33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia ksehatan saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Di Indonesia saat ini ditinjau dari epidemiologi, Indonesia tengah mengalami transisi epidemiologi penyakit, dan pada saat bersamaan dijumpai triple burden (Tiga Beban Kesehatan). Tiga masalah / beban kesehatan itu yaitu penyakit menular atau infeksi (Ispa, Diare, Demam Berdarah Dengue, Typoid, Hepatitis), penyakit degeneratif (Diabetes Melitus, Hiperensi), dan penyaki baru (flu burung, Sars, Aids) yang telah masuk ke Indonesia. Demam typoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa yang menimbulkan infeksi pada usus halus dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan serta lesu.

ASKEP DEMAM TIFOID

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP DEMAM TIFOID

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia ksehatan saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Di Indonesia

saat ini ditinjau dari epidemiologi, Indonesia tengah mengalami transisi epidemiologi

penyakit, dan pada saat bersamaan dijumpai triple burden (Tiga Beban Kesehatan).

Tiga masalah / beban kesehatan itu yaitu penyakit menular atau infeksi (Ispa, Diare,

Demam Berdarah Dengue, Typoid, Hepatitis), penyakit degeneratif (Diabetes

Melitus, Hiperensi), dan penyaki baru (flu burung, Sars, Aids) yang telah masuk ke

Indonesia.

Demam typoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman

Salmonella thyposa yang menimbulkan infeksi pada usus halus dengan gejala demam

yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan serta lesu. Typoid mudah

menular dan setiap orang bisa terkena serangannya, dan kasus penularan yang

tertinggi ditentukan pada anak-anak.

Demam Typoid disebabkan oleh banyak factor. Factor penyebabnya antara

lain kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan sanitasi

yang rendah, pengolahan makanan yang masih rendah, urbanisasi, keadaan sosio

ekonomi yang masih rendah, pemeliharaan kebersihan pribadi (Personal Hygiene)

yang kurang baik, makan makanan yang tidak bersih, air minum yang tidak

Page 2: ASKEP DEMAM TIFOID

memenuhi syarat kesehatan dan tidak dimasak mendidih, serta kebersihan lingkungan

dan sanitasi lingkungan yang kurang.

Salah satu upaya penurunan angka kejadian demam typoid adalah pencegahan

penyakit demam typoid. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan upaya

peningkatan kesehatan (Promotif) dan upaya pencegahan penyakit (Preventif) baik itu

untuk mencegah terjadinya penyakit demam typoid dan mencegah berulang kembali

penyakit demam typoid.

Page 3: ASKEP DEMAM TIFOID

B. Tinjauan Pustaka

1.1. Pengertian Demam Tifoid

Demam tifoid dan para tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus talus

1.2. Etiologi

Etiologi demam tifoid adalah “Salmonella typhi”. Sedangkan demam paratifoid

disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies “Salmonella

enteritidis”, yaitu S.

1.3. Epidemiologi

Penyakit ini jarang ditemukan secara epidemik, lebih bersifat sporadis.

Terpencar-pencar di sautu daerah, dan jarang terjadi lebih dari satu kasus pada

orang-orang serumah. Di Indonesia demam tifoid dapat ditemukan sepanjang

tahun dan insidens tertinggi pada daerah endemik terjadi pada anak-anak.

1.4. Patogenesis

S. Typhi masuk tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian

kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

dan mencapai jaringan limfoid plak payeri di ileum terminalis yang hipertrafi.

S.typhi lain dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus S.Typhi

bersarang di plak payeri, limpa, hati.

Page 4: ASKEP DEMAM TIFOID

1.5. Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,

mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan

epitaksis.

1.6. Diagnosis

Biarkan darah positif memastikan demam tifoid, tetapi biarkan darah negatif

tidak menyingkirkan demam tifoid. Biarkan tinja positif menyokong diagnosis

klinis demam tifoid. Peningkatan titer uji widal empat kali lipat selama 2 – 3

minggu memastikan diagnosis demam tifoid.

Komplikasi

Komplikasi demam tifoid dapat dibagi dalam :

1) Komplikasi : intestinal

a. Pendarahan usus

b. Perparasi usus

c. Ileus pamalitik

2) Komplikasi ekstraintestinal

a. Komplikasi kardiovaskuler ; kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis),

miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis.

b. Komplikasi darah : Anemia hemolitik, trombositopenia

c. Komplikasi paru : Pneumonia, empiema, dan pleuritis

d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis

e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis

Page 5: ASKEP DEMAM TIFOID

f. Komplikasi tulang : osteomielitis

g. Komplikasi neuropsikiatrik : meningitis, meningismus, delirium.

1.7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan demam tifoid yaitu :

1) Pemberian antibiotik untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran

kuman antibiotik yang dapat digunakan.

a. Kloromfenikol : dosis pertama 4 x 250 mg, kedua 4 x 500 mg

b. Ampisilin / amoksisilin ; dosis 50 – 150 mg/kg BB. Diberikan selama 2

mingu

c. Katrimoksazol ; 2 x 2 tablet

d. Setrafalosporin generasi II dan III

2) Istirahat dan perawatan profesional ; bertujuan mencegah komplikasi dan

mempercepat penyembuhan.

3) Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif)

Pertama pasien diberi diet bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya

nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien.

1.8. Prognosis

Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan

tubuh, jumlah dan virulensi salmonella.

Page 6: ASKEP DEMAM TIFOID

BAB II

LANDASAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

2.1. Asuhan Keperawatan

Menurut Depkes 1994 : 2 Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang

digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah untuk

mengkaji serta mendiagnosa masalah kesehatan klien, merumuskan tujuan yang

ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan

keperawatan.

2.1.1. Pengkajian

Merupakan tahap pertama dari proses keperawatan adalah mengumpul

kan data akurat dan sistematis akan membantu penentuan status klien,

serta merumuskan diagnosa keperawatan dalam pengumpulan data

penulis, menggunakan metode-metode yaitu metode wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik.

2.1.2. Diagnosa Keperawatan

Merupakan pertanyaan yang menjelaskan status keperawatan dalam

masalah aktual dan potensial. Perawat memakai proses perawatan dalam

mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk

mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien

yang ada tanggung jawabnya.

Page 7: ASKEP DEMAM TIFOID

Menurut St. Carolus, Suriadi dan Rita Yuliani, 2001 : 281 – 284 :

diagnosa keperawatan pada Typhus Abdominalis adalah :

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses terjadinya

penyakit

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake

makanan yang tidak adekuat.

3. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan intake

makanan yang tidak adekuat.

4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang

meningkat.

2.1.3. Perencanaan Keperawatan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan

aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi,

menghilangkan dan mencegah masalah keperawtan klien.

DP I. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses terjadinya

penyakit

Intervensi dan Rasionalisasi

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang demam

- Untuk mengetahui apakah keluarga mengerti tentang demam

2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, pernapasan

- Dengan mengobservasi vital sign berguna untuk mengetahui

keadaan umum dan perkembangan penyakit

Page 8: ASKEP DEMAM TIFOID

DP II Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan

intake makanan yang tidak adekuat.

Intervensi dan Rasionalisasi

1. Jelaskan manfaat makanan / nutrisi bagi klien

- Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi

2. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat

- Dengan memberikan makanan porsi kecil tapi sering dapat

memenuhi kebutuhan nutrisi

3. Timbang BB setiap hari

- Untuk mengetahui seberapa banyak penurunan berat badan klien

selama sakit.

DP III Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan

intake makanan yang tidak adekuat.

Intervensi dan Rasionalisasi

1. Kaji keadaan umum, pasien lemah, pucat, tachikardi, serta tanda-

tanda vital

- Menetapkan data dasar klien. Untuk mengetahui dengan cepat

penyimpangan dari keadaan normal.

