60
REFERAT PENGGUNAAN ASI DAN RAWAT GABUNG PEMBIMBING : dr. Moch Farid Gazali, Sp.OG PENYUSUN : Novia Alrosa (030.09.172) Dhimas Akbar Mulia (030.09.069) KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI PERIODE 2 JUNI 2014 – 16 AGUSTUS 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 1

ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASI RG

Citation preview

Page 1: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

REFERAT

PENGGUNAAN ASI DAN RAWAT GABUNG

PEMBIMBING :

dr. Moch Farid Gazali, Sp.OG

PENYUSUN :

Novia Alrosa (030.09.172)

Dhimas Akbar Mulia (030.09.069)

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PERIODE 2 JUNI 2014 – 16 AGUSTUS 2014

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

1

Page 2: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

LEMBAR PENGESAHAN

Referat dengan judul

”PENGGUNAAN ASI DAN RAWAT GABUNG”

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, dr. Moch Farid Gazali , Sp.OG

sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Kebidanan dan

Kandungan

di RSUD Karawang periode 2 Juni 2014 s/d 16 Agustus 2014

Jakarta, 4 Agustus 2014

(dr. Moch Farid Gazali, Sp.OG)

2

Page 3: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala nikmat

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul “ PENGGUNAAN AIR

SUSU IBU DAN RAWAT GABUNG” ini. Adapun penulisan referat ini dibuat dengan

tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Kandungan di

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang periode 2 Juni 2014 s/d 16 Agustus 2014.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Moch Farid

Gazali, SpOG selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam

penyusunan referat ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang

turut serta membantu penyusunan referat ini yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu

jika tidak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Demikian kata pengantar ini penulis buat. Untuk segala kekurangan dalam referat ini,

penulis memohon maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif

bagi perbaikan referat ini. Terima kasih.

Jakarta, 4 Agustus 2014

(Penulis)

3

Page 4: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .................................................................................................. 2

Kata Pengantar .................................................................................................. 3

Daftar Isi .................................................................................................. 4

Bab I : Pendahuluan .................................................................................................. 5

Bab II : Penggunaan Air Susu Ibu .......................................................................... 7

Bab III : Rawat Gabung ...................................................................................... 28

Bab IV : Kesimpulan .................................................................................................. 33

Daftar Pustaka .................................................................................................. 35

4

Page 5: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin),

bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa

kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.

Gangguan kekurangan gizi tingkat buruk yang terjadi pada periode ini bersifat permanen,

tidak dipulihkan walaupun kebutuhan gizi selanjutnya terpenuhi. 1

Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir maka ibu harus sesegera

mungkin menyusui bayinya karena ASI memberikan peranan penting dalam menjaga

kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu, bayi yang

berumur kurang dari enam bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa makanan pendamping.

Makanan pendamping hanya diberikan pada bayi yang berumur enam bulan ke atas. 1,2

Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI ekslusif di

Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% tahun 2008,

sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi 24,3% (2008). Data

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan

prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun

2003 dan 2007. 3

Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena dampaknya yang luas

terhadap status gizi dan kesehatan balita, upaya peningkatan kualitas hidup manusia harus

dimulai sejak dini yaitu sejak masih dalam kandungan hingga usia balita. Dengan demikian

kesehatan anak sangat tergantung pada kesehatan ibu terutama masa kehamilan, persalinan

dan masa menyusui. 1

Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada bayi

tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990, pemerintah mencanangkan

Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) yang salah satu tujuannya adalah

untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai usia

4 bulan. Tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan

menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004 1,3

5

Page 6: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Hal lain yang tidak kalah penting selain pemberian ASI pada bayi yang baru lahir

adalah rawat gabung. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia dapat diminimalisir salah

satunya dengan melaksanakan rawat gabung (rooming in). UNICEF menyatakan, terdapat

30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahunnya.

UNICEF menyebutkan bukti ilmiah terbaru, yang juga dikeluarkan oleh Journal Paediatrics

ini, bahwa bayi yang diberikan susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia

pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayi

yang disusui oleh ibunya secara eksklusif. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia

maupun di dunia sebenarnya dapat diminimalisir dengan salah satunya melakukan Rawat

Gabung. Rawat gabung (rooming in) adalah satu cara perawatan di mana ibu dan bayi yang

baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau

tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. 4,5

6

Page 7: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

BAB II

PENGGUNAAN AIR SUSU IBU

A. Anatomi dan Fisiologi Laktasi

Secara anatomi setiap kelenjar mammae yang matang atau payudara terdiri dari

15 sampai 25 lobus. Lobus-lobus tersebut tersusun secara radial dan satu sama lain

dipisahkan oleh jaringan lemak yang jumlahnya bervariasi. Masing-masing lobus

terdiri dari beberapa lobulus, yag selanjutnya terdiri dari sejumlah besar alveoli.

Masing-masing alveolus mempuyai duktus kecil yang saling bergabung membentuk

satu duktus yang lebih besar untuk tiap lobus. Duktusduktus laktiferus tersebut

membuka secara terpisah pada papila mammae, dengan orifisium yang kecil tetapi

jelas. Epitel sekretorik alveolus mensintesi berbagai konsituen susu.

Kolostrum

Setelah pelahiran, payudara mulai menyekresi kolostrum, suatu cairan yang

berwarna kuning lemon tua. Cairan ini biasanya keluar dari papila mammae pada hari

kedua pasca-partum. Dibandingkan dengan air susu biasa, kolostrum mengandung

lebih banyak mineral dan asam amino. Kolostrum juga mengandung lebih banyak

proteinm sebaian besarnya adalah globulin, namun sedikit gula dan lemak.

Sekeresi berlanjut selama kira-kira 5 hari, dengan berubah secara perlahan

menjadi air susu matang selama 4 minggu berikutnya . kolostrum mengandung

antibodi dan IgA yang dikandungnya memberikan perlindungan pada neonatus

terhadap patogen enterik. Faktor pertahanan tubuh lainnya yang diemukan di

kolostrum dan susu mencakup komplemen, makrofag, limfosit, laktoferin,

laktoperoksidase, dan lisozim.

ASI

ASI merupakan suspesni lemak dan protein dalam larutan karbohidrat-mineral.

Ibu menyusui dapat dengan mudah menghasilkan 600ml susu pe hari, dan berat badan

ibu saat hamil tidak mempengaruhi kuantitas atau kualitasnya. ASI bersifat isotonik

terhadap plasma dan setengah dari nilai tekanan osmotik ditimbulkan oleh laktosa.

7

Page 8: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Asam amino esensial diambil dari darah dan asam amino non esensial sebagian

berasal dari darah atau disintesis dikelenjar mammae. Sebagian besar protein susu

bersifat unik dan mencakupan a-laktalbumin, b-laktoalbumin, dan kasein. Asam

lemak disintesis d alveoli dari glukosa dan disekresikan melalui proses seperti

apokrin. Semua vitamin kecuali vitamin K ditemukan pada ASI namun dalam jumlah

berbeda. Kandunan vitamin D rendah (22 IU/mL).

Dadih (whey) adalah serum dan telah menunjukan kandungan IL-6 yang besar.

Ini sangat dihubungkan dengan produksi IgA lokal oleh payudara. Prolaktin tampak

disekresikan secara aktif dalam ASI. Faktor pertmbuhan epidermis telah

diidentifikasikan pada ASI dan karena tidak dihancurkan oleh enzim proteolitik

lambung, maka komponen ini dapat diabsorbsi untuk mendukung ertumbuhan dan

pematangan mukosa usus neonatus.

Fisiologi

Payudara wanita yang tidak hamil terutama terdiri dari jaringan lemak dan sistem

duktus rudimenter. Ukuran payudara ditentukan oleh banyaknya jaringan lemak, yang

tidak ada kaitannya dengan kemampuan menghasilkan susu. Dibawah pengaruh

hormon yang terdapat selama kehamilan, kelenjar mamaria membentuk struktur dan

fungsi kelenjar internal yang penting untuk menghasilkan susu. Payudara yang dapat

meghasilkan susu terdiri dari jaringan duktus yang secara progresif mengecil yang

bercabang dari puting payudara dan berakhir dilobulus-lobulus. Setiap lobulus terdiri

dari sekelompok alveolus berlapis epitel dan mirip kantong yang membentuk kelenjar

penghasil susu. Susu disintesis oleh sel epitel, lalu diseresikan ke dalam lumen

alveolus kemudian mengalir kepermukaan puting payudara.

