ASKEP KANKER LAMBUNG

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    1/22

    ASKEP KANKER LAMBUNG

    ASKEP KANKER LAMBUNG

    1. Definisi

    Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus

    secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.

    (Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002)Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)

    2. Anatomi FisiologiLambung

    Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus,

    sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat

    mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain dan

    postur tubuh. Struktur lambung.a. Fundus ventrikuli

    Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas.Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.

    b. Korpus ventrikuli

    Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebalmembentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke

    duodenum.

    c. Antrum pylorus

    Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuksfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.

    d. Kurvantura minorTerletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.

    Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dariperitoneum.

    e. Oesteum kariakum

    Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapatorifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka

    dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan

    membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.Fungsi lambung:

    Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan

    dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukandengan dua cara:a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam

    usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.

    b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzimtergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan

    lapisan lambung.

    1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi

    http://www.kesehatanseorang.co.cc/2010/02/askep-kanker-lambung.htmlhttp://www.kesehatanseorang.co.cc/2010/02/askep-kanker-lambung.htmlhttp://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://www.kesehatanseorang.co.cc/2010/02/askep-kanker-lambung.html
  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    2/22

    di intestinum minor.

    2. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk ke

    dalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.

    4. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah

    lambung.Sekresi getah lambungSekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan

    merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga

    menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yangdisebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:

    a. Fase serebral

    Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke

    lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yangdisekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.

    b. Fase gastric

    Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.c. Fase intestinal

    Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih

    banyak gastrin.

    Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap terbuka.

    Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu gelombangperistaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus

    sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus

    lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali kontraksi.

    3. Klasifikasi

    Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapatdibagi atas :

    Tipe I (pritrured type)

    Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentukpolipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.

    Tipe II (superficial type)

    Dapat dibagi atas 3 sub tipe.II.a. (Elevated type)

    Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan

    lebih meluas dan melebar.

    II.b. (Flat type)Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna

    mukosa.

    II.c. (Depressed type)

    Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.Type III. (Excavated type)

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    3/22

    II c. II c dan II a III atau III Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering

    disertai kombinasi seperti II c

    Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).

    Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :

    1. Bormann I.Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa disekitar tumor atropik dan iregular.

    2. Bormann II

    Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnyamenonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan

    dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.

    3. Bormann III.

    Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difuspada seluruh mukosa.

    4. Bormann IV

    Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difuspada seluruh mukosa.

    4. PatofisiologiSeperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum diketahui

    secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa

    yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik, polip di gaster, dan anemia pernisiosa. Disamping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran penting terutama pada

    penyakit gaster seperti dinegara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia.

    Ternyata pada orang jepang yang telah lama meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas gaster

    lebih rendah.

    Dapat disimpulkan bahwa kebiasaaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapatmerupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang di asap, ikan asin yang

    mungkin mempermudah timbuknya tumor ganas gaster.Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori.

    Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan

    karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gasterdisapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter.

    Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk.

    1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai

    massa.2. Seperempatnya berbentuktumor yang berulserasi.

    3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.

    5. Bentuk linisplastika.6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.

    Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi dan

    yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arterihepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan

    bagian lain saluran cerna.

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    4/22

    5. Etiologi

    Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para

    penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadiankarsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;

    1. Gastritis kronis.

    2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).3. Herediter.4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.

    5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.

    6. Kurang makanan yang mengandung serat.7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.

    6. Tanda dan GejalaTanda dan gejala karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :

    a. Nyeri

    b. Penurunan Berat badan.c. Muntah

    d. Anoreksia.e. Disfagia.

    f. Nausea.

    g. Kelemahan.

    h. Hematemasis.i. Regurgitasi.

    j. Mudah kenyang.

    k. Asites ( perut membesar).l. Keram abdomen

    m. Darah yang nyata atau samar dalam tinjan. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.

    7. Pemeriksaan Diagnosis1. Pemeriksaan fisis.

    Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah

    epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hatiyang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.

    2. Radiologi.

    Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi

    seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.3. Gastroskopi dan Biopsi.

    Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster.

    Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas

    gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.4. Pemeriksaan darah pada tinja.

    Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu

    dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    5/22

    5. Sitologi.

    Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan

    hasil 8090 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi danbiopsi.

    6. Komplikasi1. Perforasi

    Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.

    2. Hematemesis.Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat

    menimbulkan anemia.

    3. Obstruksi.

    Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah.

    4. Adhesi.

    Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ

    sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

    7. Penatalaksanaan1. Bedah

    jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.

    Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan

    paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisaCa pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa

    secukupnya.

    2. RadiasiPengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.

    3. Kemoterapi

    Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di

    antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dankarmisetin dengan hasil 1830 %.

    B. Konsep Dasar Keperawatan

    A. Pengkajian

    a. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan

    Apakah ada riwayat kanker pada keluarga

    Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan

    Lingkungan tempat tinggal klien

    Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan,polusi, lingkungan, ventilasi.

    b. Nutrisi metabolik

    Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari

    Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi

    Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

    Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    6/22

    Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)

    Adanya makanan tambahan

    Napsu makan berlebih/kurang

    Kebersihan makanan yang dikonsumsic. Eliminasi

    Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan Adanya mencret bercampur darah

    Adanya Diare dan konstipasi

    Warna feses, bentuk feses, dan bau

    Adanya nyeri waktu BABd. Aktivitas dan latihan

    Kebiasaan aktivitas sehari hari

    Kebiasaan olah raga

    Rasa sakit saat melakukan aktivitase. Tidur dan istirahat

    Adanya gejala susah tidur/insomnia

    Kebiasaan tidur per 24 jamf. Persepsi kognitif

    Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang

    Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat

    Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)

    Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatug. Persepsi dan konsep diri

    Penilaian klien terhadap dirinya sendiri

    h. Peran dan hubungan dengan sesama

    Klien hidup sendiri/keluarga

    Klien merasa terisolasi Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakati. Reproduksi dan seksualitas

    Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas

    Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitasj. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess

    Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah

    Mekanisme koping yang biasa digunakan

    Respon emosional klien terhadap status saat ini

    Orang yang membantu dalam pemecahan masalahk. Sistem kepercayaan

    Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu

    A. Diagnosa Keperawatana. Pre-Op

    1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker

    2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

    3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    7/22

    nafsu makan

    4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

    b. Post-Op

    1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.

    2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensioperasi.

    3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.

    4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadapprosedur invasive.

    5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker.

    C. Rencana Keperawatan

    a. Pre-Operasi

    Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker

    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilangRencana Tindakan:

    1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensiR/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya

    2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)

    R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri

    3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalamR/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri

    4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

    R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

    Dp 2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahanTujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatanHasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang

    Rencana Tindakan:1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

    R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien

    2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akanketakutannya

    R/ untuk mengurangi kecemasan

    3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik

    R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan

    R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan

    pengobatan

    Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dantidak nafsu makan.

    Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan

    Hasil yang diharapkan:

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    8/22

    - Nutrisi klien terpenuhi

    - Mual berkurang sampai dengan hilang.

    Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.

    R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.

    2. Kaji kebiasaan makan klien.R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.

    R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.

    4. Timbang berat badan bila memungkinkan.R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.

    5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin

    R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

    Dp 4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

    Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan:Klien menunjukkan peningkatan toleransi dalam beraktivitas yang ditandai dengan: tidak

    mengeluh lemas, klien beraktivitas secara bertahap.Rencana Tindakan :1. Sediakan waktu istirahat yang cukup.

    R/ Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan membantu dalam proses penyembuhan.

    2. Kaji keluhan klien saat beraktivitas.R/ Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.

    3. Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.

    R/ Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.

    4. Bantu memenuhi kebutuhan klien.R/ Terpenuhinya kebutuhan klien.

    Post-OperasiDp 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.

    Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan :- Suara nafas vesikuler

    - Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahan

    Rencana tindakan :1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.

    R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak

    dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah

    (bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi nafas(asma berat).

    2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.

    R/ Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau

    selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasimemanjang dibanding inspirasi.

    3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan lapar udara, gelisah, ansietas, distress

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    9/22

    pernafasan, penggunaan otot bantu.

    R/ Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses

    akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada

    sandaran tempat tidur.

