81
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R DENGAN KANKER KOLOREKTAL DI LANTAI 5 BEDAH RSPAD GATOT SOEBROTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS MANGGARSARI, S. Kep 0806334054 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JULI 2013 Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R

DENGAN KANKER KOLOREKTAL DI LANTAI 5 BEDAH

RSPAD GATOT SOEBROTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

MANGGARSARI, S. Kep

0806334054

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JULI 2013

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R

DENGAN KANKER KOLOREKTAL DI LANTAI 5 BEDAH

RSPAD GATOT SOEBROTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

MANGGARSARI, S. Kep

0806334054

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JULI 2013

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah akhir ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah peneliti nyatakan dengan benar.

Nama : Manggarsari

NPM : 0806334054

Tanda Tangan :

Tanggal : 5 Juli 2013

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan penelitian ini diajukan oleh :

Nama : Manggarsari

NPM : 0806334054

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan Kolostomi pada Ny. R dengan

Kanker Kolorektal di Lantai 5 Bedah RSPAD Gatot

Soebroto

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners Sarjana Ilmu

Keperawatan pada Program Studi Profesi, Fakultas Ilmu Keperawatan,

Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Masfuri, S.Kp., MN ( )

Penguji : Ns. Merri Silaban, S. Kep ( )

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 5 Juli 2013

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Karya Ilmiah Akhir Ners yang

berjudul Asuhan Keperawatan Kolostomi pada Ny. R dengan Kanker Kolorektal

di Lantai 5 Bedah RSPAD Gatot Soebroto ini dapat saya selesaikan. Penulisan ini

dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir Mata Ajar Karya Ilmiah Akhir

Ners Program Profesi Ners di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Saya menyadari bahwa terdapat banyak hambatan dan kesulitan yang dialami

selama proses pembuatan Karya Ilmiah Akhir Ners ini, namun dengan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan laporan ilmiah akhir ini

dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Riri Maria S.Kp., MANP selaku koordinator mata ajar Karya Ilmiah

Akhir Ners

2. Bapak Masfuri S.Kp., MN selaku pembimbing dalam mata ajar KKMP

Peminatan KMB serta penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners yang senantiasa

memberikan bimbingan, masukan, motivasi serta membantu saya dalam

menelaah permasalahan terkait kasus yang dikelola, memberikan arahan

dalam menentukan evidence based practice yang tepat dan sesuai, dan

segala hal lain yang terjadi dalam proses penyusunan karya ilmiah ini

berlangsung;

3. Ibu Ns. Merri Silaban S.Kep selaku kepala ruangan lantai 5 Bedah RSPAD

Gatot Soebroto, beserta kakak-kakak perawat yang telah banyak

membimbing dan memberikan suatu lingkungan pembelajaran yang baik

kepada saya dan kelompok selama praktik di lantai 5 Bedah;

4. Bapak dan Ibu saya, kedua kakak kandung, kakak ipar dan keponakan

kecil saya, serta adik asuh saya yang telah tiada, yang telah memberikan

dukungan baik secara materi maupun motivasi serta mendoakan demi

kelancaran penyelesaian penelitian ini;

5. Teman-teman kelompok peminatan bedah, di lantai 5 bedah RSPAD Gatot

Soebroto yang selama kurang lebih sembilan minggu bersama-sama

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

v

berbagi ilmu, wawasan, kebahagiaan, keceriaan serta kebingungan dalam

kelompok;

6. Sahabat ‘teman begitu dekat’ yang tetap memberikan support besar

meskipun tak berbentuk, yang masing-masing juga berjibaku dalam

menyelesaikan tulisannya sesuai peminatan masing-masing;

7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun sangat

membantu kelancaran proses pelaksanaan penelitian ini.

Saya berharap semoga Allah SWT berkenan memberikan segala

rahmatnya kepada seluruh pihak yang telah mambantu dalam proses

penyusunan skripsi ini. Saya pun meminta maaf atas segala kekurangan

yang ada, baik dalam diri saya, ataupun pada laporan penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

ilmu.

Depok, 5 Juli 2013

Peneliti

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Manggarsari

NPM : 0806334054

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis karya : Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N)

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Asuhan Keperawatan Kolostomi pada Ny. R dengan Kanker Kolorektal di

Lantai 5 Bedah RSPAD Gatot Soebroto”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 5 Juli 2013

Yang menyatakan

(Manggarsari)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Manggarsari

Program studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Kolostomi pada Ny. R dengan Kanker

Kolorektal di Lantai 5 Bedah RSPAD Gatot Soebroto

Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada kanker

kolorektal yang dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien.

Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diketahui dan

diperhatikan perawat dalam melakukan perawatan kolostomi. Hasil yang

didapatkan dari penulisan berdasarkan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien

kolostomi Ny. R menunjukkan bahwa perawatan pasien dengan kolostomi yang

perlu diperhatikan meliputi cara dan waktu mengganti kantong kolostomi,

membersihkan stoma dan kulit peristomal, memantau kondisi stoma, dan

melakukan irigasi kolostomi. Hal lain yang juga perlu dilakukan ialah

memberikan edukasi terkait diet yang dibutuhkan pasien yang memiliki stoma,

serta kebutuhan aktivitas pasien.

Kata kunci: kanker kolorektal, kolostomi, perawatan

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

viii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Manggarsari

Study Program: Nursing

Title : Nursing Care of Colostomy for Mrs. R with Colorectal Cancer

Case in Surgical Ward 5th Floor RSPAD Gatot Soebroto

Colostomy is one of the surgical procedures that can be done in colorectal cancer

patient, which can cause complication and changing in self concept. This paper

was made to identify things that must be concerned by nurse in caring colostomy

patient. Based on the application to a patient, Mrs. R, the result indicated that

when caring colostomy patient, it is important to know well and concern about

how and when to change colostomy pouch, clean stoma and peristomal skin,

observing stoma, and doing colostomy irrigation. Educating what kind of dietary

management and their activity need are also important to be done by patient with

stoma.

Keywords: caring, colostomy, colorectal cancer

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR SKEMA ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3

1.3 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN TEORI ............................................................................... 5

2.1 Kanker Kolorektal pada Masyarakat Perkotaan ....................................... 5

2.2 Kanker Kolorektal .................................................................................... 6

2.2.1 Definisi ............................................................................................ 6

2.2.2 Etiologi dan Faktor Resiko ............................................................... 7

2.2.3 Patofisiologi ..................................................................................... 8

2.2.4 Pemeriksaan dan Diagnosis ............................................................. 11

2.2.5 Penatalaksanaan .............................................................................. 13

2.3 Kolostomi ................................................................................................ 14

2.3.1 Definisi ........................................................................................... 14

2.3.2 Jenis ................................................................................................ 15

2.3.3 Masalah Kesehatan yang Terjadi akibat Kolostomi ......................... 17

2.3.4 Komplikasi Stoma ........................................................................... 19

2.3.5 Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kolostomi .............................. 23

BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA .......................................... 31

3.1 Pengkajian Keperawatan .......................................................................... 31

3.1.1 Informasi Umum ............................................................................. 31

3.1.2 Anamnesa ....................................................................................... 14

3.1.3 Pengkajian dengan Pendekatan Sistem Tubuh ................................. 14

3.2 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 35

3.3 Daftar Terapi Medis ................................................................................. 36

3.4 Analisa Data ............................................................................................. 37

3.5 Rencana Asuhan Keperawatan ................................................................. 39

3.6 Implementasi Keperawatan ...................................................................... 43

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

x Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA MASALAH ........................................................................... 46

4.1 Profil Lahan Praktik ................................................................................. 46

4.2 Analisa terkait Keperawatan Kesehatan Masalah Perkotaan ..................... 47

4.3 Analisa Asuhan Keperawatan pada Pasien Kolostomi dengan Kanker

Kolorektal ................................................................................................ 48

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................... 53

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 53

5.2 Saran ........................................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

xi Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Loop Colostomy ................................................................................ 15

Gambar 2.2 End Colostomy ................................................................................. 16

Gambar 2.3 End Colostomy dan Fistula Mukus .................................................... 16

Gambar 2.4 Allergic Contact Dermatitis .............................................................. 17

Gambar 2.5 Infeksi Candida albicans .................................................................. 18

Gambar 2.6 Retraksi Stoma ................................................................................. 20

Gambar 2.7 Hernia Peristomal ............................................................................. 21

Gambar 2.8 Prolaps pada Stoma .......................................................................... 21

Gambar 2.9 Nekrosis pada Stoma ........................................................................ 22

Gambar 2.10 Stenosis pada Stoma ....................................................................... 22

Gambar 2.11 Kantong Kolostomi ......................................................................... 23

Gambar 2.12 Cara Mengosongkan Kantong Kolostomi ........................................ 24

Gambar 2.13 Water Container, Tube, Cone & Plastic Sleeve ................................ 26

Gambar 2.14 Irigasi Kolostomi ............................................................................ 27

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

xii Universitas Indonesia

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Bagan Patofisiologi Kanker Kolorektal ............................................... 10

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Stadium dan Prognosis Kanker Kolorektal ............................................ 12

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratoriom Ny. R ................................................. 35

Tabel 3.2 Daftar Terapi Medikasi Ny. R ............................................................... 36

Tabel 3.3 Analisa Data dan Masalah Keperawatan Ny. R ...................................... 37

Tabel 3.4 Implementasi Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi

Kurang dari Kebutuhan Tubuh ......................................................... 43

Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit ........... 44

Tabel 3.6 Implementasi Diagnosa Keperawatan Inkontinensia Alvi ....................... 43

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Pembelajaran Perawatan Kolostomi

Lampiran 2 Leaflet Perawatan Kolostomi

Lampiran 3 Biodata Penulis

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker usus besar atau kanker kolorektal adalah salah satu dari penyakit

kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi. Kanker kolorektal merupakan

keganasan atau pertumbuhan sel abnormal pada area usus besar dan rektum.

Jumlah penderita kanker usus besar dan rektum cukup banyak di Indonesia,

khususnya di perkotaan. Kanker usus besar merupakan jenis kanker ketiga

terbanyak di Indonesia menurut Depkes dengan jumlah kasus 1,8 dalam

100.000 penduduk (RS Dharmais, n.d). Rahmianti (2013) menuliskan, sekitar

608.000 orang di dunia meninggal akibat kanker kolorektal setiap tahun

menurut World Healh Organization (WHO), sedangkan di Indonesia sendiri,

pada setiap tahunnya sekitar 1.666 orang meninggal akibat kanker kolorektal.

Kanker kolorektal menjadi penyakit ketiga terbanyak yang ada di ruang

perawatan lantai 5 Bedah RSPAD Gatot Soebroto Jakarta pada bulan Mei

2013. Contoh lain, yaitu pada negara Amerika, setiap individu dinyatakan

memiliki resiko terkena kanker kolorektal sebanyak kurang lebih 6% (Zhang,

2008). Faktor resiko kanker kolorektal lebih sering terdapat pada gaya hidup

masyarakat di perkotaan, diantaranya ialah obesitas, diet tinggi lemak,

konsumsi daging merah, konsumsi makanan olahan, kurangnya konsumsi

buah dan sayur, konsumsi alkohol, merokok dan kurangnya olahraga secara

teratur dan terukur (Newton, 2009).