Selama kehamilan, kosentrasi estrogen yang tinggi menyebabkan perkembangan

duktus yang ekstensif sementara kadar progesteron yang tinggi merangsang

pembentukan lobulus aveolus. Peningkatan prolaktin (hormon hipofisis anterior yang

dirangsang oleh peningkatan estrogen) dan HCG (hormon plasenta) juga ikut berperan

dalam perkembangan kelenjar mamaria dengan menginduksi pembentukan enzim-

enzim yang diperlukan untuk menghasilkan susu.

Sebagian besar perubahan payudara berlangsung selama separuh pertama masa

kehamilan sehingga pada pertengahan kehamilan kelenjar mamaria sudah mampu

menghasilkan air sus secara penuh. Namun sekresi susu tidak terjadi sampai

persalinan selesai. Kosentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi selama separuh

8

Page 9: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

terakhir masa kehamilan mencegah laktasi dengan menghambat efek stimulatorik

prolaktin pada seksresi susu. Prolaktin adalah stimulan utama bagi sekresi susu.

Dengan demikian walaupun steroid plasenta yang kadarnya tinggi memicu

perkembangan perangkat penghasil susu di payudara, steroid itu juga menghambat

kelenjar trsebur bekerja sampai bayi lahir dan memerlukan susu. Penurunan

mendadak estrogen dan progesteron yang terjadi sering dengan keluarnya plasenta

dan persalinan memicu laktasi.

Setelah persalinan laktasi dipertahankan oleh dua hormon penting :

1. Prolaktin : utuk peningkatan sekresi susu

2. Oksitosin : yang menyebabkan penyemprotan susu (letdown)

Kedua hormon ini dirangsang oleh refleks neruroendokrin yang dipicu oleh

rangsangan mengisap pada puting payudara. Susu tidak dapat secara langsung diisap

dari lumen alveolus oleh bayi. Susu harus secara aktif diperas keluar alveolus melalui

duktus lalu ke puting payudara oleh kontraksi sel mioepitel khusus yang mengelilingi

setiap alveolu. Pengisapan puting oleh bayi merangsang ujung-ujung saraf sensorik

di puting menimbulak potensial aksi yang kemudian menjalar keatas ke korda spinalis

lalu ke hipotalamus. Setelah diaktifkan, hipotalamus memicu pengeluaran oksitosin

dari hipofisis posterior. Oksitosin pada gilirannya merangsang kontraksi sel mioepitel

di payudara sehingga terjai penyemprotan susu. Penyemprotan susu ini terus berlanjut

selama bayi terus menyusui. Walaupun alveolus meungkin terisi penuh oleh susu,

susu tidak dapat dikeluarkan tanpa oksitosin.

Pengisapan puting tidak saja memicu pengeluaran oksitosin tetapi juga

merangsanga sekresi prolaktin. Pengeluaran prolaktin oleh hipofisis anterior dikontrol

oleh dua sekresi hipotalamus : prolactin-inhibiting hormon (PIH) dan prolactin-

releasing hormon (PRH). Sepanjang kehidupan wanita, PIH memiliki pengaruh yang

lebih dominan sehingga dalam keadaan normal prolaktin tidak disekresikan.

B. Tinjauan Umum Tentang ASI

1. Pengertian

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah.

ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan

9

Page 10: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

perkembangan bayi. Definisi WHO menyebutkan bahwa ASI ekslusif yaitu bayi hanya diberi

ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam

bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. 2,6

Sebelum tahun 2001, World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk

memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001, setelah melakukan

telaah artikel penelitian secara sistematik dan berkonsultasi dengan para pakar, WHO

merevisi rekomendasi ASI eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan (180 hari),

kemudian dilanjutkan selama 2 tahun dengan panambahan makanan pendamping yang tepat

waktu, aman, benar dan memadai. 6

Pemberian ASI secara dini dan ekslusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan membantu

mencegah berbagai penyakit anak, termasuk gangguan lambung dan saluran nafas, terutama

asma pada anak-anak. Hal ini disebabkan adanya antibody penting yang ada dalam kolostrum

ASI (dalam jumlah yang lebih sedikit), akan melindungi bayi baru lahir dan mencegah

timbulnya alergi. Untuk alasan tersebut, semua bayi baru lahir harus mendapatkan

kolostrum.6

Selain itu inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dapat

mencegah kematian bayi dan infant yang lebih besar dengan mereduksi risiko penyakit

infeksi, hal ini karena: 1,4

a. Adanya kolostrum yang merupakan susu pertama yang mengandung sejumlah besar

faktor protektif yang memberikan proteksi aktif dan pasif terhadap berbagai jenis

pathogen.

b. ASI esklusif dapat mengeliminasi mikroorganisme pathogen yang terkontaminasi

melalui air, makanan atau cairan lainnya. Juga dapat mencegah kerusakan barier

imunologi dari kontaminasi atau zat-zat penyebab alergi pada susu formula atau

makanan.

2. Komposisi ASI

Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa periode tertentu.

Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi:

a. Kolostrum

Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan minggu pertama setelah

bayi lahir. Ia merupakan ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 yang

kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Kandungan proteinnya 3 kali lebih banyak

10

Page 11: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

dari ASI mature. Cairan emas ini encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat

pula jernih yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat

membunuh kuman penyakit. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk

membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir. Volumenya bervariasi antara

2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3 hari pertama, tergantung dari paritas ibu.

b. ASI peralihan/transisi

Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI Mature (Kadang

antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar protein makin merendah,

sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volumenya juga akan makin

meningkat

c. ASI mature

ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya,

komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI

merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai

umur enam bulan, Tidak menggumpal jika dipanaskan.

Tabel 1. Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)

No. Zat-zat Gizi Satuan Kolostrum ASI

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Energi

Protein

Kasein

Laktosa

Lemak

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin B12

Kalsium

Zat besi

Fosfor

Kkal

G

Mg

G

G

Ug

Ug

Ug

Ug

Mg

Mg

Mg

58.0

2.3

140.0 mg

5.3

2.9

151.0

1.9

30.0

0.05

39.0

70.0

14.0

70

0.9

187.0

7.3

4.2

75.0

14.0

40.0

0.1

35.0

100.0

15.0

3. Kandungan nutrisi dalam ASI

11

Page 12: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk makronutrien

adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral 1,4

a. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu

sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali. rasio

jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4 sehingga ASI terasa lebih manis

dibandingkan dengan PASI, Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan

baik cenderung tidak mau minum PASI. Karnitin mempunyai peran membantu proses

pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh.

Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang

mendapat susu formula.

Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel

syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu karbohidrat

memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus di dalam usus (faktor

yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik

bagi bakteri yang menguntungkan) dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai

antibodi bayi

b. Protein

Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian

protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir seluruhnya terserap

oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey

dan casein dalam ASI adalah 65 : 35, sedangkan dalam PASI 20 : 80. Artinya protein

pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan

bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi. Hal ini

yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan feces

berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi

diberikan PASI.

c. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya.

Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara

otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan hari

kedua dan akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang

diperlukan.

12

Page 13: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang

dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim

Lipase. Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA yang sangat diperlukan untuk

pertumbuhan sel-sel jaringan otak.

Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila

dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga

menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat

tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6 : 1. Asam linoleat adalah jenis asam

lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan

sel syaraf otak bayi

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi

bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI

merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi

oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak

dapat diserap, hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan

dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga

mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena

obstipasi atau gangguan metabolisme.

e. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi

sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu

membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara lain vitamin A,

vitamin B dan vitamin C.

4. Volume ASI

Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu

hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara, maka produksi ASI

bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10- ± 100 cc pada

hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14. Bayi yang

sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI per hari. Namun kadang-kadang

ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap

menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat

yang berat, baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI.

