34
LAPORAN PERSENTASE KASUS HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG JAWA TIMUR Di susun oleh: KELOMPOK 5 MUHAMAD HASRUL FAJRI MUHAMAD HARIS FAUZUL AZIM L. M. SOFIAN HADI L. M. IRWAN DIANTI WAHYU NURMALIYAN NIM : 032001D11071 NIM : 032001D11070 NIM : 032001D11051 NIM : 032001D11098 NIM : 032001D11097 NIM : 032001D11090 NIM : 032001D11118

Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

LAPORAN

PERSENTASE KASUS HALUSINASI

DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT

LAWANG JAWA TIMUR

Di susun oleh:

KELOMPOK 5MUHAMAD HASRUL FAJRIMUHAMAD HARISFAUZUL AZIML. M. SOFIAN HADIL. M. IRWANDIANTIWAHYU NURMALIYAN

NIM : 032001D11071NIM : 032001D11070NIM : 032001D11051NIM : 032001D11098NIM : 032001D11097NIM : 032001D11090NIM : 032001D11118

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2014

Page 2: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

A. PENGERTIAN

Halusinasi adalah suatu persepsi sensori dari berbagai modalitas sensorik yang timbul

tampa adanya ransang eksternal yang sesuai (WHO, 2003).

Persepsi adalah merupakan daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta

perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah

panca-indranya mendapat ransang (maramis. 2005).

Halusinasi merupakan persepsi sensori yang di mana tidak terdapat stimulus sensorik

yang berkaitan denganya. Halusinasi dapat terwujud pengindraan kelima indra yang keliru,

tetapi yang paling sering adalah halusinasi dengar (auditory) dan halisinasi penglihatan

(visual), (imam stiadi, 2006).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan ransangan

internal (pikiran) dan ransangan eksternal (dunia luar) klien memberi persepsi atau pendapat

tentang lingkungan tanpa ada objek atau ransangan yang nyata (Farida dan Yudi, 2010).

Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi terhadap rangsang dari luar

yang tidak nyata dan meskipun rangsangan tidak ada, pasien seolah merasakan dalam

keadaan sadar.

B. FAKTOR PREDISOSISI DN PPRESIPITASI

Menurut Stuart dan Sunndeen (1995), halusinasi pada seseorang muncul akibat

adanya dua macam macam faktor, yaitu faktor predisposisi dan presipitasi.

1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan gangguan orientasi realitas

adalah aspek biologis, psikologis dan sosial.

a. Biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak/SSP dapat menimbulkan gangguan seperti:

Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal, temporal dan limbik. Gejala

yang mungkin timbul adalah: hambatan dalam belajar, berbicara dan daya ingat.

Pertumbuhan dan perkembangan inndividu pada pranatal, perinatal, neonatus dan

kanak-kanak.

Page 3: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

b. Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis

dari klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas

adalah penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien. Penolakan dapat dirasakan

dari ibu, pengasuh atau teman yang bersikap dingin, cemas, tiidak sensitif atau

bahkan terlalu melindungi. Pola asuh usia kanak-kanak yang tdak adekuat misalnya

tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan, ada kekosongan emosi. Konflik dan

kekerasan dalam keluarga merupakan lingkungan resiko gangguan orientasi realitas.

c. Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas

seperti kemiskinan, konflik sosial budaya, kehidupan terisolasi disertai stress yang

menumpuk.

2. Faktor Presipitasi

Umumnya sebelum timbul gejala klien mengalami hubungan yang bermusuhan, tekanan,

isolasi, pengangguran yang disertai perasaan tidak berguna, tidak berdaya dan putus asa.

RENTANG RESPON

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Solitut Kesepian Manipulasi

Otonomi Menarik diri Impulsif

Bekerjasama Ketergantungan Narsisme

Saling tergantung

a. Manipulasi

Orang lain diberlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah

pengendalian, individu berorientasi pada diri sendiri/tujuan bukan pada orang lain.

Page 4: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

b. Impulsif

Tidak mampu merencanakan/belajar dari pengalaman, penilaian yang buruk dan tidak

dapat diandalkan.

c. Narsisme

Harga diri rapuh, terus menerus, berusaha mendapatkan penghargaan/pujian, bersikap

egosentris, pencemburu dan marah apabila orang lain tidak mendukungnya.

