54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Ngastiyah, 2000 : 341). Penyakit yang satu ini berlangsung sepanjang tahun dan mencapai puncaknya pada saat musim hujan. Hal ini disebabkan karena banyaknya tempat yang menjadi sumber genangan air yagn merupakan sarana perkembangan jentik-jentik nyamuk Ades Aegypti si pembawa virus dengue. Penyakit demam berdarah dengue tidak cukup kalau mengatasinya hanya tergantung pada pra tenaga kesehatan saja. Partisipasi masyarakat dalam hal pencegahan serta pelaksanaan awal sangat penting. Jadi kebersamaan perlu digalang untuk penyakit demam berdarah dengue masyarakat bertanggung jawab dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar masing-masing dengan gerakan 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup) dan tempat penampungan air untuk mencegah pengembangbiakan nyamuk Aedes Agypti sebagai factor penularan demam berdarah dengue. Penyakit demam berdah dengue ini banyak menyerang anak-anak dan orang dewasapun

Askeb Dhf Di r. Dahlia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askeb Dhf Di r. Dahlia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Ngastiyah, 2000 : 341).

Penyakit yang satu ini berlangsung sepanjang tahun dan mencapai

puncaknya pada saat musim hujan. Hal ini disebabkan karena banyaknya

tempat yang menjadi sumber genangan air yagn merupakan sarana

perkembangan jentik-jentik nyamuk Ades Aegypti si pembawa virus dengue.

Penyakit demam berdarah dengue tidak cukup kalau mengatasinya hanya

tergantung pada pra tenaga kesehatan saja. Partisipasi masyarakat dalam hal

pencegahan serta pelaksanaan awal sangat penting. Jadi kebersamaan perlu

digalang untuk penyakit demam berdarah dengue masyarakat bertanggung

jawab dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar masing-masing dengan

gerakan 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup) dan tempat penampungan air

untuk mencegah pengembangbiakan nyamuk Aedes Agypti sebagai factor

penularan demam berdarah dengue. Penyakit demam berdah dengue ini

banyak menyerang anak-anak dan orang dewasapun banyak terserang bahkan

dengan derajat-derajat penyakit yang parah hingga kematian penderita.

Menurut data Departemen Kesehatan hingga Maret 2004 selama

berlangsungnya kejadian luar biasa, 526 orang berbagai daerah di Indonesia

meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue. (Nasrudin, 2004).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Agar dapat menerapkan dan mengembangkan pola piker ilmiah

serta mempraktekkan teori yang diperoleh dari perkuliahan kedalam

proses kebidanan nyata sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan

pada anak dengan demam berdarah dengue.

Page 2: Askeb Dhf Di r. Dahlia

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mampu melakukan pengkajian dengan cara mengumpulkan

data secara subyektif dan obyektif.

1.2.2.2 Mampu mengidentifikasi masalah atau diagnosa yagn terjadi

pada anak dengan demam berdarah dengue.

1.2.2.3 Mampu mengantisipasi masalah potensial.

1.2.2.4 Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera.

1.2.2.5 Mampu mengembangkan rencana asuhan kebidanan secara

menyeluruh.

1.2.2.6 Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan sesuai

dengan wewenang.

1.2.2.7 Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan berdasarkan

criteria yang telah ditetapkan.

1.3 Manfaat Penulis

1.3.1 Bagi Institusi

Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan

kebidanan dan perbandingan antara penanganan kasus anak dengan

demam berdarah dengue.

1.3.2 Bagi Lahan Praktek

Dengan Mengetahui gambaran tentang penyakit demam

berdarah dengue diharapkan masyarakat mempunyai pengetahuan

tentang penyakit demam berdarah dengue dan mampu memberikan

penanganan awal jika menemui kejadian tersebut.

1.3.3 Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga mampu

menerapkan asuhan kebidanan yang diperoleh selama Pendidikan

secara teoritis dan mendokumentasikan dalam bentuk karya tulis.

Page 3: Askeb Dhf Di r. Dahlia

1.4 Cara Penyusunan Asuhan Kebidanan

1.4.1 Wawancara

Yaitu mengumpulkan data dengan cara Tanya jawab secara

langsung pada keluarga pasien/ibu pasien maupun tim kesehatan yagn

terkait sehingga mendapatkan tentang permasalahan pasien.

1.4.2 Observasi

Yaitu pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi

pada pasien.

1.4.3 Pemeriksaan Fisik

Yaitu pengamatan fisik pada pasien yang meliputi : inspeksi,

palpasi, auskultasi, perkusi untuk mendapatkan data obyektif.

1.4.4 Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari buku-buku dan makalah yang ada

hubungannya dengan masalah demam berdarah dengue.

1.4.5 Dokumentasi

Yaitu melihat cetakan medis pasien maupun pemeriksaan

laboratorium.

1.4.6 Sumber Data

1.4.6.1 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pasien.

1.4.6.2 Data skunder adalah data yagn diperoleh selain dari keluarga

atau orang tua pasien yaitu tim kesehatan dan hasil

pemeriksaan penunjang.

1.5 Lokasi dan Waktu Penyusunan

Asuhan kebidanan dilakukan di RSI Siti Hajar Sidoarjo pada Tanggal

15 Mei 2006 di Ruang Dahlia III.

Page 4: Askeb Dhf Di r. Dahlia

BAB II

TINJAUAN TEORI

DENGUE HAEMORRHAGIE FEVER

(DHF)

2.1 Pengertian

DHF adalah suatu penyakit yagn disebabkan oleh virus tergolong

Arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegypti (Christanti Effendi, 2001 : 2).

DHF adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus

dan ditularkan melalui gigitan Aedes Aegypti (Ngastiyah, 2000 : 341).

DHF adalah penyakit demam akut dengan cirri-ciri demam manifestasi

perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat

menyebabkan kematian (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, 2000 : 419).

2.2 Etiologi

Virus dengue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vector

nyamuk Aedes Aegypti (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, 2000 : 419).

2.3 Patofisiologi

Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing

dengan sel manusia. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan

manusia.

Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi :

(1) Aktivitas system komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin yang

menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan

plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskular.

Page 5: Askeb Dhf Di r. Dahlia

(2) Agregasi trombosit menurut, apabila kelainan ini berlanjut akan

menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel

trombosit muda dari sumsum tulang, dan

(3) Kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang/mengaktivasi

factor pembekuan.

Ketiga factor ini menyebabkan :

(1) Peningkatan permeabilitas kapiler.

(2) Kelainan hemostasis yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia,

dan koagulopati.

Infeksi Virus Dengue

Trombositopenia Hepatomegali Demam

anoreksia

muntah Komplek AgAbKomplemen

Manifesasi

Perdarahan

Permeabilitas Vascular naik

Dehidrasi Kebocoran plasma

HemokonsentrasiHipoproteinemiaEfusi pleura Asitesis

Hipovolemia

DIC

Anoreksia

Meninggal

Asidosis

Derajat

Perdarahan Saluran cerna

Demam berdarah dengue derajat I-II-III-IV

Demam dengue

Syok

I

II

III

IV

Page 6: Askeb Dhf Di r. Dahlia

2.4 Manifestasi Klinik

Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi

mulai dari asintomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam

berdarah dengue, sampai sindrom syok dengue.

Biasanya ditandai dengan demam tinggi, fenomena perdarahan,

hepatomegali dan kegagalan sirkulasi.

Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan disertai timbulnya

ruam makulopapular. Pada anak besar dan dewasa dikenal sindrom trias

dengue berupa demam tinggi mendadak, nyeri pada anggota badan dan timbul

ruam makulopapular. Tanda lain menyerupai demam dengue, yaitu anoreksia,

muntah dan nyeri kepala.

Infeksi Virus Dengue

Manifestasi infeksi virus dengue

Demam yang tidak

Jelas penyebabnya

Simtomatik

Demam dengue

Demam berdarah

Dengue (kebocoran

plasma)

Tanpa perdarahan Dengan perdarahan

DBD Tanpa syok

DBD Dengan syok

Demam berdarah dengue

Demam dengue

Page 7: Askeb Dhf Di r. Dahlia

2.5 Pemeriksaan Penunjang

Lakukan pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, hitung trombosit, uji

serologi HI (Haemogglutination inhibiling antibody), dengue blot.

Trombositopenia ringan sampai nyata bersamaan dengan

hemokonsentrasi adalah gejala yang spesifik.

Leokosit normal pada 1-3 hari pertama, menurun saat akan terjadi

syok dan meningkat saat syok teratasi.

2.6 Indikator Fase Syok

- Hari sakit ke 4-5

- Suhu turun

- Nadi cepat tanpa demam

- Tekanan nadi turun/hipotensi

- Leucopenia < 5000/mm3

2.7 Derajat (WHO 1997)

II. Derajat I : Demam dengan disertai gejala tidak khas, hanya terdapat

manifestasi perdarahan (uji turniket positif).

III. Derajat II : Seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan

perdarahan lain.

IV. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya tidak

cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20

mmHg)/hipotensi disertai kulit yang dingin dan lembab,

gelisah.

V. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah

yang tidak dapat diukur.

2.8 Diagnosis Banding

Pada awal penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri virus

protozoa, seperti : demam typoid, campak, influenza, hepatitis, demam

Page 8: Askeb Dhf Di r. Dahlia

chikungunya, leptospirosis lain : sepsis, meningitis meningdcok, leukemia

dan anemia aplastik.

2.9 Penatalaksanaan

DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan hematokrit

Pasien masih dapat minum - Beri minum banyak 1-2

liter/hari atau 1 sdm tiap 5 menit.

- Jenis minuman : air putih, the manis, sirup, jus buah, susu, buah

- Bila suhu > 38,50 C beri parasetamol

- Bila kejang beri antikonvulsif ↓

- Monitor gejala klinis dan laboratorium.

- Perhatikan tanda syok. - Palpasi hati setiap hari - Ukur diuresis setiap hari - Awasi perdarahan - Periksa Hb, Ht, trombosit tiap

6-12 jam. ↓

- Perbaikan klinis dan laboratories

↓- Pulang - Tidak demam 24 jam

tanpa antipiretik. - Nafsu makan

membaik - Tanpa perbaikan

secara klinis - Hematokrit stabil - 3 hari setelah syok

teratasi - Jumlah trombosit >

50.000/ml - Tidak dijumpai

distress pernafasan

Pasien tidak dapat minum Pasien muntah terus menerus

↓- Pasang infus NaCl 0,9% - Dektrosa 5% (1:3) tetesan numatan

sesuai berat badan. - Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12

jam. ↓

- Ht naik atau trombosit turun. ↓

- Infus ganti ringer laktat tetesan disesuaikan

Page 9: Askeb Dhf Di r. Dahlia

DBD derajat I dengan peningkatan Ht > 20%

Monitor tanda vital/nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam

Cairan Awal

RL/NaCL 0,9% atau RLDS/NaCL

0,9% + D5, 6-7 ml/kg BB/jam

Tidak Ada Perbaikan

Tidak gelisah Nadi kuat Tekanan darah stabil Diuresis cukup (12 ml/kg BB/jam)Ht turun (2 kali pemeriksaan)

Tanda Vital Memburuk

Gelisah Distress pernafasan Frekuensi nadi meningkat Hematokrit tetap

tinggi/meningkat Tek nadi < 20 mmHgDiuresis kurang/tidak

ada

Tetesan dikurangi Tetesan dinaikkan 10-15

ml/kg BB/jam tetesan dinaikkan bertahap

Ada Perbaikan

5 ml/kg BB/jam

Ht meningkat

Perbaikan

Perbaikan Sesuaikan tetesan

3 ml/kg BB/jam

IUFD stop pd 24-48 jam Bila tanda vital/Ht stabil

Diuresis cukup

Evaluasi 12-24 jam

Tanda vital tidak stabil

Distress pernafasan Ht

naik

Ht menurun

Koloid 20-30 ml/kg BB

Transfuse darah Segar

10 ml/kg BB

Perbaikan

Page 10: Askeb Dhf Di r. Dahlia

DBD derajat III & IV

1. Oksigenisasi

Penggantian volume (cairan kristaloid isotonis) ringer laktat/NaCL 0,9%20 ml/kg BB secepatnya (bolus dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi ? Pantau tanda vital tiap 10 menit Catat balans cairan intravena

Syok Teratasi

Syok tdk teratasi

Kesadaran membaik Nadi teraba kuat Tekanan nadi > 20 mmHgTidak sesak nafas/sianosis Ekstremitas hangat Diuresis cukup 1 ml/kg BB/jam

Kesadaran menurun Nadi lembut/tidak teraba Tek Nadi < 20 mmHgDistres pernafasan/sianosis Kulit dingin dan lembab Ekstremitas dingin Periksa kadar gula darah

Lanjutkan cairan20 ml/kg BB/jam

Tambahan koloid/plasmaDekstran//FPP

10-20 (max 30) ml/kg BB/jam

Koreksi Asidosis Evaluasi 1 jam

Syok belum teratasi Ht turun Ht tetap tinggi/naik

Transfuse darah Segar 10 ml/kg BB diulang sesuai

kebutuhan

Koloid 20 ml/kg BB

Syok teratasi

Cairan dan tetesan disesuaikan10 ml/kg BB/jam

Evaluasi ketat Tanda vital Tanda perdarahan Diuresis Hb, Ht, Trombosis

Stabil dalam 24 jam Tetesan 5 ml/kg BB/jam

Tetesan 3 ml/kg BB/jam

Infus stop tidak melebihi 40 jam Setelah syok teratasi

Page 11: Askeb Dhf Di r. Dahlia

2.10 Askeb Teori Pada Anak Dengan DHF Grade II

I. Pengkajian

Adalah langkah pertama askeb yang terdiri dari pengumpulan

data yang diperoleh dari anamnesa/pemeriksaan fisik dan penunjang

meliputi :

1.1 Data Subyektif

2. Biodata anak meliputi : nama, umur, Pendidikan, agama,

suku/bangsa, jenis kelamin, Alamat.

Biodata orang tua meliputi : nama penanggung jawab, umur,

Pendidikan, pekerjaan, penghasilan, agama, suku/bangsa,

Alamat.

3. Keluhan utama

Ibu pasien mengatakan anaknya panas + 5 hari, nyeri perut.

4. Riwayat penyakit sekarang

Ditanyakan riwayat penyakit dahulu untuk Mengetahui penyakit

apa yang pernah dialami pasien sebelumnya dan apakah pernah

dirawat di RS.

5. Riwayat penyakit keluarga

Ditanyakan riwayat penyakit dahulu untuk Mengetahui penyakit

apa yang pernah dialami pasien sebelumnya dan apakah pernah

dirawat di RS.

6. Riwayat penyakit keluarga

Ditanyakan riwayat penyakit keluarga, untuk Mengetahui apakah

dalam keluarga pasien dan yang menderita penyakit menular dan

menahun seperti DM, TBC, jantung.

7. Riwayat neonatal

Meliputi prenatal, natal, post natal

8. Riwayat imunisasi

Imunisasi apa yang sudah didapat oleh anak dan imunisasi apa

yang belum.

Page 12: Askeb Dhf Di r. Dahlia

9. Pola kebiasaan sehari-hari

Meliputi pola nutrisi, aktivitas, istirahat/tidur, eliminasi, personal

hygiene.

10. Pertumbuhan dan perkembangan.

1.2 Data Obyektif

1. Kesadaran : umumnya pasien DHF kesadarannya menurun.

2. Keadaan umum : umumnya pasien DHF lemah

3. Tanda-tanda vital : meliputi suhu, nadi, tensi, pernafasan

4. Pemeriksaan fisik :

a. Inspeksi

- Kepala : Rambut hitam, pendek, kulit kepala

bersih, tidak ada ketombe.

- Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada

secret.

- Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva

normal.

- Wajah : Pucat, menyeringai, tidak oedem.

- Telinga : Simetris, sejajar dengan mata, bersih,

tidak ada serumen, tidak ada kelainan

pendengaran.

- Mulut dan bibir : Mukosa bibir kering, tidak ada

stomatitis, ada gigi berlubang bagian

graham bawah kanan.

- Leher : Simetris, tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan vena jugularis.

- Dada : Simetris, tidak ada tarikan intercosta.

- Perut : Simetris, tidak ada luka dan bekas

luka.

