33
1 KATA PENGANTAR “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul “Askep pada klien dengan gangguan pernafasan Bawah ( Kelaianan pada parenkmim paru / ARDS ) “ ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri. Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha, Februari 2013 Penyusun

Askep ards AKPER PEMDA MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

KATA PENGANTAR

“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan

kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan

– Nya sehingga makalah yang berjudul “Askep pada klien dengan

gangguan pernafasan Bawah ( Kelaianan pada parenkmim paru /

ARDS ) “ ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat

dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari

kiamat.

Adalah penting bagi manasiswa memahami serta

menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti

dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan

dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,

penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah

satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan

bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan

saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB

MUNA”.

Raha, Februari 2013

Penyusun

Page 2: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN .....................................................................................................KATA PENGANTAR......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang....................................................................................................... Tujuan.................................................................................................................... Rumusan Masalah..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT Defenisi ARDS....................................................................................................... Etiologi ARDS....................................................................................................... Dampak terhadapt tubuh.………………………………………………………… Patofisiologi dan Penyimpangan KDM ARDS...................................................... Tanda dan gejala………………………………………...................................... Prosedur diagnosik………………………………….......................................... Penatalaksanaan Medik.......................................................................................... Komplikasi..............................................................................................................

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

ARDS adalah suatu sindrom gagal napas akut akibat kerusakan sawar

membran kapiler alveoli sehingga menyebabkan edema paru akibat peningkatan

permeabilitas. Hal ini dapat timbul sebagai komplikasi pada berbagai penyakit interna dan

bedah. Harus dibedakan antara ARDS dengan acute lung injury (ALI) yaitu suatu bentuk

ARDS yang lebih ringan. Edema paru biasanya disebabkan peningkatan tekanan pembuluh

kapiler paru (misalnya pada gagal jantung kiri), tapi edema paru pada ARDS timbul akibat

peningkatan permeabilitas kapiler alveolar.

Pada keadaan normal terdapat keseimbangan antara tekanan onkotik (osmotik)

dan hidrostatik antara kapiler paru dan alveoli. Tekanan hidrostatik yang pada gagal jantung

menyebabkan edema paru. Sedangkan pada gagal ginjal terjadi retensi cairan yang

menyebabkan volume overload dan diikuti edema paru. Hipoalbuminemia pada sindrom

nefrotik atau malnutrisi menyebabkan tekanan onkotik sehingga terjadi edema paru. Pada

tahap awal terjadinya edema paru terdapat peningkatan kandungan cairan di jaringan

interstisial antara kapiler dan alveoli.

Pada ARDS dipikirkan bahwa kaskade inflamasi timbul beberapa jam

kemudian yang berasal dari suatu fokus kerusakan jaringan tubuh. Neutrofil yang teraktivasi

akan beragregasi dan melekat pada sel endotel yang kemudian menyebabkan pelepasan

berbagai toksin, radikal bebas, dan mediator inflamasi seperti asam arakidonat, kinin, dan

histamin. Proses kompleks ini dapat diinisiasi oleh berbagai macam keadaan atau penyakit dan

hasilnya adalah kerusakan endotel yang berakibat peningkatan permeabilitas kapiler alveolar.

Alveoli menjadi terisi penuh dengan eksudat yang kaya protein dan banyak mengandung

neutrofil dan sel inflamasi sehingga terbentuk membran hialin. Karakteristik edema paru pada

ARDS/ALI adalah tidak adanya peningkatan tekanan pulmonal (hipertensi pulmonal).

Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan Swan-Ganz cathether. Tekanan

baji paru menggambarkan tekanan atrium kiri dan pada ARDS < 18 mmHg. ARDS/ALI

merupakan suatu respons terhadap berbagai macam injuri atau penyakit yang mengenai paru-

paru baik itu secara langsung atau tidak langsung. Berbagai keadaan dan penyakit dasar yang

dapat menyebabkan timbulnya ARDS/ALI yaitu: Langsung antara lain: Aspirasi asam

lambung, Tenggelam, Kontusio paru, Pnemonia berat, Emboli lemak, Emboli cairan amnion,

Page 4: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

Inhalasi bahan kimia dan Keracunan oksigen. Sedangkan Tidak langsung, terdiri dari Sepsis,

Trauma berat, Syok hipovolemik, Transfusi darah berulang, Luka bakar, Pankreatitis,

Koagulasi intravaskular diseminata dan Anafilaksis.

