23
ASPEK MEDIS DAN ASPEK MEDIS DAN HUKUM EUTHANASIA HUKUM EUTHANASIA

Aspek medis dan hukum euthanasia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aspek medis dan hukum euthanasia

ASPEK MEDIS DAN ASPEK MEDIS DAN HUKUM EUTHANASIAHUKUM EUTHANASIA

Page 2: Aspek medis dan hukum euthanasia

TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA

400 th SM: HIPPOCRATES400 th SM: HIPPOCRATES

““I will give no deadly medicine to any one if asked, I will give no deadly medicine to any one if asked,

nor suggest any such counsel” nor suggest any such counsel”

1920 :diterbitkan buku yang isinya mengijinkan 1920 :diterbitkan buku yang isinya mengijinkan

untuk mengakhiri hidup yang tidak berharga untuk mengakhiri hidup yang tidak berharga

1935 : masyarakat pendukung euthanasia di 1935 : masyarakat pendukung euthanasia di

Inggris mengadakan promosi euthanasia Inggris mengadakan promosi euthanasia

Page 3: Aspek medis dan hukum euthanasia

1939: Hitler dengan Nazi-nya menyebarkan 1939: Hitler dengan Nazi-nya menyebarkan “mercy killing”.“mercy killing”.

1998:Negara bagian Oregon di Amerka 1998:Negara bagian Oregon di Amerka Serikat melegalisasi euthanasia yang Serikat melegalisasi euthanasia yang kemudian diikuti oleh Belanda(tahun 2000) kemudian diikuti oleh Belanda(tahun 2000) dan Belgia (Tahun 2002).dan Belgia (Tahun 2002).

Page 4: Aspek medis dan hukum euthanasia

B. DEFINISIB. DEFINISI

““eu”eu” yang berarti baik dan yang berarti baik dan “thanatos”“thanatos” yang yang berarti mati berarti mati

Euthanasia =Euthanasia =mercy killingmercy killing =tindakan pembunuhan =tindakan pembunuhan atas dasar perasaan kasih sayang atas dasar perasaan kasih sayang

essensi euthanasia:essensi euthanasia:

mengakibatkan kematianmengakibatkan kematian

Penderita masih hidup.Penderita masih hidup.

Sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh. Sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh.

Atas dasar rasa kasihanAtas dasar rasa kasihan

Tujuannya untuk mengakhiri penderitaan.Tujuannya untuk mengakhiri penderitaan.

Page 5: Aspek medis dan hukum euthanasia

menurut menurut Kode Etik Kedokteran IndonesiaKode Etik Kedokteran Indonesia, istilah , istilah

euthanasia dipergunakan dalam 3 arti, yaitu:euthanasia dipergunakan dalam 3 arti, yaitu:

1. berpindah ke alam baka dengan tenang dan 1. berpindah ke alam baka dengan tenang dan

aman, tanpa penderitaan, untuk yang beriman aman, tanpa penderitaan, untuk yang beriman

dengan nama Allah di bibir.dengan nama Allah di bibir.

2. Ketika hidup berakhir, penderitaan si sakit 2. Ketika hidup berakhir, penderitaan si sakit

diringankan dengan memberikan obat penenang.diringankan dengan memberikan obat penenang.

3. Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorang 3. Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorang

yang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien yang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien

sendiri dan keluarganya.sendiri dan keluarganya.

Page 6: Aspek medis dan hukum euthanasia

C. JENIS EUTHANASIAC. JENIS EUTHANASIA

Dilihat dari Dilihat dari cara melakukannyacara melakukannya maka maka dikenal dua macam euthanasia, yaitu:dikenal dua macam euthanasia, yaitu:

Euthanasia AktifEuthanasia AktifDikatakan euthanasia aktif jika dokter melakukan Dikatakan euthanasia aktif jika dokter melakukan positive actpositive act yang secara langsung dapat yang secara langsung dapat mengakibatkan kematian.mengakibatkan kematian.

Euthanasia pasif Euthanasia pasif Dikatakan euthanasia pasif jika dokter melakukan Dikatakan euthanasia pasif jika dokter melakukan negative actnegative act yang secara tidak langsung dapat yang secara tidak langsung dapat dapat menyebabkan kematian.dapat menyebabkan kematian.