Page 13: Askeb Dhf Di r. Dahlia

- Punggung : Simetris, tidak ada kelainan bentuk,

tidak ada benjolan.

- Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedem, pada tangan

kiri terpasang infuse D5 ½ 20

tetes/mnt dalam 24 jam, tangan

terdapat perdarahan kulit.

- Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada

kelainan.

- Genetalia : Jenis kelamin Perempuan, bersih, tidak

ada kelainan.

- Anus : Tidak ada haemoroid

b. Palpasi

Kepala : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan

kelenjar tyorid.

Dada : Tidak ada nyeri tekan.

Perut : Tidak ada pembesaran hepar, perut kembung,

nyeri tekan.

Punggung : Tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan.

c. Auskultasi

Dada : Tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi

Perut : Perut kembung, bising usus ada.

5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah Lengkap

6. Terapi yang sudah didapat

- D5 ½ 20 tetes/mnt

- Sanmol 3 x ¾ tab

- Indexon 3 x ½ ampul

- Starxon 3 x 500 mg

- Adona 3 x 1 ampul

- Transamin 3 x 1 ampul

Page 14: Askeb Dhf Di r. Dahlia

II. Identifikasi Diagnosa atau Masalah dan Kebutuhan

Anak “W” umur 10 tahun dengan DHF grade II

III. Antisipasi Masalah Potensial

DNK grade III

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

Tidak ada

V. Intervensi

Diagnosa : Anak “W” umur 10 tahun dengan DHF grade II

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 x 24 jam

diharapkan pasien sembuh dan keadaan anak stabil.

Kriteria hasil : Keadaan umum baik

Tanda-tanda vital dalam batas normal

Tensi : 100/90-120/70 mmHg

Nadi : 80-88 x/mnt

Suhu : 36,5-37,5 0C

RR : 20 x/mnt-40 x/mnt

Jumlah trombosit normal + 150.000

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan menggunakan

komunikasi terapeutik.

R/ : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerja sama yang

baik antara keluarga, pasien atau tenaga kesehatan.

2. Monitor tanda-tanda vital tiap 2 jam.

R/ : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan sedini

mungkin.

3. Motivasi orang tua untuk memberikan kompres dingin.

R/ : Untuk memindahkan panas secara konduksi.

4. Monitor intake dan output

R/ : Untuk Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh.

Page 15: Askeb Dhf Di r. Dahlia

5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian tebal.

R/ : Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan

tubuh.

7. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda-

tanda klinis.

R/ : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerja sama yang

baik antara keluarga, pasien atau tenaga kesehatan.

8. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak dan tim medis dalam

pemberian terapi.

R/ : Sebagai pelaksana fungsi dependen dan mempercepat proses

penyembuhan.

VI. Implementasi

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah lima dilakukan secara efisien dan aman.

VII. Evaluasi

Pada langkah ketujuh terbagi menjadi :

S : (Obyektif) : Data yang diperoleh dari wawancara langsung.

O : (Obyektif) : Data yang diperoleh dari hasil observasi.

P : (Assasement) : Pernyataan gangguan yang terjadi atau S + O

P : (Planning) : Perencanaan tindakan yang ditentukan dengan

masalah.

Page 16: Askeb Dhf Di r. Dahlia

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Tanggal pengkajian : 15 Mei 2006, Jam : 09.00 Wib

MRS : 14 Mei 2006, Jam : 11.45 Wib

3.1.1 Data Subyektif

a. Biodata anak

Nama : An. “W”

Umur : 10 tahun

Agama : Islam

Alamat : Bumi Gedangan Indah E. No. 10 Sidoarjo

Pendidikan : SD

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

b. Biodata orang tua :

Nama Istri : Ny. “P”

Umur : 36 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : Ibu rumah

tangga

Penghasilan : -

Alamat : Bumi Gedangan

Indah E-10

Sidoarjo

Nama Suami : Tn. “H”

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : -

Alamat : Bumi Gedangan

Indah E-10

Sidoarjo

Page 17: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3.1.2 Anamnesa

3.1.2.1 Keluhan utama

Panas + 5 hari, nyeri perut

3.1.2.2 Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan + 5 hari pasien panas, nyeri perut kemudian

pasien dibawa di RSI Siti Hajar Sidoarjo untuk diperiksa dan

dianjurkan opname di ruang Dahlia anak III.

3.1.2.3 Riwayat kesehatan yang lalu

Px baru pertama kali sakit seperti ini dan sebelumnya belum

pernah masuk rumah sakit.

3.1.2.4 Riwayat kesehatan keluarga

Ibu px mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya

tidak ada yang menderita penyakit asma, TBC, DM, jantung,

dll.

3.1.2.5 Riwayat neonatal

3.1.2.5.1 Riwayat prenatal

Ibu mengatakan ini anak yang kedua. Ibu

memeriksakan kehamilannya secara rutin di bidan

dan mendapatkan imunisasi TT dan Fe, ibu tidak

pernah sakit parah.

3.1.2.5.2 Riwayat natal, umur kehamilan 9 bulan lebih 3

hari.

Bayi lahir spontan ditolong bidan dengan jenis

kelamin Perempuan, BB 2800 gram, PB 50 cm

cairan ketuban jernih, segera menangis.

3.1.2.5.3 Riwayat post natal

Ibu mengatakan anak mendapat cukup ASI sampai

+ 1 tahun.

Page 18: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3.1.2.6 Riwayat imunisasi

BCG : 1 x di BPS

Hepatitis : 3 x di BPS

DPT : 3 x di BPS

Polio : 4 x di BPS

Campak : -

3.1.2.7 Riwayat bio, psiko, social budaya, keluarga

Saat ini orang tua dan keluarga sangat khawatir tentang

keadaan anaknya dan orang tua berharap anaknya segera

sembuh.

