Upload
yadi-super
View
43
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, baik
individu maupun kelompok. Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah suatu atap dalam keadaan
saling keterganntungan (Depkes RI, 1998).
Pembangunan keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari
pembangunan nasional. Dimana keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat, maka untuk membina masyarakat serta dalam pembinaan yang
dimulai dan ditujukan kepada keluarga-keluarga yang merupakan unsure dari
masyarakat,karena di dalam keluarga terdapat prilaku yang mendukung
kesehatan maupun yang bertolak belakang dari kesehatan. Jika prilaku
kesehatan tersebut mendukung kesehatan maka akan tercipta suatu masyarakat
yang sehat, tetapi sebaliknya jika tidak ditanamkan pendidikan tentang
kesehatan maka potensial pada keadaan tidak sehat pada masyarakat akan
tinggi.
Usaha untuk meningkatkan suatu kesehatan pada keluarga di perlukan
suatu bentuk manajemen yang ditunjukkan khusus pada keluarga,agar
keluarga bisa meningkatkan mutu pelayanan dan mendekati pelayanan kepada
masyarakat. Selain lebih biasa menekankan upaya promotif dan preventif,
manajemen kebidanan keluarga juga lebih cepat dan mudah dalam melakukan
deteksi dini hal-hal yang mengarah pada patologi.
Dewasa ini angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita
cukup tinggi hal ini disebabkan berbagai faktor dimana salah satu
penyebabnya adalah penyakit menular. Padalah penyakit ini sebagian dapat
dicegah dengan pemberian kekebalan terhadap bayi dan anak balita
(imunisasi). Usaha untuk membantu menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian pada bayi dan balita dengan cara pemberian imunisasi pada bayi
0-11 bulan. Pelaksanaan pemberian imunisasi dapat melalui posyandu pos
pelayanan terpadu (posyandu) sebagai upaya peningkatan peran masyarakat
serta menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan khususnya imunisasi
dimasyarakat. Sejak pelita II jenis cukupan imunisasi terus ditingkatkan
sehingga pada pelita III mulai dilaksanakan pemberian imunisasi lengkap
yang meliputi BCG, DPT, Polio, campak, imunisasi untuk mencegah tetanus
pada wanita usia subur, calon pengantin dan ibu hamil dan DT pada anak
sekolah.
Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia termasuk yang
dianggap berhasil di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya
terhadap penurunan pertumbuhan penduduk, sebagai akibat dari penurunan
angka kesuburan total (total fertility rate, TFR). Menurut SDKI, TFR pada
kurun waktu 1967-1970 menurun dari 5,6% menjadi hampir setengahnya
dalam 30 tahun, yaitu 2,6% pada periode 1997- 2002. Demikian juga
pencapaian cakupan pelayanan KB (contraceptive prevalence rate, CPR)
dengan berbagai metode meningkat menjadi 60,3% pada tahun 2002-2003.
Walaupun data SDKI 2002-2003 menunjukkan keberhasilan program
KB, dari sumber data yang sama terungkap bahwa perempuan berstatus kawin
yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi (unmet need) masih
cukup tinggi yaitu 8,6%. Penyebab masih tingginya angka ini, antara lain
kualitas informasi dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB
pada pasca-persalinan. Proporsi drop-out akseptor KB (discontinuation rate)
adalah 20,7%. Hal ini menunjukkan bahwa masih jauh lebih banyak terjadi
kehamilan yang perlu dihindari dan kesadaran berKB pada pasangan yang
paling membutuhkan belum cukup mantap.
Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program
pemerintah yang ditujukan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk,
melalui usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran. Dengan demikian maka
diusahakan agar angka kelahiran dapat diturunkan sehingga diharapkan
meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. S di Kampung Ranca
Bungur Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
demi tercapainya masalah kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu yang tidak
ber-KB dan Asuhan Kebidanan pada bayi yang belum diimunisasi.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari Keluarga Berencana dan kehamilan
serta proses-prosesnya
b. Untuk mengetahui manfaat dari Keluarga Berencana
c. Untuk mengetahui tujuan dari Keluarga Berencana
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat
kontrasepsi. Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang
matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan
terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
Menurut WHO Expert Committee 1970 dalam Hartanto ( 2004 )
menyatakan bahwa keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengatur waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka
kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
a. Keluarga dengan anak ideal
b. Keluarga sehat
c. Keluarga berpendidikan
d. Keluarga sejahtera
e. Keluarga berketahanan
f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
Gerakan Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk Indonesia (BKKBN, 2006).
Selain itu tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan peran
serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan
angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan
kesejahteraan keluarga.Untuk tercapainya tujuan tersebut diselenggarakan
kegiatan : Komunikasi, Informai, Edukasi (KIE), Pelayanan KB ( Pelkon),
Pemantapan Kelembagaan dan Pengelolaan Program.
Sasaran KB:
a. Ibu yang menderita penyakit menahun
b. Usia ibu yang menderita penyakit menahun
c. Pasangan usia subur dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun
d. Riwayat persalinan yang buruk
e. Keguguran berulang kali
3. Manfaat Keluarga Berencana
Dalam dunia kedokteran terdapat tiga fase yang digunakan sebagia
dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda
kehamilan, masa mengatur kesuburan/ kehamilan, masa mengatur
kesuburan/ menjarangkan kesuburan dan mengakhiri kesuburan.
a. Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan/ kesuburan ini merupakan waktu bagi
wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur kurang
dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat reproduksi masih belum
stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
bila ia hamil.
Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang memiliki efektifitas tinggi
dan kemampuan mengembalikan kesuburan wanita yang tinggi.
Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil Kb, AKDR ( spiral ),
cara sederhana ( sanggama terputus, kondom, pantang berkala,
diafragma ).
b. Menjarangkan Kehamilan
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan
reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai
beranjak hingga usia 35 tahun. Syarat kontrasepsi yang diperlukan
untuk wanita seusia ini yang efektifitasnya tinggi, kemampuan
mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi. Karena akseptor masih
mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai dengan
jarak kelahiran yang diinginkan, dan tidak menghambat produksi ASI.
c. Mengakhiri Kesuburan
Masa ini adalah saat wanita berusia lebih dari 30 tahun dan sudah
memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang diperlukan adalah yang
efektifitasnya tinggi, dan dapat dipakai untuk jangka panjang. Prioritas
urutan kontrasepsi yang disarankan mantap, AKDR, Implant, cara
sederhana dan pil KB.
Manfaat Keluarga Berencana
1) Manfaat KB Bagi Ibu :
a) Perbaikan kesehatan
b) Peningkatan kesehatan
c) Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
d) Waktu yang cukup untuk istirahat
e) Menikmati waktu luang
f) Dapat melakukan kegiatan lain
2) Manfaat KB Bagi anak :
a) Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
b) Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang
cukup
c) Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik
B. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke
tujuh sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2005).
Kehamilan adalah mata rantai yang kesinambungan yang terdiri atas
ovulasi, pelepasan ovum terjadi migrasi spermatosa dan ovum terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang konsepsi sampai aterm.
(Manuaba, 2007).
Kehamilan dimulai dari ovulasi sampai partus adalah kira- kira
280hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Prawirohardjo, 2005).
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), alat – alat
mulai di bentuk.
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), alat – alat
telah di bentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan.
c. Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 sampai 40 minggu), janin yang
dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup).
2. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan pada Trimester Kedua
Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus
biasanya berada pada pertengahan antara simfisys pubis dan pusat.
Penambahan berat badan sekitar 0,4 – 0,5 kg/minggu. Ibu mungkin akan
mulai merasa mempunyai banyak energi. Pada usia kehamilan 20 minggu
fundus dekat dengan pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu
merasakan gerakan bayinya. Ia juga mengalami perubahan yang normal
pada kulitnya meliputi adanya chloasma, line nigra, dan striae
gravidarium.
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar
sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara
konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya,
dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar
dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
3. Perubahan-perubahan pada Janin
a. Trimester pertama : dari gumpalan sel yang kecil, embrio berkembang
dengan pesat menjadi janin. Pada akhir 1 minggu pertama kehamilan,
jantungnya berdetak, usus-usus lengkap di dalam abdomen, genitalia
eksternal mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus
sudah terbentuk, dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan,
melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakkan anggota
badan, mengedipkan mata dan mengerutkan dahi. Mulutnya membuka
dan menutup. Berat janin sekitar 15-30 gram dan panjang 56-61 mm.
b. Trimester kedua dan ketiga : pada akhir kehamilan 20 minggu berat
janin sekitar 34 gram dan panjang 16-17 cm. Ibu dapat merasakan
gerakan bayi, sudah dapat mekonium di dalam usus, dan sudah
terdapat verniks pada kulit. Pada usia kehamilan 28 minggu berat bayi
lebih sedikit dari satu kilogram dan panjangnya 23 cm; ia mempunyai
periode tidur dan beraktivitas, merespon pada suara, dan melakukan
gerakan pernafasan. Pda usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1700
gram dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengerut, dan testis telah turun
ke scrotum pada bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36-40 minggu,
jika ibunya mendapatkan gizi yang cukup, kebanyakan berat bayinya
antara 3 samapi 3500 gram dan panjang 35 cm
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. S
Tanggal pengkajian : 1 Desember 2012
Pengkaji : Erni
Tempat Pengkajian : Rumah Tn. S
I. PENGKAJIAN
A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kampung Ranca Bungur Rt 01 Rw 02 Kelurahan
Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
Daftar Anggota Keluarga
No NamaUsia Pendidi
kan
Hubungan
keluargaPekerjaan Agama Ket.
L P
1 Ny.E 36 SLTP Istri IRT Islam
2 An.A 15 SLTP Anak Pelajar Islam
3 An. S 13 SD Anak Pelajar Islam
4 An.S 5 TK Anak Pelajar Islam
5 Ny.N 56 SD Ibu IRT Islam
2. Struktur Keluarga dan Genogram
+ +
Keterangan:
= Sudah meninggal
= Sudah meniggal
= Anak perempuan (An. N)
= Hubungan anggota keluarga yang berinteraksi dan
berkomunikasi setiap hari
_________ = Tinggal serumah
3. Hubungan Antara Anggota Keluarga
Menurut pengakuan ibu, hubungan anggota keluarga besarnya sangat
baik dan harmonis sekali, hubungan istri dengan keluarga besar suami pun
sangat baik, sebaliknya juga hubungan suami terhadap keluarga istrinya.
Pada saat kunjungan ke rumahnya penerimaannya dari semua anggota
keluarga sangat baik dan terlihat akrab dan ramah.
4. Pola Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan selalu di musyawarahkan, jika
menyangkut kepentingan istri, suami membebaskan istri untuk
memutuskan, dan begitupun sebaliknya istri membolehkan suami
mengambil keputusan asal sebelumnya ada komunikasi terlebih dahulu.
5. Kebiasaan Sehari-hari Anggota Keluarga
a. Pola Makan
Seluruh anggota keluarga makan 3 x sehari secara bersama-sama,porsi
dan menu seimbang dan tidak ada pantangan dalam makanan.
b. Pola Tidur
Suami dan istri jarang tidur siang, anaknya tidur siang kurang lebih 2
jam, malam istri dan anaknya tidur jam 20.00 WIB s/d jam 04.30,
sedangkan suami tidur malam jam 22.00WIB s/d jam 05.00 WIB.
c. Pola Eliminasi
Kebiasaan anggota keluarga BAB 1 x sehari, suami dan istri BAB
waktu pagi hari, anaknya kadang sore hari tidak ada keluhan, BAK
suami 3-4 x sehari, anaknya lebih dari 3 x sehari, istri3 - 4 x sehari, pola
BAK lancar dan tidak ada keluhan.
d. Personal Hygiene
Suami dan istri mandi dan gosok gigi 2 x sehari, anak dan suami mandi
pada waktu pagi dan sore hari, sedangkan istri mandi pada waktu siang
dan sore hari.
e. Aktifitas sehari- hari
Setiap hari suami bekerja sebagai buruh juki berangkat pagi- pagi jam
07.30 s/d 14.00, istri bekerja di rumah mengurus rumah tangga sambil
merawat anaknya.
6. Kebiasaan Keluarga yang Merugikan Kesehatan
Kebiasaan suami merokok tiap hari 1-2 bungkus, terlihat pada saat
kunjungan suami sedang merokok di luar rumah dengan alasan merasa
kasihan dan khawatir akan bahaya rokok bagi istri dan anaknya.
7. Pemanfaatan waktu luang
Suami biasa menggunakan waktu luangnya untuk berdiam diri di
rumah kadang membantu pekerjaan istri di rumah, istri menghabiskan
waktu luangnya di rumah atau mengikuti pengajian
B. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI
1. Penghasilan dan Pengeluaran
Penghasilan Tn. S tiap bulan kurang lebih Rp.700.000, suami biasa
memberikan sebagian besar penghasilannya kepada istrinya untuk
keperluan sehari-hari. Belanja keluarga menjadi taggung jawab istri.
Ny.E mengatakan antara penghasilan dan pengeluaran kadang tidak
seimbang.
2. Kegiatan Beragama dan Berbudaya
Keluarga Tn S biasanya melakukan shalat 5 waktu setiap hari.
menurut Ny. E pada waktu subuh, magrib dan isya suaminya shalat
berjamaah dimesjid dan untuk shalat ashar dan dzuhur dirumah, Setiap
ada pengajian di lingkungannya Tn S dan Ny E mengikuti pengajian.
3. Peran Anggota Keluarga
Suami berperan dalam mencari nafkah, sedangkan istri berperan
dalam mengurus rumah tanga dan lebih dominan dalam mendidik anak.
4. Hubungan Keluarga dan Masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar baik, hal ini terlihat
dari interaksi suami, istri dengan tetangga sangat baik.
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah dan Pekarangan
Keluarga tinggal di rumah seluas kurang lebih ukuran 4 X 6 M2,
terdiri dari halaman, 2 ruang kamar tidur, 1 ruang tengah dan 1 ruang
dapur, tidak mempunyai WC. Lantainya dari porslen, kebersihan rumah
cukup, ventilasi cukup, pencahayaan cukup, penerangan rumah pada
malam hari menggunakan listrik.
2. Macam Lingkungan Tempat Tinggal
a. Sumber air minum
Keluarga menggunakan sumur, keadaan air jernih, tidak berbau
dan tidak berasa.
b. Tempat pembuangan tinja
Keluarga tidak mempunyai jamban pribadi, untuk buang air besar
menggunakan plengsengan yang ada di kolam.
c. Pembuangan sampah
Keluarga biasa membuang sampah dengan cara membakar sendiri
di sekitar rumahnya.
d.Lingkungan dan Tempat Tinggal
Keluarga ini tinggal di lingkungan dengan mayoritas berpendidikan
SD. Keluarga disana kebanyakan beraktifitas sebagai buruh tani
sedangkan ibu-ibunya mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat sediri
ke warung dan apabila penyakitnya tidak kunjung sembuh dibawa
ke puskesmas.
3. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Dilingkungan keluarga Tn.S terdapat kumpulan yang biasa
mengakrabkan anggota masyarakat yaitu pengajian setiap hari Jum’at di
mesjid yang berada dilingkungannya,sedangkan fasilitas yang
berhubungan dengan kesehatan tidak ada dan jaraknya cukup jauh dari
tempat tinggalnya.
4. Fasilitas komunikasi dan transportasi
Tn. S tidak memiliki fasilitas komunikasi seperti radio, televisi dan
handphone, apabila ingin menghubungi keluarga yang jauh
menggunakan jasa wartel.
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan Tn.S
Suami tidak sedang/pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit
menular.
2. Riwayat Kesehatan Ny. E
Istri tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit
menular.
3. Riwayat Kesehatan An. A
Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit
menular.
4. Riwayat Kesehatan An. S
Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit
menular.
5. Riwayat Kesehatan An. S
Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit
menular.
6. Riwayat Kesehatan Ny. N
Ibu tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit
menular.
E. DATA KHUSUS KESEHATAN KELUARGA
1. SUAMI Tn. S
a. Data Subjektif
1) Suami mengatakan tidak pernah merokok
2) Suami tidak ada keluhan
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : compos mentis
c) Emosional : Stabil
2) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Nadi : 76x / menit
c) Respirasi : 20x / menit
d) Suhu : 36 0 C
3) Antropometri
a) Berat Badan : 60 kg
b) Tinggi badan : 165 cm
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan
b) Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat
c) Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva
merah muda
d) Telinga : Bersih, pendengaran baik
e) Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada
pengeluaran lendir
f) Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries, tidak ada pembengkakan tonsil
g) Leher : Tidak ada pembesaran KGB
h) Dada : Bunyi jantung murni reguler, bunyi paru
bersih
i ) Ekstremitas atas : tidak ada kelainan
dan bawah
j ) Anogenital : tidak ada kelainan
2. ISTRI Ny. E
a. Data Subjektif
1) Keluhan Utama
Ibu tidak mengeluh apa-apa
2) Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan umur menarche 14 tahun, siklus haid 28
harilamanya 7 hari banyaknya 2x ganti pembalut,
keluhan haid tidak ada. HPHT 26 Juni 2011.
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan bahwa kehamilan persalinan dan nifas yang
lalu berjalan lancar dan tidak ada keluhan atau komplikasi.
3) Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita
penyakit menular.
4) Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan
dengan alat kandunganya.
5) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, lama menikah
2 tahun, usia ibu menikah 16 tahun dan suami 24 tahun.
6) Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehadiran anaknya
sekarang , suami sangat perhatian begitu juga keluarga dari
kedua belah pihak. Pengambilan keputusan dikeluarga selalu
diskusi antara suami dan istri.
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84x / menit
c. Respirasi : 18x / menit
d. Suhu : 36,4 0 C
3. Antopometri
a. BB sekarang : 78kg
b. Tinggi badan : 166 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan
b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah
muda
d. Telinga : Bersih, pendengaran baik
e. Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada
pengeluaran lendir
f. Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries, tidak ada pembengkakan tonsil
g. Leher : Tidak ada pembesaran KGB
h. Dada : Bunyi jantung murni reguler, bunyi paru
bersih tidak ada wheezing, payudara
simetris, tidak ada benjolan abnormal
maupun nyeri tekan, puting susu
menonjol, ASI belum keluar
i. Abdomen :
j. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi,
k. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
L 1: tinggi pundus uteri sejajar pusat
DJJ;146x/menit
l. Ekstremitas atas : jari lengkap, tidak oedema
m. Ekstremitas bawah : jari lengkap, tidak oedema,tidak varises,
Refleks patela +/+
n. Anogenital : tidak ada kelainan
3. ANAK A
A. Data Subjektif
1. Anak tidak mengeluh apa-apa
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Nadi : 80x / menit
b. Respirasi : 20x / menit
c. Suhu : 36 0 C
3.Antopometri
a. Berat Badan : 40 kg
b. Tinggi badan : 151 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan
b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva
merah muda
d. Telinga : Bersih, pendengaran baik
e. Hidung : Bersih tidak ada
polip, tidak ada pengeluaran
f. Mulut dan gigi: Bersih, tidak ada
stomatitis, tidak ada pembengkakan
tonsil
g. Leher : tidak ada pembesaran KGB
h. Dada : bunyi jantung murni
Regular, bunyi paru bersih
i. Abdomen : tidak ada kelainan
j. Ekstremitas atas
dan bawah : tidak ada kelainan
4. ANAK S
A. Data Subjektif
1. Anak tidak mengeluh apa-apa
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
d. Kesadaran : compos mentis
e. Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Nadi : 80x / menit
b. Respirasi : 20x / menit
d. Suhu : 36,4 0 C
3.Antopometri
a. Berat Badan : 40 kg
b. Tinggi badan : 150 cm
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan
b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva
merah muda
d. Telinga : Bersih, pendengaran baik
e. Hidung : Bersih tidak ada
polip, tidak ada pengeluaran
f. Mulut dan gigi: Bersih, tidak ada
stomatitis, tidak ada pembengkakan
tonsil
g. Leher : tidak ada pembesaran KGB
h. Dada : bunyi jantung murni
Regular, bunyi paru bersih
i. Abdomen : tidak ada kelainan
j. Ekstremitas atas dan bawah : tidak
ada kelainan
5. ANAK S
A. Data Subjektif
1. Anak tidak mengeluh apa-apa
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Nadi : 86x / menit
b. Respirasi : 24x / menit
e. Suhu : 36,6 0 C
3.Antopometri
a. Berat Badan : 18 kg
b. Tinggi badan : 139 cm
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan
b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva
merah muda
d. Telinga : Bersih, pendengaran baik
e. Hidung : Bersih tidak ada
polip, tidak ada pengeluaran
f. Mulut dan gigi: Bersih, tidak ada
stomatitis, tidak ada pembengkakan
tonsil
g. Leher : tidak ada pembesaran KGB
h. Dada : bunyi jantung murni
Regular, bunyi paru bersih
i. Abdomen : tidak ada kelainan
j. Ekstremitas atas
dan bawah : tidak ada kelainan
6. IBU Ny. N
A. Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Ibu tidak mengeluh apa-apa
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan umur menarche 14 tahun, ibu sudah berhenti
menstruasi ± 11 tahun yang lalu
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan bahwa kehamilan persalinan dan nifas yang
lalu berjalan lancar dan tidak ada keluhan atau komplikasi.
3. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita
penyakit menular.
4. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
alat kandunganya.
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, dan suaminya
telah meninggal 7 tahun yang lalu
6. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan bahagia tinggal bersama keluarga anaknya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84x / menit
c. Respirasi : 18x / menit
d. Suhu : 36,4 0 C
3. Antopometri
a. BB sekarang : 58kg
b. Tinggi badan : 152cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan
b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah
muda
d. Telinga : Bersih, pendengaran baik
e. Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada
pengeluaran lendir
f. Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries, tidak ada pembengkakan tonsil
g. Leher : tidak ada pembesaran KGB
h. Dada : bunyi jantung murni reguler, bunyi paru
bersih tidak ada wheezing, payudara
simetris, tidak ada benjolan abnormal
maupun nyeri tekan, puting susu
menonjol, ASI belum keluar
i. Abdomen :
j. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi,
k. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
l. Ekstremitas atas : jari lengkap, tidak oedema
m. Ekstremitas bawah : jari lengkap, tidak oedema,tidak
varises,Refleks patela +/+
n. Anogenital : tidak ada kelainan
II. ANALISA DATA
Respon keluarga Tn.S terhadap masalah kesehatan cukup baik. Akan
tetapi masih ada-hal yang belum dilakukan oleh keluarga yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan yaitu usia ibu yang lebih dari 36 tahun dan
masih mengandung merupakan resiko tinggi.
Bila respon keluarga baik terhadap kesehatan maka diadakan intervensi
selanjutnya sesuai dengan masalah kesehatan yang melibatkan keluarga
secara aktif. Sehingga membawa hasil yang nyata dan dirasakan manfaatnya
oleh keluarga dalam meningkatkan kemampuan memelihara diri dalam
keluarga mereka sendiri sehingga timbul kemandirian keluarga dalam
memelihara kesehatan.
III. TIPOLOGI MASALAH
NO DATA MASALAH
1 Ny. E yang sudah berusia 36
tahun yang sedang hamil anak ke
4
Potensial terjadinya penyulit pada
saat kehamilan dan persalinan
2 Ny.E sudah mempunyai anak 4 Potensial terjadinya kehamilan lagi
apabila Ny.E tidak berKB yang
sesuai dengan usianya
IV. PRIORITAS MASALAH
Untuk mengatasi masalah kesehatan Ny.E yang menjadi prioritas
masalah adalah kesehatan yang mengancam kehidupan. Itulah yang menjadi
prioritas utama. agar dapat melakukan prioritas masalah kesehatan keluarga
secara tepat, maka perlu dilakukan pembobotan dengan criteria sebagai
berikut:
1. Ny.E 36 tahun yang sedang hamil G4P3A0 Hamil 20 minggu
NO Kriteria Hitung Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah (tidak
sehat)
3/3x1 1 Dapat menyebabkan
terjadinya penyulit pada saat
hamil maupun persalinan
2 Kemungkinan
Masalah untuk
diubah (sebagian)
1/2x2 1 Adanya keingina ibu ikut
program KB supaya tidak
punya anak lagi
3 Potensial Masalah
untuk di cegah
(sebagian)
3/3x1 1 Kurangnya pengetahuan ibu
resiko dari kehamilannya ini
dengan usia ibu sekarang
sehingga dapat dicegah
dengan diberikan penkes
tentang resiko yang dapat
terjadi pada kehamilan dan
persalinan di usia ibu saat ini
4 Menonjol Masalah,
masalah berat harus
segera ditangani.
2/2x1 1 Ibu dan keluarga menyadari
bahwa masalah ini dapat
berakibat buruk pada dirinya
dan anaknya sehingga
keluarga merasa perlu untuk
segera menanggulangi
masalah tersebut.
TOTAL 4
Berdasarkan perhitungan skor diatas, maka urutan prioritas masalah dan
kebidanan keluarga Ny.E sebagai berikut:
1. Ny.E yang sedang hamil anak ke 4 H 20 minggu dengan skor
Tanggal, 1 Desember 2012
PRIORITAS KE – 1
NY.E YANG BERUSIA 36 SEDANG HAMIL KE 4
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan : ini adalah kehamilan yang ke 4 dan usianya 36 tahun
B. Data Objektif
1. Keadaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Keadaan emosional : stabil
c. Kesadaran : compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital
a. Respirasi : 22x/menit
b. Nadi : 84x/menit
c. Suhu : 36,5 0C
3. Antropometri
a. Berat Badan : 80
b. Tinggi Badan : 166 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : rambut bersih,tidak ada kelainan
b. Muka : tidak oedema
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterik
d. Hidung : tidak ada polip, tidak ada pengeluaran
lender
e. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan
f. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada celah
pada bibir dan langit-langit
g. Leher : tidak ada pembesaran KGB dan
pembesaran kelenjar tiroid
h. Dada :bunyi paru bersih, bunyi jantung murni
regular
i.Perut : tidak ada bekas luka operasi,tidak ada nyeri
Leopold 1:Tinggi Fundus Uteri sepusat
DJJ ; 146 x/menit
j. Ekstremitas atas :tidak ada kelainan,tidak oedema
bawah : tidak ada kelainan, refleks patella +/+,tidak
ada varises ,tidak oedema.
k. Anogenital : tidak ada kelainan
C. Assesment
Keluarga Ny.E dengan anak usia 36 tahun yang sedang hamil anak
ke 4 potensial terjadinya penyulit pada saat kehamilan dan persalinan
D. Planning
1. Meberitahukan kepada ibu dan suami bahwa keluarganya akan
dijadikan keluarga yang diberi asuhan kebidanan. Setelah diberitahu
ibu dan keluarga menerima dan menyetujui untuk dijadikan asuhan.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu dan
keluarga mengerti.
3. Identifikasi pengetahuan ibu tentang rentang usia yang baik untuk hamil
, ibu mengatakan kurang mengetahui.
4. Idwntifikasi pengetahuan ibu tentang resiko yang dapat terjadi dengan
kehamilan dan persalinan di usia ibu yang > 35 tahun.
5. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang resiko hamil pada
usia > 35 tahun,ibu mengetahui dan memahaminya.
6. Memberikan penkes pada Ny.E tentang tanda bahaya pada
kehamilan,Ny.E mengetahui dan memahaminya.
7. Memberikan penkes pada Ny E tentang alat kontrasepsi yang baik
untuk usianya adalah IUD,ibu mengetahui dan memahaminya.
8. Memotivasi Ny E untuk mau menggunakan alat kontrasepsi IUD, Ny E
mengatakan akan mempertimbangkannya.
9. Memberikan penkes pada Ny.E bahwa pada usia nya sekarang ini sudah
harus tidak hamil lagi,Ny E mengetahui dan menyatakan keinginannya
untuk tidak punya anak lagi
10.Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 8
Desember 2012 .
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 8 Desember 2012
PRIORITAS I : Ny.E YANG BERUSIA 36 TAHUN SEDANG HAMIL
ANAK KE 4
A. Data subjektif
B. Ibu mengatakan sedang hamil anak ke empat dan usia kandungannya
5 bulan
C. Data objektif
1. Keadaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Keadaan emosional : stabil
c. Kesadaran : compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital
a. Respirasi : 24x/menit
b. Nadi : 82x/menit
c. Suhu : 36,5 0C
3. Antropometri
a. Berat Badan : 80gram
b. Tinggi Badan : 166 cm
c. BB sebelum hamil 68 kg dan kenaikan BB selama hamil 12 kg.
D. Assessment
Keluarga Tn. S dengan Ny.E 36 tahun G4P3A0 Hamil 20 minggu
E. Planning
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, keluarga
mengerti dan memahaminya.
2. Memberikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan, ibu dan
keluarga mengerti dan memahaminya.
3. Identifikasi pengetahuan ibu tentang resiko yang dapat terjadi pada
kehamilannya diusia 36 tahun ini,ibu mengatakan hanya sedikit
mengetahui tentang hal tersebut.
4. Ingatkan ibu untuk rutin periksa kehamilannya ke bidan dan untuk
imunisasi TT ke2..
5. Ibu sudah mengerti dengan semua penjelasan yang telah diberikan
dan ibu bersedia untuk selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan
dan imunisasi TT yang ke 2.Dan ibu bersedia untuk memeriksakan
kehamilannya ke bidan setempat dan akan datang pada jadwal
imunisasi TT ke2.
6. Memberitahukan kepada ibu akan dilakukan pemeriksaan penunjang
yaitu Hb dan menjelaskan manfaatnya untuk ibu.Ibu mengerti dan bersedia
diperiksa.
7. Melakukan pemeriksaan penunjang yaitu memeriksa Hb ibu dan
hasilnya 12,6 gr%.
8. Mengucapkan salam dan terimakasih atas kesempatan yang
diberikan pada ibu dan keluarga untuk dijadikan asuhan, selanjutnya
asuhan akan diteruskan oleh Bidan pembina desanya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengkajian dalam asuhan kebidanan keluarga pada Tn. S dengan masalah
Ny.E yang berusia 36 tahun yang sedang hamil anak ke 4 disebabkan
karena kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang usia yang baik
untuk program ounya anak dan kurang mengetahui resiko yang dapat
terjadi pada ibu maupun bayinya..
1. Pada pengkajian tidak didapatkan adanya tanda-tanda yang mengarah pada
kegawat daruratan
2. Pada assesment didapatkan diagnosa bahwa Ny.E umur 36 tahun hamil
G4P3A0 hamil 20 minggu, pada pengkajian tidak didapatkan adanya
tanda-tanda yang mengarah pada kegawat daruratan
3. Penulis memberikan interfensi yaitu : berikan penyuluhan / penkes kepada
keluarga tentang usia yang baik untuk program punya anak dan
menjelaskan resiko yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta
memberikan penkes tentang tanda bahaya kehamilan serta alat kontarsepsi
yang baik untuk digunakan ibu pada saat telah melahirkan nanti.
4. Implementasi dilaksanakan secara menyeluruh sehingga tidak ada
kesenjangan antara kasus dan teori.
5. Evaluasi yang dilakukan pada asuhan kebidanan keluarga pada Tn. S
didapatkan hasil bahwa Ny.E usian 36 th sedang hamil G4P3A0 H 20
mgg.
6. Evaluasi hasil akhir yang didapat yaitu : dengan penkes
yang telah dilakukan oleh penulis maka ibu bersedia untuk menggunakan
KB yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan supaya tidak punya
anak lagi. Secara keseluruhan pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas
pada keluarga Tn. S cukup berhasil karena adanya kerjasama yang baik
dari keluarga yang bersedia melaksanakan anjuran dari penulis.
B. Saran
1. Bagi Keluarga / Masyarakat.
Bagi keluarga Tn. S apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti tentang
masalah kesehatan terutama masalah kehamilan dan KB bisa bertanya
lebih jelas kepada petugas kesehatan yang ada di lapangan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan.
Bagi tenaga kesehatan didalam memberi penyuluhan hendaknya
menjelaskan secara detail dan terperinci dengan melihat tingkat
pendidikan dan pemahaman klien.
3. Bagi Instansi Pendidikan Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan dokumen di perpustakaan yang dapat
dijadikan bahan acuan bagi mahasiswa dalam penelitian selanjutnya.
4. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
Perlu ditingkatkan kerjasama antara masyarakat, tokoh masyarakat, kader
kesehatan, petugas kesehatan, kelurahan, kecamatan dalam upaya
penyuluhan tentang imunisasi dan KB.
LAMPIRAN
Lampiran 1
PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Topik : Kehamilan
Hari/ Tanggal : jumat, 29 November 2012
Waktu : 20 menit
Sasaran : Ny. E
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan
ibu mengetahui kehamilan yang ideal di rentang usia berapa,resiko
yang mungkin terjadi dan tanda bahaya pada kehamilan.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang kehamilan ibu dapat :
1. Mengetahui usia yang baik untuk hamil
2. Mengetahui resiko yang mungkin terjadi
3. Tanda bahaya saat hamil
II. MATERI
Kehamilan
III. METODE
Ceramah
IV. KEGIATAN
No Materi Kegiatan
1. Pembukaan Mengucapkan salam
2. Pembahasan materi
- Pengertian hamil
- Proses p[ertumbuhan janin
- Faktor resiko kehamilan
- Tanda bahaya pada
kehamilan
-
Ceramah
3. Evaluasi Menyakan kembali pada ibu
tentang apa yang telah
dijelaskan dan
mempersilahkan pada ibu
untuk bertanya bila ada hal
yang tidak dimengerti atau
ingin ditanyakan.ibu biasa
diperiksa hamil ke bidan
yang ada didaerah setempat.
4. Penutup Salam penutup
V. MATERI
KEHAMILAN
1. Pengertian
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh
kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu
2. Manfaat Imunisasi
a. Untuk anak dapat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Sedangkan untuk keluarga dapat menghilangkan kecemasan dan
biaya pengobatan bila anak sakit, tanpa disadari imunisasi
c. untuk Negara akan memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara,
memperbaiki taraf hidup bangsa Indonesia diantara bangsa di dunia (J.
Biddulp dan J. Stace, 2000).
3. Macam-macam Imunisasi
Dalam anak tumbuh berkat imunisasi tahun 1999, macam imunisasi
terbagi menjadi imunisasi aktif dan pasif. Adapun imunisasi aktif yaitu
tubuh akan secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya
rangsangan vaksin dari luar tubuh misalnya polio, campak. Kekebalan
aktif dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh anak membuat
kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit,
misalnya anak yang menderita campak setelah sembuh tidak akan
terserang penyakit campak lagi karena tubuhnya telah membuat zat
penolak terhadap penyakit tersebut.
b. Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh
setelah mendapatkan vaksin, misalnya anak diberi vaksin BCG, DPT,
Polio dll.
Sedangkan imunisasi pasif yaitu pemberian zat anti bodi meningkat
dalam tubuh anak bukan hasil produksi tubuh sendiri tetapi secara aktif
diperoleh suntikan atau pemberian dari luar misalnya pemberian ATS
(Anti Tetanus Serum).Kekebalan pasif dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu :
a. Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu
kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini
tidak berlangsung lama (kira-kira sekitar 5 bulan setelah bayi lahir)
misalnya diftheri,nmorbili dan tetanus.
b. Kekebalan pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah
mendapat suntikan zat penolak, misalnya pemberian vaksinasi ATS
(Anti Tetanus Serum).
4. Proses Imunisasi
Teknik untuk proses imunisasi adalah membuat suatu bakteri
(mikroorganisme) menjadi virulensi (lemah) setelah dibiarkan tumbuh
menjadi tua.Berkaitan dengan prinsip imunisasi, bahwa kita tahu dalam
darah kita terdapat sel darah putih (leukosit), dalam leukosit inilah terdapat
berbagai jenis turunan protein yang jika diaktifkan akan menjadi suatu zat
yang kemudian disebut dengan zat antibody.
Leukosit sebagai zat antibody menawarkan vaksin dengan cara fagositosis,
yaitu dimulai dari sel racun (vaksin) menempel pada membrane sel
leukosit (antibody), kemudian membrane sel antibody melekuk kedalam
dan terus semakin dalam sehingga sel racun tadi akhirnya tenggelam dan
masuk kedalam sel zat antibody. Zat antibody adalah spesifik untuk tiap
jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisma.
Untuk mengaktifkan setiap jenis turunan protein dalam sel darah,
maka pada manusia sejak usia satu bulan dari kelahiran sampai batas
waktu tertentu, bahkan pada usia tertentu jika dibutuhkan, telah mulai
diberikan vaksin tertentu secara bertahap. Peristiwa pemberian vaksin
inilah yang kemudian menjadikan bagian protein tertentu dalam darah
(leukosit) menjadi aktif untuk menangkal racun sehingga membuat
kekebalan tubuh.
Pada bayi baru lahir dianjurkan untuk langsung diberikan Air Susu
Ibu (ASI) exclusive karena terdapat manfaat khusus dari ASI yang
memberi efek perlindungan melawan infeksi. Misalnya : “Pemberian ASI
selama 13 minggu pertama kehidupan menganugerahkan perlindungan
yang melawan penyakit gastrointestinal; yang terjadi diluar periode
pemberian ASI” (Howie et al. 1990), dan masih banyak bukti yang secara
jelas menyatakan manfaat pemberian ASI pada bayi.
Lampiran 2.
PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Topik : Keluarga Berencana
Hari/ Tanggal : Sabtu, 18 Desember 2010
Waktu : 20 menit
Sasaran : Ny. S
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan ibu
mengetahui manfaat KB sehingga mengubah kebiasaannya sedikit demi
sedikit.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang manfaat dan tujuan KB
ibu dapat :
1. Mengetahui pengertian dari Keluarga Berencana
2. Manfaat Keluarga Berencana
3. Tujuan Keluarga Berencana
II. MATERI
A. Pengertian dari Keluarga Berencana
B. Manfaat Keluarga Berencana
C. Tujuan Keluarga Berencana
III. METODE
A. Ceramah
B. Tanya Jawab
IV. KEGIATAN
No Materi Kegiatan
1. Pembukaan Mengucapkan salam
Penyampaian tujuan
2. Pembahasan materi
- Pengertian Keluarga
Berencana
Ceramah
Tanya Jawab
- Manfaat Keluarga
Berencana
- Tujuan Keluarga Berencana
3. Evaluasi Menyakan kembali pada ibu
tentang apa yang telah
dijelaskan dan
mempersilahkan pada ibu
untuk bertanya bila ada hal
yang tidak dimengerti atau
ingin ditanyakan
4. Penutup Ucapan terima kasih
Salam
V. MATERI
KELUARGA BERENCANA
A. Pengertian
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilandengan memakai alat
kontrasepsi. Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang
matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan
terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
B. Tujuan KB
Gerakan Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk Indonesia (BKKBN, 2006).
Selain itu tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan peran
serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan
angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan
kesejahteraan keluarga.Untuk tercapainya tujuan tersebut diselenggarakan
kegiatan : Komunikasi, Informai, Edukasi (KIE), Pelayanan KB ( Pelkon),
Pemantapan Kelembagaan dan Pengelolaan Program.
C. Manfaat Keluarga Berencana
Dalam dunia kedokteran terdapat tiga fase yang digunakan sebagia
dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda
kehamilan, masa mengatur kesuburan/ kehamilan, masa mengatur
kesuburan/ menjarangkan kesuburan dan mengakhiri kesuburan.
1. Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan/ kesuburan ini merupakan waktu bagi
wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur kurang
dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat reproduksi masih belum
stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
bila ia hamil.Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang memiliki
efektifitas tinggi dan kemampuan mengembalikan kesuburan wanita
yang tinggi. Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil Kb,
AKDR ( spiral ), cara sederhana ( sanggama terputus, kondom, pantang
berkala, diafragma ).
2. Menjarangkan Kehamilan
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan
reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai
beranjak hingga usia 35 tahun. Syarat kontrasepsi yang diperlukan
untuk wanita seusia ini yang efektifitasnya tinggi, kemampuan
mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi. Karena akseptor masih
mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai dengan
jarak kelahiran yang diinginkan, dan tidak menghambat produksi ASI.
3. Mengakhiri Kesuburan
Masa ini adalah saat wanita berusia lebih dari 30 tahun dan sudah
memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang diperlukan adalah yang
efektifitasnya tinggi, dan dapat dipakai untuk jangka panjang. Prioritas
urutan kontrasepsi yang disarankan mantap, AKDR, Implant, cara
sederhana dan pil KB.