34
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA RUANGAN RAWAT : Bangsal Cendana TANGGAL DIRAWAT : 21 April 2012 I. IDENTITAS KLIEN Inisial : Tuan A ( L / P ) Tanggal Pengkajian : 21 Mei 2012 Umur : 43 Tahun RM No. : 0334678 Informan : Keluarga pasien, RM, observasi, II. ALASAN MASUK Keluarga menyatakan bahwa pasien Tn. A di rumah selalu mengurung diri di kamar dan beberapa kali pernah berusaha meninggalkan rumah. Keluarga sudah berusaha membujuk pasien untuk keluar dari kamarnya dan berkumpul dengan anggota keluarga yang lainnya dan sesekali keluar rumah untuk sosialisasi, akan tetapi pasien menolak dan tetap berada di kamarnya. Pasien selalu menyendiri, berdiam diri di kamar. Pasien menolak berhubungan dengan orang lain dan jarang melakukan kegiatan sehari-hari, hanya menyendiri. Pasien menyatakan sudah 1 bulan sebelum masuk RS jiwa berhenti minum obat karena di rumah tidak ada anggota yang mengurusi minum obat. Pasien kadang memuntahkan lagi obat yang diminum dan pasien malas minum obat sehingga pasien juga tidak pernah kontrol selama masa pemulihan di rumah. Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

askep jiwa isos

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep jiwa isos

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT : Bangsal Cendana

TANGGAL DIRAWAT : 21 April 2012

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tuan A ( L / P )

Tanggal Pengkajian : 21 Mei 2012

Umur : 43 Tahun

RM No. : 0334678

Informan : Keluarga pasien, RM, observasi,

II. ALASAN MASUK

Keluarga menyatakan bahwa pasien Tn. A di rumah selalu mengurung diri di kamar dan

beberapa kali pernah berusaha meninggalkan rumah. Keluarga sudah berusaha membujuk pasien

untuk keluar dari kamarnya dan berkumpul dengan anggota keluarga yang lainnya dan sesekali

keluar rumah untuk sosialisasi, akan tetapi pasien menolak dan tetap berada di kamarnya. Pasien

selalu menyendiri, berdiam diri di kamar. Pasien menolak berhubungan dengan orang lain dan

jarang melakukan kegiatan sehari-hari, hanya menyendiri.

Pasien menyatakan sudah 1 bulan sebelum masuk RS jiwa berhenti minum obat karena di

rumah tidak ada anggota yang mengurusi minum obat. Pasien kadang memuntahkan lagi obat

yang diminum dan pasien malas minum obat sehingga pasien juga tidak pernah kontrol selama

masa pemulihan di rumah.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya,

Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil

3. Pelaku/usia Korban/Usia Saksi/Usia

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 2: askep jiwa isos

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan 24

Kekerasan dalam keluarga 41

Tindakan criminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :

Keluarga pasien menyatakan 2 tahun yang lalu pasien pernah mengalami

gangguan jiwa dan dirawat di RS Jiwa karena merusak barang-barang di rumah.

Pasien kemudian pulang ke rumah setelah dirawat selama 6 bulan dan kontrol

rutin dengan minum obat yang diresepkan oleh dokter. Akan tetapi keluarga

mulai tidak mengawasi pasien minum obat sejak 2 bulan yang lalu sehingga

pasien berhenti minum obat. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena

keluarga menyatakan setelah keluar dari rumah sakit pasien masih sulit untuk

bersosialisasi dan selalu mengurung diri di kamar.

Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat aniaya fisik maupun seksual,

baik sebagai pelaku, korban maupun saksi. Keluarga mengatakan 2 tahun yang

lalu pasien pernah melakukan kekerasan rumah tangga yaitu merusak barang-

barang di rumah. Pasien menyatakan pernah mangalami penolakan saat ia masih

berusia 24 tahun, pasien tidak terlalu diterima di kelompok remaja di desanya.

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan, Isolasi sosial :

menarik diri

4. Adakah anggota keluarga mengalami gangguan jiwa

Ya Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan

sepupu pasien murung, pendiam, pernah menjalani terapi selama

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 3: askep jiwa isos

Jarang bicara 2 tahun saat berusia 40 th di

Merendahkan diri. RSJ akan tetapi tidak berhasil.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Keluarga pasien mengatakan saat masih usia 20 tahun, pasien kehilangan ibunya

yang sangat dekat dengannya karena kecelakaan lalu lintas. Saat itu pasien sangat

terpukul dan sedih. Pasien juga kurang mahir bersosialisasi sehingga di kelompok

remaja, saat umur 24 tahun pasien kurang diterima.

