60
BAB III APLIKASI TEORI Kasus 1 An. N usia 7 tahun. Datang ke rumah sakit, dengan keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat dan hidung terasa gatal. Awalnya pasien mengira hal tersebut merupakan pilek biasa, tapi ternyata pileknya tidak sembuh-sembuh. Ibunya mengatakan bahwa anaknya juga sering mengalami sulit tidur karena sulit bernapas, dan tak jarang menganga ketika kesulitan bernapas. Dari pemeriksaan fisik ketika di inspeksi kulit tampak berwarna kehitaman dibawah kelopak mata bawah dan ada cairan menetes dari hidung. Ketika dipalpasi An.N merasa nyeri karena ada inflamasi. Setelah dilakukan pemeriksaan rongga hidung dengan spekulum didapatkan sekret hidung jernih, membran mukosa edema, basah dan kebiru-biruan (boggy and bluish). Dan dari hasil tes laboratorium (pemeriksaan sekret) terdapat sel eusinofil meningkat > 3 %. PENGKAJIAN A. Identitas Anak Nama : An. N Umur : 7 tahun Jenis Kelamin : Perempuan BB : 25 kg TB : 100 cm Pendidikan : Sekolah Dasar (SD) Agama : Islam Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia 1

Askep kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan

Citation preview

BAB IIIAPLIKASI TEORI

Kasus 1An. N usia 7 tahun. Datang ke rumah sakit, dengan keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat dan hidung terasa gatal. Awalnya pasien mengira hal tersebut merupakan pilek biasa, tapi ternyata pileknya tidak sembuh-sembuh. Ibunya mengatakan bahwa anaknya juga sering mengalami sulit tidur karena sulit bernapas, dan tak jarang menganga ketika kesulitan bernapas. Dari pemeriksaan fisik ketika di inspeksi kulit tampak berwarna kehitaman dibawah kelopak mata bawah dan ada cairan menetes dari hidung. Ketika dipalpasi An.N merasa nyeri karena ada inflamasi. Setelah dilakukan pemeriksaan rongga hidung dengan spekulum didapatkan sekret hidung jernih, membran mukosa edema, basah dan kebiru-biruan (boggy and bluish). Dan dari hasil tes laboratorium (pemeriksaan sekret) terdapat sel eusinofil meningkat > 3 %.PENGKAJIAN A.Identitas Anak Nama:An. NUmur :7 tahunJenis Kelamin:PerempuanBB:25 kg TB:100 cmPendidikan:Sekolah Dasar (SD)Agama :Islam Suku / Bangsa:Jawa / IndonesiaAlamat:-Tanggal MRS :1 Februari 2015Jam: 08.00 WIB Tanggal Pengkajian :1 Februari 2015Jam: 11.00 WIBNomor Register:1234Diagnosa Medik:Rhinitis AlergiB.Identitas Penanggung JawabNama :Ny. WUmur:25 tahunJenis Kelamin :PerempuanPendidikan:SMA Pekerjaan :GuruAgama :Islam Suku / Bangsa:Jawa / IndonesiaAlamat:-Hubungan dengan klien:Ibu klienC.Riwayat Kesehatan Klien1.Keluhan Utama Bersin-bersin, hidung tersumbat dan hidung terasa gatal.

2.Riwayat Kesehatan Sekarang Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat dan hidung terasa gatal. Awalnya pasien mengira hal tersebut merupakan pilek biasa, tapi ternyata pileknya tidak sembuh-sembuh. Ibunya mengatakan bahwa anaknya juga sering mengalami sulit tidur karena sulit bernapas, dan tak jarang menganga ketika kesulitan bernapas.

3.Riwayat Kesehatan Dahulu Sebelumnya klien tidak pernah masuk RS, dan klien hanya mengalami flu biasa.4. Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan dan penyakit menular.

D.Riwayat Anak1.Masa Pre Natal Selama kehamilan ibu 4 kali memeriksakan kandungannya ke Puskesmas dan Dokter, mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali. Selama kehamilan ibu tidak pernah mengalami penyakit yang menular atau penyakit lainnya.

2.Masa Intra Natal Proses persalinan klien secara normal (spontan) dengan bantuan bidan, dengan umur kehamilan 37 minggu.

3.Masa Post Natal Klien lahir dalam keadaan normal, dengan BB 3200 gram dalam keadaan sehat. Waktu lahir klien langsung menangis.E.Pengetahuan Orang Tua1.Tentang Makanan Sehat Orang tua klien cukup mengetahui tentang makanan sehat dan gizi klien baik dan berat badannya 25 kg, klien diberikan ASI sampai umur 2 bulan saja dan dilanjutkan dengan PASI.

2.Tentang Personal Hygiene Orang tua klien mengetahui tentang kebersihan, dilihat dari kebersihan klien dan orang tuanya sendiri. Badan klien terlihat bersih, rambut klien hitam lurus dan kelihatan bersih, kuku klien bersih dan tidak ada kotoran, mulut klien tampak kelihatan bersih.

3.ImunisasiKlien mendapat imunisasi, yaitu : a. BCG:1 kali b. DPT:3 kali c. Campak:1 kali d. Polio:3 kali e. Hepatitis B:2 kali

F.Pertumbuhan dan Perkembangan UsiaPertumbuhanPerkembangan

7 tahunBB : 100 kgPB : 25 cmSudah memiliki proporsi tubuh seperti orang dewasa. Imajinasi anak merupakan bagian yang penting bagi perkembangannya saat ini.

G.Pemeriksaan Fisik 1.Keadaan Umum Penampilan:Klien tampak agak lemah.Kesadaran:Composmentis Vital Sign:TD:- RR: 27 kali / menit Suhu :37,4 CNadi: 95 kali / menit BB:25 kgTB:100 cm

2.Kebersihan Anak Klien kelihatan bersih, klien tidak dimandikan tetapi hanya diseka oleh ibuya dan pakaian diganti oleh ibunya sehingga klien kelihatan bersih.3.Suara Anak Waktu Menangis Ketika klien mengangis terdengar suara yang kuat.4.Keadaan Gizi Anak Keadaan gizi anak baik ditandai dengan BB: 25 kg. 5.Aktivitas Di rumah sakit klien berbaring ditempat tidur dan sesekali berpindah posisi agar klien merasa nyaman, dan kadang klien digendong orang tuanya.6.Kepala dan Leher Keadaan kepala tampak bersih, dan tidak ada luka atau lecet. Klien dapat menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan limfe. 7.Mata (Penglihatan) Bentuk simetris, tidak ada kotoran mata, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik karena klien tidak menggunakan alat bantu, tidak ada peradangan dan pendarahan. 8.Telinga (Pendengaran)Tidak terdapat serumen, fungsi pendengaran baik karena klien jika dipanggil langsung memberi respon. Tidak ada peradangan dan pendarahan.9.Hidung (Penciuman) Bentuk simetris namun sulit mencium karena hidung tersumbat.10.Mulut (Pengecapan)Tidak terlihat peradangan dan pendarahan pada mulut, fungsi pengecapan baik, mukosa bibir edema, basah dan kebiru-biruan.11.Dada (Pernafasan)Bentuk dada simetris, tetapi ada gangguan dalam bernafas dan terdapat secret cair dalam hidungnya dengan frekuensi nafas 27 x/menit.12.Kulit Terlihat bersih, tidak terdapat lesi maupun luka, turgor kulit baik (dapat kembali dalam 2 detik), kulit klien teraba panas dengan temperatur 37,4 C.

13.Abdomen Bentuk simetris, tidak ada luka dan peradangan, tidak ada kotoran yang melekat pada kulit. 14.Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris, tidak ada luka maupun fraktur pada ekstremitas atas dan bawah, terdapat keterbatasan gerak pada ekstremitas atas bagian dekstra karena terpasang infuse RL 20 tetes/menit.15.Genetalia Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak terpasang kateter.

H.Pola Makan dan Minum Di rumah:Klien makan 3x sehari dengan menu nasi ayam dan klien suka minum air putih dan susu. Di RS:Klien makan bubur 3x sehari dan tidak bisa menghabiskannya, klien minum hanya gelas dari 1 gelas.

I.Pola Eliminasi Di rumah:Klien BAB 1x/hari dengan konsistensi padat dan bau khas feses, BAK klien 4-5x/hari berwarna kuning jernih dan berbau amoniak. Di RS:Klien BAB 1x dalam 2 hari dengan konsistensi padat dan berbau khas feses. Dan klien BAK 2-3x/hari berwarna kuning jernih dan berbau amoniak.

J.Terapi Yang Didapatkan di RSTerapi medikamentosa yaitu anti histamine, dekongestan dan kortikosteroid.

K. ANALISA DATA NoData Subjektif & ObjektifEtiologiMasalah

1DS:

DO: Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sulit bernafas dan hidungnya tersumbat.

Klien terlihat kesulitan bernapas. Tanda tanda vital : N : 95 x/menit RR : 27 x/menit S : 37,4 C BB : 25 kg TB : 100 cm TD : -

Obstruksi saluran napasKetidakefektifan bersihan jalan napas.

2DS:

DO: Ibu klien mengatakan jika anaknya hidungnya tersumbat.

- Terdapat cairan menetes dari hidung.Berkurangnya sensasi penciuman.Gangguan persepsi sensori.

3

DS:

DO:-Ibu klien mengatakan anaknya juga sering mengalami sulit tidur karena sulit bernapas, dan tak jarang menganga ketika kesulitan bernapas.

- Kelopak mata bawah klien berwarna kehitaman.

Penyumbatan pada hidungGangguan pola tidur

PRIORITAS DIAGNOSA

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi saluran napas.b. Gangguan persepsi sensori yang berhubungan dengan berkurangnya sensasi penciuman.c. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan penyumbatan pada hidung.

INTERVENSI

NoTujuan/Kriteria HasilIntervensiRasional

1Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan jalan napas menjadi efektif.Kriteria hasil: jalan nafas kembali normal terutama hidung.

1. Kaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam.

2. Gunakan posisi semi fowler dan sangga lengan pasien.

3. Bantu pasien untuk mengubah posisi, batuk, dan bernapas dalam setiap 2 sampai 4 jam.

4. Isap sekresi sesuai keperluan.1. Untuk mendeteksi tanda awal bahaya.

2. Untuk membantu bernapas.

3. Untuk membantu mengeluarkan sekresi dan mempertahankan patensi jalan napas.

4. Untuk menstimulasi batuk dan membersihkan jalan napas.

2Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan untuk melaporkan peningkatan persepsi penciuman.Kriteria hasil: Sensasi penciuman klien kembali normal.1. Kaji kemampuan pasien untuk mencium baud an dokumentasikan temuan.

2. Yakinkan pasien bahwa kondisi tersebut bersifat sementara dan sensasi penciumannya akan pulih.

3. Berikan obat yang diprogamkan seperti anti histamine.

4. Catat karakteristik drainase hidung meliputi jumlah, warna, konsistensi dan bau.1. Untuk menentukan kondisi normal.

2. Untuk mengurangi ansietas pasien.

3. Untuk meringankan kongesti hidung.

4. Untuk mengkaji perubahan kondisi olfaktorius.

3Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam dengan tujuan untuk melaporkan pasien tidak menunjukkan gejala perilaku yang berkaitan dengan tidur seperti kegelisahanKriteria Hasil : Klien dapat tidur 9-10 jam per hari.1. Segera buat perubahan apapun yang mungkin untuk mengakomodasi pasien.2. Rencanakan jadwal pemberian pengobatan disekitar jadwal tidur pasien.

3. Buat rencana detail untuk member pasien kesempatan tidur 9 jam tanpa gangguan.1. Tindakan ini mendorong istirahat dan tidur.

2. Untuk mmungkinkan istirahat yang maksimal.

3. Tindakan ini memberikan waktu tidur tanpa gangguan kepada pasien.

IMPLEMENTASI

NoTanggal dan jamPelaksanaanEvaluasi tindakan/respon klienParaf

102 February 2015, pukul 08.00 WIB

02 February 2015, pukul 08.10 WIB

02 February 2015, pukul 08.20 WIB

02 February 2015, pukul 08.30 WIB1. Mengkaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam.2. Menggunakan posisi fowler dan sangga lengan pasien.3. Membantu pasien untuk mengubah posisi, batuk dan bernapas dalam setiap 2 sampai 4 jam.4. Mengisap sekresi sesuai keperluan.1. Status pernapasan klien berangsur normal.2. Klien lebih nyaman bernapas.

3. Klien lebih stabil.

4. Jalan napas klien hamper normal.

202 February 2015, pukul 13.00 WIB

02 February 2015, pukul 13.10 WIB

02 February 2015, pukul 13.20 WIB

02 February 2015, pukul 13.30WIB

1. Mengkaji kemampuan pasien untuk mencium bau dan dokumentasikan temuan.2. Yakinkan pasien bahwa kondisi tersebut bersifat sementara dan sensasi penciumannya akan pulih.3. Berikan obat yang diprogamkan sesuai antihistamin.4. Catat karakteristik drainase hidung meliputi jumlah, warna, konsistensi dan bau.

1. Secara perlahan klien mampu mencium kembali secara normal.

2. Klien yakin jika penciumannya bisa pulih.

3. Kongesti pada hidung klien berkurang.

4. Kondisi penciuman klien hampir kembali normal.

303 February 2015, pukul 08.00 WIB

03 February 2015, pukul 08.10 WIB

03 February 2015, pukul 08.20 WIB

1. Segera buat perubahan apapun yang mungkin untuk mengakomodasi pasien.2. Rencanakan jadwal pemberian pengobatan disekitar jadwal tidur pasien.3. Buat rencana detail untuk member pasien kesempatan tidur 9 jam tanpa gangguan.

1. Klien dapat tidur dengan nyaman jika jauh dari kegaduhan.

2. Klien lebih nyenyak tidur.

3. Klien bisa tidur dengan nyaman.

EVALUASI

NoTanggal dan JamCatatan PerkembanganParaf

`103 February 2015, pukul 16.00 WIBS = Pasien mengatakan hidungnya sudah tidak begitu tersumbat setelah diberi obat.O = Pasien terlihat tidak kesulitan bernafas.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

203 February 2015, pukul 16.05 WIBS=Pasien mengatakan penciumannya hampir normal.O = Pasien sudah nampak ceria.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

303 February 2015, pukul 16.10 WIBS = Pasien mengatakan sudah bisa tidur dengan nyaman.O= Kelopak mata bawah pasien sudah tidak kehitaman.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

Kasus 2Ny. S berusia 30 tahun MRS tanggal 14 Februari 2015 dengan keluhan hidung tersumbat kadang bergantian kanan dan kiri juga pilek sejak tahun yang lalu serta berlangsung secara hilang timbul. Ny S juga mengatakan bahwa ia bersin-bersin tapi tidak sering. Pileknya dirasakan agak kental dan bewarna bening. Tidak ada rasa gatal di mata, hidung dan tenggorokan saat serangan. Ny S juga mengatakan nafsu makan menurun saat serangan terjadi. Ia juga berkata tidak bisa mencium jika serangan terjadi. Pada palpasi tidak ditemukan nyeri tekan didaerah sinus. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan eosinofil tetapi dalam jumlah sedikit dan tes kulit negative. Tanda- tanda vital = TD : 120/80, Nadi : 86x/menit, RR : 22x/menit, suhu : 37 OC.Pengkajiana. AnamnesaNo.Reg: 2530Ruang: RatuTanggal MRS: 14-02-2015Tanggal pengkajian: 14-02-2015Jam: 08.00 WIBDiagnosa medis: Rhinitis VasomotorIDENTITAS KLIENNama: Ny. SUmur: 30 tahunAlamat : Suku minang.Pendidikan: -Jenis Kelamin: PerempuanPekerjaan : -Alamat: -Penanggung Jawab : -a) RIWAYAT KEPERAWATANRiwayat Sebelum Sakit :Riwayat berat yang pernah di derita: Pernah pilek sejak tahun lalu.Obat-obat yang biasa dikonsumsi: Obat-obat yang beli di warung.Kebiasaan berobat:Bila sakit dibawa ke puskesmas.Alergi: Tidak ada alergi.Kebiasaan merokok/alcohol: Tidak pernah.

Riwayat Penyakit Sekarang :Keluhan utama : Klien mengatakan hidung tersumbat kadang bergantian kanan dan kiri juga pilek sejak tahun yang lalu serta berlangsung secara hilang timbul. Ny S juga mengatakan bahwa ia bersin-bersin tapi tidak sering.Upaya yang telah dilakukan: Tanggal 13 Februari 2015 pukul 20.30 memberi minyak kayu putih disekitar hidungnya.Terapi/operasi yang dilakukan: Belum pernah melakukan operasi apapun.Riwayat penyakit keluarga: Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.Riwayat Kesehatan Lingkungan: Ny. T mengatakan lingkungan disekitar rumahnya berasap.Riwayat Kesehatan Lainnya: Ny. T mengatakan tidak mempunyai alergi baik makanan, obat maupun udara.Alat bantu yang dipakai: Tidak ada alat bantu yang digunakan.

b) OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : Ny. T cemas dan composmentris.Tanda-tanda vital, TB dan BB: Suhu : 37,5oC, Nadi= 86x/menit, TD=120/80, RR= 22x/menit, TB=155 cm, BB=50 kg.Body Systems : Pernafasan (B1: Breathing)Hidung : Hidung simetris, terdapat sumbatan dan secret.Trakea : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.Suara nafas tambahan: Tidak ada wheezing, ronchi, rales dan crackles.Bentuk dada: Simetris, suara nafas sonor dan tidak ada kelainan dada.

Cardiovaskuler (B2: Bleeding)Suara jantung:Normal, tidak ada kelainan cardiovaskuler.Edema: Tidak ada oedema.

Persyarafan (B3 : Brain)Composmentris.Kepala dan wajah :Mata: Sklera putih, conjungtiva pucat.Leher: Tidak ada pembesaran tyroid.Persepsi sensori :Pendengaran:Kiri dan kanan tidak ada kelainan (normal).Penciuman: Penciuman menurun karena hidung tersumbat.Pengecapan: Tidak ada kelainan, bisa merasakan semua rasa manis, asin dan pahit.Penglihatan: Kiri dan kanan tidak ada kelainan (normal).Perabaan: Tidak ada kelainan.

Perkemihan-Eliminasi Urin (B4: Bladder)Produksi urine: 600 ml.Frekuensi: 5x/hari.Warna: Lebih pekat..

Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)Mulut dan tenggorokan: Mukosa bibir kering.AbdomenI = Pernafasan dangkal, klien gelisah, dada simetris.P= Tympani. P= Tidak adanya pembengkakan di abdomen atas atau quadran kanan atas, tidak ada nyeri tekan epigastrum.A= Peristaltik 5-12x/menitBAB: 1x/1 hari dengan konsistensi normal.

Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)Kemampuan pergerakan sendi : Bebas dan tidak ada kelainan sendi.Extremitas: Bagian atas dan bawah tidak ada kelainan.Kulit: Warna kulit kepucatan, turgor cukup, akral hangat.

Sistem EndokrinTerapi hormone: Tidak ada terapi hormone.Riwayat perkembangan fisik:Kekeringan kulit, kelemahan

Sistem ReproduksiPerempuan : Bentuk kelamin normal, payudara simetris.

c) POLA AKTIVITAS ( Di Rumah dan RS ) Makan :RumahRumah Sakit

Frekuensi3x3x

Jenis menuSemua makananRendah lemak dan serat

Porsi1 porsi habis porsi

Yang disukaiSemua disukaiDisukai

Yang tidak disukaiTidak adaTidak ada

PantanganTidak ada pantanganTidak ada pantangan

AlergiTidak ada alergiTidak ada alergi

Lain-lain--

Minum :RumahRumah Sakit

Frekuensi10x5x

Jenis minumanAir putih biasa, esAir putih biasa

Jumlah (Lt/gelas)1 liter liter

Yang disukaiSemua disukaiDisukai

Yang tidak disukaiTidak adaTidak ada

PantanganTidak ada pantanganTidak ada pantangan

AlergiTidak ada alergiTidak ada alergi

Lain-lain--

Kebersihan diri :RumahRumah Sakit

Mandi2x-

KeramasSetiap hari-

Sikat gigi2x setiap mandi-

Memotong kuku1 minggu sekali-

Ganti pakaianSehari 2x-

Lain-lain--

Istirahat dan Aktivitas :Istirahat TidurRumahRumah Sakit

Tidur SiangLama : -Jam : -Lama : 2 jamJam : 13.00-15.00

Tidur MalamLama : 6 jamJam: 22.00-04.00Lama : 8 jamJam : 21.00-05.00

Gangguan tidur-Sering terbangun karena nyeri pada perut bagian kanan atas

AktivitasRumahRumah Sakit

Aktivitas sehari-hariLama : 8 jamJam : 06.00-14.00Lama : -Jam : -

Jenis aktivitasMemasak, membersihkan rumah dan mengasuh cucuPasien hanya berbaring tidur

Tingkat ketergantunganSemua aktivitas dilakukan sendiriDi bantu

d) PSIKOSOSIAL SPIRITUALSosial/Interaksi : Hubungan dengan klien: Tidak kenal. Dukungan keluarga: Aktif. Dukungan kelompok/masyarakat : Aktif. Reaksi saat interaksi: Kooperatif. Konflik yang terjadi terhadap: Tidak ada.Spritual : Konsep tentang penguasaan kehidupan : Allah SWT. Sumber kekuatan saat sakit: Allah SWT. Ritual agama yang diharapkan saat ini : Baca kitab suci. Sarana ritual agama: Lewat ibadah. Upaya kesehatan yang bertentangan agama : Tidak ada. Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong : Ya. Keyakinan penyakit dapat disembuhkan : Ya. Persepsi terhadap penyebab penyakit : Cobaan/peringatan

e) PEMERIKSAAN PENUNJANG. Laboratorium :Ditemukan eosinofil dalam jumlah yang sedikit dan tes kulit negative.

f) TERAPITidak ada.

ANALISA DATA NoData Subjektif & ObjektifEtiologiMasalah

1DS:

DO: Klien mengatakan bahwa hidungnya tersumbat kadang bergantian kanan dan kiri juga pilek sejak tahun yang lalu serta berlangsung secara hilang timbul

Klien terlihat kesulitan bernapas. Tanda tanda vital : N : 86 x/menit RR : 22 x/menit S : 37,5 C

Obstruksi saluran napasKetidakefektifan bersihan jalan napas.

2DS:

DO: Klien mengatakan sulit mencium jika terjadi serangan.

- Ada cairan keluar dari hidung..Berkurangnya sensasi penciuman.

3

DS:

DO: Klien mengatakan nafsu makan menurun jika terjadi serangan.

- Klien lemah.AnoreksiaKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Prioritas Diagnosa

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi saluran napas.b. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan berkurangnya sensasi penciuman.c. Ketidakseimbangan nutria kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia.

INTERVENSI

NoTujuan/Kriteria HasilIntervensiRasional

1Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan jalan napas menjadi efektif.Kriteria hasil: jalan nafas kembali normal terutama hidung.

1. Kaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam.

2. Gunakan posisi semi fowler dan sangga lengan pasien.

3. Bantu pasien untuk mengubah posisi, batuk, dan bernapas dalam setiap 2 sampai 4 jam.

4. Isap sekresi sesuai keperluan.1. Untuk mendeteksi tanda awal bahaya.

2. Untuk membantu bernapas.

3. Untuk membantu mengeluarkan sekresi dan mempertahankan patensi jalan napas.

4. Untuk menstimulasi batuk dan membersihkan jalan napas.

2Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan untuk melaporkan peningkatan persepsi penciuman.Kriteria hasil: Sensasi penciuman klien kembali normal.1. Kaji kemampuan pasien untuk mencium baud an dokumentasikan temuan.2. Yakinkan pasien bahwa kondisi tersebut bersifat sementara dan sensasi penciumannya akan pulih.

3. Berikan obat yang diprogamkan seperti anti histamine.

4. Catat karakteristik drainase hidung meliputi jumlah, warna, konsistensi dan bau.1. Untuk menentukan kondisi normal.

2. Untuk mengurangi ansietas pasien.

3. Untuk meringankan kongesti hidung.

4. Untuk mengkaji perubahan kondisi olfaktorius.

3Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam dengan tujuan untuk melaporkan pasien mengkonsumsi minimal 3000 kalori.Kriteria Hasil:Nafsu makan klien bertambah.1. Observasi dan catat asupan pasien (cair dan padat).

2. Tentukan makanan kesukaan pasien.

3. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan pada waktu makan.

4. Hindari bertanya apakah pasien lapar atau ingin makan.

1. Untuk mengkaji zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan.

2. Untuk meningkatkan nafsu makan klien.

3. Untuk meningkatkan nafsu makan klien.

4. Sikap positif dan tidak membebankan dapt menghindari konfrontasi dengan pasien.

IMPLEMENTASI

NoTanggal dan jamPelaksanaanEvaluasi tindakan/respon klienParaf

115 February 2015, pukul 08.00 WIB

15 February 2015, pukul 08.10 WIB

15 February 2015, pukul 08.20 WIB

15 February 2015, pukul 08.30 WIB1. Mengkaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam.

2. Menggunakan posisi fowler dan sangga lengan pasien.

3. Membantu pasien untuk mengubah posisi, batuk dan bernapas dalam setiap 2 sampai 4 jam.

4. Mengisap sekresi sesuai keperluan.1. Status pernapasan klien berangsur normal.

2. Klien lebih nyaman bernapas.

3. Klien lebih stabil.

4. Jalan napas klien hamper normal.

215 February 2015, pukul 13.00 WIB

15 February 2015, pukul 13.10 WIB

15 February 2015, pukul 13.20 WIB

15 February 2015, pukul 13.30 WIB

1. Mengkaji kemampuan pasien untuk mencium bau dan dokumentasikan temuan.

2. Yakinkan pasien bahwa kondisi tersebut bersifat sementara dan sensasi penciumannya akan pulih.

3. Berikan obat yang diprogamkan sesuai antihistamin.

4. Catat karakteristik drainase hidung meliputi jumlah, warna, konsistensi dan bau.

1. Secara perlahan klien mampu mencium kembali secara normal.

2. Klien yakin jika penciumannya bisa pulih.

3. Kongesti pada hidung klien berkurang.

4. Kondisi penciuman klien hampir kembali normal.

316 February 2015, pukul 08.00 WIB

16 February 2015, pukul 08.10 WIB

16 February 2015, pukul 08.20 WIB

16 February 2015, pukul 08.30 WIB1. Mengobservasi dan catat asupan pasien (cair dan padat).

2. Menentukan makanan kesukaan pasien.

3. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan pada waktu makan.

4. Menghindari bertanya apakah pasien lapar atau ingin makan.

1. Asupan makan dan minum klien hampir stabil.

2. Klien lebih nafsu makan.

3. Klien nyaman saat makan dengan lingkungan yang indah.

4. Klien makan dengan baik.

EVALUASINoTanggal dan JamCatatan PerkembanganParaf

`116 February 2015, pukul 16.00 WIBS = Pasien mengatakan hidungnya sudah tidak begitu tersumbat setelah diberi obat.O = Pasien terlihat tidak kesulitan bernafas.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

216 February 2015, pukul 16.05 WIBS=Pasien mengatakan penciumannya hampir kembali normal.O = Pasien sudah nampak ceria.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

316 February 2015, pukul 16.10 WIBS = Pasien mengatakan sudah ada nafsu makan kembali.O= Pasien lebih tenang.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

Kasus 3An. E berumur 5 tahun datang MRS bersama ibunya tanggal 18 Februari 2015 dengan keluhan bersin bersin secara tiba tiba, hidung tersumbat yang tidak sembuh sembuh selama 1 minggu. Ayahnya berkata semenjak itu klien sulit mencium bau dan sulit tidur karena hidungnya tersumbat. Setelah diperiksa, dibawah kelopak mata kehitaman dan pada pemeriksaan darah tepi tidak terdapat eosinofil yang tidak meningkat. Tanda-tanda vital = Suhu : 36oC, Nadi : 90x/menit, RR: 22x/menit, BB=25 kg, TB=100 cm.