13

Page 14: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan

pertama usia bayi, 400-600 cc pada bulan kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.6

5. Manfaat ASI

a. Manfaat ASI bagi bayi

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat dirasakan yaitu (1)

ASI sebagai nutrisi. (2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh (3) menurunkan risiko

mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis, (4) Meningkatkan kecerdasan, (5) Menyusui

meningkatkan jalinan kasih sayang (6) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua

kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan. (7) Mengandung asam lemak

yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga bayi yang diberi ASI Ekslusif lebih

pandai. (8) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan

mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. (9) Menunjang perkembangan

motorik. 7,8,9

b. Manfaat ASI bagi ibu

Manfaat ASI bagi ibu antara lain (1) Pemberian ASI memberikan 98% metode

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI

saja (ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali, (2) menurunkan risiko kanker payudara

dan ovarium, (3) membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan (4) menurunkan

risiko DM Tipe 2 (5) Pemberian ASI sangat ekonomis, (6) mengurangi terjadinya perdarahan

bila langsung menyusui setelah melahirkan (7) mengurangi beban kerja ibu karena ASI

tersedia dimana saja dan kapan saja (8) meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi.

c. Manfaat ASI bagi keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga (1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula,

kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan (2) Bayi sehat berarti keluarga

mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya

kekhawatiran bayi akan sakit, (3) Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi dari ASI

ekslusif, (4) Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat (5) Pemberian ASI pada bayi

(meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia. 10,11,12

6. Faktor penyebab berkurangnya ASI

a. Faktor Menyusui

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi,

menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari botol atau dot sebelum ASI keluar,

kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui .

14

Page 15: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

b. Faktor Psikologi Ibu

Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang

tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umunya produksi ASI akan

berkurang. Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu pada periode menyusui sangat

berperan dalam mensukseskan pemberian ASI ekslusif. Peran keluarga dalam

meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.

c. Faktor Bayi

Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi sakit,

prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu tidak memberikan ASI-nya

menyebabkan produksi ASI akan berkurang .

c. Faktor Fisik Ibu

Ibu sakit, lelah, menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang

mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok atau

ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI. 5,6

7. Faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan, dipahami dan

diingatnya. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal maupun

non formal, percakapan harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi dan dari

pengalaman hidup lainnya 2,4,12

Hambatan utama tercapainya ASI ekslusif yang benar adalah karena kurang sampainya

pengetahuan yang benar tentang ASI ekslusif pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai

pengetahuan yang baik dalam menyusui. Kehilangan pengetahuan tentang menyusui berarti

kehilangan besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan perawatan

terbaik untuk bayinya dan bayi akan kehilangan sumber makanan yang vital dan cara

perawatan yang optimal. Pengetahuan yang kurang mengenai ASI ekslusif terlihat dari

pemanfaatan susu formula secara dini di perkotaan dan pemberian atau nasi sebagai

tambahan ASI di pedesaan. 2,4,13

2. Lingkungan

Menurut Perinasia (2003) lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan ibu untuk

menyusui bayinya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di

lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pada kebanyakan wanita di perkotaan, sudah terbiasa menggunakan susu formula

15

Page 16: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Maternal choices

Infant feeding behaviours

Opportunities to act on these

choice

Infant feeding information and physical social support during pregnancy, childbirth and

postpartum

ProximateDeterminant

IntermediateDeterminants

dengan pertimbangan lebih modern dan praktis. Menurut penelitian Valdes dan Schooley

(1996) wanita yang berada dalam lingkungan modern di perkotaan lebih sering melihat ibu-

ibu menggunakan susu formula sedangkan di pedesaan masih banyak dijumpai ibu yang

memberikan ASI tetapi cara pemberian tidak tepat. jadi pemberian ASI secara Ekslusif di

pengaruhi oleh lingkungan. 2,4,13

3. Pengalaman

Pengalaman wanita semenjak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan wanita

dalam kaitannya dengan menyusui di kemudian hari. Seorang wanita yang dalam keluarga

atau lingkungan mempunyai kebiasaan atau sering melihat wanita yang menyusui bayinya

secara teratur maka akan mempunyai pandangan yang positif tentang menyusui sesuai

dengan pengalaman sehari-hari. Tidak mengherankan bila wanita dewasa dalam lingkungan

ini hanya memiliki sedikit bahkan tidak memiliki sama sekali informasi, pengalaman cara

menyusui dan keyakinan akan kemampuan menyusui. Sehingga pengalaman tersebut

mendorong wanita tersebut untuk menyusui dikemudian harinya dan sebaliknya. 15,17

4. Dukungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan ibu menyusui bayinya secara esklusif. Keluarga (suami, orang tua, mertua, ipar

dan sebagainya) perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan

keluarga agar ibu berhasil menyusui secara ekslusif. Bagian keluarga yang mempunyai

pengaruh yang paling besar terhadap keberhasilan dan kegagalanmenyusui adalah suami.

Masih banyak suami yang berpendapat salah, yang menganggap menyusui adalah urusan ibu

dan bayinya. Peranan suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let

down reflek) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. 1,5,6,17

16

Page 17: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Gambar 1. Model determinan perilaku menyusui 15,17

WHO dalam community–based strategies for breastfeeding promotion and support in

developing countries pada tahun 2003 telah membuat justifikasi dan framework mengenai

faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI dapat dilihat pada gambar 1 di atas.

C. Perilaku inisiasi menyusu dini (IMD) dan Pemberian ASI Ekslusif

Perilaku atau keterampilan adalah hasil dari latihan yang berulang, yang dapat disebut

perubahan yang meningkat atau progresif oleh orang yang mempelajari ketrampilan tersebut

sebagai hasil dari aktivitas tertentu. Perilaku atau keterampilan dapat terwujud melalui hasil

dari pengalaman, pengetahuan dan sikapnya.

Terdapat tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi perilaku individu atau

masyarakat, yaitu: 1) faktor dasar (predisposing factors) yang meliputi: (a) pengetahuan

individu; (b) sikap; (c) kepercayaan; (d) tradisi; (e) unsur-unsur yang terdapat dalam diri

individu dan masyarakat dan; (f) faktor demografi; 2) faktor pendukung (enabling factors)

yang meliputi: sumberdaya dan potensi masyarakat seperti lingkungan fisik dan sarana yang

tersedia dan; 3) faktor pendorong (reinforcing factors) yang meliputi sikap dan perilaku

orang lain seperti teman, orang tua, dan petugas kesehatan. Begitu pula dengan perilaku

pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI Eksklusif baik oleh ibu maupun

petugas kesehatan terutama bidan, semuanya sangat dipengaruhi oleh faktor faktor tersebut

diatas. Faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif

terutama faktor sikap, motivasi, maupun pengetahuan, baik sikap, motivasi, dan pengetahuan

ibu, maupun petugas kesehatan khususnya bidan. 2,18

1. Pengertian IMD

17

Page 18: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu  dari 10

langkah menuju keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi

(Baby Friendly Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992. Di dalam langkah keempat tertulis

“bantu ibu mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir” dengan memfokuskan pada

kemampuan alami yang ‘ajaib’ bagaimana bayi  memulai menyusu dengan cara bayi

merangkak di dada ibunya yang disebut  breast crawl dan penjelasannya yaitu ‘Setiap bayi,

saat diletakkan di perut ibunya segera setelah lahir mempunyai kemampuan untuk

menemukan payudara ibunya dan mengambil minum pertamanya dengan kemampuannya

sendiri’. 18,19

Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi ‘Letakkan bayi dalam

posisi tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit dengan ibu segera setelah lahir paling

sedikit selama 1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu

tawarkan bantuan”. Dalam hal ini yang  ditekankan adalah pentingnya kontak kulit ke kulit

dan kesiapan bayi. 18,19

2. Manfaat IMD

a. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Bayi

1). Menurunkan angka kematian bayi karena hypothermia

2) Dada ibu menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat.

3) Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi, penting untuk pertumbuhan

usus dan ketahanan bayi terhadap infeksi

4) Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bakteri yang aman, berkoloni di usus bayi

dan menyaingi bakteri pathogen

5) Menyebabkan kadar glukosa darah bayi yang lebih baik pada beberapa jam setelah

persalinan

6) Pengeluaran mekonium lebih dini, sehingga menurunkan intensitas ikterus normal

pada bayi baru lahir

b. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Ibu

1) Ibu dan bayi menjadi lebih tenang.

2) Jalinan kasih sayang ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2 jam pertama.

3) Sentuhan, jilatan, usapan pada putting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon

oxyitosin.

4) Membantu kontraksi uterus, mengurangi risiko perdarahan dan mempercepat

pelepasan plasenta

18

Page 19: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Dua studi terbaru yang melibatkan hampir 34.000 bayi yang baru lahir menunjukkan

bahwa risiko kematian meningkat dengan peningkatan penundaan inisiasi menyusu. Di

Ghana, neonatus 2,5 kali lebih mungkin meninggal saat inisiasi menyusu dimulai setelah 24

jam dibanding menyusui yang dimulai dalam satu jam pertama setelah lahir. Di Nepal,

neonatus 1,4 kali lebih mungkin untuk meninggal jika pemberian ASI dimulai setelah 24 jam

pertama. Para penulis memperkirakan bahwa sekitar seperlima dari semua kematian bayi

(22% di Ghana dan 19% di Nepal) dapat dihindari jika ASI mulai diberikan dalam satu jam

pertama kehidupan semua bayi yang baru lahir. Manfaat inisiasi menyusu dini khususnya

bagi bayi prematur dan berat lahir rendah. IMD dan ASI ekslusif selama 6 bulan merupakan

kontribusi utama dalam menurunkan mortalitas bayi dan anak-anak. Pentingnya IMD

merupakan salah satu rekomendasi WHO. 20,21,23,25

Berbagai studi juga telah melaporkan bahwa IMD terbukti meningkatkan keberhasilan

ASI eksklusif. Bayi yang menyusu dalam 30 menit setelah lahir kemungkinan besar akan

menyusu dalam jangka waktu yang lama. Hasil penelitian menemukan bahwa Ibu yang

memberikan immediate breastfeeding 2 sampai 8 kali lebih besar kemungkinannya untuk

memberikan ASI secara eksklusif sampai 4 bulan dibandingkan dengan ibu yang tidak

immediate breastfeeding. kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif telah dimulai sejak 3 hari

pertama kelahiran yaitu pada saat makanan/minuman pralakteal diberikan. Studi kualitatif

lainnya melaporkan faktor predisposisi kegagalan ASI eksklusif adalah karena faktor

predisposisi yaitu pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang dan faktor pemungkin

penting yang menyebabkan terjadinya kegagalan adalah karena ibu tidak difasilitasi

melakukan IMD. 17,20

D. Manajemen Laktasi

1. Pengertian

Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan

menyusui. Dalam pelaksanaanya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah

persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

2. Periode dalam manajemen laktasi

a. Pada masa kehamilan (antenatal)

Hal-hal yang perlu dilakukan pada masa kehamilan :

1) Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi tentang keunggulan ASI, manfaat

menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak negative pemberian susu formula.

19

Page 20: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

2) Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan, kondisi puting payudara

dan memantau kenaikan berat badan saat hamil.

3) Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan hingga ibu

siap untuk menyusui, ini bermaksut agar ibu mampu memproduksi dan

memberikan ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.

4) Ibu senantiasa mencari informasi tentang gisi dan makanan tambahan sejak

kehamilan trimester ke-2. Makanan tambahan saat hamil sebanyak 1 1/3 kali dari

makanan yang dikonsumsi sebelum hamil.

b. Pada masa segera setelah melahirkan

Hal yang dilakukan segera setelah melahirkan :

1). Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai

kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai meyusui bayi. Karena pada

saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap rangsangan, selanjutnya bayi

akan mencari payudara ibu secara alamiah

1) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam waktu 2 minggu

setelah melahirkan

2) Bayi harus disusui dengan cara yang benar, baik posisi maupun cara perlekatan

bayi pada payudara ibu.

c. Masa menyusui (Postnatal)

Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen laktasi setelah melahirkan :

1) Bayi hanya diberi ASI saja (Secara ekslusif) selama 6 bulan pertama usia bayi

2) Meyusui tanpa dijadwal atau setiap bayi meminta (on demand)

3) Bila bayi terpaksa dipisah dari ibukarena indikasi medik, bayi arus tetap mendapat

ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan produksi ASI tetap lancar

4) Mempertahankan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-hari. Ibu

menyusui harus makan 1 ½ kali lebih banyak dari biasanya dan minum minimal 10

gelas air per hari

5) Cukup istirahat, menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan fisik

yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat

6) Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau

menyusu, puting lecet, dll). 19,21

3. Tehnik menyusui yang benar

Teknik menyusui yang benar, dapat kita amati melalui beberapa respon dari bayi, jika

ibu menyusui dengan teknik yang tidak benar mengakibatkan puting susu menjadi

20

Page 21: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

lecet. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat

antara lain (1) tubuh bagian depan menmpel pada tubuh ibu, (2) dagu bayi menempel

pada payudara (3) dada bayi menempel pada dada ibu (4) mulut bayi terbuka lebar

dengan bibir bawah yang terbuka (5) sebagian besar areola tidak tampak, (6) bayi

menghisap dengan dalam dan perlahan (7) bayi tampak tenang dan puas pada akhir

menyusu, (8) terkadang terdengar suara bayi menelan (9) puting susu tidak terasa sakit

atau lecet. 19,21

Gambar 2. Posisi menyusui yang benar

Kontra indikasi mendapat ASI

a. Kondisi Bayi

Pada beberapa kelainan metabolik / genetik, tubuh tidak mempunyai enzim tertentu untuk

mencerna salah satu komponen dalam susu, baik susu manusia maupun hewan sehingga bayi

tidak boleh menyusu. Bayi tersebut memerlukan formula khusus yang disesuaikan dengan

kebutuhannya dan memerlukan penanganan komprehensif antara dokter anak, ahli penyakit

endokrin, metabolik, dan gizi. Di banyak negara maju, uji penapisan untuk jenis kelainan

metabolik dilakukan segera setelah bayi lahir . 24,25,26

21

Page 22: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

1. Galaktosemia: penyakit ini disebabkan tidak adanya enzim galactose – l -phosphate

uridyltransferase yang diperlukan untuk mencerna galaktosa, hasil penguraian laktosa.

Bentuk klasik bisa berakibat fatal, sedangkan bentuk ringan menyebabkan gagal tumbuh

dan membesarnya organ hati dan limpa (hepato-splenomegali). ASI mengandung laktosa

tinggi sehingga bayi harus disapih, diberi susu tanpa laktosa, selanjutnya penderita harus

diet makanan tanpa galaktosa sepanjang hidupnya. 

2. Maple syrup urine disease, pada penyakit ini tubuh tidak dapat mencerna jenis protein

leusin, isoleusin dan valine. Bayi tidak boleh mendapat ASI atau susu bayi biasa, dan

memerlukan formula khusus tanpa leusin, isoleusin dan valine. 

3. Fenilketonuria, memerlukan formula tanpa fenilalanin. Dengan diagnosis dini, disamping

pemberian susu khusus dianjurkan untuk diberikan berselang-seling dengan ASI karena

kadar fenilalanin ASI rendah dan agar manfaat lainnya tetap diperoleh asalkan disertai

pemantauan ketat kadar fenilalanin dalam darah. 22,23,24

Pemberian susu formula pada bayi kurang bulan (BKB)

Bayi kurang bulan memerlukan kalori, lemak dan protein lebih banyak dari bayi cukup bulan

agar dapat menyamai pertumbuhannya dalam kandungan. ASI bayi prematur mengandung

kalori, protein dan lemak lebih tinggi dari ASI bayi matur, tetapi masalahnya adalah ASI

prematur berubah menjadi ASI matur setelah 3 -4 minggu. Jadi untuk BKB kurang dari 34

minggu setelah 3 minggu kebutuhan tidak terpenuhi lagi.

Volume lambung BKB kecil dan motilitas saluran cerna lambat sehingga asupan ASI tidak

optimal. Untuk merangsang produksi ASI, diperlukan isapan yang baik dan pengosongan

payudara. Refleks mengisap bayi prematur kurang / belum ada, akibatnya produksi ASI

sangat tergantung pada kesanggupan ibu memerah.

Beberapa penelitian klasik antara lain oleh Lucas dan Schanler telah membuktikan manfaat

ASI pada bayi prematur, akan mengurangi hari rawat, menurunkan insidensi enterokolitis

nekrotikans (EKN) dan  menurunkan kejadian sepsis lanjut, hal hal yang sangat bermakna

untuk perawatan BKB kecil di Indonesia. Sehingga perlu diusahakan memberi kolostrum

(perah) terutama pada perawatan bayi di hari hari pertama.

22

Page 23: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Untuk mengatasi masalah nutrisi selanjutnya, setelah ASI prematur berubah menjadi ASI

matur dianjurkan penambahan penguat ASI (HMF atau human milk fortifier, saat ini belum

tersedia secara meluas di Indonesia). Penguat ASI adalah suatu produk komersial berisi

karbohidrat, protein dan mineral yang sangat dibutuhkan bayi kurang bulan. HMF yang

proteinnya berasal dari susu sapi, biasanya  dicampurkan dalam air susu ibu bayi sendiri .

Bila tidak tersedia penguat ASI, pemberian susu prematur dapat dibenarkan terutama untuk

bayi prematur yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu atau berat lahir

kurang dari 1500 gram. Apabila terdapat alergi terhadap susu sapi sebaiknya susu formula

yang diberikan adalah susu formula yang telah dihidrolisis sempurna. Schanler menemukan

pemberian HMF pada ASI donor kurang bermanfaat mungkin karena prosedur pemanasan

yang harus dilalui. Selanjutnya, bila bayi sudah stabil, susu prematur dapat diberikan dengan

Alat Bantu Laktasi (Lact Aid / Suplementer) untuk melatih bayi belajar mengisap. 24,25,26

Pemberian susu formula pada bayi cukup bulan (BCB)

Masih banyak ibu yang memberi tambahan susu formula pada bayinya yang cukup bulan dan

sehat karena merasa ASInya belum keluar atau kurang. Salah satu penyebab adalah

kurangnya informasi bahwa  memberi susu formula terutama pada hari hari pertama kelahiran

mungkin mengganggu produksi ASI, bonding, dan dapat menghambat suksesnya menyusui

dikemudian hari. Bayi yang diberi formula akan kenyang dan cenderung malas untuk

menyusu sehingga pengosongan payudara menjadi tidak baik. Akibatnya payudara menjadi

bengkak sehingga ibu kesakitan, dan akhirnya produksi ASI memang betul menjadi kurang.

Belum lagi akibat pemberian susu formula, masalah medis lain yang mungkin timbul adalah

perubahan flora usus, terpapar antigen dan kemungkinan meningkatnya sensitivitas bayi

terhadap susu formula (alergi) dan bayi kurang mendapat perlindungan kekebalan dari

kolostrum yang keluar justru di hari hari pertama kelahiran

Bagi ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan, peraturan rumah bersalin / rumah sakit serta

sikap dan dukungan petugas kesehatan sangat mempengaruhi keberhasilan mereka menyusui

di kemudian hari. Apabila secara rutin diberikan informasi dan motivasi kepada ibu hamil,

diberi kesempatan untuk inisiasi menyusu dini, kemudian didukung dan dibantu

mempraktekkan teknik menyusui yang benar selama ibu dirawat, kemungkinan ibu akan

berhasil menyusui eksklusif sehingga tambahan pengganti ASI tidak diperlukan . 26,27,28

Pertimbangan memberi tambahan susu formula pada BCB disamping ASI:

23

Page 24: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

a) Bayi yang berisiko hipoglikemia dengan gula darah yang tidak meningkat meskipun

telah disusui dengan baik tanpa jadwal atau diberi tambahan ASI perah. Risiko hipoglikemi

dapat terjadi pada bayi kecil untuk masa kehamilan, pasca stress iskemik intrapartum, dan

bayi dari ibu dengan diabetes mellitus terutama yang tidak terkontrol. Tata laksana yang

dianjurkan adalah: 

segera setelah lahir bayi disusui tanpa jadwal, dan jaga kontak kulit dengan ibu agar

tidak hipotermi (untuk mengatasi hipotermi bayi memerlukan banyak energi)

gula darah plasma hanya diukur bila ada risiko atau ada gejala hipoglikemia dan

sebaiknya diukur sebelum minum / umur bayi 4-6 jam.

dibenarkan memberi suplemen ASI perah atau susu formula bila gula darah < 2.6

mmol (40 mg/dl) dan diulang 1 jam setelah minum ASI. mencukupi, penambahan

susu formula dikurangi dan akhirnya dihentikan.

bila gula darah tetap tidak meningkat ikuti tata laksana penanganan hipoglikemi

sesuai panduan rumah sakit.

b) Bayi yang secara klinis menunjukkan gejala dehidrasi (turgor/ tonus kurang, frekuensi urin

< 4x setelah hari ke-2, buang air besar lambat keluar atau masih berupa mekonium setelah

umur bayi > 5 hari).

c) Berat bayi turun 8 – 10% terutama bila laktogenesis pada ibu lambat.

d) Hiperbilirubinemia pada hari-hari pertama, bila diduga produksi ASI belum banyak atau

bayi belum bisa menyusu efektif. 27,28,29

Kuning karena ASI (breastmilk jaundice), bila bilirubin melebihi 20 – 25 mg/dL pada bayi

sehat. Anjuran untuk membantu diagnosis dengan menghentikan ASI 1-2 hari sambil

sementara diberi susu formula. Bila bilirubin terbukti menurun, ASI dimulai kembali.

e) Lain-lain: bayi terpisah dari ibu, bayi dengan kelainan kongenital yang sukar menyusu

langsung (sumbing, kelainan genetik). Dapat kita simpulkan, bahwa pada kasus-kasus di atas

suplemen susu formula hanya diberikan sampai masalah teratasi sambil bayi terus disusui.

24

Page 25: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Setelah itu ibu dan bayinya harus dibantu dan didukung agar bayi tetap mendapat ASI

eksklusif.

Catatan: 

1. Pengganti ASI diberikan memakai sendok, cangkir ataupun selang orogastrik.

Sementara itu ibu dianjurkan sering-sering    menyusui dan memerah payudara (4-5x

sehari).

2. Pemeriksaan kadar gula darah jam-jam pertama kelahiran tidak diperlukan pada bayi

cukup bulan sehat. 30,31

Indikasi untuk tidak menyusui

b. Kondisi pada bayi

Kondisi kesehatan ibu merupakan kontraindikasi untuk menyusui, namun dengan beberapa

pertimbangan .

a) Ibu HIV positif

Virus HIV juga ditularkan melalui ASI.

Rekomendasi dari WHO (November 2009) untuk ibu HIV positif

Tidak menyusui sama sekali bila — pengadaan susu formula dapat diterima, mungkin

dilaksanakan, terbeli,  berkesinambungan dan aman (AFASS acceptable, feasible,

affordable, sustainable dan safe).

Bila ibu dan bayi dapat diberikan obat-obat ARV (Anti Retroviral) dianjurkan

menyusui eksklusif sampai bayi  berumur 6 bulan dan dilanjutkan menyusui sampai

umur bayi 1 tahun bersama dengan tambahan makanan pendamping ASI yang aman.

Bila ibu dan bayi tidak mendapat ARV, rekomendasi WHO tahun 1996 berlaku yaitu

ASI eksklusif yang harus diperah dan dihangatkan sampai usia bayi 6 bulan

dilanjutkan dengan susu formula dan makanan pendamping ASI yang aman.

25

Page 26: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

b) Ibu penderita HTLV (Human T-lymphotropic Virus) tipe 1 dan 2 Virus ini juga menular

melalui ASI. Virus tersebut dihubungkan dengan beberapa keganasan dan gangguan

neurologis setelah bayi dewasa. Bila ibu terbukti positif, dan syarat AFASS dipenuhi, tidak

dianjurkan memberi ASI.

c) Ibu penderita CMV (citomegalovirus) yang melahirkan bayi prematur juga tidak dapat

memberikan ASInya. 32

Indikasi untuk sementara tidak menyusui

Pada ibu perlu dijelaskan bahwa penghentian menyusui hanya sementara dan ibu dapat

melanjutkan menyusui bayinya kembali sesuai dengan perkembangan kesehatannya. Selain

itu, petugas kesehatan harus dapat memberi informasi cara mempertahankan produksi ASI

dan bila perlu rujuklah pada konsultan atau klinik laktasi. 