Penatalaksanaan pada kanker kolorektal meliputi penatalaksanaan medis,

bedah dan keperawatan. Penatalaksanaan bedah dilakukan tergantung pada

tingkat penyebaran dan lokasi tumor itu sendiri. Salah satu tindakan bedah

yang dilakukan adalah dengan pembentukan kolostomi. Mayers (1996) dalam

Simanjuntak & Nurhidayah (2007) menyebutkan bahwa alasan paling sering

dilakukannya tindakan kolostomi adalah adanya karsinoma pada kolon dan

rektum dimana karsinoma adalah tumor ganas yang tumbuh dari jaringan

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

2

Universitas Indonesia

epitel. Kolostomi memungkinkan feses tetap keluar dari kolon meskipun

terjadi obstruksi pada kolon yang diakibatkan oleh massa tumor.

Kolostomi merupakan pembuatan stoma atau lubang pada kolon atau usus

besar (Smeltzer & Bare, 2002). Indonesian Ostomy Association (INOA)

mengatakan bahwa jumlah kasus yang menggunakan stoma terus meningkat,

dan penyebab tersering di Indonesia sendiri adalah karena keganasan

(Indonesian Ostomy Association, 2010). Kurnia (2012) memaparkan, sekitar

100.00 orang yang dilakukan indikasi pemasangan stoma pada umumnya

disebabkan oleh kanker kolorektal, kanker kandung kemih, kolitis ulseratif,

penyait Crohn, diverticulitis, obstruksi, inkontinensia urin dan fekal, dan

trauma. Indikasi pemasangan kolostomi pada neonatus dan dewasa tentu

berbeda. Lukong, Jabo, dan Mfuh (2012) melakukan penelitian terhadap 38

neonatus, dan indikasi pemasangan kolostomi yang ditemukan adalah karena

malformasi anorektal (97,4%) dan atresia kolon (2,6%).

Penyebab terbanyak dari indikasi pembuatan kolostomi adalah karena kanker

atau keganasan. The Union for International Cancer Control (UICC)

mengumumkan adanya hari kanker sedunia pada tahun 2005, seiring dengan

tingginya angka kejadian kanker di dunia. Jenis kanker, menurut UICC

kebanyakan dapat dicegah dengan cara menjaga gaya hidup sehat masyarakat

perkotaan, yaitu menjaga pola makan sehat dan berat badan ideal, melakukan

olahraga secara rutin, teratur dan terukur, serta mengurangi asupan alkohol

(Anna, 2011).

Santos (2001) dalam Simanjuntak & Nurhidayah (2007) mengatakan bahwa

pembentukan stoma atau kolostomi dapat berdampak pada perubahan peran,

harga diri, body image, seksual dan hubungan sosial. Penelitian yang

dilakukan Mckenzie (2006) juga menunjukkan bahwa 50% pasien merasa

tubuh mereka berada di luar kontrol, 45% merasakan bahwa stoma mengatur

hidup mereka, 47% merasa hilang rasa percaya diri, dan 55% merasa bahwa

tidak ada seorang pun yang dapat merasakan bagaimana memiliki stoma

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

3

Universitas Indonesia

(Kurnia, 2012). Klien dengan kolostomi akan beresiko untuk mengalami

gambaran diri negatif. Oleh karena itu selama perawatan, perawat perlu

memberikan dukungan agar pasien dapat menyesuaikan diri dalam pencapaian

gambaran diri yang positif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat klien dengan kolostomi

ialah terkait perubahan pada eliminasi BAB klien, meliputi perubahan

konsistensi serta frekuensi BAB klien. Klien akan merasakan adanya

perubahan tersebut, dan disinilah fungsi perawat sebagai edukator untuk

menjelaskan perubahan-perubahan tersebut agar klien dapat menerima dengan

baik. Edukasi yang diberikan tidak hanya berupa cara perawatan kolostomi,

namun juga meliputi apa yang harus dilakukan klien terkait dietnya agar

pengeluaran fesesnya tidak mengganggu kegiatannya. Selain sebagai edukator,

fungsi care giver juga dapat dijalankan terkait mengembalikan pola eliminasi

BAB klien seperti sedia kala, salah satunya dengan irigasi kolostomi. Irigasi

kolostomi merupakan sebuah tindakan dimana sejumlah cairan dimasukkan

melalui stoma untuk mengosongkan usus besar. Irigasi dapat mengosongkan

kolon dari gas, mukus, dan feses sehingga klien dapat beraktivitas dengan

nyaman sesudahnya (Smeltzer & Bare, 2002). Karya ilmiah ini akan

membahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan kolostomi

khususnya pada penderita kanker kolorektal.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Menganalisis masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan pada

kanker kolorektal dengan kondisi terpasang kolostomi

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menganalisis masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada kasus

kelolaan: kanker kolorektal

b. Menganalisis aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan kolostomi

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

4

Universitas Indonesia

1.3 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien.

Peningkatan pelayanan ini khususnya pada peran perawat sebagai edukator

dan care giver kepada pasien yang memiliki kolostomi dengan kasus kanker

kolorektal. Peran perawat sebagai edukator dalam hal ini terkait pengetahuan

tentang penyakit kanker kolorektal, dan perawatan kolostomi, untuk kemudian

disampaikan kepada klien dan keluarga sebagai pendidikan kesehatan. Peran

perawat sebagai care giver dalam hal ini terkait asuhan keperawatan

mengembalikan pola eliminasi BAB klien dengan melakukan irigasi

kolostomi.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

5 Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Kolorektal pada Masyarakat Perkotaan

Presentase penduduk perkotaan biasa dinyatakan sebagai urbanisasi.

Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pertumbuhan alami penduduk

daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan

reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan (Proyeksi Penduduk, n.d).

Indonesia diperkirakan oleh PBB menjadi negara keempat dengan perkiraan

urbanisasi terbanyak setelah negara India, China, Nigeria dan Amerika Serikat

(The President Post Indonesia, 2013). Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi

negara ke 5 dengan presentase urban tertinggi. Kenyataan di dunia

menunjukkan bahwa pola hidup masyarakat dunia memang sudah sangat

berubah. Hal ini diakibatkan oleh proses globalisasi, kemajuan teknologi,

komunikasi dan transportasi yang canggih dan sebagainya. Pola hidup

manusia zaman sekarang tidak lagi terpusat pada wilayah pedesaan tetapi

semakin beralih ke pusat-pusat perkotaan (The President Post Indonesia,

2013).

Potter & Perry (2005) memaparkan bahwa faktor resiko yang terdapat pada

lingkungan internal individu dalam masyarakat meliputi faktor genetik,

fisiologis, usia, gaya hidup, kebiasaan dan perilaku makan, kebiasaan olahraga

dan aktivitas, dan stres emosional. Faktor resiko kanker kolorektal lebih sering

terdapat pada gaya hidup masyarakat di perkotaan, diantaranya ialah obesitas,

diet tinggi lemak, konsumsi daging merah, konsumsi makanan olahan,

kurangnya konsumsi buah dan sayur, konsumsi alkohol, merokok dan

kurangnya olahraga secara teratur dan terukur (Newton, 2009). Kota yang

memiliki jumlah penduduk dan tingkat aktivitas yang tinggi, masyarakat di

dalamnya akan memiliki faktor resiko lebih dibandingkan desa. Seiring

dengan bertambahnya penduduk di kota, bertambah pula kendaraan, sehingga

dulu orang bisa jalan beberapa kilometer dalam sehari namun saat ini orang

akan lebih memilih naik kendaraan. Dari segi perilaku makan, dulu orang

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

6

Universitas Indonesia

banyak makan makanan berserat, seperti sayur-sayuran, sedangkan saat ini

lebih banyak makan makanan siap saji (fast food) yang tinggi lemak. Spesialis

pencernaan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM)

mengatakan bahwa perubahan lingkungan tempat tinggal masyarakat saat ini

juga dapa mempengaruhi faktor resiko kanker kolorektal (Kartika, 2013).

Contohnya, perubahan bentuk toilet dari toilet jongkok ke toilet duduk. Pakar

pencernaan mengatakan bahwa BAB dengan berjongkok dapat membuat

sfingter ani lebih rileks, sekaligus meluruskan posisi kolon sehingga

memudahkan proses buang air (Kartika, 2013).

Nancy Milio (1981) dalam Allender & Spradley (2001) memaparkan sebuah

framework dalam memandang pola atau gaya hidup masyarakat yang kurang

sehat. Milio mengatakan pola-pola perilaku populasi dan individu yang

membentuk populasi adalah hasil seleksi kebiasaan dari pilihan yang terbatas.

Milio berpendapat, pemerintah dan kebijakan kelembagaan, seharusnya

menetapkan berbagai pilihan sehat kepada mayarakat untuk akhirnya

masyarakat membuat pilihan pribadi. Hal ini lebih menekankan pada faktor-

faktor penentu kesehatan masyarakat dan mencoba untuk mempengaruhi

masyarakat melalui kebijakan publik.

2.2 Kanker Kolorektal

2.2.1 Definisi

Kanker adalah sebuah proses penyakit yang ditandai dengan adanya sel

abnormal yang ditransformasikan oleh mutasi genetik dari sel DNA

(Smeltzer & Bare, 2002). Kanker kolorektal adalah kanker yang

terdapat pada kolon dan rektum. Zhang (2008) mengatakan kanker

kolorektal merupakan bentuk malignansi yang terdapat pada kolon

asending, transversal, desending, sigmoid dan rektal. Kanker kolorektal

dapat didefinisikan sebagai keganasan atau pertumbuhan sel abnormal

pada area usus besar (kolon) dan rektum.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

7

Universitas Indonesia

2.2.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab pasti dari kanker kolorektal belum diketahui secara pasti

(Black & Hawks, 2009). Kejadian kanker kolorektal pada pria ataupun

wanita tidak memiliki perbedaan yang signifikan, begitupun dengan

etnik. Black & Hawks dalam bukunya memaparkan, memang terjadi

prevalensi dan tingkat mortalitas tinggi pada keturunan Amerika dan

Afrika, namun ini mungkin disebabkan karena mayoritas dari mereka

melakukan diet tinggi lemak, makanan olahan dan kurangnya asupan

buah dan sayuran.

Mutasi gen dipercaya menjadi salah satu etiologi dari kanker kolorektal

yang dapat diturunkan, yang biasa disebut sebagai Inherited Familial

Colorectal Cancer Syndromes. Sindrom ini terdiri dari dua tipe, yakni

Familial Adenomatous Polyposis (FAP) dan Hereditary Nonpolyposis

Cancer Colorectal Cancer (HNPCC). FAP memiliki karakteristik

berupa kecenderungan dalam pertumbuhan polip kolon secara multipel

(bahkan ratusan). Sembilan puluh persen dari pasien yang memiliki

FAP yang belum mendapat perawatan akan mengalami kanker

kolorektal pada usia 45 tahun (Zhang, 2008). Hereditary Nonpolyposis

Cancer Colorectal Cancer atau HNPCC menurut Black (2009) dapat

menyebabkan kanker kolorektal karena adanya lesi atau luka pada

kolon. Berbeda dengan FAP, biasanya individu dengan HNPCC dapat

mengalami kanker kolon pada usia 20 tahun, dengan rerata kejadian

pada usia 48 tahun (mendapat diagnosa kanker kolorektal).

Inflamasi usus, khususnya Ulcerative Colitis (UC) ataupun penyakit

Crohn adalah etiologi atau faktor resiko yang juga terdapat pada kanker

kolorektal. Penyakit inflamasi usus adalah kumpulan penyakit kronik

(UC dan Crohn’s disease) yang menyebabkan terjadinya inflamasi dan

atau ulserasi pada usus besar, yang menimbulkan nyeri pada perut,

diare, demam dan penurunan BB (Smeltzer & Bare, 2002). Individu

yang terkena UC selama 10 hingga 20 tahun, akan mendapat resiko atau

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

8

Universitas Indonesia

kemungkinan terjadinya kanker kolorektal 0,5% per tahunnya, dan 1

persen per tahun setelah 20 tahun setelah munculnya UC (Zhang, 2008).

Empat puluh tahun setelah munculnya UC, kemungkinan untuk

terjadinya kanker kolorektal meningkat menjadi 30%. Penyakit Crohn

juga menunjukkan faktor resiko yang serupa dengan UC pada kejadian

kanker kolorektal.

Kondisi gaya hidup masyarakat perkotaan sebagian besar menjadi

faktor resiko dari penyakit kanker kolorektal. Hal ini disebabkan karena

gaya hidup masyarakat perkotaan dan modern meliputi konsumsi tinggi

lemak, makanan olahan, konsumsi protein hewan dan rendah serat, serta

kurangnya aktivitis atau olahraga fisik yang teratur dan terukur (Potter,

1999 dalam Ruddon, 2007). Faktor resiko kanker kolorektal lebih

sering terdapat pada gaya hidup masyarakat di perkotaan, diantaranya

ialah gaya hidup masyarakat, obesitas, diet tinggi lemak, konsumsi

daging merah, konsumsi makanan olahan, kurangnya konsumsi buah

dan sayur, konsumsi alkohol, merokok dan kurangnya olahraga secara

teratur dan terukur (Newton, 2009). Beberapa penelitian bahkan

memaparkan bahwa kurangnya konsumsi buah dan sayuran merupakan

faktor resiko utama dari kanker kolorektal (Stewart & Kleihues, 2003

dalam Ruddon, 2007).

2.2.3 Patofisiologi

Keberadaan sel kanker pada seseorang tidak hanya berasal dari efek

karsinogen seseorang, baik yang didapat dari luar ataupun dari dalam

tubuh manusia itu sendiri. Kanker kolorektal khususnya, memiliki

hubungan terhadap kondisi feses dari individu, serta riwayat penyakit

yang diderita, dimana kondisi tersebut merupakan dampak dari faktor

resiko yang ada pada individu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kanker pada kolon dan rektum dapat diawali dengan adanya riwayat

polip pada individu. Polip merupakan massa dari jaringan yang

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

9

Universitas Indonesia

menonjol pada lumen usus (Smeltzer & Bare, 2002). Polip yang tidak

diatasi atau dilakukan intervensi, dapat berubah menjadi maligna. Polip

yang telah berubah menjadi ganas tersebut akan menyerang dan

menghancurkan sel yang normal dan meluas di jaringan sekitarnya.

Manusia pada dasarnya memiliki zat karsinogen atau zat pemicu kanker

pada tubuh. Efek karsinogen akan semakin meningkat apabila mendapat

penyebab kanker dari luar. Zat karsinogen juga berpotensi untuk

menyebabkan proliferasi sel kanker. Corwin (2001) menyatakan,

kurangnya asupan antioksidan dengan minimnya konsumsi buah dan

sayuran yang mengandung antioksidan (seperti vitamin E, vitamin C,

dan beta karoten) dapat mengurangi perlindungan sel terhadap efek

karsinogen. Buah dan sayuran yang segar memiliki enzim aktif yang

dapat memelihara dan meningkatkan pertumbuhan sel yang sehat.

Kondisi feses yang kurang baik juga dapat memicu terjadinya kanker

kolon. Aktivitas atau olahraga yang kurang teratur dan terukur dapat

mengakibatkan feses menjadi lebih lama berada di kolon atau rektum,

terlebih jika individu melakukan diet rendah serat. Kondisi ini dapat

mengakibatkan toksin yang terdapat dalam feses mencetuskan

pertumbuhan sel kanker (Corwin, 2001). Feses yang mengandung

banyak lemak juga dapat memicu sel kanker. Tingginya lemak dalam

feses diakibatkan oleh konsumsi tinggi lemak seperti daging. Feses

yang mengandung banyak lemak dapat mengubah flora dalam feses

menjadi bakteri Clostrida & Bakteriodes yang mempunyai enzim 7-alfa

dehidrosilase yang mencerna asam menjadi asam Deoxycholi dan

Lithocholic (yang bersifat karsinogenik) meningkat dalam feses.

Massa kanker yang terdapat pada kolon ataupun rektum akan

menyebabkan adanya sumbatan atau obstruksi, yang mengakibatkan

evakuasi feses yang terhambat atau tidak lengkap setelah defekasi.

Akibat lebih lanjutnya ialah konstipasi, distensi atau nyeri abdomen,

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

10

Universitas Indonesia

hingga feses berdarah. Apabila massa kanker ini tidak dideteksi sejak

dini dan dibiarkan, maka besar kemungkinan sel kanker akan

melakukan metastasis. Metastasis pada sel kanker kolorektal terdiri dari

penyebaran langsung, penyebaran limfogen, dan hematogen. Proses

patofisiologi serta metastasis sel kanker dapat dilihat pada bagan 2.1

berikut.

Skema 2.1 Bagan patofisiologi kanker kolorektal

(Sumber: Corwin, 2001; Smeltzer & Bare, 2002; Zhang, 2008)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

11

Universitas Indonesia

2.2.4 Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan abdomen

dan colok dubur. Pemeriksaan abdomen dapat dilakukan dengan palpasi

abdomen (tumor kecil atau tahap dini akan sulit teraba). Palpasi

abdomen dapat juga untuk memeriksa adanya manifestasi klinis

konstipasi, distensi dan nyeri tekan abdominal. Pemeriksaan colok

dubur dilakukan untuk mengetahui langsung adanya massa pada

rektum. Pemeriksaan ini biasanya akan terasa nyeri pada pasien, oleh

karena itu pada saat pemeriksaan baiknya disertai dengan teknik

relaksasi napas dalam pada pasien.

Prosedur diagnostik yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan kanker

kolorektal adalah pengujian darah samar pada feses, foto kolon dengan

enema barium atau kontras ganda, proctosigmoideoscopy (pemeriksaan

rektum dan sigmoid dengan memasukkan selang berlampu melalui

anus), dan kolonoskopi (pemeriksaan dengan serat optik). Smeltzer &

Bare (2002) merekomendasikan pemeriksaan untuk individu dewasa

dengan usia 50 tahun ke atas agar melakukan pemeriksaan kolonoskopi

setiap 5-10 tahun serta pemeriksaan feses. Biopsi atau pengambilan

sampel jaringan juga dapat dilakukan sebagai deteksi. Enam puluh

persen dari kasus kolorektal dapat diidentifikasi melalui biopsi atau

pengujian feses (Yamada et al, 1999 dalam Smeltzer & Bare, 2002).

Pemeriksaan lain untuk deteksi kanker ialah pemeriksaan

Carcinoembryogenic Antigen (CEA). Carcinomryogenic antigen dapat

menjadi indikator untuk mendiagnosis kanker kolon, namun perlu

diketahui bahwa tidak semua lesi pada kanker mensekresikan CEA

(Corwin, 2001). Sel tumor ataupun kanker pada kolon dapat

menyebabkan peningkatan level CEA, dimana normalnya akan kembali

normal dalam 48 jam.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

12

Universitas Indonesia

Diagnosis kanker kolorektal berdasarkan stadium dan prognosisnya

dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Stadium dan Prognosis Kanker Kolorektal

(Sumber: Sudoyo, dkk, 2006)

STADIUM Derajat Hispatologi

Dukes TNM Derajat

A T1N0M0 I Kanker terbatas pada

mukosa/submukosa

B1 T2N0M0 I Kanker mencapai muskularis

B2 T2N0M0 II Kanker cenderung melewati lapisan

serosa

C TXN1M0 III Invasi ke dalam sistem limfe/KGB

D TXNXM1 IV Metastasis tahap lanjut & penyebaran

yang luas

Keterangan:

Tumor Primer (T)

- T0: Tidak ada bukti tumor primer

- T1: Tumor < 2 cm dalam dimensi terbesarnya

- T2: Tumor > 2 cm tetap tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarnya

- T3: Tumor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya

Nodus Limfe Regional (N)

- N0: Tidak ada metastasis nodus limfe regional

- N1: Metastasis ke nodus limfe yang dapat digerakkan

Metastasis Jauh (M)

- M0: Tidak ada metastasis yang jauh

- M1: Metastasis jauh

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

13

Universitas Indonesia

2.2.5 Penatalaksanaan Kanker Kolorektal

Penatalakasanaan pada pasien dengan kanker kolorektal meliputi

penatalaksanaan medis, bedah dan keperawatan. Penatalaksanaan medis

meliputi kemoterapi dan terapi radiasi. Kemoterapi merupakan terapi

modalitas untuk mengeliminasi sel kanker. Idealnya, agen kemoterapi

akan menyerang dan menghentikan pertumbuhan sel tumor, namun

pada kenyataannya sel yang sehat juga ikut dimatikan. Efek ini

akhirnya menimbulkan rasa mual, muntah dan rambut rontok. terapi

medis yang kedua yaitu terapi radiasi. Terapi radiasi menggunakan

radiasi terionisasi seperti sinar-X atau gamma (). Terapi radiasi

memiliki tingkat penyembuhan yang tinggi untuk kasus kanker. Sinar

radiasi yang dikirimkan akan diabsorbsi oleh sel, sehingga akan terjadi

kehancuran pada mutasi DNA. Dosis dari radiasi biasanya dihitung

dengan jumlah energi yang diserap per unit massa dangan standar unit

atau satuan gray (Gy), atau satu joule per kilogram (Zhang, 2008).

Ketika sampai pada sel tumor, dosis pada radiasi akan terbatas pada

kerusakan di sel sehat yang ada di sekitar area radiasi.

Seseorang yang mendapat terapi radiasi harus menjaga agar kulit pada

area yang di radiasi tidak terkena dengan air karena dapat merusak kulit

tersebut. Reaksi tidak langsung antara molekul air dengan ion pada

sinar radiasi akan menjadi tidak stabil. Elektron yang mengelilingi atom

hidrogen dan oksigen akan terpental keluar dari orbitnya, membuat

molekul OH kekurangan elektron, menjadi OH- dan atom hidrogen

menjadi kelebihan elektron (H+) (Tjokronagoro, 2004). Ion ini bersifat

tidak stabil dan berubah menjadi H radikal dan OH radikal. Ion-ion

radikal ini bersifat menyebabkan kerusakan pada inti sel yang berujung

pada kematian sel.

Penatalaksanaan bedah terhadap pasien kanker kolorektal meliputi

reseksi segmental dan pembuatan kolostomi. Reseksi segmental dengan

anastomosis dibutuhkan untuk mengangkat tumor dan sebagian kolon

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

14

Universitas Indonesia

yang terkena pertumbuhan tumor, berikut dengan pemuluh darah dan

limfanya. Pengangkatan rektum (yang terkena kanker) tanpa merusak

anus disebut sebagai Low anterior Resection (LAR). Pada operasi ini,

setelah pengangkatan, kolon proksimal akan dihubungkan dengan

bagian rektum. Operasi ini biasa dilakukan pada pasien dengan kanker

kolorektal stadium II atau III pada ½ bagian atas rektum (dekat

perbatasan dengan kolon). Pembedahan lain yaitu pembedahan

kolostom. Pembedahan kolostomi dapat berupa kolostomi sigmoid dan

pengangkatan sebagian sigmoid, rektum dan sfingter ani. Pada pasien

palliative care, kolostomi ataupun ileostomi permanen biasanya dibuat

dengan tanpa mengangkat organ yang terkena kanker.

Penatalaksanaan keperawatan terhadap pasien kanker kolorektal

meliputi pemenuhan kebutuhan dasar pasien. Tindakan keperawatan

yang dapat dilakukan adalah (Smeltzer & Bare, 2002):

a Mempertahankan eliminasi pasien

b Mempertahankan atau meningkatkan kenyamanan

c Meningkatkan toleransi aktivitas

d Membantu pemberian nutrisi optimal

e Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

f Melakukan perawatan kulit, luka dan kolostomi (pasca bedah)

2.3 Kolostomi

2.3.1 Definisi

Kolostomi adalah pembuatan stoma atau lubang pada kolon atau usus

besar (Smeltzer & Bare, 2002). Melville & Baker (2010) mengatakan

kolostomi merupakan tindakan pembedahan untuk membuka jalan usus

besar ke dinding abdomen anterior. Akhir atau ujung dari usus besar

yang dikeluarkan pada abdomen disebut sebagai stoma. Stoma itu

sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti mulut. Stoma bersifat

basah, mengkilat dan permukaannya berwarna merah, seperti membran

mukosa pada oral. Stoma tidak memiliki ujung syaraf sehingga tidak

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

15

Universitas Indonesia

terlalu sensitif terhadap sentuhan ataupun nyeri. Akan tetapi stoma kaya

akan pembuluh darah dan mungkin dapat berdarah jika dilakukan

pengusapan. Hal ini termasuk normal, hanya perlu diwaspadai jika

darah yang keluar terus menerus dan dalam jumlah banyak.

Kolostomi memungkinkan pasien dengan kanker kolorektal melakukan

proses eleminasi BAB dengan lancar. Akan tetapi, berbeda dengan

proses eliminasi normal, pasien tidak dapat mengontrol pengeluaran

feses. Feses yang keluar dari stoma akan ditampung pada kantung

kolostomi yang direkatkan pada abdomen. Pada awal pembedahan,

konsistensi feses akan nampak lebih cair, namun akan membaik secara

bertahap hingga mencapai konsistensi yang normal, sesuai dengan letak

stoma pada kolon.

2.3.2 Jenis Kolostomi

a Loop Stoma atau transversal

Loop stoma merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan

membuat mengangkat usus ke permukaan abdomen, kemudian

membuka dinding usus bagian anterior untuk memungkinkan jalan

keluarnya feses. Biasanya pada loop stoma selama 7 hingga 10 hari

pasca pembedahan disangga oleh semacam tangkai plastik agar

mencegah stoma masuk kembali ke dalam rongga abdomen.

Gambar 2.1 di bawah menunjukkan gambar dari loop stoma.

Gambar 2.1 Loop Colostomy

(Sumber: Melville & Baker, 2010)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

16

Universitas Indonesia

b End Stoma

End stoma merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan

memotong usus dan mengeluarkan ujung usus proksimal ke

permukaan abdomen sebagai stoma tunggal. Usus bagian distal

akan diangkat atau dijahit dan ditinggalkan dalam rongga

abdomen. Gambar 2.2 menunjukkan gambar dari end stoma.

Gambar 2.2 End Sigmoid

(Sumber: Mellville & Baker, 2010)

c Fistula Mukus

Fistula mukus merupakan bagian usus distal yang dikeluarkan ke

permukaan abdomen sebagai stoma nonfungsi. Biasanya fistula

mukus terdapat pada jenis stoma double barrel dimana segmen

proksimal dan distal usus di keluarkan ke dinding abdomen sebagai

dua stoma yang terpisah, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3

berikut.

Gambar 2.3 End Colostomy dan Fistula Mukus

(Sumber: Mellville & Baker, 2010)

d Tube Caecostomies

Stoma pada Tube Caecostomies bukan merupakan stoma dari

kolon, karena kolon tidak dikeluarkan hingga ke permukaan

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

17

Universitas Indonesia

abdomen. Tipe kolostomi ini menggunakan kateter foley yang

masuk ke dalam sekum hingga ujung apendiks pasca operasi

apendiktomi melalui dinding abdomen. Kateter ini membutuhkan

irigasi secara teratur untuk mencegah sumbatan

2.3.3 Masalah Kesehatan yang Terjadi akibat Kolostomi

Masalah yang banyak terjadi pasca pembuatan kolostomi adalah

iritasi pada kulit di sekitar stoma (Smeltzer & Bare, 2002). Iritasi pada

area kulit peristomal banyak terjadi terutama pada lansia, disebabkan

oleh lapisan epitel dan lemak subkutan yang semakin tipis karena

proses penuaan sehingga kulit menjadi semakin mudah mengalami

iritasi (Smeltzer & Bare, 2002). Pada dasarnya, bahan pada kantong

kolostomi yang menempel pada permukaan kulit sudah didesain agar

tidak menyebabkan iritasi pada kulit (WOCN, 2008). Ostomate

(individu yang memiliki stoma) dengan kulit yang sensitif mungkin

membutuhkan tes skin patch jika mengeluhkan adanya beberapa

reaksi terhadap penempelan beberapa kantong kolostomi. Gambar 2.4

menunjukkan gambar area kulit yang mengalami alergi terhadap

pemasangan kantong kolostomi.

Gambar 2.4 Allergic Contact Dermatitis

(Sumber: Eucomed, 2012)

Individu yang memiliki stoma memiliki resiko terkena infeksi

Candida albicans yang biasa dikenal sebagai infeksi ragi atau jamur

(Eucomed, 2012). Hal ini dikarenakan kulit peristomal memiliki

karakteristik hangat, lembap dan tertutup (oleh kantong kolostomi)

dimana lingkungan ini kondusif terhadap pertumbuhan jamur. Kulit

yang terkena infeksi ini akan berubah menjadi kemerahan dan terasa

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

18

Universitas Indonesia

gatal. Medikasi topical antifungal dapat dioleskan pada area yang

terkena infeksi. Gambar 2.5 menunjukkan gambar kulit peristomal

yang terkena infeksi Candida albicans.

Gambar 2.5 Infeksi Candida albicans

(Sumber: Eucomed, 2012)

Rasa gatal, panas dan seperti terbakar pada area penempelan kantong

kolostomi mengindikasikan adanya lecet, ruam ataupun infeksi pada

kulit (WOCN, 2008). Hal terpenting dalam pencegahan infeksi pada

kulit adalah dengan melakukan perawatan kulit peristomal dengan

baik. Pemasangan kantong kolostomi yang sesuai dengan stoma

merupakan pencegahan utama terjadinya iritasi dan infeksi pada kulit.

Skin barrier (dalam bentuk salep ataupun bedak) dapat diberikan pada

area peristomal 30 detik sebelum kantong kolostomi ditempelkan

pada kulit (Smeltzer & Bare, 2002).

Masalah lain yang biasa dikeluhkan oleh ostomate adalah pengeluaran

gas dan bau dari stoma, konstipasi dan diare (Eucomed, 2012).

Pengeluaran gas dan bau pada stoma menjadi masalah pada ostomate

karena berbeda dengan pengeluaran melalui anus, pengeluarannya

melalui stoma tidak dapat dikontrol. Gas yang terdapat pada saluran

pencernaan didapatkan dari beberapa jenis makanan seperti makanan

berpengawet, brokoli, kubis, jagung, timun, bawang, dan lobak. Gas

juga didapatkan dari menelan udara (secara tak sengaja) pada saat

berbicara, makan, merokok dan sebagainya (Eucomed, 2012). Oleh

karena itu ostomate dianjurkan untuk mengunyah makanan secara

perlahan untuk meminimalkan udara yang masuk. Bau pada gas atau

feses yang dikeluarkan juga dapat diakibatkan oleh beberapa makanan

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

19

Universitas Indonesia

seperti telur, keju, ikan, bawang, dan kubis (Canada Care Medical,

n.d).

Konstipasi dapat terjadi pada ostomate akibat diet yang tidak

seimbang, serta intake makanan berserat ataupun cairan yang kurang

(Gutman, 2011). Apabila ostomate mengalami konstipasi maka perlu

peningkatan asupan makanan berserat seperti gandum, sayur dan buat,

serta asupan cairan. Hampton (2007) merekomendasikan minimal

konsumsi 8-10 gelas air per hari, atau 1,5 hingga 2 liter air per hari

(dapat termasuk teh, kopi ataupun jus). Melakukan aktivitas fisik

ringan seperti bersepeda, jogging juga dapat membantu meningkatkan

pergerakan bowel dan mengatasi konstipasi.

Diare merupakan bertambahnya kompisisi cairan pada feses disertai

dengan frekuensi BAB yang meningkat dari kebiasaan normal

individu (Eucomed, 2012). Akibat dari diare adalah hilangnya cairan

dan elektrolit pada tubuh indvidu. Diare umumnya terjadi pada pasien

dengan ileostomi namun dapat terjadi juga pada klien dengan

kolostomi. Individu dengan pembuatan stoma di kolon asenden dan

transversal akan mengalami perubahan konsistensi feses seperti diare,

namun hal ini normal karena penyerapan air pada kolon asenden dan

transversal masih minimal. Penatalaksanaan diare, seperti halnya

konstipasi, meliputi manajemen diet. Pada saat diare terjadi, individu

akan beresiko kehilangan banyak kalium, sehingga butuh asupan

makanan mengandung kalium seperti pisang, jeruk, tomat, ubi,

kentang, dan gandum (Canada Care Medical, n.d).

2.3.4 Komplikasi Stoma

Komplikasi atau masalah pada stoma dapat muncul setelah

pembedahan kolostomi, di antaranya paling banyak terjadi pada tahun

pertama pasca pembedahan (Truven Health Analytics, 2012).

Beberapa komplikasi akan dijelaskan sebagai berikut:

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

20

Universitas Indonesia

a Retraksi Stoma

Retraksi merupakan kondisi dimana stoma tertarik ke dalam

abdomen. Retraksi dapat terjadi bila kolon tidak segera aktif pasca

pembedahan kolostomi. Bertambahnya berat badan juga

memungkinkan untuk terjadinya retraksi. Tipe kantong kolostoma

harus disesuaikan agar pas dengan bentuk stoma setelah terjadi

retraksi. Retraksi belum menjadi sebuah komplikasi berat dari

stoma jika retraksi stoma ke dalam abdomen < 5 cm dari batas

permukaan abdomen. Gambar berikut merupakan contoh dari

retraksi stoma.

Gambar 2.6 Retraksi Stoma

(Sumber: Eucomed, 2012)

b Hernia Peristomal

Hernia dapat terjadi bila ada bagian dari kolon di dalam abdomen

yang menekan atau menonjol di area sekitar stoma. Hernia akan

tampak semakin jelas ketika pasien sedang duduk, batuk ataupun

mendesak abdomen (peningkatan tekanan intra abdomen).

Beberapa pasien membutuhkan penggunaan sabuk khusus,

ataupun rekomendasi untuk operasi guna memperbaiki kondisi

hernia tersebut. Gambar berikut merupakan contoh hernia

peristomal.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

21

Universitas Indonesia

Gambar 2.7 Hernia Peristomal

(Sumber: Eucomed, 2012)

c Prolaps

Prolaps dapat terjadi akibat proses pembukaan dinding abdomen

yang terlalu lebar, fiksasi bowel pada dinding abdomen yang tidak

adekuat ataupun akibat peningkatan tekanan intra abdomen.

Prolaps yang disertai dengan iskemia atau obstruksi bowel,

ataupun prolaps yang berulang dapat direkomendasikan untuk

pembedahan ulang. Gambar stoma yang mengalami prolaps akan

ditampilkan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Prolaps pada Stoma

(Sumber: Eucomed, 2012)

d Perdarahan

Perdarahan stoma segera setelah operasi disebabkan oleh

hemostasis yang tidak adekuat selama konstruksi stoma. Penyebab

lain yang mungkin mengakibatkan perdarahan adalah adanya

penyakit penyerta hipertensi portal, trauma oleh ujung tube saat

irigasi atau pencukuran area sekitar abdomen atau cedera.

Perdarahan ringan kadang memerlukan agen hemostasis topical,

atau hanya penekanan langsung. Perdarahan masif atau berulang

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

22

Universitas Indonesia

memerlukan penanganan faktor penyebab perdarahan, sedangkan

pasien dengan hipertensi portal memerlukan sclerotheraphy atau

portosystemic shunting.

e Iskemik dan Nekrosis Stoma

Iskemik dan nekrosis stoma dapat terjadi akibat adanya penekanan

pada pembuluh darah sekitar stoma. Stoma yang baru dibuat

melalui operasi harus di observasi setiap 4 jam sekali untuk

mengkaji kondisi stoma, apakah suplai darah ke stoma adekuat

atau tidak. Stoma yang tersuplai darah yang baik berwarna merah

ataupun pink. Stoma yang berwarna ungu, coklat atau hitam

menunjukkan adanya suplai darah yang inadekuat. Stoma yang

sudah nekrotik membutuhkan operasi sebagai intervensi utama.

Gambar 2.9 Nekrosis pada Stoma

(Sumber: Eucomed, 2012)

f Stenosis

Stenosis merupakan penyempitan atau konstriksi pada ujung

stoma. Hal ini dapat terjadi akibat adanya pembentukan jaringan

scar di sekitar stoma yang menyebabkan stoma berangsur

terhimpit dan menyempit. Gambar 2.10 menunjukkan stoma yang

mengalami stenosis.

Gambar 2.10 Stenosis pada Stoma

(Sumber: Eucomed, 2012)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

23

Universitas Indonesia

2.3.5 Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kolostomi

a Perawatan Kolostomi

Kolostomi akan mulai berfungsi optimal sekitar 3-6 hari pasca

pembedahan (Smeltzer & Bare, 2002). Perawatan kolostomi yang

rutin akan dilakukan oleh pasien ataupun care giver baik di rumah

sakit ataupun di rumah ialah mengganti kantong kolostomi dan

membersihkan stoma. Kantong kolostomi adalah wadah untuk

menampung feses yang keluar dari stoma. Kantong kolostomi

dibuat dari material disposable atau digunakan hanya sekali, lalu

dibuang. Jenis kantong kolostomi saat ini cukup beragam.

Kantong kolostomi yang biasa digunakan ialah kantong kolostomi

one-piece tertutup yang jika terisi harus segera dibuang dan

diganti. Kantong kolostomi one-piece drainable memungkinkan

pasien untuk membuang feses yang ada dalam kantong dengan

membuka lubang yang ada di bawah kantong, seperti yang terlihat

pada gambar 2.11 berikut.

Gambar 2.11 Kantong Kolostomi

(keterangan gambar dari kiri ke kanan: kantong one-piece

drainable,kantong one-piece tertutup, drainable pouch untuk

sistem two-pieces, flange untuk sistem two-pieces)

(Sumber: Gutman, 2011)

Perawatan kolostomi yang pertama ialah cara mengganti kantong

kolostomi dan membersihkan area stoma. Kantong kolostomi

sebaiknya dikosongkan atau diganti ketika kantong sudah terisi

1/3 bagian agar pasien tetap nyaman dengan kantong

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

24

Universitas Indonesia

kolostominya. Kantong kolostomi yang dapat dikosongkan,

dibersihkan dan digunakan kembali adalah jenis kantong

kolostomi two-piece system atau kantong yang memiliki lubang

drainase di bawahnya. Truven Health Analytics Inc. (2012)

memaparkan, kantong kolostomi harus dikosongkan jika sudah

1/3 atau 1/2 penuh. Kantong kolostomi yang penuh akan menjadi

berat dan dapat merusak perlengketan kantong kolostomi dengan

kulit abdomen, selain itu kantong akan beresiko untuk robek atau

rusak karena beban dalam kantong meningkat. Kantong

kolostomi yang penuh juga akan membuat benjolan di balik

pakaian dan dapat mengganggu penampilan. Kantong kolostomi

drainable dapat dikosongkan dengan menekan bagian bawah

kantong, kemudian mengeluarkan feses langsung ke dalam toilet.

Kemudian kantong dapat dibersihkan atau dibilas meskipun

Truven Health Analytics Inc mengatakan hal ini tidak begitu

penting untuk dilakukan. Gambar 2.12 menunjukkan cara

mengosongkan kantong kolostomi.

Gambar 2.12 Cara Mengosongkan Kantong Kolostomi

(Sumber: Truven Health Analytics Inc, 2012)

Burch (2008) dalam Burch (2013) menyatakan mayoritas pasien

dengan kolostomi mengganti kantong kolostominya 3 kali sehari

hingga 3 kali seminggu, dengan rata-rata penggantian kolostomi

secara rutin selama satu hari sekali. Ketika akan mengganti

dengan kantong yang baru, perhatikan ukuran dari lubang kantong

kolostomi. Ukuran lubang kantong kolostomi harus sesuai dengan

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

25

Universitas Indonesia

stoma, beri kelonggaran sekitar 1/8 inci atau sekitar 0,3 cm

(Canada Care Medical, n.d). Penggantian kantong kolostomi

dimulai dengan melepaskan perlekatan kantong kolostomi dengan

kulit abdomen secara perlahan sambil sedikit menekan kulit

abdomen yang menempel dengan kantong, kemudian bersihkan

stoma. Stoma dibersihkan dengan air, jika ingin menggunakan

sabun, gunakan sabun yang tidak mengandung minyak ataupun

parfum karena dapat mengiritasi (Truven Health Analytics Inc,

2012). Kulit di sekitar stoma harus dijaga agar tetap kering.

Perawatan kolostomi erat kaitannya dengan perawatan kulit.

Perawatan kulit di sekitar stoma dilakukan bersamaan dengan

penggantian kantong kolostomi. Beberapa orang menggunakan air

hangat saat melepaskan kantong stoma dari kulit abdomen, agar

lebih mudah dan nyaman pada kulit. Terkadang kulit akan terlihat

kemerahan atau lebih gelap segera setelah perekat kantong

kolostomi dilepaskan, namun akan segera normal beberapa menit

(WOCN Society, 2008). Hal ini dimungkinkan karena terjadi

penekanan pada area kulit selama kantong terpasang, atau kantong

kolostomi dilepaskan secara cepat dari kulit abdomen.

Pasien ataupun care giver dapat sekaligus mengobservasi stoma

setiap mengganti kantong kolostomi. Stoma yang normal akan

terlihat merah atau pink terang, lembap, tidak mengerut dan

tampak seperti membran mukosa oral (Borwell, 2011). Stoma

normal akan memiliki produksi feses, tidak ada sumbatan serta

tidak ada nyeri. Stoma yang tidak sehat atau mengalami nekrosis

ditunjukkan dengan warna hitam atau biru kehitaman. Permukaan

stoma yang tidak sehat akan tampak kering, terdapat darah yang

terus keluar, stoma menonjol atau masuk ke dalam sebanyak 5

cm, ujung stoma mengerut, sedikit atau tidak ada produksi feses

dan terdapat nyeri pada area stoma.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

26

Universitas Indonesia

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perawatan kolostomi ialah

terkait perubahan eliminasi BAB. Pasien dengan kolostomi tidak

dapat mengontrol BAB sehingga akan beresiko mengalami

gangguan eliminasi BAB. Tindakan perawatan yang dapat

dilakukan adalah irigasi kolostomi. Irigasi kolostomi merupakan

suatu cara untuk mengeluarkan isi kolon (feses), yang dilakukan

secara terjadwal dengan memasukkan sejumlah air dengan suhu

yang sama dengan tubuh (hangat) (Putri, 2011). Irigasi

memungkinkan pasien untuk menjadwalkan pengeluaran feses

dari stomanya. Pergerakan bowel baiknya dalam keadaan regular

dan bebas dari masalah saat akan dilakukan irigasi kolostomi.

Irigasi kolostomi tidak dapat dilakukan bila pasien mengalami

iritasi pada ususnya, prolaps stoma, hernia peristomal ataupun

komplikasi stoma lainnya (Putri, 2011). Irigasi stoma juga tidak

dapat dilakukan pada stoma yang terdapat pada kolon asenden dan

tranversal.

