Asuhan Keperawatan Ca Colon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Ca Colon

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis yang lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (http://www.kompas.com). Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 mendapatkan bahwa penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor lima di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler, infeksi, pernafasan dan pencernaan (http://www.depkes.go.id). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa tahun 2003, setiap tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Jumlah penderita baru penyakit kanker tahun 2020 diperkirakan meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang diantaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan usaha yang memadai. Berdasarkan data statistik global kanker, lima peringkat kanker yang sering dialami pria adalah kanker kerongkongan (18%), kanker perut (11,9%), kanker kolon (9,4%), kanker prostat (9,2%) dan kanker liver (7,4%). Sedangkan pada wanita, lima peringkat kanker yang sering dialami adalah kanker payudara (21%), kanker kolon (10,1%), kanker serviks (9,8%), kanker perut (7,6 %), dan kanker kerongkongan (7,06%). Kanker kolon adalah salah satu jenis kanker yang menduduki peringkat ketiga pada pria dan peringkat kedua pada wanita.Kira-kira 152.000 orang di amerika serikat terdiagnosa kanker Colon pada tahun 1992 dan 57.000 orang meninggal karena kanker ini pada tahun yang sama (ACS 1993). Sebagian besar klien pada kanker Colon mempunyai frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kanker pada colon kanan biasanya terjadi pada wanita dan Ca pada rektum biasanya terjadi pada laki-laki.

Kejadian Ca Colon pada USA tampaknya mengalami kemunduran dari seluruh bangsa-bangsa lain kecuali pada laki-laki Afrika dan Amerika. Angka kejadian yang lebih besar terjadi di daerah industri bagian barat dan sebagian di Negara Jepang, Firlandia dan Afrika ini adalah akibat dari diet yang kurang sehat. Daerah yang penduduknya mengalami kejadian yang rendah terhadap Ca colon mempunyai diet tinggi terhadap buah-buahan, sayuran, ikan dan sebagian kecil daging.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Ca Colon?2. Apa etiologi Ca Colon?3. Bagaimana patofisiologi dari Ca Colon?4. Apa saja manifestasi klinis dari Ca Colon?5. Bagaimana penatalaksaan dari Ca Colon?6. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada klien Ca Colon?7. Apa saja komplikasi Ca Colon?8. Bagaimana WOC dari Ca Colon?9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Colon?10. 1.3 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui apa definisi, etiologi, menifestasi klinis, pemeriksaan doagnostik dan komplikasi dari Ca Colon, serta untuk mengetahui bagimana patofisiologi, penatalaksanaan, WOC/pathway, dan asuhan keperawatan dari Ca Colon.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi

Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Penyakit ini ternasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker colon.Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (ACS 1998).

2.2 Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.Makanan-makanan yang dicurigai menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindariMakanan yang harus dikonsumsi

a) Daging merah lemak hewanb) Lemak hewanc) Makanan berlemakd) Daging dan ikan goreng atau panggange) Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

a) Buah buahan dan sayur sayuran khususnya Craciferous Vegetables darigolongan kubis ( seperti : brokoli, Brussels sprouts ).b) Butir padi yang utuhc) Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar kanker Colon menghasilkan adenoma, faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular, villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ). Meskipun sebagian besar kanker Colon berasal dari adenoma, hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna, villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohns juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.

2.3 PatofisiologiPerubahan Patologi :Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian(Sthrock 1991):a) 26 % pada caecum dan ascending colonb) 10 % pada transfersum colonc) 15 % pada desending colond) 20 % pada sigmoid colone) 30 % pada rectum

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara perlahan dan tampak membahayakan. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya, kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi, biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk :

a) Kelenjar Adrenalinb) Ginjalc) Kulitd) Tulange) OtakDapat terjadi infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi, tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor dilakukan. Penyebaran juga dapat terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.

2.4 Manifestasi Klinis Tanda-tanda yang sering terjadi adalah :a) Perdarahan pada rectalb) Anemiac) Perubahan fecesKemungkinan darah pada feses sangat kecil namun warnanya lebih seperti mahoni atau bright-red stooks. Darah biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan kolon tetapi biasanya (tetapi bisa tidak banyak) tumor disebelah kiri kolon dan rektum.Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah :a) Teraba pengerasan di area kolon,b) Pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya,c) Perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri (ditemukan pada indikasi penyakit Cachexia).

2.5 Penatalaksanaana) Penatalaksanaan medisPasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi

b) Penatalaksanaan bedahPembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut :1) Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)2) Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)3) Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi4) Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi).

c) Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektumBerkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.

d) Penatalaksanaan Keperawatan1) Dukungan adaptasi dan kemandirian.2) Meningkatkan kenyamanan.3) Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.4) Mencegah komplikasi.5) Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

e) Penatalaksanaan Diet1) Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.2) Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)3) Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.4) Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapatmemicu sel karsinogen / sel kanker.5) Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.6) Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

a) Pemeriksaan LaboratoriumNilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (Tanaman lobak dan Gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien pada menggumakan obat Non steroidal anti peradangan (ibu profen) Kortikosteroid atau salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke tim medis tentang gambaran pengobatan lain.Makanan-makanan dan obat-obatan tersebut menyebabkan perdarahan. Bila sebenarnya tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan hasil yang positif.Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari berturut-turut, hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma Embrionik Antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi kekambuhan penyakit.

b) Pemeriksaan radiografiPemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.

c) Pemeriksaan Diagnosa lainnya.Tim medis biasanya melakukan sigmoidoscopy dan colonoscopy untuk mengidentifikasi tumor. Biopsi massa dapat juga dilakukan dalam prosedur tersebut.

2.7 Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :a) Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitisb) Pembentukan absesc) Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vaginaBiasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur mengganggu kerja usus besar dan pada akirnya usus besar tidak bekerja sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( uterus, urinary bladder, dan ureter ).

2.8 WOC

Diet yang tidak sehat (diet tinggi lemak)sekresi asam dan bakteri anaerob

Metastase sel yang abnormal di kolon

Kanker kolon

Pembedahan Menyebabkan penekanan pada dinding kolonPenurunan nafsu Luka insisi pembedahan makan Nyeri pada perut bagian bawah

MK: Resiko infeksiNyeri pada luka insisi

MK : Nyeri akut Intake nutrisi

MK: Intoleransi aktivitas berkurang

MK: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

MK: Nyeri akut post operasi

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN3.1 Pengkajian3.1.1 Identitas Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status Pernikahan, Alamat, Tanggal Masuk RS, Diagnosa Medis, No. Rekamedis.

3.1.2 Riwayat Kesehatana) Keluhan Utama Nyeri hebat pada bagian perutb) Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan nyeri pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat letih.c) Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit yang diderita klien sebelum menderita ca colon.d) Riwayat Penyakit KeluargaPenyakit yang kemungkinan diderita keluarga klien yaitu penyakit keturunan yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.

3.1.3 Pola Kesehatan Fungsionala) Aktifitas dan latihanPola aktivitas dan latihan yang dilakukan klien sehari-hari, seperti pekerjaan, olahraga, dll.b) Tidur dan istirahatPola tidur dan istirahat klien sebelum dan selama sakit.c) Kenyamanan dan nyeriMengukur tingkat kenyamanan dan rasa nyeri pada klien selama menderita ca colon.

d) NutrisiMengkaji pola nutrisi yang diterapkan klien sebelum dan selama sakit.e) Cairan, elektrolit, dan asam basaMengkaji konsumsi cairan klien sebelum sakit dan selama sakit serta mengkaji elektrolit dan asam basa klien.f) OksigenasiMengkaji kebutuhan oksigen klien saat masuk rumah sakit.g) Eliminasi fekal/bowelMengkaji feses klien mulai dari warna, bau, konsistensi, frekuensi, disertai darah atau tidak. Saat sakit dan sebelum sakit.Mengkaji BAK klien mulai dari warna, bau, dan frekuensi serta terpasang kateter atau tidak.h) Sensori, persepsi, dan kognitifMengkaji apakah klien memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi, dan kognitif.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)a) Keadaan UmumKesadaran, Vital Sign TD 110/70-120/80 mmHg, Nadi 60-70x/menit, Respirasi 16-20x/menit, irama regular, Suhu 36,5-37,50C.b) Kepala bagaimana keadaan kulit kepala, ada/tidak hematoma, ada/tidak lesi atau kotoran. c) Mata inspeksi bentuk mata, konjungtiva tampak anemis atau tidak, sklera ada/tidak ikterik, pupil dapat/tidak dapat merespon terhadap cahaya, palpebra normal/tidak, ada/tidak oedema. Lensa jernih/keruh, keadanan visus mata kanan dan kiri normal/tiak. d) Hidung bentuk hidung klien simetris/tidak, ada/tidak septum deviasi, polip, epistaksis, gangguan indera pencium, atau secret.e) Mulut keadaan mulut klien normal/tidak , gigi klien normal/tidak. Bagaimana keadaan mukosa bibir kering/lembab, ada/tidak stomatitis, ada/tidak sianosis. Bagaimana warna gusi dan keadaan lidah. f) Telinga telinga klien simetris/tidak, bersih/tidak, dan ada/tidak gangguan pendengaran.g) Leher leher klien normal/tidak, ada/tidak pembesaran thyroid, kaku kuduk/tidak, ada/tidak hematoma, ada/tidak lesi. Tenggorokan klien normal/tidak, ada/tidak hipremis, dan ada/tidak ada pembesaran tonsil.h) Dada bentuk dada klien normal/tidaki) Abdomen keadaan abdomen normal/tidakj) Genetalia normal/tidak.k) Rektum normal/tidak, ada/tidak hemoroid, ada/tidak prolaps, dan ada/tida tumor.l) Ekstremitas bagaimana kekuatan ekstremitas atas dan bawah.

3.1.5 Psikososial, budaya dan spiritual :a) Psikologis Masalah psikologis yang dialami klien seperti cemas, gelisah, takut, dll.b) Sosial Aktivitas yang dilakukan di masyarakat atau hubungan sosialnya.c) Budaya Budaya yang dianut dan apakah budaya tersebut mempengaruhi keadaannya sat ini atau tidak.d) Spiritual Bagaimana aktivitas keagamaan klien dan bagiamana kepercayaan klien.

3.2 Analisa Data NoDataEtiologiMasalah

1DS :Klien mengatakan perutnya sangat sakit pada bagian bawahKlien mengatakan perutnya bertambah sakit jika digerakkanKlien mengatakan nyeri hilang timbulDOKlien tampak meringis kesakitanKlien terlihat gelisahSkala nyeri klien adalah 8Klien tampak tidak nyaman dengan keadaan perutnyaKanker kolon

Penekanan di dinding kolon

Nyeri pada perut bagian bawah

Nyeri Nyeri akut

2DSKlien mengatkan nyeri pada daerah yang diinsisi Klien mengatakan tubuhnya masih merasa lemahDOKlien tampak lemahKlien tampak menahan nyeriEkspresi wajah klien cemberutTampak kemerahan pada daerah bekas operasi

Pembedahan

Luka insisi pembedahan

Nyeri pada luka insisi

Nyeri akut post operasiNyeri akut post bedah

3DSKlien mengatakan gatal pada daerah yang diinsisiKeluarga klien mengatakan bdan klien hangatDODaerah pembedahan masih tampak baru dan terfiksasiLeukosit : 15.000/uLSuhu : 37,5

Pembedahan

Luka insisi pembedahan

Resiko infeksiResiko Infeksi

4DSKlien mengatakan punggungnya terasa panasKlien mengatakan susah bergerakKlien mengatakan tidak mampu beraktifitas secara mandiriDOKlien berbaring di tempat tidurKlien terpasang kateterAktivitas klien dibantu oleh keluargaKlien lemahTerdapat luka insisi pada perut klien

Pembedahan

Luka insisi pembedahan

Intoleransi aktivitasIntoleransi aktivitas

5DSKlien mengatakan tidak nafsu makan Klien mengatkan tubuhnya lemasKlien mengatkan belum makan apapun pasca operasiKlien mengatakan lidahnya pahitDOKlien lemasBibir klien kering dan pucatBB turun 11 kg selama sakitPembedahan

Penurunan nafsu makan

Intake nutrisi berkurang

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhsn tubuhKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3.3 Diagnosa Keperawatan1. Pre OperasiNyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain.2. Post Operasia. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan).b. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan.c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

3.4 Intervensi NoNo DxTujuanIntervensi

11 Pain level Pain control Comfort levelKriteria Hasil Mampu mengontrol nyeri Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, refuensi, kualitas, dan factor presipitasi Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan intervensi Kaji TTV Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. Kurangi factor presipitasi nyeri Tingkatkan istirahat Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Kolaborasikan dengan dokter untuk memberikan analgetik Kolaborasikan juga dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

22 Pain level Pain control Comfort levelKriteria Hasil Mampu mengontrol nyeri Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, refuensi, kualitas, dan factor presipitasi Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan intervensi Kaji TTV Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. Kurangi factor presipitasi nyeri Tingkatkan istirahat Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Kolaborasikan dengan dokter untuk memberikan analgetik Kolaborasikan juga dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.

33 Immune status Knowledge : infection control Risk controlKriteria Hasil Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal Menunjukkan perilaku hidup sehat Kaji TTV Kaji kadar leukosit Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung (sabun antimikroba) Instruksikan klien untuk minum antibiotic sesuai resep. Ajarkan klien dan keluarga tanda dan gejala infeksi. Pertahankan teknik isolasi Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan (sabun antimikroba) Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum. Observasi intake nutrisi Melaporkan pada dokter jika ada tanda-tanda infeksi

44 Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasa Klien dapat merawat dirinya sendiri.Kriteria hasil Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan TTV Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Sirkulasi status baik

Kaji TTV Ajarkan klien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial) Bantu klien untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas ( kursi roda, krek) Bantu klien untuk membuat jadwal latiahan diwaktu luang. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual. Kolaborasikan dengan tenaga rahabilitasi medic dalam merencanakan program terapi yang tepat.

55 Nutritional status (food and fluid intake) Nutritional status (nutrient intake Weight controlKriteria Hasil Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda malnutrisi Menunjukkan fungsi pengecapan dan menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti Kaji adanya alergi makanan Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe (besi) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake protein dan vitamin C Ajarkan klien untuk membuat catatan makanan harian Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mangandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Monitor turgor kulit Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin , total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor BB klien

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanKanker kolon (ca colon) adalah suatu kanker yang berada di colon.Kanker kolon merupakan penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Kanker kolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk menyembuhkan kanker kolon.4.2 SaranDemikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon (ca colon). Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

1 |system pencernan