Sekitar 12-48 jam setelah penyebab atau faktor pencetus timbul, mula-mula pasien

terlihat sesak (takipnea) dan takikardia. Analisis gas darah (AGD) memperlihatkan

hipoksemia berat yang kurang respons dengan terapi oksigen Foto toraks memperlihatkan

gambaran infiltrat bilateral yang difus tanpa disertai oleh gejala edema paru kardiogenik. b.

Fenomena penyakit yang ada : Walaupun banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui

mekanisme ARDS, perbaikan pengobatan dan teknik ventilator tapi mortalitas pasien dengan

ARDS masih cukup tinggi yaitu > 50%. Beberapa pasien yang bertahan hidup akan

didapatkan fibrosis pada parunya dan disfungsi pada proses difusi gas/udara Sebagian pasien

dapat pulih kembali dengan cukup baik walaupun setelah sakit berat dan perawatan ICU yang

lama.

B. Tujuan.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :

a. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah KMB II

b. Untuk mengetahui tentang ARDS.

c. Sebagai bahan bacaan atau bahan perbandingan dalam pengembangan tentang KMB

I

C. Batasan Masalah

1. Konsep Penyakit

Pengertian

Etiologi

Patofsiologi dan Penyimpangan KDM

Tanda dan Gejala

Prosedur Diagnosik

Manajemen Medik

Komplikasi

2. Konsep Askep

Pengkajian

Dianosa

Intervensi

Implementasi

Evaluasi

Page 5: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penyakit

1. Definisi

Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat,

hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.

2. Etiologi

ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma

jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.

Faktor Resiko

a. Trauma langsung pada paru

Pneumoni virus,bakteri,fungal

Contusio paru

Aspirasi cairan lambung

Inhalasi asap berlebih

Inhalasi toksin

Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

b. Trauma tidak langsung

Sepsis

Shock

DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

Pankreatitis

Uremia

Overdosis Obat

Idiophatic (tidak diketahui)

Bedah Cardiobaypass yang lama

Transfusi darah yang banyak

PIH (Pregnand Induced Hipertension)

Peningkatan TIK

Terapi radiasi

Page 6: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

3. Dampak terhadap tubuh

A. Sistem pernafasan

Kerusakan pada mekanisme pertahanan saluran pernafasan ( Tidak efektifnya

jalan nafas )

B. Sistem Muskuloskeletal

Kelemahan otot

Mudah Lelah ( Intoleransi Aktifitas )

C. Sistem pencernaan

Penurunan nafsu makan

Penurunan berat bada ( Gangguan pemenuhan nutrisi )

Page 7: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

4. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM

5. Manifestasi Klinik

Trauma langsung / trauma tidak langsung pada paru

Toksik terhadap epithelium alveolar

Kerusakan membrane kapiler alveoli

Kerusakan epithelium alveolar

Gangguan endothelium kapiler

Kebocoran cairan ke dalam alveoli

Kebocoran cairan kearah interstitial

Volume dan compliance paru menurun

Ketidakseimbangan ventilasi perfusi hubungan arterio –venus dan

kelainan difusi alveoli - kapiler

Kerusakan pertukaran gas

Edema alveolar Atelektaksis Edema Interstitial

Mengganggu mekanisme pertahanan saluran napas

Kehilangan fungsi slia jalan napas

Tidak efektifnya jalan napas

Sesak napas

Penurunan nafsu makan

Intake nutrisi tak adekuat

Penurunan berat badan

Gangguan pemenuhan nutrisi

Kelemahan otot

Mudah lelah

Intoleransi aktivitas

Perubahan status kesehatan

Koping individu tak efektif

Kurang info tentang penyakit

Stress psikologis

Ansietas

Page 8: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

ARDS merupakan suatu respons terhadap berbagai macam injuri atau penyakit

yang mengenai paru-paru baik itu secara langsung atau tidak langsung. berbagai

keadaan dan penyakit dasar yang dapat menyebabkan timbulnya ards/ali yaitu:

langsung antara lain: aspirasi asam lambung, tenggelam, kontusio paru, pnemonia

berat, emboli lemak, emboli cairan amnion, inhalasi bahan kimia dan keracunan

oksigen. sedangkan tidak langsung, terdiri dari  sepsis, trauma berat, syok

hipovolemik, transfusi darah berulang, luka bakar, pankreatitis, koagulasi intravaskular

diseminata dan anafilaksis.

