4
TUGAS PORTOFOLIO ASKEP STRIKTUR URETRA I. PENGERTIAN Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut dan kontraksi. (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468) Striktur uretra adalah penyempitan atau penyumbatan dari lumen uretra sebagai akibat dari  pembentuka n jaringan fibrotik (jaringan parut pada uretra dan/atau pada daerah periuretra) (Nursalam, 2006). Striktur uretra adalah peny empitan lumen uretra ak ibat adanya jaringa n parut dan kontriksi. ( Toto Suharyanto, Abdul Majid Hal 271, 2009)  II. ETIOLOGI / PREDISPOSISI 1. Kongenital Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan anomali saluran kemih yang lain. 2. Didapat a. Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)  b. Cedera akibat peregangan c. Cedera akibat kecelakaan d. Uretritis gonorheal yang tidak ditangani e. Spasmus otot f. Tekanan dari luar misalnya pertumbuhan tumor 3. Post operasi Beberapa operasi pada saluran kemih dapat menimbulkan striktur uretra, seperti operasi  prostat, operas i dengan ala t endoskopi. 4. Infeksi Merupakan faktor yang paling sering menimbulkan striktur uretra, seperti infeksi oleh kuman gonokokus yang menyebabkan uretritis gonorrhoika atau non gonorrhoika telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya namun sekarang sudah jarang akibat  pemaka ian antibiotik, kebanyakan striktur ini terletak di pars membranasea , walaupun juga terdapat pada tempat lain; infeksi chlamidia sekarang merupakan penyebab utama tapi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi atau menggunakan kondom

askep perkemihan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jygk

Citation preview

TUGAS PORTOFOLIOASKEP STRIKTUR URETRA

I. PENGERTIANStriktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut dan kontraksi.(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)Striktur uretra adalah penyempitan atau penyumbatan dari lumen uretra sebagai akibat dari pembentukan jaringan fibrotik (jaringan parut pada uretra dan/atau pada daerah periuretra) (Nursalam, 2006).Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan kontriksi. ( Toto Suharyanto, Abdul Majid Hal 271, 2009)

II. ETIOLOGI / PREDISPOSISI1. KongenitalStriktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan anomali saluran kemih yang lain.2. Didapata. Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)b. Cedera akibat pereganganc. Cedera akibat kecelakaand. Uretritis gonorheal yang tidak ditanganie. Spasmus ototf. Tekanan dari luar misalnya pertumbuhan tumor3. Post operasiBeberapa operasi pada saluran kemih dapat menimbulkan striktur uretra, seperti operasi prostat, operasi dengan alat endoskopi.4. InfeksiMerupakan faktor yang paling sering menimbulkan striktur uretra, seperti infeksi oleh kuman gonokokus yang menyebabkan uretritis gonorrhoika atau non gonorrhoika telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya namun sekarang sudah jarang akibat pemakaian antibiotik, kebanyakan striktur ini terletak di pars membranasea, walaupun juga terdapat pada tempat lain; infeksi chlamidia sekarang merupakan penyebab utama tapi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi atau menggunakan kondom

III. PATOFISIOLOGIStruktur uretra terdiri dari lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Lapisan mukosa pada uretra merupakan lanjutan dari mukosa buli-buli, ureter dan ginjal. Mukosanya terdiri dari epitel kolumnar, kecuali pada daerah dekat orifisium eksterna epitelnya skuamosa dan berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil vaskular.Apabila terjadi perlukaan pada uretra, maka akan terjadi penyembuhan cara epimorfosis, artinya jaringan yang rusak diganti oleh jaringan lain (jaringan ikat) yang tidak sama dengan semula.Jaringan ikat ini menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperkecil lumen uretra, sehingga terjadi striktur uretra.

IV. MANIFESTASI KLINIK1. Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang2. Gejala infeksi3. Retensi urinarius4. Adanya aliran balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis dan pielonefritis(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)Derajat penyempitan uretra :1. Ringan: jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen2. Sedang: oklusi 1/3 s.d 1/2 diameter lumen uretra3. Berat: oklusi lebih besar dari diameter lumen uretraAda derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal denganspongiofibrosis.(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 )

V. PENATALAKSANAAN1. Filiform bougies untuk membuka jalan jika striktur menghambat pemasangan kateter2. Medika mentosaa. Analgesik non narkotik untuk mengendalikan nyeri.b. Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.3. Pembedahana. Sistostomi suprapubisb. Businasi ( dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati.c. Uretrotomi interna : memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau otis/sachse. Otis dimasukkan secara blind ke dalam bulibuli jika striktur belum total. Jika lebih berat dengan pisau sachse secara visual.d. Uretritimi eksterna: tondakan operasi terbuka berupa pemotonganjaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis diantara jaringan uretra yang masih baik.(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)4. Pencegahan Elemen penting dalam pencegahan adalah menangani infeksi uretral dengan tepat. Pemakaian kateter uretral untuk drainase dalam waktu lama harus dihindari dan perawatan menyeluruh harus dilakukan pada setiap jenis alat uretral termasuk kateter.(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

VI. PENGKAJIAN FOKUS1. DemografiBiodata klien terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status, agama, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa medik.2. Riwayat kesehatana. Keluhan utama: biasanya klien mengeluh pancaran urin berkurangb. Riwayat penyakit sekarang: bisanyanya kekuatan pancaran dan jumlah urinberkurang, adanya gejala infeksi, dan adanya retensi urin.c. Riwayat penyakit dahulu: biasanya klien mengalami mengalami DM, kecelakaan, pernah mengalami pembedahan, dan pernah mengalami infeksi.d. Riwayat penyakit keluarga: biasanya ada keluarga yang mengalami DM.e. Riwayat lingkungan: biasanhya klien tinggal di lingkungan yang kurang bersih atau kumuh yang dapat menyebabkan infeksi.3. Data fokus terkait perubahan pola fungsi dan pemeriksaan fisika. SirkulasiTanda: peningkatan TD ( efek pembesaran ginjal)b. EliminasiGejala: penurunan aliran urin, ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan frekuensi berkemihTanda: adanya masa/sumbatan pada uretrac. Makanan dan cairanGejala: anoreksia;mual muntah, penurunan berat badand. Nyeri/kenyamananTanda: Nyeri suprapubik(Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)

4. Pemeriksaan penunjanga. Urinalisis: warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan keruh, pH : 7 atau lebih besar, bakteria.b. Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella, pseudomonas, e. coli.c. BUN/kreatin: meningkatd. Uretrografi: adanya penyempitan atau pembuntuan uretra. Untuk mengetahui panjangnya penyempitan uretra dibuat foto iolar (sisto) uretrografi.e. Uroflowmetri: untuk mengetahui derasnya pancaran saat miksif. Uretroskopi: untuk mengetahui pembuntuan lumen uretra(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)

VII. PATHWAYS KEPERAWATAN(terlampir)VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko volume cairan berlebih berhubungan dengan larutan irigasi kandung kemih diabsorbsi2. Resiko infeksi, hemoragi berhubungan dengan pembedahan3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah interpretasi informasi4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan post op cystostomiIX. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL