72
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja (selanjutnya ditulis K3) merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar Negara yang harus dipenuhi oleh seluruh Negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia ; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan prilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.1(k3 usu) Dengan keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawatpesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Hal tersebut disamping memberi kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Maka akan terjadi pula lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut diatas akan sangat mempengaruhi dan 1

Aspek K3 Pada Pegawai Di Kampus IPDN(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkkk

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja (selanjutnya ditulis K3) merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar Negara yang harus dipenuhi oleh seluruh Negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia ; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan prilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.1(k3 usu)Dengan keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawatpesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Hal tersebut disamping memberi kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Maka akan terjadi pula lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut diatas akan sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.3 Tenaga kerja merupakan asset perusahaan yang harus diberi perlindungan terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengingat ancaman bahaya potensial yang berhubungan dengan kerja. Pemerintah telah menetapkan kebijakan perlindungan tenaga kerja terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui peraturan perundangan. Peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu upaya dalam pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran, dan pencemaran lingkungan kerja yang penerapannya menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja.4 Selain peraturan perundangan K3, komitmen perusahaan dalam menerapkan SMK3 juga tidak kalah penting guna mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan lain-lain.

Indonesia sebagai Negara berkembang telah memiliki perhatian terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.1Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap program K3 masih belum terlaksana secara konsisten. Pandangan tersebut muncul berdasarkan data dari PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2009 yang menunjukkan terjadi 96.697 kasus kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000 pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja.12. TUJUAN

a. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada para pekerja di kampus IPDN Gowa.

b. Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor Hazard pada para pekerja di kampus IPDN Gowa2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan para pekerja di kampus IPDN Gowa3. Untuk mengetahui tentang alat dan bahan kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan para pekerja di kampus IPDN Gowa4. Untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan para pekerja di kampus IPDN Gowa5. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja para pekerja di kampus IPDN Gowa6. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus)7. Untuk mengetahui tentang peraturan pimpinan perusahaan tentang K3 di tempat kerja8. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan pada para pekerja di kampus IPDN Gowa9. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada penyuluhan/pelatihan. Pengukuran / pemantauan lingkungan tentang Hazard yang pernah dilakukan.10. Untuk mengetahui konstruksi bangunan kampus IPDN Gowa.11. Untuk mengetahui manajemen kebakaran di kampus IPDN Gowa.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya (Notoadmojo, 2012).1Keselamatan kesehatan kerja adalah merupakan multidisplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan diluar industri, selain itu keselamatan dan kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin ilmu yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur, transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya (OHSAH 2003).1

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang wajib diterapkan diseluruh lingkungan kerja, baik perkantoran, rumah sakit, pabrik, sekolah-sekolah, perguruan tinggi, maupun militer. Pengertian Kegiatan K3 adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan manusia baik jasmani maupun rohani serta karya dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya.2Secara Etimologis, K3 adalah Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.2Secara filosofi, K3 adalah Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.2Identifikasi Hazard umum

Dalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ada satu kata yang selalu harus diingat yaitu Pencegahan merupakan cara yang paling efektif artinya mencegah terjadinya kecelakaan berarti sudah tercapai tujuan menghindari kecelakaan itu sendiri.4LINGKUNGAN FISIK, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.RadiasiRadiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.Pengaruh radiasi terhadap manusiaSel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatik.

Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.

Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak.

Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.

Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan kanker.

Contoh :Radiasi ultraviolet : pengelasan, Radiasi Inframerah : furnacesn/ tungku pembakaran, Laser : komunikasi, pembedahan .

KebisinganKebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi.

Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan.

Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.

Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis.

Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .

Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.

Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori:

1)Occupational noise(bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu bising yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik.

2)Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 . 8.000 Hz.

3)Impuls noise (Impact noise = bising impulsif) yaitu bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam, tembakan bedil.

Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak dikehendaki / bising.Jenis BunyiSkala Intensitas Desibel Batas Dengar Tertinggi

Halilintar

Meriam

Mesin uap

Jalan yang ramai

PluitKantor gaduhRadioRumah gaduhKantor pada umumnyaRumah tenangKantor peroranganSangat tenang , Suara daun jatuh, Tetesan air120 DB

110 DB

100 DB

90 DB

80 DB

70 DB

60 Db

50 DB

40 DB

30 DB

20 DB

10 DB

Penerangan /Pencahayaan ( Illuminasi )Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang didalam suatu lingkungan kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja juga mempengaruhi.

Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna mmeperbesar ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur. GetaranGetaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten.

Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan powered tool berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai Raynauds phenomenon atau vibration-induced white fingers(VWF).

Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang.

LINGKUNGAN KIMIA, yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui :inhalation(melalui pernafasan),ingestion(melalui mulut ke saluran pencernaan),skin contact(melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam TUBUH.

Adapun potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia adalah:KorosiBahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.IritasiIritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema (bengkak). Reaksi AlergiBahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau organ pernapasan.AsfiksiasiAsfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada, misalnya pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara. Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau mencegah oksigenasi normal pada kulit.

KankerKarsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan. Contoh: benzene (leukemia);vinylchloride(liver angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru, mesothelioma).

Efek ReproduksiBahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari seorang manusia. Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat memberikan pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar, sebagai contoh: aborsi spontan.

Racun SistemikRacun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.

Contoh :

Otak : pelarut, lead, mercury, manganese

Sistem saraf perifer : n-hexane, lead, arsenic, carbon disulphide

Sistem hematopoiesis : benzene, ethylene glycol ethers

Ginjal : cadmium, lead, mercury, chlorinated hydrocarbons

Paru-paru : silica, asbestos, debu batubara (pneumoconiosis)

LINGKUNGAN BIOLOGI, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma sebagai berikut :

BakteriBakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.

VirusVirus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.

JamurJamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.

LINGKUNGAN ERGONOMI, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.

LINGKUNGAN PSIKOLOGI, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

StressStress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress.

Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.

Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim, dan lain-lain.

Mengingat faktor psikologis (stress) kerja dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan bahkan kecelakaan kerja, perlu adanya solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut, diantaranya adalah dengan pemberian motivasi untuk para pekerja, menempatkan pekerja pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.Alat kerja yang digunakan di Kampus IPDN

1. Benda-benda tajam seperti gunting, barang pecah belah (dari gelas, piring, porselen, botol sirup, dll yang dapat menyebabkan luka tergores atau terpotong.

2. Bahan bakar untuk menyalakan generator saat terjadi pemadaman listrik, dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Bahan bakar yang di gunakan diantaranya adalah bensin atau solar. 3. Gerobak pengangkut barang yang di gunakan oleh pegawai yang bekerja di ruang penyimpanan barang seperti ruang arsip dapat menyebabkan keluhan musculoskeletal apalagi jika barang yang di taruh di atas gerobak tersebut sangat berat. Gerobak ini terbuat dari besi dan jika pegangannya sudah berkarat maka dapat menyebabkan Dermatitis kontak alergi bila tidak menggunakan sarung tangan saat memegang dan mendorong gerobak.

4. Kecelakan karena arus listrik. Suatu alat mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut mengandung arus listrik terbuka. Keadaan tersebut sering menimbulkan kaget, shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang fatal.5. Kecelakaan karena bahan kimia. Beberapa bahan kimia dipergunakan juga dalam pengolahan makanan, misalnya untuk pembersih, pengawet ataupun pemberantas hama/tikus.6. Terpeleset atau terjatuh karena air atau alas kaki yang tidak sesuai dengan apa yang kita injak dapat menimbulkan sesuatu yang fatal, misalnya jika kepala atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu. Terpeleset juga terjadi karena beberapa hal, yaitu karena keseimbangan yang kurang dan lantai yang licin.(4)Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan para pekerja di Kampus IPDN

Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Sumamur, 1991).Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.Alat pelindung diri yang digunakan di kampus, yaitu perlengkapan pakaian yang ditentukan dan penggunaan sarung tangan pada waktu tertentu. Penggunaan pakaian/seragam ini memang terkesan sederhana, namum memiliki fungsi yang sangat penting dalam melindungi diri selama melaksanakan kegiatan di tempat kerja. Adapun perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sarung tangan (hand gloves)Sarung tangan digunakan oleh pekerja saat mengatur makanan-makanan mentah seperti daging dan ikan, dan pada saat mengangkat barang pecah belah.

2. Masker (Mask)Berfungsi untuk mencegah terhirupnya debu yang dapat menyebabkan bersin dan penularan penyakit, khususnya untuk pegawai cleaning service.(3)3. Kaos kaki atau sepatu tertutupBerfungsi untuk melindungi pekerja agar tidak jatuh saat menginjak lantai yang licin, dan tidak terluka saat menginjak pecahan kaca atau barang pecah belah. (5)Ketersediaan obat P3K di tempat-tempat kerja di kampus IPDNP3K merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan. P3K sendiri ditujukan untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.(6)Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 Pasal 19: Setiap badan, lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus menyediakan apotik atau pos P3K sendiri, memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya dan mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K.(6)Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas dan personil P3K.Fasilitas dapat berupa kotak P3K, isi kotak P3K, buku pedoman, ruang P3K, perlengkapan P3K (alat perlindungan, alatdarurat, alat angkut dan transportasi).Personil terdiri dari penanggung jawab: petugas P3K yang telah menerima sertifikat pelatihan P3K ditempat kerja.(6)Rekomendasi minimum failitas yang tersedia dalam kotak P3K tipe I yaitu kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker, aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum, buku catatan, daftar isi kotak. Sedangkan pada kotak P3K tipe II terdiri dari kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker, bidai, pinset, lampu senter, sabun, kertas pembersih (Cleaning Tissue), aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum.(6)Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang disediakan tergantung dari jumlah pekerja.(6)

Tabel 1. Jumlah kotak P3K tiap unit kerjaUntuk jumlah personil P3K sendiri ditentukan oleh faktor risiko bahaya di tempat kerja dan jumlah pekerja.(6)

Tabel 2. Jumlah petugas P3K

Manajemen kebakaran Kebakaran terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar, faktor-faktor tersebut dibagi menjadi tiga (Hasibuan, 2003), yaitu:

1. Faktor manusia: lalai, iri, dendam, kurangnya pengetahuan akan bahaya api, disengaja, motif asuransi, perampokan/pencurian/penjarahan, sakit jiwa, dan lain-lain.