    R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakangravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu menurunkan kelemahan ototdan dapat sebagai alat ekspansi dada.

    5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yang

    berhubungan dengan kondisi individu.R/ Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.

    6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.

    R/ Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea dan

    menurunkan jebakan udara.7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk

    memperbaiki keefektifan upaya batuk.

    R/ Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut ataukelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi

    dada.

    8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.

    R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran. Penggunaancairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan

    distensi gaster dan tekanan pada diafragma.

    Dp 2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau

    intervensi operasi.

    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang

    Rencana Tindakan :

    1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi

    R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)

    R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri

    3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalamR/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri

    4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

    R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

    Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.

    Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.Hasil yang diharapkan :

    - Nutrisi klien terpenuhi

    - Mual berkurang sampai dengan hilang.

    Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.

    R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    10/22

    2. Kaji kebiasaan makan klien.

    R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.

    3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.

    4. Timbang berat badan bila memungkinkan.

    R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitaminR/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

    Dp 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap

    prosedur invasive.

    Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan :- Tidak ada tanda-tanda infeksi.

    - Proses penyembuhan luka tepat waktu.

    Rencana tindakan:

    1. Observasi tanda-tanda vital, adanya demam, menggigil, berkeringat.R/ Sebagai indikator adanya infeksi/terjadinya sepsis.

    2. Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan, pus, eritema.R/ Deteksi dini terjadinya proses infeksi.3. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat.

    R/ Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu mengurangi

    ansietas.4. Kolaborasi dengan medik untuk terapi antibiotik.

    R/ Membantu menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakteri.

    Dp 5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker

    Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang

    Rencana Tindakan:1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

    R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien

    2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akanketakutannya

    R/ Untuk mengurangi kecemasan

    3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medikR/ Memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat

    4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan

    R/ Dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan

    pengobatanDp 5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan

    Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.

    Rencana tindakan :1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.

    R/ Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    11/22

    2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.

    R/ Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.

    3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.R/ Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.

    4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.

    R/ Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

    Daftar Pustaka

    A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia

    Press.

    Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta : Media

    Aesculappius.

    Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media

    Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.

    Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku

    Kedokteran (EGC)

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    12/22

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

    KANKER LAMBUNG

    Oleh :

    Ferdynandus Felix TL., A.Md.Kep.

    Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan

    STIK Muhammadiyah Pontianak

    1. DefinisiNeopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus

    secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.

    (Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002)

    Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)

    2. Anatomi FisiologiLambungLambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus,

    sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat

    mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain danpostur tubuh. Struktur lambung.a. Fundus ventrikuli

    Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas.

    Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.b. Korpus ventrikuli

    Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal

    membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut keduodenum.c. Antrum pylorus

    Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk

    sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.d. Kurvantura minor

    Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.

    Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dariperitoneum.

    e. Oesteum kariakum

    Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat

    orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membukadan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan

    membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.

    Fungsi lambung:

    Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanandengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan

    dengan dua cara:

    a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam

    http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/
  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    13/22

    usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.

    b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim

    tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin danlapisan lambung.

    1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi

    di intestinum minor.2. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk kedalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.

    3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.

    4. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getahlambung.

    Sekresi getah lambung

    Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan

    merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehinggamenimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang

    disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:

    a. Fase serebralAntisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke

    lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang

    disekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.

    b. Fase gastricPada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.

    c. Fase intestinal

    Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebihbanyak gastrin.

    Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap terbuka.Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu gelombang

    peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus

    sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus

    lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali kontraksi.

    3. KlasifikasiEarly gastric cancer (tumor ganas lambung dini).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat

    dibagi atas :Tipe I (pritrured type)

    Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk

    polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.

    Tipe II (superficial type)Dapat dibagi atas 3 sub tipe.

    II.a. (Elevated type)

    Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan

    lebih meluas dan melebar.II.b. (Flat type)

    Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    14/22

    mukosa.

    II.c. (Depressed type)

    Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.Type III. (Excavated type)

    II c. II c dan II a III atau III Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering

    disertai kombinasi seperti II c

    Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).

    Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :

    1. Bormann I.Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di

    sekitar tumor atropik dan iregular.