PENGKAJIAN A.Identitas Anak Nama:An. EUmur :5 tahunJenis Kelamin:PerempuanBB:25 kg TB:100 cmPendidikan:Taman kanak-Kanak (TK)Agama :Islam Suku / Bangsa:Jawa / IndonesiaAlamat:-Tanggal MRS :18 Februari 2015Jam: 08.00 WIB Tanggal Pengkajian :18 Februari 2015Jam: 11.00 WIBNomor Register:1234Diagnosa Medik:Rhinitis Akut

B.Identitas Penanggung JawabNama :Ny. WUmur:30 tahunJenis Kelamin :PerempuanPendidikan:SMA Pekerjaan :GuruAgama :Islam Suku / Bangsa:Jawa / IndonesiaAlamat:-Hubungan dengan klien:Ibu klien

C.Riwayat Kesehatan Klien1.Keluhan Utama Bersin-bersin, hidung tersumbat yang datang tiba-tiba.

2.Riwayat Kesehatan Sekarang Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat yang datang tiba-tiba. Ibunya mengatakan bahwa anaknya juga sering mengalami sulit tidurkarena sulit bernapas.

3.Riwayat Kesehatan Dahulu Sebelumnya klien tidak pernah masuk RS.5. Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan dan penyakit menular.

D.Riwayat Anak1.Masa Pre Natal Selama kehamilan ibu 4 kali memeriksakan kandungannya ke Puskesmas dan Dokter, mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali. Selama kehamilan ibu tidak pernah mengalami penyakit yang menular atau penyakit lainnya.

2.Masa Intra Natal Proses persalinan klien secara normal (spontan) dengan bantuan bidan, dengan umur kehamilan 37 minggu.

3.Masa Post Natal Klien lahir dalam keadaan normal, dengan BB 3200 gram dalam keadaan sehat. Waktu lahir klien langsung menangis.

E.Pengetahuan Orang Tua1.Tentang Makanan Sehat Orang tua klien cukup mengetahui tentang makanan sehat dan gizi klien baik dan berat badannya 25 kg, klien diberikan ASI sampai umur 2 bulan saja dan dilanjutkan dengan PASI.

2.Tentang Personal Hygiene Orang tua klien mengetahui tentang kebersihan, dilihat dari kebersihan klien dan orang tuanya sendiri. Badan klien terlihat bersih, rambut klien hitam lurus dan kelihatan bersih, kuku klien bersih dan tidak ada kotoran, mulut klien tampak kelihatan bersih.

3.ImunisasiKlien mendapat imunisasi, yaitu : f. BCG:1 kali g. DPT:3 kali h. Campak:1 kali i. Polio:3 kali j. Hepatitis B:2 kali

F.Pertumbuhan dan Perkembangan UsiaPertumbuhanPerkembangan

7 tahunBB : 100 kgPB : 25 cmSudah memiliki proporsi tubuh seperti orang dewasa. Imajinasi anak merupakan bagian yang penting bagi perkembangannya saat ini.

G.Pemeriksaan Fisik 1.Keadaan Umum Penampilan:Klien tampak agak lemah.Kesadaran:Composmentis Vital Sign:TD:- RR: 22 kali / menit Suhu :36 CNadi: 90 kali / menit BB:25 kgTB:100 cm 2.Kebersihan Anak Klien kelihatan bersih, klien tidak dimandikan tetapi hanya diseka oleh ibuya dan pakaian diganti oleh ibu dan ayahnya sehingga klien kelihatan bersih.3.Suara Anak Waktu Menangis Ketika klien menangis terdengar suara yang kuat.

4.Keadaan Gizi Anak Keadaan gizi anak baik ditandai dengan BB: 25 kg. 5.Aktivitas Di rumah sakit klien berbaring ditempat tidur dan sesekali berpindah posisi agar klien merasa nyaman, dan kadang klien digendong orang tuanya.6.Kepala dan Leher Keadaan kepala tampak bersih, dan tidak ada luka atau lecet. Klien dapat menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan limfe. 7.Mata (Penglihatan) Bentuk simetris, tidak ada kotoran mata, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik karena klien tidak menggunakan alat bantu, tidak ada peradangan dan pendarahan. 8.Telinga (Pendengaran)Tidak terdapat serumen, fungsi pendengaran baik karena klien jika dipanggil langsung memberi respon. Tidak ada peradangan dan pendarahan.9.Hidung (Penciuman) Bentuk simetris namun sulit mencium karena hidung tersumbat.10.Mulut (Pengecapan)Tidak terlihat peradangan dan pendarahan pada mulut, fungsi pengecapan baik, mukosa bibir edema, basah dan kebiru-biruan.11.Dada (Pernafasan)Bentuk dada simetris, tetapi ada gangguan dalam bernafas dan terdapat secret cair dalam hidungnya dengan frekuensi nafas 27 x/menit.12.Kulit Terlihat bersih, tidak terdapat lesi maupun luka, turgor kulit baik (dapat kembali dalam 2 detik).13.Abdomen Bentuk simetris, tidak ada luka dan peradangan, tidak ada kotoran yang melekat pada kulit. 14.Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris, tidak ada luka maupun fraktur pada ekstremitas atas dan bawah, terdapat keterbatasan gerak pada ekstremitas atas bagian dekstra karena terpasang infuse RL 20 tetes/menit.

15.Genetalia Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak terpasang kateter.

H.Pola Makan dan Minum Di rumah:Klien makan 3x sehari dengan menu nasi ayam dan klien suka minum air putih dan susu. Di RS:Klien makan bubur 3x sehari dan tidak bisa menghabiskannya, klien minum hanya gelas dari 1 gelas.

I.Pola Eliminasi Di rumah:Klien BAB 1x/hari dengan konsistensi padat dan bau khas feses, BAK klien 4-5x/hari berwarna kuning jernih dan berbau amoniak. Di RS:Klien BAB 1x dalam 2 hari dengan konsistensi padat dan berbau khas feses. Dan klien BAK 2-3x/hari berwarna kuning jernih dan berbau amoniak.