1. Ibu sakit berat sehingga tidak bisa merawat bayinya misalnya psikosis, sepsis, atau

eklamsi

2. Virus herpes simplex type 1 (HSV-1): kontak langsung mulut bayi dengan luka di

dada ibu harus dihindari sampai pengobatannya tuntas

3. Pengobatan ibu: psikoterapi jenis penenang, anti epilepsi

opioid dan kombinasinya mungkin memberi efek samping seperti mengantuk atau

depresi pernafasan sehingga lebih baik dihindari bila ada alternatif yang lebih aman 

kemoterapi sitotoksik mensyaratkan seorang ibu untuk berhenti menyusui selama

terapi 

bila ibu memerlukan pemeriksaan dengan zat radioaktif maka pemberian ASI pada

bayi dihentikan selama 5 kali masa paruh zat tersebut. Selama ibu tidak memberikan

ASI, ASI tetap diperah dan dibuang untuk mempertahankan produksi ASInya. 32

3. Pertimbangan memberi susu formula pada beberapa kondisi kesehatan ibu yang lain: 

1. Ibu yang merokok, peminum alkohol, pengguna ekstasi, amfetamin dan kokain dapat

dipertimbangkan untuk diberi susu formula, kecuali ibu menghentikan kebiasaannya

selama menyusui. 

2. Beberapa situasi lain dimana dibenarkan untuk memberi susu formula : 

26

Page 27: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Laktogenesis memang terganggu, misalnya karena ada sisa plasenta (hormon

prolaktin terhambat), sindrom Sheehan (perdarahan pasca melahirkan hebat dengan

komplikasi nekrosis hipothalamus)

Insufisiensi kelenjar mammae primer: dicurigai bila payudara tidak membesar tiap

menstruasi / ketika hamil dan produksi ASI memang minimal.

Pasca operasi payudara yang merusak kelenjar atau saluran ASI

Rasa sakit yang hebat ketika menyusui yang tidak teratasi oleh intervensi seperti

perbaikan pelekatan, kompres hangat maupun obat. 32,33

BAB III

RAWAT GABUNG

A.Definisi Rawat Gabung

27

Page 28: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Sistem rawat bayi yang disatukan dengan ibu sehingga ibu dapat melakukan semua

perawatan dasar bagi bayinya. Bayi bisa tinggal bersama ibunya dalam satu kamar sepanjang

siang maupun malam hari sampai keduanya keluar dari rumah sakit atau bayi dapat

dipindahkan ke bangsal neonatus atau ruang observasi pada saat-saat tertentu. Seperti pada

malam hari atau pada jam-jam kunjungan besok. 33

Suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam

pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah dilahirkan

sampai pulang. 32,33

B. Manfaat Rawat Gabung

Kontak dini antara ibu dan bayi yang telah dibina sejak dari kamar bersalin seharusnya tetap

dipertahankan dengan merawat bayi bersama ibunya (rawat gabung). Keuntungan rawat

gabung:

Aspek Psikologis

Dengan rawat gabung antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat (bonding). Hal ini

sangat mempengaruhinperkembangan psikologis bayi selanjutnya. Kehangatan tubuh

ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak diperlukan oleh bayi. Rasa aman,

terlindung, dan percaya pada orang lain merupakan dasar terbentuknya rasa percaya

diri pada bayi. Ibu akan merasa bangga karena dapat memberikan yang terbaik bagi

bayinya.

Aspek Fisik

Dengan rawat gabung, ibu dengan mudah menyusui kapan saja bayi

menginginkannya. Dengan demikian ASI juga akan cepat keluar.

Aspek Fisiologis

Dengan rawat gabung, bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan

menimbulkan refleks prolaktin yang memacu proses produksi ASI dan refleks

oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan mempercepat involusi rahim.

Pemberian ASI eksklusif dapat juga dipergunakan sebagai metode keluarga

berencana (metode amenorea laktasi) asal memenuhi syarat yaitu usia bayi belum

berusia 6 bulan, ibu belum haid lagi dan bayi masih diberikan ASI secara eksklusif.

Aspek Edukatif

Dengan rawat gabung ibu, terutama yang primipara, akan mempunyai pengalaman

menyusui dan merawat bayinya. Juga memberi kesempatan bagi perawat untuk tugas

28

Page 29: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

penyuluhan, antara lain posisi dan perlekatan bayi untuk menyusui dan tanda-tanda

bahaya pada bayi. Ibu juga segera dapat mengenali perubahan fisik atau perilaku bayi

dan menanyakan pada petugas hal-hal yang dianggap tidak wajar. Sarana ini dapat

dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga.

Aspek Medis

Dengan rawat gabung, ibu merawat bayinya sendiri. Bayi juga tidak terpapar dengan

banyak petugas sehingga infeksi nosokomialdapat dicegah. Di samping itu,

kolostrum yang banyak mengandung berbagai zat proteksi akan cepat keluar dan

memberikan daya tahan bagi bayi.

Aspek Ekonomi

Dengan rawat gabung, pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin sehingga

anggaran pengeluaran untuk membeli susu formula dan peralatan untuk membuatnya

dapat dihemat. Ruang bayi tidak perlu ada dan ruang dapat digunakan untuk hal lain.

Aspek Medis

Secara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan terjadinya infeksi

nosokomial pada bayi, serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu

maupun bayinya.

Dengan melakukan rawat gabung secara langsung, ibu-ibu muda (primipara) akan

mendapatkan pendidikan tentang berbagai cara merawat bayi dan memberikan ASI yang

benar. 32,33,34

C.    Kerugian rawat gabung

Ibu kurang istirahat dan dapat terganggu oleh bayinya sendiri/bayi lain yang menangis.

Bisa terjadi salah pemberian makanan oleh karena pengaruh rekan-rekannya.

Ibu-ibu yang sakit atau yang kurang tau tentang hygiene/kebersihan.

Bayi bisa mendapat infeksi dari pengunjung.

Pada pelaksanaannya kadang-kadang ada hambatan-hambatan teknis serta hambatan fasilitas.

D.    Tujuan Rawat Gabung

     Tujuan dari rawat gabung adalah agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan

setiap saat  atau kapan saja saat di butuhkan.Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan

bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas. Ibu mempunyai pengalaman dan

keterampilan dalam merawat bayinya. Selain dari pada tujuan dari rooming in diatas adalah

sebagai berikut menurut. 32,33

29

Page 30: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Bantuan emosional

Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan si

ibu akan sangat senang dan bahagia bila dekat dengan bayinya. Si ibu dapat membelai-

belai bayi, mendengar tangisnya serta memperhatikannya disaat buah hatinya tidur.

Hubungan ibu dan bayi ini sangat penting ditumbuhkan pada saat-saat awal dan bayi

akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya.

Penggunaan ASI

Dari segala sudut pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan

produksi ASI akan makin cepat dan makin banyak bila menyusui dilakukan sesegera dan

sesering mungkin. Pada hari-hari pertama yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya

sedikit. Tetapi hal itu tak perlu dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit.

Pencegahan infeksi

Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi silang akan sulit dicegah.

Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang

mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan mukosa

dari saluran pencernaan bayi dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai

kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini akan mencegah infeksi terutama terhadap diare.

Pendidikan kesehatan

Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan

pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Bagaimana teknik

menyusui,memandikan bayi, merawat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makan

yang baik, merupakan bahan-bahan yang diperlukan si ibu. Keinginan ibu untuk bangun

dari tempat tidur, menggendong bayi dan merawat diri akan Mempercepat

mobilisasi,sehingga si ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.

Pada situasi normal, rawat gabung ibu-bayi dapat mengurangi morbiditas dan

mortalitas neonatus; tujuannya agar ibu-bayi meningkatkan hubungan batinnya sejak

kelahiran; ibu selalu dapat merawat bayinya dan memberikan ASI on call/on demand;

dapat mengurangi terjadinya abses mama dan kemungkinan karsinoma mama; petugas

kesehatan dapat langsung memberikan petunjuk tentang berbagai masalah kala nifas

sehingga dapat dilalui dengan aman dan bersih.

E. Kontra indikasi rawat gabung

Pada keadaan tertentu maka rawat gabung tidak di anjurkan, misalnya pada : 32,33,35

30

Page 31: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

1.    Keadaan Ibu

a.    Fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik.