3.1.2.8 Pola kebutuhan sehari-hari

3.1.2.8.1 Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Makan 3 x sehari (1 porsi habis),

komposisinya dengan lauk daging,

ayam dan telur.

Minum 5-6 gelas/hari air putih, jus

buah, susu

Saat sakit : Makan 3 x sehari (habis setengah

porsi), lauk dan sayur

Minum 3-4 gelas/hari air putih dan

susu.

3.1.2.8.2 Pola Aktifitas

Sebelum sakit : Pasien sering bermain-main di dalam

rumah dan di luar rumah, kegiatan

pagi sehari-hari sekolah.

Saat sakit : Pasien hanya bedrest berbaring

miring kiri dan kanan kadang-kadang

duduk.

Gerak anak terbatas karena dipasang

infuse pada tangan kiri dan dipasang

spalak.

Page 19: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3.1.2.8.9 Pola Istirahat

Sebelum sakit : Siang, jam 13.00-15.00 wib .

Malam, jam 21.00-06.00 wib.

Saat sakit : Siang, jam 11.00-14.00 wib.

Malam, jam 19.00-05.00 wib.

Kadang-kadang terbangun

3.1.2.8.10 Pola Eliminasi

Sebelum sakit : BAB : 1 x sehari warna kuning,

bau khas, konsistensi lembek.

BAK : 5-6 kali warnanya kuning

dan jernih.

Saat sakit : BAB : 1x dalam 3 hari, warna

kuning, bau khas, konsistensi

lembek.

BAK : 3-4 kali, warnanya kuning

dan jernih, BAK dan BAB masih

dibantu ibunya.

3.1.2.8.11 Pola Personal Hygiene

Sebelum sakit : Px mandi 2x sehari, ganti baju 2 x

sehari dan ganti pakaian dalam

sehabis mandi dan gosok gigi 2x

sehari dan keramas 3 x seminggu.

Saat sakit : Px hanya diseka air hangat 2 x

sehari dan px tidak pernah gosok

gigi hanya kumur dan dibersihkan

dengan tisu, px ganti baju 1 x

sehari dan tidak pernah keramas.

3.1.2.9 Pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan

BBL : 2800 gram

PBL : 50 cm

Page 20: Askeb Dhf Di r. Dahlia

BB sebelum sakit : 31 kg

BB saat sakit : 29 kg

TB : 134 cm

Pertumbuhan dan perkembangan

Perkembangan :

Anak “W” berkembang dengan baik dan bias melakukan

aktivitas sebagaimana anak umur 10 tahun.

3.1.3 Data Obyektif

3.1.3.1 Kesadaran : Composmentis

3.1.3.2 Kesadaran umum : Lemah

3.1.3.3 Tanda-tanda vital

Tensi : 120/70 mmHg

Nadi : 100 x/mnt

Suhu : 380C

Pernafasan : 20 x/mnt

3.1.3.4 Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Kepala : Simetris, rambut berwarna hitam, lurus,

pendek, rambut tidak rontok, kulit kepala

bersih, dan penyebaran rambut merata.

Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret

bersih

Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva

normal

Wajah : Pucat, menyeringai, tidak oedem

Telinga : Simetris, sejajar dengan mata, bersih

tidak ada serumen, tidak ada kelainan

pendengaran

Mulut dan gigi : Mukosa bibir kering, tidak ada

stomatitis, ada gigi berlubang bagian

graham bawah kanan.

Page 21: Askeb Dhf Di r. Dahlia

Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid dan vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada tarikan intercosta

Perut : Simetris, tidak ada luka atau bekas luka.

Punggung : Simetris, tidak ada kelainan bentuk,

tidak ada benjolan.

Ektremitas atas : Simetris, tidak oedem, pada tangan

kiri terpasang D5 ½ tetes/mnt dalam

24 jam, tangan terdapat perdarahan

kulit.

Ekxtremitas bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada

kelainan.

Genetalia : Jenis kelamin Perempuan, bersih,

tidak ada kelainan.

Anus : Tidak ada hemoroid

Palpasi

Kepala : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis

dan kelenjar thyroid

Dada : Tidak ada nyeri tekan

Perut : Tidak ada pembesaran hepar, perut

kembung, nyeri tekan

Punggung : Tidak ada benjolan dan tidak ada

kelainan

Auskultasi

Dada : Tidak ada wheezing dan tidak ada

ronchi

Perut : Perut kembung, bising usus ada

Page 22: Askeb Dhf Di r. Dahlia

Perkusi

Perut kembung

Reflek patella (+)

3.1.3.5 Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 14-05-2006

Jam : 11.00

WBC : 3,3 L 103/mm3 (3,5-10,0)

RBC : 5,20 10/mm3 (3,80-5,80)

HGB : 13,9 g/dl (11,0-16,5)

HCT : 39,6 % (35,0-50,0)

PLT : 136 L 103/mm3 (150-390)

PCT : 1,7 % (100-500)

MCV : 76 L.mm3 (80-97)

MCH : 26,7 pg (26,5-39,5)

MCNC : 35,1 H. g/dl (31,5-35,0)

RDW : 14,0 % (10,0-15,0)

MPV : 8,6 mm3 (6,5-11,0)

POW : 14,4 % (10,0-18,0)

%Lym : 41,0% (17.00-48.00) # Lym : 1,3 103/mm3 (1.2-3.2)

%MON : 7,6% 94,0-10,0) # MON : 0,2 L.102/mm3(0,3-08)

%GRA: 51,4% (43,0-76,0) # GRA : 1,8 103/mm3 (1,2-6,8)

3.1.3.6 Terapi yang sudah didapatkan :

D5 ½ 20 tetes/mnt

Sanmol 3 x ¾ tab

Indexon 3 x ½ ampul

Starxon 3 x 500 mg

Adona 3 x 1 ampul

Transamin 3 x 1 ampul

Page 23: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3.2 Identifikasi, diagnosa, masalah dan kebutuhan

DX : An. “W” umur 10 tahun dengan DHF grade II

DS : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari dan nyeri pada perutnya

mual.

DO : Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis

TTV : Tensi : 120/70 mmHg

Nadi : 100 x/mnt

Suhu : 380C

RR : 20 x/mnt

Tangan kanan terdapat perdarahan kulit

Pemeriksaan laboratorium

WBC : 3,3 L 103/mm3 (3,5-10.0)

RBC : 5.20 106/mm3 (3.80-5.80)

HGB : 13,9 g/dl (11,0-16,5)

HCT : 396 % (35,0-50,0)

PLT : 1.36 L.103/mm3 (150-390)

PCT : 1,7% (100-500)

1. Masalah I : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses

infeksi virus.

DO : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari

DO : Suhu tubuh : 380C

Nadi : 100 x/mnt

RR : 20 x/mnt

2. Masalah II : Gangguan rasa nyeri.

DO : Ibu mengatakan anaknya nyeri perut

DO : Anak menyeringai bila perutnya ditekan

Anak terlihat lemah dan aktifitas berkurang

Page 24: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3.3 Antisipasi Masalah Potensial

DX : DHF grade III

DS : -

DO : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat,

lemah

Kulit dingin dan lembab, gelisah

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

-

3.5 Intervensi

DX : Anak “W” umur 10 tahun dengan DHF grade II

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 x 24 jam

diharapkan pasien sembuh.

Kriteria hasil : Keadaan umum anak baik

Tanda-tanda vital

Tensi : 100/90-120/70 mmHg

Nadi : 80-88 x/mnt

Suhu : 36,50C-37,50C

RR : 20 x/mnt-40 x/mnt

Jumlah trombosit normal + 150.000

Pada tangan kanan perdarahan kulit berhenti

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada px dan keluarga dengan menggunakan

komunikasi terapeutik.

R : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerjasama yang baik

antara keluarga, pasien dan tenaga kesehatan.

2. Monitor tanda-tanda vital tiap 2 jam.

R : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan sedini

mungkin.

Page 25: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3. Motivasi orang tua pasien untuk memberikan kompres dingin.

R : Untuk memindahkan panas secara konduksi.

4. Monitor intake dan output.

R : Untuk Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh.

5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian tebal.

R : Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh.

7. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda-

tanda klinis.

R : Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-tanda adanya

kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat

menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan.

8. Kolaborasi dengan tim dokter spesialis anak dan tim medis dalam

pemberian terapi.

R : Sebagai pelaksana fungsi dependen dan mempercepat proses

kesembuhan.

I. Masalah : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses

infeksi virus.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan salaam 1 x 24 jam,

diharapkan suhu pasien menurun.

Kriteria hasil : Suhu tubuh menjadi stabil (36,50C-37,50C)

Keadaan umum membaik

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien juga dengan pasien.

Rasional : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerjasama

yang baik antara keluarga, pasien dan tenaga kesehatan.

2. Observasi TTV/tanda-tanda perdarahan tiap 2 jam/hari.

Rasional : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan

sedini mungkin.

3. Monitor intake dan out put.

Rasional : Untuk Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh.

Page 26: Askeb Dhf Di r. Dahlia

4. Motivasi orang tua px untuk memberikan kompres dingin (ketiak, lipat

paha dan dahi)

Rasional : Untuk memindahkan panas secara konduksi.

5. Anjurkan untuk memakai pakaian tipis.

Rasional : Pakaian yang tipis mudah menyerap dan mempermudah

penguapan panas.

6. Motivasi makanan dan minuman cukup.

Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan daya tahan tubuh.

7. Lakukan tes laboratorium darah lengkap.

Rasional : Untuk Mengetahui hematokrit, trombosit, leukosit dan

trombositopenia.

8. Berikan obat sesuai dengan jadwal dan dosisnya.

Rasional : Mempercepat proses penyembuhan.

9. Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi selanjutnya.

Rasional : Pemberian terapi yang tepat dan efektif.

II. Masalah : Gangguan ketidaknyamanan berhubungan dengan rasa

nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan salaam 1 x 24 jam,

diharapkan pasien dalam keadaan stabil.

Kriteria hasil : Keadaan umum membaik

Sudah tidak merasa mual, merasa nyaman

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien juga dengan pasien

Rasional : Teciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerjasama

antara tenaga kesehatan, keluarga dan pasien.

2. Observasi TTV tiap 2 jam/hari

Rasional : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan

secara dini mungkin.

Page 27: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3. Memberikan posisi nyaman kepada pasien

Rasional : Dengan posisi yang nyaman dapat memberikan pasien

beristirahat dengan nyaman dan baik.

4. Ajarkan relaksasi kepada pasien

Rasional : Dengan relaksasi dapat memberikan kenyamanan pada

pasien.

5. Kolaborasi dengan tim medis

Rasional : Dengan terapi yang tepat dapat mempercepat proses

penyembuhan.

3.6 Implementasi

Tanggal : 15 Mei 2006

Jam : 10.00 Wib

No Jam Implementasi

1. 10.00 Melakukan pendekatan pada keluarga pasien.

2. 10.30 Mengobservasi TTV tiap 2 jam/hari

Tensi : 120/70 mmHg

Nadi : 100 x/mnt

Suhu : 380C

RR : 20 x/mnt

3. 10.45 Mengkaji suhu tubuh

4. 11.00 Mengobservasi hasil lab

WBC : 3,3 L 103/mm3

RBC : 5,20 10/mm3

HGB : 13,9 g/dl

HCT : 39,6 %

PLT : 136 L 103/mm3

PCT : 1,7 %

MCV : 76 L.mm3

MCH : 26,7 pg

Page 28: Askeb Dhf Di r. Dahlia

MCNC : 35,1 H. g/dl

RDW : 14,0 %

MPV : 8,6 mm3

POW : 14,4 %

%Lym : 41,0% (17.00-48.00) # Lym : 1,3 103/mm3

%MON : 7,6% 94,0-10,0) # MON : 0,2 L.102/mm3

%GRA : 51,4% # GRA : 1,8 103/mm3

5 11.30 Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter.

- Sanmol 3 x ¾ tab

- Starxon 3 x 500 mg

- Adona 3 x 1 ampul

- Transamin 3 x 1 ampul

- Indexon 3 x ½

Tanggal : 16-05-2006

No Jam Implementasi

1. 10.00 Observasi TTV

Suhu : 370C Nadi : 88 x/mnt

Tensi : 120/70 mmHg RR : 20 x/mnt

2. 10.15 Mengobservasi hasil lab

WBC : 8,4 L 103/mm3

RBC : 4,89 106/mm3

HGB : 12,5 g/dl

HCT : 36,0 %

PLT : 175 103/mm3

PCT : 146 %

MCV : 73 L.mm3

MCH : 25,2 L Pg

MCHC : 34,3 g/dl

RDW : 14,2 H %

MPV : 8,3 mm3

POW : 12,7%

Page 29: Askeb Dhf Di r. Dahlia

%Lym : 21,0% # Lym : 1,8 103/mm3

%MON : 7,0% # MON : 0,6 L.103/mm3

%GRA : 72,0% # GRA: 6,3 103/mm3

3. 11.00 Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter.

- Sanmol 3 x ¾ tab

- Starxon 3 x 500 mg

- Adona 3 x 1 ampul

- Transamin 3 x 1 ampul

- Indexon 3 x ½ ampul

Tanggal : 17-05-2006

No Jam Implementasi

1. 10.00 Observasi TTV

Suhu : 370C Nadi : 88 x/mnt

Tensi : 120/70 mmHg RR : 20 x/mnt

2. 10.15 Mengobservasi hasil lab

WBC : 34 103/mm3

RBC : 4,87 106/mm3

HGB : 13,0 g/dl

HCT : 36,9 g/dl

PLT : 152 103/mm3

PCT : 112 L%

MCV : 73 L.mm3

MCH : 25,4 L Pg

MCHC : 34,6 g/dl

RDW : 15,1 H %

MPV : 8,4 mm3

POW : 13,0%

%Lym : 21,0% # Lym : 1,8 103/mm3

%MON : 7,0% # MON : 0,6 L.103/mm3

%GRA : 72,0% # GRA : 6,3 103/mm3

3. 11.00 Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter

- Sanmol 3 x ¾

Starxon 3 x 500

Adona 3 x 1

Transmin 3 x 1 Indexon 3 x ½ ampul

Page 30: Askeb Dhf Di r. Dahlia

3.7 Evaluasi

Tanggal : 17-05-2006

Jam : 12.00 wib

S : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari dan nyeri perut

O : Keadaan umum : Baik

TTV : Tensi : 120/70 mmHg

Suhu : 380C

RR : 20 x/mnt

Nadi : 88 x/mnt

Terdapat perdarahan kulit

Hasil laboratorium

HCT : 36,9%

NGB : 13,0 g/dl

PLT : 152 103/mm3

PCT : 112 L %

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Motivasi ibu memberikan minum banyak, makan

sedikit tapi sering.

- Motivasi ibu untuk memberikan kompres dingin

- Lanjutin terapi

Sanmol 3 x ¾ tab

Starxon 3 x 500 mg

Adoma 3 x 1 ampul

Transamin 3 x 1 ampul

Masalah I : Peningkatan suhu tubuh

S : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari

O : TTV

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Melanjutkan terapi yang dianjurkan oleh dokter.

Page 31: Askeb Dhf Di r. Dahlia

Lakukan tes laborat dengan Lengkap

Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada

keluarga pasien, agar menjaga kebersihan lingkungan

sekitarnya.

Tanggal 18-05-06 jam 10.00

2. Masalah II : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri perut.

S : Ibu mengatakan anaknya nyeri perut, mual

O : Keadaan umum baik

Anak tidak menyeringai

TTV : Tensi 120/70, Nadi 88 x/mnt, Suhu 36,50C

A : Masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Memberikan posisi nyaman pada px

Memberikan obat sesuai yang dianjurkan oleh dokter

Page 32: Askeb Dhf Di r. Dahlia

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada anak “W” di ruang anak III

di RSI Siti Hajar Sidoarjo pada Tanggal 15 Mei 2006. Maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa kasus tersebut didapatkan diagnosa DHF grade II pada

anak “W” umur 10 tahun.

4.1.1 Pengkajian

Di dalam pengkajian kami mendapatkan pada anak “W” panas

+ 5 hari, dan nyeri perut, S = 38,50C, RR : 20x/mnt, T : 120/70

mmHg, N : 100 x/mnt.

4.1.2 Identifikasi masalah atau diagnosa

Identifikasi masalah atau diagnosa penulis memprioritaskan

masalah, yaitu gangguan peningkatan suhu tubuh karena pada waktu

pengkajian klien dengan suhu yang tinggi, yaitu 380C, masalah kedua,

yaitu gangguan ketidaknyamanan karena nyeri perut.

4.1.3 Mengantisipasi masalah potensial

Mengantisipasi masalah potensial tidak ditemukan tanda-tanda

yang mengarah pada masalah potensial.

4.1.4 Identifikasi kebutuhan segera

Identifikasi masalah kebutuhan tidak ditemukan yang

mengarah pada kebutuhan segera.

4.1.5 Mengembangkan rencana asuhan

Mengembangkan rencana asuhan kebidanan yang dilakukan

dengan prioritas asuhan salama dalam perawatan, dengan tujuan

setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 x 24 jam, diharapkan

pasien sembuh. Adapun rencana yang disusun adalah, disesuaikan

dengan kebutuhan dari klien

Page 33: Askeb Dhf Di r. Dahlia

4.1.6 Pelaksanaan rencana asuhan

Pada pelaksanaan disesuaikan dengan rencana yang

ditetapkan, pelaksanaan dilakukan secara mandiri dan kolaborasi

dengan tim medis.

4.1.7 Evaluasi

Pada evaluasi didapatkan keadaaan umum baik, tanda-tanda

vital dalam batas normal, klien merasa nyaman dan tidak nyeri perut.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Penulis

Seorang bidan harus memiliki landasan ilmu dan pengetahuan

luas. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta ketrampilan

yang cukup dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak.

Dalam melakukan pengkajian, hendaknya dilakukan sesuai standar

pelayanan kebidanan dengan melibatkan klien dan keluarga.

4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya dapat dijadikan sebagai kepustakaan, dan

persediaan buku-buku yang berkaitan dengan asuhan kebidanan,

sehingga dapat berguna sebagai masukan atau informasi dalam

pembuatan Askeb.

4.2.3 Bagi Lahan Praktek

Sebagai ketetapan logis untuk pengambilan harus sebagai

penyusunan Askeb. Dalam pelaksanaan Askeb sudah cukup, tetapi

masih perlu ditingkatkan agar mutu pelayanan bertambah baik.

Page 34: Askeb Dhf Di r. Dahlia

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Editor Setiawan Jakarta, EGC : 1999

Kapita Selekta Kedokteran Jilid II, Editor : Arif Mansjoer, Media Aeculapius.

FKUI : 2000

Page 35: Askeb Dhf Di r. Dahlia

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan

yang berjudul DHF (Dengue Haemorrhagie Fever) di ruang Dahlia anak III RSI

Siti Hajar Sidoarjo.

Asuhan kebidanan ini dibuat guna memenuhi persyaratan dalam rangka

menyelesaikan tugas praktek klinik kebidanan pada semester IV.

Penulis sadar bahwa dalam menyusun asuhan kebidanan ini penulis

banyak mendapat bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak,

untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

sebesarnya kepada :

1. Ibu Dra. Soelijah Hadi, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada

Jombang.

2. Ibu Iis Maria, S.S.T selaku dosen pembimbing Akademi Kebidanan Husada

Jombang.

3. Ibu ERyati, A.AMK, selaku kepala ruangan anak III di RSI Siti Hajar

Sidoarjo.

4. Para dosen pengajar Akademi Kebidanan Husada Jombang, serta semua pihak

yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan ini masih

banyak kekurangan dan mengingat kemampuan kami yang terbatas serta waktu

yang sangat singkat. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca

yang bersifat membangun demi kesempurnan Askeb ini.

Penulis berharap semoga asuhan kebidanan ini berguna bagi dunia

Pendidikan umumnya dan Pendidikan Akademi Kebidanan pada khususnya.

Jombang, ……………..2006

Penulis

Page 36: Askeb Dhf Di r. Dahlia

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i

Lembar Pengesahan....................................................................................... ii

Kata Pengantar............................................................................................... iii

Daftar Isi........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................

1.2 Tujuan ...................................................................................

1.2.1 Tujuan Umum ..............................................................

1.2.2 Tujuan Khusus .............................................................

1.3 Manfaat Penulis.....................................................................

1.3.1 Bagi Institusi ................................................................

1.3.2 Bagi Lahan Praktek ......................................................

1.3.3 Bagi Mahasiswa ...........................................................

1.4 Cara Penyusunan Asuhan Kebidanan ...................................

1.5 Lokasi dan Waktu Penyusunan .............................................

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian DHF ....................................................................

2.2 Etiologi ..................................................................................

2.3 Patofisiologi ..........................................................................

2.4 Manifestasi Klinik .................................................................

2.5 Pemeriksaan Penunjang ........................................................

2.6 Indikator Fase Syok ..............................................................

2.7 Derajat (WHO 1997)..............................................................

2.8 Diagnosis Banding.................................................................

2.9 Penatalaksanaan ....................................................................

2.10 Askeb teori pada anak dengan DHF Grade II.....................

Page 37: Askeb Dhf Di r. Dahlia

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian...........................................................................

3.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah, Kebutuhan ......................

3.3 Antisipasi Masalah Potensial .............................................

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera............................................

3.5 Intervensi ...........................................................................

3.6 Implementasi ......................................................................

3.7 Evaluasi ..............................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................

4.2 Saran .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA