35
Explore Upload Share Email Embed Like Save

Askep nutrisi

Embed Size (px)

Citation preview

Asuhan keperawatan pada tn9246 views

asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan1148 views

Asuhan keperawatan an.m dengan asma5602 views

Askep kejang dan demam pada anak1464 views

AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur8006 views

Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji8204 views

Kumpulan patofisiologi36758 views

Askep obesitas3084 views

Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -7411 views

Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta1864 views

Askep anak-malnutrisi1629 views

Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral1235 views

Follow

by cuttriahajaton

on May 11, 2014

i nShar e

7,557views

Show more

No comments yet

asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiPresentation Transcript

1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI “KWARSHIORKOR”

2. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi adalah tindakan kegiatan atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan langsung kepada klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi yang sedang dihadapi oleh pasien. PENGERTIAN ASKEP PADA KLIEN GANGGUAN NUTRISI

3. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Sistem

Pencernaan ▪ Mulut ▪ Gigi ▪ Lidah ▪ Pharink ▪ Esofagus ▪ Lambung ▪ Usus halus Usus besar

Colon Rectum Organ Aseksoris ▪ Hati ▪ Kantong Empedu ▪ Pankreas Gambar.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

4. PROSES PADA SALURAN PENCERNAAN

5. DEFINISI ▪ Gangguan nutrisi disebut dengan istilah “malnutrisi” ▪ Nama inte rnasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ). ▪ Malnutrisi adalah kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh. JENIS-JENIS

MALNUTRISI 1. Undernutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang kuantitasnya tidak memadai selama periode waktu yang lama. Marasmus dan inanisi yang sinonim dengan undernutrisi yang parah. Kelaparan menyiratkan hampir tidak adanya makanan sama sekali. Contohnya: Marasmus, Kwashiorkor, dan Campuran Marasmus-Kwashiorkor. 2. Overnutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang berlebihan selama periode waktu yang lama. Contohnya: Obesitas Gambar.3. malnutrisi energi dan protein (MEP)

6. FOTO-FOTO UNDERNUTRISI

7. Untuk Menghitung Status Gizi, Kita Dapat Menggunakan Beberapa Jenis Rumus. Diantaranya

Adalah: 1. Dan Interprestasi Persen Deviasi Dari UBW (Usual Body Weight/Berat Badan Biasanya) Dan Persen Penurunan Berat Badan MENGHITUNG STATUS GIZI KOTAK A-1 Menghitung dan Menafsirkan Persentase Deviasi dari Berat Badan Biasa dan Persentase Penurunan Berat Badan Menghitung Persentase Berat Badan Biasa % berat badan biasa = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 x 100 Malnutrisi ringan 85-90% Mallnutrisi sedang 75-84% Malnutrisi berat krang dari 74% Menghitung Persentase Penurunan Berat Badan % berat badan biasa = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 −𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡

𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 x 100 Penurunan berat badan signifikan 5% dalam 1bulan 7,5% dalam 3 bulan 10% dalam 6 bulan Penurunan berat badan berat >5% dalam 1bulan >7,5% dalam 3 bulan

>10% dalam 6 bulan

8. Rumus ini digunakan untuk Individu Yang Berusia Lebih Dari 18 Tahun 2. INDEKS MASSA

TUBUH (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) Adalah Sebuah Indikator Perubahan Dalam Simpanan Lemak Tubuh Dan Apakah Berat Seseorang Sesuai Dengan Tingginya, Dan Dapat Dipakai Untuk Memperkirakan Malnutrisi. Keterangan: Panduan untuk Evaluasi IMT <16 malnutrisi 26 -30 Berat Badan Lebih 19-19 Berat Badan Kurang 31-40 Kegemukan sedang-berat 20-25 Normal >40 kegemukan tidak wajar

9. CONTOH SOAL: ▪ Ani adalah seorang pasien di salah satu rumah sakit wilayah Bogor,

Kecamatan rawa bangun. Ani memiliki berat badan 70 kg dengan tinggi badan 165 cm. Untuk membuat asuhan keperawatan, maka perawat membutuhkan status gizi pasien sebagai langkah awal pengkajian. Maukah anda membantu perawat tersebut untuk menghitung Indeks Massa Tubuh pasien Ani? berapakah IMT untuk Ani ? JAWAB: IMT = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔) 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚2) IMT = 70 𝑘𝑔 1,652 IMT = 25,7116 Jadi, Berat Badan Lebih

10. HITUNGLAH SOAL DIBAWAH INI : Seorang mahasiswi ilmu gizi yang bernama Rosella melakukan penelitian kesalah satu desa di Nusa Tenggara Timur. Untuk sasaran pertama, Ia menemukan seorang balita yang bernama Tilahahu yang berumur 3 tahun. Pada tanggal 12 april 2013, ibu Rosella menimbang berat badan tilahahu dengan hasil timbangan 9kg. Setahun kemudian, pada tanggal 12 april 2014, ibu Rosella kembali menimbang berat badan Tilahahu.

Sungguh miris, berat badan Tilahahu turun menjadi 6,3kg. Untuk mendapatkan data anak malnutrisi sebagai data pendukung karya tulisnya, maka ibu Rosella harus menghitung persentase berat badan biasa. Jika anda ibu Rosella, berapakah persentase berat badan biasa Tilahahu?????

11. JAWABAN % berat badan biasa = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 x 100 % berat badan biasa = 6,3 𝑘𝑔 9 x 100 % berat badan biasa = 70% Jadi, Tilahahu mengalami malnutrisi berat FOTO

TILAHAHU

12. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KWASHIORKOR DEFINISI ▪ Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan. ETIOLOGI ▪ Kurangnya masukan protein. ▪ Diare anak. ▪ Malabsorpsi protein. ▪ Infeksi. ▪ Luka bakar/ Pendarahan. ▪ Kegagalan melakukan sintetis protein. ▪

Proteinuria. ▪ Faktor sosial, ekonomi, budaya. PATOFISIOLOGI terjadi edema perlemakan hati

13. Gejala Kwashiorkor ▪ Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat ▪ Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat ▪ Gejala gastrointest inal seperti anoreksia dan diare ▪ Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna ▪ Kulit kering dengan menunjukan garis – garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi ▪ Terjadi pembesaran hati, hat i yang teraba umumya kenyal,

permukaannya licin dan tajam. ▪ Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita ▪ Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi

14. 1. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK “KWASHIORKOR” a. Anamnese 1) Identitas pasien 2) Riwayat penyakit sekarang 3) Riwayat kesehatan 4) Riwayat penyakit dahulu 5) Riwayat keluarga 6) Pola-pola fungsi kesehatan meliputi; - Pola nutrisi - Pola Eliminasi - Pola aktivitas 7) Pola istirahat dan tidur b. Pengkajian Fisik 1) Keadaan Umum 2) Kepala 3) Muka : - Mata -Telinga - Hidung –Mulut 4) Tenggorokan 5) Leher 6) Torax 7) Abdomen 8) Extremitas Atas 9) Kulit

15. C.DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. b. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan. c. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan nutrisi.

16. a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Tujuan: Kebutuhan Nutrisi. Terpenuhi Kriteria Hasil: 1) Berat Badan Sesuai Dengan Umur. 2) Nafsu Makan Kembali Normal. 3) Tanda-tanda Kwashiorkor Berkurang/Hilang. Intervensi : 1) Kaji Faktor Penyebab Gangguan Kebutuhan Gizi. 2) Berikan Makanan Bertahap Dan Formula Mudahdicerna, Pekat Protein. 3) Berikan Modisco ½, 1, Atau 2, Atau 3 Sesuai Kebutuhan 4) Observasi Berat Badan Setiap Hari. 5) Kolaborasi Dengan Tim Medis Dalam Pemberian Terapi Sesuai Dengan Kondisi Pasien D. ASUHAN KEPERAWATAN

17. Implementasi 1) Melakukan pengkajian terhadap pasien tentang penyebab gangguan

kebutuhhan gizi 2) Memberikan makanan bertahap dan formula yang mudah di cerna dan tinggi akan protein 3) Memberikan modisco dengan melakukan kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberiian terapi yang tepat 4) Menimbang berat badan setiap pagi 5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien. Evaluasi : Berat badan menjadi normal, nafsu makan kembali normal dan tidak terdapat tanda tanda kwashiorkor pada pasien

18. Tujuan : Mempertahankan Keseimbangan Elektrolit Dan Volume Cairan. Kriteria Hasil: 1) Pasien

Tidak Diare. 2) Muntah Teratasi. 3) Tanda-tanda Dehidrasi Tidak Nampak. 4) Turgor Kulit Baik. Intervensi : 1) Observasi Tanda-tanda Vital. 2) Kaji Status Hidrasi (Turgor Kulit). 3) Observasi Jumlah Dan Tipe Masukan Cairan. 4) Observasi Diare. 5) Atur Pola Diit Untuk Mengatasi Muntah Dengan Cara Makan Sedikit-sedikit Tapi Sering, Bila Masih Muntah, Pasang Sonde. b. Resiko Terjadinya Kekurangan Volume Cairan S/D Diare, Muntah, Tidak Adekuatnya Masukan Makanan Dan Cairan.

19. 1) Melakukan Pemeriksaan Tanda Tanda Vital Pada Pasien Tiap 4 Jam Sekali 2) Mengkaji

Hidrasi Pasien Dengan Melihat Tuirgor Kulit, Balance Intake Output. 3) Melakukan Observasi Jumlah Dan Tipe Masukan Cairan Yang Dikonsumsi Oleh Pasien 4) Melakukan Pengkajian Apakah Pasien Masih Diare 5) Lakukan Kolaborasi Dengan Tim Gizi Dalam Pemberian Diit Yang Tepat Sesuai Dengan Kondisi Pasien Evaluasi : Pasien menunjukkan hidrasi yang baik dengan di tandai oleh kondisi pasien yang semakin baik, pasien tidak diare, turgor kulit baik dan berat badan pasien stabil. Implementasi

20. c. Kurangnya Pengetahuan Tentang Kondisi, Prognosi Dan Kebutuhan Nutrisi. Tujuan:

Pengetahuan keluarga bertambah. Kriteria hasil: 1) Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan. 2) Dapat mengulangi isi penyuluhan. 3) Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai dirumah. Intervensi : 1) Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar. 2) Jelaskan tentang: - Nama penyakit anak. - Penyebab penyakit. - Akibat yang ditimbulkan. - Pengobatan yang dilakukan.

21. 3) Jelaskan tentang: - Pengertian nutrisi dan pentingnya. - Pola makan yang betul untuk anak

sesuai umurnya. - Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein. 4) Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan. 5) Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.

22. Implementasi : 1) Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluaga tentang penyakit yang di derita pasien dan juga kesiapan pasien dan keluarga untuk belajar. 2) Membeikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita, penyebab, akibat dari penyakit dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk penyakit pasien. 3) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga

nya tentang pola makan yang baik untuk pasien dengan penyakit tersebut. 4) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengulang materi yang telah di berikan 5) Menganjurkan kepada keluarga untuk melakukan kontrol secara rutin ke tempat kesehatan terdekat, agar

pengobatan tuntas. Evaluasi : Pasien lebih mengerti tentang penyakit yang diderita oleh pasien, dan keluarga tidak bertanya tanya lagi tentang penyakit yang diderita pasien.

23. THANK YOU... By: Kelompok 1 Pembimbing: Drs. Zulkifli Risyad, AK,. M.Kes.