    2. Bormann II

    Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnyamenonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan

    dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.

    3. Bormann III.Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus

    pada seluruh mukosa.

    4. Bormann IVBerupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus

    pada seluruh mukosa.

    4. Patofisiologi

    Seperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum diketahui

    secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa

    yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik, polip di gaster, dan anemia pernisiosa. Di

    samping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran penting terutama padapenyakit gaster seperti dinegara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia.

    Ternyata pada orang jepang yang telah lama meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas gasterlebih rendah.

    Dapat disimpulkan bahwa kebiasaaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapat

    merupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang di asap, ikan asin yangmungkin mempermudah timbuknya tumor ganas gaster.

    Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori.

    Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan

    karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gasterdisapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter.

    Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk.1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai

    massa.2. Seperempatnya berbentuktumor yang berulserasi.

    3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.

    4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.5. Bentuk linisplastika.

    6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    15/22

    Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi dan

    yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arteri

    hepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak danbagian lain saluran cerna.

    5. EtiologiPenyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para

    penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian

    karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;1. Gastritis kronis.

    2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).

    3. Herediter.

    4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.

    6. Kurang makanan yang mengandung serat.

    7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.

    6. Tanda dan Gejala

    Tanda dan gejala karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :

    a. Nyeri

    b. Penurunan Berat badan.c. Muntah

    d. Anoreksia.

    e. Disfagia.

    f. Nausea.g. Kelemahan.

    h. Hematemasis.i. Regurgitasi.j. Mudah kenyang.

    k. Asites ( perut membesar).

    l. Keram abdomen

    m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja

    n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.

    7. Pemeriksaan Diagnosis

    1. Pemeriksaan fisis.Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah

    epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati

    yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.

    2. Radiologi.Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi

    seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.

    3. Gastroskopi dan Biopsi.Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster.

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    16/22

    Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas

    gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.

    4. Pemeriksaan darah pada tinja.Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu

    dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.

    5. Sitologi.Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung denganhasil 8090 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan

    biopsi.

    6. Komplikasi

    1. Perforasi

    Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.2. Hematemesis.

    Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat

    menimbulkan anemia.

    3. Obstruksi.Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-

    muntah.4. Adhesi.Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ

    sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

    7. Penatalaksanaan

    1. Bedah

    jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan

    paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa

    Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa

    secukupnya.2. Radiasi

    Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.

    3. KemoterapiPada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di

    antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dan

    karmisetin dengan hasil 1830 %.

    B. Konsep Dasar Keperawatan

    A. Pengkajian

    a. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan

    Apakah ada riwayat kanker pada keluarga

    Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan

    Lingkungan tempat tinggal klien

    Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien

    Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan,polusi, lingkungan, ventilasi.

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    17/22

    b. Nutrisi metabolik

    Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari

    Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi

    Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

    Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus

    Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin) Adanya makanan tambahan

    Napsu makan berlebih/kurang

    Kebersihan makanan yang dikonsumsic. Eliminasi

    Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan

    Adanya mencret bercampur darah

    Adanya Diare dan konstipasi

    Warna feses, bentuk feses, dan bau

    Adanya nyeri waktu BAB

    d. Aktivitas dan latihan

    Kebiasaan aktivitas sehari hari

    Kebiasaan olah raga

    Rasa sakit saat melakukan aktivitase. Tidur dan istirahat

    Adanya gejala susah tidur/insomnia

    Kebiasaan tidur per 24 jamf. Persepsi kognitif

    Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang

    Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat

    Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)

    Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatug. Persepsi dan konsep diri

    Penilaian klien terhadap dirinya sendiri

    h. Peran dan hubungan dengan sesama

    Klien hidup sendiri/keluarga

    Klien merasa terisolasi

    Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakati. Reproduksi dan seksualitas

    Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas

    Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitasj. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess

    Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah

    Mekanisme koping yang biasa digunakan

    Respon emosional klien terhadap status saat ini

    Orang yang membantu dalam pemecahan masalahk. Sistem kepercayaan

    Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    18/22

    A. Diagnosa Keperawatan

    a. Pre-Op

    1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

    3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak

    nafsu makan4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

    b. Post-Op1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.

