12
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI 1. Pengertian Beberapa ahli psikiatri mengemukakan pengertian tentang bunuh diri adalah : a. bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sndiri dan dengan sengaja dilakuan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat. (W.F. Maramis, 1992) b. Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan (budi anna keliat, 2006). 2. Psikodinamika a. Etology bunuh diri yang digolongkan aras berbagai unsure : Penyebab bunuh diri pada anak Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga yang kacau, perasaan yang tidak disayang atau selalu dikritik, gagal sekolah, takut atau di hina di sekolah, kehilangan orang yang dicintai, dihukum orang lain. Penyebab bunuh diri pada remaja Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, sulit untuk mempertahankan hubungan 1

Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CFHG

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

1. Pengertian

Beberapa ahli psikiatri mengemukakan pengertian tentang bunuh diri adalah :

a. bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan

dirinya sndiri dan dengan sengaja dilakuan oleh seseorang yang tahu

akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat. (W.F. Maramis,

1992)

b. Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk mengakhiri

kehidupan (budi anna keliat, 2006).

2. Psikodinamika

a. Etology bunuh diri yang digolongkan aras berbagai unsure :

Penyebab bunuh diri pada anak

Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga yang

kacau, perasaan yang tidak disayang atau selalu dikritik, gagal

sekolah, takut atau di hina di sekolah, kehilangan orang yang dicintai,

dihukum orang lain.

Penyebab bunuh diri pada remaja

Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, sulit untuk

mempertahankan hubungan interpersonal, pelarian dari penganiayaan

fisik atay pemerkosaan, perasaan tidak dimengeri orang lain,

kehilangan orang yang dicintai, keadaan fisik, masalah dengan orang

tua. Masalah seksual, defresi.

Penyebab bunuh diri pada mahasiswa

Self ideal yang terlalu tinggi, cemas akan tugas akademik, yang

banyak kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan

kasih sayang orang tua, kompetisi untuk sukses.

Penyebab bunuh diri pada usia lanjut

Perubahan status dari mandiri ketergantungan, penyakit yang

menurunkan kemampuam berfungsi, perasaan tidak berarti pada

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

masyarakat, kesepian dan isolasi social, kehilangan ganda (seperti

pekerjaan kesehatan pasangan), sumber hidup berkurang.

b. Factor determinan

Kebudayaan

Kebudayaan mempengaruhi niat dan tekad seseorng individu untuk

mempengaruhi hidupnya dan merupakan factor penting yang

mempengaruhi hal bunuh diri disamping kedudukan social ekonomi

dan situasi eksterm yang merugikan.

Jenis kelamin

Angka bunuh diri pada wanita lebih besar daripada pria, disemua

Negara disepanjang masa. Perbandingan tertinggi didapatkan di rhode

island dan new York, yaiti 3:1, angka perbandingan terendah didapati

di Austria 1;3;1

Umur

Angka bunuh diri meningkat dengan bertambahnya umur, kurvanya

ini naik sampai umur 60 tahun kemudian menurun lagi. Anak-anak di

bawah umur 15 tahun jarang sekali melakukan bunuh diri. Jadi angka

bunuh diri berbanding lurus dengan peningkatan umur, tetapi

beberapa penulis menemukan angka yang meningkat pada usia muda

yaitu antara 15-30 tahun.

Status social

Di inggris, amerika, Denmark dan italia, angka bunuh diri tertinggi

terdapat status social tinggi, misalnya doktrer, dokter gigi dan ahli

hokum. Menurut Henderson, 1 dari 50 dokter di inggris melakukan

melakukan bunuh dengan overdosis, pad umumnya mereka berumur

kurang dari 50 tahun dan banyak yang menderita keterganyungan

obat dan alcohol.

Status perkawinan

Frekuensi bunuh diri lebih kecil pada mereka yang sudah menikah,

terutama pada mereka yang sudah punya anak, dibandingan pada

mereka yang belum berkeluarga, janda tau yang cerai.

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

Gangguan jiwa

Dibagian psikiatri Dr. soetomo Surabaya dalam periode 1965-1968

ditemukan 38 kasus bunuh diri terbagi dalam 6 ancaman bunuh diri,

dan 32 percobaan bunuh diri.

c. Rentang respon berhubungan dengan bunuh diri

Rentang sehat sakit dapat dipakai untuk mengabarkan respon adaptik

sampai respon maladaptive pada bunuh diri.

Gambar : rentang menghargai-merusak diri (stuart dan sundeen, 1987,

hlm 484)

Dalam kehidupan , individu selalu mengalami masalah atau stessor.

Respon individu terhadap stressor tergantung terhadap kemampuan

masalah yang dimiliki serta tingkat stress yang dialami. Individu yang

sehat senantiasa berespon secara adaptif dan jika gagal ia berespon

secara maladaptive dengan menggunakan kopingn bunuh diri.

d. Mekanisme koping

Mekanisme koping adalah segala usah yang diarahkan untuk

menanggulangi stess.usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan meliputi

usaha pemecahan masalahlangsung. Dari sudut kedokteran dapat

dikemukakan bahwa setidak-tidaknya orang yang hendak melakukan

bunuh diri egoistrik atau anomik berada dalam keadaan patologis.

Mereka semua sedang mengalami gangguan fungsi mental yang

bervariasi dari yang ringan sampai yang berat karena itu perlu ditolong.

Pemecahaan bunuh diri altruistic boleh dikatakan tidak mungkinkecuali

bila kebudayaan dan norma-norma masyarakat diubah.

e. Penatalaksanaan

Semua kasus percobaan bunuh diri harus mendapat perhatian sungguh-

sungguh. Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau di

3

Respon Maladaptive Bunuh Diri

Respon Adaptif Menghargai Diri

Berani Mengambil Risiko Dalam

Mengembangkan Diri

Merusak Diri Sendiri Secara

Langsung

Page 4: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

kamar pertolongan darurat di rumah sakit, di bagian penyakit dalam atau

bagian bedah. Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka atau keadaan

keracunan, kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu

tindakan medis. Penentuan keperawatan tidak bergantung pada factor

social, tetapi berhubungan erat dengan kreteria yang mencerminkan

besarnya kemungkinan bunuh diri.

Bila keadan keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka dapat

dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak ada hubungan beratnya gangguan

badaniah dengan gangguan psikologis. Penting sekali dalam

pengobatannya untuk menangani juga gangguan mentalnya. Untuk pasien

dengan defresi dapat diberikan terapi elektro konfulsi, obat-obat terutama

berupa anti defresan dan psikoterapi.

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BUNUH DIRI

I. MASALAH UTAMA

Perilaku bunuh diri.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja

untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati

sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak

adaptif akibat dari gangguan konsep diri: harga diri rendah.

Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri

adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup.

Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal

untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri

pada diri sendiri.

III. A. POHON MASALAH

Akibat

Core problem

Penyebab

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Perilaku bunuh diri

a. DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati

saja, tak ada gunanya hidup.

b. DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri,

pernah mencoba bunuh diri.

5

Resiko Mencederai Diri

Perilaku Bunuh Diri (Suicide)

Koping Maladaptif

Page 6: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

2. Koping maladaptif

a. DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya,

tidak bahagia, tak ada harapan.

b. DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak

dapat mengontrol impuls.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan perilaku bunuh diri (suicide).

2. Perilaku bunuh diri (suicide) berhubungan dengan koping maladaptif.

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.

b. Tujuan khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1.1 Perkenalkan diri dengan klien

1.2 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.

1.3 Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.

1.4 Bersifat hangat dan bersahabat.

1.5 Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

2.1 Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan (pisau,

silet, gunting, tali, kaca, dan lain-lain).

2.2 Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh

perawat.

2.3 Awasi klien secara ketat setiap saat.

3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya

Tindakan:

3.1 Dengarkan keluhan yang dirasakan.

3.2 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan,

ketakutan dan keputusasaan.

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

3.3 Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana

harapannya.

3.4 Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan,

kematian, dan lain-lain.

3.5 Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan

keinginan untuk hidup.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

4.1 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi

keputusasaannya.

4.2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.

4.3 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan

antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:

5.1 Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang

menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku

favorit, menulis surat dll.).

5.2 Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayang,

dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan

tentang kegagalan dalam kesehatan.

5.3 Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang

mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah

mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut

dengan koping yang efektif.

6. Klien dapat menggunakan dukungan sosial

Tindakan:

6.1 Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu

(orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok

pendukung, agama yang dianut).

6.2 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,

aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Klien Bunuh Diri

6.3 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka

agama).

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan:

7.1 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek

samping minum obat).

7.2 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien,

obat, dosis, cara, waktu).

7.3 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.

7.4 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

8