Sekitar 12-48 jam setelah penyebab atau faktor pencetus timbul, mula-mula pasien

terlihat sesak (takipnea) dan takikardia. analisis gas darah (agd) memperlihatkan

hipoksemia berat yang kurang respons dengan terapi oksigen foto toraks

memperlihatkan gambaran infiltrat bilateral yang difus tanpa disertai oleh gejala

edema paru kardiogenik.

Peningkatan jumlah pernapasan

Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis

Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

6. Pemeriksaan diagnostik

Chest X-Ray

ABGs/Analisa gas darah

Pulmonary Function Test

Shunt Measurement (Qs/Qt)

Alveolar-Arterial Gradient (A-a gradient)

Lactic Acid Level

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ARDS terdiri atas penatalaksanaan terhadap penyakit dasar

yang dikombinasi dengan penatalaksanaan suportif terutama mempertahankan

oksigenasi yang adekuat dan optimalisasi fungsi hemodinamik sehingga diharapkan

mekanisme kompensasi tubuh akan bekerja dengan baik bila terjadi gagal multiorgan.

Penatalaksanaan penyakit dasar sangat penting, misalnya penatalaksanaan

hipotensi dan eradikasi sumber infeksi pada sepsis.

Khas pada ARDS, hipoksemia yang terjadi refrakter terhadap terapi oksigen

dan hal ini kemungkinan diakibatkan adanya shunting (pirau) darah melalui daerah

Page 9: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

paru yang tidak terventilasi yang disebabkan alveoli terisi eksudat protein dan terjadi

atelektasis.

Continous positive airway pressure (CPAP) dapat mencegah atelektasis

alveolar, mengurangi disfungsi ventilasi/perfusi dan membantu kerja pernapasan.

Kebutuhan untuk intubasi dan ventilasi mekanik mungkin akan semakin besar

sehingga pasien harus dirawat di unit perawatan intensif. Positive end expiratory

pressure (PEEP) 25-15 mmH2O dapat digunakan untuk mencegah alveoli menjadi

kolaps. Tekanan jalan napas yang tinggi yang terjadi pada ARDS dapat menyebabkan

penurunan cairan jantung dan peningkatan risiko barotrauma (misalnya

pneumotoraks).

Tekanan tinggi yang dikombinasi dengan konsentrasi O2 yang tinggi sendiri

dapat menyebabkan kerusakan mikrovaskular dan mencetuskan terjadinya

permeabilitas yang meningkat hingga timbul edema paru. Salah satu bentuk teknik

ventilator yang lain yaitu inverse ratio ventilation dapat memperpanjang fase inspirasi

sehingga transport oksigen dapat berlangsung lebih lama dengan tekanan yang lebih

rendah. extra corporeal membrane oxygenation (ECMO) menggunakan membran

eksternal artifisial untuk membantu transport oksigen dan membuang CO2. Strategi

terapi ventilasi ini tidak begitu banyak memberikan hasil yang memuaskan untuk

memperbaiki prognosis secara umum tapi mungkin bermanfaat pada beberapa kasus.

