Asuhan Keperawatan Klien dengan Ansietas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan pada klien dengan ansietas. Materi kuliah Keperawatan. S1 KEPERAWATAN

Citation preview

  • Disampaikan oOleh :

    Ns. Sri Supami, SPd,SKep,MKes

  • ANSIETASKeadaan dari kombinasi kompleks berkaitan dengan perasaan ketakutan, sering disertai oleh sensasi fisik seperti jantung berdebar, napas pendek atau nyeri dada (Keliat, BA, 2006)

    Ketakutan yang bersifat lama dan samar dan berkaitan dengan perasaan yang tidak menentu dan ketidakberdayaan, suatu emosi tanpa objek spesifik secara subyektif dialami oleh individu, dan dikomunikasikan secara interpersonal sebagai akibat suatu ancaman pada keberadaan, harga diri atau identitas seseorang (Stuart & Laraia, 2005)

  • FAKTOR PREDISPOSISIPsikoanalitik (Freud):Primer tingkat ketegangan dihasilkan penyebab eksternalTerjadi pada masa infant (trauma lahir atau stimulus tiba-tiba) ansietas di kehidupan selanjutnyaSubsekuen konflik emosional antara dua elemen personalitas id dan superego. InterpersonalSullivan mengatakan ansietas muncul di kehidupan selanjutnya jika seseorang berpandangan ia tidak berharga atau akan kehilangan orang yang bermakna

  • Perilaku frustasi yang disebabkan sesuatu yang mengganggu pencapaian tujuan ketakutan yang intense pada masa kecil cenderung lebih mudah cemas setelahnya konflik yang terjadi jika seseorang mengalami dua tujuan yang sama kuatnya dan harus memilih4 jenis konflik:approach-approach: mengejar dua keinginan yang sama tapi tujuan tidak samaapproach-avoidance: mengejar keinginan dan menghindarinyaavoidance-avoidance: memilih dua tujuan yang sama-sama tidak diinginkandouble approach-avoidance: melihat aspek yang diharapkan dan tidak diharapkan dari kedua-duanya.

  • Faktor keluargaFactor keturunan dalam keluarga dan merupakan perilaku early learning di mana anak mengadopsi perilaku orang tua atau dewasa dalam keluarga yang mengalami ansietas.

  • BiologisSistem GABA neurotransmitter inhibitor di postsinaptik reseptor GABA di Amigdala dan hipokampus (system limbic) pusat emosi (amuk, rangsangan, dan ketakutan) dan memori. GABA ansietas Sistem norepinefrinmediasi respons fight or flightSistem serotoninDisregulasi serotonin hipersensitif

  • STRESOR PRESIPITASI

    Ancaman integritas fisikKetidakmampuan fisiologis atau penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hariExternal sources infeksi virus dan bakteri polusi, perumahan, makanan, pakaian tidak adekuat, cedera traumaticInternal sources kegagalan mekanisme fisiologis: gangguan jantung, system imun, regulasi suhu. Nyeri indikasi awal ancaman fisik

  • Ancaman terhadap konsep diriAncaman pada identitas, harga diri dan integritas social seseorang.External sources kematian, perceraian, pindah rumah, phkInternal sources kesulitan interpersonal dalam melakukan peran baru.

  • PENILAIAN STRESOR

    Pengalaman belajar menentukan berat, lama dan sifat situasi yang menyebabkan ansietasKetidakmampuan kronik respons ansietas Fungsi kognitif focus individu pada reaksi ansietas, akan lebih mencetus ansietas jika intelegen dan introspektif

  • SUMBER KOPING

    Aset ekonomiKeberadaan sumber-sumber ekonomi untuk menyelesaikan suatu konflikKemampuan problem solvingLearning experience kemampuan menyelesaikan masalah saat iniDukungan social budayaPosisi cultural menentukan kemampuan kopingKeyakinan positif

  • Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang didasari dan berorientasi pada tindakan yang memenuhi tuntutan situasi stress yang realistis.Perilaku menyerang digunakan untuk menghilangkan atau mengatasi hambatan penumbuhan kebuhutuhan.Perilaku menarik diri digunakan untuk menjauhkan diri dari sumber ancaman, baik secara fisik maupun psikologisPerilaku kopromi digunakan untuk mengubah cara atau mengorbankan aspek kebutuhan personal

  • MEKANISME KOPINGMekanisme Pertahanan Ego KompensasiProses individu dengan citra diri yang kurang, berupaya menggantinya dengan menonjolkan kelebihan lain yang dianggapnya sebagai aset.PenyangkalanMenghindari relitas yang tidak menyenangkan dengan mengabaikan/menolak untuk mengakuinya.Pengalihan (displacement)Mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda/orang yang biasanya netral/tidak membahayakan.

  • Disosiasipemisahan setiap kelompok proses perilaku/mental dari sisa kesadaran/identitas.IdentifikasiProses individu mencoba untuk menjadi seseorang yang dikaguminya dengan menirukan pikiran, perilaku atau kesukaannya.IntelektualisasiPenggunaan alasan atau logika yang berlebihan untuk menghindari perasaan-perasaan mengganggu yang dialami.

  • IntroyeksiTipe identifikasi yang intens yang dialaminya, individu menyatukan kualitas/nilai-nilai orang lain/kelompok ke dalam struktur egonya sendiri.IsolasiMemisahkan komponen emosional dari pikiran, yang dapat bersifat sementara atau jangka panjang.ProyeksiMengaitkan pikiran atau impuls diri, terutama keinginan perasaan emosional, motivasi yang tidak dapat ditoleransi kepada orang lain.

  • RasionalisasiMemberikan penjelasan yang diterima secara sosial/tampak masuk akal untuk membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.Formasi reaksipembentukan sikap dan pola perilaku yang disadari, yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya dirasakan/ingin dilakukan individu.Regresi Kemunduran karakteristik perilaku dari tahap perkembangan yang lebih awal akibat stress

  • Represipengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls, atau memori yang menyakitkan/bertentangan dari kesadaran, pertahanan ego primer, yang cenderung memperkuat mekanisme pertahanan lainnya.Splittingmemandang orang atau situasi sebagai semuanya baik atau semuanya buruk ; gagal untuk mengintegrasikan kualitas positif dan negative diri.SublimasiPenerimaan tujuan pengganti yang diterima secara sosial karena dorongan yang merupakan saluran normal ekspresi terhambat.

  • SupresiProses yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan, tetapi sebenarnya merupakan analogi represi yang disadari ; pengesampingan yang disengaja tentang suatu topik dari kesadaran.Undoing Tindakan atau komunikasi yang sebagian meniadakan yang sudah ada sebelumnya, merupakan mekanisme pertahanan premitif.

    (Nanda, 2001)

  • (Gail W Stuart, 2006)

    RENTANG RESPONSAdaptif maladaptive

    Antisipasi Berat Sedang Ringan Panik

  • TINGKAT ANSIETAS (Gail W Stuart, 2006)Ansietas ringan sadar dan pandangan persepsi luas, melihat, mendengar dan menguasai lebih cepat motivasi pembelajaran, perkembangan dan kreativitasAnsietas sedang focus pada masalah yang dihadapi, penyempitan pandangan persepsi, melihat, mendengar tapi lama mengendalikan, biasanya blok tapi dapat diarahkanAnsietas berat pandangan persepsi signifikan, focus pada detail masalah, tidak berpikir apapun, perlu diarahkan untuk focus pada orang lainPanik terpana, takut dan merasakan terror, tidak mampu berbuat apapun meskipun diarahkan, diorganisasi dan mengancam hidup, aktivitas motorik menurun, distorsi kematian

  • DIAGNOSA MEDISF.40.1 Gangguan Ansietas MenyeluruhFARMAKOTERAPIAntiansietas: BenzodiazepinIndikasi:menurunkan ansietas dan insomniainsomnia jangka pendek putus alcohol akut, kejang, tetanus, anestesiBentuk: Oral, injeksi (IM, IV)Level puncak: -6 jamJenis: Alprazolam, klordiazepoksid, klonazepam, klorazepat, diazepam, estazolam, lorazepam, triazolam

  • Efek merugikan: Sedasi, pusing, mengantuk, konfusi, ataksiaGejala putus zat (4-6 minggu):Ansietas, gejala seperti flu, gelisah, insomnia, iritabel, tegang/kram, anoreksia, konfusi, depersonalisasi, halusinasi

  • PENGKAJIANPerilakuRespons fisiologis Predominansi reaksi simpatetik SS otonom mekanisme fight or flight (sel medulla adrenal) sindrom adaptasi umumAncaman stimulus melalui saraf simpatetik system saraf otonom kelenjar adrenalmelepas epinefrinKV: palpitasi, berdebar-debar, TD R: napas cepat, napas dangkal & pendek, sesak, tenggorokan tersumbat, sensasi tersedak, terengah-engah

  • GI: hilang selera makan, ketidaknyamanan abdomen NM: refleks meningkat, reaksi kaget, kedutan kelopak mata, insomnia, tremor, rigiditas, resah, mondar-mandir, muka tegang, lemas, kaki goyah, pergerakan kikukIntegumen: muka merah, berkeringat di tempat tertentu (mis., telapak tangan)

    Predominansi reaksi parasimpatetik SS otonomAncaman stimulus melalui saraf parasimpatetik konservasi parasimpatetik KV: pingsan, TD , nadi GI: nyeri abdomen, nausea, nyeri ulu hati, diareTU: keinginan miksi, miksi sering

  • Respons perilakuGelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi kaget, sangat waspada, bicara cepat, kurang koordinasi, kecenderungan celaka, menarik diri dari hubungan interpersonal, segan, lari dari masalah, menghindar, hiperventilasi

  • Respons kognitifKerusakan perhatian, konsentrasi buruk, pelupa, kesalahan menilai, preokupasi, blok dalam berpikir, penurunan pandangan persepsi, penurunan kreativitas, produktivitas hilang, konfusi, tidak sadar pada diri sendiri, hilang objektivitas, ketakutan kehilangan kendali, bayangan visual menakutkan, takut cedera atau mati, muncul ingatan masa lalu, mimpi buruk

    Respons afektifGugup, tidak sabar, kekhawatiran, tegang, takut, frustasi, tidak berdaya, waspada, terror, mati rasa, rasa bersalah, malu

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN

    AnsietasKoping individu inefektifKetakutan

  • PERENCANAAN

    Tujuan: Ansietas menurun/minimalKlien mendemonstrasikan perilaku adaptif dalam menghadapi stress

  • Intervensi

    Ansietas berat/panicBina hubungan saling percayaMendengar aktifTunjukkan penerimaan pada klien tanpa syaratJawab setiap pertanyaan klien secara langsungDorong klien untuk mau mendiskusikan perasaan ansietas, permusuhan, rasa bersalah, dan frustasi Selalu berada di sekitar klien dan menghargai ruang personal klien

  • sadari cemas diri sendirihindari perasaan tidak empatik, tidak sabar, frustasihindari ansietas resiprokal dengan menyadari ansietas, menerimanya dan eksplorasi penyebabnya

    lindungi klien dari mekanisme kopingnyadampingi klien untuk mengenali batas ansietas yang dapat ditanganinyaJika klien tidak sadar, perawat tidak memaksa, tidak membantah, tidak menghalangi koping ansietasnya dalam batas tidak membahayakan diri.

  • modifikasi lingkungansediakan lingkungan yang tenang, aman dan sedikit stimulasibatasi interaksi klien dengan klien lain untuk menurunkan penularan ansietaslakukan tindakan fisik suportif seperti mandi air hangat, masase, dll untuk menurunkan ansietasnya.

    anjurkan dan dorong klien untuk beraktivitasanjurkan klien beraktivitas fisik sesuai peminatan untuk membatasi mekanisme koping yang destruktifanjurkan klien berolahraga untuk menyalurkan emosinyalibatkan keluarga dalam rencana aktivitas

  • Ansietas sedangberikan pendidikan kesehatanidentifikasi kebutuhan penkes: faktor predisposisi, stresor presipitasi, sumber koping, respons adaptif dan maladaptifberitahu klien bahwa respons cemasnya adalah respons normal tubuh yang dapat terjadi pada siapa saja dengan bentuk yang berbedaeksplorasi alternatif koping lain yang lebih adaptif

  • Bantu klien mengenal cemasnyaidentifikasi perilaku ansietas dan kaitkan dengan perasaan ansietasnyajadilah pendengar yang baik, berikan klien waktu yang adekuat untuk berespons gunakan pertanyaan terbuka dan bergerak dari topik yang tidak mengancam pada masalah utama konflik yang dihadapijika ansietas mulai meningkat dengan cepat, lakukan refokus diskusi pada topik lainjika klien sudah menganal ansietasnya, bantu menggambarkan situasi dan interaksi serta koping masa lalu yang efektif untuk dicoba penggunaannya

  • Bantu menghadapi ancaman bantu klien menghadapi ancaman dengan cara kognitif dan perilaku dengan strategi penurunan cemas, restruktur kognitif, belajar perilaku baruBantu klien meningkatkan relaksasirelaksasi otot, meditasi, desensitisasi sistematik, individu atau kelompok kecil

  • EVALUASI

    Klien dapat menurunkan respons cemas maladaptifKlien belajar dan menggunakan cara koping adaptif baru untuk mengatasi cemasKlien dapat melakukan penyelesaian konflik yang menimbulkan cemas dengan cara konstruktif.

  • *****************************