2. Anjurkan klien untuk banyak minum

- Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan

tubuh

Page 9: ASKEP DEMAM TIFOID

DP IV Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang

meningkat

Intervensi dan Rasionalisasi

1. Berikan Kompres dingin pada daerah axila dan lipatan paha

- Kompres dingin akan membantu penurunan suhu panas

2. Cipatakan lingkungan yang tenang dan sejuk

- Dengan menciptakan lingkungan yang tenang diharapkan klien

dapat beristirahat dengan baik

3. Beri obat

- Untuk menurunkan suhu tubuh

2.1.4. Penatalaksanaan / Implementasi

Adalah : pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien.

Beberapa tujuan pada implementasi adalah sebagai berikut :

1. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana

2. Keterampilan interpersonasi, intelektual, teknik dilakukan dengan

cermat

3. Keamanan fisik dilindungi

4. Dokumentasi intervensi dan respon klien

Penatalaksanaan asuhan keperawatan pada klien “A” dengan Typhus

abdominalis dilakukan dengan perencanaan yang telah ada.

Page 10: ASKEP DEMAM TIFOID

2.1.5. Evaluasi

Evaluasi adalah : bagian terakhir dari proses keperawatan

DP I Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses terjadinya

penyakit

Evaluasi : Klien bebas dari demam ditandai

- Klien tidak gelisah lagi

- Suhu tubuh kembali normal

DP II Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake

makanan yang tidak adekuat.

Evaluasi : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

DP III Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan

dengan intake cairan yang tidak adekuat.

Evaluasi : Kebutuhan cairan elektrolit terpenuhi

DP IV Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang

meningkat

Evaluasi : Rasa nyaman terpenuhi

Page 11: ASKEP DEMAM TIFOID

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “A” DENGAN TYPHOID

DI RUANGAN EMERGENSI RUMAH SAKIT MUHAMMAD HOESIN

PALEMBANG

TAHUN 2008

A. Pengkajian

I. Identitas Klien

Nama : “A”

Umur : 27 tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Masuk : 30 – 12 – 2008

Tanggal pengkajian : 01 – 12 – 2008

Suku bangsa : Palembang

Diagnosa Medix : Typhoid

Alamat : Sry kembang Kec muarakuang Kob Ogan ilir

II. Penanggung Jawab

Nama : Tn “B”

Umur : 56 tahun

Agama : Islam

Page 12: ASKEP DEMAM TIFOID

Pekerjaan : Wira suwasta

Alamat : Sri kembang Kec muarakuang Kob Ogan ilir

Hub dengan klien : Anak kandung

III. Riwayat Penyakit

1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit

Klien mengeluh panas, muntah, pusing

2. Riwayat penyakit sekarang

Sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh demam, pusing, muntah,

klien sudah berobat ke poliklinik dan spesialis Rumah Sakit Pertamina.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pada waktu usia 8 bulan klien pernah sakit demam dan pernah berobat

di RS. Pertamina kemudian sembuh

4. Riwayat penyakit keluarga

Anggota keluarga tidk ada yang menderita penyakit tsb.

Genogram

Keterangan

Laki-laki Perempuan Klien

Page 13: ASKEP DEMAM TIFOID

IV. Diagnosa saat mauk Rumah Sakit

Typhoid Fever / Typhus Abdominalis

V. Pengkajian saat ini

1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Persepsi : klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya

Pemeliharaan ksehatan : klien mengatakan ingin sembuh dan pulang ke

rumah agar bisa bermain dengan adiknya.

Pola Kebiasaan Sehari-hari

No Aktivitas Sebelum MRS Setelah MRS

1 Pola Aktivitas

a.

Frekuensi

Bentuk

Jenis makanan

Napsu makan

b.

