13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidan berperan dalam memberikan asuhan masa nifas untuk dapat memastikan ibu merasa nyaman dalam menjalani peran barunya dan selalu memberi dukungan dalam proses adaptasi yang dilalui ibu. Seorang bidan harus bersikap ramah, tanggap dan sabar dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi kliennya. Asuhan masa nifas normal merupakan wewenang dan tanggungjawab bidan untuk melaksanakan kompetensi dan ketrampilan memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana langkah-langkah pemberian asuhan masa nifas normal? 2. Bagaimanakah pengkajian data dalam pemberian asuhan ibu masa nifas normal? C. Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat dengan tujuan : 1. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. 2. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. 1

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

  • Upload
    nilam

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan berperan dalam memberikan asuhan masa nifas untuk dapat memastikan

ibu merasa nyaman dalam menjalani peran barunya dan selalu memberi dukungan dalam

proses adaptasi yang dilalui ibu. Seorang bidan harus bersikap ramah, tanggap dan sabar

dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi kliennya. Asuhan masa nifas

normal merupakan wewenang dan tanggungjawab bidan untuk melaksanakan

kompetensi dan ketrampilan memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan setiap

individu.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah pemberian asuhan masa nifas normal?

2. Bagaimanakah pengkajian data dalam pemberian asuhan ibu masa nifas normal?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.

2. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.

1

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Data Fisik dan Psikososial

Langkah awal yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah

melakukan pengkajian data. Data yang dikaji meliputi data subyektif dan data obyektif. Data

subyektif digali langsung dari klien atau keluarganya, sedangkan data obyektif diambil

melalui pemeriksaan baik pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus maupun pemeriksaan

penunjang.

1. Data Subyektif

a. Identitas Istri dan Suami

Berisi nama serta latar belakang pendidikan, pekerjaaan suku dan agama serta

alamat lengkap. Hal ini berguna agar saat pemberian asuhan dapat diberikan

dengan memperhatikan sosial budaya dan ekonomi. Pencantuman alamat lengkap

memudahkan dalam kunjungan rumah dan kondisi yng mengharuskan tindak

lanjut di rumah pasien.

b. Data Biologis / Fisiologis

Keluhan utama

Kaji apa yang menjadi keluhan saat ini, sejak kapan dan bagaimana

pengaruhnya pada ibu. Contoh: Ibu merasa nyeri pada perineum akibat

adanya jahitan luka jalan lahir, sehingga ibu merasa sakit jika duduk dan

upaya yang dilakukan adalah duduk miring kiri atau kanan.

Riwayat kelahiran dan persalinan

Kaji riwayat persalinan secara lengkap dengan menyertai durasi setiap

kala dalam persalinan serta masalah yang ditemui pada setiap kala, dan

tindakan yang dilakukan dalam mengatasi setiap masalah.

Riwayat kehamilan persalinan dan nifas terdahulu

Terutama apabila ibu sudah pernah hamil dan atau melahirkan

sebelumnya.

Riwayat kesehatan yang lalu

2

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

Kaji apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit yang dianggap

berpengaruh pada kondisi kesehatan saat ini. Misalnya penyakit-penyakit

degeneratif (jantung DM, dll), infeksi saluran kencing.

Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga

Misalnya penyakit ashma dan penyakit keturunan lainnya.

Riwayat penyakit menular dalam keluarga

Misalnya TBC, hepatitis dan HIV/AIDS.

c. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Dikaji dengan tetap memperhatikan kondisi pasien masa nifas. Kebutuhan :

Nutrisi

Eliminasi

Istirahat

Personal hygiene

Mobilisasi

Sexual

d. Data Pengetahuan / Perilaku Ibu

Kaji pengetahuan ibu yang berhubungan dengan perawatan bayi, perawatan

nifas, asi ekslusif cara menyusui, KB serta hal-hal lain yang penting diketahui ibu

dalam masa nifas dan meyusui.

e. Data Psikososial, Ekonomi dan Spiritual

Respons ibu dan suami terhadap kelahiran bayi

Pola hubungan ibu, suami dan keluarga

Kehidupan spiritual dan ekonomi keluarga

Kepercayaan dan adat istiadat

f. Data Tambahan

Dapat berisi beberapa data tambahan misalnya obat-obatan yang diperoleh

selama masa nifas.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Fisik

3

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

Pada pemeriksaan fisik, bidan harus melakukan pemeriksaan menyeluruh dan

terutama berfokus pada masa nifas.

b. Pemeriksaan Penunjang

Berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.

Riwayat Kesehatan Ibu

Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah :

Keluhan yang dirasakan ibu saat ini

Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemetuhan kebutuhan sehari-hari

misalnya pola makan, buang air kecil atau buang air besar, kebutuhan

istirahat, mobilisasi.

Riwayat tentang persalinan meliputi adakah komplikasi, laserasi atau

episiotomi.

Obat/Suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet besi.

Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan

terhadap peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang

dirasakan ibu sekarang, kecemasan, kekhawatiran.

Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari.

Bagaimana rencana menyusui nanti (ASI Eksklusif atau tidak), rencana

merawat bayi dirumah (dilakukan ibu sendiri atau dibantu orang

tua/mertua).

Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.

Pengetahuan ibu tentang nifas.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum dan kesadaran

“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”

Tanda-Tanda Vital

1. Tekanan Darah

Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan

sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara

spontan kanan darah sebelum hamil selama beberapa hari bidan

bertanggung jawab mengkaji resiko preeklamsi pascaparum, komplikasi

yang relatif jarang, tetapi serius, jika peningkatan tekanan darah

signifikan.

4

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

2. Suhu

Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit meningkat selama

periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum.

Perhatikan adanya kenaikan suhu samapi 38 derajat pada hari kedua

samapi hari kesepuluh yang menunjukkan adanya morbiditas puerperalis.

3. Nadi

Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali

normal selama beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam

selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi

proses ini. Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerperium, hal

tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan adanya infeksi atau

hemoragi pascapartum lambat.

4. Pernapasan

Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam

pertama pascapartum. Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain

memerlukan evaluasi adanya kondisi– kondisi seperti kelebihan cairan,

seperti eksaserbasi asma, dan emboli paru.

5. Kepala, Wajah dan Leher

Periksa ekspresi wajah, adaya oedema, sclera dan konjunctiva

mata, mukosa mulut, adanya pembesaran limfe, pembesaran kelenjar

thiroid dan bendungan vena jugolaris.

6. Dada dan payudara

Auskultasi jantung dan paru-paru sesuai indikasi keluhan ibu, atau

perubahan nyata pada penampilan atau tanda-tanda vital. Pengakajian

payudara pada periode awal pascapartum meliputi penampilan dan

integritasi puting, posisi bayi pada payudara, adanya kolostrum, apakah

payudara terisi susu, dan adanya sumbatan ductus, kongesti, dan tanda–

tanda mastitis potensial.

7. Genitalia , Perineum

5

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

Setelah persalinan , vagina meregang dan membentuk lorong berdinding

lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil , tapi jarang

kembali ke ukuran nullipara.

Kadang - kadang pada persalinan lama ditemukan oedema dan memar

pada dinding vagina .

Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga .

Himen muncul sebagai beberapa potong jaringan kecil , merupakan ciri

khas pada wanita yang pernah melahirkan

8. Ekstremitas

Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya oedema, nyeri tekan atau panas

pada betis adanya tanda homan, refleks.

Tanda homan didapatkan dengan meletakkan satu tangan pada lutut ibu,

dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga tungkai tetap lurus.

Dorsifleksi kai tersebut jika terdapat nyeri pada betis maka tanda homan

positif.

9. Uterus

Setelah janin lahir fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah

plasenta lahir, TFU kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Pada hari ke-5

post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas symfisis pusat,

sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas symfisis.

Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas

implantasi plasenta lebih tipis dari bagian lain. Bagian bekas implantasi

plasenta merupakan Penanganan suatu luka yang kasar dan menonjol ke

dalam kavum uteri, segera setelah persalinan.

Otot-otot uterus berkontraksi setelah post partum. Pembuluh-pembuluh

darah yang berada di antara anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini

akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.

10. Kandung Kemih

Kesulitan miksi mungkin terjadi pada 24 jam setelah melahirkan , karena

refleks penekanan aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan pada

6

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

kandung kemih selama melahirkan.Ibu mungkin merasa kurang nyaman

ketika diuresis muncul setelah melahirkan.

Kehamilan menyebabkan dilatasi dan peregangan pelvis renalis dan

ureter , tetapi akan kembali normal pada minggu keempat .

Jika terjadi incontinencia urin , sehingga ibu tidak berkemih dalam 6 jam

pertama , maka diperlukan kateterisasi.

Relaksasi otot kandung kemih baru menghilang setelah waktu 3 minggu.

BAB III

PENUTUP

7

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

A. Kesimpulan

Asuhan masa nifas normal merupakan wewenang dan tanggungjawab bidan.

Langkah awal yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah

melakukan pengkajian data. Data yang dikaji meliputi data subyektif dan data obyektif.

Data subyektif didapat langsung dari pasien, meliputi : identitas istri dan suami, keluhan

utama, riwayat kesehatan ibu, pemenuhan kebutuhan dasar ibu nifas, data pengetahuan

ibu, data psikososial, ekonomi dan spiritual, serta data tambahan bila diperlukan. Data

obyektif didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap ibu nifas, meliputi pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan bahwa dengan memahami langkah-langkah asuhan

kebidanan ibu masa nifas normal, bidan dapat melaksanakan wewenang dan

tanggungjawabnya dengan baik. Sehingga memberikan rasa aman dan nyaman kepada

ibu masa nifas. Seorang bidan harus bersikap ramah, tanggap dan sabar dalam upaya

memberikan pelayanan yang baik kepada kliennya. Memahami kebutuhan ibu masa nifas

juga penting dalam proses pemberian asuhan ibu masa nifas normal, sehingga ibu merasa

dihargai dan diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

8

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS (PENGKAJIAN)

Cunningham, dkk. 1995. Obstetri Williams Edisi 18. Jakarta : EGC.

Varney, H dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 volume 2. Jakarta : EGC.

Widyasih SST, Hesty dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogjakarta : Fitramaya.

http://zakiahdinsyah.blogspot.com/2010/12/melakukan-asuhan-kebidanan-masa-nifas.html

Diakses pada tanggal 9 November 2011 pukul 16.50 WIB

http://kebidananfk2010.blogspot.co.id/2012/01/askeb-iii-asuhan-masa-nifas-normal.html.

9