IV. FISIK

1. Tanda- tanda vital : TD : 130/100 mmHg S : 36,8o C N : 86x/mnt

P : 21x/mnt

2. Ukur : TB : 175 cm BB : 68 kg

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelasakan : pasien tidak mempunyai keluhan terkait kondisi fisiknya

Masalah keperawatan : -

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Tn. A , 48 th

Jelaskan : keluarga pasien mengatakan komunikasi dalam

keluarga berjalan dengan baik pada awal pernikahan meskipun pasien memang

tidak terlalu banyak bicara, akan tetapi sejak kembali dari dirawat di rumah sakit 2

tahun yang lalu komunikasi menjadi terhambat karena pasien cenderung

mengurung diri di kamar dan menjadi lebih pendiam. Pengambilan keputusan ada

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 4: askep jiwa isos

di tangan istri, akan tetapi keputusan akhir selalu dibicarakan dengan suami, tapi 3

tahun yang lalu kebanyakan keputusan diambil oleh istri. Pola asuh anak menurut

cara pandang istri karena suami merasa istri lebih paham cara mengasuh anak dan

kondisi suami tidak memungkinkan. Pada saat masih dengan orang tuanya dulu

pasien cenderung dimanja dan dituruti keinginannya oleh orang tua karena anak

terakhir.

Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal

2. Konsep diri

a. Gambaran diri : pasien menyatakan bahwa anggota tubuhnya baik-

baik saja.

b. Identitas : pasien merupakan kepala keluarga dan

seorang suami serta ayah. Pasien merasa puas dengan perannya di keluarga

karena istri dan anaknya menghormatinya. Di tempat kerjanya pasien diterima

dengan baik. Pasien merasa puas dengan perannya sebagai laki-laki karena

memang dalam keluarga pasien sering dimintai pendapat oleh istri, meski

keputusan lebih sering oleh istri.

c. Peran : pasien merupakan kepala keluarga yang

mempunyai peran mengambil keputusan terakhir, pasien juga bertugas mencari

nafkah untuk keluarga, akan tetapi istri yang memnuhi nafkah sejak pasien

mengurung diri di kamar.

d. Ideal diri : pasien ingin dirinya yang mencari nafkah

dan istrinya tinggal di rumah menjaga anak karena dia laki-laki dan kepala

keluarga. Pasien berharap dirinya mampu diterima dengan baik di lingkungan

dan bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa lebih berperan daripada istrinya.

e. Harga diri : pasien merasa dihargai di keluarganya, akan tetapi

pasien masih sedikit kaku dalam bersosialisasi. Pasien sedikit sedih karena

perannya lebih kecil daripada istrinya

Masalah Keperawatan : resiko HDR

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti : keluarga, terutama istri

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 5: askep jiwa isos

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien sesekali ikut kerja

bakti atau ikut pertemuan warga, tapi jarang sekali. Setelah pasien sering

mengurung diri di kamar pasien tidak pernah ikut lagi.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien merasa dirinya

terlalu kaku dan tidak mahir bersosialisasi, sehingga dalam berhubungan

dengan orang lain cenderung kaku dan menutup diri. Saat sakit pasien

terhambat dalam berhubungan dengan orang lain karena tidak keluar dari

kamarnya.

Masalah Keperawatan : isolasi sosial : menarik diri

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : pasien merupakan pemeluk

agama islam. Pasien menganggap jika ada gangguan jiwa maka dalam

masyarakat sudah menjadi hal biasa jika tidak akan diterima dengan baik

seperti ketika masih sehat.

b. Kegiatan ibadah : pasien tidak terlalu rajin dalam beribadah baik secara

individu atau berkelompok di masjid. Keluarga sering mengajak akan tetapi

pasien tidak terlalu berminat.

Masalah Keperawatan : -

VI. STATUS MENTAL.

1. Penampilan

Tidak rapih Penggunaan pakaian Cara berpakaian

Tidak sesuai seperti biasa

Jelaskan : pasien tidak rapi karena rambut pasien acak-acakan

dan baju pasien tidak rapi tersetrika, cenderung

menggulung dan terlipat-lipat.

Masalah Keperawatan : -

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 6: askep jiwa isos

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu

Memulai pembicaraan

Jelaskan : pasien bicara dengan pelan dan dengan menunduk.

Pasien tidak suka bicara terlalu panjang, pasien bicara

setalah ditanya, tidak memulai pembicaraan sendiri.

Pasien cenderung diam dan setiap ditanya, pasien

hanya menjawab pertanyaan dengan singkat.

Masalah Keperawatan : isolasi sosial : menarik diri

3. Aktivitas Motorik

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : pasien lesu dan cenderung tidak bersemangat. Saat

diajak komunikasi pasien menunduk dan kontak

mata pasien kurang. Pasien sedikit tegang dan

gelisah karena jarang berkomunikasi dan mengurung

diri di kamar.

Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal

4. Alam perasaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira

berlebihan

Jelaskan : pasien tampak putus asa karena hanya

menundukkan kepala dan cenderung diam. Pasien

tidak punya semangat.

Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal

5. Efek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 7: askep jiwa isos

Jelaskan : pasien cenderung bereaksi bila ada stimulus yang

kuat. Bila tidak ada stimulus yang berarti, pasien

hanya bereaksi seadanya dan kembali diam. Pasien

lebih sering melampiaskan emosi dengan merusak

barang daripada dengan marah-marah atau diskusi.

Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Definsif Curiga

Jelaskan : selama wawancara interaksi pasien kurang, kontak

mata kurang dan pasien tidak mau menatap mata

lawan bicara langsung, pasien lebih sering

menunduk.

Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan persepsi

Masalah Keperawatan : -

8. Proses Pikir

Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of idea Blocking Pengulangan

Pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan proses pikir,

pasien berbicara dengan jelas dan menjawab sesuai

pertanyaan dari perawat, meski menjawab tidak

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 8: askep jiwa isos

dengan cepat. Pasien tidak terlalu suka bicara jika

tidak ditanya.

Masalah Keperawatan : -

9. Isi pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Curiga

Nihilistie Sisip pikir Kontrol pikir

Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan isi pikir, pasien

bicara logis dan koheren. Pasien berbicara sesuai

fakta.

Masalah Keperawatan : -

10. Tingkat kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi waktu Tempat Orang

Jelaskan : pasien sadar dan bisa mengenali lingkungan

sekitarnya. Pasien komunikasi cukup baik meski

dengan menunduk dan kontak mata kurang.

Masalah Keperawatan : -

11. Memori

Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat

Jangka panjang jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan : pasien tidak memiliki gangguan daya ingat

atau memori. Pasien masih ingat tentang masa

lalu dan saat ini. Pasien bisa menjawab setiap

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 9: askep jiwa isos

pertanyaan yang diajukan berhubungan

dengan masa lalunya maupun keadaannya

saat ini.

Masalah Keperawatan : -

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu

Berhitung sederhana

Jelaskan : pasien perhatiannya tidak mudah teralih, saat

ditanya bisa menjawab dan jawaban sesuai, akan

tetapi kadang-kadang harus diulang pertanyaannya

karena pasien menundukkan kepalanya dan kurang

konsentrasi. Perawat berbicara dengan suara tegas

dan memulai pembicaraan agar pasien bisa

berkomunikasi.

Masalah Keperawatan : -

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : pasien masih mampu menilai dan mengambil

keputusan atas pilihan yang diajukan setelah

dijabarkan.

Masalah Keperawatan : -

14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang Menyalahkan hal-hal diluar

Diderita dirinya

Jelaskan : pasien menyatakan bahwa penyakitnya ini karena

dirinya tidak bisa bergaul dengan baik dan

berkomunikasi dengan baik. Ini dikarenakan saat ia

masih berumur 24 tahun di kelompok remaja di

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 10: askep jiwa isos

desanya tidak begitu menerimanya, sehingga dia

menjadi kaku dalam bersosialisasi. Oleh karena itu

saat ini dia tidak suka bersosialisasi, lebih sering di

rumah terutama mengurung diri di dalam kamar.

Pasien tahu bahwa dirinya ada masalah dalam

bersosialisasi dan tahu bahwa dirinya sedang

menjalani terapi.

Masalah Keperawatan : -

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB / ABK

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : pasien makan sendiri dengan menggunakan piring

dan sendok. Pasien makan 2 kali sehari satu entong

dengan lauk dan sayur, nafsu makan tidak terlalu

baik, pasien suka berbagai jenis makanan tapi tidak

terlalu suka pedas dan santan. Pasien minum air putih

atau teh.