C. JENIS HALUSINASI SERTA DATA OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF

JENIS HALUSINASI DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF

Halusinasi dengar (klien

mendengar bunyi yang

tidak ada hubungannya

denga stimulus yang

nyata)

Bicara/tertawa sendiri

Marah tanpa sebab

Mmendekatkan telinga

kearah tertantu

Menutup telinga

Mendengar suara atau

kegaduhan

Mendengar suara yang

mengajak bercakap-cakap

Mendengar suara yang

menyuruh melakukan

sesuatu yang berbahaya

Halusinasi penglihatan

(klien melihat gambaran

yang jelas/samar terhadap

adanya stimulus yang

nyata dari lingkungan dan

orang lain tidak

melihatnya)

Menunjuk kearah

tertentu

Ketakutan pada sesuatu

yang tidak jelas

Melihat bayangan, sinar,

bentuk geometris, kartun,

hantu, atau monster

Halusinasi penciuman

(klien mencium sesuatu

yang bau yang muncul dari

sumber tertentu tanpa

stimulus nyata)

Mengendus seperti

sedang membaui bau

tertentu

Menutup hidung

Membaui bau bauan

seperti bau darah, urine,

dan terkadang bau

tersebut menyenangkan

bagi klien

Halusinasi pengecap (klien

merasakan sesuatu yang

tidak nyata, biasanya

merasakan rasa makanan

yang tidak enak)

Sering meludah

Muntah

Merasakan seperti darah,

urine atau feses

Halusinasi perabaan (klien Menggaruk permukaan Mengatakan ada seangga

Page 5: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

merasakan sesuatupada

dirinya tanpa ada stimulus

nyata)

kulit dipermukaan kulit

Merasa seperti tersengat

listrik

Halusinasi kinestetik

(klien merasa badannya

bergerak dalam suatu

ruangan atau anggota

badannya bergerak)

Memegang kakinya yang

diannggap bergerak

sendiri

Mengatakan bahwa

badannya melayang di

udara

Halusinasi visual

(perasaan tertentu timbul

dalam tubuhnya)

Mengatakan bahwa

perutnya mengecil setelah

minum

D. PROSES TERJADINYA HALUSINASI

Menurut G.W Stuart dan S.Z Sunden (1998: 328):

a. Fase I

Perasaan terpisah, cemas, kesepian, stress mengakibatkan melamun dengan fokus

menyenangkan, untuk sementara masih dapat mengontrol kesadarannya mengenai

pikiran tetapi intensitas meningkat.

b. Fase II

Cemas meningkatkan hubungan pengalaman tentang internal dan eksternal, pikiran

internal menonjol mengakibatkan halusinasi berupa bisikan yang tidakk jelas, ketakutan

orang lain mendegar, ketidakmampuan mengontro pikiran.

c. Fase III

Halusinasi menonjol, pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak, perhatian terhadap

lingkungann berkuranng, klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya.

d. Fase IV

Ancaman, perintah marah yang menimbulkan rasa takut, tidak berdaya, hilang kontrol

sehingga, dapat menyebabkan putus hubungan dengan orang lain.

POHON MASALAH

Page 6: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

Effect

Risiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem

Perubahan persepsi sensori:

halusinasi

Causa

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis

MASALAH KEPERAWATAN

a. Risiko tinggi perilaku kekerasan

b. Perubahan perssepsi sensori: halusinasi

c. Isolasi sosial

d. Harga diri rencah kronis

E. DATA YANG PERLU DIKAJI

Masalah Keperawatan Data yanng perlu dikaji

Perubahan persepsi sensori :

halusinasi

Subjektif:

Klien mengatakan mendengar

sesuatu

Klien mengatakan melihat bayangan

putih

Klien mengatakan kepalanya

Page 7: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

melayang diudara

Klien mencium bau bauan yang

tidak sedap

Klien mengatakan bahwa dirinya

merasakan ada sesuatu yang berbeda

pada dirinya

Objektif:

Klien terlihat berbicara atau tertawa

sendiri saat dikaji

Bersikap seperti mendenarkan

sesuatu

Berhenti bicara ditegah kalimat

untuk mendengarkan sesuatu

Disorientasi

Konsentrasi rendah

Pikiran cepat berubah-ubah

Kekacauan alur pikiran

F. DIAGNOOSA KEPERAWATAN

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Bina hubungan saling percaya

Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nnverbal

Perkenalkan diri dengan sopan

Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan

Jelaskan tujuan pertemuan

Jujur dan menepati janji

Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

Berikan perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien

2. Bantu klien mengenal halusinasinnya yang meliputi isi, waktu terjadinya halusinasi,

frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.

Page 8: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

3. Latih klien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik. Tahapan tindakan yang

dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Jelaskan cara menghardik halusinasi

Peragakan cara menghardik halusinasi

Minta klien memperagakan ulang

Pantau penerapan cara ini dan berikan penguatan pada perilaku klien yang sesuai

Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

Page 9: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN DI RUANG CAMAR RSJ Dr. RADJIMAN

LAWANG JAWA TIMUR

Tanggal MRS : 20 Maret 2014

Tanggal pengkajian : 24 Maret 2014

I. PENGKAJIAN

Nama : Tn “D”

Umur : 30 tahun

Alamat : Mojokerto

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Status : Belum menikah

Pekerjaan : -

Jenis kelamin : laki-laki

No RM : 89167

II. ALASAN MASUK

a. Data primer

Klien mengatakan sering mendengar bisikan aneh seperti menyuruhnya mengeluarkan

sperma dan melihat ada orang yang melambai-lambaikan tangan padanya.

b. Data sekunder

Keluarga klien mengatakan klien sering merusak barang, ngomong sendiri, nyanyi-

nyanyi sendiri, dan tertawa sendiri.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR PRESIPITASI

Sebelumnya klien pernah di bawa ke RSJ Lawang dan ini kali ke 3 klien di bawa kesini

setelah sebelumnya pada 2012 dan 2013, klien di rumah putus obat di karenakan pamannya

melarangnya minum obat lagi, pamannya beranggapan dia sudah sembuh total akan tetapi

setelah kurang lebih 1 bulan klien putus obat penyakitnya kambuh lagi.

Page 10: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Riwayat penyakit dahulu

klien pernah di bawa ke RSJ Lawang dan ini kali ke 3 klien di bawa kesini setelah

sebelumnya pada 2012 dan 2013, klien putus obat di karenakan pamannya melarangnya

minum obat lagi.

b. Pengobatan sebelumnya

Pengobatan bisa di katakan kurang berhasil karena keluarga klien tidak memperhatikan

terapi obat yang di anjurkan.

c. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)

Menurut pengakuan klien, klien tidak pernah mengalami penyakit fisik maupun

gangguan tumbuh kembang.

d. Riwayat NAPZA

Menurut pengakuan klien, klien tidak pernah menggunakan ataupun mengkonsumsi

obat-obat terlarang, dan minum-minuman beralkohol.

e. Riwayat psikososial

Berdasarkan rekam medis klien suka menghancurka barang dan terakhir klien

menghancurkan barang milik tetangganya.

Diagnosa keperawatan : ( point 1 dan 3 terkait dengan faktor predisposisi)

1. Resiko prilaku kekerasan

2. Regimen terapeutik inefektif

a. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan pernah ingin menikah dan meminta kepada kepada di carikan

sepupunya yang perempuan tapi tidak ada yang menanggapi keinginannya tersebut.

Diagnosa keperawatan : respon pasca trauma

b. Riwayat penyakit keluarga

Menurut pengakuan klien tidak ada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa

selain dia sendiri.

V. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : cukup

Page 11: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

b. TTV

TD: 90/70 mmHg

N : 88x/menit

S : 36,50 C

RR : 20X/menit

c. Ukur :

TB : 178cm

BB : 69 Kg

d. Keluhan fisik

Klien merasa gatal-gatal di daerah punggung tangan dan selangkangan.

e. Pemeriksaan head to too

Kepala : bentuk normal, rambut lurus, tidak ada masalah, keadaan cukup bersih,

ketombe(-)

Mata : anemis (-), tidak ada gangguan pengelihatan, ikterik (-)

Mulut : mukosa bibir lembab, bibir berwarna kecoklatan, gigi kurang bersih.

Hidung : simetris, tidak mengluarkan sekret.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Dada : simetris, pergerakan dinding dada normal, nyeri (-)

Perut : simetris, lesi (-)

Ekstremitas : edema (-), kekuatan otot , lesi (+) pada punggung tangan, dan

pangkal paha.

Diagnosa keperawatan : kerusakan integritas kulit

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

a. Konsep diri

Citra tubuh : klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya.

Identitas : klien mengatakan nama saya “D” saya laki-laki umur saya 30 tahun saya dari

mojokerto.

Peran : klien mengatakan di rumah sering bekerja di sawah sebagai buruh cangkul

dengan upah 30-50 ribu perhari.

Ideal diri : klien mengatakan ingin menikah dan mempunyai anak seperti teman-

temannya yang lain.

Page 12: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

Harga diri : klien mengatakan hampir frustasi dan malu dengan keadaannya yang sampai

saat ini belum juga ada seorang wanita yang mau menkah dengannya.

Dagnosa keperawatan : harga diri rendah

b. Genogram

Keterangan gambar : : Pria dan Wanita

: Telah Meninggal

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Kllien

Keterangan : klien adalah anak tunggal dan kini dia tinggal seorang diri di rumah yang

telah di tinggalkan kedua orang tuanya, ibu dan bapaknya telah meninggal, dia

cenderung dekat dengan pamannya yang sangat menyayanginya.

c. Hubungan sosial

- Hubungan terdekat : klien mengatakan bahwa semua aggota keluarganya sangat

berarti namun klien cenderung dekat dengan pamannya.

- Peran serta daam kelompok/masyarakat : klien mengatakan tidak pernah ikut

bergotong royong karena klien jarang sekali bergaul dengan penduduk setempat.

- Di RS : klien mengikuti kegiatan dengan bimbingan dari petugas dan sebagian

waktunya di gunakan untuk diam dan menyendiri.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Kllien mengatakan selama di rumah sakit jarang berinteraksi dengan teman ruangan

ataupun perawat, dia lebih sering duduk-duduk sendiri.

Diagnosa keperwatan : isolasi sosial

d. Spiritual dan kultural

Page 13: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

- Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan agamanya kristen dan mengatakan tuhannya adalah yesus

- Konflik nilai

Klien tidak mempunyai masalah antara keyakinan beragama dengan budaya sekitar

- Kegiatan ibadah

Di rumah klien mengatakan sering ke gereja setiap hari jum’at dan minggu.

VII. STATUS MENTAL

a. Penampilan

Kurang rapi, penggunaan pakaian sesuai, rambut pendek rapi, kuku pendek, gigi kurang

bersih.

Diagnosa keperawatan : defisit perawatan diri

b. Pembicaraan

Intonasi pelan,frekuensinya lambat,isi pembicaraan kadang ngelantur dibuktikan saat

ditanya,apakah klien rutin ontrol setelah pulang,klien menjawab kemudian mengatakan

‘’oww tidak tau.

Diagnosa keperawatan:kerusakan interaksi sosial

c.Aktivitas motorik

Tidak ada peningkatan motorik,dibuktikan ketik berada diluar ruangan klien tiak pernah

melakukan aktivitas yang sia-sia.

Diagnosa keperawatan: -

d.Afek emosi

Emosi: ketika ditanya bagaimana perasaan mas ketika ibu meninggal?

Klien menjawab: Sedih

Afek: Datar,terbukti klien menampilkan raut wajah tanpa ekspresi ketika ditanya tentang

kematian ibunya.

Diagnosa keperawatan: kerusakan komunikasi verbal

e.Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif saat diajak bicara dan berkomunikasi,terbukti saat kontak mata (-)

F.Persepsi sensori

Page 14: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

Mengalami gangguan halusinasi dan pendengaran.

Klien mengatakan sering mendengar bisikan yang menyuruhku mengeluarkan sperma

(onani).Suara itu berupa suara perempuan sering muncul dan sewakt-waktu.

Peri hasil observasi:Klien sering mengikuti halusinasinya terbukti ketika berada

diruangan klien memegang alat kelaminnya.Klien juga mengatakan sering mendengar

bayangan orang yang melambai-lambai padanya,hingga pasien nyanyi sendiri,ngomong

sendiri.

Diagnosa keperawatan: Halusinasi pendengaran dan penglihatan.

G.Proses fikir

-Arus fikir: Asosiasi longgar,terkadang menjelaskan suatu cerita dengan benar namun

terkadang tiba-tiba ngelantur kemana-mana.

-Isi fikir: tidak ditemuan gangguan isi fikir seperti waham,obsesi dan lainnya.

-bentuk fikir: Tidak ditemukan masalah masalah fikir

h.Kesadaran

-kuantitatif: Composmentis,terbuktui dengan GCS:456

-Kualitatif: Berubah,dibuktikan dengan ketidakampuan klien melakukan relasi atau

hubungan dan limitasi atau batasan dengan realita dan non realita didukung dengan dari

segi kognitif,ofektif,dan fsikomotor klien yang terganggu.

Pasien mengatakan “aku mendengar suara orang yang menyuruhku melakukan onani.

Diagnosa keperawatan: gangguan proses fikir

I.Orientasi

-Klien tidak mampu menyebutkan ini hari apa dan tidak ampu menyebutkan ini tanggal

berapa,hanya mampu menyebutkan jam.

-Saat klien ditanya ia berada dimana,klien menjawab “aku berada di ruang RSJ Lawang.

-Saat ditanya siapa yang berada didepannya,klien menjawab “mahasiswa keperawatan

NTB.

Dapat disimpulkan bahwa klien mengalami disorientasi waktu.

j.Memori

-Ingatan jangka panjang

Klien bisa mengingat kejadian dimasa lalu,klien mengatakan saya dibawa ke RSJ sudah

3x ditahun 2012,2013,dan 2014.

-Ingatan jangka panjang

Klien bisa mengingat jadwal terapi musik,dibuktikan dengan klien mengatakan “rehab

musik harirabu dan jumat,klien bisa nyanyi dan joget.

Page 15: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

-ingatan saat ini

Klien ditanya apa kegiatan yangpagiini dilakukan,klien menjawab “tadi pagi saya

mandi,makan kemudian merapikan tempat tidur,dan menyapu ruangan

Dapat disimpulkan bahwa klien tidak mengalami kerusakan memori

Diagnosa keperawatan: -

K.Tingkat konsentrasi dan berhitung

-Tingkat konsentrasi: baik,terbukti saat klien dapat fokus dalam pembicarransaat diaajak

bicara.

-kemampuan berhitung:klien mampu berhitung terbukti dengan klien menjawab dengan

benar ketika diberi pertanyaan: 10+3-2:11? Klien menjawab “satu”

Diagnosa keperawatan: -

L.Kemampuan penilaian

Ketika ditanya apakahsuara yang ia dengar tentang orang yang menyuruh onan iitu tidak

nyata, apakah ia masih mengikuti atau tidak,klien menjawab “kadang saya mengikutnya

mas.

Diagnosa keperawatan: Gangguan poroses pikir

M.Daya tilik diri atau insight.

Klien mengatakan dirinya berada di RSJ Lawang karena merasa sering mendengar suara-

suara aneh dan sering melihat bayangan-bayangan aneh sehingga dibawa ketempat ini

untuk berobat.

Diagnosa keperawatan; -

8. Kebutuhan Persiapan Pulang

A.Makan

-Bantuan minimal

Klien makan 3x sehari,ditambah kacang hijau setiap hari jam 11.00 yang sudah

disiapkan oleh perawat.

b.BAB/BAK

Klien BAB dab BAK secara mandiri pada tempatnya.

c.Mandi

Klien mengatakan mandi2-3 kali seharitapi jarang gosok gigi.

D.Berpakaian

Page 16: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

Klien mampu berpakian sendiri,memakai seragam RSJ Lawang dengan benar setiap

ada jadwal ganti baju.

e.istirahat dan tidur

klien mengatakan tidur siang: 3 jam/hari (14.00-17.00),kalau malam: dari selesai

magrib sampai pagi jam 05.00.

f.Penggunaan obat

klien minum obat rutin sesuai jadwal,dan klien mengerti manfaat dari obat tersebut

g.Pemeliharran kesehatan

klien mengatakan akan memelihara kesehatannya setelah klien krs dengan bantuan

keluarga dan periksa sesuai jadwal kontrolkenpoli atau kepuskesmas.

h.Aktivitas didalam rumah

klien mengatakan kalau dirumah tidk ada aktivitas

i.Aktivitas diluar rumah

klien mengatakan:kadang mencakul disawah orang dan mendapat upah.

9.Mekanisme koping

-Adaptif; mengepel,menyapu.

-Mal adaptif; kalau ada masalah pasien cendrung marah-marah,merusak barang.

Diagnosa keperawatan: kopinh individu tidak efektif.

10.Masalah psikososial dan lingkungan

a.Maslah dengan dukungan kelompok spesifiknya

Klien berinteraksi seperlunya dengan sesama, klien lebih sering menyendiri

b.Masalah berhubungan dengan lingkungan

klien hanya tidur dikamar.

c.Masalah dengan pendidikan spesifiknya

Klien mengatakan lulusan SMA,tidak ada masalah

d.Masalah dengan perumahan: tidak ada

e.Masalah dengan ekonomi

Menurut pengakuan klien,klien tidak punya untuk memperbaiki motornya yang rusak

g.Masalah dengan pelayanan kesehatan

Pada tahun 2012 dan 2013 pernah dibawa ke RSJ Lawang

Diagosa keperawatan: menarik diri

Page 17: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

11.Pengetahuan kurang tentang

-Penyakit jiwa (belum bisa membedakan halusinasi dengan realita)

Terbukti dengan klien mengatakan “ia mas,saya masih sering mengikuti suara-suara itu.

-Faktor presipitasi: RM,klien tidak mengkomsumsi obat selama 8 bulan

-koping: maladaptif (klien suaka menyendiri,jarang berkomunikasi dengan orang lain)/.

-Sistem pendukung

Menurut pengakuan klien,keluarga sangat mendukung pengobatan klien,namun karena

kendala ekonomi yang membuat klien tidakpernah kontrol.

-Obat-obatan

Klien tidak mengkomsumsi obat selama 8 bulan

Diagnosa keperawatan: perilaku mencari bantuan kesehatan

12.Aspek Medik

Diagnosa medik: F20.13

Terapi medik: Rispiridone 2mg 1-0-1

Page 18: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

ANALISA DATA

No.Dx Data Diagnosa

keperawatan

1 Ds :

Klien mengatakan mendengar suara-suara

aneh atau bisikan tanpa wujud yang

menyuruhnya onani,suara tersebut datang

pada setiap waktu dan lebih sering bila dia

mengikuti perintah bisikan itu.

Do:

Klien biasanya melakukan onani sampai

spermanya keluar,ngomong sendiri,nyanyi

sendiri.

Saat bicara klien tiba-tiba diam untuk

mendengar halusinasinya.

Klien terlihat nyanyi sendiri, ngomong

sendiri.

Gangguan persepsi

sensori : halusinasi

pendengaran

2 Ds :

Klien mengatakan sering melihat orang

laki-laki / perempuan melambai-lambai

padanya dan menyuruhnya yang aneh-

aneh

Saat di ajak mengobrol tiba-tiba ia

menunjuk kearah tertentu dan mengatakan

ada bayangan

Tiba-tiba ketakutan pada sesuatu yang

tidak jelas saat mengobrol.

Gangguan persepsi

sensori : halusinasi

penglihatan

Page 19: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

3 Ds :

Klien mengatakan selama dirumah tidak

pernah kontrol lagi.

Do :

Klien pernah masuk RSJ sebelumnya pada

tahun 2012,2013 dan ini yang ke-3

kalinya.

Ketidakefektifan

penatalaksanaan

regimen trapeutik

4 Ds :

Klien mengatakan sering malu pada

dirinya sendiri dan teman-temannya

karena belum menikah sampai saat ini

Do :

Klien sering menyendiri

Klien lebih sering menundukan kepala dan

lebih sering diam daripada ngobrol dengan

teman-temannya.

Harga diri rendah

5 Ds :

Klien mengatakan di rumah dan di rumah

sakit jiwa tidak suka / jarang bergaul dan

lebih nyaman jika menyendiri

Do :

Klien lebih sering menyendiri

Klien jarang berkomunikasi dengan teman-

teman maupun perawat

Isolasi sosial :

menarik diri

14. Daftar Diagnosa Keperawatan

Page 20: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

a. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

b. Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

c. Menarik Diri : Perubahan proses pikir

d. Harga diri rendah : Koping individu in efektif

e. Isolasi sosial : kerusakan komunikasi verbal

15. Pohon Masalah

Resiko PK ........efek

Gangguan persepsi sensori halusinasi..............core problem

Isolasi sosial............penyebab

Harga diri rendah

Koping individu inefektif, regimen terapeutik inefektif, respon pasca penolakan

Daftar Diagnosa Keperawatan

( Berdasarkan Prioritas )

Page 21: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

Ruang : Camar

Inisial Klien : Tn.”D”

No.Registrasi : 89167

a. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

b. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

c. Menarik Diri

d. Harga Diri Rendah

e. Isolasi Sosial

IMPLEMENTASI & EVALUASI

Tanggal/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi

25-03-2014

Pkl: 15.30

Gangguan persepsi

sensori : halusinasi

pendengaran &

penglihatan

- BHSP

- Mengidentifikasi

jenis halusinasi

- Mengidentifikasi isi

halusinasi

- Mengidetifikasi

frekuensi dan waktu

halusinasi

- Mengidentifikasi

respon klien saat

halusinasi

S :

- Ya mas saya

sering

mendengar

suara-suara

terkadang juga

melihat

bayangan

orang laki-laki.

- Suara-suara itu

menyuruh saya

onani dan

membuang

sperma.

Page 22: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

26-03-2014

Pkl:09.25

27-03-2014

Pkl: 10.00

SP 1 :

1. Mengajari klien

mengontrol

halusinasi dengan

cara menghardik

2. Meminta klien

mempraktekkan

cara mengontrol

halusinasi dengan

menghardik

SP 2 :

1. Mengevaluasi yang

telah diajarkan

perawat kemarin

yaitu dengan

O :

- Klien terlihat

menyanyi dan

tersenyum

sendiri

- Klien lebih

sering

menyendiri

A : MT

P : lanjut SP 1 poin

ke-3

S : iya mas saya

mengerti kalau

caranya saya harus

menutup telinga dan

mengatakan pergi 3x

O : klien mampu

mempratekkan seperti

yang diajarkan

A : klien sudah bisa

mengontrol

halusinasinya dengan

menghardik

P : lanjutkan cara

mengontrol halusinasi

dengan cara bercakap

–cakap

Page 23: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

28-03-2014

Pkl: 09.40

29-03-2014

Pkl: 10.00

menghardik

2. Mengajari klien

mengontrol

halusinasi dengan

bercakap-cakap

3. Mengajarkan klien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian klien

1. Mengevaluasi

kemampuan klien

dalam bercakap-

cakap

1. Mengajarkan klien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian klien

S : iya mas saya

mengerti

O : klien memahami

dan mulai mau

berintraksi dengan

orang lain( teman-

temannya & perawat)

A : klien mulai

bercakap-cakap

P : ulangi intervensi

S :iya mas saya sudah

bisa

O : klien bisa

mempraktekkan cara

yang diajarkan

perawat

A : MTS

P : lanjutkan cara yang

ke-3 yaitu mengontrol

halusinasi dengan

beraktifitas.

S : iya mas pagi ini

saya ikut merapikan

TT,mengepel,mencuci

alat makan,mencabuti

rumput

O : klien sudah

Page 24: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

terbiasa mengikuti

jadwal yang dibuat

perawat

A : klien sudah

mengerti jadwal

hariannya setiap hari

P : ulangi intervensi

Klien pindah ruang

ke ruang Cucakrowo

Page 25: Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi

DAFTAR PUSTAKA

Keliat budi,Anna,peran serta keluarga dalam perawatan klien Gangguan

jiwa,EGC.1995

Maramis,W.F,Ilmu kedokteran jiwa,erlangga Universitas press,1990

Rasmun,keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan

keluarga.CV.Sagung seto,2001

Residen Bagian Psikiatri,EGC 1997

Stuart & Sunden,Pocket Guide to Psychiatric Nursing,EGC,1998