2. Faktor hewan: seperti kucing, tikus, dan lain-lain.

3. Faktor alam: kemarau, angin puting beliung, petir, gunung meletus, dan lain-lain.

Klasifikasi kebakaran

Di Indonesia, kebakaran diklasifikasikan menjadi (Hasibuan, 2003):1. Kelas A : kebakaran bahan padat mudah terbakar, contoh: kayu, kertas, plastik, kulit.

2. Kelas B : kebakaran jenis cairan dan gas, contoh: minyak, gas LPG, LNG, dan lain-lain.

3. Kelas C : kebakaran peralatan listrik bermuatan, contoh: genset, trafo, AC, dan lain-lain.

4. Kelas D : kebakaran jenis logam, contoh: aluminium, sodium, potasium, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip pemadaman kebakaranPemadaman kebakaran disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Jika terdapat kesulitan, maka dapat dikombinasikan dengan prinsip-prinsip berikut ini:

1. Smothering : cara memadamkan kebakaran dengan cara menutupi bagian yang terbakar, yang bertujuan untuk menghilangkan O2.2. Starvation : cara memdamkan kebakaran dengan cara mengurangi, mengambil, atau menghilangkan bahan yang terbakar.

3. Cooling : cara memdamkan kebakaran dengan menurunkan suhu (mendinginkan) bahan yang terbakar sehingga temperatur turun dan api padam karena panas tidak memenuhi syarat untuk terbakar.

4. Chain reaction : cara memadamkan kebakaran dengan cara memutus rantai reaksi kimia.

5. Emulsification : cara memadamkan kebakaran dengan menumpuk/ mengumpulkan bahan.

6. Disolvitation : cara memadamkan kebakaran dengan cara melarutkan bahan yang terbakar ke dalam air.(Hasibuan, 2003)Alat pemadam kebakaran1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) / Fire extinguisher: alat yang berisi bahan pemadam api yang memiliki tekanan, baik dalam bentuk cartridge maupun dalam bentuk store pressure.

2. Hidran kebakaran: terbagi menjadi dua berdasarkan letak penempatannya, yaitu hidran halaman dan hidran gedung.BAB IIIBAHAN, CARA, LOKASI, DAN JADWAL SURVEI

A. Bahan

Bahan yang digunakan adalah checklist (daftar temuan) bukan kuisioner yang dikelompokkan sesuai jenis dan banyaknya tujuan khusus. Checklist digunakan untuk mendata apa yang didapatkan dari hasil survei pada pegawai di kampus IPDN. Dan digunakan pula kamera untuk mendokumentasikan suasana tempat kerja.

B. Cara

Cara yang digunakan adalah Walk Through Survey yang merupakan teknik utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja yang terpajan.C. Lokasi Survei

Survey dilakukan di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Desa Kampili, Kabupaten Gowa, Sulawesi-Selatan

D. Jadwal Survei

Survei dilakukan pada hari Senin - Jumat (25-29 Mei 2015) dengan agenda sebagai berikut:

No.TanggalKegiatan

1.25 Mei 2105-Melapor ke bagian K3 di RS. Ibnu Sina

-Pengarahan Kegiatan

-Pembuatan Proposal Walk Through Survey

2.26 Mei 2015-Presentasi Proposal Walk Through Survey

3.27 Mei 2015-Melapor ke Pimpinan Kampus

-Melakukan Walk Through Survey

4.28 Mei 2015-Pembuatan Laporan Walk Through Survey

5.29 Mei 2015-Presentasi Laporan Walk Through Survey

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. BAGIAN KANTOR

TABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik

a. Kebisinganb. Getaran

c. Tekanand. Temperatur

e. Radiasif. Iklim/cuaca

Sumber : computer

2.Faktor kimia

a. Jenis bahan: b. Nama Bahan :

3.Faktor ergonomik

a. Posisi tubuh saat bekerjab. Cara kerja

c. Alat kerjad. Ketata rumahtanggaan

Kursi dan meja disesuaikan dengan prinsip ergonomis.Peralatan kerja tertata rapi.