Masalah Keperawatan : -

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian / berhias

Bantuan minimal Bantuan total

5. Istirahat dan tidur

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 11: askep jiwa isos

Tidur siang lama : 12.30 s/d 15.00

Tidur malam lama : 22.00 s/d 05.00

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunan obat

Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan lanjutan Ya Tidak

Perawatan pendukung Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya Tidak

Menjaga kerapian rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya Tidak

Pengaturan keuangan

Ya Tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain - lain Ya Tidak

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 12: askep jiwa isos

Jelaskan : pasien tidak melakukan kegiatan di luar rumah

karena pasien selalu mengurung diri di kamar

Masalah Keperawatan : isolasi sosial : menarik diri

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat / berlebihan

Tekhnis relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olah Raga Mencederai diri

Lainnya: - Lainnya: diam, mengurung diri

Masalah Keperawatan: isolasi sosial : menarik diri

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : pasien menyatakan dulu

kurang diterima di kelompok remaja seusianya saat masih di desanya.

Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : pasien menyatakan dirinya

tidak terlalu sering bersosialisasi dengan orang di lingkungannya. Pasien

merasa orang yang sakit masti akan diperlakukan beda.

Masalah dengan pendidikan, spesifik : -

Masalah pekerjaan, spesifik : Pasien menyatakan tidak lagi bekerja karena

selalu di kamar.

Masalah dengan perumahan, spesifik: -

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 13: askep jiwa isos

Masalah ekonomi, spesifik: -

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : -

Masalah lainya, spesifik : -

Masalah Keperawatan: isolasi sosial : menarik diri

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan,

lainnya

Masalah Keperawatan: Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif

Analisis Data

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 14: askep jiwa isos

Tanggal/jam Data Masalah

21/05/2012

08.30

Subjektif:

Keluarga pasien mengatakan pasien selalu

mengurung diri di kamar

Objektif :

Pasien selalu diam

Kontak mata pasien kurang saat interaksi

Pasien selalu menyendiri, berdiam diri di kamar

Pasien menolak berhubungan dengan orang lain

Pasien jarang melakukan kegiatan sehari-hari, hanya

menyendiri

Setiap ditanya, pasien hanya menjawab pertanyaan

dengan singkat.

Isolasi sosial

21/05/2012

09.00

Subjektif :

Pasien sudah 1 bulan sebelum masuk RS jiwa

berhenti minum obat

Pasien mengatakan di rumah tidak ada anggota yang

mengurusi minum obat

Pasien kadang memuntahkan lagi obat yang

diminum

Pasien menyatakan malas minum obat

Objektif :

Pasien tidak pernah kontrol selama masa pemulihan

di rumah

Penatalaksanaan

regimen terapeutik

inefektif

21/05/2012

09.30

Subjektif :

Keluarga pasien menyatakan pasien pernah merusak

barang-barang di rumah

Pasien lebih sering melampiaskan emosi dengan

merusak barang daripada dengan marah-marah atau

diskusi.

Objektif :

Resiko perilaku

kekerasan

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 15: askep jiwa isos

Ekspresi muka tumpul

Sikap pasien kaku

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosis Medik : Gangguan Mental Organik

Terapi Medik : Haloperidol 1x1

Chorpramozin 2x1

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

Isolasi sosial : mengurung diri

Penatalaksanaan regimen terapi inefektif

Resiko perilaku kekerasan

Hambatan komunikasi verbal

Resiko HDR

XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Isolasi sosial: mengurung diri berhubungan dengan koping individu inefektif

Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif berhubungan dengan konflik keluarga

Resiko perilaku kekerasan

Senin, 21 Mei 2012

Kelompok 6

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 16: askep jiwa isos

INISIAL KLIEN : T. A RUANGAN : Cendana RM NO : 0334678

Diagnosa

Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Kriteria

Evaluasi

Intervensi

Keperawatan

Rasional

Isolasi

Sosial

Tujuan

umum:

Pasien

dapat

berinteraksi

dengan

orang lain

Tujuan

Khusus :

1. Pasien

dapat

membina

hubungan

saling

percaya.