J.Terapi Yang Didapatkan di RSTerapi medikamentosa yaitu anti histamine, dekongestan dan kortikosteroid.

K. ANALISA DATA NoData Subjektif & ObjektifEtiologiMasalah

1DS:

DO: Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sulit bernafas dan hidungnya tersumbat.

Klien terlihat kesulitan bernapas. Tanda tanda vital : N : 90 x/menit RR : 22 x/menit S : 36 C BB : 25 kg TB : 100 cm TD : -

Obstruksi saluran napasKetidakefektifan bersihan jalan napas.

2DS:

DO: Ibu klien mengatakan jika anakya sulit mencium bau sejak hidungnya tersumbat.

- Ada cairan keluar dari hidungBerkurangnya sensasi penciumanGangguan persepsi sensori

3

DS:

DO:-Ibu klien mengatakan anaknya juga sering mengalami sulit tidur karena sulit bernapas.

- Kelopak mata bawah klien berwarna kehitaman.

Penyumbatan pada hidungGangguan pola tidur

PRIORITAS DIAGNOSA

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi saluran napas.b. Gangguan persepsi sensori yang berhubungan dengan berkurangnya sensasi penciuman.c. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan penyumbatan pada hidung.

INTERVENSI

NoTujuan/Kriteria HasilIntervensiRasional

1Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan jalan napas menjadi efektif.Kriteria hasil: jalan nafas kembali normal terutama hidung.

1. Kaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam.

2. Gunakan posisi semi fowler dan sangga lengan pasien.

3. Bantu pasien untuk mengubah posisi, batuk, dan bernapas dalam setiap 2 sampai 4 jam.

4. Isap sekresi sesuai keperluan.1. Untuk mendeteksi tanda awal bahaya.

2. Untuk membantu bernapas.

3. Untuk membantu mengeluarkan sekresi dan mempertahankan patensi jalan napas.

4. Untuk menstimulasi batuk dan membersihkan jalan napas.

2Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan untuk melaporkan peningkatan persepsi penciuman.Kriteria hasil: Sensasi penciuman klien kembali normal.1. Kaji kemampuan pasien untuk mencium baud an dokumentasikan temuan.

2. Yakinkan pasien bahwa kondisi tersebut bersifat sementara dan sensasi penciumannya akan pulih.

3. Berikan obat yang diprogamkan seperti anti histamine.

4. Catat karakteristik drainase hidung meliputi jumlah, warna, konsistensi dan bau.1. Untuk menentukan kondisi normal.

2. Untuk mengurangi ansietas pasien.

3. Untuk meringankan kongesti hidung.

4. Untuk mengkaji perubahan kondisi olfaktorius.

3Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam dengan tujuan untuk melaporkan pasien tidak menunjukkan gejala perilaku yang berkaitan dengan tidur seperti kegelisahanKriteria Hasil : Klien dapat tidur 9-10 jam per hari.1. Segera buat perubahan apapun yang mungkin untuk mengakomodasi pasien.

2. Rencanakan jadwal pemberian pengobatan disekitar jadwal tidur pasien.3. Buat rencana detail untuk member pasien kesempatan tidur 9 jam tanpa gangguan.1. Tindakan ini mendorong istirahat dan tidur.

2. Untuk mmungkinkan istirahat yang maksimal.

3. Tindakan ini memberikan waktu tidur tanpa gangguan kepada pasien.

IMPLEMENTASI

NoTanggal dan jamPelaksanaanEvaluasi tindakan/respon klienParaf

119 February 2015, pukul 08.00 WIB

19 February 2015, pukul 08.10 WIB

19 February 2015, pukul 08.20 WIB

19 February 2015, pukul 08.30 WIB1. Mengkaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam.2. Menggunakan posisi fowler dan sangga lengan pasien.3. Membantu pasien untuk mengubah posisi, batuk dan bernapas dalam setiap 2 sampai 4 jam.4. Mengisap sekresi sesuai keperluan.1. Status pernapasan klien berangsur normal.2. Klien lebih nyaman bernapas.

3. Klien lebih stabil.

4. Jalan napas klien hamper normal.

219 February 2015, pukul 13.00 WIB

19 February 2015, pukul 13.10 WIB

19 February 2015, pukul 13.20 WIB

19 February 2015, pukul 13.30WIB

1. Mengkaji kemampuan pasien untuk mencium bau dan dokumentasikan temuan.2. Yakinkan pasien bahwa kondisi tersebut bersifat sementara dan sensasi penciumannya akan pulih.3. Berikan obat yang diprogamkan sesuai antihistamin.4. Catat karakteristik drainase hidung meliputi jumlah, warna, konsistensi dan bau.

1. Secara perlahan klien mampu mencium kembali secara normal.2. Klien yakin jika penciumannya bisa pulih.

3. Kongesti pada hidung klien berkurang.

4. Kondisi penciuman klien hampir kembali normal.

320 February 2015, pukul 08.00 WIB

20 February 2015, pukul 08.10 WIB

20 February 2015, pukul 08.20 WIB

1. Segera buat perubahan apapun yang mungkin untuk mengakomodasi pasien.2. Rencanakan jadwal pemberian pengobatan disekitar jadwal tidur pasien.3. Buat rencana detail untuk member pasien kesempatan tidur 9 jam tanpa gangguan.

1. Klien dapat tidur dengan nyaman jika jauh dari kegaduhan.

2. Klien lebih nyenyak tidur.

3. Klien bisa tidur dengan nyaman.

EVALUASINoTanggal dan JamCatatan PerkembanganParaf

`120 February 2015, pukul 16.00 WIBS = Pasien mengatakan hidungnya sudah tidak begitu tersumbat setelah diberi obat.O = Pasien terlihat tidak kesulitan bernafas.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

220 February 2015, pukul 16.05 WIBS=Pasien mengatakan penciumannya hampir kembali normal.O = Pasien sudah nampak ceria.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

320 February 2015, pukul 16.10 WIBS = Pasien mengatakan sudah bisa tidur dengan nyaman.O= Kelopak mata bawah pasien sudah tidak kehitaman.A = Masalah teratasi.P = Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan Health Education.

BAB IVPEMBAHASAN

Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien-pasien yang memiliki atopi, yang sebelumnya sudah tersensitisasi atau terpapar dengan allergen (zat/materi yang menyebabkan timbulnya alergi) yang sama serta meliputi mekanisme pelepasan mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen yang serupa. Menurut WHO ARIA tahun 2001 rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung degan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar allergen yang diperantarai oleh IgE.Stimulasi pada reseptor H1 di ujung saraf sensoris menyebabkan gejala bersin-bersin dan gatal pada hidung. Gejala-gejala tersebut timbul beberapa saat setelah terpapar allergen. Fase ini disebut respon fase cepat dengan histamine sebagai mediator utama sehingga preparat anti histamine efektif untuk mengatasi gejala. Gejala dapat berlanjut sampai 6 8 jam kemudian yang timbul akibat aktivitas berbagai mediator, tetapi histamine bukan pemegang peran utama. Fase ini disebut respon fase lambat dengan gejala yang menonjol terutama adalah obstruksi hidung. Pada fase ini selain factor spesifik (allergen), iritasi oleh factor non spesifik dapat memperberat gejala seperti asap rokok, bau yang merangsang, perubahan cuaca dan kelembapan yang tinggi. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis menderita rhinitis alergi. Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan keluhan pilek tidak sembuh-sembuh dan memberat sudah 1 bulan ini. Pasien sering bersin-bersin dan hidung dirasakan tersumbat, dan keluar ingus cair. Pasien juga mengeluh hidung terasa gatal dan kesulitan tidur karena hidung tersumbat. Setelah dilakukan pemeriksaan rongga hidung dengan spekulum didapatkan sekret hidung jernih, membran mukosa edema, basah dan kebiru-biruan (boggy and bluish). Dan dari hasil tes laboratorium (pemeriksaan sekret) terdapat sel eusinofil meningkat > 3 %.Pada pasien ini ditemukan gejala allergic shiner yaitu adanya bayangan gelap di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Terapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak dengan allergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi. Pengobatan imunoterapi diberikan pada alergi inhalan dengan gejala yang berat dan sudah berlangsung lama serta pengobatan lain tidak memberikan hasil yang memuaskan. Tujuan dari imunoterapi adalah pembentukan IgG blocking antibody dan penurunan IgE. Pada kasus 2, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis menderita rhinitis vasomotor. Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan dengan keluhan hidung tersumbat kadang bergantian kanan dan kiri juga pilek sejak tahun yang lalu serta berlangsung secara hilang timbul. Ny S juga mengatakan bahwa ia bersin-bersin tapi tidak sering. Pileknya dirasakan agak kental dan bewarna bening. Tidak ada rasa gatal di mata, hidung dan tenggorokan saat serangan. Ny S juga mengatakan sulit tidur saat serangan terjadi. Ia juga berkata cemas akan penyakitnya tidak tahu akan penanganannya selain memberi minyak kayu putih disekitar hidungnya. Pada palpasi tidak ditemukan nyeri tekan didaerah sinus. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan eosinofil tetapi dalam jumlah sedikit.Pada kasus 3, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis menderita rhinitis akut. Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan dengan keluhan bersin bersin secara tiba tiba, hidung tersumbat yang tidak sembuh sembuh selama 1 minggu. Ayahnya berkata semenjak itu klien tidak nafsu makan dan sulit tidur karena hidungnya tersumbat. Setelah diperiksa, dibawah kelopak mata kehitaman dan pada pemeriksaan darah tepi tidak terdapat eosinofil yang tidak meningkat.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanRhinitis adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rhinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantari oleh IgE.Rinitis alergi secara umum disebabkan oleh interaksi dari pasien yang secara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan. Peran lingkungan dalam dalam rinitis alergi yaitu alergen, yang terdapat di seluruh lingkungan, terpapar dan merangsang respon imun yang secara genetik telah memiliki kecenderungan alergi. Tanda dan gejala rinitis adalah bersin-bersin, kongesti nasal, mengeluarkan sekresi hidung yang berlebih (rinore), timbulnya rasa gatal pada: hidung, palatum, faring, serta telinga, mata yang gatal dan kemerahan, serta keluarnya air mata dapat juga terjadi. Sehingga menyebabkan rasa yang tidak enak. Pada penderita rinitis yang khas datang dengan penyumbatan hidung bilateral akibat dari edema basah membran mukosa. Seringkali, mukosa yang berlebih ditumpuk pada dasar hidung, membran mukosa berwarna kebiruan dan agak pucat. Dan menyebabkan gejala sistemik seperti malaise, gelisah, dan selera makan berkurang, nyeri kepala, suara hidung.Pemeriksaan diagnostic dapat dilakukan dengan cara in vitro dan in vivo. Terapi medikamentosa yaitu anti histamin, dekongestan dan kortikosteroid.

B. SaranSebaiknya kita perlu mengetahui tentang penyakit rhinitis agar kita dapat mencegah hal itu timbul dalam lingkungan kita. Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan penulisan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGCBrunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCSoepardi, Efianty Arsyad,dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, Kepala & Leher edisi 6. Jakarta : FKUIWilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.Van den Broek, Dr. 2007. Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung dan Telinga. Jakarta : EGCMangunkusumo. E, Rifki. N. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

1