6
Mata Kuliah: Keperawatan Gawat Darurat D o s e n : Tintin, SKp A R D S (ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM) DEFINISI Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak yang sangat berat, hipoksemia, dan infiltrat yang menyebar di kedua belah paru. ETIOLOGI ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung. FAKTOR RESIKO: 1. TRAUMA LANGSUNG PADA PARU Pneumonia virus, bakteri, jamur Kontusio paru Emboli lemak Aspirasi Inhalasi asap berlebihan Inhalasi toksin Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama 2. TRAUMA TIDAK LANGSUNG Sepsis Shock DIC (Disseminated Intravasculer Coagulation) Pankreatitis DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 1

Askep A R D S

Embed Size (px)

DESCRIPTION

helaty

Citation preview

Mata Kuliah: Keperawatan Gawat Darurat

D o s e n : Tintin, SKp

A R D S

(ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM)

DEFINISI

Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak yang sangat berat, hipoksemia, dan infiltrat yang menyebar di kedua belah paru.

ETIOLOGI

ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.

FAKTOR RESIKO:

1. TRAUMA LANGSUNG PADA PARU

Pneumonia virus, bakteri, jamur

Kontusio paru

Emboli lemak

Aspirasi

Inhalasi asap berlebihan

Inhalasi toksin

Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

2. TRAUMA TIDAK LANGSUNG

Sepsis

Shock

DIC (Disseminated Intravasculer Coagulation)

Pankreatitis

Uremia

Overdosis obat

Idiopathic

Bedah Cardiobypass yang lama

Transfusi darah yang banyak

PIH (Pregnant Induced Hipertension)

Peningkatan TIK

Terapi radiasi

MANIFESTASI KLINIK

1. Peningkatan jumlah pernafasan

2. Klien mengeluh sesak, retraksi interkostal, sianotik

3. Pada auskultasi mungkin terdapat suara tambahan

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK

1. Analisa Gas Darah

Hipoksemia (PaO2 < 70 mmHg, FiO2 > 0,4 ) dan tidak ada respon terhadap peningkatan FiO2 dan terjadi kompensasi hipokapnia.

2. Pada tahap awal terjadi alkalosis respiratory akibat hiperventilasi

3. Pada tahap berikutnya, asidosis metabolik terjadi akibat peningkatan kerja pernafasan dan hipoksemia.

4. Pada X-Ray : infiltrat Diffuse & Bilateral.

PENATALAKSANAAN MEDIS

TUJUAN TERAPI:

Support pernafasan

Mengobati penyebab jika mungkin

Mencegah komplikasi

1. ETT

Ventilator mekanik (Possitive and Expiratory Pressure) untuk mempertahankan level O2 darah

2. SEDASI

Mengurangi kecemasan & kelelahan akibat pemasangan ventilator

3. PENGOBATAN TERGANTUNG KLIEN & PROSES PENYAKIT

Idiopatik agent : meningkatkan curah jantung

Antibiotik kortikosteroid (kontroversi)

Diuretik

PATOFISIOLOGI

TIMBULNYA SERANGAN

Trauma Endotelium

Kerusakan

Trauma Type ll

Paru dan epitelium alveolar

jar. Paru

Pneumocytis

Peningkatan permeabilitas

penurunan surfactan

Edema Pulmonal

penurunan

Atelektasis

pengembangan

paru

Alveoli terendam

Hipoksemia

Abnormalitas

Ventilasi Perfusi

Proses penyembuhan

Fibrosis

Sembuh

Kematian

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. GANGGUAN PERTUKARAN GAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN ABNORMALITAS VENTILASI/PERFUSI

Kaji dan pantau frekwensi, kualitas dan kedalaman pernafasan

Observasi tanda distress pernafasan

Auskultasi suara nafas

Baringkan klien pada ventilator volume siklus dengan PEEP

Berikan O2 sesuai dengan pesanan, pantau FiO2

Pantau AGD, pantau terhadap penurunan/peningkatan PaO2 dan PCO2

Pantau kadar asam laktat

Pantau TD, N, P dan kesadaran tiap jam

Lakukan penghisapan lendir jika terdapat ronkhi

Berikan kortikosteroid dan diuretik sesuai pesanan

Catat dan ukur haluaran urin

Kaji tekanan arteri pulmonal

Pertahankan tirah baring dengan posisi 300 - 450 Ubah posisi tiap jam

HASIL YANG DIHARAPKAN:

Pasien mempertahankan pertukaran gas adekuat:

kembali ke nilai dasar: kesadaran, warna kulit, pernafasan

AGD dalam batas normal

2. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF BERHUBUNGAN DENGAN HILANGNYA FUNGSI CILLIA(HIPOPERFUSI), PENINGKATAN JUMLAH/VISKOSITAS SEKRSI PARU-PARU, PENINGKATAN RESISTENSI JALAN NAFAS (EDEMA INTERSTITIAL)

KRITERIA EVALUASI:

Ronkhi (-)

AGD dalam batas normal

Tidak ada tanda-tanda hipoksia

TINDAKAN:

1. Auskultasi suara paru tiap jam atau sesuai kebutuhan

2. Lakukan section, pastikan hiperoksigenisasi sebelum dan sesudah tindakan

3. Berikan humidifier lewat ventilator atau nebulizer

4. Rubah posisi tiap 2 jam

5. Pertahankan kepatenan ETT

6. Monitor AGD

7. Lakukan latihan rentang gerak sendi

3. KECEMASAN/TAKUT BERHUBUNGAN DENGAN KRISIS SITUASIONAL, ANCAMAN PERUBAHAN STATUS KESEHATAN DAN TAKUT MATI, FAKTOR FISIOLOGIS (HYPOKSEMIA)

4. KURANG PENGETAHUAN TENTANG PROSES PENYAKIT DAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI TENTANG PROSES PENYAKIT DAN TERAPI YANG DILAKUKAN, MISINTERPRETASI INFORMASI

5. RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DIURETIK

11DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III