Askep Sigelosis (Disentri Basiler)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep Sigelosis (Disentri Basiler)

Citation preview

Kata pengatar

SIGELOSIS

PengertianSigelosis adalah suatu penyakit radang akut saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri genus shigella. Penyakit ini ditandai oleh demam, nyeri abdomen dan tinja encer, yang mungkin mengandung lendir, nanh serta darah atau diare nonsfesifik.

Bagian-Bagian Genus ShigellaGenus shigella terbagi dalam 4 grup (A,B,C dan D), berdasarkan reaksi-reaksi biokimia dan komposisi antigennya. Grup A mengandung 10 serotipe, dimana shigella gejala klinis tipe berat merupakan anggota terpenting. Tetapi shigella dysenteriae sering menyebabkan wabah dinegara yang sedang berkembang jarang ditemukan di Amerika serikat, kecuali jika terjadi pada kasus-kasus inpor. Shigella grup B mengandung 6 grup Serologis, dimana shigella Flexneri palling sering didilolasi di Amerika serikat; strain- strain grup C meliputi S. Boydii yang jarang diisolasi di amerika serikat; S. Sonnei gejala klinis yang teringan adalah satu-satunya serotipe yang terdapat didalam grup D dam merupakan serotype Shigella yang paling sering diisolasi di Amerika.

Manifestasi-manifestasi klinis.

Selama masa tunas, yang biasanya berlangsung 36-72 jam setelah pemasukan, Sigela mencapai usus besar. Mula-mula penderita mengeluh demam dan nyeri abdomen. Demam yang timbul dapat mencapai lebih dari 40.00 C dan penderita tampak sangat toksis. Setelah 48 jam, biasanya terjadi diare; yang berlangsung hingga 20 kali/hari, dengan tinja mengandung darah dan lendir. Selanjutnya, diare yang berdarah dapat terjadi tanpa demam atau nyeri abdomen. Pada pemeriksaan fisik, anak-anak dapat memperlihatkan nyeri tekan abdomen dibagian bawah pjada palpasi, tanpa lokalisasi yang jelas.Pada suatu pengkajian, kejang-kejang terjadi pada 12% dari seluruh penderita gastroenteritis yang disebabkan oleh Shigella. Kejang-kejang terutama terjadi pada anak-anak dengan suhu badan diatas 40.00 C dibandingkan dengan mereka yang suhu badannya tetap dibawah 390 C. kejang-kejang juga lebih mungkin terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 7 tahun, terutama dibawah 3 tahun. Gejala-gejala susunan syaraf pusat lainnya meliputi sakit kepala, kelirium, kaku kuduk, pingsan dan letargi. Kehilangan cairan dan elektrolit yang terjadi dapat mengakibatkan dehidrasi, asidosis dan gangguan-gangguan elektrolit. Anak-anak dapat mengeluh tidak dapat menahan buang air dan Tenesmus. Pada kasus-kasus berat, terutama pada penderita malnutrisi, dapat terjadi Prolapsus rectum.Sigela berhubungan pula dengan infeksi organ lain, selain infeksi saluran cerna. Kongjungtivitas dapat terjadi akibat inokulasi lokal dari jari-jari atau benda-benda yang tercemar. Vaginitas dengan nanah bercampur darah yang memberikan respons terhadap pengobatan konvensional, dapat terjadi akibat infeksi sigel. Sekret vagina dapat berlangsung berbulan bulan sebelum diagnosis ditegakkan dan gastroenteritis shigella yyang diderita sebelumnya dapat berhubungan dengan Vaginitis. Shigella dapat ditemukan pula pada neonatus, disertai bermacam manifestasi klinis termasuk karier Asimptomtis, diare berdarah Epidemis dan/atau meningitis serta sepsis. Di Amerika tengah dan Bangladesh, shigella disentriae tipe 1 telah dihubungkan dengan anemia, Trombositopenia serta gagal ginjal akut (Sindroma hemolitik-uremik). Pada penderita ini, endotoksin yang beredar serta kompleks imun mempunyai arti penting dalam patogenesis anemia hemolitik, koagulopati dan mikroangipati ginjal. Patofisiologi

