ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    1/12

    ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    ASKEP DEKUBITUS

    A. PENGERTIAN

    1. Dekubitus adalah luka akibat tekanan karena posisi tidak berubah.2. Dekubitus merupakan luka yang terjadi karena tekanan atau iritasi kronis, biasanya pada

    kulit punggung pasien yang selalu berbaring di tempat tidur atau yang sulit bangkit dari

    ranjang perawatan dalam waktu yang lama.

    3. Ulkus dekubitus adalah suatu keadaan kerusakan jaringan setempat yang disebabkan oleh

    iskemia kulit akibat tekanan dari luar yang berlebihan.

    B. ETIOLOGI

    - Primer :

    1. Iskemia

    2. Tekanan intra okuler dan supra kapiler.

    3. Dilatasi pembuluh darah.

    - Sekunder

    1. Gangguan saraf vasomotorik, sensorik dan motorik.

    2. Malnutrisi

    3. Anemia

    4. infeksi

    5. Hygiene yang buruk.

    6. Kemunduran mental dan penurunan kesadaran

    C. KLASIFIKASI

    1. Stadium IUlserasi terbatas pada epidermis dan dermis dengan eritema pada kulit. Penderita dengan

    sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini biasanya reversible dan dapat sembuh

    dalam 5-10 hari.

    2. Stadium II

    Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa terlihat eritema dan

    indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10-15 hari.

    4. Stadium III

    Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah mulai terganggu dengan

    adanya edema dan inflamasi, infeksi akan hilang struktur fibril. Biasanya sembuh dalam 3-8

    minggu.

    5. Stadium IVUlserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi. Dapat sembuh dalam 3-6 bulan.

    D. PATOFISIOLOGI

    Pada dasarnya ulkus dekubitus terjadi akibat adanya faktor primer dan sekunder. Faktor

    primer tekanan dari luar yang menimbulkan iskmeik setempat. Dalam keadaan normal,

    tekanan intrakapiler arteriol adalah 32 mmHg dan tekanan ini dapat mencapai 60 mmHg.

    Efek destruksi jaringan yang berkaitan dengan keadaan iskemik dapat terjadi dengan tekanan

    jaringan kapiler 32-60 mmHg yang disebut tekanan suprakapiler. Jika tekanan suprakapiler

    tercapai akan terjadi aliran darah, kapiler yang disusul dengan iskemik setempat.

    Substansi H yang mirip dengan histami dilepaskan oleh sel yang iskemik dan akumulasi

    metabolik, kalium, ADP dan asam laktat diduga sebagai faktor yang menyebabkan dilatasipembuluh darah.

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    2/12

    Reaksi kompresi sirkulasi akan tampak sebagai hiperemia dan reaksi tersebut masih efektif

    bila tekanan dihilangkan sebelum periode kritis terjadi yaitu 1-2 jam.

    E. MANIFESTASI KLINIS

    1. Edema

    2. Hiperemis3. Kerusakan otot.

    4. Kerusakan jaringan kulit.

    5. Kemerahan.

    F. LOKASI ULKUS

    1. Tuberositas ulkus

    Akibat tekanan pada keadaan duduk karena foodrest pada kurs roda terlalu tinggi sehingga

    BB tertumpu pada daerah ischium.

    2. SacrumTerjadi bila berbaring terlentang, tidak mengubah posisi. Secara teratur salah posisi waktu

    duduk di kursi roda juga saat penderita merosot kew tempat tidur dengan sandaran miring.

    3. Tunit

    4. Lutut

    Terjadi bila pasien lama berbaring telungkup sedangkan sisi lateral lutut terkena karena lama

    berbaring pada satu sisi.

    5. Siku

    Sering dipakai sebagai penekan tubuh atau pembantu mengubah posisi.

    6. Jari kaki

    Dapat terkena pada posisi telungkup, sepatu yang terlalu sempit.

    7. Scapula dan Processus spinous vertebrae

    Dapat terkena akibat terlalu lama terlentang dan gesekan yang sering

    G. KOMPLIKASI

    1. Infeksi

    2. keterlibatan jaringan tulang dan sendi

    3. Septikemia

    4. Anemia

    5. Hiperbilirubin

    \6. Kematian

    H. PENATALAKSANAAN

    A. Pencegahan

    Umum : Penkes tentang dekubitus bagi staf medis dan keluarga.

    Pemeliharaan KU dan gygiene penderita.

    Khusus : Mengurangi/menghindari tekanan luar yang berlebihan daerah tubuh tertentu dengan cara

    perubahan posisi tiap 2 jam di tempat tidur sepanjang 24 jam.

    - Pemeriksaan dan perawatan kulit dilakukan 2 kali sehari tetapi dapat sering pada aderah potensial

    terjadi dekubitus. Pemeriksaan kulit dapat dilakukan sendiri atau dengan batuan orang lain.

    - Pembersihan dengan menggunakan sabun lunak dan menjaga kulit tetap bersih dari keringat, urine

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    3/12

    dan feces bila perlu dapat diberikan lotion yang mengandung alkohol, bedak.

    B. Pengobatan

    - Mngurangi tekanan lebih lanjut pada daerah dekubitus. Secara umum dengan tindakan

    pencegahan yang sudah dibicarakan di atas. Pengurangan tekanan sangat penting karena dekubitus

    tidak akan sembuh selama masih ada tekanan yang lama.

    - Mempertahankan kedaaan bersih pada ulkus dan sekitarnya, proses tersebut akan menyebabkan

    proses kesembuhan menjadi cepat dan baik.

    - Mengangkat jaringan nekrotik pada ulkus akan menghambat jaringan granulasi dan epitalisasi. Oleh

    karena itu, pengangkatan jaringan nekrotik akan mempercepat kesembuhan.

    - Menurunkan dan mengatasi infeksi

    Perlu pemeriksaan kultur dan tes resisiten antibiotik sistemik dapat diberikan bila penderita

    mengalami sepsis,ulkus yang terinfeksi harus dibersihkan beberapa kali sehari dengan larutan

    antiseptik seperti larutan H2)2 30%, providon iodin.

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEKUBITUS

    PENGKAJIAN

    1. Wawancara

    - Apakah pasien mengalami immobilisasi yang lama.

    - Apakah pasien mengalami gejala anoreksia.

    - Sejak kapan keluhan mulai dirasakan.

    - Bagaimana pola aktivitas sebelumnya.

    - Apakah sebelumnya pasien selalu berada di kursi roda.

    2. Pemeriksaan fisik

    - Aktivitas dan istirahat

    Menunjukkan adanya gangguan tidur, kelemahan otot, kehilangan tonus otot pada aderah yang

    luka.

    - Sirkulasi

    Adanya kelemahan nadi karena menurunnya serum ke daerah luka.

    - Integritas Ego

    Perasaan tidak berdaya, tidaka ada harapan, ansietas, takut, mudah tersinggung.

    - Eliminasi

    Penurunan BAB/BAK frekuensi dikarenakan kesulitas mobilitas fisik.

    - Makanan/cairan

    Penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, nyeri akut, adanya turgor kulit yag kering.

    - Nyeri/kenyamanan

    Dirasakan bila daerah luka digerakkan- Pernafasan

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    4/12

    Pernafasan ditemukan bila terjadi peningkatan/normal karena oksigenasi sangat dibutuhkan.

    DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Kerusakan integritas kulit b.d Immobilisasi fisik

    2. Nyeri akut b.d Agen cedera fisik

    3. Resiko infeksi b.d Pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, truma jaringan)

    INTERVENSI KEPERAWATAN

    Dx I : Kerusakan integritas kulit b.d Immobilisasi fisik

    Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan integritas kulit tidak terjadi.

    NOC: Integritas Jaringan: kulit dan membran mukosa

    Kriteria Hasil:

    a. Sensasi normal

    b. Elastisitas normal

    c. Warna

    d. Teksture. Jaringan bebas lesi

    f. Adanya pertumbuhan rambut dikulit

    g. Kulit utuh

    Ket Skala:

    1 = Kompromi luar biasa

    2 = Kompromi baik

    3 = Kompromi kadang-kadang

    4 = Jarang kompromi

    5 = Tidak pernah kompromi

    NIC: Skin Surveilance

    1) Observation ekstremitas oedema, ulserasi, kelembaban

    2) Monitor warna kulit

    3) Monitor temperatur kulit

    4) Inspeksi kulit dan membran mukosa

    5) Inspeksi kondisi insisi bedah

    6) Monitor kulit pada daerah kerusakan dan kemerahan

    7) Monitor infeksi dan oedema

    Dx II : Nyeri akut b.d Agen cedera fisik

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau hilang.

    a. NOC 1: Level Nyeri

    Kriteria Hasil:

    1. Laporkan frekuensi nyeri

    2. Kaji frekuensi nyeri

    3. Lamanya nyeri berlangsung

    4. Ekspresi wajah terhadap nyeri

    5. Kegelisahan

    6. Perubahan TTV

    b. NOC 2: Kontrol NyeriKriteria Hasil:

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    5/12

    2. Mengenal faktor penyebab

    3. Gunakan tindakan pencegahan

    4. Gunakan tindakan non analgetik

    5. Gunakan analgetik yang tepat

    Ket Skala:

    1 = Tidak pernah menunjukkan

    2 = Jarang menunjukkan

    3 = Kadang menunjukkan

    4 = Sering menunjukkan

    5 = Selalu menunjukkan

    NIC: Manajemen Nyeri

    1) Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi, frekuensi, intensitas,

    dan faktor penyebab.

    2) Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika tidak dapat

    berkomunikasi secara efektif.3) Berikan analgetik dengan tepat.

    4) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir

    dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.

    5) Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide, imagery,terapi musik,distraksi)

    Dx III : Resiko infeksi b.d Pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, trauma jaringan)

    Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksitidak terjadi.

    NOC:

    NOC : Pengendalian Infeksi

    Kriteria Hasil:

    1. Pengetahuan tentang adanya resiko infeksi

    2. Mampu memonitor faktor resiko dari lingkungan

    3. Membuat strategi untuk mengendalikan resiko infeksi

    4. Mengatur gaya hidup untuk mengurangi resiko

    5. Penggunaan pelayanan kesehatan yang sesuai

    Ket Skala:

    1 = Selalu

    2 = Sering

    3 = Kadang

    4 = Jarang

    5 = Tidak pernah

    NIC: Teaching diases proses

    1) Deskripsikan proses penyakit dengan tepat

    2) Sediakan informasi tentang kondisi pasien

    3) Diskusikan perawatan yang akan dilakukan

    4) Gambaran tanda dan gejala penyakit

    5) Instruksikan pasien untuk melaporkan kepada perawat untuk melaporkan tentang tanda dan

    gejala yang dirasakan.

    EVALUASI

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    6/12

    Kriteria Hasil:

    1. Sensasi normal 3

    2. Elastisitas normal 3

    3. Warna 3

    4. Tekstur 3

    5. Jaringan bebas lesi 3

    6. Adanya pertumbuhan rambut dikulit 2

    7. Kulit utuh 3

    NOC 1: Level Nyeri

    1. Laporkan frekuensi nyeri 3

    2. Kaji frekuensi nyeri 3

    3. Lamanya nyeri berlangsung 3

    4. Ekspresi wajah terhadap nyeri 3

    5. Kegelisahan 36. Perubahan TTV 3

    NOC 2: Kontrol Nyeri

    1.Mengenal faktor penyebab 3

    2. Gunakan tindakan pencegahan 3

    3. Gunakan tindakan non analgetik 3

    4. Gunakan analgetik yang tepat 3

    1. Pengetahuan tentang adanya resiko infeksi 3

    2. Mampu memonitor faktor resiko dari lingkungan 3

    3. Membuat strategi untuk mengendalikan resiko infeksi 3

    4. Mengatur gaya hidup untuk mengurangi resiko 3

    5. Penggunaan pelayanan kesehatan yang sesuai 3

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S

    DENGAN DEKUBITUS DI RUANG ASOKA

    RSUD MARGONO SOEKARJO

    PURWOKERTO

    I. PENGKAJIAN

    Pengkajian dilakukan pada :

    Hari/tanggal : Selasa, 28 Oktober 2008

    Waktu : 21.00 WIB

    Petugas : Trinoval Yanto Nugroho

    A. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. S

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    7/12

    Umur : 58 tahun

    Jenis kelamin : laki-laki

    Agama : islam

    Pekerjaan : Buruh.

    Pendidikan : SD

    Suku : jawa

    Alamat : Bancar

    No. RM : 025184

    Diagnosa medis : Tetanus

    Tanggal medik : 21 Oktober 2008

    B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

    Nama : Tn.M

    Jenis kelamin : laki-laki

    Pekerjaan : WiraswastaAlamat : Banjar

    Hubungan dg pasien : Anak kandung pasien

    C. RIWAYAT KESEHATAN

    1. Keluhan Utama

    Pasien mengatakan sakit pada punggung bagian bawah.

    2. Keluhan Tambahan

    Pasien mengatakan gatal dan terasa panas pada punggung bagian bawah.

    3. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang dari IGD pada tanggal 21 Oktober 2008 kemudian pasien dirawat di ruang ICU selama

    6 hari. Setelah keadaan membaik, pasien dirawat di ruang Asoka pada tanggal 28 Oktober 2008.

    Pasien mengeluh sakit pada punggung bagian bawah, gatal, dan terasa panas pada punggung bagian

    bawah.

    4. Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien pernah mengalami kecelakaan 5 tahun yang lalu namun tidak ada luka, hanya terjadi dislokasi

    pada kaki kiri dan dipijat kemudian sembuh.

    5. Riwayat Penyakit Keluarga

    Dari keluarga baik ibu maupun bapak pasien tidak ada penyakit keturunan dan menular

    GENOGRAM

    Keterangan

    LAKI-LAKI Tinggal Serumah

    Garis keturunan

    PEREMPUAN meninggal

    PASIEN

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    8/12

    E. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON

    1. POLA PERSEPSI KESEHATAH DAN MANAJEMEN KESEHATAN

    DS : Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu penting.

    DO : pasien dirawat di RS.

    2. POLA NUTRISI DAN METABOLISME

    DS : Keluarga mengatakan sulit menelan makanan dan susah minum.

    DO : pasien terlihat makan dengan bubur 6 sendok makan/gari, minum menggunakan pipet karena

    takut tersedak 1/2 sendok .

    3. POLA ELIMINASI

    DS : Pasien mengatakan BAB tidak lancar, pasien sudah 1 minggu tidak BAB, BAK lancar.

    DO : pasien terlihat terpasang kateter dan BAK lancar.

    4. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

    DS : Pasien mengatakan aktivitas selalu dibantu.

    DO : Pasien tampak tidur terlentang danADL dibantu oleh keluarga.Aktivitas 0 1 2 3 4

    Makan dan minum

    Mandi

    Toileting

    Berpakaian

    Mobilisasi di tempat tidur

    Ambulasi

    5. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR

    DS : Pasien mengatakan pasein dapat tidur.

    DO : Pasien tampak istiragat dan tidur malam sekitar 8 jam.

    6. POLA PERSEPSI KOGNITIF

    DS : Pasien mengatakan pancainderanya baik.

    DO : Fungsi pendengaran,penglihatan,dan pengecapan baik.

    7. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI

    Pasien yakin dengan pengobatan dan perawatan di RS, pasien dapat pulih seperti semula dan dapat

    beraktivitas seperti dahulu lagi

    8. POLA HUBUNGAN DAN PERAN

    DS : Pasien mengatakan hubungan dengan istri dan anak terjalin baik.

    DO : Keluarga tampak menunggui pasien.

    9. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUAL

    DS : pasien mengatakan sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak dan 1 istri.

    DO : Pasien berjenis kelamin laki-laki.

    10. POLA KOPING STRESS DAN ADAPTASI

    DS : pasienmengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarga.

    DO : Pasien tampak dekat dengan istri dan anak-anaknya.

    11. POLA NILAI DAN KEYAKINAN

    DS : Pasien mengatakan beragama Islam dan selalu menjalankan shalat 5 waktu serta yakin anaknya

    akan sembuh.

    DO : Pasien terlihat berdoa untuk kesembuhannya..

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    9/12

    F. PEMERIKSAAN FISIK

    2. PEMERIKSAAN UMUM

    Keadaan umum : sedang

    Kesadaran : Composmentis

    Tanda-tanda Vital :

    TD : 130/90 mmHg R : 24x/mnt

    N : 84x/mnt S : 37C

    3. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE

    KEPALA

    Bentuk : mesochepal

    Rambut : pendek, warna hitam dan sedikit beruban.

    Mata : penglihatan normal, kongjutiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik

    Telinga : simetris, bersih, pendengaran baik

    Hidung : tidak ada polip, bersih, fungsi penciuman baik

    Mulut&gigi : trismus 2 cm, gigi bersih, mulut bersih,tidak ada caries.LEHER : terdapat sedikit kekakuan pada leher.tidak ada pembesaran kelnjar tiroid

    DADA

    Bentuk : simetri, tidak ada retraksi dada

    Paru : tidak ada bunyi ronckhi, wheezing

    Jantung : irama teratur, bunyi jantung reguler S1>S2

    ABDOMEN : bentuk datar, tidak terjadi pembesaran dan tidak ada nyeri tekan.

    PUNGGUNG : bentuk simetri, ada luka dekubitus

    GENETALIA : jenis kelamin laki-laki, terpasang kateter

    KULIT : turgor lembab.

    EKSTREMITAS

    Atas : terpasang infus D5 % ditangan kanan dan kedua tangan dapat digerakkan.

    Bawah : tidak terdapat oedem dan dapat digerakkan dengan baik.

    DATA PENUNJANG

    Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 Oktober 2008

    Urine rutin kuning kuning muda, agak tua

    Kekeruhan keruh jernih

    Keasaman,Ph 6,0 asam (5,5-7,07)

    Leukosit banyak -Eritrosit 6-8 < 6/LPB

    Sel epire 3-4

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    10/12

    ANALISA DATA

    DX DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

    I DS : Pasien mengatakan bahwa punggung terasa panas dan bagian pantat juga terasa sakit jika tidur

    dalam posisi terlentang.

    DO : - tampak ada luka tonjolan di tulang ekor.

    - Adanya kerusakan pada lapisan epidermis dan dermis.

    - Ada luka dekubitus Immobilisasi fisik

    Kerusakan integritas kulit

    DS : Ibu pasien mengatakan sakit pada punggung bagian bawah.

    DO : Pasien terlihat merintih kesakitan, luka tampak luas dan terlihat lapisan dermis.

    Skala nyeri 6.

    Agen cedera fisikNyeri akut

    DS : -

    DO : ada luka dekubitus di daerah tulang belakang. Terdapat luka post kecelakaan di kaki kanan.

    Terpasang infus dan DC.

    Pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, truma jaringan)

    Resiko infeksi

    DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Kerusakan integritas kulit b.d Immobilisasi fisik

    2. Nyeri akut b.d Agen cedera fisik

    3. Resiko infeksi b.d Pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, truma jaringan)

    INTERVENSI KEPERAWATAN

    Dx I : Kerusakan integritas kulit b.d Immobilisasi fisik

    Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan integritas kulit tidak terjadi.

    NOC: Integritas Jaringan: kulit dan membran mukosa

    Kriteria Hasil:

    h. Sensasi normal

    i. Elastisitas normal

    j. Warna

    k. Tekstur

    l. Jaringan bebas lesi

    m. Adanya pertumbuhan rambut dikulit

    n. Kulit utuh

    Ket Skala:

    1 = Kompromi luar biasa

    2 = Kompromi baik3 = Kompromi kadang-kadang

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    11/12

    4 = Jarang kompromi

    5 = Tidak pernah kompromi

    NIC: Skin Surveilance

    1) Observation ekstremitas oedema, ulserasi, kelembaban

    2) Monitor warna kulit

    3) Monitor temperatur kulit

    4) Inspeksi kulit dan membran mukosa

    5) Inspeksi kondisi insisi bedah

    6) Monitor kulit pada daerah kerusakan dan kemerahan

    7) Monitor infeksi dan oedema

    Dx II : Nyeri akut b.d Agen cedera fisik

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau hilang.

    c. NOC 1: Level Nyeri

    Kriteria Hasil:7. Laporkan frekuensi nyeri

    8. Kaji frekuensi nyeri

    9. Lamanya nyeri berlangsung

    10. Ekspresi wajah terhadap nyeri

    11. Kegelisahan

    12. Perubahan TTV

    d. NOC 2: Kontrol Nyeri

    Kriteria Hasil:

    6. Mengenal faktor penyebab

    7. Gunakan tindakan pencegahan

    8. Gunakan tindakan non analgetik

    9. Gunakan analgetik yang tepat

    Ket Skala:

    1 = Tidak pernah menunjukkan

    2 = Jarang menunjukkan

    3 = Kadang menunjukkan

    4 = Sering menunjukkan

    5 = Selalu menunjukkan

    NIC: Manajemen Nyeri

    6) Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi, frekuensi, intensitas,

    dan faktor penyebab.

    7) Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika tidak dapat

    berkomunikasi secara efektif.

    8) Berikan analgetik dengan tepat.

    9) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir

    dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.

    10) Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide, imagery,terapi musik,distraksi)

    Dx III : Resiko infeksi b.d Pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, trauma jaringan)Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksitidak terjadi.

  • 7/30/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DEKUBITUS

    12/12

    NOC:

    NOC : Pengendalian Infeksi

    Kriteria Hasil:

    6. Pengetahuan tentang adanya resiko infeksi

    7. Mampu memonitor faktor resiko dari lingkungan

    8. Membuat strategi untuk mengendalikan resiko infeksi

    9. Mengatur gaya hidup untuk mengurangi resiko

    10. Penggunaan pelayanan kesehatan yang sesuai

    Ket Skala:

    1 = Selalu

    2 = Sering

    3 = Kadang

    4 = Jarang

    5 = Tidak pernah

    NIC: Teaching diases proses6) Deskripsikan proses penyakit dengan tepat

    7) Sediakan informasi tentang kondisi pasien

    8) Diskusikan perawatan yang akan dilakukan

    9) Gambaran tanda dan gejala penyakit

    10) Instruksikan pasien untuk melaporkan kepada perawat untuk melaporkan tentang tanda dan

    gejala yang dirasakan.