesimpulan: Kardiovaskular dalam batas normal

9. Abdomen

Hati: tidak membesar

Massa abdomen: tidak ada

Bising / bruit: tidak ada

Nyeri tekan: tidak ada

Cairan asites: tidak ada

Limpa: tidak membesar

Kesimpulan : Abdomen dalam batas normal

10. Rektum/anus

Ada TidakTonus sphincter ani

Tidak dilakukan pemeriksaan

Pembesaran prostat Jelaskan kalau adaMassa di rectumImpaksi fekal

Kesimpulan: Tidak dilakukan permerikasaan

11. Genital/pelvis: Tidak dilakukan pemeriksaan

12. Muskuloskeletal

Tak ada

Tl.blkg Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki

Deformitas ✔Gerak terbatas

Nyeri ✔ Benjolan / peradangan

Kesimpulan: Muskuloskletal dalam batas normal

13. Neurologik / Psikologik

21

Page 22: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

a. Status mentalis:

Baik TergangguOrientasi Orang ✔ Waktu ✔ Tempat ✔ Situasi ✔Daya ingat Sangat lampau ✔ Baru terjadi ✔ Ingat obyek stlh 5 menit segera (mengulang)

Kuisioner pendek / portable ttg Status Mental:

Betul SalahTanggal berapakah hari ini? ✔Hari apakah hari ini? ✔Apakah nama tempat ini? ✔Berapakah nomor telpon rumah anda? ✔Berapakah usia anda? ✔Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn)? ✔Siapa nama gubernur sekarang? ✔Nama gubernur sebelum ini? ✔Nama ibumu sebelum menikah? ✔20 dikurangi 3 dan seterusnya ✔

Jumlah kesalahan

0-2 kesalahan : baik

3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan

5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang

7-10 kesalahan : gangguan intelek berat

(Bila terdapat kecurigaan adanya dementia, asesmen lebih lanjut perlu dikerjakan)

Kesimpulan : Status mental baik

b. Perasaan hati / afeksi

Baik / labil / depresif / agitatif / cemas

c. Umum

Normal Abnormal (jelaskan)Syaraf otak ✔Motorik : - kekuatan ✔ - tonus ✔Sensorik: - tajam ✔ - raba ✔ - getaran ✔

22

Page 23: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Refleks ✔Sereblar : - jari ke hidung ✔ - tumit ke ujung kaki ✔ - Romberg ✔Gerak langkah ✔

a. Tanda – tanda lain

Ya Tidak Bila Ya, jelaskanTremor saat istirahat ✔Rigiditas cogwebell ✔Bradikinesia ✔Tremor intense ✔Gerakan tak sadar ✔Refleks patologis ✔

Kesimpulan : Dalam batas normal

4.2.3 DATA LABORATORIK (Tidak diperiksa)

Tanggal Jenis Tes Hasil- - -

4.2.4 HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN:

(EKG, sinar tembus, USG, dll) : Tidak diperiksa

4.2.5 POLA KONSUMSI MAKANAN PASIEN

FORMULIR 24 HOUR RECALL(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur malam)

Waktu JamNama makanan atau

minumanBahan makanan

JumlahURT Gram

Sahur 7.00 Bahan makanan pokok Nasi merah 1 piring 100

Lauk-pauk Ikan 1 butir 100

- Sayur Sop 1 mangkuk 150

Buka Puasa 18.00 Makanan pembuka Kolak pisang 1 mangkuk 100

Bahan makanan pokok Nasi merah 1 piring 100

Lauk pauk Ikan mas 1 potong 90

Sayur sop 1 mangkuk 150

Selingan 20.00 Buah-buahan pepaya 1 mangkuk 100

4.2.6 DAFTAR MASALAH & RENCANA PENANGANAN

23

Page 24: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Tanggal Problem / diagnostic Rencana

10 September 2015

Hipertensi - Memberikan penyuluhan tentang hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan bila tidak terkontrol

- Memotivasi pasien agar mau berobat dan rutin kontrol ke dokter

- Memotivasi agar pasien mau meminum obat anti hipertensi secara teratur

- Edukasi mengurangi makanan yang tinggi garam karena dapat menaikkan tekanan darah

4.2.7 LAPORAN LANJUTAN

Saat dilakukan kunjungan kedua yaitu tanggal 14 September 2015, klinis pasien

membaik dibandingkan kunjungan pertama, pasien sudah menggunakan body lotion untuk

melembabkan kulit pasien yang kering.

Pada status fungsional pasien bisa dikatakan mandiri dalam aktivitas sehari-hari.Dari

status mental pasien, pasien digolongkan masih baik (tidak terdapat gangguan

intelek).Edukasi terhadap pola makan gizi seimbang dengan mengurangi konsumsi garam

serta lemak dan memperbanyak protein, sayurdan buah dan memotivasi untuk berobat dan

mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur.

4.3 Plan of action

Tanggal Masalah Kegiatan Tempat

10 September 2015

- Hipertensi - Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan identifikasi masalah yang ada pada pasien

- Edukasi mengenai penyakitnya dan akibat yang ditimbulkan

- Edukasi mengurangi makanan bergaram tinggi

- Edukasi untuk makan berserat dan buah-buahan

- Memotivasi pasien agar rutin kontrol ke Puskesmas dan rutin meminum obat antihipertensi

Kediaman pasien

14 September 2015

- Hipertensi - Follow up pasien apa saja yang sudah diterapkan dari penjelasan kemarin

- Memotivasi agar pasien rutin minum obat

Kediaman pasien

24

Page 25: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

antihipertensi

4.4 Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care

Rencana perawatan terpadu untuk pasien ini yaitu :

- Makan teratur gizi seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati,

sayur, dan buah serta kurangi makanan yang mengandung garam tinggi.

- Istirahat cukup

- Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik dan bila perlu olahraga pernapasan.

- Kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan secara rutin

BAB V PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien menderita dermatitis atopik dan

hipertensi. Dermatitis atopik pada pasien ini menyebabkan gatal di kaki dan seluruh

tubuh di sebelah kanan dan menyebabkan pasien tidak tidur sehingga menganggu

aktivitas sehari-hari.Dari riwayat penyakit keluarga diketahui ibu pasien juga

mengalami hal yang sama dengan pasien.Pada status fungsional pasien masih mandiri

dalam aktivitas sehari-hari.Pada status mental, pasien masih digolongkan masih baik

(tidak terdapat gangguan intelek).

1.2 Saran

25

Page 26: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

Saran yang dapat diberikan kepada pasien yaitu enggunakan body lotion untuk

melembabkan kulit agar tidak kering, Istirahat yang cukup,memakan makanan secara

teratur dengan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein

nabati, sayur, dan buah serta kurangi makanan yang mengandung garam tinggi.Selain

itu, dianjurkan untuk olahraga teratur sesuai kemampuan fisik dan bila perlu olahraga

pernapasan.Selanjutnya, kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan

pengobatan secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmojo RB.Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.Jakarta:FKUI.19992. Dermatitis Atopic

http://stacommunicatuions.com/journals/pdfs/cme/cmenov2003/dermatitis.pdf Accessed july 4 2015

3. Silvia A, Lorraince. Patofisiologi.Jakarta:EGC.20034. Mechanism of Disease Atopic Dermatitis.

http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra074081 Accesed on: 4 July 20155. Dermatitis Atopic Available at:

http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp042803 Accesed on: 5 July 20156. Roduit C, Frei R, Loss G,Buchele G, Weber J,Depner M,et al.Development of atopic

dermatitis according to age of onset and association with early-life exposures.Geneva. American Academy of Allergy.2012

7. Djuanda A, HamzahM, Aisah S. Dermatitis Atopik. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi 5.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.2009

8. Bannister MJ, Freeman S.Adult-onset atoic dermatitis.Geneva. American Academy of Allergy.2010

26

Page 27: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

9. WHO. Raised Blood Pressure.

http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/en/.

Accessed July5, 2015

10. Nafrialdi. Antihipertensi. Dalam: Ganiswarna, S. G. (editor). Farmakologi dan Terapi.

Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2007.p. 341-60

11. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. The

Seventh Repot of the Joint national Comitte on Prevention, detection, evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure.JAMA 2003; 289: 2560-72

12. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibrata M, Setiatii S (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta:

Interna Publishing; 2009.p. 1079-85

LAMPIRAN

27

Page 28: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

28

Page 29: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

29

Page 30: ASGER EMBUL GROUP_2.doc

30