Semua strain kuman Shigella mixbblen disentri, yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasa lunak (tidak cair), disertai eksudat lnflamasi yang mengandung leukosit polymorphonucleas (PMN) dan darah .Kolon merupakan tempat utama yang diserang SHIGELLA namun ileum terminalis dapat juga terserang pada kosus yang sangat berat dan mematikan kuman dapat ditemukan juga pada lambung serta usus halus.Setelah melewati lambung dan usus halus, kuman ini menginfasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak di dalam x. perluasan invasi kuman kesel sekitar x melalui mekanisme cell-to-cell transfer. Walaupun lesi awal terjadi di lapisan epitel namun respons inflamasi lokal yang menyertai cukup berat melibatkan leukosit PMN dan makrokok. Hal tersebut menyebabkan edema , mikro abses, hilangnya sel goblet, kerusakan arsitektur jaringan dan ulserasi mukosa. Bila penyakit berlanjut, terjadi penumpukan sel inplamasi pada lamina Propria, dengan abses pada kripta merupakan gambaran yang utama.S. dysenteriae, S. fleksneri, dan S. sennei menghasilkan eksotoksin antara lain shepi, shet-shet toksin shiga, yang mempunyai sifat Enperotoksik, siotoloksik, dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut merupakan salah satu faktor pirulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel epitel mukosa kolou dan memperberat gejala klinis. Kuman sigella jarang melakukan penetrasi ke jaringan di bawah mukosa sehingga jarang menyebabkan bakteriemia. Walaupun demikian pada keadaan mal nutrisi dan pasien IMUNOCOMPROMIZED dapat terjadi Bakteriemia. Selain itu dapat pula terjadi politis Nemoragik dan Syndroum hemolitik uremik (SHU). SHU diduga akibat adanya penyerapan Anterotiksin yang diproduksi olweh Shigella. Infeksi Shigella menimbulkan imunitas humoral yang Protektip utuk Spesiea yang sama.

Diagnosis. SHIGELLA harus dipikirkan sebagai kemungkinan agen etiologi pada setiap penderita diare, terutama yang disertai demam. Pada pemriksaan di bawa mikroskop, dengan pewarnaan biru metilen, bahan contoh tinja akan memperlihatkan adanya leukosit dan eritrosit. Adanya leukosit dalam tinja menunjukkan adanya kolitis, tetapi tidak menegakkan diagnosis sigellosis, karena penderita infeksi salmonella dan E. coli enterotoksigenik serta penderita diare yang patogennya tidak dapat ditentukan, memperlihatkan pula adanya leukosit di dalam tinja. Tidak adanya leukosit dalam tiunja tidak dapa menyingkirkan shigella sebagai agen stiologinya. Hitung jenis darah dapat mengungkapkan Leukositosis yang nyata disertai pergeseran ke arah leukosit polimorfonuklir imatur.

Diagnosis Sigelosis ditegakkan dengan keberhasilan mengisolasi organisme tersebut dari biakan tinja atau rectum. Sejumlah media pilihan seperti Xilosalising Deoksikolat (XLD) dan agar SS harus diinokulasikan dengan bahan tinja segar. Jika media tersebut tidak tersedia, tinja hendaknya ditempatkan dalam larutan bugfer gliserol-saline sebagai pengawet, sebelum bahan tersebut dirim ke laboratorium. Sigelosis harus dibedakan dari macam penyebab diare seperti E. coli enterotoksigenik, disentri amuba serta campylobacter fetus seperti halnya salmonella, gastroenteritis yang disebabkan virus rota, intususepsi, apendisitis akut dan adenitis iliakal. Sigelosis dapat menyerupai infeksi susunan syaraf pusat, seperti meningitis dan ensefalitis, terutama pada penderita dengan demam tinggi disertai kejang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan : diareDapat dihubungkan dengan :Inflamasi, iritasi, atau malabsorpsi usus.Adanya toksin.Penyempitan segmental lumen .

Kemungkinan dibuktikan oleh :Peningkatan bunyi usus/peristalitik.Defekasi sering dan berair (fase akut).Perubahan warna fesesNyeri abdomen; tiba-tiba (nyeri tiba-tiba perlu defeksi), kram

Hasil yang diharapkan / Kriteria Evaluasi, pasien akan: Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal.Mengidentifikasi/menghindari faktor pemberat.

Tindakan /intervensiMandiri Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus.Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur.

Buang feces dengan cepat. Berikan pengharum ruangan.Identifikasi makanan dan cairan yang memcetuskan diare, mis, sayuran segar dan buah, sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu.Mulai lagi pemasukan cairan per oral secara bertahap. Tawarkan minuman jernih tiap jam; hindari minuman dingin.

Berikan kesempatan untuk menyatakan frustasi sehubungan dengan proses penyakit.

Observasi demam, takikardia, letargi, leukositosis, penurunan pjrotein serum, ansietas, dan kelesuan.

Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode.Istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju embolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi, defekasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa tanda dan dapat tak terkontrol, peningkatan resiko inkontinensia / jatuh bila alat-alat tidak dalam jangkauan tanganMenurunkan bau tak sedap untuk menghindari rasa malu pasienMenghindarkan iritan meningkatkan istirahat usus.

Memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau menurunkan rangsang makanan/cairan. Makan kembali secara bertahan cairan mencegah kram dan diare berulang. Namun cairan dingin dapat meningkatkan motilitas usus.Adanya penyakit dengan penyebab tak diketahui sulit untuk sembuh dan yang memerlukan intervensi bedah dapat menimbulkan reaksi stress yang dapat memperburuk situasi.Tanda bahwa toksik megakolon atau perforasi dan peritonitis akan terjadi/telah terjadi memerlukan intervensi

KolaborasiBerikan obat sesuai indikasi :Antikolinergik contoh belladonna tinktur, atropin,difenoksilat (lomotil): anodin supositoria.

Sulfasalazin (Azulfidine).

Loperamid (Imodium); kodein.

Mesalamin (rowasa).

Psillium (Metamucil);

Kolestiramin (questran)

Steroid , mis.. ACTH . hidrokortison, prednisolon (delta cortef); prednisone (deltason).

Azatioprin (imuran);

Antasida;

Enema (hidrokortison) dengan/tanpa supositoria

Antibiotik .Bantu/siapkan intervensi bedah.

Menurunkan motilitas / peristaltik GI dan menurunkan sekresi digestif untuk menghilangkan kran dan diare. Catatan : Penggunaan dengan hati-hati pada PKU karena dapat mencetuskan toksik megakolon.Berguna pada pengobatan eksaserbasi ringan/sedang. Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi lamanya. Catatan : Dianjurkan bentuk berlapis enteric.Diperlukan untuk diare menetap/berat. Catatan : penggunaan dengan hati-hati karena tokdik dilatasi dapat terjadi.Diberikan sebagai enema dengan Aulfidin untuk pasien yang sensitif terhadap obat sulfa.Mengabsorpsi air untuk meningkatkan bulk feses, sehingga menurunkan diare. Mengikat garam empedu, menurunkan diare yang diakibatkan oleh kelebihan asam empedu.

Diberikan untuk menurunkan proses inflamasi. Catatan Kontraindikasi pada penyakit crhon bila abses intraabdomen dicurigai.Imunoupresan dapat diberikan untuk menghambat respons inflamasi, menurunkan kebutuhan steroid, meningkatkan penyembuhan fistula. Mungkin diberikan bersma dengan sulfasalazn.Menurunkan iritasi gaster, mencegah inflamasi dan menurunkan resiko infeksi pada kolitis.Enema steroid dapat diberikan pada penyakit ringa/ sedang untuk membantu absopsi obat. Mungkin diberikan dengan atropin sulfat atau belladonna supositoria.Mengobati infeksi supuratif lokal. Mungkin perlu bila perforasi atau obstruksi usus terjadi atau penyakit tidak berespons terhadap pengobatan medik.

Diagnosa Keperawatan : Kekurangan Volume Cairan, Risiko Tinggi TerhadapFaktor resiko meliputi :Kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah).Status hipermetabolikPemasukan terbatas (mual)

Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan; tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual)

Hasil yang diharapkan / Kriteria Evaluasi, pasien akan :Mempertahankan volume cairan adekuat buktikan oleh membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dn pengisian kapiler baik; tanda vital stabil, keseimbangan masukan dan haluaran dengan urine normal dalam konsentrasi/jumlah.

MandiriAwasi masukan dan haluaran, karakter, dan jumlah feses; perkiraan kehilangan yang tak terlihat, misal, berkeringat. Ukuran berat jenis urine; observasi oliguria.Kaji tanda vital (TD, nadi, suhu).

Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat.Ukur berat badan tiap hari.Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring; hindari krja.

Observasi pendarahan dan tes fases tiap hari untuk adanya darah samar.

Catat kelemahan otot umum atau disritmia jantung.

Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan kontrol penyakit khusus merupakan pedoman untuk pengganti cairan.Hipotensi (termasuk postural), takikardi, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan/atau efek kehilangan cairanMenunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi.

Indikator cairan dan status nutrisi.Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.Diet tak adekuat dan penurunan absorpsi dapat menimbulkan defisiensi vitamin K dan merusak koagulasi, potensial resiko pendarahan.Kehilangan usus berlebihan dapat menimbulkan ketidakseimbangan elektrolit mis. Kalium, yang perlu untuk fungsi tulang dan jantung. Gangguan minor pada kadar serum dapat mengakibatkan adanya dan/atau gejala ancaman hidup.

KolaborasiBerikan cairan parenteral, transfusi darah sesuai indikasi.

Awasi hasil laboratorium, contoh elektrolit (khususnya kalium, magnesium) dan GDA (keseimbangan asam-basa).

Berikan obat sesuai indikasi :Antidiare (rujuk ke DK: diare)

Antiemetik, mis., trimetobenzamida (tigan); hidroksin(vistaril); prokloperazin (compazine)Antipiretik, mis. Asetaminofen (Tyenol).Elektrolit, Mis, tambahan kalium (LCI-IV; K-lyte, slow-K)

Vitamin K (mephyton).

Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan/anemia. Catatan : cairan mengandung natrium dapat dibatasi pada adanya enteritis regional.Menentukan kebutuhan penggantian dan diefektifkan terapi.

Menurunkan kehilangan cairan dari usus.Digunakan untuk mengontrol mual/muntah pada eksaserbasi akut.

Mengontrol demam, menurunkan kehilangan tak terlihat.Elektrolit hilang dalam jumlah besar, khususnya pada usus yang gundul, area ulku, dan diare dapat juga menimbulkan asidosis metabolik karena kehilangan bikarbonat (HCO3).Merangsang pembentukan protrombin hepatik, menstabilitasi koagulasi dan menurunkan risiko pendarahan

Diagnosa keperawatan : nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan tubuh Dapat dihubungkan dengan : Gangguan absorpsi nutrien. Status hipermetabolikSecara medik masukan di batasi : takut makanan dapt menyebabkan diare.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Penurunan berat badan : penurunan lemak subkutan / massa otot : tonus otot buruk. Bunyi usus hiperaktif : steaturea. Konjungtiva dan membran mukosa pucat. Menolak untuk makan.

Hasil yang diharapkan / Kriteria Evaluasi, pasien akan : Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai sasaran dengan nilai laboratorium normal dan tak ada tanda malnutrisi.

Mandiri Timbang berat badan tiap hari

Dorong tirah baring dan / atau pembatasan aktivitas selama fase sakit akut. Anjurkan istirahat sebelum makan.

Berikan kebersihan oral.

Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani.Batasi makan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus (mis. Produk susu)Catat masukan dan perubahan simtomatologi.

Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai makan diet.

Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektikan terapi Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.

Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan.

Mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala.

Memberikan rasa kontrol pada pasien dan kesempatan untuk memilih makanan yang diinginkan/dinikmati, dapat meningkatkan masukan.Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makanan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.

KolaborasiPertahankan puasa sesuai indikasi.

Mulai / tambahkan diet sesuai indikasi, mis. cairan jernih maju menjadi makanan yang dihancurkan, rendah sisi: kemudian protein tinggi, tinggi kalori, dan rendah serat sesuai indikasi

Berikan obat sesuai indikasi, contoh :Donnatal, natrium barbital dengan belladonna (Butibel); propantelen bromida (ProBanthine).

Besi (Imeron yang disuntikkan)

Vitamin B12 (Crystimin Rubisol)

Asam folat (folvite)

Berikan nutrisi parenteral total, terapi IV sesuai indikasi

Istirahat usus menurunkan peristaltik dan diare dimana menyebabkan malabsorpsi/kehilangan nutrien.Memungkinkan saluran usus untuk mematikan kembali proses pencernaan. Protein perlu untuk penyembuhan integritas jaringan. Rendah bulk menurun respons peristaltik terhadap makan.

Antikolinergik diberikan 15-30 menit sebelum makan memberikan penghilangan kram dan diare, menurunkan motilitas gaster dan meningkatkan waktu untuk absorpsi nutrien. Mencegah/mengobati anemia. Rue oral untuk tambah besi tidak efektif karena gangguan usus yang berat menurunkan absorpsi.Malabsorpsi B12 akibat kehilangan nyata fungsi ileum. Penggantian mengatasi depresi sumsum tulang karena proses inflamasi lama, meningkatkan produksi SDM/memperbaiki anemia.Kekurangan folat umum pada adanya penyakit chorn sehubungan dengan penurunan masukan/absorpsi, efek terapi obat (azulfidine).Program ini mengistirahatkan saluran GI sementara memberikan nutrisi penting

DAFTAR PUSTAKA

Asekorf B, Bennett JV : Effect of Therapy in acute Salmonellosis on Salmonellase in Feces. N Engl J Med 281:636,1969

Cherry WB, Thomason BM: Fluorescen Antibody Techniques for Salmonella an other Enteric Pathogenis. Pub Helath Rep 84 : 867, 1969

France GL, Mormer DJ, Steel RW: Breast-feeding and Salmonella Infection. Am J Dis Child 134:147, 1980

Gianella RA: Importance of the Intestinal Inflammatory Reaction on Salmonella Mediated Intestinal Inflammmatori Reaction on Salmonella Mediated Intertinal Secretion. Infect immun 23 : 140, 1979

Gianella RA, Formal SB, Dammin GJ, et al : Pathogenesis of Salmonellosis. J Clin Invest 52 : 441,1973

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu .Adapun makalah tentang eliminasi ini disusun sebagai tugas untuk pengganti mid semester. Adapun isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak agar penyusunan makalah berikutnya lebih baik.Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini

Makassar 7 november 2005

Penyusun

VENTI SUNDARINIM. 050647

S I G E L O S I S (DISENTRI BASILER)

Disusun Oleh :VENTI SUNDARI050647Kelas IIIC

UPTD AKPER ANGING MAMMIRIMAKASSAR2007