Upload
aan-aremania
View
175
Download
27
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rsj lawang
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA SDR “S” DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUMAH SAKIT JIWA RADJIMAN WIDIODININGRAT LAWANG
Eko purnomo08.02.01.0355
Program Study : Profesi Ners
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan ini disusun dalam rangka Praktik Profesi Ners S.1 Ilmu Keperawatan
pada tanggal 25 Februari 2013 sampai dengan 09 maret 2013 di ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa
dr. Radjiman Widiodiningrat Lawang – Malang
Malang, 09 maret 2013
Mahasiswa
Eko Purnomo08.02.01.0355
Telah Dipriksa Dan Disetujui Oleh:
Pembimbing Akademik
(________________________)
Pembimbing Klinik
(_________________________)
Mengetahui,
Kepala Ruang Perkutut
RSJ dr. Radjiman Widiodiningrat
(______________________________)
ASUHAN KEPERAWATAN
RUANG RAWAT..................................... TANGGAL DIRAWAT.....................................
I. Identitas Klien
Initial : sdr “ S “ Tanggal Pengkajian : 25.02.2013
Umur : 22 thn No. RM : 08.03.49
II. Alasan Masuk
Data primer :
Klien mengatakan mengamuk di rumah dan memukul bapaknya
Data sekunder:
Marah – marah, mudah tersinggung
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang Lebih sakit mulai tahun 2010, sekarang masuk rumah sakit jiwa (MRSJ) yang ke-6.
Masuk rumah sakit jiwa yang ke-5 klien pulang sembuh, klien kontrol rutin dan minum
obat. Klien kambuh kurang lebih 3 hari yang lalu, ngamuk dan bicara sendiri akhirnya oleh
keluarga dibawa ke RSJ Lawang. Riwayat kejang umur 2 thn.
IV. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Data primer:
Klien mengatakan pernah masuk rumah sakit jiwa lawang sejak 2010
Sekunder:
Klien MRSJ yang ke-6
2. Pengobatan Sebelumnya
Data primer:
Klien mengatakan pernah masuk rumah sakit jiwa yang ke-5 sembuh, rutin kontrol dan
minum obat.
Data sekunder:
Klien masuk rumah sakit jiwa yang ke-5 sembuh, klien kontrol rutin dan minum obat.
3. Trauma
Data primer:
Klien mengatakan pernah ditangkap polisi karena menabrak motor polisi.
Data sekunder:
Marah-marah mudah tersinggung.
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Data primer:
Klien mengatakan tidak ada keluarg yang mengalami gangguan jiwa.
Data sekunder:
Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Data primer:
Klien mengatakan takut polisi karena pernah ditangkap polisi.
V. Fisik
1. Tanda-Tanda Vital : TD: N: S: P:
2. Ukur : TB: BB:
3. Keluhan Fisik
VI. Psikososial
1. Genogram
Ket :
Laki – laki
Wanita
Orang terdekat
Usia
Meninggal dunia
Tinggal serumah
Penjelasan
Klien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan ketiga adiknya, klien mengatakan
kedua orang tuanya sangat menyayanginya orang yang paling terdekat adalah bapaknya karena
klien selalu bercerita tentang masalahnya kepada bapaknya. Pengambil keputusan dalam keluarga
adalah ayah.
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan suka pada semua anggota tubuhnya karena tubuhnya sangat kuat,
klien mengatakan anggota tubuh yang paling disukai adalah alat vitalnyakarena bisa
nyetrum.
22
b. Identitas diri
Klien mengatakan pernah bekerja di rental Playstation dan menjaga toko milik
pakdenya, klien mengatakan senang dengan pekerjaannya karena dapat uang untuk
membantu orang tua, beli HP, beli rokok, dan beli jajan. Klien mengatakan bangga
sebagai orang laki – laki karena tubuhnya kuat.
c. Peran
Klien mengatakan sebelumnya pernah bekerja di rental playstation milik pakdenya
untuk membantu meringankan ekonomi orang tua.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh biar bisa cepat pulang karena ingin bertemu
keluarga di rumah dan bekerja.
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak merasa malu dengan dirinya karena masyarakat sekitar
menerima kondisinya.
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat
Klien mengatakan bila ada masalah klien selalu bercerita kepada keduaorang tuanya
terutama pada bapaknya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Sebelum MRS : klien mengatakan sering ngumpul bersama teman – temannya
dirental playstation.
MRS : klien mengatakan sering mengajak teman – temannya ngobrol.
c. Hambatan hubungan dengan orang lain.
Sebelum MRS : klien mengatakan dirumah mempunyai banyak teman.
MRS : klien mengatakan di ruang perkutut klien mempunyai banyak teman
dan klien mengenal semua pasien di ruang perkutut.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, jarang sholat karena malas. Menurut pandangan
agama klien, orang gangguan jiwa adalah orang yang tidak pernah sholat.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan malas sholat.
VII. Status mental
1. Penampilan
Kurang rapi. Pakaian bersih, pakaian sesuai, memakai baju dan celana, kera baju tidak
terlipat dengan bail, gigi kotor ada sisa makanan yang menempel, kuku jari tangan dan
kaki pendek tapi kotor.
2. Pembicaraan
Klien mampu menjawab semua pertanyaan, jawaban cepat dan keras. Jawaban sesuai
tapi lama – lama ngelantur.
3. Aktifitas motorik
Klien terlihat mondar - mandir, saat diberi pertanyaan klien selalu mengakhiri
pertanyaan tanpa alasan yang jelas.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih karena merasa bersalah pada bapaknya, klien ingin minta maaf
karena pernah memukul bapaknya.
5. Afek dan emosi
Adekuat. Terbukti saat klien ditanya tentang masa lalunya klien menangis karena merasa
berdosa pada bapaknya, kemudian klien gembira saat ditanya tentang masa lalu dengan
pacarnya.
6. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, saat wawancara ada kontak mata dan suka mengakhiri pertanyaan
tanpa alasan yang jelas.
7. Persepsi
Klien mengatakan sering mengamuk dan marah-marah di rumah. Saat dirumah sakit
klien mengatakan sudah tenang.
8. Proses fikir
a. Arus fikir
Klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan jawaban yang sesuai tapi lama
– lama jawaban klien ngelantur.
b. Isi fikir
Klien mengatakan ingin pulang karena ingin bertemu keluarganya.
c. Bentuk fikir
Non realistic, dibuktikan klien mengatakan sakti punya ilmu kebal.
9. Tingkat kesadaran
Kesadaran composmentis, GCS 456 dimana klien mampu menjawab pertanyaan
perawat, mampu melakukan aktivitas. Klien juga tidak mengalami gangguan orientasi
baik waktu, tempat, orang, terbukti saat ditanya “mas sekarang jam berapa?” klien
menjawab jam 10.00, “pagi, sore, atau malam?” klien menjawab pagi. Saat ditanya “mas
sekarang berada dimana?” klien menjawab di rumah sakit jiwa Lawang. Namun
kesadaran klien berubah, terbukti saat wawancara klien masih ngelantur.
10. Memori
Tidak ada masalah dengan daya ingat jangka panjang, pendek maupun saat ini terbukti
klien mampu menceritakan masa lalunya, saat ditanya “mas dulu masuk sini tahun
berapa?” klien menjawab “2010”. Saat ditanya “mas sudah berapa kali disini, klien
menjawab sudah 6 kali mas”.
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi klien baik terbukti saat klien disuruh membaca tulisan “TAHUN” dari arah
kanan klien mampu menjawab “NUHAT”. Kemampuan berhitung klien baik, terbukti
saat ditanya “mas 3 x 7 + 9 x 3 berapa ? klien menjawab 90
12. Kemampuan penilaian
Klien mengalami gangguan ringan terbukti saat ditanya “mas rambutnya kok di potong
sebelah ?” klien menjawab “ biar ganteng mas, kemudian perawat menjelaskan
rambutnya di potong pendek aj biar rapi kemudian klien berpikir sejenak dan menjawab
“ iya mas biar ganteng
13. Daya tilik diri
Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, terbukti saat ditanya klien mengatakan
dirinya memang dirinya sedang sakit jiwa, dan sekarang sedang berobat disini.
VIII. Kebutuhan pasien pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan sehari – hari
a. Pakaian
Klien mampu melepas pakaiannya sendiri dan menaruhnya di tempat pakaian kotor.
b. Makan
Klien mampu makan sendiri, makan memakai sendok. Klien makan bersama teman
– temannya di meja makan.
c. BAB dan BAK
Klien mampu BAK dan BAB secara mandiri di kamar mandi dan klien mampu
membersihkan kamar mandi setelah BAK dan BAB secara mandiri.
d. Mandi
Klien mampu mandi secara mandiri dikamar mandi, memakai sabun dan gosok gigi
setelah mandi klien mengeringkan memakai handuk.
e. Istirahat tidur
Klien mengatakan tidur jam 21.00 sampai jam 03.00 kemudian tidur lagi sampai jam
6. Tidur siang jam 13.00 samapai jam 15.00
f. Penggunaan obat
Klien minum obat yang diberikan perawat.
