Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Usia Dewasa Pertengahan

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN USIA DEWASA PERTENGAHAN

Oleh Kelompok 7:

Arinda Pramuditya, S. Kep

Panggih Dwi Febrian, S. Kep

Koko Mahagi, S. Kep

Risno, S. Kep

Dita Arviana, S. Kep

Restiarini, S. Kep

Endah Annisa, S. Kep

Anies Rifaatul Bakhi, S. Kep

Iswatun Khanasah, S. Kep

Riska Diana Sari, S. Kep

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2013

Pengertian

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logans, 2004). Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan klien memiliki nilai nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).

Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :

Keluarga terdiri dari orang orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama sama dalam satu rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.Keluarga sama sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).

Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :

Tipe keluarga tradisional

1) Keluarga Inti (The nuclear family)

Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).

2) Keluarga Dyad

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

3) Single Parent

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

4) Single adult living alone

Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.

5) The childless

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.

6) Keluarga Besar (The extended family)

Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

7) Commuter family

Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau hari libur saja.

8) Multi generation

Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.

9)Kin-network family

Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

10) Blended family

Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

11) Keluarga usila

Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.

Tipe keluarga non tradisional

1)Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage mother).

Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari hubungan tanpa nikah.

2)The step parents family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune family

Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang menggunakan fasilitas secara bersama.

4)The nonmarrital hetero seksual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)

Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana pasangan suami istri.

6) Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

7)Groupmarriage family

Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.

8)Group nertwork family

Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9) Foster family

Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.

10) Home less family

Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

11) Gang

Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

Fungsi Keluarga

Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :

Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :

1)Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau masyarakat.

2)Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

Fungsi sosialisasi

Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.

Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

1) Mengenal masalah.

2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.

3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

1) Bersifat terbuka dan jujur.

2) Selalu menyelesaikan konflik keluraga.

3) Berfikir positif.

4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami atau istri atau anak.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :

1) Legitimate power/authority

Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.

2) Referent power

Seseorang yang ditiru.

3) Reword power

Pendapat ahli.

4) Coercive power

Dipaksakan sesuai keinginan.

5) Informational power

Pengaruh melalui persuasi.

6) Affectif power

Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

d. Nilai nilai dalam keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :

a.Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif

dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program

kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang

tindih dan pengulangan.

c. Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur

untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan

keluarga.

e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,

hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan

perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka

dapat dipercaya.

f. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan

anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang

optimal.

g. Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

h. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.

i. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan sehat

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DAN NY.T

(DEWASA PERTENGAHAN)

A. INDENTITAS UMUM KELUARGA

1. INDENTITAS KEPALA KELUARGA

Nama: Tn. H

Umur: 60 tahun

Agama: islam

Suku: sunda

Pendidikan: SMA

Perkerjaan: Wiraswasta

Alamat: Jln. 28.Oktober Gg. karakterdes

No. Telpon: -

2. KOMPOSISI KELUARGA

No

Nama

L/P

Umur

Hub. Klg

Perkerjaan

Pendidikan

1

Tn. H

L

60

Suami

WIRASWASTA

SMA

2

Ny . T

P

56

Istri

GURU

S1

3

An. A

L

35

Anak

Perawat

S1

4

An. D

P

30

Anak

Perawat

S1

5

An. R

L

25

Anak

Dokter

S1

6

An. V

P

23

Anak

Dokter muda

S1

3. GENOGRAM

Tn. H 57 thn

Ny. T 52 thn

Tn. A 35 thn

An.V 23 thn

An. D 30 thn

An. R 25 thn

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien Laki-laki

: Klien Perempuan

: Hubungan perkawinan dan satu rumah

4. TYPE KELUARGA

a. Jenis Type Keluarga : keluarga The nuclear family

b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa sakit-sakitan dan merasa kesepian

5. SUKU BANGSA

a. Asal Suku Bangsa : Tn. H bersuku sunda dan Ny. T bersuku jawa. Mereka bisa menerima satu sama lain meskipun berbeda suku.

b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal hal yang bertentangan dengan budaya.

6.AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

Agama Tn. H adalah Islam, dan begitu pula dengan Ny.T. Tn. H dan Ny. T Mengatakan selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah kecuali jika Tn. H tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan Ny. T jika Ny. T pergi pengajian, mereka melakukan shalat sendiri-sendiri.

7.STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA

a.Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya Tn. H, yang berkerja sebagai wiraswasta pertanian.

b.Penghasilan : Tidak ada

c. Upaya lain : Rp. 2.000.000,00 Rp. 3.500.000

d.Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : rumah, mobil motor honda, kulkas, Tv, kursi, serta lemari-lemari.

e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan kebutuhan tiap bulan yang dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan sehari hari saja, kurang lebih Rp.1.500.000 perbulan.

8. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA

Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya hiburannya adalah anak dan cucunya. Tetapi kadang-kadang juga pergi jalan kerumah saudara lain dan teman.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1.Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam tahap perkembangan usia dewasa pertengahan, dan dan persiapan melepas anak terakhir untuk meninggalkan rumah.

2.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : memepertahankan kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya sakit.

3.Riwayat kesehatan keluarga inti

aRiwayat kesehatan keluarga saat ini :

Ny. T mengatakan pernah mengalami sakit usus buntu dan sekarang sudah dioperasi.

Tn. H mengatakan selama ini mengalami sesak napas, dan kadang -kadang sering kambuh.

b. Riwayat penyakit keturunan

Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang sama dengan mereka.

c. Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga

No

Nama

BB

Umur

Keadaan kesehatan

Imunisasi ( Bcg/polio

/DPT/HB/campak

Masalah kesehatan

Tindakan yang telah dilakukan

1

Tn. A

65 kg

60

- Tn. H biasanya kalau cuaca dingin asmanya kambuh dan hanya minum obat yang telah diresepkan dokter.

- Jika tidak minum obat juga klien mengatakan asmanya akan kambuh.

- Tn. H juga mengatakan bahwa matanya sudah mulai kabur, tidak bisa melihat barang dengan jarak yang jauh.

-

Gangguan pola nafas

Menembus obat yang telah direspkan dokter karena Tn. H mengatakan sudah ketergantungan obat.

2

Ny. T

65 kg

57

-Ny. T mengatakan bahwa dia pernah mengalami usus buntu dan sudah dioperasi.

-Klien mengatakan bahwa tekanan darahnya turun naik.

-Nyeri perut dan minum obat yang di beli diapotik

-Pusing

Melakukan operasi dirumah sakit negeri.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

a. Luas rumah : 9 x 15 meter

b. Type rumah : sederhana

c. Kepemilikan : pribadi

d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 6 buah kamar tidur, Ventilasi/jendela : Ada 20 ventilasi yang terdapat di dalam rumah

e. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 6 Kamar tidur.

f. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah

g. Sumber air minum : air resapan/sumur yang dimasak dan air galon

h. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi

i.Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100 meter

j.Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena kelurga mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping rumah.

k. Keadaan didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi.

l.Keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn. H juga bersih dan rapi terbukti tidak ada sampah yang berserakan, didalam rumah klien juga terdapat sumur kecil dan sudah disemen rapi.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

a. Kebiasaan : setiap minggu Ny. T melakukan pengajian dengan tetanga.

b. Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib lapor RT / RW

c. Budaya : didalam satu jalu klien semua suku ada dan kebanyakan orang jawa.

3.Mobilitas geografis keluarga :klien mengatakan dia hanya dirumah saja tetapi biasanya jika ingin pergi, keluarga berkunjung kerumah anak dan keluarganya.

4.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga mengatakan tiap bulan klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan pengajian dengan tetanga.

5. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam kesehatan, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling pengertian.

D. STRUKTUR KELUARGA

1.Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. T dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa indonesia.

2.Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. H dan Ny. T selalu memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang terbaik. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara dengan baik- baik.

3.Struktur peran ( peran masing-masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn. H sebagai kepala keluarga berkewajiban memimpin keluarga dan dibantu Ny. T.

4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama setiap hari dari sarapan sampai makan malam.

E. FUNGSI KELUARGA

1.Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak-anak mereka.

2.Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga besarnya mau pun kecil baik-baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.

3. Fungsi perawatan kesehatan

a.Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan pusing dan persiapan masa tuanya.

b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami : klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan antar suami isteri dan minum obat.

c.Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ke Rumah Sakit terdekat.

d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : klien mengatakan biasanya keluarga hanya makan teratur dan olahraga yaitu jalan pagi setiap hari minggu.

4. Fungsi reproduksi

a. Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi

b. Akseptor : tidak

5. Keterangan lain : Ny. T mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun yang lalu Ny.T tidak mengalami menstruasi lagi.

6. Fungsi ekonomi

Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi anak anaknya.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena dahulunya terasa ramai dirumah tetapi sekarang hanya tinggal berdua saja.

2. Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan keadaan suami karena tidak bisa putus obat.

3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan anak-anak juga.

4.Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak sudah menikah dan membangun rumah tangga sendiri.

5.Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.

G. KEADAAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi : biasanya Ny. T selalu masak, masakan kesukaan suaminya yaitu masakan bersantan dan bening.

Upaya lain : kadang-kadang juga klien mengatakan anaknya membawakan makan seperti sayur-sayuran dan lauk pauk.

H. HARAPAN KELUARGA

1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang didapatkan dimasakan lanjut usia.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang datang bisa berbagi pengetahuan.

F. PEMERIKSAAN FISIK

No

Pemeriksaan Fisik

Nama Anggota Keluarga

Tn. H

Ny. T

1

Keadaan Umum

BB

TB

65 kg

165 cm

52 kg

150 cm

2

Kepala :

Rambut

Mata

Hidung

Mulut

Telinga

Hitam tampak ubun disela-sela rambut dan agak ikal.

Konjungtiva merah muda, sclera pucat.penglihatan agak mulai menurun.

sinusitis (-),

polip (-), penciuman baik.

Mulut bersih, mukosa lembab, lidah bersih, gigi sudah rapuh.

Pendengaran baik.

Hitam sedikit uban, panjang dan ikal.

Konjungtiva merah muda, sclera pucat, dan penglihatan mulai menurun.

sinusitis (-),

polip (-), penciuman baik.

Mulut bersih, mukosa lembab, lidah bersih, gigi sudah rapuh

.

Pendengaran baik.

3

Leher

JVP

Kelenjar Tiroid

Tidak ada pembesaran vena jugularis.

Tidak ada pembengkakan.

Tidak ada pembesaran vena jugularis.

Tidak ada pembengkakan

4

Dada

Mamae

Inspeksi

Palpasi

Paru

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Jantung

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Tidak ada pembengkakan, simetris antara kiri dan kanan.

Tidak ada pembengkakan.

Saat bernafas menggunakan otot bantuan pernafasan.

Tidak simetris penurunan antara kiri dan kanan

Terdengar bunyi dalnes.

Bunyi nafas ronchi,

RR normal

Letak normal. Dan ukuran normal.

Ictus cordis normal yaitu ics 5 dan 6.

Irama teratur, suara tambahan tidak ada

TD : 140/90 mmHg

Tidak ada pembengkakan, simetris antara kiri dan kanan.

Tidak ada pembengkakan.

Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.

Tidak ada kelainan.

Tidak ada penimbunan cairan.

Bunyi nafas vesikuler, RR normal

Letak normal dan ukuran normal.

Ictus cordis normal yaitu ics 5 dan 6

Irama teratur, sura tambahan tidak ada

TD : 130/80 mmHg

5

Abdomen

Inspeksi

Palpasi

Auskultasi

Perkusi

Simetris, warna normal, asites (-)

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

Bising usus (+)

Organ pada abdomen normal

Simetris, warna normal, asites (-)

Ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

Bising usus (+)

Organ pada abdomen normal

6

Genetalia

-

-

7

Eksremitas atas dan bawah

Inspeksi

Perkusi

Berfungsi dengan baik

Reflek patella lemah.

Klien mengatakan kadang kadang klien mengatakan terasa lemah jika akan berjalan.

Berfungsi dengan baik

Klien mengatakan kadanga terasa lemah.

I. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

NO

DAFTAR MASALAH KESEHATAN

1

ANCAMAN :

Resiko kesepian

Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.

2

KURANG/TIDAK SEHAT :

Ganggauan pola nafas

3

DIFISIT

-

J. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS sKELUARGA DENGAN DIAGNOSA KEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN DIRI.

NO

KRITERIA

PENGKAJIAN

1

Mengenal Masalah

Keluarga belum bisa mengenal masalah.

klien mengatakan bahwa klien ingin mengatasi penyakit agar suami tidak tergantung dengan obat.

2

Mengambil Keputusan yang tepat

Klien belum bisa mengambil keputusan tetapi jika klien sakit anak datang dengan membawa obat.

3

Merawat anggota keluarga yang sakit ataupun punya masalah

Jika Tn. H sakit istri klien meminta bantuan atau pertolongan dengan tetangga.

4

Memodifikasi lingkungan

Klien masih belum bisa mengubah atau

memodifikasi lingkungan.

5

Memanfaatkan sarana kesehatan

Klien mengatakan sudah mengetahui pemanfaatan sarana kesehatan yang ada.

K. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN POLA NAFAS

NO

KRITERIA

PENGKAJIAN

1

Mengenal Masalah

Tn H, sudah mengenal masalah.

Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak bisa kalau tidak minum obat.

Klien juga mengatakan bahwa masalah ini dirasakan sejak 10 tahun yang lalu, waktu masuk rumah sakit, rontgen tidak ada masalah, cuma ada penyempitan saluran nafas.

Klien mengatakan sejak sakit dia sudah berhenti merokok.

2

Mengambil Keputusan yang tepat

Tn.H mengatakan bahwa dirinya tidak bisa putus minum obat sering lupa.

Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.

3

Merawat anggota keluarga yang sakit ataupun punya masalah

Ny. T selalu menemani Tn. H, jika sakit dan mengurut-urut dada Tn. H.

4

Memodifikasi lingkungan

Menciptakan lingkungan yang bersih karena Tn. H juga alergi terhadap debu.

5

Memanfaatkan sarana kesehatan

Jika sakit klien pergi ke Rumah Sakit dengan menggunakan ASKES.

L. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA DENGAN DIAGNOSA RESIKO KESEPIAN

NO

KRITERIA

PENGKAJIAN

1

Mengenal Masalah

keluarga sudah bisa mengenal masalah

Keluarga mengatakan biasanya merasa kesepian, keluarga mengatakan menelpon atau melihat foto foto anaknya.,

2

Mengambil Keputusan yang tepat

keluarga bermusyawarah untuk berkunjung kerumah anak cucu terdekat.

3

Merawat anggota keluarga yang sakit ataupun punya masalah

Klien mengatakan biasanya kesepian kita saling bercerita.

4

Memodifikasi lingkungan

Keluarga kadang kadang merasa kesiapan karena hanya diam berdua saja dirumah.

Keluarga memasang foto anak- anak dan cucunya diruangan tamu dan kamarnya.

5

Memanfaatkan sarana kesehatan

-

M. DAFTAR MASALAH

NO

DATA

PROBLEM

ETIOLOGI

1.

Ds :

Keluarga mengatakan bahwa dirinya kurang bisa dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

Do:

Keluarga tampak binggung ketika ditanya.

Kurang pengetahuan

Keefektifan Manajemen Kesehatan Diri.

2.

Ds :

Klien mengatakan bahwa biasanya kalau kehabisan obat klien merasakan sesak dan ketika terkena debu juga.

Do :

Klien tampak terenggah-terenggah

.

Kurang mengenal masalah

Gangguan pola nafas

3.

Ds :

Klien mengatakan merasa kesepian sejak ditinggalkan oleh anak-anaknya.

Do:

Klien tampak sedih ketika dikaji.

Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan

Resiko kesepian

N. SKORING

1. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan

KRITERIA

SKOR

BOBOT

Pembenaran

SIFAT MASALAH

o Tidak sehat

o Ancaman kesehatan

o Krisis atau keadaan sejahtera

3

2

1

2/3

Sifat masalah ini termasuk ancaman karena jika tidak diberi pengetahuan keluarga tidak tahu dan tetap minum obat tiap hari dan kita tahu efek yang terjadi akibat terlalu banyak minum obat streroid.

KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH

o Dengan Mudah

o Hanya Sebagian

o Tidak dapat

2

1

0

1

Masalah tersebut mungkin hanya sebagian dapat diubah karena melihat kondisi keluarga yang ketergantungan dengan obat.

PONTISIAL MASALAH DAPAT DICEGAH

o Tinggi

o Cukup

o Rendah

3

2

1

1

Potensial masalah dapat dicegah cukup, karena keluarga mengatakan bahwa keluarga ingin sembuh dari sakit.

MENONJOLNYA MASALAH

o Masalah berat, harus segera ditangani

o Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani

o Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Masalah ini merupakan masalah berat, sehingga harus ditangi, sehingga keluarga tidak terlalu ketergantungan dengan obat.

2/3 + 1/2+ 2/3+1 =2 1/3

2. Gangguan pola nafas b.d kurang mengenal masalah

KRITERIA

SKOR

BOBOT

Pembenaran

SIFAT MASALAH

o Tidak sehat

o Ancaman kesehatan

o Krisis atau keadaan sejahtera

3

2

1

1

Sifat masalah ini sudah tidak sehat karena melihat kondisi klien.

KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH

o Dengan Mudah

o Hanya Sebagian

o Tidak dapat

2

1

0

2

Kemungkinan masalah dapat diubah hanya sebagian karena masalah ini sudah terlalu berat.

PONTISIAL MASALAH DAPAT DICEGAH

o Tinggi

o Cukup

o Rendah

3

2

1

1

Potensial masalah dapat dicegah cukup, karena kemungkinan hanya tergantung kondisi klin

MENONJOLNYA MASALAH

o Masalah berat, harus segera ditangani

o Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani

o Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Masalah ini berat dan harus segera ditangani, karena agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih berat.

1+1+2/3+1 =3 2/3

3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan

KRITERIA

SKOR

BOBOT

Pembenaran

SIFAT MASALAH

o Tidak sehat

o Ancaman kesehatan

o Krisis atau keadaan sejahtera

3

2

1

1

Sifat masalah ini merupakan krisis karena kelurga masih bisa mengatasi masalah tersebut.

KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH

o Dengan Mudah

o Hanya Sebagian

o Tidak dapat

2

1

0

2

Karena menurut pengkajian yang kami lakukan keluarga mengatakan bahwa mungkin memang waktunya kami hidup berdua lagi.

PONTISIAL MASALAH DAPAT DICEGAH

o Tinggi

o Cukup

o Rendah

3

2

1

1

Karena tindakan masalah yang dihadapi keluarga wajar, mungkin beradaptasi dengan keadaan.

MENONJOLNYA MASALAH

o Masalah berat, harus segera ditangani

o Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani

o Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Masalah ini tidak perlu ditangani karena klien baru merasakan hal tersebut.

2/3 +2+2/3+1/2 = 3 5/6s

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS

1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masaqlah

2. Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan

3.Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan

C. RENCANA KEPERAWATAN

No

Dx keperawatan

Intervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

Tindakan keperawatan

Rasional

1.

Gangguan Pola Nafas b.d kurang mengenal masalah

Gangguan yang terjadi berkurang kurun waktunya setelah dilakukan tindakan selama 1 X 30 menit.

Dengan KH :

1. klien dapat melakukan apa yang telah disarankan.

2. klien mengerti, olaharaga yang baik untuk dia.

1. mengecek atau mengkaji keadaan umum klien.

2. melakukan PENKES berhubungan dengan penyakit klien.

3. ajarkan klien hal hal yang tepat untuk klien.

4. minta klien untuk memeriksaa diri kerumah sakit.

1. untuk mengetahui keadsaan umum klien.

2. untuk memberi wawasan kepada klien dan kelurga tentang kondisi atau keadaan klien.

3. agar klien dapat melakukan hal hal yang tepat bagi kesehatan diurinya.

4. untuk mengetahui kondisi klien.

2.

Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan

Klien mengerti setelah dilakukan tindakan selama 3 X 45 menit.

Dengan KH:

1. klien mengatakan bahwa sudah mengerti dengan hal hal yang harus dilakukan

2. klien mengerti hal hal yang harus dihindari

1. mengkaji kemampuan klien.

2. melakukan penkes kesehatan.

3. ajarkan klien cara manejemen diri.

4. evaluasi kemampuam klien.

1. untuk mengetahui kemampuan klien

2. agar klien memahami manejemen diri yang tepat.

3. agar klien makin mengerti dengan hal hal yang harus dilakukan dan dihindari.

4. agar untuk memahami kemampuan klien.

3.

Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan

Kesepian tidak terlalalu larut setelah dilakukan tindakan selama 3 X 45 menit.

Dengan KH :

1. Klien mengatakan tidak terlalu sepi lagi.

2. keluarga mengatakan bahwa dirinya sudah mengerti tugas perkembangannya.

1. kaji faktor penyebab keluarga merasa kesepian.

2. beri informasi kepada keluarga tentang tugas perkembangan.

3. ajarkan klien cara cara mengatasi kesepian.

4. ajak pasien untuk mengevaluasi kembali.

1. untuk memastikan faktor penyebab kesepian.

2. agar klien makin memahami tentang tugas perkembangan.

3. agar klien mampu mengatasi kesepian secara wajar.

4. untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesepian.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1.Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2.Jakarta : EGC

Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media

M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC