31
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI HEART DISEASE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler secara premature1. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata.

Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI HEART DISEASE

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk golongan

penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk

mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Apabila hipertensi tidak terkontrol

akan menyebabkan kelainan pada organ-organ lain yang berhubungan dengan sistem-sistem

tersebut. Semakin tinggi tekanan darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit

kardiovaskuler secara premature1. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya

atau disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil

hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat

mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung dimana angka itu diteliti.

Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat

mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu

gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini

karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat

menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata.

Peningkatan tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebakan bermacam-

macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler koroner, dan sistem konduksi dari jantung.

Perubahan ini dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri (LVH) , penyakit arteri koroner,

kelainan system konduksi, dan disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium, yang biasanya

secara klinis tampak sebagai angina atau infark miokard, aritmia (khususnya atrial fibrilasi), dan

gagal jantung kongestif (CHF).

Page 2: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimanakah Konsep Dasar Penyakit dari Hipertensi Heart Disease?

2.      Bagaimanakah Konsep dasar Asuhan keperawatan pada pasien  dengan Hipertensi Heart

Disease?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui Konsep Dasar  Penyakit dari Hipertensi Heart Disease

2.      Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada pasien dengan  Hipertensi Heart Disease

D.    Metode Penulisan

1.      Metode Penelusuran melalui internet

2.      Metode Kajian Pustaka

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Dasar Penyakit

A.Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau

sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim

Nasrin, 2003 ).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,

hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila

tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan

diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

 Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah

suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah

(Mansjoer,2000 : 144)

Page 3: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

 Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan

diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata

tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)

 Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior

(Mansjoer, 2000 : 144)

Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit

jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung,

penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan

tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

A.    Etiologi/Penyebab

  Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany

Gunawan, 2001 )

1.      Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

2.       Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya

disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti

penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan

terjadinya hipertensi.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.

Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

         Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport  Na.

          Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah

meningkat.

          Stress karena Lingkungan.

         Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh

darah.

Page 4: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

  Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan

pada :

         Elastisitas dinding aorta menurun

          Katub jantung menebal dan menjadi kaku

         Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

          Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

         Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

  Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah

menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

       Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

       Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

        Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

       Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

       Kegemukan atau makan berlebihan

       Stress

       Merokok

       Minum alkohol

      Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Page 5: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal

      Glomerulonefritis

      Pielonefritis

      Nekrosis tubular akut

      Tumor

b. Vascular

      Aterosklerosis

      Hiperplasia

      Trombosis

       Aneurisma

      Emboli kolestrol

      Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

      DM

      Hipertiroidisme

      Hipotiroidisme

d. Saraf

      Stroke

      Ensepalitis

      SGB

e. Obat – obatan

      Kontrasepsi oral

      Kortikosteroid

B.     Patofisiologi

Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang

terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah perifer dan

beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan

lamanya peningkatan diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-

adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA)

Page 6: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi

berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis primer.

Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus (konsentrik).

Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa perubahan yang berarti

pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut

terus, hipertrofi menjadi tak teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah

koroner. Khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio

antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini

diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi),

peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-

hal yang memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan

penyakit  jantung  koroner.

  Faktor Koroner

Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner juga

meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan-perubahan hemodinamik

sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.

Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu:

 1) penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos pembuluh

darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh badan. Kemudian terjadi retensi

garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan

mengakibatkan tahanan perifer;

 2) hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit otot

jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler dan serat otot

yang hipertrofik menjadi factor utama pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.

Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun

tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktifitas mekanik ventrikel kiri.

Page 7: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

C.    Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung, 1995 )

Page 8: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

1.  Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain

penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak

akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2.  Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

D.    Klasifikasi

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth

Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood

Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

N

o

Kategor

i

Sistolik(mmH

g)

Diastolik(mmH

g)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High

Normal

130 – 139 85 – 89

4. Hiperten

si

Grade 1

(ringan)

140 – 159 90 – 99

Grade 2

(sedang)

160 – 179 100 – 109

Grade 3

(berat)

180 – 209 100 – 119

Grade 4

(sangat

berat)

>210 >120

                                   

E.     Penatalaksanaan

Page 9: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori—pengobatan

dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan

darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal

kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas.

Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :

a.       Pengaturan Diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan yang

menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.

Beberapa diet yang dianjurkan:

         Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan tekanan

darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi

system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake

sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

         Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum

jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya

dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.

         Diet kaya buah dan sayur.

         Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

         Tidak mengkomsumsi Alkohol.

 

b.      Olahraga Teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan

tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa

meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.

Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan

untuk menurunkan tekanan darah.

c.       Penurunan Berat Badan

Page 10: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian

hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk

menurunkan tekanan darah.

Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan

menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat

badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan

darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.

Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat

meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.

d.      Farmakoterapi

Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai

kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta

blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator

seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi

untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

F.     Pemeriksaan Penunjang

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2. Pemeriksaan retina

3.Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung

4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi

    ginjal terpisah dan penentuan kadar urin

7. Foto dada dan CT scan.

G.    Komplikasi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi

essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah

komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti

Page 11: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi

essensial.

 Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:

pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa

berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:

gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral

(otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan

kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi

serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian

hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya

dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,

merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan

natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan

penderita hipertensi.

Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan

berbagai macam komplikasi antara lain :

a. Stroke

b. Gagal jantung

c. Gagal Ginjal

d. Gangguan pada Mata

I.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

A. Aktivitas/ Istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

B. Sirkulasi

Page 12: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit

cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.

Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur

stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)

pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.

C. Integritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple(hubungan, keuangan,

yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot

muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

D. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa

yang lalu).

F. Makanan/cairan

Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol,

mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

 G. Neurosensori

Genjala: Keluhan pening /pusing,sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan

menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,

penglihatan kabur,epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses pikir,

penurunan keuatan genggaman tangan.

H. Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.

I. Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk

dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny inafas tambahan

(krakties/mengi), sianosis.

J. Keamanan

Page 13: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

2.Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,

vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

3. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral

4. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih

5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan

diri

3.      Perencanaan Keperawatan

Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi,

iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan klien mau

berpartisipasi dalam

aktivitas yang

menurunkan

TD/beban kerja

jantung dengan KH :

- TD dalam rentang

individu yang dapat

diterima

- Irama dan frekuensi

-Pantau TTD

-Catat keberadaan,kualitas

denyutan sentraldan perifer

-Perbandingan dari tekanan

memberikan gambaran yang lebih

lengkap tentang keterlibatan/bidang

masalah vascular.

-Denyutan karotis,jugularis,radialis

dan femolarismungkin

teramati/terpalpasi.Denyut pada

tungkai mungkin

menurun,mencerminkan efek dari

vasokontriksi(peningkatan SVR) dan

kongesti vena.

Page 14: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

jantung stabil dalam

rentang normal

-Auskultasi tonus jantung

dan bunyi nafas

-Amati warna

kulit,kelembaban,suhu,dan

masa pengisian kapiler

-Catat edema umum/tertentu

-Berikan lingkungan tenang

dan nyaman,kurangi

aktivitas/keributan

lingkungan .batasi jumlah

pengunjung dan lamanya

tinggal.

-Pertahankan pembatasan

aktivitas seperti istirahat

ditempat tidur/kursi;jadwal

periode istirahat tanpa

 -S4 umumnya terdengar pada pasien

hipertensi berat karena adanya

hipermetrofi atrium(peningkatan

volume/tekananatrium)Perkembangan

S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel

dan kerusakan fungsi,adanya

krakles,mengi dapat mengindikasikan

kongesti paru skunder terhadap

terjadinya atau gagal ginjal kronik.

-adanya pucat,dingin,kulit lembab

dan masa pengisian kapiler lambat

mungkin berkaitan dengan

vasokontriksi atau mencerminkan

dekompensasi/penurunan curah

jantung

-Dapat mengindikasikan gagal

jantung,kerusakan ginjal atau

vascular.

-Membantu untuk menurunkan

rangsang simpatis;meningkatkan

relaksasi

-Menurunkan stress dan ketegangan

yang mempengaruhi tekanan darah

dan perjalanan penyakit hipertensi.

Page 15: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

gangguan;bantu pasien

melakukan perawatan diri

sesuai kebutuhan.

-Lakukan tindakan-tindakan

nyaman seperti pijatan

punggung dan

leher,miringkan kepala di

tempat tidur.

-Anjurkan tehnik

relaksasi,panduan

imajinasi ,aktivitas

pengalihan.

-Pantau respon terhadap

obat untuk mengontrol

tekanan darah

-Mengurangiketidaknyamanan dan

dapat menurunkan rangsang simpatis.

-Dapat menurunkan rangsangan yang

menimbulkan stress,membuat efek

tenang,sehingga menurunkan TD.

-Respon terhadap terapi obat

“stepeed”(yang terdiri atas

diuretic.inhibitorsimpatis dan

vasodilator)tergantung pada individu

dan efek sinergis obat.karena efek

samping tersebut,maka penting untuk

menggunakan obat dalam jumlah

paling sedikit dan dosis paling

rendah.

Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

klien klien mampu

melakukan aktivitas yang

ditoleransi KH :

-Klien berpartisipasi dalam

aktivitas yang

-Kaji respon klien terhadap

aktivitas,perhatian frekuensi

nadi lebih dari20 X per menit

di atas frekuensi

istirahat ;peningkatan TD

yang nyata selama/sesudah

aktivitas,dispnea,nyeri

-menyebutkan parameter

membantu dalam mengkaji

respons fisiologi terhadap

stres aktivitas dan bila ada

merupakan indikator dari

kelebihan kerja yang

berkaitan dengan tingkat

Page 16: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

diinginkan/diperlukan

-melaporkan peningkatan

dalam toleransi aktivitas

yang dapat diukur

-menunjukkan penurunan

dalam tanda – tanda

intoleransi fisiologi

dada;keletihan  dan

kelemahan yang

berlebihan;diaphoresis;pusing

atau pingsan.

-Intruksikan pasien tentang

tehnik penghematan

energi,mis; menggunakan

kursi saat mandi,duduk saat

menyisir rambut atau

menyikat gigi,melakukan

aktifitas dengan perlahan.

-Berikan dorongan untuk

melakukan

aktivitas/perawatan diri

bertahap jika dapat

ditoleransi .berikan bantuan

sesuai kebutuhan.

aktivitas.

-Tehnik menghemat energi

mengurangi penggurangan

energy juga membantu

keseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen.

-kemajuan aktifitas bertahap

mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-

tiba.memberikan bantuan

hanya sebatas kebutuhan

akan mendorong

kemandirian dalam

melakukan aktivitas.

Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan nyeri

berkurang dengan KH :

-Klien melaporkan

nyeri/ketidaknyamanan

hilang/terkontrol

-mempertahankan tirah baring selama

fase akut

-berikan tindakan non farmakologi

untuk menghilangkan sakit kepala

mis; kompres dingin pada dahi,pijat

punggung dan leher,tenang,redupkan

lampu kamar lampu kamar,tehnik

relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi)

-meminimalkan

stimulasi/meningkatkan

relaksasi

-tindakan yang

menurunkan tekanan

vaskuler serebral dan

yang

memperlambat/memblok

respon simpatis efektif

Page 17: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

dan aktifitas waktu senggang.

-Hilangkan/minimalkan aktivitas

vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala mis;

mengejan saat BAB,batuk panjang

dan membungkuk.

-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai

kebutuhan

-berikancairan,makanan

lunak,perawatan mulut yang teratur

bila terjadi pendarahan hidung  atau

kompres hidung telah dilakukan untuk

menghentikan pendarahan

-kolaborasi  pemberian obat analgesik,

- kolaberasi pemberian obat

Antiansietas mis;

lorazepanm(ativan),diazepam,(valium)

dalam menghilangkan

sakit kepala dan

komplikasinya.

-Aktivitas yang

meningkatkan

vasokontriksi

menyebabkan sakit

kepala pada adanya

peningkatan tekanan

vascular serebral.

-pusing dan penglihatan

kabur sering

berhubungan dengan

sakit kepala.pasien juga

dapat mengalami episode

hipotensi postural.

-meningkatkan

kenyamanan

umum.kompres hidung

dapat mengganggu

proses menelan atau

membutuhkan napas

dengan

mulut ,menimbulkan

stagnasi sekresi oral dan

mengeringkan membrane

mukosa.

-munurunkan/

mengontrol nyeri dan

menurunkan rangsang

Page 18: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

system saraf simpatis.

-dapat mengurangi

ketegangan dan

ketidaknyamanan yang

diperberat oleh stress.

Dx 4 : Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

nutrisi klien cukup/optimal

sesuai kebutuhan dengan

KH :

- Berat badan klien dalam

batas ideal

-Kaji pemahaman pasien

tentang hubungan langsung

antara hipertensi dan

kegemukan

-Bicarakan pentingnya

menurunkan masukan kalori

dan batasi masukan

lemak,garam,dan gula,sesuai

indikasi.

-kegemukan adalah resiko

tambahan pada tekanan

darah tinggi karena

disproporsi antara kapasitas

aorta dan peningkatan curah

jantung berkaitan dengan

peningkatan massa tubuh.

-Kesalahan kebiasaan

makan makan menujang

terjadinya ateroskerosis dan

kegemukan.

Dx 5 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan

diri

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

terjadi peningkatan

pengetahuan pada klien

dengan KH :

-Klien paham dengan

tentang proses penyakit dan

-Kaji kesiapan dan hambatan

dalam belajar.termasuk orang

terdekat.

-kesalahan konsep dan

menyangkal diagnose

karena perasaan sejahtera

yang sudah lama dinikmati

mempengaruhi minat pasien

dan/orang terdekat untuk

mempelajari

Page 19: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

regimen pengobatan

-Terapkan dan nyatakan batas

TD normal.jelaskan tentang

hipertensi dan efeknya pada

jantung,pembuluh darah ,ginjal

dan otak.

-Hindari mengatakan TD

normal dan gunakan

istilah”terkontrol dengan baik

“saat menggambarkan tekanan

darah pasien TD pasien dalam

batas yang normal.

penyakit,kemajuan,dan

prognosis.bila pasien tidak

menerima realitas bahwa

membutuhkan pengobatan

continue,maka perubahan

prilaku tidak akan

dipertahankan.

Memberikan dasar untuk

pemahaman tentang

peningkatan TD dan

mengklarisifikasi istilah

medis yang sering

digunakan.pemahaman

bahwa TD tinggi dapat

terjadi tanpa gejala adalah

ini untuk memungkinkan

pasien melanjutkan

pengobatan meskipun

ketika merasa sehat.

-Karena pengobatan untuk

pasien hipertensi adalah

sepanjang kehidupan,maka

dengan penyampaian

ide”terkontrol”akan

membantu pasien untuk

memahami kebutuhan

untuk melanjutkan 

pengobatan/medikasi.

Page 20: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

4. Evaluasi

Dx 1: Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard

Dx 2 : Sirkulasi tubuh tidak terganggu

Dx 3:Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat

Dx 4 :Nutrisi seimbang

Dx5:Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit

jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung,

penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan

tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC

Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia

Page 21: Asuhan Keperawatan Hipertensi Heart Disease 1

Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed-

8,vol.2,Jakarta:EGC

Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media Aesculapius

www.emedicine.com