Upload
dwianggakusuma
View
332
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
biologi perikanan
Citation preview
REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)(Laporan Praktikum Biologi Perikanan)
Oleh
Dwi Angga Kusuma
1014111033
Asisten
Eva Susanti
0914111031
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2011
REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)Oleh
Dwi Angga Kusuma1014111043
ABSTRAK
OlehDwi angga Kusuma
praktikum kali ini, membahas tentang “reproduksi”, terutama reproduksi pada ikan nila ( Oreochromis niloticus ). Reproduksi merupakan salah satu proses untuk beregenerasi menghasilkan keturunan dan memepertahankan spesiesnya di alam. Indikasi yang digunakan untuk mengukur kesiapan reproduksi pada ikan nila digunakan parameter berupa IKG (Indeks Kematangan Gonad) dan TKG (Tongkat Kematangan Gonad). Kedua parameter ini dapat diamati secara histology yang dilakukan di dalam laboratorium dan morfologi yang dilakukan di laboratorium atau lapangan. Praktikum mengenai reproduksi ikan Nila dilakukan pada pada hari sabtu, tanggal 29 Oktober 2011 di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas pertanian Universitas Lampung. Adapun data-data yang akan dianalisis meliputi : TKG (Tingkat Kematangan Gonad), IKG (Indeks Kematangan Gonad), IG (Indeks Gonad), hubungan IKG dengan berat dan panjang tubuh ikan nila, hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila, hubungan IKG dengan TKG ikan nila, hubungan TKG dengan diameter telur, Fekunditas ikan nila, dan Rasio kelamin.. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa Indikasi kesiapan reproduksi dipengaruhi oleh, fekunditas,TKG, IKG, berat tubuh, berat gonad, serta panjang tubuh ikan itu sendiri.
Kata kunci : Ikan Nila(Oreochromis niloticus) , reproduksi, fekunditas
A. PENDAHULUAN
Reproduksi merupakan salah satu
proses yang dilakukan oleh makhluk
hidup untuk beregenerasi dan
mempertahankan keturunannya di
alam. Sistem reproduksi ikan
teleostei terbagi menjadi tiga, yaitu
dimorphisme, hermaprodit, dan
biseksual. Pada ikan nila sistem
reproduksi yang digunakan
merupakan sistem biseksual, karena
ikan nila memiliki jantan dan betina
yang terpisah. Sehingga dalam satu
spesies ikan nila terdapat nila jantan
dan nila betina. Hal yang paling
penting dari reproduksi yaitu
pemijahan, sedangkan yang
menentukan pemijahan itu ada
dua hal yaitu IKG dan TKG.
Indeks Kematangan Gonad atau
sering disebut IKG adalah nilai
dalam % sebagai hasil
perbandingan berat gonad
dengan berat tubuh ikan.
Sedangkan, TKG (Tingkat
Kematangan Gonad) merupakan
tahap tertentu perkembangan
gonad sebelum, pada saat, dan
sesudah pemijahan. Pentingnya
mempelajari mengenai aspek
reproduksi ikan adalah untuk
melakukan pendugaan terhadap
populasi atau stock ikan dalam suatu
perairan. Serta untuk mengetahui
waktu dan faktor-faktor apa saja
yang mendukung ikan untuk
melakukan reproduksi, sehingga
dapat mencegah kepunahan.
Adapun tujuan dilakukannya
praktikum mengenai reproduksi ikan
nila adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui beda tingkat
kematangan dai gonad pada ikan
nila.
2. Untuk memprediksi waktu
pemijahan dan tahap
perkembangan untuk rekruitmen.
3. Untuk mengetahui jumlah telur
dari ikan nila, ukuran telur
terhadap perkembangan individu
menjelang pemijahan, serta untuk
menduga produktivitas dan
potensi produksi suatu kelompok
ikan.
B. METODOLOGI PERCOBAAN
1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai reproduksi
ikan Nila dilakukan pada pada hari
sabtu, tanggal 29 Oktober 2011 di
Laboratorium Budidaya Perairan
Fakultas pertanian Universitas
Lampung.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah timbangan
OHAUS, kain lap dan tissue, kaca
preparat, mikroskop dengan
mikrometer yang telah ditera, gelas
objek, alat bedah (satu set lengkap),
cawan petri, gelas ukur 10 ml, pipet
tetes, serta tatakan gelas.
Sedangkan bahan yang digunakan
adalah gonad ikan nila (Oreocromis
niloticus) dan formalin.
3. Prosedur Kerja
Langkah-langkah yang harus
dlakukan pada praktikum ini yaitu:
a. Pertama siapkan semua
peralatan yang akan digunakan.
b. Mengambil 1 botol film gonad
ikan nila betina yang telah
diawetkan.
c. Bagi telur tersebut ke dalam lima
bagian.
d. Timbang masing-masing bagian
telur dan catat hasilnya.
e. Ambil kaca preparat dan letakkan
30 butir telur di atasnya, beri jarak
yang cukup agar mudah diamati.
f. Amati di bawah mikroskop yang
telah diberi micrometer satu
persatu.
g. Catat hasilnya.
h. Lengkapi tabel hasil pengamatan
seperti IKG, fekunditas gabungan
dan yang lainnya.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tingkat Kematangan Gonad
(TKG) ikan nila
Tabel 1. TKG ikan nila jantan
TKGMorfologi
GonadΣ Presentase
I
Gonad sangat kecil seperti benang, transparan.pada ikan jantan penampang gonad pipih berwrna kelabu
29 61,70%
II
Gonad mengisi ¼ tubuh.warnanya kelabu atau putih bentuknya pipih
16 34,04%
III
Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad berwarna putih
2 4,26%
IV
Gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad jantan berwarna putih berisi cairan putih
0 0,00%
Berdasarkan data di atas dapat
diketahui bahwa ikan nila jantan
memiliki TKG paling banyak terletak
pada TKG I,dengan jumlah ikan 29
ekor atau 61,70 % dari jumlah ikan
nila jantan yang dijadikan sampel,
dimana bentuk gonad nya sangat
kecil seperti benang, transparan.
Penampang gonad pipih berwrna
kelabu. Sedangkan yang paling
sedikit adalah TKG IV dengan
presentase 0%. Hal ini berarti ikan
nila jantan yang digunakan sebagai
sampel belum siap untuk memijah,
kebanyakan dari ikan ini masih
dalam tahap pematangan gonad.
Tabel 2. TKG ikan nila betina
TKG Morfologi Gonad Σ Presentase
I
gonad sangat kecil seperti benang, transparan.gonad betina bulat kemerah2an 0 0,00%
II
Gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Gonad betina warnanya kemerahan atau kuning,bentuknya bulat & telur tidak nampak 6 18,18181818
III
Gonad mengisi ½ rongga tubuh berwrna kuning.bentuk telur nampak pada dinding ovarium 19 57,57575758
IV
Gonad mengisi ¾ rongga tubuh.berwarna kuning hamper bening atau bening.telur dapat terlihat 8 24,24242424
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa ikan nila betina memiliki TKG
paling banyak terletak pada TKG III,
dengan jumlah 19 ekor ikan Atau
57,57 % dari sampel ikan betina.
dimana bentuk gonad nampak pada
dinding ovarium, Sedangkan yang
paling sedikit adalah TKG I dengan
presentase 0%. Hal ini berarti ikan
nila betina yang digunakan sebagai
sampel sebgian besar sudah siap
untuk memijah, atau kebanyakan
dari ikan ini sudah matang gonad.
2. Indeks Kematangan Gonad
(IKG) ikan nila
Tabel 3. IKG ikan nila betina
TKG
Berat Gonadrata-rata
(g)
Berat ikanrata-rata (g)
IKGrata-rata
(%)
I 0 0 0
II 1,691667 76,83333332,20173535
8
III 1,037211 73,15789471,41776978
4
IV 1,188125 70,125 1,6942959
Berdasarkan tabel di atas, IKG yang
paling besar untuk ikan nila betina
yaitu terdapat pada TKG II dengan
presentase IKG rata-rata
2,201735358 % . Hal ini berarti
gonad ikan nila betina sedang
mengalami proses kematangan
gonad.
3. Indeks Gonad (IG) ikan nila
Tabel 4. IG ikan nila jantan
TKG Frekuensi IG(%)
III dan IV 24,25531915
I dan II 4595,7446809
Jumlah 47 100%
TKG III dan IV4%
TKG I dan II96%
PERSENTASE IG JANTAN
Gambar.1 Diagram pie IG jantan
Berdasarkan tabel.4 dan gambar.1
diketahui bahwa frekuensi ikan nila
jantan yang memiliki TKG III dan IV
hanya ekor, dengan presentase
indeks gonad TKG III dan IV pada
ikan nila jantan sebesar 4,25531915
% Ini berarti ikan mengalami proses
kematangan gonad atau siap untuk
memijah. Untuk presentase pada
TKG I dan II sebesar 95,7446809 %
dengan frekuensi 45 ekor. Hal
tersebut berarti ikan nila jantan
sedang mengalami proses
pematangan gonad dan belum siap
memijah.
Tabel 5. IG ikan nila betina
TKG Frekuensi IG(%)
III dan IV 27 82%
I dan II 6 18%
Jumlah 33 100%
TKG III dan IV
82%
TKG Idan II18%
PERSENTASE IG BETINA
Gambar.2 Diagram pie IG betina
Berdasarkan tabel.5 dan gambar.2
diketahui bahwa frekuensi ikan nila
betina yang memiliki TKG III dan IV
adalah 27 ekor, presentase indeks
gonad TKG III dan IV pada ikan nila
betina sebesar 82 %. Hal ini berarti
ikan mengalami proses kematangan
gonad atau siap untuk memijah.
Untuk TKG I dan II frekuensi
sebesar 6 ekor, presentase sebesar
18% . Hal berarti ikan nila betina
sedang mengalami proses
pematangan gonad dan belum siap
memijah.
4. Hubungan IKG dengan berat
tubuh ikan nila betina
0 1 2 3 4 5 6 7 80
20406080
100120
f(x) = − 2.637511495 x + 77.62667196R² = 0.0385623012964004
Hubungan IKG dengan berat tubuh ikan nila betina
IKG (%)
bera
t tub
uh (g
r)
Gambar 3. Grafik hubungan IKG
dengan berat tubuh ikan
nila betina
Berdasasarkan pada Gambar. 3
mengenai hubungan IKG dengan
berat tubuh ikan diperoleh nilai y = -
2,637x + 77,62. Hal ini berarti setiap
satu satuan IKG menambah 2,637
berat ikan nila betina . dari gambar.3
juga di peroleh nilai R² = 0,038.
Berdasarkan nilai R² kita dapat
menentukan nilai koefisien korelasi
(r). Dengan rumus r = √R ². Dengan menggunakan rumus
tersebut diperoleh nilai koefisien
relasi sebesar 0.19 , karena nilai
koefisien korelasi belum mendekati
satu, maka hubungan antara IKG
dengan berat ikan nila betina tidak
erat.
5. Hubungan IKG dengan
panjang tubuh ikan nila
betina
0 1 2 3 4 5 6 7 80
50
100
150
200
f(x) = − 3.2928635332 x + 163.54156818R² = 0.0688065050437694
Hubungan IKG dengan panjang ikan nila betina
IKG (%)
panj
ang
ikan
(mm
)
Gambar 4. Grafik hubungan IKG
dengan panjang tubuh
ikan nila betina
Dari grafik di atas di ketahui nilai y =
-3,292x + 163,5. Hal tersebut
menunjukan bahwa setiap satu
satuan IKG menambah panjang ikan
nila sebesar 3,292. Dari grafik
diperoleh juga nilai R² = 0,068 . nilai
koefisien korelasi (r) = √R ² =
√0.068 = 0.26 , karena nilai koefisien
korelasi belum mendekati satu,
maka hubungan antara IKG dengan
panjang tubuh ikan nila betina tidak
erat.
6. Hubungan TKG dengan
panjang tubuh ikan nila
Tabel 6. Hubungan TKG dengan
panjang ikan nila jantan
Selangpanjang
Jumlah ikan pada TKG-
I II III IV
85-105 10 10 2 0106-126 3 2 0 0127-147 2 0 0 0148-168 2 2 0 0169-189 7 1 0 0190-210 3 1 0 0211-231 2 0 0 0
85-105
106-
126
127-
147
148-
168
169-
189
190-
210
211-
231
0
2
4
6
8
10
12
Hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila jantan
I
II
III
IV
selang panjang (mm)
frek
uens
i
Gb. 5 Grafik Hubungan TKG
dengan panjang ikan nila
jantan
Dari grafik dan table diatas dapat
kita lihat bahwa TKG paling banyak
adalah TKG I pada selang kelas 85-
105 . Dan rata-rata TKG yang
kosong adalah pada TKG III dan IV,
kalaupun ada jumlah nya sedikit. Ini
menunjukkan bahwa ikan nila jantan
yang di jadikan sample masih dalam
tahap pematangan gonad, atau
belum siap memijah.
Tabel 7. Hubungan TKG dengan
panjang ikan nila betina
Selangpanjang
Jumlah ikan pada TKG-
I II III V
105-117 0 0 1 1
118-130 0 0 3 0
131-143 0 0 0 0
144-156 0 0 5 1
157-169 0 3 4 5
170-182 0 3 6 1
105-
117
118-
130
131-
143
144-
156
157-
169
170-
182
0
1
2
3
4
5
6
7
Hubungan TKG dengan panjang ikan nila betina
I
II
III
IV
selang panjang (mm)
frek
uens
i
Gambar 6. Hubungan TKG dengan
panjang ikan nila betina
Dari tabel. 7 dan gambar. 6 dapat
kita lihat bahwa frekuensi terbesar
TKG yang didapatkan adalah TKG III
pada selang kelas 170-182 sebesar
6 ekor. Dan yang paling sedikit
adalah pada TKG I dan II dengan
rata rata jumlah 0 ekor pada tiap
kelas.. Hal ini dapat kita artikan
bahwa ikan nila betina pada sampel
yang di dapat sudah hampir
kebanyakan matang gonad dan siap
memijah.
7. Hubungan IKG dengan TKG
ikan nila
Tabel 8. Hubungan IKG dengan
TKG ikan nila betina
IKG(%)
Jumlah ikan pada TKG-
II
IIII V
0,068-1,226 0 2 10 31,236-2,394 0 1 6 22,404-3,562 0 1 1 23,572-4,73 0 2 1 14,74-5,898 0 0 0 05,908-7,066 0 0 1 0
0,068-1,226
1,236-2,394
2,404-3,562
3,572-4,73
4,74-5,898
5,908-7,0660
2
4
6
8
10
12
Hubungan IKG dengan TKG ikan nila betina
I
II
III
IV
selang IKG %)
frek
uens
i
Gambar 7. Hubungan IKG dengan
TKG ikan nila betina
Nilai IKG dihubungkan dengan TKG
yang pengamatannya berdasarkan
ciri-ciri morfologi kematangan gonad
yang diperbandingkan, atau nilai-
nilai morfologi yang dikuantitatifkan
sehingga akan tampak hubungan
perkembangan di dalam dan di luar
gonad. Nilai IKG akan sangat
bervariasi setiap saat tergantung
pada macam dan pola
pemijahannya. (Effendie,1997).
Tersebut dapat dilihat pada variasi
grafik di atas.
8. Hubungan TKG dengan
diameter telur ikan nila
betina
Tabel 9. Hubungan TKG dengan
diameter telur ikan nila
betina
Diameter telur
jumlah ikan pada TKG ke-
II % III % IV %
0,5-1,4 3 1,67 0 0 0 0
1,5-2,4 5 2,78 4 0,70 0 0
2,5-3,4 25 13,89 9 3,33 0 0
3,5-4,4 8 10 13 2,28 0 0
4,5-5,4 15 8,33 9 8,5 0 0
5,5-6,4 5 8,33 22 3,86 0 0
6,5-7,4 17 9,44 30 5,26 0 0
7,5-8,4 6 8,89 39 6,84 0 0
8,5-9,4 6 3,33 26 4,56 0 0
>9,5 0 33,33 36864,56
240 100
Jumlah 180
100 570 100 240 100
0,5-1,4
2,5-3,4
4,5-5,4
6,5-7,4
8,5-9,40
50100150200250300350400
Hubungan TKG dengan Diameter telur ikan nila betina
II
III
IVselang diameter
frek
uens
i
Gambar 8. Hubungan TKG dengan
diameter telur ikan
Dari tabel dan grafik diatas diketahui
bahwa frekuensi terbanyak ada
pada selang kelas diameter telur
yang lebih dari 9.5 pada tingkat
kematangan gonad III. Hal ini berarti
ikan sudah siap memijah, karena
Perkembangan tidak hanya
dilihat dari perkembangan secara
morfologi, namun didalamnya
terdapat perkembangan telur dan
sejalan dengan ini terjadi
perkembangan berat gonad.
Maka, semakin berkembang
gonad itu, telur yang terkandung
di dalamnya semakin membesar
garis tengahnya, sebagai hasil
dari pengendapan kuning telur,
hidrasi, dan pembentukan butir-
butir minyak berjalan secara
bertahap terliput dalam
perkembangan tingkat
kematangan gonad. Jadi,
semakin meningkat TKG maka
garis tengah telur atau diameter
telur semakin besar.
Tabel 10. Fekunditas ikan nila
MetodeFekunditas rata-rata (butir)
Gabungan 1.740
10 30 50 70 90110
010002000300040005000600070008000
f(x) = − 2.12591117946 x + 1663.23872015R² = 0.00122598102378757
Hubungan fekunditas dengan berat ikan nila betina
berat ikan nila
feku
ndita
s
Gambar 9. Hubungan fekunditas
dengan berat ikan nila
Berdasarkan pada grafik diatas
diketahui koefisien relasi (r) =
√0.001=0.03. hal ini berarti bahwa
hubungan antara fekunditas dengan
berat tubuh ikan nila tidak erat atau
dapat dikatakan fekunditas
mempengaruhi berat ikan, tetapi
hanya sedikit. Nilai y = -2,125x +
1663 pada grafik ,menyatakan
bahwa setiap satu satuan
fekunditas menambah 2.125 berat
ikan nila.
9. Rasio Kelamin
Tabel 11. Rasio ikan nila jantan
dan betina
Parameter
Jantan Betina
Proporsi
0,4125 0,5875
Sd 0,03621 0,03621
Sk (95%)-
0,04445<p<0,074321-
0,03811<p<0,080658
Dari tabel dapat dilihat bahwa rasio
ikan nila betina lebih banyak dari
pada rasio ikan nila jantan. Rasio
kelamin adalah perbandingan ikan
jantan dan ikan betina, mulai dari
proporsi jenis, standar deviasi dan
selang kepercayaan. Sex ratio pada
proporsi sex yang diamati
disebabkan oleh tingkah laku,
kondisi, lingkungan dan
penangkapan.
A. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Ikan nila pada praktikum ini
secara umum ikan betina
berada pada tahap akhir
pemijahan sedangkan ikan nila
jantan berada pada tahap awal
pemijahan.
Indikasi kesiapan reproduksi
dipengaruhi oleh,
fekunditas,TKG, IKG, berat
tubuh, berat gonad, serta
panjang tubuh ikan itu sendiri.
Fekunditas gabungan ikan nila
sebesar 1.740 dengan rata-rata
diameter telur > 10.
Adapun saran dalam melasanakan
praktiukum ini yaitu fasilitas yang
ada dalam laboratorium sebaiknya
ditingkatkan kuantitasnya, misalnya
saja timbangan ditambah jumlahnya
agar tidak menghambat proses
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie,M.I.1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara : Bogor.
Kuncoro, E. B. Ikan Siklid. Penebar Swadaya. Bogor.
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology Fishes: Academic Pr
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel data perhitungan ikan nila betina
NoJenis Kelamin TKG
Pajang Total Ikan (mm)
Berat Total Ikan
Berat Gonad Total (g) IKG (%)
1 Betina II 160 74 2,3 3,108108
2 Betina III 180 94 2 2,12766
3 Betina IV 160 77 1 1,298701
4 Betina IV 150 75 2 2,666667
5 Betina II 180 91 3,5 3,846154
6 Betina III 160 69 0,532 0,771014
7 Betina III 180 105 0,165 0,157143
8 Betina IV 165 82 0,115 0,140244
9 Betina III 150 59 0,15 0,254237
10 Betina II 170 74 0,15 0,202703
11 Betina III 130 44 2 4,545455
12 Betina II 160 74 1 1,351351
13 Betina III 150 59 0,23 0,389831
14 Betina III 105 18 0,37 2,055556
15 Betina III 160 69 1 1,449275
16 Betina III 180 105 1 0,952381
17 Betina III 150 76 1 1,315789
18 Betina III 180 91 2 2,197802
19 Betina II 160 74 3 4,054054
20 Betina III 130 44 0,41 0,931818
21 Betina III 165 82 2 2,439024
22 Betina III 180 105 1 0,952381
23 Betina III 150 75 0,4 0,533333
24 Betina III 130 57 4 7,017544
25 Betina IV 105 18 0,21 1,166667
26 Betina III 150 59 1 1,694915
27 Betina III 180 105 0,4 0,380952
28 Betina III 160 74 0,05 0,067568
29 Betina IV 160 69 2 2,898551
30 Betina IV 160 69 1 1,449275
31 Betina II 170 74 0,2 0,27027
32 Betina IV 180 94 0,28 0,297872
33 Betina IV 160 77 2,9 3,766234
34 jantan I 190 101 0,06 0,05940635 jantan I 170 102 0,09 0,08823536 jantan I 160 74 0,08 0,10810837 jantan I 170 94 0,48 0,51063838 jantan I 180 91 0,15 0,16483539 jantan I 195 115 0,1 0,08695740 jantan I 185 97 0,11 0,11340241 jantan I 130 44 0,16 0,36363642 jantan I 105 27 0,11 0,40740743 jantan I 90 16 0,23 1,437544 jantan I 95 14 0,32 2,28571445 jantan II 95 15 0,67 4,46666746 jantan I 96 16 0,25 1,562547 jantan I 105 16 0,3 1,87548 jantan II 100 13 0,6 4,61538549 jantan II 110 20 0,9 4,550 jantan II 90 15 3,3 2251 jantan II 90 13 0,08 0,61538552 jantan II 90 12 0,47 3,91666753 jantan II 100 14 0,06 0,42857154 jantan I 110 22 0,09 0,40909155 jantan II 100 17 0,15 0,88235356 jantan II 90 13 0,1 0,769231
57 jantan II 100 15 0,15 158 jantan II 110 20 0,11 0,5559 jantan II 95 13 0,23 1,76923160 jantan I 120 12 0,32 2,66666761 jantan I 130 13 0,67 5,15384662 jantan I 102 17 0,25 1,47058863 jantan I 110 75 0,3 0,464 jantan I 100 12 0,6 565 jantan I 90 11 0,9 8,18181866 jantan I 90 14 3,3 23,5714367 jantan III 85 14 0,08 0,57142968 jantan III 105 15 0,47 3,13333369 jantan I 230 11 0,06 0,54545570 jantan I 100 15 0,09 0,671 jantan I 155 61 0,15 0,24590272 jantan I 180 103 0,09 0,08737973 jantan I 200 118 0,08 0,06779774 jantan I 180 93 0,48 0,51612975 jantan I 170 79 0,15 0,18987376 jantan I 230 199 0,1 0,05025177 jantan II 160 82 0,11 0,13414678 jantan II 200 115 0,47 0,40869679 jantan II 180 102 0,06 0,05882480 jantan II 165 88 0,09 0,102273
Lampiran 2. Data diameter telur keseluruhan kelas
NO
KELOMPOK1A 2A 3A 4A
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 >10 9 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 5
2 >10 3 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 5 >10 >10 >10 4
3 >10 2 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 5 6 >10 >10 >10 5
4 >10 5 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 7 5 >10 >10 >10 5
5 >10 4 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 8 5 >10 >10 >10 5
6 >10 6 9>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 4
7 >10 5 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 6
8 >10 4 1>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 7 3 >10 >10 >10 3
9 >10 9 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 3
10 >10 3 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 6
11 >10 8 8>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 5 7 >10 >10 >10 5
12 >10 6 9>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 5 9 >10 >10 >10 6
13 >10 6 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 3 >10 >10 >10 4
14 >10 5 8>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 3
15 >10 4 1>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 3
16 >10 3 1>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 3 >10 >10 >10 4
17 >10 4 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 5 2 >10 >10 >10 6
18 >10 4 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 5 5 5 >10 >10 >10 3
19 >10 2 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 6 7 >10 >10 >10 6
20 >10 2 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 6 7 7 >10 >10 >10 6
21 >10 5 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 6 8 9 >10 >10 >10 3
22 >10 6 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 8 4 >10 >10 >10 4
23 >10 7 3>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 5 6 5 >10 >10 >10 6
24 >10 4 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 5
25 >10 3 6>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 6 5 >10 >10 >10 3
26 >10 4 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 3
27 >10 5 3>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 9 >10 >10 >10 4
28 >10 3 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 6 6 >10 >10 >10 6
29 >10 3 6>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 7 5 >10 >10 >10 5
30 >10 2 3>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 5 7 4 >10 >10 >10 3
TKG II III II IV IV III III IV III III II III II III III III III
NO
KELOMPOK1B 2B 3B 4B
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 >10 3 >10 >10 >10 >10 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >102 >10 8 >10 >10 >10 >10 7 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >103 5 7 >10 >10 >10 >10 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >104 3 8 >10 >10 >10 8 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >105 8 9 >10 >10 9 >10 8 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >106 >10 7 >10 >10 >10 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >107 >10 8 >10 >10 >10 >10 7 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >108 >10 6 >10 >10 9 >10 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >109 8 7 >10 >10 >10 9 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >10
10 >10 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1011 9 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1012 8 8 >10 >10 9 >10 >10 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1013 6 7 >10 >10 >10 >10 >10 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1014 >10 6 >10 >10 >10 >10 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1015 9 8 >10 >10 >10 >10 >10 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1016 >10 7 >10 >10 9 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1017 5 8 >10 >10 >10 >10 7 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1018 7 8 >10 >10 >10 8 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1019 6 7 >10 >10 >10 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1020 >10 8 >10 >10 >10 >10 >10 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1021 3 6 >10 >10 >10 >10 8 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1022 3 7 >10 >10 9 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1023 8 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1024 >10 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1025 >10 7 >10 >10 >10 8 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1026 >10 7 >10 >10 >10 >10 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1027 >10 8 >10 >10 9 >10 >10 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1028 8 8 >10 >10 >10 >10 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1029 8 7 >10 >10 >10 >10 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1030 3 6 >10 >10 >10 >10 8 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >10
TKG III II III III III III III IV III III III IV IV II IV IV