44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat 1

Askep Komunitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nnmmmmm

Citation preview

Page 1: Askep Komunitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan

kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma

dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam

kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,

kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu

wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok

masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat

pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public

health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh

dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta

masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing

process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,

sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Oleh

karena itu, disusun sebuah makalah sebagai pedoman untuk melaksanakan

asuhan keperawatan komunitas secara optimal dengan judul “Asuhan

Keperawatan Komunitas”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dari makalah

ini yaitu :

1. Apa pengertian asuhan keperawatan komunitas ?

2. Bagaimana proses asuhan keperawatan komunitas ?

1

Page 2: Askep Komunitas

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian asuhan keperawatan komunitas.

2. Mengetahui proses dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

2

Page 3: Askep Komunitas

BAB II

PEMBAHASAN

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinyu, dan berkesinambungan dalam

rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta

masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat

maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara

komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan

resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir

bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka

miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup

sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan

seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara

kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan

profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan

konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan

pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009). Pelaksanaan keperawatan komunitas

dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan

komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.

Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan

komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan

3

Page 4: Askep Komunitas

meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi,

2009).

Teori Newman menyatakan kelompok / komunitas dilihat sebagai klien yang

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan

penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari lima

tahapan, yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi.

2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga

masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga

atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,

sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.

a. Pengumpulan Data

Metode yang dapat digunakan dalam rangka pengumpulan data

di komunitas :

1) Interview

Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya

dikembangkan dan dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu

dikembangkan untuk melakukan pengkajian terhadap masyarakat

antara lain kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi.

Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar masyarakat membina

rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan kontak yang lama

dengan komunitas. Perawat juga harus menyertakan lembar

persetujuan (informed consent) komunitas yang disertakan dengan

tanda tangan atau cap jempol akan melakukan tindakan yang

membutuhkan persetujuan komunitas. Informed consent juga

mencantumkan jaminan kerahasian terhadap isi persetujuan dan yang

telah disampaikan. Wawancara dilakukan kepada key informant atau

tokoh yang menguasai program.

4

Page 5: Askep Komunitas

2) Observasi partisipasi

Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi.

Tentukan berapa lama observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu,

dan tempat komunitas yang akan di observasi. Kegiatan observasi

dapat dilakukan menggunakan format observasi yang sudah disiapkan

terlebih dahulu, kemudian catat semua yang terjadi, dengan tambahan

penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting diperoleh

menyangkut aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang ditemukan di

komunitas. Observasi dilakukan terhadap kepercayaan komunitas,

norma, nilai, kekuatan, dan proses pemecahan masalah di komunitas.

3) Windshield survey

Windshield survery dilakukan dengan berjalan-jalan di

lingkungan komunitas untuk menentukan gambaran tentang kondisi

dan situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,

kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk yang ditemui di

jalan saat survai dilakukan.

4) Focus Group Discussion (FGD)

FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi yang mendalam tentang perasaan dan pikiran

mengenai satu topic melaui proses diskusi kelompok, berdasarkan

pengalaman subjektif kelompok sasaran terhadap satu institusi/produk

tertentu FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai persepsi

terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan yang dan tidak mencari

consensus serta tidak mengambil keputusan menganai tindaka yang

harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12 orang dan harus

homogen, dikelompokkan berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia,

latar belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status perkawinan,

dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam. Lokasi FGD harus memberikan

5

Page 6: Askep Komunitas

situasi yang aman dan nyaman sehingga menjamin narasumber

berbicara terbuka dan wajar

FGD menggunakan diskusi yang terfokus sehingga

membutuhkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terbuka,

fasilitator, moderato, notulen, dan observer. Fasilitator dapat

menggunakan prtunjuk diskusi agar diskusi terfokus. Peran fasilitator

menjelaskan diskusi, mengarahkan kelompok, mendorong peserta

untuk berpartisipasi dalam diskusi, menciptakan hubungan baik,

fleksibel, dan terbuka terhadap saran, perubahan, gangguan, dan

kurangnya partisipasi.

Perekam jalannya diskusi yang paling utama adalah pengamat

merangkap pencatat (observer dan recorder) hal yang perlu dicatat

adalah tanggal diskusi, waktu diskusi diadakan, tempat diskusi, jumlah

peserta, tingkat partisipasi peserta, gangguan selama proses diskusi,

pendapat peserta apa yang membuat peserta menolak menjawab atau

membaut peserta tertawa, kesimpulan diskusi , dan sebagainya.

Pengguanaan alat perekam saat SGD berlangsung harus mendapat izin

dari responden terlebih dahulu.

b. Jenis Data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data

objektif (Mubarak, 2005):

1) Data Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang

dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang

diungkapkan secara langsung melalui lisan.

2) Data Objektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan

pengukuran

c. Sumber Data

1) Data primer

6

Page 7: Askep Komunitas

Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,

kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau

pengkajian.

2) Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,

misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical

record.

Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :

1) Pengkajian data dasar

Pengkajian data dasar merupakan pengkajian inti komunitas yang

dilakukan dengan singkat mengenai data penduduk sebagai

struktur inti, meliputi :

a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan

informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah

komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai

lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan

komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat

rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi

kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.

b) Data Demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin,

status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan,

pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.

c) Vital Statistik

Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau

CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka

kelahiran.

d) Status Kesehatan Komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan

vital statistik antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas,

7

Page 8: Askep Komunitas

IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan

komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi,

balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus

di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit

kronis, penyakit menular.

2) Pengkajian data masyarakat

Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:

a) Lingkungan fisik, meliputi bagaimana bentuk rumah, kondisi

rumah, halaman rumah, pembuangan sampah, MCK, sumber

air, denah daerah, batas wilayah, keadaan di lingkungan

sekitarnya, kondisinya, geografisnya, kepadatan (luas

daerah/jumlah penduduk), bagaimana kualitas udara-tumbuh-

tumbuhan-binatang peliharaan, keindahan alam, kondisi air,

dan lain-lain.

b) Pelayanan kesehatan/sosial, yaitu apakah ada pusat pelayanan

umum, jenisnya, bagaimana karakteristik pemakainya,

statistiknya, adekuat atau tidak, dapat dicapai maupun

diterima, bagaimana tingkat kepercayaan pengguna jasa.

c) Ekonomi, meliputi bagaimana tingkat perekonomiannya,

sejauh mana mempengaruhi tingkat kesehatan, berapa jumlah

pengangguran, presentase masyarakat yang hidup di bawah

garis kemiskinan, pendapatan per bulan, kemampuan daya beli

masyarakat terutama kesehatan, apakah terdapat tempat

industri, pertokoan, lapangan kerja, dan kemana warga

berbelanja.

d) Keamanan & transportasi, meliputi bagaimana keadaan

keamanan masyarakat, pelayanan keamanan, tingkat

kriminalitas, jenis transportasi yang ada, bagaimana situasi

jalannya, apakah dekat dengan pelayanan kesehatan termasuk

cara mencapai tempat pelayanan kesehatan tersebut.

e) Politik dan pemerintahan, meliputi bagaimana struktur

organisasi di masyarakat (aktif atau tidak, formal/non formal),

8

Page 9: Askep Komunitas

bagaimana jenis keyakinan atau nilai terhadap politik

kelompok tertentu, apakah ada peran serta partai politik dalam

layanan kesehatan, adakah distribusi power di masyarakat,

toma, toga maupun tempat untuk berkumpul.

f) Komunikasi, meliputi bagaimana masyarakat memperoleh

informasi, apakah ada papan informasi, jenis perkumpulan atau

pertemuan yang ada serta alat komunikasi,

g) Pendidikan, merupakan presentase masyarakat yang sekolah,

apa saja pendidikan yang tersedia di masyarakat, apakah

masyarakat memerlukan pengetahuan khusus, apakah tersedia

sarana pendidikan khusus, siapakah pengguna, dan bagaimana

karakteristiknya.

h) Rekreasi, yaitu bagaimana persepsi masyarakat tentang

rekreasi, tempat yang sering digunakan, fasilitas rekreasi yang

ada, apakah terjangkau oleh komunitas, serta di mana tempat

anak-anak bermain,

d. Analisa Data

Analisa data masyarakat digunakan sebagai bahan :

1) Mengidentifikasi permasalahan yang ada dan dirasakan oleh

masyarakat

2) Menetapkan kebutuhan masyarakat

3) Menetapkan kekuatan masyarakat

4) Mengidentifikasi pola respon sehat-sakit masyarakat

5) Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan

pelayanan.kesehatan

Hasil dari analisa data sebagai dasar membuat diagnosa

keperawatan.

9

Page 10: Askep Komunitas

e. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat

dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian

masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.

Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

f. Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,

diantaranya adalah :

a) Perhatian masyarakat

b) Prevalensi kejadian

c) Berat ringannya masalah

d) Kemungkinan masalah untuk diatasi

e) Tersedianya sumber daya masyarakat

f) Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki

kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yaitu :

a) Keadaan yang mengancam kehidupan

b) Keadaan yang mengancam kesehatan

g. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang

masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang

mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi

komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga

komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan

symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).

a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang seharusnya terjadi.

10

Page 11: Askep Komunitas

b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang

dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.

c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah

yang terjadi.

Formulasi diagnosa keperawatan komunitas menurut Logan &

Dawkins (1986) adalah sebagai berikut :

Diagnosa resiko : … (masalah)

Diantara : … (komunity)

berhub dgn : … (karakteristik komunity & lingkungan )

Yang dimanifestasikan oleh : … (indikator kesehatan / analisa

data). Jadi formulasi diagnosa keperawatan komunitas dalam kalimat

menjadi :

Resiko ………………….. (masalah) diantara …………….

(menggambarkan komunitas yang beresiko), berhubungan dengan

……..……… (karakteristik komunitas dan lingkungan), yang

dimenifestasikan dengan ……. (indikator kesehatan/hasil analisa data).

2.3 Perencanaan/ Intervensi

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan. Adapun rumusan rencana tindakan yang terdiri

dari : tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, strategi ntervensi,

rencana evaluasi.

Merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Berfokus pada masyarakat

2) Jelas dan singkat

3) Dapat diukur dan diobservasi

4) Realistik

5) Ada target waktu

11

Page 12: Askep Komunitas

6) Melibatkan peran serta masyarakat

a. Tujuan jangka panjang

Tujuan jangka panjang adalah hasil akhir yang diharapkan atau

merupakan target akhir dari semua kegiatan dari serangkaian proses

pemecahan satu masalah keperawatan (1 diagnosa), terdiri dari

indikator yang sangat luas dan cenderung abstrak yang pada dasarnya

diharapkan terjadi perubahan (pengetahuan, ketramp, sikap) dari

masyarakat.

b. Tujuan jangka pendek

Tujuan jangka pendek hasil yang diharapkan dari setiap kegiatan

yang dilakukan pada waktu tertentu, merupakan penjabaran dari

tujuan jangka panjang terdiri dari indikator yang spesifik.

c. Menentukan strategi intervensi

Menetapkan strategi intervensi

1) Merencanakan :

kegiatan apa yang akan dilaksanakan

kapan kegiatan itu dilaksanakan

bagaimana cara pelaksanaan kegiatan tersebut

siapa yang akan melakukannya

berapa banyak kegiatan yang akan dilaksanakan

2) Memperhatikan :

program yang ada termasuk program yang telah lalu

organisasi yang ada

situasi dan kondisi di masyarakat

sumber-sumber yang ada

3) Menetapkan : kegiatan/aktivitas utama dalam setiap tujuan

sehingga masalah dapat teratasi

d. Merumuskan rencana evaluasi

Merumuskan rencana evaluasi meliputi 2 hal, yaitu :

1. Kriteria : tanda atau indikator yang mengukur pencapaian

tujuan atau tolok ukur dari suatu kegiatan tertentu.

12

Page 13: Askep Komunitas

2. Standart : tingkat performan (penampilan/kinerja) yang

diterima, sesuai degan tolok ukur yang ada.

2.4 Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan

keperawatan harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam

hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat

(Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan

tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:

a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit

b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku

hidup sehat dan

melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah

gangguan penyakit

d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya

kebutuhan komunitas

Prinsip umum dalam implementasi pada keperawatan komunitas

diantaranya :

a. Inovatif

b. Integrated yaitu mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim

kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan azas kemitraan.

c. Rasional

d. Mampu dan mandiri

e. Ugem yaitu harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan

bertindak dengan sikap optimis

2.5 Penilaian/Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

13

Page 14: Askep Komunitas

Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan

tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan

tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah

ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun

tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:

a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan

intervensi

b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi

keperawatan

c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

14

Page 15: Askep Komunitas

2.6 Contoh Kasus Asuhan Keperawatan Komunitas

A. Pengkajian

Data Inti

1. Riwayat perkembangan komunitas

a. Lokasi daerah binaan : Desa Dawan Kaler termasuk satu dari 12

Desa di Kecamatan Dawan dan terletak di sebelah timur Kota

Semarapura yang berjarak 10 Km, dan 42 KM dari Denpasar. Desa

Dawan Kaler terdiri dari : 4 Dusun yaitu Dusun dan 4 Banjar Adat

dari utara keselatan :

1. Dusun Kayehan

2. Dusun Pasekan

3. Dusun Metulis

4. Dusun Sengguan

No Jenis Penggunaan

Tahun 2013 Tahun

2014

Luas (Ha) Prosentase Luas (Ha) Prosentase

1

2

3

4

5

Tanah Tegalan

Tanah Pekarangan

Tanah Kering

Tanah alang - alang

Tanah Lainnya (Jalan,

bangunan Pura, Sekolah,

Banjar dll)

220.47

13.28

1.00

2.12

1.50

220.47

13.28

1.00

2.12

1.50

b. Luas Wilayah :

Tabel 1 : Luas wilayah Desa Dawan Kaler

2. Data Demografi

15

Page 16: Askep Komunitas

a. Jumlah Penduduk

Tabel 2 : Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Dawan

Kaler tahun 2013 dan 2014

No Indikator Data

2013 2014

1 Laki-laki 1.437 jiwa 1.449 jiwa

2 Perempuan 1.421 jiwa 1.406 jiwa

Jumlah 2.858 jiwa 2.855 jiwa

Jumlah KK 663 KK 668 KK

Tabel 3 : Jumlah penduduk berdasarkan umur di Desa Dawan Kaler

tahun 2013 dan 2014

NO INDIKATORDATA

2013 2014

1 0 – 12 bulan 68 orang 57 orang

2 >1 - <5 tahun 261 orang 253 orang

3 ≥5 - < 7 tahun 112 orang 113 orang

4 ≥7 - <56 tahun 397 orang 394 orang

5 >15 - 56 tahun 1.540 orang 1.591 orang

6 >56 tahun 480 orang 454 orang

Jumlah 2.858 orang 2.855 orang

16

Page 17: Askep Komunitas

b. Pekerjaan

Penduduk Usia 15-54 tahun di Desa Dawan Kaler yang tidak

bekerja sebanyak : 351 orang, sedangkan yang usia produktif 1.651

orang. Jadi angka pengangguran di Desa Dawan Kaler adalah

21.26 %

c. Tingkat Pendapatan

Income Perkapita : : 3.142.2016 atau penghasilan rumah tangga

perbulan: Rp. 261.851

Tabel 4 : Tingkat kesejahteraan dan tingkat kemiskinan keluarga di Desa Dawan

Kaler

Tingkat

Kesejahteraan

1. Jumlah Keluarga

Prasejahtera117 KK 253KK

1. Jumlah Keluarga

Sejahtera 170 KK 42 KK

1. Jumlah Keluarga

Sejahtera 2264 KK -

1. Jumlah Keluarga

Sejahtera 3212 KK 530 KK

1. Jumlah Keluarga

Sejahtera 3 plus1 KK -

Tingkat

kemiskinan

1. Jumlah Rumah Tangga 663 RT 668 RT

2.Jumlah Rumah Tangga Miskin 141 RTM 141 RTM

17

Page 18: Askep Komunitas

3. Status Kesehatan Komunitas

a. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil

Tabel 5 : Cakupan KIA per Dusun Desa Dawan Kaler Tahun 2014

N

ODusun

Sasaran B

umil

Sasaran B

ulin

Sasaran R

esti

KI (100%) K4 (98%)

Persalinan

Nakes

(100%)

Deteksi Resti

Masyarakat

(60%)

Hasil %

hasil %

Hasil %

Hasil %

1Kayeha

n14 14 2 14 100 8 57 8 57 3 150

2 Pasekan 13 12 2 7 53,8 6 46 6 50 2 100

3 Metulis 8 7 2 8 100 9 112,5 7 100 2 100

4Senggu

an5 5 2 5 100 7 140 5 00 0 0

5 Desa 40 38 8 34 85 30 75 26 68,4 7 87,5

b. Usia Harapan Hidup (UHH)

Dari data, maka diperoleh Angka Harapan Hidup Desa Dawan

Kaler tahun 2013 yaitu 423/ 7 = 60,42 th dan pada tahun 2014

adalah 689,5/10 = 68,95 th

Data Masyarakat ( 8 Subsistem)

1. Data Lingkungan Fisik

a. Pemukiman

18

Page 19: Askep Komunitas

1) Luas bangunan

2) Bentuk bangunan: rumah, petak, asrama, pavilyun

3) Jenis bangunan: permanen, semi permanen, non permanen

4) Atap rumah: genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes

5) Dinding: tembok, kayu, bamboo, atau lainnya (sebutkan)

6) Lantai: semen, tegel, keramik, tanah, kayu tau lainnya (sebutkan)

7) Ventilasi: kurang atau lebih dari 15-20% dari luas lantai

8) Pencahayaan: kurang/baik

9) Penerangan: kurang/baik

10) Kebersihan: kurang/baik

11) Pengaturan ruangan dan perabotan: kurang/baik

12) Kelengkapan alat rumah tangga: kurang/baik

b. Sanitasi

1) Penyedian air bersih (MCK)

2) Penyedian air minum

3) Pengelolaan jamban: bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan

bagaimana jaraknya dengan sumber air bersih

4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

5) Pengelolaan sampah: sarana untuk tempat pembuangan dan

pengelolaan sampah belum optimal

6) Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan

7) Sumber polusi: pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan

8) Fasillitas

9) Batas-batas wilayah

10) Kondisi geografis

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

1) Pelayanan kesehatan

a) Lokasi sarana kesehatan

b) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)

c) Jumlah kunjungan

19

Page 20: Askep Komunitas

d) Sistem rujukan

2) Fasilitas Sosial (pasar, toko, swalayan)

a) Lokasi

b) Kepemilikan

c) Kecukupan

3. Ekonomi

1) Jenis pekerjaan

2) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan

3) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan

4) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia

4. Keamanan dan Tranportasi

1) Keamanan

a) Sistem keamanan lingkungan

b) Penanggulangan kebakaran

c) Penanggulangan bencana

d) Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah

2) Transportasi

a) Kondisi jalan

b) Jenis transportasi yang dimiliki

c) Sarana transportasi yang ada

5. Politik

1) Sistem pengorganisasian

2) Struktur organisasi

3) Kelompok organisasi dalam komunitas

4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

6. Sistem Komunikasi

1) Sarana untuk komunikasi

2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas

3) Cara penyebaran informasi

7. Pendidikan

1) Tingkat pendidikan komunitas

20

Page 21: Askep Komunitas

2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)

Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas

Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia

3) Jenis bahasa yang digunakan

8. Rekrasi

1) Kebiasaan rekreasi

2) Fasilitas tempat rekreasi

B. Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data

No. Data subyektif dan obyektif Data Standar Masalah

1 DS : -

DO :

- Hanya ada 1 dari 4 banjar

yang menyelenggarakan

Posbindu lansia

- UHH Desa Dawan Kaler

pada tahun 2014 adalah

68,95 tahun

- Setiap dusun

menyelenggar

akan Posbindu

lansia

- Berdasarkan

Badan Pusat

Statistik (BPS)

Provinsi Bali,

UHH daerah

Kabupaten

Klungkung

adalah 69,52

tahun

Resiko terjadinya

penurunan

kesehatan pada

lansia

2 Dari 40 orang sasaran ibu hamil :

- 34 orang (85%)

memeriksakan

kehamilannya pada

trimester I (KI)

- Target

pencapain

cakupan

pemeriksaan

ibu hamil (K1)

Risiko penurunan

derajat kesehatan

ibu dan bayi

21

Page 22: Askep Komunitas

- 30 orang (75%)

memeriksakan

kehamilannya pada

trimester 3 (K4)

Dari 38 orang sasaran ibu

bersalin :

- 26 orang (68,4%)

melakukan persalinan

yang dibantu oleh tenaga

kesehatan

berdasarkan

SPM adalah

100%

- Target

pencapain

cakupan

pemeriksaan

ibu hamil (K4)

berdasarkan

SPM adalah

98%

- Target

pencapain

cakupan

persalinan oleh

tenaga

kesehatan

berdasarkan

SPM adalah

100%

2. Perumusan Masalah

a. P : Resiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia di desa Dawan

Kaler

E : Kurangnya penyelenggaraan Posbindu lansia disetiap dusun dan

rendahnya UHH desa Dawan Kaler akibat kurangnya pengetahuan

terhadap kesehatan lansia dan perubahan-perubahan yang terjadi pada

lansia

S :

22

Page 23: Askep Komunitas

- Hanya ada 1 dari 4 banjar yang menyelenggarakan Posbindu lansia

- UHH Desa Dawan Kaler pada tahun 2014 adalah 68,95 tahun

b. P : Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi di desa Dawan Kaler

E : Kurangnya angka pemeriksaan ibu hamil dan persalinan yang dibantu

oleh tenaga kesehatan akibat kurang terpajan informasi tentang

kesehatan ibu selama hamil dan pentingnya persalinan yang dibantu

oleh tenaga kesehatan

S :

Dari 40 orang sasaran ibu hamil :

- 34 orang (85%) memeriksakan kehamilannya pada trimester I (KI)

- 30 orang (75%) memeriksakan kehamilannya pada trimester 3 (K4)

Dari 38 orang sasaran ibu bersalin :

- 26 orang (68,4%) melakukan persalinan yang dibantu oleh tenaga

kesehatan

3. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia di desa Dawan Kaler

berhubungan dengan kurangnya penyelenggaraan Posbindu lansia disetiap

dusun dan rendahnya UHH desa Dawan Kaler akibat kurangnya

pengetahuan terhadap kesehatan lansia dan perubahan-perubahan yang

terjadi pada lansia ditandai dengan :

- Hanya ada 1 dari 4 banjar yang menyelenggarakan Posbindu lansia

- UHH Desa Dawan Kaler pada tahun 2014 adalah 68,95 tahun

b. Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi di desa Dawan Kaler

berhubungan dengan kurangnya angka pemeriksaan ibu hamil dan

persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan akibat kurang terpajan

informasi tentang kesehatan ibu selama hamil dan pentingnya persalinan

yang dibantu oleh tenaga kesehatan ditandai dengan :

Dari 40 orang sasaran ibu hamil :

- 34 orang (85%) memeriksakan kehamilannya pada trimester I (KI)

- 30 orang (75%) memeriksakan kehamilannya pada trimester 3 (K4)

23

Page 24: Askep Komunitas

Dari 38 orang sasaran ibu bersalin :

- 26 orang (68,4%) melakukan persalinan yang dibantu oleh tenaga

kesehatan

PRIORITAS MASALAH

No Masalah Pentingnya

masalah untuk

dipecahkan

1 = rendah

2 = sedang

3 = tinggi

Kemungkinan

perubahan positif

jika diatasi

0 = tidak ada

1 = rendah

2 = sedang

3 = tinggi

Peningkatan

terhadap

kualitas hidup

bila masalah

diatasi

0 = tidak ada

1 = rendah

2 = sedang

3 = tinggi

Total

1. Risiko

penurunan

status

kesehatan

lansia di

desa Dawan

Kaler

3 2 3 8

2. Risiko

penurunan

derajat

kesehatan

ibu dan

bayi di desa

Dawan

Kaler

3 3 3 9

Jadi, dapat disimpulkan prioritas masalah di desa Dawan Kaler yaitu :

24

Page 25: Askep Komunitas

1. Resiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi di desa Dawan Kaler

2. Resiko penurunan status kesehatan lansia di desa Dawan Kaler

C. Rencana Tindakan dan Rencana Evaluasi

N

O

DX TUJUAN INTERVENSI     EVALUASI

KRITERIA STANDAR

Tujuan

Jangka

Panjang

Tujuan Jangka

Pendek

1 Risiko

penurunan

derajat

kesehatan ibu

dan bayi di

Desa Dawan

Kaler

berhubungan

dengan

kurangnya

angka

pemeriksaan

ibu hamil dan

persalinan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan

akibat kurang

terpajan

informasi

tentang

kesehatan ibu

Setelah

dilaksanakanti

ndakan

keperawatan

selama…

Diharapkan

kurangnya

pengetahuan

tentang

kesehatan ibu

selama hamil

dan

pentingnya

persalinan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan

dapat teratasi,

dengan angka

pemeriksaan

ibu hamil

pada K1

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama..

diharapkan ibu

hamil yang ada

di Desa Dawan

Kaler mampu:

1. Menjelaskan

manfaat

pemeriksaan

kehamilan

pada

trimester 1

sampai

trimester 3

2. Menjelaskan

pentingnya

melakukan

proses

persalinan

1. Kaji tingkat

pengetahuan

ibu tentang

kesehatan ibu

selama hamil

dan pentingnya

persalinan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan

2. Berikan

Pendidikan

Kesehatan

tentang

kesehatan ibu

selama hamil

meliputi

pemeriksaan

kehamilan dari

trimester 1-3

dan pentingnya

persalinan

1. Peningkatan

pengetahuan

ibu hamil

tentang

kesehatan ibu

selama hamil

dan

pentingnya

persalinan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan

2. Adanya

motivasi pada

ibu hamil

dalam

memeriksakan

kehamilannya.

90% ibu hamil di

Desa Dawan

Kaler mampu

menjelaskan

tentang manfaat

pemeriksaan

kehamilan pada

trimester 1

sampai trimester

3

dan pentingnya

persalinan yang

dibantu oleh

tenaga kesehatan

25

Page 26: Askep Komunitas

selama hamil

dan

pentingnya

persalinan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan

ditandai

dengan dari

40 orang

sasaran ibu

hamil, 34

orang (85%)

memeriksakan

kehamilannya

pada trimester

I (KI), 30

orang (75%)

memeriksakan

kehamilannya

pada trimester

3 (K4) serta

dari 38 orang

sasaran ibu

bersalin, 26

orang (68,4%)

melakukan

persalinan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan,

meningkat

dari 85%

menjadi

100%, K4

dari 75%

menjadi 98%,

dan persalinan

nakes dari

68,4% naik

manjadi 100%

yang

dibantu oleh

tenaga

kesehatan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan

3. Motivasi ibu

hamil untuk

melakukan

pemeriksaan

kehamilan

dari trimester

1-3 dan

memanfaatka

n tenaga

kesehatan

untuk

membantu

proses

persalinan

4. Lakukan

penyebaran

leafleat

tentang

kesehatan ibu

selama hamil

dan

pentingnya

persalinan

yang dibantu

oleh tenaga

kesehatan

2 Resiko Setelah Setelah 1. Berikan 1. Peningkatan 1. 80% lansia

26

Page 27: Askep Komunitas

terjadinya

penurunan

kesehatan

pada lansia di

desa Dawan

Kaler

berhubungan

dengan

kurangnya

penyelenggara

an Posbindu

lansia disetiap

dusun dan

rendahnya

UHH desa

Dawan Kaler

akibat

kurangnya

pengetahuan

terhadap

kesehatan

lansia dan

perubahan-

perubahan

yang terjadi

pada lansia

ditandai

dengan hanya

ada 1 dari 4

banjar yang

menyelenggar

akan

diberikan

tindakan

keperawatan,

diharapkan

tidak terjadi

penurunan

kesehatan

lansia di desa

Dawan Kaler

dengan

terselenggaran

ya Posbindu

lansia disetiap

dusun dan

peningkatan

UHH desa

Dawan Kaler

dari 68,95

tahun menjadi

69,52 tahun

diberikan

tindakan

keperawatan,

diharapkan

tidak terjadi

penurunan

kesehatan lansia

di Desa Kaler

Dawan dengan

kriteria hasil :

- Masyarakat/

lansia

mendapatkan

informasi

masalah

kesehatan

lansia,

perubahan-

perubahan

yang terjadi

pada lansia

dan perawatan

terhadap

lansia yang

sakit

- Kader mampu

memotivasi

dan

memberikan

penyuluhan

pada keluarga

yang memiliki

penyuluhan

kesehatan

pada

masyarakat

/lansia tentang

perubahan-

perubahan

yang terjadi

pada lansia

dan perawatan

pada lansia

yang sakit

2. Bimbing

kader dalam

memberikan

penyuluhan

dalam

pentingnya

perawatan

kesehatan

lansia

3. Bentuk

posbindu

lansia dan

susun rencana

kegiatan

bersama kader

4. Bimbing

kader dalam

pengisian

KMS lansia

5. Laksanakan

pemahaman

masyarakat/

lansia tentang

perubahan-

perubahan

yang terjadi

pada lansia

dan perawatan

pada lansia

yang sakit

2. Kader ikut

serta dalam

penyuluhan,

kader dapat

menyebutkan

kembali

materi yang

diberikan

3. Terbentuknya

rencana

kegiatan

dalam 1 tahun

4. Pemeriksaan

fisik lansia

tercatat di

KMS oleh

kader/mahasis

wa

5. Lansia yang

mengalami

gangguan

kesehatan

dan kader

mengikuti

acara

pembentukan

posyandu

lansia

2. 80% lansia

mengikuti

pemeriksaan

fisik lansia

27

Page 28: Askep Komunitas

Posbindu

lansia dan

UHH desa

Dawan Kaler

pada tahun

2014 adalah

68,95 tahun

lansia tentang

perawatan

lansia

- Terbentuknya

posbindu

lansia

- Lansia dapat

melakukan

pemeriksaan

fisik teratur

- Kader mampu

mengisi KMS

lansia

pemeriksaan

fisik oleh

tenaga

kesehatan

6. Catat

pemeriksaan

fisik lansia di

KMS lansia

7. Rujuk lansia

yang

mengalami

gangguan

kesehatan ke

puskesmas

untuk

mendapatkan

pengobatan

dirujuk ke

puskesmas

untuk

mendapatkan

pengobatan

28

Page 29: Askep Komunitas

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase

yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan

pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses

keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien

yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi

pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah

kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau

kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial

ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap

stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu

problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau

manifestasi/data penunjang (S).

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan.

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan

keperawatan harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam

hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat.

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan

tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan

29

Page 30: Askep Komunitas

tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah

ditentukan atau dirumuskan sebelumnya.

3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa dapat membuat dan melaksanakan Proses

Asuhan Keperawatan Komunitas dengan baik sesuai dengan fase-fase

pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan

komunitas sebagai klien serta dapat memberikan pelayanan secara optimal

kepada masyarakat sesuai dengan asuhan keperawatan komunitas.

30