52
TINJAUAN PUSTAKA ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PERDARAHAN TRIMESTER I DAN III A. Abortus 1. Definisi Abortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (manuaba,1998:214) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu0 atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan (sarwono,2006) Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup.

Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bbbbbbbbbnnjjjhhhnnn

Citation preview

Page 1: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PERDARAHAN

TRIMESTER I DAN III

A. Abortus

1. Definisi

Abortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum

mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari

1000 gr atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu

(manuaba,1998:214)

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu0 atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau

buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan

(sarwono,2006)

Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum

janin dapat bertahan hidup. Yaitu sebelum kehamilan berusia 22

minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram. Abortus

biasanya di tandai dengan terjadinya perdarahan pada wanita yang

sedang hamil,dengan adanya peralatan usg sekarang dapat di

ketahui bahwa abortus dapat di bedakan menjadi 2 jenis, yang

pertama adalah abortus karena kegagalan perkembangan janin di

mna gambaran usg menunjukkan kantong kehamilan yang

Page 2: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

kosong ,sedangkan jenis yang kedua adalah abortus karena

kematian janin,dimana janin tidak menunjukan tanda-tanda

kehidupan seperti denyut jantung janin atau pergerakan yang sesuai

dengan usia kehamilan (obstetric patologi fk unpad)

Sampai saat ini janin yang terkecil yang di laporkan dapat hidup

diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir,

akan tetapi karena janin yang di lahirkan dengan berat badan di

bawah 500 gram dapat hidup terus maka definisi abortus yaitu :

berakhirnya suatu ke hamilan ( oleh akibat-akibat tertentu) pada

waktu sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau sebelum

kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum

mampu hidup di luar kandungan (ilmi kebidanan ,2006)

2. Etiologi

Bebrapa faktor yang dapat menyebabkan abortus antara lain :

a. Faktor janin. Faktor jani penyebab keguguran adalah

kelainan genetic dan ini terjadi pada 50 %- 60 % kasus

keguguran, faktor kelainan yang paling sering di jumpai,

pada abortus adalah gangguan pertumbuhan zogit kelainan

tersebut bisanya menyebabkan abortus pada trimester

pertama yakni : (1) kalianan telur,telur kosong ( blighted

ovum),kerusakan emrio atau kelainan

kromosom<(monosomi trisomi atau poliploldi.(2) embio

Page 3: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

dengan kelainan local. (3) abnormalitas pembentukan

plasenta (hipoplasi trofoblas).

b. Faktor ibu

- Kelainan endokrin (hormonal) misalnya kekurangan

tiroid

- Faktor kekebalan (imunologi) misalnya pada penyakit

lupus anti phospholipid syndrome

- Infeksi di duga akibat beberapa virus seperti cacar

air,campak jerman,toksoplasma herpes kiamidia

- Kelemahan otot leher rahim

- Kelaianan bentuk rahim

c. Faktor bapak

d. Faktor genetic

Faktor genetic dan faktor malfungsi endometrium

menyebabkan abortus dalam trimester pertama dan kelainan

anatomis menjadi sebuah abortus dalam trimester kedua atau

lebih.

3. Patofisiologi

Pada awal abortus terajdi perdarahan dalam desidua,di ikuti

nerloisi jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan di

anggap benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus

berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila

pada kehamilan kurang dari 8 minggu nilai khorialis belum

Page 4: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat

di keluarkan seluruhnay. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi

khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak

dapat di lepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan

dari pada plasenta.

Hasil konsepsi pada abortus dapat di keluarakan dalam berbagai

bentuk, adanya kala kantong amnion kososng tampak di dalamnya

benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum) mungkin pula

janin telah mati lama (missed aborted)

Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas di kelarkan

ialah terjadinya maserasi kulterklapas, tengkorak menjadi lembek

perut membesar karena terasa cairan dan seluruhnya janin

berwarna kemerah-merahan. (sarwono 2006).

4. Predisposisi

Menurut sastrawinata (2004) faktor predisposisi terjadinya abortus

dapat di tinjau dari faktor ibu seperti :

a. Umur ibu : umur yang baik bagi ibu hamil dalam

melahirkan adalah kurun waktu reproduksi sehat,antara

umur 20-35 tahun, di luar umur tersebut dapat merugikan

kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan

janin. Keadaan tersebut akan semakin menyulitkan bila

ditambah dengan tekanan psikologi ekonomi yang

Page 5: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

memudahkan terjadinya abortus atau keguguran ,persalinan

premature dan mudah terjadi infeksi (manuaba,2010)

b. Kehamilan atau gravid: menurut manuaba 2010 gravida

adalah jumlah kehamilan yang pernah di alami ibu. Jumlah

kehamilan tau gravid merupakan penyebab di alami oleh

sang ibu dalam jumlah yang lebih atau sama dengan 5 kali

dapat membahayakan jiwa ibu.

c. Jarak kehamilan : jarak kehamilan yang ideal yaitu dua

sampai empat tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat

yaitu kurang dari dua tahun menyebabkan pertumbuhan dan

perkembangan janin terhambat, hal ini di pengaruhi oleh

keadaan umum dan gizi ibu. Kemunduran pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam kandungan sangat erat

kaitannya dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan

efisiensi plasenta,sehingga nutrisi yang di salurkan ke bayi

terhambat dampaknya terjadilah abortus. (markum,2003)

5. Komplikasi

Komplikasi yang berbahay pada abortus ialah perdarahan

perforasi ,infeksi dan syok

- Perdarahan: perdarahan dapat di atasi dengan

pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan

jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena

Page 6: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak di

berikan pada waktunya

- Perforasi : perforasi uters pada kerokan dapat terjadi

terutama pada uterus dalam posisi hiperrentrofleksi

- Infeksi : pada abortus sptic virulensi bakteri tinggi dan

infeksi menyebabkan ke miometrium , tuba

parametrium dan peritoneum . Apabila infeksi

menyebar lebih jauh terjadilah peritonitis umum atau

sepsis dan kemungkinan diikuti oleh syok.

- Syok : syok pada abortus biasanya terjadi karena

perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.

- Degenerasi gamason : keguguran dapat menjadi dikario

karsinoma sekitar 15-20%. Gejala kario karsinoma

adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi

pembesaran /perlukaan rahim (trias akostasiston)

6. Penanganan

Secara umum penanganan di lakukan sebelum melakukan

penanganan secara khusus /spesifik lakukan penanganan awal

terllebih dahulu yang terkena abortus antara lain :

- Lakukan penilaian secara tepat/cepat mengenai keadaan

umum pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi tekanan

darah pernapasan dan suhu.)

Page 7: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat

banyak,pingsan,tekanan sistolik kurang dari 90 mmhg,

nadi lebih cepat lebih dari 112x/menit

- Jika di ketahui syok, segera mulai penangana syok, jika

tidak terlihat tanda-tanda syok ,tetap pikirkan

kemungkinan tersebut saat penolong melakukan

evaluasi karena kemungkina kondisinya bisa berubah-

ubah.

- Jika pasien dengan keadaan syok pikirkan kemungkinan

kehamilan ektopik terganggu

- Pasang infuse dengan jarum besar (16 g atau lebih

besar) ,berikan larutan garam fisiologik atau ringer

laktat dengan tetesan cepat 500ml dalam 2 jam

pertama). Kemudian setelah di ketahui abortus apa yang

terjadi lakukan penanganan yang spesifik sesuai abortus

yang terjadi

B. Mola hidatidosa

1. Definisi

Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik

gestosional yang di sebabkan oleh kelaianan pada villi khoronix

yang di sebabkan oleh prolifeskasi trofoblastik dan edema.

Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang

tumbuh bergana berupa gelumbung-gelembung kecil yang

Page 8: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau

mata ikon.

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dengan cirri-ciri

stoma villus korialis langka,vaskularisasi dan edemotus janin

biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan

edematous itu hidup dan tum,buh terus gambaran yang diberikan

adalah gugusan buah anggur (wiknjosastro,2007)

2. Etiologi

Penyebab mola hidatidosa tidak di ketahui secara pasti, namun

faktor penyebabnya adalah :

- Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga

mati tetapi terlambat di keluarkan

- Omunoselektif dari tropoblast

- Keadaan sosio –ekonomi rendah

- Paritas tinggi, kekurangan protein, infeksi virus dan

faktor kromosom yang belum jelas.

3. Patofisiologi

Mola hidatidosa dapat di bagi 2 yaitu :

- Mola hidatidosa komplek (klasik) jika tidak di temukan

janin merupakan kehamilan abnormal tanpa embrio

yang seluruhnya villi kariolisnya mengalami degenerasi

hidropik yang menyerupai anggur. Mikroskopik tampak

edema stroma villi tanpa sirkulasi di sertai hiperlasi dari

Page 9: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

kedua lapisan trofoblas ,satu ovum di buahi oleh satu

sperma tapi kadang ,di buahi oleh dua sperma

(dispermi)

4. Predisposisi

- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

- Riwayat operasi di daerah tuba dan / tubektomi

- Riwayat penggunaan akdr

- Infertilitas

- Riwayat inseminasi buatan atau teknologi bantuan

reproduktif /assited reproductive technology/art)

- Riwayat infeksi saluran kemih dan pelvic inflammatory

disease/pid

- Merokok

- Riwayat abortus sebelumnya

- Riwayat promiskuitas

- Riwayat seksio sesarea sebelumnya

5. Komplikasi

Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat

kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat atau pendekatan

tatalaksana. Kegagalan penengakan diagnosis secara tepat dan

cepat dapat mengakibatkan terjadinya rupture tuba atau uterus

tergantung lokasi kehamilan dan hal ini dapat menyebabkan

perdaraha massif ,syok,dic, dan kematian

Page 10: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain perdrahan

infeksi ,kerusakan organ sekira (usus, kandung kemih, ureter, dan

pembuluh darah besar). Selain itu ada juga komplikasi terkait

tindakan anestesi

6. Penanganan

- Penderita yang di sangka ket harus segera di rawat inap

di rumah sakit untuk penanggulangannya

- Bila wanita dalam keadaan syok perbaiki keadaan

umunya dengan pemberian cairan yang cukup

(deksstross 5%,glokosa %% gram fisiologis dan

transfuse darah

- Setelah di diagnosisi jelas ket dan keadaan umum baik

atau lumayan baik segera lakukan laparatomi untuk

menghilangkan sumber perdarahan: dicari lalu di klem

dan di eksisi sebersih mungkin (salpingektomi)

kemudian diikat.

- Sisa darah di keluarkan dan di bersihkan supaya

penyembuhan lebih cepat

- Berikan antibiotika sesuai indikasi dan obat inflamasi

- Setelah itu pasang infuse dekstrose 5% yang berisi 50

satuan oksitosin baru setelah itu di evaluasi isi kavum

Page 11: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Kalau peradarahn banyak barikan transfuse darah dan

lakukan tampon uterovaginal selama 24 jam

- Bahan jaringan dikirim untuk hispopatologik dalam 2

porsi

Porsi 1. Yang di keluarkan dengan cunam kavum

Porsi 2. Yang di keluarkan dengan kuretase.

- Berikan obat- obatan antibiotika ,uterotonika dan

perbaikan keadaan umum

- 7-10 hari sesudah kerokan pertama di lakukan kerokan

kedua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan dan di

kirim lagi hasilnya untuk lab

- Histeroktomi total di lakukan untuk resiko tinggi usia

lebih dari 30 tahun , paritas 4 tau lebih dan uterus yang

sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih

- Periksa ulang

C. Kehamilan ektopik terganggu

1. Definisi

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur

dibuahi berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum

uteri (ilmu kebidanan,2002)

Kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar rahim (uterus).

Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi diberbagai segmen tuba

Page 12: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

fallopi dengan 5% sisanya terdapat di ovarium , rongga peritoneum

atau di dalam serviks.

2. Etiologi

Semua faktor yang menghambat migrasi embrio ke kavum uteri

menyebabkan seorang ibu semakin rentan untuk menderita

kehamilan ektopik.

a. Infeksi saluran telur (salpingitis) dapat menimbulkan

gangguan pada matilitas saluran telur

b. Riwayat operasi tuba

c. Cacat bawaan pada tuba seperti tuba sangat panjang

d. Kehamilan ektopik sebelumnya

e. Aborsi tuba dan memakai iud

f. Kelainan zigot yaitu kelaianan kromosom

g. Bekas radang pada tuba : disini radang menyebabkan

perubahan-perubahan pada endosalping sehingga walaupun

fertiusasi dapat terjadi gerakan ovum ke uterus terlambat

h. Abortus buatan

3. Tanda dan gejala

Tanda

a. Nyeri abdomen bawah dan pelvic, di sertai amenorchea

atau spotting atau perdarahan vaginal

b. Menstruasi abnormal

c. Abdomen dan pelvis yang lunak

Page 13: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

d. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong kesatu sisi

oleh massa kehamilan atau tergeser akibat perdarahan.

e. Penurunan tekanan darah takikardi bila terjadi hipovelemi

f. Kolaps dan kekebalan

g. Pucat

h. Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)

i. Nyeri palpasi perut terasa tegang dan agak gembung

j. Gangguan kencing

k. Pembesaran uterus

l. Nyeri pada toucher

m. Tomur dalam rongga panggul

n. Perubahan darah

Gejala

a. Nyeri

b. Perdarahan

c. Amenorhea

4. Patofisiologi

Proses implantasi ovun di tuba pada dasarnya sama dengan yang

terjadi di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnor atau

interkolumnor. Pada nidasi secara kolomnar telur bernidasi pada

ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur,selanjutnta

di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati

Page 14: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

secara dini dan direabsorbi. Pada nidasi interkulumnar telur

bernidasi antara dua jonjot endosalping.

Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan

antara 6-1- minggu. Karena tuba bukan tempat pertumbuhan hasil

konsepsi tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam

uterus. Beberapa yang mungkin terjadi.

- Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi

- Abortus ke dalam lumen tuba

- Rupture dinding tuba

5. Predisposisi

Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

- Riwayat operasi di daerah tuba dan/atau tubektomi

- Riwayat penggunaan akdr

- Infertilitas

- Riwayat inseminasi buatan atau teknologi bantuan reproduktif

(assisted reproductive technology/art)

- Riwayat infeksi saluran kemih dan pelvic inflammatory

disease/pid

- Merokok

- Riwayat abortus sebelumnya

- Riwayat promiskuitas

- Riwayat seksio sesarea sebelumnya

Page 15: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

6. Komplikasi

Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat

kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan

tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan tepat

dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung

lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan

masif, syok, dic, dan kematian.

Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah

perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih,

ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga komplikasi

terkait tindakan anestesi.

7. Penanganan

Tatalaksana umum

- Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid nacl 0,9% atau

ringer laktat (500 ml dalam 15 menit pertama) atau 2 l dalam 2

jam pertama.

- Segera rujuk ibu ke rumah sakit.

Tatalaksana khusus

- Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi

- Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba

fallopii:

Page 16: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi

(eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)

Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan

salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi

dikeluarkan, tuba dipertahankan)

Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk

penggunaan kontrasepsi.jadwalkan kunjungan ulang setelah 4

minggu. Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus

60 mg/hari selama 6 bulan

D. Kehamilan mola hidatidosa

1. Definisi

Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional,

yang disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang disebabkan

oleh proliferasi trofoblastik dan edem

2. Diagnosis

- Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah

banyak

- Mual dan muntah hebat

- Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan

- Tidak ditemukan janin intrauteri

- Nyeri perut

- Serviks terbuka

- Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin

Page 17: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)

Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu dengan

pemeriksaan usg

3. Predisposisi

a. Umur : kehamilan yang terlalu muda /tua

mola lebih banyak ditemukan pada wanita hamil berumur <>

35 tahun, pada usia 45 tahun biasanya kejadian hamil mola 10x

lebih tinggi

b. Riwayat kehamilan mola sebelumnya

c. Etnik : lebih banyak dijumpai pada mongoloid dari pada

kalikasis

d. Genetic : wanita dengan balanced translacation mempunyai

resiko lebih tinggi

e. Gzi : molahidatisoda banyak di temukan pada mereka yang

kekurangan protein

f. Sosial ekonomi rendah

g. Paritas tinggi

4. Komplikasi

Page 18: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

a. Karena perdarahan yang berulang bisa menyebabkan anemia

b. Syok

c. Infeksi

d. Perforasi misalnya oleh banyak mola distruens di mana

gelembung menembus dinding rahim

e. Resiko tinggi terjadi keganasan

(koriokarsinoma ).koriokarsinoma setelah molahidatidosa antar

2-8% dan makin tinggi pada umur tua (mansjoer, 2001)

5. Penanganan

a. Terapi

- Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola ,atasi syok

dan perbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan dan

transfuse darah. Tindakan pertama dengan manual digital baru

setelah itu evaluasi sisanya dengan kuratase.

- Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil

Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperbesar

permukaan selama 12 jam.

- Lakukan evakuasi dengan menggunakan aspirasi vakum

manual (avm) dan kosongkan isi uterus secara cepat (lihat

lampiran a.3 dan a.4). Pastikan tersedia tiga tabung avm yang

siap dipakai karena banyaknya jaringan yang dievakuasi.

Aspirasi vakum elektrik lebih diutamakan bila tersedia.

Page 19: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin

10 unit dalam 500 ml nacl 0.9% atau rl dengan kecepatan 40-60

tetes/menit untuk mencegah perdarahan.

- Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih

ingin memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan

kesuburan

- Selanjutnya ibu dipantau:

o Pemeriksaan hcg serum setiap 2 minggu.

o Bila hasil hcg serum terus menetap atau naik dalam 2

kali pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit

rujukan tersier yang mempunyai fasilitas kemoterapi.

o Hcg urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8

minggu juga mengindikasikan ibu perlu dirujuk ke rumah

sakit rujukan tersier

E. Solusio plasenta

1. Definisi

Solusio plasenta merupakan terlepasnya plasenta yang letaknya normal

pada korpus uteri yang terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.

Kejadian ini sering terjadi dalam kehamilan triwulan ketiga dan bisa

juga pada setiap saat dalam kehamilan > 22 minggu dengan berat janin

> 500 gram disertai dengan pembekuan darah.

Page 20: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya

yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan yang tejadi pada

kehamilan 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. (rustam 2002).

Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta sebelum waktunya plasenta

itu secara terlepasnya anak lahir jadi plasenta terlepas sebelum waktu

kalau terlepas sebelum anak lahir.

Jadi definisi yang lengkap ialah : solusio plasenta adalah sebagian atau

seluruhnya plasenta yang normal implantasinya antara 22 minggu dan

lahirnya anak (menurut buku obstetric patologi 2002)

2. Jenis –jenis solusio plasenta

Menurut cara terlepasnya di bagi menjadi : solusio plasenta parsialis di

mana hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas dari

tempatnya perlekatannya : solusio plasenta totalis atau komplit di

mana plasenta terlepas seluruhnya dari tempat perlekatannya

Secara klinis solusio plasenta di bagi menjadi :

- Solusio plasenta ringan

- Solusio plasenta sedang

- Solusio plasenta berat

3. Diagnosis

a. Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap

b. Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika

solusio plasenta relative baru

c. Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar

Page 21: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

d. Anemia berat

e. Gawat janin atau kehilangan denyut jantung janin

f. Uterus tegang terus-menerus

4. Etiologi

Solusio plasenta hingga kini belum di ketahui jelas walaupun beberapa

keadaan tertentu dapat menyertai.:

a. Preeklamsia

b. Hipertensi kronis

c. Merorok

d. Hidraminion

e. Kehamilan kembar

f. Pecandu alcohol

g. Riwayat solusio plasenta

h. Mioma uteri

i. Penggunaan cocain

5. Patofisologi

Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang

membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan

akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematoma yang kecil itu

hanya akan mendesak jaringan menderita, perdarahan antar uterus dan

plasenta belum terganggu dan tanda serta gejalapun tidak jelas.

Kejadian baru di ketahui setelah plasenta lahir yang pada pemeriksaan

Page 22: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

di dapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan

darah yang berwarna kehitam –hitaman.

Biasanya peradarahan akan berlangsung terus – menerus karena otot

uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk

lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. Akibatnya,

hematoma retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sabagian dan

seluruhnya plasenta lepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan

menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau

menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban atau

mengadakan ekstravasasi di antara serabut – serabut otot uterus.

Oleh karena itu didalam uterus masih terdapat produk konsepsi maka

uterus tak mampu berkontraksi untuk menekan pembuluh yang pecah

tersebut. Darah dapat merembes ke pinggiran membrane dan keluar

dari uterus maka terjadilah perdarahan yang keluar (revraled

hemorrhage).

Perdarahan

- Terjadi efusi darah di belakang plasenta dengan tepi yang

masih utuh

- Plasenta dapat terlepas secara keseluruhan sementara selaput

ketuban masih menempel dengan baik pada dinding uterus

- Darah dapat mencapai cavum uteri bila terdapat robekan

selaput ketuban

Page 23: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Kepala janin umumnya sangat menekan sbr sehingga darah

sulit keluar

- Bekuan darah dapat masuk ke dalam miometrium sehingga

menyebabkan uterus couvellair.

6. Komplikasi

Komliukasi yang terjadi bisa pada ibu maupun janin yang di

kandungnya dengan criteria :

- Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan yang dapat

menimbulkan variasi turunya tekanan darah sampai keadaan

syok, perdarahan tidak sesuai penderita anemis sampai syok

kesadaran bervariasi dari baik sampai koma

- Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit kedalam

sirkulasi darah menyebabkan pembekuan darah intravskuler

dan di sertai homolisis terjadinya penurunan fibrinogen

sehingga hifobrigen dapat mengganggu pembekuan darah.

- Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomelurus ginjal

dan dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang.

- Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai

berat terjadi infilirasi darah ke otak rahim, sehingga

mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena

atonia uteri, kegagalan pembekuan darah menambah beratnya

perdarahan.

Page 24: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Sementara komplikasi yang terjadi pada janin antar lain :

asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin, karena

perdarahan yang tertimbun di belakang plasenta yang

mengganggu sirkulais dan nutrisi kea rah janin. Rintangan

kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim

tergantung pada seberapa bagian plasenta telah lepas dari

implantasinya di fundus uteri.

-

7. Predisposisi

- Hipertensi

- Versi luar

- Trauma abdomen

- Hidramnion

- Gemeli

- Defisiensi besi

8. Penanganan

Penangan pada pasien yang mengalami solusio palsenta tergantung

dari berat ringannya kejadian dibawah ini akan di jelaskan antar lain :

a. Pada kondisi solusio plasenta ringan, jika keadaan janin masih baik

dapat dilakukan penanganan secara konservatif kemudian,

menganjurkan ibu untuk melakukan posisi semi fowler atau

setengah duduk, mengobservasi tanda-tanda vital 15 menit

memantau bunyi jantung

Page 25: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

b. Inspeksi tempat perdarahan, menganjurkan ibu untuk melakukan

pemeriksaan cardiotopografi ctg) untuk meminitor keadaan janin,

jika perdarah berhenti dan keadaan janin baik pada kehamilan

premature, menganjurkan ibu untuk di rawat inap, bila ada

perbaikan (perdarahan berhenti kontraksi uterus tidak ada dan janin

hidup ) menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan usg dan ktg lalu

tunggu persalinan spontan bila ada perburukan bila ada perburukan

(perdarahan berlangsung terus-menerus dan uterus berkontraksi ini

dapat mengancam ibu dan janin. Usahakan partus pervaginam

dengan anatomi atau oksitosin bila pembukaan > 6 cm. Jika terus

perdarahan ,skor pelvic kurang dari suatu persalinan masih lama

pembukaan 6 cm, maka segera lakukan seksio sesarea.

c. Solusio plasenta sedang : lakukan pemasangan infuse rl 20

tets/menit dan transfuse darah, melakukan pemecahan ketuban,

melakukan induksi persalinan atau dilakukan seksio sesarea

d. Solusio plasenta berat : melakukan rujukan kerumah sakit,

sebelumnya melakukan : memperbaiki keadaan umum ibu,

melakukan penmasangan infuse rl 20 tets/menit, tidak

diperbolehkan melakukan pemeriksaan dalam saat merujuk harus

diantar oleh petugas kesehatan yang dapat pertolongan

mempersiapkan donor darah dari masyarakat atau keluarganya.

Page 26: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

F. Plasenta previa

1. Definisi

Plasenta previa adalah plasenta ada didepan jalan lahir (proe:

didepan vias:jalan) , jadi yang di maksud adalah plasenta yang

implantasinya tidak normal ialah rendah sekali sehingga menutupi

seluruhnya atau sebagian ostium internum , implantasi plasenta

yang normal adalah pada dinding depan atau dinding belakang

rahim di daerah fundus uteri. ( winjnjosatro 1999)

2. Tanda dan gejala

a. Perdarahan pervaginam, wran merah segar dan tampa nyeri

biasanya berulang

b. Bagian terdepan janin tinggi (poating)sering di jumpai kelainan

letak janin

c. Bagian terbawah janin belum masuk panggul

d. Tidak di sertai gejala nyeri (tanda khas plasenta previa)

e. Pada pemeriksaan jalan lahir teraba jarinagn plasenta (lunak)

f. Dapat disertai gawat janin sampai kematian janin tergantung

beratnya.

3. Diagnosis

Menurut mochtar (1998) diagnosis ditegakkan dengan adanya gejal

–gejala klinis dan beberapa pemeriksaan sebagi berikut

Page 27: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

a. Anamnesa plasenta previa

- Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu

- Sifat perdarahan tanpa sebab (causeless) tanpa nyeri (painless)

dan berulang (recurrent)

b. Infeksi

- Dapat dilihat dari pendarahan pervaginam banyak sedikit darah

beku

- Kalau sudah darah banyak maka ibu kelihatan pucat/anemis

c. Palpasi abdomen

- Janin yang belum cukup bulan , fundus uteri masih rendah

- Sering di jumpai kelainan letak janin

- Bagian terbawah janin belum turun

- Dapat dirasakan suatu bantalan di sbr

d. Pemeriksaan fisik ibu

- Di jumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampi syok

- Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai

koma

- Pada pemeriksaan dapat dijumpai tekanan darah ,nadi, dan

pernapasan dalam batas normal, tekanan darah turun, nadi dan

pernapasan meningkat dan daerah ujung menjadi dingin serta

tampak anemis

4. Etiologi

Page 28: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

Perdrahan tanpa alas an dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala

utama dan pertama dari plasenta previa. Dengan bertambahnya

tua kehamilan segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi

dan serviks akan membuka. Apabila plasenta tumbuh pada

segmen bawah uterus, perlebaran segmen bawaan uterus dan

pembukaan serviks tidak dapat di ikuti oleh placenta yang

melekat di situ tanpa terlepasnya. Sebagian plasenta dari

dinding uterus pada saat itulah mulai terjdi perdarahan.

Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang

disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna hitam –

kehitaman (winkjosastro 1999)

5. Predisposisi

Menurut mochtar 1998, faktor predisposisi dan presipitasi yang

dapat mengerti bahkan terjadinya plasenta previa yaitu :

a. Melebarnya pertumbuhan plasenta

- Kehamilan kembar (gemeli)

- Tumbuh kembang plasenta tipis

b. Kurang suburnya endometrium

- Malnutrisi ibu hamil

- Melebarnya plasenta karena gemeli

- Bekas seksio sesarea

- Sering di jumpai pada grandemultipara

c. Terlambat implantasi

Page 29: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Endometrium fundus kurang subur

- Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk

blastula yang siap untuk nidasi

6. Patofisologi

Perdarahan anterpatum akibat plasenta previa sejak kehamilanb 10

minggu saat segmen uterus membentuk mulai dari melebar serta

menipis umumnya terjadi pada ttrimester ketiga karena segmen

bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan segmen bawah

uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek

karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan

sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan

karena ketidakmampuan serabut otot segemn bawah uterus untuk

berkontraksi seperti pada plasenta letak normal. Segmen bawah

uterus pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks

tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di dinding uterus.

Pada saat ini mulailah terjadi perdarahan, darah berwaran merah

segar.

7. Komplikasi

Menurut manuaba (2001)

a. Komplikasi pada ibu

- Perdarahan tambahan saat operasi menembus plasenta dengan

insersio di depan, infeksi karena anemis, robekan implantasi

plasenta dibagian belakang segmen bawah rahim, terjadinya

Page 30: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

rupture uteri karena susunan jarinagn rapuh dan sulit

diketahui.

b. Komplikasi pada janin

- Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi ,mudah

infeksi karena anemia sertai daya tahan rendah, asfiksia

intrauterine

c. Prolaps tali pusat

d. Prolaps plasenta

e. Plasenta melekat

f. Infeksi karena perdarahan banyak

8. Penanganan

a. Terapi ekspresif

Syarat-syarat terapi ekspresif

- Keadaaan umum ibu baik

- Rawat inap, istirahat baring berikan antibiotika prolaksis

- Lakukan pemeriksaan usg untuk mengetahui implantasi

plasenta usia kehamilan letak dan presentasi janin

- Berikan tokolitik bila ada kontraksi mgso4 iv dosis awal di

lanjutkan 4 g setiap 6 jam, hiferidin 3x20 mg/hari,

betamethason 24 mg iv dosis tunggal untuk pematangan

paru janin

- Uji pematangan paru janin

b. Terafi aktif

Page 31: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

- Wanita hamil i atas 22 minggu engan perdarahan

pervaginam yang aktif an banyak, harus segera

ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas

janin.

- Untuk diagnosis plasenta previa dan menentukan cara

menyelesaikan persalinan, setelah semua persyaratan di

penuhi lakukan pdmd

1) Transfuse darah telah terpasang kamar dan tim

operasi siap

2) Kehamilan >37 minggu (berat badan > 2500 gram)

dan inpartu

3) Janin telah meninggal atau terdapat anomaly

congenital mayor

4) Perdarahan bagian terbawah janin telah jauh

melewati pintu atas panggul (2/5 atau 3/5 pada

palpasi lua).

G. Rupture uteri

1. Definisi

Rupture uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim

akibat dilampauinya daya regang miometruim.

Page 32: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

rupture uteri adalah robekan dinding uterus pada saat kehamilan

atau sadalam persalinan dengan tanpa robeknya perineum visceral

(obsetri ginekologi)

2. Tanda dan gejala

- Paritas

a) Nyeri tajam yang sangat pada abdomen bawah saat

kontraksi hebat memuncak

b) Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa

nyeri

c) Perdarahan vagina (dalam jumlah sedikit atau

hemoragi)

d) Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi

meningkat,tekanan darah menurun dan nafas pendek

(sesak)

e) Temuan pada palpasi abdomen tidak sama dengan

temuan terdahulu

f) Bagian presentasi ddapat digerakkan di atas rongga

panggul

g) Janin dapat teroposisi atau relaksasi secara dramatis

dalam abdomen ibu

h) Bagian janin lebih muah di palpasi

Page 33: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

i) Gerakan janin dapat lebih kuat an kemudian menurun

menjadi tidak ada gerakan djj sama/sekali djj masih

terdengar

j) Lingkar uterus an kepadatannya (kontraksi) dapat

dirasakan di samping janin (janin seperti berada di luar

uterus)

- Tenang

a) Kemungkinan terjadi muntah

b) Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen

c) Nyeri berat pada suprapubis

d) Kontraksi uterus hipotonik

e) Perkembangan persalinan menurun

f) Perasaan ingin pingsan

g) Hemturi (kadang-kadang kencing darah)

h) Perdarahan vagina

i) Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek

pada serviks atau kontraksi mungkin tidak di rasakan

j) Djj mungkin akan hilang

3. Etiologi

a. Riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus

b. Induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan

yang lama

Page 34: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

c. Presentasi abnormal (terutama terjadi penipisan pada

segmen bawah uterus)

4. Predisposisi

a. Multiparitas/grandemultipara

b. Pemakaian oksitosin untuk induksi/stimulasi persalinan

yang tidak tepat

c. Kelaianan letak an implantasi plasenta umpamanya paa

plasenta akreta plasenta,inkerta plasenta perkreta.

d. Kelainan bentuk uterus umpamanya uterus bikornis

e. Hidramion.

5. Patofisiologi

a. Rupture uteri spontan terjadi secara spontan pada uterus

yang utuh (tanpa parut)

b. Rupture uteri traumatic rupture uteri yang di sebabkan oleh

trauma dapat terjadi karena jatuh/kecelakaan

6. Komplikasi

a. Gawat janin

b. Syok hipovelemik

c. Sepsis

d. Kecacatan dan morbiditas

7. Penanganan

Page 35: Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Perdarahan Trimester i Dan III

a. Perbaikai kehilangan darah dengan pemberian infuse

intravena cairan (nacl 0.9% atau ringer laktat) sebelum

pembedahan

b. Siapkan untuk transfuse darah

c. Lakukan seksio sesarea segera lahir bayi dan dilahirkan

plasenta segera setelah kondisi ibu stabil

d. Jika nuterus dapat iperbaiki dengan seksio operasi lebih

rendah dari pada resiko paa histerektomi dan ujung rupture

uterus tidak relaksasi lakukan histerektomi, tindakan ini

mengurangi waktu dan kehilangan arah saat histerektomi

e. Lakukan perbaikan robekan pada dinding uterus

(histerektomi).