4.Faktor biologi

a. Sumber :

b. Penyebab : 1. Bakteri2. Virus3. JamurLain-lain:

5.Faktor psikososial

a. Jadwal pekerjab. Hubungan interpersonalc. Beban kerjad. Kemampuane. Pendapatanf. Lain-lainSesuai orderan (pagi-sore)Hubungan baik antarpekerja

Tergantung dari jumlah permintaan

Kemampuan terlatih, ada sekolah khusus

Sesuai golonganTidak Ada

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.Alat tulis

Komputer/laptop/mesin ketik

Meja

Kursi

Mesin fotokopi

Gunting

Pelubang kertas

Stapler

Pisau pemotong/cutter

Lemari/rak

Telepon

Lampu

Sumber listrik

Kipas angin/AC

Tempat sampah

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?a. Penutup kepalab. Penutup muka / maskerc. Penutup matad. Penutup telingae. Seragam / pakaian f. Sarung Tangan g. Penutup sepatu

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.

4.

Apakah tersedia kotak P3K?Apakah tersedia isi kotak P3K?

a. Verband

b. Betadine

c. Plester

d. Cairan antiseptik

e. Obat antiserangga

f. Kasa (steril dan non-steril)Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?

Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awal

c. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khususPemeriksaan kehamilan (test pack) pada wanita dan pemeriksaan urin pada pria.

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?1. Kulit

2. Pernapasan3. Mata

4. Telinga

5. Pencernaan

6. Jantung

7. Berkemih

8. Saraf

9. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?Sumber: mata terkena hembusan AC secara langsung

Gangguan mata

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?

Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Sumber : Ditemukan APAR di setiap ruangan, ada pemeriksaan rutin kesehatan terutama Mahasiswa-nya

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNAN

KONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.

Keadaan dinding:

a. cat dinding

b. retak pada dinding

Keadaan lantai:

a. apakah permukaan lantai licin?

b. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?

Apakah terdapat pintu?

Sumber : Ada beberapa bagian dinding yang retak disetiap ruangan tapi tidak banyak.

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARAN

MANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :

a. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?

b. Jika ada, di mana letak APAR?

c. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?

d. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?

Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area

berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?Sumber : Disetiap ruangan.

1. Hazard Lingkungan Kerja

a)Faktor Fisik:

Hazard fisik radiasi disebabkan oleh komputer yang digunakan oleh staf. Dari hasil survey didapatkan rata-rata layar computer cukup terang contrast/brightness nya sehingga dapat memancarkan radiasi berlebih dan posisi duduk staff saat bekerja di depan komputer jaraknya sangat dekat hanya sampai saat ini belum ada keluhan dari staff.b)Faktor biologis

Hazard biologi di pengaruhi oleh debu dari ruangan yang agak jarang dipakai yang bisa menyebabkan jangkitan bakteri, virus ataupun jamur kepada staff. Dari hasil survey didapatkan beberapa ruangan yang pemakaiannya tidak tiap hari sehingga dibeberapa bagian ruangan didapatkan debu yang menempel cukup tebal sehingga berpotensi sebagai penyebab penyakit.

c)Faktor kimia

Hazard kimia tidak ditemukan pada ruang kantor kampus IPDN Gowa.d)Faktor ergonomis

Hazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi bekerja pada staff. Dari hasil survey didapatkan bahwa staff rawan terhadap hazard ergonomi akibat duduk sewaktu bekerja. Dari hasil survey didapatkan staff sering bekerja dengan posisi duduk yang terlalu lama dan bias memakan waktu berjam-jam duduk dengan posisi yang sama saat bekerja.

e)Faktor psikososial

Hazard psikososial dipengaruhi oleh jadwal bekerja pada staff, hubungan antara sesama petugas, atasan dan bawahan, beban kerja dan gaji yang dibayar. Semua hal yang terdapat dalam hazard psikososial ini berkaitan dengan emosional staff, sehingga harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam bekerja Dari hasil survey didapatkan bahwa staff terhindar dari hazard psikososial karena masing-masing staff memiliki tugas masing-masing dan waktu bekerja yang sesuai dengan gaji yang didapatkan. Dari segi hubungan antara pekerja, pihak atasan dan pihak bawahan dikatakan baik dan tidak mengganggu pekerjaan staff.2. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan pada staff kebanyakan ATK dan perlengkapan lain seperti komputer dll. Dari hasil survei, alat yang digunakan adalah acceptable dan masih bagus dan seringkali digunakan tanpa sebarang masalah.

3. Alat Pelindung Diri selama bekerja

Dari hasil survey didapatkan staff menggunakan alat pelindung diri yang disediakan saat bekerja. Alat yang digunakan berupa masker, sarung tangan, baju pelindung, pelindung kepala dan kaca mata utamanya cleaning service. Hal ini menunjukkan bahwa pihak kampus memandang tinggi pada aspek keselamatan petugas dengan mewajibkan staff memakai alat pelindung diri.

4. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja

Berdasarkan hasil survey, didapatkan obat P3K tidak disediakan di tempat kerja. Hal ini karena jika terjadi sebarang kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, petugas akan segera dikirim dan dirawat di Unit Poliklinik untuk dirawat oleh dokter dan perawat yang bertugas di situ.5. Pemeriksaan kesehatan dan upaya pengobatan bila sakit

Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan staff telah diberikan kemudahan dengan melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan berkala khusus yang dilakukan setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan petugas amat dititikberatkan karena ia bisa mempengaruhi petugas dalam melakukan pekerjaan mereka.