2.Pasien

dapat

melaksan

akan

hubungan

sosial

secara

bertahap

3.Pasien

mampu

menjelask

an

1.pasien

menunjukkan

tanda-tanda

percaya kepada

/ terhadap

perawat:

Wajah

cerah,

tersenyum

Mau

berkenala

n

Ada

kontak

mata

Bersedia

mencerita

kan

perasaan

Bersedia

mengungk

apkan

masalahn

ya

2.Pasien dapat

melaksanakan

hubungan sosial

secara bertahap

a. Beri salam setiap

berinteraksi.

b. Perkenalkan

nama, nama

panggilan perawat

dan tujuan

perawat

berkenalan

c. Tanyakan dan

panggil nama

kesukaan pasien

d. Tunjukkan sikap

jujur dan

menepati janji

setiap kali

berinteraksi

e. Tanyakan

perasaan pasien

dan masalah yang

dihadapi pasien

f. Buat kontrak

interaksi yang

jelas

g. Dengarkan

dengan penuh

perhatian ekspresi

perasaan pasien

h. Observasi

a. Salam merupakan

awal dari suatu

komunikasi

b. Perkenalan perawat

merupakan awal

menciptakan

hubungan

kepercayaan

c. Panggilan kesukaan

pasien menimbulkan

minat pasien

berkomunikasi

karena familiaritas.

d. Kejujuran

memunculkan trust

dari pasien

e. Masalah yang

diketahui bisa

diidentfikasi

penyelesaiannya

f. Kontrak yang jelas

menjadikan interaksi

berjalan sesuai dan

teratur

g. Minat perawat

dalam

mendengarkan

pasien menmberikan

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 17: askep jiwa isos

perasaann

ya setelah

berhubun

gan

sosial.

dengan:

Perawat

Perawat

lain

Pasien

lain

Kelompok

3.Pasien dapat

menjelaskan

perasaannya

setelah

berhubungan

sosial dengan :

Orang

lain

Kelompok

perilaku pasien

saat berhubungan

sosial

i. Beri motivasi dan

bantu pasien

untuk berkenalan /

berkomunikasi

dengan :

Perawat lain

Pasien lain

Kelompok

j. Diskusikan jadwal

harian yang dapat

dilakukan untuk

meningkatkan

kemampuan pasien

bersosialisasi

k. Beri motivasi

pasien untuk

melakukan

kegiatan sesuai

dengan jadwal yang

telah dibuat.

l. Beri pujian

terhadap

kemampuan pasien

memperluas

pergaulannya

melalui aktivitas

yang dilaksanakan.

m. Diskusikan dengan

pasien tentang

perasaannya

kesan perhatian

sehingga pasien

akan lebih terbuka.

h. Perilaku pasien bisa

digunakan sebagai

bantuan identifikasi

masalah.

i. Latihan komunikasi

bisa membantu

kelancaran pasien

berkomunikasi di

tahapan lanjutan

j. Jadwal harian

menjadikan acuan

latihan kemampuan

berkomunikasi agar

menjadi biasa dan

lancar saat terjun di

masyarakat

k. Jadwal yang

dipatuhi menjadikan

proses latihan lebih

lancar dan teratur

sehingga hasil akan

muncul lebih cepat

l. Pujian dapt

memberikan

semangat pasien dan

menjadikan pasien

mengulangi hal yang

baik tersebut untuk

kelancaran

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 18: askep jiwa isos

setelah

berhubungan sosial

dengan :

Orang lain

Kelompok

n. Beri pujian

terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

komunikasi

m. Respon perasaan

pasien penting untuk

menunjukkan

kemajuannya dalam

berkomunikasi

n. Pujian penting untuk

menjadikan pasien

lebih terbuka dalam

mengungkapkan

perasaannya

sehingga terbina

trust dan masalah

dapat diketahui.

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama ): Isolasi Sosial

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 19: askep jiwa isos

II. Proses terjadinya masalah : sejak dua bulan yang lalu pasien putus obat karena tidak

ada keluarga yang mengawasi. Pasien selalu mengurung diri di kamar dan tidak mau

bersosialisasi di masyarakat. Pasien diam dan kontak mata jarang saat berkomunikasi.

III. A. Pohon masalah

Akibat

Core Problem

Penyebab

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :

1. isolasi sosial

2. penatalaksanaan regimen terapi inefektif

3. resiko perilaku kekerasan

IV. Diagnosa keperawatan :

A. Isolasi sosial: mengurung diri berhubungan dengan koping individu inefektif

B. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif berhubungan dengan konflik keluarga

C. Resiko perilaku kekerasan

V. Rencana tindakan keperawatan

INISIAL KLIEN : T. A RUANGAN : Cendana RM NO : 0334678

Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Kriteria Intervensi Rasional

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Isolasi Sosial

Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif

RPK

Page 20: askep jiwa isos

Evaluasi Keperawatan

Isolasi

Sosial

Tujuan

umum:

Pasien

dapat

berinteraksi

dengan

orang lain

Tujuan

Khusus :

4. Pasien

dapat

membina

hubungan

saling

percaya.

5.Pasien

dapat

melaksan

akan

hubungan

sosial

secara

bertahap

6.Pasien

mampu

menjelask

an

perasaann

ya setelah

berhubun

4.pasien

menunjukkan

tanda-tanda

percaya kepada

/ terhadap

perawat:

Wajah

cerah,

tersenyum

Mau

berkenala

n

Ada

kontak

mata

Bersedia

mencerita

kan

perasaan

Bersedia

mengungk

apkan

masalahn

ya

5.Pasien dapat

melaksanakan

hubungan sosial

secara bertahap

dengan:

Perawat

Perawat

o. Beri salam setiap

berinteraksi.

p. Perkenalkan

nama, nama

panggilan perawat

dan tujuan

perawat

berkenalan

q. Tanyakan dan

panggil nama

kesukaan pasien

r. Tunjukkan sikap

jujur dan

menepati janji

setiap kali

berinteraksi

s. Tanyakan

perasaan pasien

dan masalah yang

dihadapi pasien

t. Buat kontrak

interaksi yang

jelas

u. Dengarkan

dengan penuh

perhatian ekspresi

perasaan pasien

v. Observasi

perilaku pasien

saat berhubungan

sosial

o. Salam merupakan

awal dari suatu

komunikasi

p. Perkenalan perawat

merupakan awal

menciptakan

hubungan

kepercayaan

q. Panggilan kesukaan

pasien menimbulkan

minat pasien

berkomunikasi

karena familiaritas.

r. Kejujuran

memunculkan trust

dari pasien

s. Masalah yang

diketahui bisa

diidentfikasi

penyelesaiannya

t. Kontrak yang jelas

menjadikan interaksi

berjalan sesuai dan

teratur

u. Minat perawat

dalam

mendengarkan

pasien menmberikan

kesan perhatian

sehingga pasien

akan lebih terbuka.

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 21: askep jiwa isos

gan

sosial.

lain

Pasien

lain

Kelompok

6.Pasien dapat

menjelaskan

perasaannya

setelah

berhubungan

sosial dengan :

Orang

lain

Kelompok

w. Beri motivasi dan

bantu pasien

untuk berkenalan /

berkomunikasi

dengan :

Perawat lain

Pasien lain

Kelompok

x. Diskusikan jadwal

harian yang dapat

dilakukan untuk

meningkatkan

kemampuan pasien

bersosialisasi

y. Beri motivasi

pasien untuk

melakukan

kegiatan sesuai

dengan jadwal yang

telah dibuat.

z. Beri pujian

terhadap

kemampuan pasien

memperluas

pergaulannya

melalui aktivitas

yang dilaksanakan.

aa.Diskusikan dengan

pasien tentang

perasaannya

setelah

berhubungan sosial

dengan :

v. Perilaku pasien bisa

digunakan sebagai

bantuan identifikasi

masalah.

w. Latihan komunikasi

bisa membantu

kelancaran pasien

berkomunikasi di

tahapan lanjutan

x. Jadwal harian

menjadikan acuan

latihan kemampuan

berkomunikasi agar

menjadi biasa dan

lancar saat terjun di

masyarakat

y. Jadwal yang

dipatuhi menjadikan

proses latihan lebih

lancar dan teratur

sehingga hasil akan

muncul lebih cepat

z. Pujian dapt

memberikan

semangat pasien dan

menjadikan pasien

mengulangi hal yang

baik tersebut untuk

kelancaran

komunikasi

aa. Respon perasaan

pasien penting untuk

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012

Page 22: askep jiwa isos

Orang lain

Kelompok

bb. Beri pujian

terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

menunjukkan

kemajuannya dalam

berkomunikasi

bb.Pujian penting untuk

menjadikan pasien

lebih terbuka dalam

mengungkapkan

perasaannya

sehingga terbina

trust dan masalah

dapat diketahui.

Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012