6
I. ASSESMENT I.1 Terapi pasien Nama Obat Dosis Praxion drop 4x1 ml Amoxan drop 3x1 ml Alco drop 3x0,4 ml Ottopain ear drop 3x2 tetes pada telinga yang sakit I.2 Problem medik dan DRP pasien PROBLEM MEDIK SUBYEKTIF dan OBYEKTIF TERAPI DRP Nyeri dan sumer Subyektif : seperti kesakitan apabila telinga kanannya disentuh, demam tinggi (39 0 C) sejak semalam dan sumer (37,5-38,0 0 C) sejak 3 hari yang lalu. praxion drop (mengandung paracetamol micronized 100 mg/mL) Dose too high Infeksi bakteri Obyektif : ditandai dengan Amoxan drop (mengandung Dose too low

ASSESMENT 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qwdqwe

Citation preview

Page 1: ASSESMENT 1

I. ASSESMENT

I.1 Terapi pasien

Nama Obat Dosis

Praxion drop 4x1 ml

Amoxan drop 3x1 ml

Alco drop 3x0,4 ml

Ottopain ear drop 3x2 tetes pada telinga yang sakit

I.2 Problem medik dan DRP pasien

PROBLEM

MEDIK

SUBYEKTIF dan

OBYEKTIFTERAPI DRP

Nyeri dan

sumer

Subyektif : seperti

kesakitan apabila

telinga kanannya

disentuh, demam

tinggi (390C) sejak

semalam dan sumer

(37,5-38,00C) sejak 3

hari yang lalu.

praxion drop

(mengandung

paracetamol micronized

100 mg/mL)

Dose too

high

Infeksi bakteri Obyektif : ditandai

dengan adanya

peningkatan suhu

tubuh (390C) dan

membran telinga yang

membengkak.

Amoxan drop

(mengandung

amoxicillin 100

mg/mL)

Ottopain ear drop

(mengandung

Polymyxin B sulfate

10000 UI 

Neomycin sulfate 5 mg 

Fludrocortisone acetate

1 mg 

Dose too low

Wrong drug

Page 2: ASSESMENT 1

Lidocaine HCL 40 mg) 

Pilek Subyektif : pasien

mengalami pilek sejak

3 hari yang lalu

Alco drop

(mengandung

pseudoefedrin HCl 7,5

mg)

Unnecessary

drug therapy

4.3 Pertimbangan Pengatasan DRP

4.3.1 Nyeri dan Sumer

Otitis media akut (OMA) terjadi gejala-gejala seperti panas, dan nyeri. Oleh karena itu,

diperlukan terapi analgesik dan antipiretik dalam penanganannya. Pada kasus, terapi analgesik

dan antipiretik yang diberikan adalah Praxion (mengandung paracetamol micronized 100

mg/mL). Terapi ini sudah tepat indikasi namun terdapat Drug Related Problem (DRP) pada

kasus ini, dimana dosis regimen yang diberikan adalah terlalu tinggi (dose too high). Dosis

parasetamol adalah 10-15 mg/kg p.o 4-6 jam (Pediatric Decision Support Tool, 2014). Apabila

disesuaikan dengan berat badan anak dan umur anak maka dosis maksimum anak perhari adalah

200 mg (Depkes RI, 1979). Oleh karena itu, maka pemberian parasetamol dapat dirubah menjadi

2x1 mL.

4.3.2 Infeksi Bakteri

Terapi antibiotik diperlukan dalam mengeradikasi bakteri penyebab infeksi. Pada kasus,

diberikan antibiotik amoksisilin. Pemberian anoksisilin pada kasus ini sudah tepat indikasi

karena amoksisilin merupakan first choise antibiotika dalam penanganan OMA. Namun, hal

yang perlu diperhatikan pada kasus ini adalah terdapatnya Drug Related Problem (DRP) berupa

dose too low. Pada kasus pasien diberikan Amoxan drop (mengandung amoxicillin 100 mg/mL)

dengan dosis 3x1 mL. Menurut Burrows et al (2013), pemberian amoksisilin pada anak dengan

usia < 4 tahun adalah 80 mg/kg/hari BID dengan durasi pemberian 5-10 hari. Oleh karena hal

tersebut, maka pemberian amoksan drop dengan berat pasien 9,1 kg seharusnya 720 mg/hari BID

sehingga pemberian amoxan diganti menjadi 2x4 mL. Pada resep terdapat antibiotik lainnya

yakni Ottopain ear drop (mengandung Polymyxin B sulfate 10000 UI, Neomycin sulfate 5 mg,

Page 3: ASSESMENT 1

Fludrocortisone acetate 1 mg, Lidocaine HCL 40 mg) yang bukan first choise antibiotika dalam

penanganan OMA.

4.3.3 Pilek

Pada kasus pasien diberikan Alco syr. (mengandung pseudoefedrin HCl 7,5 mg) untuk

mengatasi keluhan pilek pasien. Terdapat DRP pada pemberian terapi ini, dimana terapi ini

memiliki unnecessary drug therapy dimana pasien dapat diberikan apabila terdapat kongesti dan

obat ini memiliki berupa efek samping obat yang merugikan pasien. Adapun Efek samping obat

yang terjadi adalah seperti “bad temper”, cepat emosi, pusing, general malaise dan tidur yang

buruk (Bonney and Goldman, 2014). Berdasarkan adverse drug reaction tersebut, maka

pemberian terapi Alco syr. tidak direkomendasikan karena memiliki efektivitas yang buruk.

V. PLAN

5.1 Care Plan

A. DRP dari terapi dengan Praxion drop diatasi dengan intervensi pada dokter (penulis

resep) bahwa dosis yang digunakan untuk terapi Praxion drop (mengandung parasetamol

yaitu 100 mg/mL) terlalu tinggi sehingga dosis disesuaikan menjadi 2x1 mL.

B. DRP dari terapi dengan Amoxan drop diatasi dengan intervensi pada dokter (penulis

resep) bahwa dosis yang digunakan untuk terapi Amoxan drop (Amoksisilin 100mg/mL)

terlalu rendah sehingga dosis disesuaikan menjadi 2x4 mL/hari.

C. DRP dari terapi dengan Alco drop (Pseudoefedrin HCl 7,5 mg) diatasi dengan konsultasi

kepada dokter (penulis resep) bahwa pemberian Alco drop tidak perlu diberikan karena

dapat menyebabkan efek samping seperti “bad temper”, cepat emosi, pusing, general

malaise dan tidur yang buruk kepada pasien.

5.2 Implementasi Care Plan

A. Sebaiknya dilakukan konsultasi kepada dokter penulis resep mengenai dosis Praxion drop

(mengandung parasetamol yaitu 100 mg/mL) yang terlalu tinggi. Dosis parasetamol

adalah 10-15 mg/kg po 4-6 jam (Pediatric Decision Support Tool, 2014) dan berdasarkan

perhitungan, dosis yang diterima pasien adalah 100 mg-150 mg. Sehingga pasien

diberikan praxion drop 1 mL tiap 12 jam.

Page 4: ASSESMENT 1

B. Sebaiknya dilakukan konsultasi kepada dokter penulis resep mengenai dosis Amoxan

drop (Amoksisilin 100mg/mL) yang terlalu rendah dan penggunaan antibiotik Ottopain

ear drop yang bukan first choise antibiotika dalam penanganan OMA . Dosis amoksisilin

yang direkomendasikan dalam penanganan OMA adalah 80 mg/kg/hari BID sehingga

berdasarkan perhitungan yang disesuaikan dengan berat badan pasien, maka pasien

seharusnya menerima amoksisilin sejumlah 720 mg/hari BID. Berdasarkan hal tersebut,

Amoxan drop diberikan 4 mL tiap 12 jam. Oleh karena Amoxan drop merupakan

antibiotik, maka ibu pasien diberikan KIE agar penggunaan Amoxan drop harus sampai

habis.

C. Dilakukan konsultasi kepada dokter penulis resep mengenai terapi Alco drop bahwa

pemberian Alco drop tidak perlu diberikan karena dapat menyebabkan efek samping

seperti “bad temper”, cepat emosi, pusing, general malaise dan tidur yang buruk kepada

pasien.

.

DAPUS

Burrows, H. L. et al. 2013. Otitis Media. North America: University of Michigan. Page: 1-12

Pediatric Decision Support Tool. 2014. Pediatric Acute Otitis Media. CNRBC. Page: 1-9

Bonney, A. G. and R. D. Goldman. 2014. Antihistamines for Children with Otitis Media. Child

Health Update. Vol. 60; 43-46.