6. Peraturan Pimpinan/Pemerintah tentang K3

Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan terdapat peraturan dari pimpinan atau pemerintah dari kampus untuk mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan penggunaan alat pelindung diri kepada petugas laundry. Dengan adanya peraturan ini, maka petugas-petugas ini bisa terjamin keselamatan mereka saat bekerja.

7. Keluhan staff selama melakukan pekerjaannya

Dari hasil survey didapatkan pernah staff yang mengeluh terdapat keluhan di matanya akibat hembusan dari AC yang terlalu deras sehingga membuat matanya cepat kering. Selain itu, keluhan mengenai low back pain ada juga dikeluhakan terutama pada petugas dari golongan dengan usia lanjut walaupun cuma sesekali. 8. Upaya K3 terhadap K3

Dari hasil survey didapatkan staff belum pernah diberikan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada pihak kampus hanya berupa aturan K3 biasa saja. Pelatihan ini sebaiknya dilakukan minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini sekaligus dapat membantu petugas-petugas tersebut mendapat pengetahuan mengenai keselamatan mereka sewaktu bekerja.9. Konstruksi bangunanDari hasil survey didapatkan bangunan kantor di kampus IPDN memiliki dinding yang dicat, ditemukan pula beberapa retak pada dinding namun tidak banyak dan sejauh ini tidak mengganggu. Kondisi lantai baik (tidak licin dan tidak miring). Ruangan-ruangan dilengkapi dengan pintu dan ventilasi yang baik.10. Manajeman kebakaranDari hasil survey didapatkan bahwa seluruh ruangan di kampus IPDN dilengkapi dengan APAR. Para pekerja mengetahui cara penggunaannya. Kampus IPDN tidak dilengkapi dengan alarm kebakaran, tidak ada ramabu evakuasi maupun tempat berkumpul.B. BAGIAN POLIKLINIK

TABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik

a. Kebisinganb. Getaran

c. Tekanand. Temperatur

e. Radiasif. Iklim/cuaca

2.Faktor kimia

a. Jenis bahan: b. Nama Bahan :

Obat-obatan, cairan antiseptik

3.Faktor ergonomik

a. Posisi tubuh saat bekerja

b. Cara kerja

c. Alat kerjad. Ketata rumahtanggaan

Kursi dan meja disesuaikan dengan prinsip ergonomis.Peralatan kerja tertata rapi.

4.Faktor biologi

a. Sumber :

b. Penyebab : 1. Bakteri2. Virus3. JamurLain-lain:

Pasien dan lingkungan

5.Faktor psikososial

a. Jadwal pekerjab. Hubungan interpersonalc. Beban kerjad. Kemampuane. Pendapatan

Lain-lain24 jam, dengan jadwal pergantian dokter yang teratur.Hubungan antarpekerja baik

Bergantung jumlah pasien.Kemampuan dan pengetahuan di dapat dari sekolah kedokteran/keperawatan.

Sesuai golongan.

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.Meja Kursi Tempat tidur pasienLemari/rak umumLemari/rak alatTensimeterTimbangan Pengukur tinggi badanStetoskop Spoit dan jarum Kasa steril

Kasa non-steril

Betadine

Cairan antiseptik

Aquades

Cairan isotonis (NaCl 0.9%, Ringer laktat, dll)

Sterilisator alat

Hecting setLampu

Sumber pencahayaan tambahan

Sumber listrik

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?a. Penutup kepalab. Penutup muka / maskerc. Penutup matad. Penutup telingae. Seragam / pakaian f. Sarung Tangan

g. Penutup sepatu

Jika diperlukan

Jika diperlukan

Jika diperlukan

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.

4.

Apakah tersedia kotak P3K?Apakah tersedia isi kotak P3K?

a. Verband

b. Betadinec. Plesterd. Cairan antiseptike. Obat antiseranggaf. Kasa (steril dan non-steril)

Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?

Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awal

c. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khusus

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?1. Kulit

2. Pernapasan3. Mata

4. Telinga

5. Pencernaan

6. Jantung

7. Berkemih

8. Saraf

9. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?

Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNAN

KONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.Keadaan dinding:

a. cat dinding

b. retak pada dinding

Keadaan lantai:

a. apakah permukaan lantai licin?

b. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?

Apakah terdapat pintu?

Di beberapa tempat, namun tidak mengganggu.

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARAN

MANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :

a. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?

b. Jika ada, di mana letak APAR?

c. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?

d. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?

Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

1. Hazard Lingkungan Kerja

a)Faktor Fisik:

Hazard fisik tidak ditemukan pada ruang poliklinik. b)Faktor biologis

Hazard biologi di pengaruhi oleh paparan antara petugas kesehatan dengan pasien serta kebersihan ruangan yang kadang tidak maksimal yang dapat menyebabkan jangkitan bakteri, virus ataupun jamur. c)Faktor kimia

Hazard kimia yang didapatkan di ruang poliklinik berasal dari obat-obatan, cairan, dan cairan antiseptik yang ada dalam poliklinik.d)Faktor ergonomis

Hazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa minimal kemungkinan adanya gangguan kesehatan akibat posisi bekerja pada petugas poliklinik. Karena para petugas bekerja secara mobilisasi, yakni menganamnesis pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan memberikan terapi pada pasien. Selain itu, petugas memiliki jadwal kerja yang teratur, sehingga kalaupun ada gangguan kesehatan kemungkinan hanya sedikit kelelahan fisik saja.e)Faktor psikososial

Hazard psikososial dipengaruhi oleh jadwal bekerja pada petugas poliklinik, hubungan antara sesama petugas, beban kerja, dan gaji yang dibayar. Semua hal yang terdapat dalam hazard psikososial ini berkaitan dengan emosional pekerja, sehingga harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa pekerja terhindar dari hazard psikososial karena masing-masing pekerja memiliki tugas masing-masing dan waktu bekerja yang sesuai dengan gaji yang didapatkan. Dari segi hubungan antara pekerja dikatakan baik dan tidak mengganggu pekerjaan para pekerja di dapur dan ruang makan.2. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan pada pekerja adalah peralatan medis steril dan non-steril, alat sterilisator, obat-obatan, serta peralatan penunjang lainnya. 3. Menggunakan alat pelindung diri selama bekerja

Dari hasil survey didapatkan pekerja di poliklinik menggunakan alat pelindung diri yang disediakan saat bekerja, saat diperlukan. Alat yang digunakan berupa masker, sarung tangan. Hal ini untuk mencegah kontak langsung dengan pasien yang dapat menyebabkan penularan penyakit.4. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja

Berdasarkan hasil survey, didapatkan obat P3K tidak disediakan di tempat kerja. Hal ini karena jika terjadi sebarang kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, petugas akan segera dikirim dan dirawat di Unit Poliklinik untuk dirawat oleh dokter dan perawat yang bertugas di situ.5. Pemeriksaan kesehatan dan upaya pengobatan bila sakit

Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan pekerja telah diberikan kemudahan dengan melakukan pemeriksaan berkala setiap dua bulan. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan petugas amat dititikberatkan karena ia bisa mempengaruhi petugas dalam melakukan pekerjaan mereka.

6. Peraturan Pimpinan/Pemerintah tentang K3

Berdasarkan survey yang dilakukan tidak didapatkan peraturan dari pimpinan atau pemerintah dari kampus untuk mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan penggunaan alat pelindung diri kepada petugas poliklinik. Namun, para petugas merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan untuk melindungi dirinya dari risiko pekerjaannya.7. Keluhan pekerja selama melakukan pekerjaannya

Dari hasil survey didapatkan tidak adanya keluhan dari petugas poliklinik. Sejauh ini, belum ada petugas poliklinik yang tertular penyakit dari pasien yang ditangani.8. Upaya K3 terhadap K3

Dari hasil survey didapatkan pekerja belum pernah diberikan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada pihak kampus hanya berupa aturan K3 biasa saja. Pelatihan ini sebaiknya dilakukan minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini sekaligus dapat membantu petugas-petugas tersebut mendapat pengetahuan mengenai keselamatan mereka sewaktu bekerja.

9. Konstruksi bangunanDari hasil survey didapatkan bangunan poliklinik di kampus IPDN memiliki dinding yang dicat, ditemukan pula beberapa retak pada dinding namun tidak banyak dan sejauh ini tidak mengganggu. Kondisi lantai baik (tidak licin dan tidak miring). Ruangan-ruangan dilengkapi dengan pintu dan ventilasi yang baik.

10. Manajeman kebakaranDari hasil survey didapatkan bahwa seluruh ruangan di kampus IPDN dilengkapi dengan APAR. Para pekerja mengetahui cara penggunaannya. Kampus IPDN tidak dilengkapi dengan alarm kebakaran, tidak ada ramabu evakuasi maupun tempat berkumpul.C. BAGIAN DAPUR DAN RUANG MAKAN

TABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik

b. Kebisinganc. Getaran

d. Tekanane. Temperatur

f. Radiasig. Iklim/cuaca

2.Faktor kimia

a. Jenis bahan: b. Nama Bahan :

3.Faktor ergonomik

a. Posisi tubuh saat bekerja

b. Cara kerja

c. Alat kerjad. Ketata rumahtanggaan

4.Faktor biologi

a. Sumber :

b. Penyebab : 1. Bakteri2. Virus3. JamurLain-lain:

Dari para pekerja dapur (petugas catering yang tidak menggunakan masker dan sarung tangan)

5.Faktor psikososial

a. Jadwal pekerjab. Hubungan interpersonal

c. Beban kerjad. Kemampuane. Pendapatanf. Lain-lainSesuai orderan (pagi,siang,malam)Hubungan baik antarpekerja

Tergantung dari jumlah permintaan

Kemampuan terlatih, ada sekolah khusus

Sesuai golonganTidak Ada

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.14.

15.