Frekuensi

Jenis

3 x sehari

padat

nasi putih, lauk

ada

6 gelas sehari

air putih + susu

3 x sehari

lunak

bubur, lauk

tidak ada

3 - 4 gelas sehari

air putih + susu

2. Pola Eliminasi

BAB : Biasa

BAK : Biasa

Page 14: ASKEP DEMAM TIFOID

3. Pola Istirahat

Frekuensi : 2 x

Lama tidur : siang 3 jam / malam 6 jam

4. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri

Mandi : Dibantu oleh orang lain

Makan : Dibantu

Berpakaian : Dibantu

BAB : Dibantu

BAK : Dibantu

VI. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Suhu : 38,50C

Nadi : 120x / mnt

Pernafasan : 24x/mnt

b. Kepala

Bentuk : Simetris

Keluhan yang berhubungan : pusing

c. Mata

Ukuran pupil : Isokor

Reaksi terhadap cahaya : normal

Konjungtiva : tidak pucat

Fungsi penglihatan : Normal

Page 15: ASKEP DEMAM TIFOID

d. Hidung

Reaksi alergi : klien tidak alergi

Pernah mengelami flu : pernah

e. Telinga

Bentuk : simetris

Fungsi pendengaran : baik/normal

f. Mulut

Kelainan : tidak ada

Fungsi perasa / pengecapan : baik

g. Kulit

Warna : sawo matang

Turgor : cukup / elastis

Kelainan : tidak ada

h. Pernafasan

Suara paru : Vesikuler

Pola napas : baik

Sputum : ada

i. Nutrisi

Jenis diit : Nasi bubur (diit lambung)

Nafsu makan : berkurang

Rasa mual dan muntah : Ada

Page 16: ASKEP DEMAM TIFOID

j. Therapy

IVFD RL gtt xx/mnt

Amoxycilin 3 x 1 Sdo

Ambroxol 3 x 1 Sdo

Paracetamol 3 x 1 Sdo

Byolicin 1 x 1 Sdo

Page 17: ASKEP DEMAM TIFOID

RENCANA KEPERAWATAN

Nama : “A”

Umur : 27 thn

Diagnosa Medik : Typhoid

TglDiagnosa

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

01-12-

2008

01-12-

2008

Gangguan rasa

nyaman

berhubungan

dengan suhu tubuh

yang meningkat

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

berhubungan

dengan intake

Tupan :

Klien bebas dari

demam dan rasa

nyaman tepenuhi

Tupen

Dalam waktu 3 x

24 jam suhu

tubuh kembali

normal

Kriteria, klien

tidak gelisah lagi

demam hilang

RR : 20x/mnt

N : 80x/mnt

S : 300C

Tupan :

Kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Tupen :

-

– tanda vital

sign

-

-

banyak

minum

-

manfaat

makanan

nutrisi bagi

klien

-

keadaan umum dan

perkembangan

klien

-

akan membantu

menurunkan suhu

tubuh

-

minum maka

cairan dalam tubuh

akan seimbang

-

pengetahuan klien

tentang nutrisi

Page 18: ASKEP DEMAM TIFOID

makanan yang

tidak adekuat

Dalam waktu 2 x

24 jam nafsu

makan klien

bertambah

Kiteria : Porsi

makan dapat

dihabiskan, rasa

mual hilang

-

makanan

dalam porsi

kecil tapi

sering dan

hangat

-

jumlah porsi

makanan yang

telah

dihabiskan

-

dengan tim

dokter dan

gizi dalam

pemberian

therapy

-

dah proses

perencanaan

-

pemenuhan nutrisi

bagi klien

-

penyembuhan

penyakit

Page 19: ASKEP DEMAM TIFOID

IMPLEMENTASI

Nama : “A”

Umur : 27 thn

Diagnosa : Typhoid

No

DP

Tgl dan

waktuTindakan Keperawatan dan respon

T.

Tangan

I

ii

01-12-2008

09.00 WIB

01-12-2008

11.00 WIB

- Mengobservasi tanda-

tanda vital sign Nadi, RR, dan Suhu

- Memberikan kompres

hangat pada daerah frontalis

- Menganjurkan klien

banyak minum

- Menganjurkan klien

tidak memakai pakaian yang tebal

- Menciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman

- Kolaborasi dengan tim

dokteri

- Menjelaskan manfaat

makanan nutrisi bagi klien

- Mengobsevasi klien

dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang telah

dihabiskan

- Memberikan makanan

dalam porsi kecil dan hangat

- Berkolaborasi dengan

Page 20: ASKEP DEMAM TIFOID

tim dokter dan ahli gizi

ANALISA DATA

Nama Pasien : “A”

Umur : 27 thn

Jenis Kelamin : Laki-laki

No. RM :0900133/230049

Diagnosa Medis : Typhoid

No DATA ETIOLOGI MASALAH

1

2

DS :

Klien (ibunya) menyatakan badan

anaknya panas dan kadang-kadang

merasa kedinginan, batuk pilek

DO :

Klien gelisah

Tanda vital sign : S : 38,50C, N :

120x/mnt, RR : 24x/mnt

DS :

Ibu lien menyatakan anak nya tidak

ada nafsu makan apabila dipaksaan

Demam typhoid disebabkan oleh

kuman salmonella typhi dan

edotoksin

mempengaruhi pusat hipotalamus

mengakibatkan gejala demam dan

peningkatan suhu tubuh

kuman typhoid disebabkan kuman

salmonella typhi

masuk ke dalam lambung maka

Peningkatan

suhu tubuh

Gangguan

pemenuhan

nutrisi tubuh

Page 21: ASKEP DEMAM TIFOID

akan mual dan muntah

DO :

Klien terlihat tidak ada nafsu makan

Porsi makan yang diberikan habis

1-4 sendok makan

BB Sblm MRS 12 Kg

BB Sdh MRS 10,5 Kg

TB : 90 cm

sekret asam lambung

mempengaruhi pusat medula

oblongata

terjadi muntah, nafsu makan

menurun.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : “A”

Umur : 27 thn

Diagnosa medis : Typhoid

NoTgl Masalah

Muncul

T.

TgnDiagnosa Keperawatan Tgl Teratasi ket

1

2

01-12-2008

01-12-2008

Gangguan rasa nyaman

berhubungan dengan suhu

tubuh yang meningkat

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

berhubungan dengan

intake makanan yang tidak

adekuat

02-12-2008

02-12-2008

Panas sudah

teratasi

Klien merasa

nyaman

Nafsu makan

bertambah

Page 22: ASKEP DEMAM TIFOID

CATATAN KEPERAWATAN

Nama pasien : “A”

Umur : 27 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

TglDiagnosa

KeperawatanPerkembangan T. Tgn

01-12-2008

01-12-2008

Gangguan rasa

nyaman

berhubungan

dengan suhu tubuh

yang meningkat

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

S :

Ibu klien mengatakan panas anaknya

mulai turun, batuk dan pilek berkurang

O : Tanda-tanda vital sign : N :

100x/mnt, RR : 24x/mnt, T : 36,80C

A : Masalah teratasi

P : Intervensi selesai karena pasien

pulang

S :

Klien menyatakan nafsu makan

bertambah dan tidak mual

Page 23: ASKEP DEMAM TIFOID

berhubungan

dengan intake

makanan yang

tidak adekuat

Ibu klien menyatakan anaknya sudah

ada nafsu makan dan muntah berkurang

O : Porsi makan yang disediakan dapat

dihabiskan

A : masalah teratasi

P : Intervensi selesai, pasien pulang

DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jilid 1. Fakultas Kedokteran VI.2001

Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Marilynn E. Doenges. Egc. 2000

Page 24: ASKEP DEMAM TIFOID