Optimalisasi fungsi hemodinamik dilakukan dengan berbagai cara. Dengan

menurunkan tekanan arteri pulmonal berarti dapat membantu mengurangi kebocoran

kapiler paru. Caranya ialah dengan restriksi cairan, penggunaan diuretik dan obat

vasodilator pulmonar (nitric oxide/NO). Pada prinsipnya penatalaksanaan

hemodinamik yang penting yaitu mempertahankan keseimbangan yang optimal antara

tekanan pulmoner yang rendah untuk mengurangi kebocoran ke dalam alveoli, tekanan

darah yang adekuat untuk mempertahankan perfusi jaringan dan transport O2 yang

optimaI. Kebanyakan obat vasodilator arteri pulmonal seperti nitrat dan antagonis

kalsium juga dapat menyebabkan vasodilatasi sistemik sehingga dapat sekaligus

menyebabkan hipotensi dan perfusi organ yang terganggu. Obat-obat inotropik dan

vasopresor seperti dobutamin dan noradrenalin mungkin diperlukan untuk

mempertahankan tekanan darah sistemik dan curah jantung yang cukup terutama pada

pasien dengan sepsis (vasodilatasi sistemik). Inhalasi NO telah digunakan sebagai

vasodilator arteri pulmonal yang selektif. Karena diberikan secara inhalasi sehingga

terdistribusi pada daerah di paru-paru yang menyebabkan vasodilatasi. Vasodilatasi

Page 10: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

yang terjadi pada alveoli yang terventilasi akan memperbaiki disfungsi

ventilasi/perfusi sehingga dengan demikian fungsi pertukaran gas membaik. NO secara

cepat diinaktivasi oleh hemoglobin mencegah reaksi sistemik.

8. Komplikasi

Infeksi paru dan abdomen merupakan komplikasi yang sering dijumpai.

Adanya edema paru, hipoksia alveoli, penurunan surfaktan dan daya aktivitas

surfaktan akan menurunkan daya tahan paru terhadap infeksi. Komplikasi PEEP yang

sering adalah penurunan curah jantung, emfisema subkutis, pneumothoraks dan

pneumomediastinum.

Tingkat kemaknaan ARDS sebagai kedaruratan paru ekstrim dengan rata-rata

mortalitas 50%-70% dapat menimbulkan gejala sisa pada penyembuhan, prognosis

jangka panjang baik. Abnormalitas fisiologik dari ringan sampai sedang yaitu

abnormalitas obstruktif terbatas (keterbatasan aliran udara), defek difusi sedang dan

hipoksemia selama latihan.

Hasil positif pada pasien yang sembuh dari ARDS paling mungkin fungsi tiga

dari kemampuan tim kesehatan untuk melindungi paru dari kerusakan lebih lanjut

selama periode pemberian dukungan hidup, pencegahan toksisitas oksigen dan

perhatian terhadap penurunan sepsis.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Page 11: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

Keadaan-keadaan berikut biasanya terjadi  saat periode latent saat fungsi paru relatif

masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah

terjadinya sepsis) tapi secara berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan

pernafasan. Gejala fisik yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan

mana diagnosis dibuat.

Pengumpulan DataA. Biodata

Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,

diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan

alamat.

Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan

hubungan dengan klien.

Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

RSMRS

- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit

yang sama ketika klien masuk rumah sakit.

Keluhan utama : Nyeri

Riwayat keluhan utama

P : nyeri

Q : Terus menerus

R : seluruh persendian,dada, dan perut

S : 4(0-5)

T : saat beraktifitas

Riwayat kesehatan dahulu

- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama

sebelumnya.

- Riwayat pemakaian obat-obatan

B. Pengkajian primer

Airway

Page 12: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

a. Pengkajian Primer 1) Airway

Jalan napas tidak normal

Terdengar adanya bunyi napas ronchi

Tidak ada jejas badan daerah dada

2) Breathing

Peningkatan frekunsi napas

Napas dangkal dan cepat

Kelemahan otot pernapasan

Kesulitan bernapas : sianosis

3) Circulation

Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia

Sakit kepala

Pingsan

berkeringat banyak

Reaksi emosi yang kuat

Pusing, mata berkunang – kunang

4) Disability

Dapat terjadi penurunan kesadaran

Triase : merah

C. Pengkajian Sekunder

Aktivitas / istrahat

Gejala : - Klien mengeluh mudah lelah

- Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas

Tanda : - Klien nampak gelisah

- Kelemahan otot

Sirkulasi

Tanda : - Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya

hipoksemia)

- Hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).

- Heart rate : takikardi biasa terjadi

- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin.

- Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)

Integritas ego

Page 13: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

Gejala : - Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakit

- Klien mengatakan takut akan kondisi penyakitnya

Tanda : - Cemas

- Ketakutan akan kematian

Makanan dan cairan

Gejala : - Klien mengatakan nafsu untuk makan kurang

Tanda : - Perubahan berat badan

- Porsi makan tidak dihabiskan

Pernapasan

Gejala : - Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas

- Klien mengatakan merasakan sesak

Tanda : - Peningkatan kerja napas (penggunaan otot pernapasan)

- Bunyi napas mungkin crakles, ronchi, dan suara nafas

bronchial

- Napas cepat

- Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi

- Penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada

- Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang

ditemukan dengan cara palpasi.

- Sputum encer, berbusa

- Pallor atau cyanosis

a. Pengelompokan data

Data subyektif

- Klien mengeluh mudah lelah

- Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas

- Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakit

- Klien mengatakan takut akan kondisi penyakitnya

- Klien mengatakan nafsu untuk makan kurang

- Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas

- Klien mengatakan merasakan sesak

Data obyektif

- Peningkatan kerja napas (penggunaan otot pernapasan)

- Bunyi napas mungkin crakles, ronchi, dan suara nafas bronchial

- Napas cepat

Page 14: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

- Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi

- Penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada

- Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara

palpasi.

- Sputum encer, berbusa

- Pallor atau cyanosis

- Perubahan berat badan

- Porsi makan tidak dihabiskan

- Cemas

- Ketakutan akan kematian

- Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia)

- Hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).

- Heart rate : takikardi biasa terjadi

- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin.

- Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)

- Klien nampak gelisah

- Kelemahan otot

- Klien nampak mudah lelah bila beraktivitas

-

Analisa data

Data Penyebab MasalahDs : Trauma langsung / tak langsung Tidak efektifnya

Page 15: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

- Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas

- Klien mengatakan merasakan sesak

Do : - Bunyi napas mungkin

crakles, ronchi, dan suara nafas bronchial

- Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi

- Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi.

- Sputum encer, berbusa

pada paru↓

Mengganggu mekanisme pertahanan saluran napas

↓Kehilangan fungsi silia jalan

napas↓

Tidak efektifnya jalan napas

jalan napas

Ds : - Klien mengatakan kesulitan

untuk bernapas- Klien mengatakan

merasakan sesakDo : - Peningkatan kerja napas

(penggunaan otot pernapasan)

- Napas cepat- Penurunan dan tidak

seimbangnya ekpansi dada- Kulit dan membran mukosa :

mungkin pucat, dingin. - Cyanosis biasa terjadi

(stadium lanjut)

Trauma langsung / tak langsung pada paru

↓Toksik terhadap epithelium

asleolar↓

Kerusakan membrane kapiler alveoli

↓Kerusakan epithelium alveolar

↓Kebocoran cairan dalam alveoli

↓Edema alveolar

↓Wolume dan compliance paru

menurun↓

Ketidak seimbangan ventilasi perfusi hubungan arterio – venus

dan kelainan difusi alveoli – kapiler

↓Kerusakan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas

Ds : - Klien mengeluh mudah lelah- Klien mengatakan kurang

mampu melakukan aktivitasDo : - Kelemahan otot- Klien nampak mudah lelah

bila beraktivitas

Trauma pada paru↓

Kerusakan membrane kapiler alveoli

↓Edema alveolar dan interstitial

↓Sesak

↓Kelemahan otot

Intoleransi aktivitas

Page 16: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

↓Mudah lelah

↓Intoleransi aktivitas

Ds : - Klien mengatakan nafsu

untuk makan kurang

Do : - Perubahan berat badan- Porsi makan tidak

dihabiskan

Trauma pada paru↓

Kerusakan membrane kapiler alveoli

↓Edema alveolar dan interstitial

↓Sesak

↓Menurunan nafsu makan

↓Intake nutrisi kurang

↓Penurunan berat badan

↓Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Gangguan pemenuhan nutrisi

Ds : - Klien mengatakan ingin

cepat sembuh dari penyakit- Klien mengatakan takut akan

kondisi penyakitnya

Do : - Cemas- Ketakutan akan kematian

Gangguan pernapasan↓

Perubahan status kesehatan↓

Koping individu tak efektif↓

Kurang informasi tentang penyakitnya

↓Stress psikologis

↓Ansietas

Ansietas

Prioritas masalah

1) Tidak efektifnya jalan nafas

2) Gangguan pertukaran gas.