Pasien penyakit jantung kelas II dianjurkan untuk sementara tidak menyusui sampai

keadaan jantung cukup baik.

Bagi pasien jantung klasifikasi III tidak di benarkan menyusui. Penilaian akan hal ini

harus dengan hati-hati.

b.    Eklampsia dan preeklampsia berat.

Keadaan ibu biasanya tidak baik dan pengaruh obat- obatan untuk mengatasi

penyakit,biasanya menyebabkan kesadaran menurun, sehingga ibu belum sadar betul.

Tidak di perbolehkan ASI dipompa dan diberikan pada bayi.

c.    Penyakit infeksi akut dan aktif.

Bahaya penularan pada bayi yang di kawatirkan. Tuberkulosis paru yang aktif dan

terbuka merupakan kontra indikasi mutlak. Pada sepsis pada ibu biasanya buruk dan

tidak akan mampu menyusui. Banyak perdebatan mengenai penyakit infeksi apakah

dibenarkan menyusui atau tidak.

d.    Karsinoma payudara

Pasien dengan karsinoma payudara harus dicegah jangan sampai ASInya keluar karena

mempersulit penilaian penyakitnya. Apabila menyusui ditakutkan adanya sel-sel

karsinoma yang terminum si bayi.

e.    Psikosis.

Tidak dapat dikontrol keadaan jiwa si ibu bila menderita psikosis. Meskipun pada

dasarnya ibu sayang pada bayinya, tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis

membuat cedera pada bayi.

2.    Keadaan Bayi

a.    Bayi kejang

Kejang-kejang pada bayi akibat cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan

untuk menyusui. Ada bahaya aspirasi, bila kejang timbul saat bayi menyusui. Kesadaran

bayi yang menurun tidak memungkinkan bayi untuk menyusui.

b.    Bayi yang sakit berat

31

Page 32: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Bayi dengan penyakit jantung atau paru-paru atau penyakit lain yang memerlukan

perawatan intensif tentu tidak memungkinkan untuk menyusu dan dirawat gabung.

c.    Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus

Selama observasi rawat gabung tidak dilaksanakan. Setelah keadaan membaik tentu

dapat dirawat gabung. Ini yang disebut rawat gabung tidak langsung.

d.    Berat badan lahir sangat rendah

Refleks mengisap dan refleks lain belum baik sehingga tidak mungkin menyusu dan

dirawat gabung.

e.    Cacat bawaan

Diperlukan persiapan mental si ibu untuk menerima keadaan bahwa bayinya cacat. Cacat

bawaan yang mengancam jiwa si bayi merupakan kontra indikasi mutlak.

f. Kelainan metabolik dimana bayi tidak dapat menerima ASI 32,34

F. Pelaksanaan Rawat Gabung

Sebagai pedoman penatalaksanaan rawat gabung telah disusun tata kerja sebagai berikut.

Di poliklinik Kebidanan

Memberikan penyuluhan mengenai kebaikan ASI dan rawat gabung

Memberikan penyuluhan mengenai perawatan payudara, makanan ibu hamil, nifas,

perawatan bayi, dan lain-lain

Mendemonstrasikan pemutaran film, slide mengenai cara-cara merawat payudara,

memandikan bayi, merawat tali-pusat, Keluarga Berencana dan sebagainya

Mengadakan ceramah, tanya jawab dan motivasi Keluarga Berencana

Menyelenggarakan senam hamil dan nifas

Membantu ibu-ibu yang mempunyai masalah-masalah dalam hal kesehatan ibu dan

anak sesuai dengan kemampuan.

Di kamar bersalin

Bayi yang memenuhi syarat perawatan bergabung dilakukan perawatan bayi baru lahir seperti

biasa. Adapun kriteria yang diambil sebagai syarat untuk dapat dirawat bersama ibunya ialah:

Usia kehamilan >34 minggu dan berat lahir >1800 gram, berarti refleks menelan dan

menghisapnya sudah baik

32

Page 33: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Nilai Apgar lebih dari 7

Tidak ada kelainan kongenital yang memerlukan perawatan khusus

Tidak ada trauma lahir atau morbiditas lain yang berat

Bayi yang lahir dengan seksio sesarea yang menggunakan pembiusan umum, rawat

gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar, misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai.

Apabila pembiusan secara spinal, bayi dapat segera disusui. Apabila ibu mendapatkan

infus, bayi tetap disusui.

Ibu dalam keadaan sehat

Di ruang perawatan

Bayi diletakkan di dalam tempat tidur bayi yang ditempatkan di samping tempat tidur ibu.

Pada waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya dipindahkan ke ruangan lain

Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat dikenali keadaan-keadaaan

yang tidak normal serta kemudian melaporkan kepada dokter jaga

Bayi boleh menyusu sewaktu ia menginginkan, bayi tidak boleh diberi susu dari botol. Bila

ASI masih kurang, boleh menambahkan air putih atau susu formula dengan sendok

Ibu harus dibantu untuk dapat menyusui bayinya dengan baik, juga untuk merawat

payudaranya

Bila ibu dan bayi boleh pulang, sekali lagi diberi penerangan tentang cara-cara merawat bayi

dan pemberian ASI serta perawatan payudara dan makanan ibu menyusui. Kepada ibu

diberikan leaflet mengenai hal tersebut dan dipesan untuk memeriksakan bayinya 2 minggu

kemudian.

Di ruang follow-up

Pemeriksaan di ruangan follow up meliputi pemeriksaan bayi dan keadaan ASI. Aktivitas-

aktivitas di ruangan follow up:

Menimbang berat bayi

Anamnesis mengenai makanan bayi yang diberikan dan keluhan yang timbul

Mengecek keadaan ASI

Memberikan nasihat mengenai makanan bayi, cara menyusukan bayi

Pemeriksaan bayi oleh dokter Anak; pemberian imunisasi menurut instruksi dokter. 32,33,34

Tenaga kesehatan harus melihat dan memeriksa bayi dalam rawat–gabung setiap hari untuk

mengetahui apakah bayi tersebut tetap dalam keadaan baik, atau perlu mendapat pengobatan

tertentu, atau perlu dipindahkan ke tempat perawatan bayi yang intensif.

33

Page 34: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

1. Pemantauan keadaan bayi selama bayi dirawat

Bidan/perawat yang bekerja di bangsal bayi harus mengetahui ciri-ciri bayi yang normal,

supaya ia dapat mengenal segera perubahan tingkah-lakunya dan kemajuan/kemunduran

kesehatannya, dan membuat catatan serta laporan kepada dokter. Hal ini sangat membantu

dokter yang bekerja di tempat perawatan bayi untuk melakukan tindakan dan pemeriksaan

yang perlu guna menolong bayi tersebut. Pengamatan ditujukan terhadap:

a. Keadaan umum

Bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif, tonus otot baik, menangis kuat, minum

baik, suhu tubuh 36oC – 37oC. hal-hal yang menyimpang dari keadaan ini dianggap tidak

normal.

b.Suhu tubuh paling kurang diukur satu kali sehari

c. Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari

d.Tinja yang berbentuk mekonium berwarna hijau tua yang telah berada di saluran

pencernaan sejak janin berumur 16 minggu, akan mulai keluar dalam waktu 24 jam,

pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2-3.

e. Air kencing

Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu

24 jam.

f. Perubahan warna kulit

g. Perubahan pernafasan

Pada setiap gangguan pernapasan harus dilakukan foto paru.

h.Hal-hal lain: bila bayi muntah, perlu dicatat jumlah, warna, konsistensi yang dikeluarkan,

cara muntah, apakah ada hubungannya dengan pemberian minum, gangguan di saluran

pencernaan.

2. Pemantauan keadaan bayi sehari-hari

a. Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi

b. Mulut diperiksa untuk kemungkinan infeksi dengan kandida (oral trush).

c. Kulit, terutama di lipatan-lipatan (paha, leher, belakang telinga, ketiak), harus selalu bersih

dan kering.

d. Tali-pusat pada umumnya akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali-pusat

belum puput (lepas) maka setiap sesudah mandi tali-pusat harus dibersihkan dan dikeringkan.