    2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensi

    operasi.

    3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap

    prosedur invasive.

    5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker.

    C. Rencana Keperawatan

    a. Pre-OperasiDp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker

    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang

    Rencana Tindakan:1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi

    R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya

    2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri

    3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam

    R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri

    4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetikR/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

    Dp 2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

    Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang

    Rencana Tindakan:

    1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

    R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan

    ketakutannya

    R/ untuk mengurangi kecemasan

    3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medikR/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat

    4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan

    R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    19/22

    pengobatan

    Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan

    tidak nafsu makan.Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan

    Hasil yang diharapkan:

    - Nutrisi klien terpenuhi- Mual berkurang sampai dengan hilang.Rencana tindakan :

    1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.

    R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.2. Kaji kebiasaan makan klien.

    R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.

    3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.

    R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.4. Timbang berat badan bila memungkinkan.

    R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.

    5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitaminR/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

    Dp 4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan:

    Klien menunjukkan peningkatan toleransi dalam beraktivitas yang ditandai dengan: tidakmengeluh lemas, klien beraktivitas secara bertahap.

    Rencana Tindakan :

    1. Sediakan waktu istirahat yang cukup.

    R/ Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan membantu dalam proses penyembuhan.2. Kaji keluhan klien saat beraktivitas.

    R/ Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.

    3. Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.

    R/ Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.4. Bantu memenuhi kebutuhan klien.

    R/ Terpenuhinya kebutuhan klien.

    Post-Operasi

    Dp 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan :

    - Suara nafas vesikuler

    - Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahanRencana tindakan :

    1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.

    R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak

    dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah(bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi nafas

    (asma berat).

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    20/22

    2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.

    R/ Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau

    selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasimemanjang dibanding inspirasi.

    3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan lapar udara, gelisah, ansietas, distress

    pernafasan, penggunaan otot bantu.R/ Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain prosesakut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.

    4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada

    sandaran tempat tidur.R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan

    gravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu menurunkan kelemahan otot

    dan dapat sebagai alat ekspansi dada.

    5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yangberhubungan dengan kondisi individu.

    R/ Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.

    6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.R/ Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea dan

    menurunkan jebakan udara.

    7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk

    memperbaiki keefektifan upaya batuk.R/ Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau

    kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi

    dada.8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.

    R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran. Penggunaan

    cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan

    distensi gaster dan tekanan pada diafragma.

    Dp 2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau

    intervensi operasi.Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang

    Rencana Tindakan :1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi

    R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya

    2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)

    R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam

    R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri

    4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetikR/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

    Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.

    Hasil yang diharapkan :

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    21/22

    - Nutrisi klien terpenuhi

    - Mual berkurang sampai dengan hilang.

    Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.

    R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.

    2. Kaji kebiasaan makan klien.R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.

    R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.

    4. Timbang berat badan bila memungkinkan.R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.

    5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin

    R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

    Dp 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap

    prosedur invasive.

    Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan :

    - Tidak ada tanda-tanda infeksi.- Proses penyembuhan luka tepat waktu.Rencana tindakan:

    1. Observasi tanda-tanda vital, adanya demam, menggigil, berkeringat.

    R/ Sebagai indikator adanya infeksi/terjadinya sepsis.2. Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan, pus, eritema.

    R/ Deteksi dini terjadinya proses infeksi.

    3. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat.

    R/ Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu mengurangiansietas.

    4. Kolaborasi dengan medik untuk terapi antibiotik.

    R/ Membantu menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakteri.

    Dp 5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker

    Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang

    Rencana Tindakan:

    1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasienR/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien

    2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan

    ketakutannya

    R/ Untuk mengurangi kecemasan3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik

    R/ Memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat

    4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan

    R/ Dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit danpengobatan

    Dp 5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan

  • 7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG

    22/22

    Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.

    Rencana tindakan :1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.

    R/ Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.

    2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.R/ Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.

    R/ Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.

    4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.R/ Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

    Daftar Pustaka

    A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia

    Press.

    Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta : Media

    Aesculappius.

    Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. MediaAesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.

    Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit BukuKedokteran (EGC).