3) Gangguan pemenuhan nutrisi

4) Intoleransi aktivitas

5) Ansietas

2. Diagnosa keperawatan

a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas

Page 17: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan

cairan di permukaan alveoli

c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot

e. Cemas/takut berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Rencana tindakan keperawatan dan Impementasi

a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas

Tujuan :

- Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan

ronchi (-)

- Pasien bebas dari dispneu

- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan

- Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas

Tindakan :

Independen

- Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya

® Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan

usaha dalam bernafas

- Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitus

® Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan

adanya cairan dapat meningkatkan fremitus

- Catat karakteristik dari suara nafas

Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo

branchial dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari

saluran nafas

- Catat karakteristik dari batuk

® Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan

etiologi dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak,

tebal dan purulent

- Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila

perlu

® Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten

Page 18: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

- Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan

suction bila ada indikasi

® Penimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan

atelektasis dan infeksi paru

- Peningkatan oral intake jika memungkinkan

® Peningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum

Kolaboratif

- Berikan oksigen, cairan IV ; tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi

® Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen

- Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi

® Dapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret

- Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural drainase, perkusi dada/vibrasi jika

ada indikasi

® Meningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-

otot pernafasan

- Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitik

® Diberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret

dan meningkatkan ventilasi

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan

cairan di permukaan alveoli

Tujuan :

- Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan

nilai ABGs normal

- Bebas dari gejala distress pernafasan

Tindakan :

Independen

- Kaji status pernafasan, catat peningkatan respirasi atau perubahan pola nafas

® Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan

usaha nafas

- Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan seperti

crakles, dan wheezing

® Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi

karena peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh

Page 19: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

peningkatan permeabilitas membran alveoli – kapiler. Wheezing terjadi karena

bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas

- Kaji adanya cyanosis

® Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum

cyanosis muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi

adanya hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan

ekstremitas adalah vasokontriksi.

- Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan

beristirahat

® Hipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium

- Berikan istirahat yang cukup dan nyaman

® Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen

Kolaboratif

- Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP jika ada indikasi

® Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan

yang sesuai

- Berikan pencegahan IPPB

® Peningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi

- Review X-ray dada

® Memperlihatkan kongesti paru yang progresif

- Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator

dan ekspektorant

® Untuk mencegah ARDS

c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

Tujuan :

Dapat meningkatkan nafsu makan klien, porsi makan dihabiskan, peningkatan

berat badan.

Tindakan

Independen

- Evaluasi kemampuan makan

® Mengetahui nafsu makan klien

- Observasi penurunan otot umum, kehilangan lemak subkutan

Page 20: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

® Gejala ini indikasi penurunan energy otot dan dapat menurunkan fungsi otot

pernapasan

- Timbang berat badan sesuai indikasi

® Kehilangan berat badan bermakna dan pada saat ini dan masukan makanan

buruk memerikan petunjuk tentang katabolisme, simpanan glikogen otot dan

sensitivitas kemudian ventilator

- Berikan makan lembut sering dalam jumlah kecil / mudah dicerna bila mampu

menelan

® Mencegah kelelahan berlebihan, meningkatkan pemasukan dan penurunan

resiko distress gaster

Kolaboratif

- Pastikan diet memenuhi kebutuhan pernapasan sesuai indikasi

® Tinggi karbohidrat, protein dan kalori diperlukan selama ventilasi untuk

memperbaiki fungsi otot pernpaasan, karbohidrat mungkin menurun dan lemak

kadang meningkat sebelum penyapihan upaya untuk mencegah produksi CO2

berlebihan dan menurunkan kemudi pernapasan

- Awasi pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, contoh serum, transferin,

BUN/kreatinin, glukosa

® Memberikan informasi tentang dukungan nutrisi adekuat / perlu perubahan

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot

Tujuan

Membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien

Tindakan

Independen

- Evaluasi respons pasien terhada aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan

kelemahan / kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas

® Menetapkan kemampuan / kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan

intervensi

- Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai

indikasi. Dorong penggunaan manajemen stress dan pangalihan yang tepat

® Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istrahat

- Jelaskan pentingnya istrahat dalam rencana pengobatan dan perlunya

keseimbangan aktivitas dan istrahat

Page 21: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

® Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan

metabolic, menghemat energy untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas

ditentukan dengan respons individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan

kegagalan pernapasan

- Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istrahat dan tidur

® Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau menunduk

kedepan meja atau bantal

- Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

® Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen

e. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status

kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh

mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak

berdaya, ketakutan, gelisah.

Tujuan :

- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara verbal

- Mengakui dan mau mendiskusikan ketakutannya, rileks dan rasa cemasnya

mulai berkurang

- Mampu menanggulangi, mampu menggunakan sumber-sumber pendukung

untuk memecahkan masalah yang dialaminya.

Tindakan

Independen:

- Observasi peningkatan pernafasan, agitasi, kegelisahan dan kestabilan emosi.

® Hipoksemia dapat menyebabkan kecemasan.

- Pertahankan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan stimulasi.

Usahakan perawatan dan prosedur tidak menggaggu waktu istirahat.

® Cemas berkurang oleh meningkatkan relaksasi dan pengawetan energi yang

digunakan.

- Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi.

® Memberi kesempatan untuk pasien untuk mengendalikan kecemasannya dan

merasakan sendiri dari pengontrolannya.

- Identifikasi persepsi pasien dari pengobatan yang dilakukan

® Menolong mengenali asal kecemasan/ketakutan yang dialami

Page 22: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

- Dorong pasien untuk mengekspresikan kecemasannya.

® Langkah awal dalam mengendalikan perasaan-perasaan yang teridentifikasi

dan terekspresi.

- Membantu menerima situsi dan hal tersebut harus ditanggulanginya.

® Menerima stress yang sedang dialami tanpa denial, bahwa segalanya akan

menjadi lebih baik.

- Sediakan informasi tentang keadaan yang sedang dialaminya.

® Menolong pasien untuk menerima apa yang sedang terjadi dan dapat

mengurangi kecemasan/ketakutan apa yang tidak diketahuinya. Penentraman

hati yang palsu tidak menolong sebab tidak ada perawat maupun pasien tahu

hasil akhir dari permasalahan itu.

- Identifikasi tehnik pasien yang digunakan sebelumnya untuk menanggulangi

rasa cemas.

® Kemampuan yang dimiliki pasien akan meningkatkan sistem pengontrolan

terhadap kecemasannya

Kolaboratif

- Memberikan sedative sesuai indikasi dan monitor efek yang merugikan.

® Mungkin dibutuhkan untuk menolong dalam mengontrol kecemasan dan

meningkatkan istirahat. Bagaimanapun juga efek samping seperti depresi

pernafasan mungkin batas atau kontraindikasi penggunaan

4, Evaluasi

Mengecek keefektifan dari jalan nafas pasien

Memastikan tidak ada penimbunan cairan dipermukaan alveoli

Memastikan pemenuhan nutrisi klien tetap terjaga

Menilai status psikologis klien yang berhubungan dengan ansietas

BAB III

PENUTUP

Page 23: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

A. Kesimpulan

Definisi

Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat,

hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.

Etiologi

ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma

jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. Saran

Dapat membuka cakrawala pemikiran serta pengetahuan Mahasiswa “ AKPER PEMKAB

MUNA “dalam pembahasan mata kuliah KMB II Tentang Gangguan Sistem Pernafasan

Bawah ( Parencym Paru ) ARDS

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1

BUKU :

PATOFISIOLOGI ,Edisi 6 .Penerbit SYLVIA A,PRICE dan LORRAINE M,WILSON

INTERNET :

Barbara C, Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Yayasan Alumni Keperawatan

Padjajaran : Bandung.

Brunner & Suddart, 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol 2. EGC : Jakarta.

Carpenito L, J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Kinilis, Edisi

6. EGC : Jakarta. Di Akses tanggal 13 Februari 2013

Page 25: Askep ards AKPER PEMDA MUNA

1