Page 7: Aspek medis dan hukum euthanasia

Dilihat dari Dilihat dari orang yang yang membuat orang yang yang membuat keputusankeputusan maka dikenal ada tiga macam maka dikenal ada tiga macam euthanasia, yaitu :euthanasia, yaitu :Voluntary euthanasiaVoluntary euthanasiaPermohonan yang diajukan pasien Permohonan yang diajukan pasien Nonvoluntary euthanasiaNonvoluntary euthanasiaTidak ada permintaan atau izin dari orang yang Tidak ada permintaan atau izin dari orang yang akan diakhiri hidupnya akan diakhiri hidupnya Involuntary euthanasiaInvoluntary euthanasia Keinginan yang diajukan pasien untuk mati tidak Keinginan yang diajukan pasien untuk mati tidak

dapat dikerjakandapat dikerjakan

Page 8: Aspek medis dan hukum euthanasia

D. PENENTUAN KEMATIAND. PENENTUAN KEMATIAN

Mati adalah berhentinya secara permanen fungsi Mati adalah berhentinya secara permanen fungsi

organ-organ vital (paru-paru, jantung, dan otak) organ-organ vital (paru-paru, jantung, dan otak)

sebagai satu kesatuan yang utuh, yang ditandai sebagai satu kesatuan yang utuh, yang ditandai

oleh berhentinya konsumsi oksigen, sehingga oleh berhentinya konsumsi oksigen, sehingga

satu demi satu sel yang merupakan elemen satu demi satu sel yang merupakan elemen

hidup terkecil yang membentuk manusia akan hidup terkecil yang membentuk manusia akan

mengalami kematian, yang mana dimulai dari mengalami kematian, yang mana dimulai dari

sel-sel yang paling rendah daya tahannya sel-sel yang paling rendah daya tahannya

terhadap ketiadaan oksigen.terhadap ketiadaan oksigen.

Page 9: Aspek medis dan hukum euthanasia

Kriteria diagnostikKriteria diagnostikYang pertamaYang pertama::“permanent cessation of “permanent cessation of heart beating and respiration is death”heart beating and respiration is death”..

Yang kedua: Yang kedua: “brain death is death”“brain death is death”Konsep diagnostik yang terbaru: Konsep diagnostik yang terbaru: ““brain brain stem death is death”stem death is death” . .

Page 10: Aspek medis dan hukum euthanasia

kriteria diagnostik yang paling banyak digunakan : kriteria diagnostik yang paling banyak digunakan : 1. Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya 1. Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya 2. Tidak ada gerakan otot serta postur, 2. Tidak ada gerakan otot serta postur, 3. Tidak ada reflek pupil3. Tidak ada reflek pupil4. Tidak ada reflek kornea4. Tidak ada reflek kornea5. Tidak ada respon motorik dari syaraf kranial 5. Tidak ada respon motorik dari syaraf kranial terhadap rangsanganterhadap rangsangan6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba 6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotrakheal didorong ke dalam.endotrakheal didorong ke dalam.7. Tidak ada reflek vestibulo-okularis 7. Tidak ada reflek vestibulo-okularis 8. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas 8. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukup lama walaupun pCO2 sudah untuk waktu yang cukup lama walaupun pCO2 sudah melampaui nilai ambang rangsangan napas (50 torr)melampaui nilai ambang rangsangan napas (50 torr)

Page 11: Aspek medis dan hukum euthanasia

E.Aspek MedisE.Aspek Medis

EuthanasiaEuthanasia“mengakhiri atau tidak “mengakhiri atau tidak memperpanjang penderitaan pasien”memperpanjang penderitaan pasien”““terminally ill”terminally ill”

definisi/batasan yang tidak jelasdefinisi/batasan yang tidak jelas““unbearable pain”unbearable pain”

Hampir semua rasa sakit dapat Hampir semua rasa sakit dapat dihilangkan dengan penanganan yang dihilangkan dengan penanganan yang tepattepat “pembunuhan” bukan merupakan “pembunuhan” bukan merupakan jalan keluar yang tepat.jalan keluar yang tepat.

Page 12: Aspek medis dan hukum euthanasia

menghentikan atau melepaskan alat – alat menghentikan atau melepaskan alat – alat penunjang kehidupan penunjang kehidupan euthanasia? euthanasia?

EuthansaiaEuthansaia pasien masih dalam keadaan pasien masih dalam keadaan hiduphidup

Penghentian pengobatan Penghentian pengobatan

Apabila pasien gawat darurat yang tidak Apabila pasien gawat darurat yang tidak dapat ditolong dengan cara pengobatan dapat ditolong dengan cara pengobatan yang ada, sedangkan diagnosis mati yang ada, sedangkan diagnosis mati batang otak belum ditegakkanbatang otak belum ditegakkan

Page 13: Aspek medis dan hukum euthanasia

dilakukan secara bertahap, yaitu :dilakukan secara bertahap, yaitu :

Telah dilakukan resusitasiTelah dilakukan resusitasi Telah dilakukan Telah dilakukan tindakan luar biasa tindakan luar biasa

adalah :adalah :– Perawatan ICUPerawatan ICU– Pengendalian disritmiaPengendalian disritmia– Intubasi endotrakealIntubasi endotrakeal– Ventilasi mekanikaVentilasi mekanika– Infus intravena obat vasoaktif kuatInfus intravena obat vasoaktif kuat– Nutrisi parenteral totalNutrisi parenteral total

Page 14: Aspek medis dan hukum euthanasia

Keputusan untuk menghentikan tindakan Keputusan untuk menghentikan tindakan luar biasa untuk bantuan hidup luar biasa untuk bantuan hidup dokter- dokter-dokter yang berpengalaman dengan dokter yang berpengalaman dengan mempertimbangkan keinginan pasienmempertimbangkan keinginan pasien

Membiarkan pasien meninggal secara Membiarkan pasien meninggal secara wajarwajar mematikan mesin ventilator mematikan mesin ventilator

Page 15: Aspek medis dan hukum euthanasia

F. ASPEK HUKUM EUTHANASIAF. ASPEK HUKUM EUTHANASIA

Hukum Euthanasia di BelandaHukum Euthanasia di Belanda10 April 200110 April 2001: : BelandaBelanda melegalkan baik melegalkan baik euthanasia maupun bunuh diri yang euthanasia maupun bunuh diri yang dibantu,dibantu,beberapa hal dalam hukum tersebut:beberapa hal dalam hukum tersebut:a. a. dokter melakukan pengakhiran kehidupan dokter melakukan pengakhiran kehidupan dengan prosedur dan cara yang tepatdengan prosedur dan cara yang tepatb. b. berumur 16 tahun atau lebih boleh berumur 16 tahun atau lebih boleh mengajukan pernyataan tertulis yang berisi mengajukan pernyataan tertulis yang berisi permintaan pengakhiran kehidupanpermintaan pengakhiran kehidupan

Page 16: Aspek medis dan hukum euthanasia

c. Pasien dapat menerima euthanasia atau bunuh c. Pasien dapat menerima euthanasia atau bunuh diri yang dibantu jika dokter memegang diri yang dibantu jika dokter memegang keyakinan bahwa penderitaan pasien terus keyakinan bahwa penderitaan pasien terus menerus dan tak tertahankanmenerus dan tak tertahankan

dd. . Segala kesalahan yang terjadi pada euthanasia Segala kesalahan yang terjadi pada euthanasia maupun bunuh diri yang dibantu akan ditinjau maupun bunuh diri yang dibantu akan ditinjau oleh lembaga non-yudisial setelah kematian oleh lembaga non-yudisial setelah kematian pasienpasien

ee. . hanya warga Belanda saja yang berhak hanya warga Belanda saja yang berhak menerima euthanasia atau bunuh diri yang menerima euthanasia atau bunuh diri yang dibantudibantu

Page 17: Aspek medis dan hukum euthanasia

Hukum Euthanasia di IndonesiaHukum Euthanasia di Indonesia

belum ada Undang-Undang yang secara belum ada Undang-Undang yang secara khusus mengatur tentang euthanasia, khusus mengatur tentang euthanasia, KUHPKUHP Euthanasia dalam KUHP dikategorikan Euthanasia dalam KUHP dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nyawa. sebagai kejahatan terhadap nyawa. Pasal-pasal yang dapat diterapkan berkaitan Pasal-pasal yang dapat diterapkan berkaitan dengan euthanasia adalah pasal mengenai dengan euthanasia adalah pasal mengenai pembunuhan, yakni pasal 338, 344 dan 345 pembunuhan, yakni pasal 338, 344 dan 345 KUHP. KUHP.