34

Page 35: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

e. Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing atau tinja. Pantat bayi

dibersihkan dengan air steril atau air bersih dan kemudian dikeringkan.

f. Sebelum tali pusat lepas, sebaiknya bayi diseka saja dengan air steril atau air matang,

bubuhkan obat antiseptik yang dapat membunuh kuman gram negatif/positif bila

memungkinkan.32,33,35

BAB IV

KESIMPULAN

Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir maka ibu harus sesegera

mungkin menyusui bayinya karena ASI memberikan peranan penting dalam menjaga

kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi.

35

Page 36: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena dampaknya yang luas

terhadap status gizi dan kesehatan balita. Program ASI Eksklusif merupakan program

promosi pemberian ASI saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain.

Tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan menjadi 6

bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

no.450/MENKES/SK/VI/2004.

Hal lain yang tidak kalah penting selain pemberian ASI pada bayi yang baru lahir adalah

rawat gabung. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia dapat diminimalisir salah satunya

dengan melaksanakan rawat gabung (rooming in). Rawat gabung (rooming in) adalah satu

cara perawatan di mana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan

ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh

dalam seharinya.

Manfaat ASI bagi bayi antara lain meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan risiko

mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis.

Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu  dari 10

langkah menuju keberhasilan menyusui. Studi terbaru yang melibatkan hampir 34.000 bayi

yang baru lahir menunjukkan bahwa risiko kematian meningkat dengan peningkatan

penundaan inisiasi menyusu. Di Ghana, neonatus 2,5 kali lebih mungkin meninggal saat

inisiasi menyusu dimulai setelah 24 jam dibanding menyusui yang dimulai dalam satu jam

pertama setelah lahir.

IMD dan ASI ekslusif selama 6 bulan merupakan kontribusi utama dalam menurunkan

mortalitas bayi dan anak-anak. Pentingnya IMD merupakan salah satu rekomendasi WHO.

Hal lain yang tidak kalah penting selain pemberian ASI pada bayi yang baru lahir adalah

rawat gabung. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia dapat diminimalisir salah satunya

dengan melaksanakan rawat gabung (rooming in).

Dengan melakukan rawat gabung secara langsung, ibu-ibu muda (primipara) akan

mendapatkan pendidikan tentang berbagai cara merawat bayi dan memberikan ASI yang

benar.

Pada keadaan tertentu maka rawat gabung tidak di anjurkan, misalnya pada keadaan Ibu

dengan fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik, Eklampsia dan preeklampsia berat,

Penyakit infeksi akut dan aktif, karsinoma payudara, psikosis. Pada keadaan bayi kejang, bayi

yang sakit berat, bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus, berat badan lahir sangat

rendah, cacat bawaan, Kelainan metabolik dimana bayi tidak dapat menerima ASI.

36

Page 37: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes. Manajemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di

Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2005; 123-35

37

Page 38: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

2. Aprilia, Y. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi Eksklusif

Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Tesis Universitas Diponegoro Semarang 2009

3. Dahlan, S. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan ed.3. Jakarta : Salemba Medika. 2009; 86-94

4. Sri Susanti, Fransiska. Buku indonesia Menyusui 2009 (cited Nov 08). Available at:

http://www.idai.or.id/asi/artikel

5. Notoatmodjo S. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta. 2008;88-

95

6. Depkes, 2005. Manajemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas

Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

7. Apurba et al. Infant and Young Child-feeding Practices in Bankura District, West

Bengal, India. J Health Popul Nutr. 2010 June; 28(3): 294–299

8. Bergstrom, A., Okong, P., & Ransjo-Arvidson, A. Immediate maternal thermal

response to skin-to-skin care of newborn. Acta Paediatr, 96(5), 655-658, 2007

9. Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, Cousens S, Dewey K, Giugliani E, et al. What

works? Interventions for maternal and child undernutrition and survival. Lancet.

2008;371:417–40

10. Dadhich JP, Agarwal RK. Mainstreaming early and exclusive breastfeeding for

improving child survival. Indian Pediatr. 2009;46:11–7

11. Dinesh K. Et al. Influence of Infant Feeding Practices on Nutritional Status of Under

Five Children. Indian Journal of Pediatrcs, Vol 73-May, 2006

12. Dyson L, McCormick F, and Renfrew MJ. Interventions for promoting the initiation

of breastfeeding (Review). The Cochrane Library 2007, Issue 4

13. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei S, Kirkwood

BR. Delayed breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Pediatrics.

2006;117:380-6.

14. Kirkwood BR, Amenga-Etegos S, Owusu-Agyei S, Hurt LS. Effect of early infant

feeding practices on infection-specific neonatal mortality: an investigation of the

causal links with observational data from rural Ghana. Am J Clin Nutr. 2007; 86:1126

– 31

15. Ertem IO, Votto N and Leventhal JM. The timing and predictors of early termination

of breastfeeding. Pediatrics 2001: 107; 543-548. Available at

http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/107/3/543

38

Page 39: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

16. Februhartanty J, Strategic Roles of Fathers in Optimizing breastfeeding Practices;

Study in an Urban Setting Of Jakarta, UI, Jakarta, 2008

17. Fikawati, S. dan Syafiq, A. Kajian Implementasi Dan Kebijakan Air Susu Ibu

Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini Di Indonesia. Makara, kesehatan, vol. 14, no. 1,

juni 2010: 17-24

18. Praktik pemberian ASI eksklusif, penyebab-penyebab keberhasilan dan kegagalannya.

Jurnal Kesmas Nasional 2009; 4(3):120-131

19. Hubungan Antara Menyusui Segera (Immediate Breastfeeding) dan Pemberian ASI

eksklusif Sampai Dengan Empat Bulan. J Kedokteran Trisakti. Mei-Agustus 2008,

Vol.22 No.2

20. Giugliani ERJ. Common problems during lactation and their management. J Pediatr

(Rio J) 2004; 80 (5 Suppl): S147-S154

21. Kori B. Flower, et al. Understanding Breastfeeding Initiation and Continuation in

Rural Communities: A Combined Qualitative/Quantitative Approach. Matern Child

Health J. 2008 May ; 12(3): 402–414

22. Lucas, A. & Cole, T.J. Breast milk and neonatal necrotising enterocolitis. The Lancet.

Dec 2009;336 (8730): 1519-1523 (1990).

23. Luke, et al. Breast-Feeding Patterns, Time to Initiation, and Mortality Risk among

Newborns in Southern Nepal. J. Nutr 2008. 138: 599–603.

24. Muchina EN and PM Waithaka. Relationship betwen breastfeeding practices and

nutritional status of children aged 0-24 months in Nairobi, Kenya. Ajfand Online 2010

Vol. 10 No.4: 89-97.

25. Mullany, L.C. et al. Breast-feeding patterns, time to initiation, and mortality risk

among newborns in Southern Nepal. J Nutr 2008. 138: 599-603.

26. Mushaphi et al. Infant-feeding practices of mothers and the nutritional status of

infants in the Vhembe District of Limpopo Province. S Afr J Clin Nutr 2008;21(2):36-

41

27. Owor M, Tumwine JK and JK Kaukauna. Socio-economic risk factors for severe

protein energy malnutrition among children in Mulago Hospital Kampala.

E.Afr.Me.J.2000;Vol.77(9): 471-474

28. Prasad, Bindeshwar, and Anthony M de L Costello. Impact and Sustainability of a

“Baby Friendly” Health Education Intervention at a District Hospital in Bihar, India.

British Medical Journal 2005; 310:621-623

39

Page 40: ASI EKSKLUSIF + RAWAT GABUNG

29. UNICEf, 2007. Breast Crawl ; Initiation of Breastfeeding by Breast Crawl, Breast

Crawl.org

30. World Health Organization. Community-Based strategies for Breastfeeding

Promotion and Support in Developing Countries. 2003

31. Yang Q, Wen SW, Dubois L, Chen Y, Walker MC, Krewski D. Determinants of

breast-feeding and weaning in Alberta, Canada. J Obstet Gynaecol Can . 2005

Nov;26(11):975-81

32. Suradi R. Penggunaan Air Susu Ibu dan Rawat Gabung ; Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4.

Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009 : Hal: 375-388

33. Farrer, Helen. Perawatan Maternitas edisi 3. Jakarta : EGC; 2008;76-82.

34. Manuaba, I.B.G, dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2007.

35. Manuaba, Ida Ayu. 2002. “ Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana”. Jakarta; EGC;2008; 185-94

40