22
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP – RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. Hj. Iesje Martiza Aziz, Sp.A(K) Hari/Tanggal : September 2013 ASPEK DASAR DIGESTI DAN ABSORPSI I. Pendahuluan Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan, absorpsi hasil pencernaan, air dan berbagai elektrolit, sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorpsi. Semua fungsi ini diatur oleh sistem saraf dan hormonal. Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung pada berbagai mekanisme seperti melunakkan makanan, mendorongnya sepanjang saluran cerna, dan mencampurnya dengan empedu hati dan enzim-enzim pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva serta pankreas. Beberapa mekanisme tersebut bergantung pada sifat-sifat intrinsik otot polos usus. Dan yang lainnya melibatkan kerja refleks-refleks termasuk neuron-neuron intrinsik usus, refleks SSP, efek parakrin messenger kimia hormon-hormon gastrointestinal. Hormon hormon tersebut merupakan zat humoral dan disekresi oleh sel-sel di dalam mukosa dan diangkut ke 1

Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

b

Citation preview

Page 1: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP – RSHS BANDUNGTUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri RachmawatiPembimbing : dr. Hj. Iesje Martiza Aziz, Sp.A(K)Hari/Tanggal : September 2013

ASPEK DASAR DIGESTI DAN ABSORPSI

I. PendahuluanSaluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan

makanan yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan pergerakan

makanan melalui saluran pencernaan, sekresi getah pencernaan dan pencernaan

makanan, absorpsi hasil pencernaan, air dan berbagai elektrolit, sirkulasi darah

melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorpsi. Semua

fungsi ini diatur oleh sistem saraf dan hormonal.

Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung pada

berbagai mekanisme seperti melunakkan makanan, mendorongnya sepanjang saluran

cerna, dan mencampurnya dengan empedu hati dan enzim-enzim pencernaan yang

disekresi oleh kelenjar saliva serta pankreas. Beberapa mekanisme tersebut

bergantung pada sifat-sifat intrinsik otot polos usus. Dan yang lainnya melibatkan

kerja refleks-refleks termasuk neuron-neuron intrinsik usus, refleks SSP, efek

parakrin messenger kimia hormon-hormon gastrointestinal. Hormon hormon tersebut

merupakan zat humoral dan disekresi oleh sel-sel di dalam mukosa dan diangkut ke

dalam sirkulasi untuk mempengaruhi fungsi lambung, usus, pankreas, dan kandung

kemih.

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrient (zat yang

sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan ke lingkungan dalam

untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Sinyal atau isyarat pada

fungsi sistem gastrointestinal dimulai oleh rangsangan pada lumen dan bekerja

terhadap mekanoreseptor, osmoreseptor (sensasi bau) dan kemoreseptor serta refleks

yang mempengaruhi efektor (sensasi kelenjar) lapisan otot dalam dinding saluran GI

dan kelenjar eksokrin yang mensekresi bahan-bahan dalam lumen. Reseptor maupun

efektor refleks tersebut terdapat di dalam sistem pencernaan.

1

Page 2: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Nutrisi sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber tenaga dan merupakan

substansi penting dalam proses tumbuh kembang. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh

secara garis besar terdiri dari makronutrien dan mikronutrien yang mempunyai fungsi

dan kegunaan masing-masing yang berbeda dalam tubuh. Karbohidrat, lemak, dan

protein merupakan komponen utama nutrisi makronutrien. Sedangkan vitamin dan

mineral termasuk dalam komponen utama nutrisi mikronutrien.

Sebelum komponen-komponen tersebut dapat digunakan oleh tubuh,

komponen tersebut harus melalui proses digesti di saluran pencernaan untuk dapat

diabsorbsi dan kemudian digunakan oleh tubuh secara selular sebagai bahan untuk

proses metabolisme (asimilasi), sebagai sumber tenaga (energi), zat pembangun

(struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon, enzim).

Digesti atau pencernaan adalah proses pemecahan zat-zat makronutrien

menjadi molekul kecil sehingga dapat diabsorbsi oleh mukosa saluran pencernaan.

Proses digesti melalui 5 tahap: (1) pengambilan makanan (prehensi), (2) memamah

(mastikasi), (3) penelanan (deglutisi), (4) pencernaan (digesti), dan (5) pengeluaran

sisa pencernaan (egesti).

Proses digesti dilaksanakan dengan beberapa sistem yaitu secara mekanis,

enzimatis, dan mikrobiotis. Proses fisik melibatkan penguraian partikel menjadi

partikel yang lebih kecil (dari unsur yang sama), mencampur partikel-partikel tersebut

dengan enzim pencernaan. Proses kimiawi melibatkan enzim-enzim untuk

mengurangi partikel makanan menjadi molekul yang lebih kecil (mengubah mereka

menjadi unsur yang lain).

Jumlah cairan total yang harus diabsorpsi setiap hari sebanding dengan cairan

yang dicerna (kira-kira 1,5 liter) ditambah dengan cairan yang disekresikan oleh

bermacam-macam sekresi gastrointestinal (kira-kira 7 liter). Jadi jumlah totalnya kira-

kira 8 sampai 9 liter. Semua kecuali kira-kira 1,5 liter dari cairan ini diabsorpsi di

usus halus, dan menyisakan hanya 1,5 liter untuk melalui katup ileosekal ke dalam

kolon setiap harinya.

Absorpsi melalui mukosa gastrointestinal terjadi melalui transpor aktif, difusi,

dan solvent drag. Transpor aktif memberikan tenaga terhadap zat sewaktu zat

dihantarkan untuk kepentingan pemekatan pada sisi lain membran atau menggerakkan

zat berlawanan dengan potensial listriknya. Sebaliknya, difusi berarti transpor zat

secara sederhana melalui membran sebagai suatu hasil pergerakan molekul bersama.

Solvent drag berarti bahwa kapanpun suatu zat pelarut diserap akibat tenaga fisik

2

Page 3: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

penyerapan, pergerakan pelarut akan menarik zat-zat yang terlarut pada saat

bersamaan.

II. Sistem Digesti

1. Saluran Digesti

Gambar 1. Sistem Digesti Manusia

Rongga Mulut

Di rongga mulut terdapat gigi dan juga terdapat organ lain yang

membantu pengunyahan makanan yang berfungsi untuk menyobek dan

mengunyah makanan secara mekanis menjadi zat lebih kecil dan

memudahkan bekerjanya enzim pencernaan Di rongga mulut juga

terjadi proses digesti secara enzimatis, yaitu oleh enzim ptyalin yang

dihasilkan oleh kelenjar saliva.

3

Page 4: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Faring

Persilangan antara saluran makanan dan saluran nafas. Terdapat

epiglottis yang berperan sebagai pengatur kedua saluran tersebut yang

akan menutup ke salah satu saluran saat makan atau bernafas. Disini

tidak terjadi proses digesti, hanya saja makanan akan melewati faring

sebelum masuk ke esophagus.

Esofagus

Merupakan saluran panjang berotot yang menghubungkan

rongga mulut dengan lambung. Terdapat sebuah klep yaitu spinchter

esophagi yang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke

gaster tidak kembali ke esophagus (regurgitasi). Tidak terdapat proses

pencernaan yang khusus dalam esophagus.

Gambar 2. Esofagus

Gaster

Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur

dengan asam lambung, lendir, dan pepsin. Fungsi lambung adalah

menyimpan makanan, tempat dimulainya digesti protein, membunuh

bakteri, dan memindahkan makanan ke usus halus. Lambung

4

Page 5: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

merupakan daerah saluran pencernaan yang absorpsinya buruk karena

tidak memiliki jenis vili yang khas dari membran absorpsi dan juga

karena taut antara sel-sel epitel merupakan jaringan ikat padat. Hanya

ada beberapa zat yang sangat larut dalam lemak, seperti alkohol dan

beberapa obat seperti aspirin, dapat diabsorpsi dalam jumlah kecil.

Mukosa lambung banyak terdapat kelenjar pencernaan. Pada

bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir. Pada fundus

terdapat sel parietal yang menghasilkan HCl dan chief cell yang

menghasilkan pepsinogen. Fungsi HCl adalah membuat cairan

lambung sangat asam sehingga protein dapat didenaturasi agar lebih

mudah dicerna dan mengaktivasi pepsinogen menjadi pepsin.

Proses digesti di lambung meliputi:

a. Pencernaan pada lambung, sebatas pada protein, sangat sedikit

lemak, dan karbohidrat. Absorpsi zat tertentu seperti alkohol

dan obat-obatan.

b. Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk

bubur makanan (chyme), kemudian dengan mekanisme

peristaltic otot lambung, chime menuju ke duodenum

Gambar 3. Gaster

5

Page 6: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Gambar 4. Mukosa Lambung Yang Mengandung Sel Kelenjar

Gambar 5. Fungsi HCl

Usus halus

Proses digesti dan absorpsi paling banyak terjadi disini. Usus

halus terdiri dari 3 bagian :

1. Duodenum

Terdapat muara dari duktus koledokus dan duktus

pankreatikus. Cairan empedu dikeluarkan melalui duktus

6

Page 7: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

koledokus. Cairan pancreas yang mengandung enzim lipase,

amylase, trypsinogen, dan chemotrypsinogen. Lipase untuk

memecah lemak (setelah diemulsifikasi oleh empedu) menjadi

asam lemak dan gliserol. Amylase untuk memecah amylum

menjadi sakarida sederhana.

2. Jejunum

Tempat absorpsi zat makanan, meliputi difusi, osmosis dan

transport aktif.

Monosakarida dan asam amino melalui mekanisme

difusi fasilitasi

Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa

Vitamin melalui mekanisme difusi osmosis

Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi dan

transport aktif.

3. Ileum

Absorpsi oleh vili usus.

Gambar 6. Usus Halus

7

Page 8: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Absorpsi dari usus halus setiap hari terdiri atas beberapa ratus

gram karbohidrat, 100 gram atau lebih lemak, 50 sampai 100 gram

ion, dan 7 sampai 8 liter air. Kapasitas absorpsi normal usus halus

jauh lebih besar dari nilai ini.

Hasil proses digesti seperti monosakarida, asam amino, gliserol

dan asam lemak diabsorpsi ke darah (zat makanan yang larut air) dan

limfe (zat makanan yang larut lemak). Absorpsi makanan ini terdiri

dari:

o Difusi pasif oleh karena ada perbedaan konsentrasi : lemak,

air, beberpa mineral

o Absorpsi aktif oleh karena memerlukan energi : glukosa,

asam amino

o Fagositosis dan pinositosis : imunoglobulin.

Gambar 7. Cara Absorpsi Makanan

Usus besar

Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum berupa

kantung-kantung dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat

dibedakan menjadi colon ascenden, transversal, descenden. Usus besar

merupakan tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak

8

Page 9: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

terserap di usus halus. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri

komensal (E. coli) menghasilkan gas dan sintesis vit. K.

Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada

pertengahan proksimal kolon, sehingga bagian ini dinamakan kolon

pengabsorpsi, sedangkan kolon bagian distal pada prinsipnya berfungsi

sebagai tempat penyimpanan dan oleh karena itu disebut kolon

penyimpanan.

Absorpsi ion natrium dan klorida menciptakan gradien osmotik

di sepanjang mukosa usus besar, yang kemudian akan menyebabkan

absorpsi air. Usus besar dapat mengabsorpsi maksimal sekitar 5-7 liter

cairan dan elektrolit setiap hari. Bila jumlah total cairan yang masuk

usus besar melalui valvula ileosekal atau melalui sekresi usus besar

melebihi jumlah ini, sisa cairan akan muncul dalam feses sebagai diare.

Gambar 8. Usus Besar

9

Page 10: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Rectum

Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung

feses. Setelah penuh terjadi perangsangan karena ekstensi

dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk defekasi.

Anus

Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi

mengatur pengeluaran feses.

2. Kelenjar Digesti

Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva tersusun atas unit-unit morfologik dan

fungsional yang dinamakan adenomer. Suatu adenomer memiliki

bagian sekretoris yang terdiri atas sel-sel glandularis. Dekat basis sel

sekretoris dan duktus interkalaris terdapat sel-sel otot polos yang

disebut mioepitel. Kelenjar saliva yang besar tidak semata-mata

kelompokan adenomer tetapi mengandung unsur-unsur lain seperti

jaringan penyambung, pembuluh darah dan limfe, dan saraf-saraf.

Saluran yang terdapat dalam lobules dinamakan duktus intralobularis-

bergabung menjadi duktus ekstralobularis.

Kelenjar saliva terdiri atas 3 pasang:

Kelenjar parotid, terletak di depan telinga, muaranya pada gusi

sebelah atas.

Kelenjar mandibularis (submaksilaris) terletak di dekat

mandibula (rahang bawah), muaranya di bawah lidah.

10

Page 11: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Kelenjar sublingualis, terletak di dasar mulut, muaranya di

bawah lidah.

Pada kelenjar saliva terdapat 2 jenis sel yaitu:

Sel serosa, mensekresikan cairan serous yang mengandung

enzim ptyalin (amilase). Amilase berperan mengubah amilum

menjadi sakarida sederhana.

Sel mukosa, mensekresikan lendir.

Gambar 9. Kelenjar Saliva

Hepar

Hepar tersusun atas sel-sel hati yang disebut hepatosit dan

membagi hepar dalam lobi-lobi. Lobulus hati berbentuk heksagonal,

sel-sel parenkim hepar tersusun secara radier dengan vena sentralis

terletak di tengah. Sel-sel ini berbentuk poligonal, sitoplasma granulair

dengan tetes-tetes glikogen. Sel hati berperan menghasilkan empedu

sebagai hasil ekskresi dan sekresi. Ekskresi karena mengandung

pigmen empedu yang selanjutnya dikeluarkan lewat feses dan urine.

11

Page 12: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Sekresi karena mengandung garam empedu untuk

mengemulsifikasikan lemak makanan.

Garam empedu disintesis dari kolesterol dan asam amino.

Berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan (surfaktan) butir

lemak makanan. Pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin berasal

dari degradasi hemoglobin. Bilirubin selanjutnya diubah menjadi

urobilinogen yang dikeluarkan melalui feses dan urine.

Pancreas

Pankreas dapat dibedakan menjadi bagian eksokrin dan

endokrin. Bagian eksokrin oleh sel-sel acini pankreas berfungsi

menghasilkan enzim pencernaan. Bagian endokrin sel-sel Islet

Langerhans berfungsi menghasilkan hormon. Regulasi sekresi enzim

pencernaan pada usus halus bermula dari asam lambung yang menuju

ke duodenum, selanjutnya merangsang sekresi hormon sekretin oleh

mukosa duodenal. Sekretin merangsang :

Asini pankreas (bagian eksokrin) untuk mensekresikan cairan

pankreas yang bersifat alkalis (basa) untuk menetralkan asam

lambung.

Pada saat yang sama chyme merangsang pelepasan hormon

pankreosimin dari muksa duodenum untuk mempengaruhi

pankreas mensekrsikan enzim digesti.

Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan berikut ini:

Protease pankreas terdiri atas trypsinogen dan

chemotrypsinogen

Amylase pankreas, untuk memecah amilum menjadi sakarida

sederhana.

12

Page 13: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Lipase pankreas, untuk memecah lemak (setelah

diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan

gliserol.

Bikarbonat (NaHO3).

Kelenjar-Kelenjar Pada Saluran Digesti

Kelenjar pada saluran digesti, sel-sel mukosa gastrium dan usus

halus. Permukaan duodenum membentuk lipatan-lipatan disebut vili

usus, diantara lipatan tersebut terdapat sel-sel Kripta Lieberkuhn yang

berperan menghasilkan enzim enterokinase. Enterokinase berperan

mengaktifkan trypsinogen menjadi trypsin. Sel sekretori mukosa usus

halus mensekresikan cairan yang mengandung enzim pencernaan:

Disakaridase, berperan menghidrolisis disakarida menjadi

monosakarida. Dibedakaan menjadi: maltase, laktase, dan

sukrase.

Peptidase, untuk menghidrolisis polipeptida dan dipeptida

menjadi asam amino.

Lipase usus, berperan menghidrolisis lemak menjadi asam

lemak dan gliserol.

III. Enzim-Enzim Digesti dan Absorpsi

Sekresi Enzim Substrat Action Produk

Akhir

Saliva Ptyalin Amilum Hydrolysis to

form dextrins

Gastric

Juice

Pepsin Protein Hydrolysis of

peptide bonds

Gastric Lipase Fats Hydrolysis into

13

Page 14: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

free fatty acids

Pancreatic

Exocrine

Secretion

Lipase Fats Hydrolysis to

monoglycerides

Fatty acids

Kolesterol

esterase

Cholesterol Hydrolysis to

esters of

cholesterol and

fatty acids

Cholesterol

alpha-Amylase Starch,

dextrins

Hydrolysis Dextrin,

maltose

Trypsin Protein Hydrolysis Polypeptides

Chymotrypsin Protein Hydrolysis Polypeptides

Carboxy-

peptidase

Polypeptides Hydrolysis Amino acids

Ribonuclease Ribonucleic

acids

Hydrolysis Mononucleot

ides

Elastase Fibrous

protein

Hydrolysis Amino acids

Brush

border

enzymes

Carboxypeptid

ase;aminopepti

dase;

dipeptidase

Polypeptides Hydrolysis Amino acids

Enterokinase Trypsinogen Activates to

trypsin

Polypeptidas

es and

peptides

Sucrase Sucrose Hydrolysis Glucose,

fructose

14

Page 15: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

Gambar 10. Aspek Dasar Digesti dan Absorpsi

15

Page 16: Aspek Dasar Digesti Dan Absorpsi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-20, EGC, Jakarta 2002;

hal.461-493

2. Guyton AC, Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9, EGC, Jakarta

2002; hal.987-1049

3. Junqeira, L.C. & Jose Carneiro. Basic Histology. Edisi ke-8, EGC, Jakarta 1997.;

hal. 279-310

16