Panci

Wajan

Blander

Kursi

Meja

Pisau

Kompor

Talenan

Lap keringLemari/rak

Baki

Lampu

Sumber listrik

Gas LPG

Termos nasi

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?a. Penutup kepalab. Penutup muka / maskerc. Penutup matad. Penutup telingag. Seragam / pakaian h. Sarung Tangan

i. Penutup sepatuj. Celemek

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.

4.

Apakah tersedia kotak P3K?Apakah tersedia isi kotak P3K?

a. Verband

b. Betadine

c. Plester

d. Cairan antiseptik

e. Obat antiserangga

f. Kasa (steril dan non-steril)Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?

Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awal

c. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khusus

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?1. Kulit

2. Pernapasan3. Mata

4. Telinga

5. Pencernaan

6. Jantung

7. Berkemih

8. Saraf

9. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?

Dari para petugas catering yang tidak menggunakan sarung tangan saat menyajikan makanan, dari kipas angin yang berdebu

Pencernaan

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?

Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Sumber: ditemukan APAR di setiap ruangan, ada pemeriksaan rutin kesehatan, terutama mahasiswa

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNAN

KONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.Keadaan dinding:

a. cat dinding

b. retak pada dinding

Keadaan lantai:

a. apakah permukaan lantai licin?

b. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?

Apakah terdapat pintu?

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARAN

MANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :

a. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?

b. Jika ada, di mana letak APAR?

c. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?

d. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?

Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

1. Hazard Lingkungan Kerja

a)Faktor Fisik:

Hazard fisik tidak ditemukan pada ruang makan maupun di dapur, hal ini dikarena tidak adanya kegiatan masak memasak di dapur. Makanan berasal dari catering yang dibawa masuk kemudian disajikan oleh petugas catering.b)Faktor biologis

Hazard biologi di pengaruhi oleh debu dari kipas angin yang kotor dan petugas catering yang tidak menggunakan sarung tangan dan masker yang bisa menyebabkan jangkitan bakteri, virus ataupun jamur. Inilah yang menyebabkan mudahnya penularan penyakit pencernaan pada mahasiswa.c)Faktor kimia

Hazard kimia yang tidak didapatkan pada dapur dan ruang makan.d)Faktor ergonomis

Hazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa minimal kemungkinan adanya gangguan kesehatan akibat posisi bekerja pada petugas dapur. Karena para petugas bekerja secara mobilisasi, yakni menyiapkan makanan untuk mahasiswa dari satu meja ke meja lain, selain itu jumlah petugas dapur juga banyak, sehingga kalaupun ada gangguan kesehatan kemungkinan hanya kelelahan fisik saja.e)Faktor psikososial

Hazard psikososial dipengaruhi oleh jadwal bekerja pada pekerja dapur, hubungan antara sesama petugas, beban kerja dan gaji yang dibayar. Semua hal yang terdapat dalam hazard psikososial ini berkaitan dengan emosional pekerja, sehingga harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa pekerja terhindar dari hazard psikososial karena masing-masing pekerja memiliki tugas masing-masing dan waktu bekerja yang sesuai dengan gaji yang didapatkan. Dari segi hubungan antara pekerja dikatakan baik dan tidak mengganggu pekerjaan para pekerja di dapur dan ruang makan.2. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan pada pekerja adalah panci dan termos untuk mengangkat makanan serta lap kering untuk mengangkat panci. Dari hasil survei, tidak ada penggunaan alat dapur lainnya seperti pisau, kompor, gas LPG, blander, talenan dll, karena tidak adanya proses masak memasak di dapur sehingga kecelakaan kerja akibat penggunaan alat sangat minim.

3.Menggunakan alat pelindung diri selama bekerja

Dari hasil survey didapatkan pekerja di dapur tidak menggunakan alat pelindung diri yang disediakan saat bekerja. Alat yang seharusnya digunakan berupa masker, sarung tangan, baju pelindung (celemek) dan pelindung kepala. Hal ini dapat menyebabkan kecelakan kerja jika cairan panas tumpah ke tubuh pekerja.

4. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja

Berdasarkan hasil survey, didapatkan obat P3K tidak disediakan di tempat kerja. Hal ini karena jika terjadi sebarang kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, petugas akan segera dikirim dan dirawat di Unit Poliklinik untuk dirawat oleh dokter dan perawat yang bertugas di situ.5. Pemeriksaan kesehatan dan upaya pengobatan bila sakit

Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan pekerja telah diberikan kemudahan dengan melakukan pemeriksaan berkala setiap dua bulan. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan petugas amat dititikberatkan karena ia bisa mempengaruhi petugas dalam melakukan pekerjaan mereka.

6. Peraturan Pimpinan/Pemerintah tentang K3

Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan terdapat peraturan dari pimpinan atau pemerintah dari kampus untuk mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan penggunaan alat pelindung diri kepada petugas dapur. Dengan adanya peraturan ini, maka petugas-petugas ini seharusnya bisa terjamin keselamatan mereka saat bekerja.

7. Keluhan pekerja selama melakukan pekerjaannya

Dari hasil survey didapatkan tidak adanya keluhan dari petugas dapur, kalaupun ada keluhan berasal dari mahasiswa. Keluhan berupa gangguan pencernaan akibat makanan yang kurang bersih.8. Upaya K3 terhadap K3

Dari hasil survey didapatkan pekerja belum pernah diberikan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada pihak kampus hanya berupa aturan K3 biasa saja. Pelatihan ini sebaiknya dilakukan minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini sekaligus dapat membantu petugas-petugas tersebut mendapat pengetahuan mengenai keselamatan mereka sewaktu bekerja.

9. Konstruksi bangunanDari hasil survey didapatkan bangunan dapur dan ruang makan di kampus IPDN memiliki dinding yang dicat, ditemukan pula beberapa retak pada dinding namun tidak banyak dan sejauh ini tidak mengganggu. Kondisi lantai baik (tidak licin dan tidak miring). Ruangan-ruangan dilengkapi dengan pintu dan ventilasi yang baik.

10. Manajeman kebakaranDari hasil survey didapatkan bahwa seluruh ruangan di kampus IPDN dilengkapi dengan APAR. Para pekerja mengetahui cara penggunaannya. Kampus IPDN tidak dilengkapi dengan alarm kebakaran, tidak ada ramabu evakuasi maupun tempat berkumpul.D. BAGIAN LAPANGANTABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik

a. Kebisinganb. Getaran

c. Tekanand. Temperatur

e. Radiasif. Iklim/cuaca

Berasal dari lingkungan sekitar

2.Faktor kimia

a. Jenis bahan: b. Nama Bahan :

3.Faktor ergonomik

a. Posisi tubuh saat bekerjab. Cara kerjac. Alat kerjad. Ketata rumahtanggaan

Kursi dan meja disesuaikan dengan prinsip ergonomis.Peralatan kerja tertata rapi.

4.Faktor biologi

a. Sumber :b. Penyebab :

1. Bakteri2. Virus3. JamurLain-lain

5.Faktor psikososial

a. Jadwal pekerja

b. Hubungan interpersonalc. Beban kerjad. Kemampuane. Pendapatan

Lain-lain24 jam, dengan jadwal pergantian dokter yang teratur.

Hubungan antarpekerja baik

Bergantung jumlah pasien.Kemampuan dan pengetahuan di dapat dari sekolah kedokteran/keperawatan.

Sesuai golongan.

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.Meja

Kursi

Tempat tidur pasien

Lemari/rak umum

Lemari/rak alat

Tensimeter

Timbangan

Pengukur tinggi badan

Stetoskop Spoit dan jarum

Kasa steril

Kasa non-steril

Betadine

Cairan antiseptik

Aquades

Cairan isotonis (NaCl 0.9%, Ringer laktat, dll)

Sterilisator alat

Hecting setLampu

Sumber pencahayaan tambahan

Sumber listrik

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?a. Penutup kepalab. Penutup muka / maskerc. Penutup matad. Penutup telingae. Seragam / pakaian f. Sarung Tangan

g. Penutup sepatu

Jika diperlukan

Jika diperlukan

Jika diperlukan

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.

4.

Apakah tersedia kotak P3K?Apakah tersedia isi kotak P3K?

a. Verband

b. Betadinec. Plesterd. Cairan antiseptike. Obat antiseranggaf. Kasa (steril dan non-steril)

Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?

Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awal

c. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khusus

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?1. Kulit

2. Pernapasan3. Mata

4. Telinga

5. Pencernaan

6. Jantung

7. Berkemih

8. Saraf

9. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?

Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNAN

KONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.Keadaan dinding:

a. cat dinding

b. retak pada dinding

Keadaan lantai:

a. apakah permukaan lantai licin?

b. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?

Apakah terdapat pintu?

Di beberapa tempat, namun tidak mengganggu.

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARAN

MANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :

a. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?

b. Jika ada, di mana letak APAR?

c. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?

d. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?

Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

DAFTAR PUSTAKA

1. Amarudin. Pengawasan Kesehatan dan Lingkungan Kerja. 2006 [cited; Available from: http://tiarasalsabilatoniputri.files.wordpress.com/2012/03/kesehatan-kerja-1.ppt.

2. Abem. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) . http://abemustofa.blogspot.com/2011/04/k3-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html3. Anonimous. Tugas KSK Paper Mandiri. [Online on 2010], [Cited on September 2013]. Available from:http://daincredible.files.wordpress.com/2010/01/tugas-ksk-paper-mandiri.docx.

4. Sutjana I Dewa Putu. Hambatan Dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di Perusahaan. [Online] 29 Juli 2006 [citied 2009February 11]. Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Program Pascasarjana Universitas Udayana.5. Anonim. Serasikan Alat, Cara dan Lingkungan Kerja. [online] 8 agustus 2008 [citied 2009February 11]. Available from http://www.unmul.ac.id6. Staff Dosen Emergency MedicineUniversity of Sumatera Utara.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. [Onlineon 2013], [Cited on September 2013]. Available from: http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-dokter-s1/1110000130-emergency-medicine.html.48