2. Klien memiliki sistem pendukung
Klien mengatakan saat di rumah sering dinasehati oleh teman dan bapaknya. Jika ada
masalah klien selalu minta pendapat pada bapaknya. Saat di rumah sakit klien
mengatakan pendukungnya perawat, mahasiswa praktek dan teman – teman sesama
pasien
3. Klien menikmati saat bekerja
Klien mengatakan puas dan senang terhadap pekerjaannya karena dapat mendapatkan
gaji, dirumah sakit klien membantu kegiatan rutin cuci piring dan ngepel lantai.
4. Kegiatan didalam rumah
Klien mengatakan saat dalam rumah sering nyapu dan merapikan tempat tidur.
5. Kegiatan diluar rumah
Klien bermain bola bersama teman – temannya.
IX. Mekanisme koping
Klien mengatakan jika mempunyai masalah klien selalu bercerita pada bapaknya.
X. Masalah psikososial dan lingkungan
1. Masalah berhubungan dengan dukungan sosial
Klien mengatakan orang tuanya sangat menyayangi klien, tidak pernah memukul klien
dan selalu menasehati klien.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan sosial
Klien mengatakan di rumah banyak teman, klien sering bermain playstation bersama
teman – temannya.
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan
Klien mengatakan ketika sekolah temannya banyak, jarang berselisih dengan teman
yang lain. Tidak ada aniaya fisik ataupun seksual dalam sekolahnya.
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan
Klien mengatakan sebelum dirawat klien bekerja di rental Playstation milik pakdenya.
Klien juga mengatakan tidak ada permusuhan dengan tetangga.
5. Masalah berhubungan dengan perumahan
Klien tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi
Klien mengatakan bekerja mencari uang karena orang tuanya tidak punya uang.
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan bila ada keluarga yang sakit selalu dibawa ke rumah sakit.
8. Masalah berhubungan dengan system hukum
Klien mengataka tidak pernah terlibat kriminal.
XI. Aspek pengetahuan
Klien mengatakan orang gangguan jiwa merupakan orang yang keinginannya belum tercapai
karena psikisnya kurang.Klien juga mengatakan orang dengan gangguan jiwa perlu
mendapatkan pengobatan dan perlu dirawat di rumah sakit jiwa.
XII. Aspek medis
1. Diagnosa medis
Skizofrenia Hebrifenik Periode Pengamatan Kurang Dari 1 Tahun (F20.1.9)
2. Terapi medis
- Tablet haloperidol 5mg 1-0-1
- Tablet CPZ 100mg 0-0-1/2
XIII. Analisa data
No Data Diagnosa Keperawatan
1 DS:
- Klien mengatakan pernah dirawat di RSJ radjiman
- Klien mengatakan sejak pulang dari RSJ radjiman klien
kontrol rutin dan minum obat.
- Dari status, klien pernah dirawat di RSJ radjiman tapi
melarikan diri, klien control dua kali dan 2 minggu ini
obat selalu dibuang.
DO:
-
Penatalaksanaan regimen
terapeutik in efektif
2
DS:
- Klien mengatakan tidak pernah mengalami baik aniaya
fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam
keluarga maupun tindakan kriminal.
- Menurut status, klien dirumah sering ngamuk – ngamuk,
dan sempat membakar rumah.
DO:
- Pembicaraan kasar jika menceritakan saudaranya
Resiko tinggi perilaku
kekerasan
3 DS:
- Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan adalah pernah menabrak anak kecil
sampai meninggal.Klien mengatakan sedih kalau
mengingat kejadian itu.
DO:
- Klien tampak sedih saat menceritakan tentang
Berduka disfungsional
pengalaman yang tidak menyenangkan
4 DS:
- Klien mengatakan mampu mandi sendiri tapi satu hari
klien Cuma mandi satu kali dan keramas tidak memakai
shampo.
DO:
- Klien terlihat kurang rapi
- klien tidak memakai pakaian tapi kerak baju tidak
terlipat
- Gigi kotor, ada sisa makanan di sela – sela giginya
- Kuku jari tangan kotor dan panjang.
Defisit perawatan diri
5 DS: -
DO:
- Klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan
cepat, keras dan sesuai, namun lama – lama jawaban
klien ngelantur
- Klien kooperatif dan kontak mata tajam tapi klien suka
mengakhiri pembicaraan dengan alasan males.