Page 18: Aspek medis dan hukum euthanasia

Pasal 338Pasal 338 berbunyi sebagai berikut : berbunyi sebagai berikut : ““Barang siapa sengaja merampas nyawa Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.belas tahun”.Pasal 344Pasal 344 KUHP yang berbunyi : KUHP yang berbunyi : “Barang “Barang siapa merampas nyawa orang lain atas siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”lama dua belas tahun”

Page 19: Aspek medis dan hukum euthanasia

Pasal 345Pasal 345 yang berbunyi : yang berbunyi : “Barangsiapa “Barangsiapa sengaja mendorong orang lain untuk sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberi sarana kepadanya untuk itu, atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana paling lama itu, diancam dengan pidana paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diriempat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri””Jelas bagi kalangan kedokteran bila Jelas bagi kalangan kedokteran bila melihat pasal-pasal yang terdapat pada melihat pasal-pasal yang terdapat pada KUHP, maka pelaksanaan euthanasia KUHP, maka pelaksanaan euthanasia apapun jenisnya tidak mungkin apapun jenisnya tidak mungkin dilaksanakandilaksanakan

Page 20: Aspek medis dan hukum euthanasia

G. ASPEK AGAMA EUTHANASIAG. ASPEK AGAMA EUTHANASIA

Agama IslamAgama Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya

tidak memperbolehkan euthanasia, tidak memperbolehkan euthanasia, Hidup dan mati manusia hHidup dan mati manusia haanynyaa Allah yang Allah yang

menentukanmenentukan Euthanasia aktif Euthanasia aktif disamakan dengan disamakan dengan

pembunuhan dengan sengaja.pembunuhan dengan sengaja. Dalam kondisi separah apapun, manusia harus Dalam kondisi separah apapun, manusia harus

berusaha secara optimal dan tak boleh putus berusaha secara optimal dan tak boleh putus asa.asa.

Page 21: Aspek medis dan hukum euthanasia

Agama KristianiAgama Kristiani Iman KristenIman Kristen menolak euthanasia aktif menolak euthanasia aktif Tuhanlah yang memberikan kepada Tuhanlah yang memberikan kepada

manusia nafas kehidupan, maka Tuhan manusia nafas kehidupan, maka Tuhan jugalah yang berhak memanggilnya jugalah yang berhak memanggilnya kembali.kembali.

Euthanasia aktif pada hakikatnya sama Euthanasia aktif pada hakikatnya sama dengan membunudengan membunuhh

Page 22: Aspek medis dan hukum euthanasia

H. PROKONTRA PARA ETIKAWANH. PROKONTRA PARA ETIKAWAN

Para etikawanPara etikawan tidak seragam tidak seragamPro euthanasiaPro euthanasia pasien terminal memiliki pasien terminal memiliki

hak untuk matihak untuk mati.. KKontra ontra euthanasiaeuthanasiaeuthanasia ini bisa euthanasia ini bisa

disalahgunakan. disalahgunakan.

Page 23: Aspek medis dan hukum euthanasia

BAB IIIBAB IIIKESIMPULANKESIMPULAN

Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seseorang atas dasar kasihan. seseorang atas dasar kasihan. Secara Yuridis sampai saat ini belum ada Secara Yuridis sampai saat ini belum ada penjelasan mengenai pengertian mati, penjelasan mengenai pengertian mati, sehingga masalah-masalah euthanasia masih sehingga masalah-masalah euthanasia masih menjadi kontroversi dan dilema dalam dunia menjadi kontroversi dan dilema dalam dunia kedokteran di Indonesia.kedokteran di Indonesia.Secara formal tindakan euthanasia di Secara formal tindakan euthanasia di Indonesia belum memiliki dasar hukum Indonesia belum memiliki dasar hukum sehinggga selalu terbuka kemungkinan sehinggga selalu terbuka kemungkinan terjadinya penuntutan hukum terhadap terjadinya penuntutan hukum terhadap euthanasia yang dilakukan. euthanasia yang dilakukan.