Kerusakan komunikasi
6 DS:
- Klien mengatakan malas diajak ngobrol.
DO:
- Klien terlihat tegang
- Klien hanya berbaring di tempat tidur
- Klien mondar mandir
Hambatan aktivitas
7 DS:
- Klien mengatakan sedih karena tidak krasan berada
dirumah sakit
DO:
- Klien terlihat sedih
- Klien terlihat jarang berkomunikasi dengan sesama
pasien
Ketidak Berdayaan
8 DS:
- klien mengatakan bahwa dia orang terhebat sedunia
karena dalam tubuh klien berisi mesin dan bom.
DO:
- Klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan
Gangguan proses pikir
jawaban yang sesuai tapi lama – lama jawaban klien
ngelantur
- Kesadaran klien berubah
- Klien mengalami gangguan penilaian ringan
XIV. Diagnosa keperawatan
1. Penatalaksanaan regimen terapeutik in efektif
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan
3. Berduka disfumgsional
4. Defisit perawatan diri
5. Kerusakan komunikasi
6. Hambatan aktiviats
7. Ketidakberdayaan
8. Gangguan proses pikir
XV. Pohon masalah
XVI. Prioritas diagnosa keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
Berduka disfungsional
Defisit perawatan diriHalusinasi Pendengaran
Resiko tinggi Perilaku Kekerasan
Gangguan proses pikir
Kerusakan Komunikasi
XVII. Rencana Asuhan Keperawatan
NoDiagnosa
keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1 Resiko perilaku kekerasan
Pasien mampu: Membina hubungan
saling percaya dengan perawat
Mengidentifikasi penyebab dan tanda perilaku kekerasan
Menyebutkan jenis perilaku kekerasan dilakukan
Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
Setelah 1 kali pertemuan klien mampu: Membina hubungan saling
percaya dengan perawat Menyebutkan
penyebab,tanda,gejala dan akibat perilaku kekerasan
Memperagakan cara fisik 1 untuk mengontrol perilaku kekerasan.
SP 1 Bina hubungan saling
percaya dengan klien Identifikasi penyebab, tanda
dan gejala serta akibat perilaku kekerasan
Latih cara fisik :tarik nafas dalam
Masukkan dalam jadwal harian pasien
Mampu memudahkanPerawat dalam mengeksplor perasaan klien.Pertanyaan terbuka untuk mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan agar interaksi berikutnya lebih mudahMampu mengontrol perilaku kekerasan
Setelah 2 kali interaksi klien mampu: Menyebutkan kegiatan yang
sudah dilakukan Memperagakan cara fisik
untuk mengontrol perilaku kekerasan.
SP 2 Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1) Latih cara fisik 2: pukul
kasur atau bantal Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Mampu mengotrol perilaku kekerasan dengan cara mengalihkannya dengan memukul-mukul bantal atau kasur
Setelah 3 kali interaksi klien mampu: Menyebutkan kegiatan yang
sudah dilakukan Memperagakan cara spiritual
untuk mengontrol perilaku kekerasan.
SP 3 Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1 dan SP 2) Latih cara spiritual:berdoa
dan sholat Menolak dengan baik Memintak dengan baik. Mengungkapkan dengan
Mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual yaitu mengalihkannya dengan mengaji dan sholat
baik Masukkan dalam jadwal
harian pasienSetelah 4 kali interaksi klien mampu: Menyebutkan kegiatan yang
sudah dilakukan Memperagakan cara patuh
obat
SP 4 Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1, SP 2, dan SP 3) Latih cara patuh obat:minum
obat secara teratur dengan prinsip 5 benar,minum obat secara teratur
Masukan dalam jadwal harian pasien
Obat-obatan mempunyai fungsi langsung terhadap aspek medis klien
XVIII. Implementasi dan evaluasis
No Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi TTD
1. 25-2-1312.30
Resiko perilaku kekerasan
SP 11. Membina Hubungan Saling Percaya
- Mengucapkan salam terpeutik“Assalamu’alaikum,selamat siang mas?”
- Memperkenalkan diri dan menanyakan identitas pasien“Perkenalkan mas nama saya eko purnomo mahasiswa dari STIKES Muhammadiyah Lamongan yang akan praktek disini, nama mas siapa?” “biasanya dipanggil apa?”“mas “S” ya,siapa nama saya tadi?”
2. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan“Coba ceritakan bagaimana mas kok bisa dibawah kesini?”“kenapa mas kok bisa melakukan demikian”
“Apakah sampai sekarang mas masih suka marah – marah ?”“Mas, marah-marah terus itu tidak baik apa lagi sama saudara sendiri, itu namanya perilaku kekerasan, kalau marah-marah terus tadi namanya apa pak?
3. Melatih mengontrol perilaku kekerasan dengan
S:“Wa’alaikumsalam”
“Nama saya Samsul hadi, biasa dipanggil samsul”
“Mas eko”
“Dirumah saya marah-marah dan memukul bapak”
“karena saya mudah tersinggung, dalam hati saya ingin marah – marah terus ”
“Ya tentu saja saya masih suka marah – marah ”
cara fisik“Mas marah-marah terus sama orang kan tidak baik, lain kali kalau pengen marah-marah lagi sama orang jangan lampiaskan sama orangnya langsung tapi berlatihlah anda untuk melakukan nafas dalam,insya allah dengan cara seperti itu akan mengurangi kemarahan anda?”“Jangan turuti hawa nafsu setan mas,kalau anda turuti terus berarti anda kalah sama syetan”“Mangkanya lain kali kalau pengen marah lagi jangan diturutiSekarang cara itu masukkan dalam kegiatan sehari-hari masYa sudah,hari ini kan kita sudah kenal,siapa nama saya tadi mas?Ya pintar, ya sudah tadi kita mempelajari apa mas?Baiklah, sekarang mas istirahat dulu, besok kita berbincang lagi ya,,terima kasih mas,
“Perilaku kekerasan”
“hati saya seperti setan mbak, mudah tersinggung”
Ya tidak bisa toh masi kuatan saya
dari pada syetan,
iya
iya
mas eko
cara mengontrol marah, sudah saya mau tidur jangan ganggu saya
ok.
O:
- klien mau menjawab salam- klien mau berjabat tangan- klien mau memperkenalkan
dirinya- kontak mata ada- klien mengerti penjelasan
perawatA:
- SP 1 tercapai P:
Pasien:
- Menganjurkan untuk latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik.
- Menganjurkan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Perawat
- Lanjutkan SP 2
SP 21.Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) Selamat pagi mas, bagaimana perasaanya hari ini?Masi ingat sama saya mas?Nama saya ?….Ok betul sekali,kita ngobrol-ngobrol sebentar ya mas,Iya mas saya Cuma sebentar saja kok,oh iya gimana kemarin sudah dicoba belum cara mengontrol emosi?Mas sudah mencoba mengontrol berapakali?Bagus berarti mas sudah bisa mengontrol perilaku kekerasan
Pagi,perasaan saya hari ini tenang
Mas eko kan?Iya mas ekoIya tapi jangan lama-lama
Sudah, sekarang sudah g marah lagi
Dua kali,Tentu saja saya bisa,kan saya hebat.
2.Melatih cara fisik 2: pukul kasur atau bantalMas, sekarang saya ajari cara kedua untuk mengontrol kemarahan anda, apakah anda bersedia untuk mendengarkan?Gini mas, cara mengontrol kemarahan yang ke 2 yaitu melampiaskanya dengan cara memukul bantal atau kasur, Gimana mas, apakah anda bisa melakukanya?Bagus sekali, sekarang mas kan sudah mempunyai beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, lain kali kalau marah sama seseorang, anda harus bisa mengontrolnya dengan cara yang tadi mas,Gimana bisa kan mas?3.Masukkan dalam jadwal kegiatan pasienSekarang 2 kegiatan itu dimasukkan jadwal harian ya mas?Kok gitu mas SYa sudah, hari ini kita sudah mempelajari apa mas?
Iya
Ya bisa toh mas masak gitu saja tidak bisaTidak mau,
Hehehe bercanda masMengontrok emosi dengan memukul bantal atau kasurOk
A: SP 2 tercapaiP:Klien -Anjurkan klien untuk mengontrol
betul sekali, ya sudah besok kita mempelajari cara yang ketiga ya mas?
perilaku kekerasan dengan cara nafas dalam dan memukul bantal atau kasur. -Masukkan dalam jadwal kegiatan harian klienPerawat -Lanjutkan SP 3
SP 3
1.Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2)
Selamat pagi mas, bagaimana perasaan mas hari ini?
Masih ingat sama saya mas?Iya mas S, sekarang saya ajak ngobrol-ngobrol lagi mau kan?Kemari mas sudah mencoba cara yang kedua apa lum?Bagus sekali,