Alat yang dapat digunakan untuk proses irigasi kolostomi meliputi

kontainer atau wadah air, tube (selang untuk mengalirkan cairan),

cone dan plastic sleeve (Burch, 2013). Plastic sleeve berguna

untuk mengalirkan keluaran feses dan cairan irigasi ke dalam

toilet.

Gambar 2.13 Water Container, Tube, Cone & Plastic Sleeve

(Sumber: Gutman, 2011)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

27

Universitas Indonesia

Cara melakukan irigasi adalah sebagai berikut (Burch, 2013;

Putri, 2011; Smeltzer & Bare, 2002):

Isi wadah dengan air hangat, tinggikan setinggi bahu (posisi

duduk di toilet)

Alirkan cairan irigasi hingga ke ujung selang (membuang

udara yang ada di sepanjang selang)

Posisikan kantong stoma (plastic sleeve) ke toilet

Olesi pelumas atau pelicin cone (jelly) sebelum masuk ke

stoma

Masukkan cone kedalam stoma dengan perlahan, kemudian

alirkan cairan sebanyak 300-500cc

Untuk hasil yang maksimal, alirkan kembali 500cc-1000cc,

tahan selama 10 detik setelah cairan mengalir

Biarkan feses, cairan dan flatus keluar dari stoma menuju

toilet melalui sleeve selama 10-15 menit.

Tutup kantong atau ganti kantong dengan kantong kolostomi

biasa dan bereskan alat.

Gambar 2.14 Irigasi Kolostomi

(Sumber: Smeltzer & Bare, 2002)

Setelah irigasi selesai dilakukan, pasien dapat melakukan

aktivitas, meskipun selama 30-45 menit akan tetap ada

pengeluaran baik feses, cairan ataupun flatus. Setelah bersih,

kantong kolostomi dapat diganti kembali seperti biasa. Readding

(2006) dalam Burch (2013) mengatakan ketika irigasi selesai

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

28

Universitas Indonesia

dilakukan, small cap untuk stoma dapat digunakan untuk

memungkinkan pasien terbebas dari pengeluaran feses dan flatus

hingga irigasi selanjutnya.

b Diet Nutrisi

Pasien dengan kolostomi tidak dapat mengontrol pengeluaran

feses dan flatus, oleh karena itu edukasi terkait nutrisi perlu

diberikan kepada pasien agar terhindar dari gangguan odor

ataupun konsistensi feses yang tidak normal. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan terkait nutrisi pada pasien dengan kolostomi

ialah (Canada Care Medical, n.d; Gutman, 2011) :

Mengurangi makanan yang menimbulkan bau, yaitu kubis,

kol, keju, telur, ikan, kacang polong, bawang, jengkol, pete

Mengurangi makanan yang mengandung gas seperti dengan

brokoli, kubis, bawang, timun, jagung dan lobak, serta makan

secara perlahan dengan mulut tertutup untuk meminimalkan

udara yang masuk ke dalam sistem pencernaan.

Menambah makanan yang mengandung potassium seperti

pisang, daging (non lemak), jeruk, tomat, kentang jika

mengalami diare. Kurangi konsumsi keju, selai kacang, dan

susu.

Mengatasi konstipasi (jika terjadi) dengan menambah

makanan tinggi serat

Makan tiga kali sehari penting untuk meningkatkan aktivitas

usus dan mencegah produksi gas

Gangguan pada pencernaan dapat juga berasal dari tekanan

emosional, stress, atau kurangnya aktivitas fisik

c Toleransi Aktivitas

Individu dengan kolostomi dapat beraktivitas sebagaimana

individu lainnya. Hanya saja dalam pemilihan jenis olahraga,

hindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik yang keras yang

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

29

Universitas Indonesia

mungkin dapat menyebabkan cedera pada abdomen (khususnya

stoma). Ostomate juga dapat melakukan olahraga renang dengan

memilih desain baju renang yang menutupi kantong kolostomi

yang terpasang pada abdomen, serta desain baju yang sedikit ketat

agar lebih nyaman saat berenang. Kantong kolostomi harus tetap

terpasang saat berenang untuk menjaga kebersihan stoma. Perekat

waterproof dapat ditambahkan untuk lebih merekatkan kantong

kolostomi pada kulit abdomen, jika dibutuhkan. Kantong

kolostomi baiknya dikosongkan sesaat sebelum berenang,

kemudian hindari makan berat atau banyak sebelum melakukan

olahraga renang.

Ostomate dapat melakukan traveling, tentunya dengan persiapan

penggantian kantong kolostomi yang cukup. Bagi ostomate yang

melakukan irigasi secara rutin, tetap harus berhati-hati dalam

penggunaan air untuk irigasi. Apabila air yang ada di lokasi

travelling mungkin dinyatakan tidak aman untuk dikonsumsi,

maka jika ingin digunakan untuk kolostomi, air tersebut harus

direbus terlebih dahulu, kemudian di diamkan dalam temperatur

ruangan dan dapat digunakan untuk irigasi (Canada Care

Medical, n.d).

d Support Sosial

Individu yang baru memiliki stoma biasanya akan ragu dan

bertanya, bagaimana mereka dapat hidup dengan stoma pada

tubuhnya, apakah mereka masih dapat menjalin hubungan dengan

keluarga, relasi ataupun partner kerja, serta apa yang akan terjadi

bila tiba-tiba kantong kolostomi yang sedang terpasang robek

(Burch, 2013). Ketidakyakinan ini dapat diantisipasi dengan

adanya kehadiran perawat spesialis ataupun support group (Ferrer

et al, 2010 dalam Burch, 2013). Berbagi pada orang yang

dipercaya, teman, keluarga, perawat, guru spiritual, serta orang

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

30

Universitas Indonesia

lain yang juga memiliki stoma dapat mengurangi

ketidaknyamanan tersebut. Selain support sosial, ostomate juga

harus memiliki pandangan positif terhadap hidupnya, kesabaran

dan sensasi humor untuk menghadapi setiap situasi sosial yang

dirasakan terkait kolostominya.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

31 Universitas Indonesia

BAB III

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian Keperawatan

3.1.1 Informasi Umum

1. Nama Klien : Ny. R

2. Usia : 31 tahun

3. Tanggal Lahir : 6 Mei 1982

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Suku Bangsa : Sunda

6. Agama : Islam

7. Tanggal Masuk : 27 Maret 2013

8. Diagnosa Medis : Adenoca. Rektosigmoid T4NXM1 1/3 distal

3.1.2 Anamnesa

1. Keluhan Utama

Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual (+), muntah (-), klien

merasa berat badannya menurun. Klien mengatakan kulit di area

selangkangan menghitam dan kering, terkadang nyeri di area

tersebut. Klien juga mengeluhkan dirinya sering bolak-balik ke

kamar mandi untuk BAK, klien bingung mengapa ia menjadi sering

BAK. Klien mengeluhkan sering BAB tiba-tiba dengan waktu yang

tak teratur melalui lubang kolostominya. Klien saat ini sedang

mendapat terapi radiasi hari ke-20 dan kemoterapi oral hari pertama.

2. Alasan Masuk / dirawat di RS

Klien merupakan klien rujukan dari rumah sakit lain. Klien

mengeluhkan ada benjolan yang pecah pada area bokong hingga

keluar nanah dan lendir yang berbau. Klien mengeluhkan BAB

campur darah 1 bulan SMRS.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

32

Universitas Indonesia

3. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Klien mengatakan ± 2 bulan SMRS merasakan ada benjolan (polip)

pada area bokong dan anus, kemudian atas saran orang tua, dioleskan

benjolan tersebut dengan kentang, akhirnya benjolan tersebut pecah.

Penyakit penyerta HT, DM, Asma disangkal. Tidak ada keluarga

yang menderita sakit tumor atau sejenisnya.

Klien sebelum masuk rumah sakit tidak begitu suka mengkonsumsi

sayuran dan buah. Klien merasa dulu sering mengalami susah BAB

atau konsistensi feses yang terlalu padat, namun tidak sampai nyeri

atau tegang pada abdomen. Klien suka mengkonsumsi aneka olahan

daging. Klien tidak ada kegemaran terhadap olahraga.

3.1.3 Pengkajian dengan Pendekatan Sistem Tubuh

1. Aktivitas/Istirahat

Klien bekerja sebagai guru SD. Klien senang bercakap-cakap.

Akktivitas di waktu senggang neliputi membaca, mengobrol dengan

orang sekitar. Waktu tidur tidak tentu, klien merasa cukup dengan

tidurnya, dan tidak merasa sulit tidur. Namun akhir-akhir ini klien

tidak dapat tidur kurang lebih sejak pukul 2 dini hari hingga subuh

karena sakit pada area selangkangan. Klien terlihat sedikit lemas, dan

sering merasa bosan karena sudah berada di RS sejak lama. Keadaan

umum baik, kesadaran compus mentis, rentang gerak baik,

deformitas (-), tremor (-), postur saat berdiri kaki agak

mengangkang, kekuatan otot 5555 | 5555

5555 | 5555

2. Sirkulasi

Tidak ada riwayat hipertensi / sakit jantung pada klien. Edema

periorbital (-), edema ekstremitas (-), kesemutan (-), kebas (-). TD:

100/70 mmHg, MAP: 80 mmHg, Frekuensi nadi: 80x/menit, Suhu:

36◦C. Bunyi jantung S1 & S2, murmur (-), gallop (-). Warna kulit

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

33

Universitas Indonesia

pada telapak tangan pink kemerahan, pengisian kapiler <2detik,

konjungtiva an anemis, membran mukosa oral pink, sklera an ikterik.

3. Eliminasi

Pola BAB 4-5x sehari, tertampung dalam kantong kolostomi pada

kuadran kiri bawah abdomen, flatus (+). Karakter feses coklat muda,

konsistensi (saat pengkajian) lunak, namun klien mengatakan

konsistensi kadang tidak tentu, kadang cair, kadang lunak. Kantong

kolostomi diganti hampir setiap ada feses karena klien merasa tidak

nyaman. Klien merasa masih belum terbiasa dengan pola BAB saat

ini, klien ingin frekuensi BAB seperti orang normal, 1-2x sehari.

Klien mengatakan malu terkadang flatusnya keluar tiba-tiba.

Kantong kolostomi yang dimiliki klien terdapat 3 jenis, salah satunya

adalah buatan klien sendiri dengan menggunakan plastik bening,

dibuat lubang sesuai ukuran stoma (40-45mm), kemudian diberi

double-tip untuk merekatkan ke abdomen. Kondisi stoma: pink

kemerahan, lembap, stoma menonjol ±0,5 cm, tidak terjadi iritasi

pada kulit sekitar stoma. Kulit peristomal tampak kering sedikit

kehitaman, tidak ada kemerahan, tidak ada benjolan, tidak ada

bentukan jaringan scar. Luka pada kulit di pinggir stoma ± 0,3 cm,

pus (-), darah (-).

Pola BAK 5-6x/hari, dilakukan secara mandiri di kamar mandi. Urin

berwarna kuning jernih. Klien mendapat pantangan untuk

membasuhkan air di area selangkangan karena klien sedang

mendapat terapi radiasi (mengenai area tersebut), namun sering

dilanggar karena klien merasa tidak bersih hanya dengan tissue yang

dibasahkan.

4. Makanan/Cairan

Diet yang diberikan adalah diet Makan Biasa (MB) pantang pedas

1700 kkal/hari. Klien mengatakan jika tidak sedang mual ia dapat

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

34

Universitas Indonesia

menghabiskan seluruh porsi makanannya, namun jika mualnya

kambuh, ia bisa tidak makan sama sekali di pagi hari, hanya habis

setengah porsi di siang hari, dan 3/4 porsi pada malam hari. Klien

mengatakan tidak suka makan yang manis-manis saat ini karena

merasa mual. Klien mengatakan dalam satu hari dapat minum ± 1800

hingga 2640 cc air putih (hitungan 1 botol air minum). Berat badan

klien SMRS 51 kg, 1 minggu sebelum pengkajian 44 kg, berat saat

ini 41 kg. TB: 160 cm. IMT: 16,20kg/m2. LILA: 20 cm. Klien

sedang mendapat terapi radiasi, hari ke 20.

5. Hygiene

Klien mandi 2x sehari di kamar mandi, namun hanya mengelap

badan (karena area selangkangan dan lateral kanan abdomen tidak

boleh dibasuh air). Klien menggunakan pembalut karena terkadang

keluar cairan dan lendir dari anusnya. Klien menggosok gigi setiap

mandi pagi dan sebelum tidur, serta mengganti pakaiannya setiap

hari.

6. Neurosensori

Klien tidak mengeluhkan sakit kepala, status mental baik, kesadaran

compus mentis, orientasi waktu, tempat dan orang: baik, klien

kooperatif, memori saat ini dan masa lalu baik, penggunaan alat

bantu baca (-), lensa kontak (-), alat bantu dengar (-), pupil isokor,

reaksi pupil 2mm/2mm.

7. Nyeri

Klien mengeluhkan nyeri pada area selangkangan, dengan skala 2-3.

Biasanya terasa lebih sakit di malam hari, menyebabkan klien

terbangun dini hari. Klien terlihat mengerutkan muka saat nyeri

datang. Klien tampak berjalan perlahan dan mengangkang, dan

melindungi area yang sakit saat berbaring di tempat tidur.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

35

Universitas Indonesia

8. Pernapasan

Klien tidak mengeluhkan sesak, tidak ada riwayat merokok. Klien

tidak sedang batuk, bunyi napas vesikuler, wheezing (-), ronki (-),

krekels (-), RR:18x/menit, tidak ada penggunaan otot bantu napas,

klien asianosis.

9. Keamanan

Klien tidak memiliki riwayat alergi, suhu badan 36◦C, integritas kulit

baik, hanya pada bokong, perut dan selangkangan tampak kering,

dan kehitaman. Kulit pada area selangkangan tampak mengelupas

dan kemerahan.

10. Interaksi Sosial

Klien berinteraksi dengan sesama pasien di kamar rawat dengan

baik. Pada saat maghrib (setelah sholat) klien memandu pasien yang

ada di kamar untuk mengaji. Pasien yang ada di sebelah Ny. R

merasa senang dengan keberadaan Ny. R yang dapat dijadikan

teman ngobrol, berbagi cerita serta memberikan support.

3.2 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada Ny.R meliputi:

1. Pemeriksaan Laboratorium (4 Mei 2013)

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratoriom Ny. R

Jenis Pemeriksaan Nilai Keterangan

Hematologi:

Hemoglobin

Hematokrit

Eritrosit

Leukosit

Trombosit

MCV

MCH

MCHC

11,5 g/dl

36 %

4,3 juta/ul

4300/ul

227.000/ul

84fL

27 pg

32 g/dl

Menurun

Menurun

Normal

Menurun

Normal

Normal

Normal

Normal

Kimia Klinik

SGOT

SGPT

14 U/L

10 U/L

Normal

Normal

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

36

Universitas Indonesia

Ureum

Kreatinin

Na

K

Cl

21 mg/dL

0,7 mg/dL

141 mmol/L

4,3 mmol/L

101 mmol/L

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

2. Pemeriksaan Histopatologi (27 Maret 2013)

Hasil: Rektosigmoid adenocarcinoma poorly differentiated

3. Pemeriksaan MSCT-Scan abdomen (22 Maret 2013)

Hasil: Massa isodens inhomogen daerah rectosigmoid yang berbatasan

langsung dengan uterus dan memberikan enchancement inhomogen,

hepatomegali ringan, suspek metastase ke lien, gambaran ileus obstruktif

partial, MSCT-scan gallbladder, pancreas, ginjal dan vesica urinaria dalam

batas normal.

3.3 Daftar Terapi Medis

Tabel 3.2 Daftar Terapi Medikasi Ny. R

Nama Obat Rute Frekuensi Waktu Pemberian

(Jam)

Rantin Oral 2 x 1 18.00, & 06.00

Tramadol Oral 3 x 1 12.00, 18.00, & 06.00

Neurobion Oral 2 x 1 18.00, & 06.00

Sangobiad Oral 2 x 1 18.00, & 06.00

Meloderm Topikal 2 x 1 18.00, & 06.00

Radiocare Topikal 1 x 1 06.00

Xeloda Oral 2 x 2 20.00 & 07.00

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

37

Universitas Indonesia

3.4 Analisa Data

Tabel 3.3 Analisa Data dan Masalah Keperawatan Ny. R

No Data Masalah Keperawatan

1 DS: Klien mengatakan

- Mual, tidak nafsu makan

- Sering tidak sarapan, makan siang hanya

habis 1/2 porsi, makan malam tidak habis

satu porsi

- Merasa berat badannya menurun, sebelum

masuk RS BB 51 kg, seminggu lalu 44 kg

DO:

- Klien tampak kurus

- BB: 41 kg, TB: 160 cm, IMT: 16,02 kg/m2

- LILA: 20 cm

- Klien mengalami penurunan BB sebanyak

3 kg dalam satu minggu (dari 44 kg menjadi

41 kg)

- Klien mendapat terapi radiasi, hari ke 20

- Klien mendapat kemoterapi oral, hari ke 1

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

2 DS: klien menyatakan

- Sakit pada kulit dekat stoma dan

selangkangan, kulit juga terasa kering

- kadang tetap membasuh selangkangan

dengan air karena merasa kurang bersih jika

hanya dengan tisu basah

DO:

- Kulit pada area perut dan selangkangan

tampak kehitaman dan kering

- Tampak luka pada kulit pinggiran stoma

berukuran ± 0,3 cm, pus (-), darah (-)

- Terdapat kulit yang kemerahan dan

mengelupas pada area selangkangan

- Kien mendapat terapi radiasi, hari ke 20

Kerusakan Integritas

Kulit

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

38

Universitas Indonesia

- Klien tampak berjalan perlahan dan

mengangkang

3 DS: Klien mengatakan:

nyeri pada area selangkangan, serta nyeri

pada area luka di pinggiran stoma jika

dipegang atau terkena gesekan

DO:

- Skala nyeri 2 pada selangkangan jika

menggerakkan kaki

- Skala nyeri 2-3 pada luka di pinggiran

stoma jika dipegang, ditekan atau terkena

gesekan

- Klien tampak berjalan perlahan dan

mengangkang

- Klien tampak melindungi area yang sakit

saat berbaring di tempat tidur

Nyeri Akut

4 DS: Klien mengatakan

- Sering BAB tiba-tiba dengan waktu yang

tidak tentu

- Frekuensi BAB dalam sehari 4-5x

- Ingin BAB hanya 1-2x sehari seperti orang

normal

- Merasa terganggu dengan pola

eliminasinya saat ini

DO:

- Klien memiliki stoma/kolostomi pada

abdomen kuadran kiri bawah

- Bising usus 5x/menit

Inkontinensia alvi

(Gangguan eliminasi

fekal)

5 DS: Klien mengatakan

- Sering bolak balik kamar mandi untuk

BAK

- Merasa bingung kenapa ia jadi sering

Gangguan eliminasi urin

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

39

Universitas Indonesia

BAK

- BAK 5-6x sehari

DO:

- Klien mendapat terapi radiasi di area

abdomen bawah, hari ke 20

3.5 Rencana Asuhan Keperawatan

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam, klien

menunjukkan tanda-tanda:

- Klien menghabiskan satu porsi makan pagi, siang dan malam setiap

harinya

- Klien tidak mengalami penurunan BB

- Adanya penambahan BB, IMT target: 16,5 kg/m2

Intervensi mandiri:

- Pantau asupan makanan setiap hari. Rasional: mengidentifikasi

kekuatan/defisiensi nutrisi berdasarkan asupan makanan

- Timbang BB serta hitung IMT berkala. Rasional: Mengidentifikasi status

nutrisi klien berdasarkan perhitungan IMT

- Awasi anoreksia, mual, muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan

terapi dan obat. Awasi frekuensi, volume dan konsistensi feses. Rasional:

mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area pemecahan masalah

untuk meningkatkan pemasukan nutrisi

- Dorong dan berikan periode istirahat yang sering. Rasional: Membantu

menghemat tenaga, dan menurunkan kebutuhan metabolik

- Motivasi oral hygiene. Rasional: Meningkatkan nafsu makan

- Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, makan bersama keluarga

yang menunggu / berkunjung, atau pasien lain di ruangan. Rasional:

Membuat kondisi makan yang lebih menyenangkan dan dapat

meningkatkan masukan nutrisi

Intervensi kolaborasi:

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

40

Universitas Indonesia

- Rujuk ke ahli gizi untuk penentuan komposisi diet. Rasional: Memberi

bantuan perencanaan diet dengan nutrisi adekuat

- Berikan medikasi anti emetic sesuai indikasi. Rasional: mengurangi rasa

mual

- Awasi pemeriksaan lab seperti BUN, protein serum, albumin. Rasional:

nilai yang rendah menunjukkan adanya malnutrisi.

2. Kerusakan Integritas Kulit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam klien

menunjukkan tanda-tanda:

- Integritas kulit membaik: kulit dalam kondisi lembap dan tidak kering,

tidak ada kulit yang mengelupas dan kemerahan

- Tidak terjadi lecet atau luka baru pada kulit

Intervensi mandiri:

- Pantau kondisi kulit, area yang terkena terapi radiasi serta kulit di sekitar

kantong kolostomi. Rasional: Mengidentifikasi kondisi integritas kulit

untuk menentukan terapi yang diberikan.

- Beri perawatan kulit dengan sering, minimalkan kelembapan akibat

ekskresi dari stoma. Rasional: terlalu kering atau lembap, dapat merusak

kulit dan menciptakan kondisi bagi mikroorganisme untuk mempercepat

kerusakan (terutama dalam kondisi lembap)

- Pantau kondisi stoma, edukasi klien terkait karakteristik stoma yang sehat

dan tidak sehat, dan cara membersihkannya. Rasional: Membantu klien

mengenali tanda awal luka atau infeksi, infeksi pada stoma akan

berpengaruh pada kulit di sekitar stoma

Intervensi Kolaborasi:

- Beri & oleskan cream radiasi pada kulit yang terkena radiasi serta lotion

untuk kulit yang menjadi tempat perekatan dengan katong kolostomi,

berikan bedak bila perlu. Rasional: menjaga kelembapan kulit dan

mencegah tumbuhnya jamur pada skin barrier kantong kolostomi

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

41

Universitas Indonesia

3. Nyeri Akut

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam klien

menunjukkan tanda-tanda:

- Skala nyeri berkurang menjadi 0-1 pada area selangkangan, skala 0-1

pada luka di pinggiran stoma

- Klien dapat melakukan teknik relaksasi tarik napas dalam dengan baik

dan benar

Intervensi mandiri:

- Observasi dan catat lokasi nyeri, berat (skala 0-10), frekuensi dan

presipitasi nyeri. Rasional: Membantu membedakan penyebab nyeri dan

memeberikan informasi tentang kemajuan/perbaikan luka, terjadinya

komplikasi, dan keefektifan intervensi.

- Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk relaksasi dengan meredupkan

lampu, mengurangi tingkat kebisingan, membatasi pengunjung, anjurkan

klien untuk istirahat dengan posisi yang nyaman menurut klien. Rasional:

Memberikan rasa nyaman pada klien.

- Anjurkan menggunakan teknik relaksasi latihan napas dalam. Rasional:

Menggunakan istirahat, memusatkan kembali perhatian dapat

meningkatkan koping

4. Inkontinensia Alvi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam klien

menunjukkan tanda-tanda:

- Pengeluaran feses dapat dikendalikan, 1-2x sehari

- Terbentuknya kebiasaan defekasi rutin yang teratur

Intervensi mandiri:

- Kaji pola BAB klien setiap hari. Rasional: mengetahui pola eleminasi

klien serta respon klien

- Edukasi dan demonstrasi cara irigasi kolostomi sederhana. Rasional:

mengajarkan cara melakukan irigasi sederhana, agar klien dapat melakukan

irigasi meskipun tidak berada di RS

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

42

Universitas Indonesia

- Evaluasi respon klien setelah dilakukannya irigasi sederhana. Rasional:

mengetahui perasaan klien terhadap proses irigasi dan tindak lanjut

selanjutnya yang diinginkan klien

- Bantu lakukan irigasi kolostomi teratur setiap hari jika memungkinkan.

Rasional: membantu klien dalam membiasakan diri melakukan irigasi

kolostomi sebelum dirinya mampu secara mandiri

5. Gangguan Eliminasi Urin

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam klien

menunjukkan tanda-tanda:

- Klien tidak mengeluhkan terkait frekuensi BAKnya

- Kebutuhan cairan klien terpenuhi dengan baik

Intervensi mandiri:

- Monitor intake dan output cairan. Rasional: deteksi dini

ketidakseimbangan cairan tubuh akibat peningkatan frekuensi BAK

- Monitor frekuensi, jumlah dan karakteristik urin saat BAK. Rasional:

membantu mengidentifikasi status keseimbangan cairan tubuh klien.

- Motivasi klien untuk menekan atau menahan urinasi semampu klien.

Rasional: Mempertahankan kemampuan kandung kemih dan sfingter uretra

untuk menahan urin

- Edukasi klien untuk minimalkan minum sebelum tidur di malam hari.

Rasional: Meminimalkan gangguan untuk tidur

- Edukasi klien terkait penyebab gangguan pola eliminasi BAK. Rasional:

Memberikan ketenangan pada klien, agar klien tidak merasa terganggu

dengan kondisi saat ini.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

43

Universitas Indonesia

3.6 Implementasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Tabel 3.4 Implementasi Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Tanggal 20 Mei 2013 pkl 15.45 Tanggal 22 Mei 2013 pkl 08.40 Tanggal 23 Mei 2013 pkl 15.45

Implementasi:

a. Mengkaji asupan makanan hari ini

b. Mengkaji adanya mual/muntah

c. Memotivasi klien meningkatkan asupan makanan,

dengan menambah lauk yang klien sukai di luar

pantangan diet klien

d. Menimbang BB & menghutung IMT

e. Kolaborasi ahli gizi

Evaluasi:

S: klien mengatakan tidak mual hari ini, sarapan dan

makan siang habis satu porsi, plus jeruk satu buah

O: klien tempak kurus, lemas (-), lemah (-). BB: 43kg,

TB: 160cm, IMT: 16,80kg/m2. Diet makan hari ini

dinaikkan oleh ahli gizi menjadi dari 1700 kkal

menjadi 2100 kkal ditambah susu protein 26

g/hari

A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

masih terjadi: IMT belum mencapai target (17,0

kg/m2)

P: Motivasi asupan makanan cemilan, kamis

23/5/2013 timbang BB dan hitung IMT, kolaborasi

anti emetik pukul 18.00

Implementasi:

a. Mengkaji asupan makanan hari ini

b. Mengkaji adanya mual/muntah

c. Memotivasi klien meningkatkan asupan makanan

d. Memotivasi keluarga (suami klien) untuk

membantu klien meningkatkan asupan makanan

dengan menyediakan makanan yang disukai klien

dan menemani klien saat makan

Evaluasi:

S: klien mengatakan tidak mual dan muntah hari ini,

sarapan habis satu porsi

O: klien tempak kurus, lemas (-), lemah (-). IMT

terakhir (20 Mei 2013): 16,80kg/m2

A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

masih terjadi: IMT belum mencapai target (17,0

kg/m2)

P: Motivasi asupan makanan cemilan, kamis

23/5/2013 timbang BB dan hitung IMT,

kolaborasi anti emetik pukul 18.00

Implementasi:

a. Mengkaji asupan makanan hari ini

b. Memotivasi klien meningkatkan asupan makanan

c. Menimbang BB & menghutung IMT

d. Memberi reinforcement positif atas penambahan

BB klien

Evaluasi:

S: klien mengatakan tidak mual hari ini, sarapan dan

makan siang habis satu porsi, klien minum susu

yang diberikan ahli gizi tadi pagi. Klien

mengatakan senang BBnya bertambah (setelah

dilakukan pengukuran)

O: klien tempak kurus, lemas (-), lemah (-). BB:

44kg, TB: 160cm, IMT: 17,19 kg/m2

A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan teratasi: IMT sudah mencapai target

(17,0 kg/m2)

P: Motivasi asupan makanan cemilan, sabtu 25 Mei

2013 (sebelum pulang) timbang BB kembali,

motivasi meningkatkan BB di rumah hingga 48-

56 kg (IMT 18,75-21,88 kg/m2)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

44

Universitas Indonesia

Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit

Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

Tanggal 20 Mei 2013 pkl 15.45 Tanggal 22 Mei 2013 pkl 08.30 Tanggal 23 Mei 2013 pkl 15.45

Implementasi:

a. Mengobservasi kondisi kulit di sekitar stoma dan

di area selangkangan

b. Memberikan reinforcement positif atas

kemampuan klien menjaga kelembapan kulit di

area abdomen, dan menjaga kulit peristomal tetap

kering

Kolaborasi: Membantu mengoleskan salep

radiocare pada kulit yang kehitaman di area

abdomen dan bokong, dan salep molederm pada

selangkangan dan luka di pinggir stoma

Evaluasi:

S: Klien mengatakan luka di pinggiran stoma sedikit

sakit skala 1-2, kulit di selangkangan juga agak

sakit namun sudah berkurang dibanding

sebelumnya

O: luka pada kulit di pinggir stoma ± 0,3 cm, pus (-),

darah (-), berwarna pink kemerahan,. Kulit di

selangkangan tidak ada kemerahan, deskuamosa (-

), tidak kering, tampak epitalisasi

A: Kerusakan integritas kulit masih terjadi

P: bantu perawatan kulit, followup salep yang sudah

diresepkan

Implementasi:

a. Mengobservasi kondisi kulit di sekitar stoma dan

di area selangkangan

b. Mengingatkan klien untuk menjaga area sekitar

stoma agar tetap kering, terutama saat akan

menempelkan kantong kolostomi

Kolaborasi: Membantu mengoleskan salep

radiocare pada kulit yang kehitaman di area

abdomen dan bokong, dan salep molederm pada

selangkangan

Evaluasi:

S: Klien mengatakan agak nyeri pada luka di pinggir

stoma skala 2, kulit di selangkangan juga agak

sakit namun sudah berkurang dibanding

sebelumnya

O: luka pada kulit di pinggir stoma ± 0,3 cm, pus (-),

darah (-), berwarna pink kemerahan,. Kulit

abdomen lembap, kulit di selangkangan tidak ada

kemerahan, deskuamosa (-), tidak kering

A: Kerusakan integritas kulit masih terjadi

P: bantu perawatan kulit, terutama pada luka di

pinggiran stoma (nebacetin dioleskan setiap pagi

pada luka di pinggir stoma)

Implementasi:

a. Mengobservasi kondisi kulit di sekitar stoma

b. Memberikan reinforcement positif atas

kemampuan klien menjaga kelembapan kulit

dengan mengoleskan salep bila kering

c. Mengingatkan kembali kepada klien menjaga

kebersihan tangan dan kuku serta tidak

menggaruk area yang gatal pada luka dan

sekitarnya

Evaluasi:

S: Klien mengatakan luka di pinggiran stoma sedikit

sakit skala 1-2, kulit di selangkangan sudah tidak

terasa nyeri

O: luka pada kulit di pinggir stoma ± 0,3 cm, pus (-),

darah (-), berwarna pink kemerahan,.

Reepitelisasi kulit selangkangan sudah baik.

Kulit pada abdomen kehitaman, tidak kering.

A: Kerusakan integritas kulit masih terjadi

P: bantu perawatan kulit, terutama observasi luka di

pinggiran stoma, nebacetin dioleskan setiap pagi

pada luka di pinggir stoma dengan tetap menajga

kulit peristomal tetap kering sebelum kantong

kolostomi ditempelkan. Sabtu, 25 Mei 2013

diskusi kembali cara perawatan stoma yang telah

didiskusikan pada pendkes sebelumnya (evaluasi

kognitif dan motorik sebelum pulang)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

45

Universitas Indonesia

Diagnosa Keperawatan: Inkontinensia Alvi

Tabel 3.6 Implementasi Diagnosa Keperawatan Inkontinensia Alvi

Tanggal 20 Mei 2013 pkl 17.20 Tanggal 22 Mei 2013 pkl 10.45 Tanggal 23 Mei 2013 pkl 17.20

Implementasi:

a. Mengkaji pola BAB klien hari

ini

b. Menanyakan kembali perasaan

dan keinginan klien terhadap

pola BAB

c. Menghitung BU dalam satu

menit

d. Membuat kontrak &

menjelaskan tentang tujuan dan

prosedur irigasi kolostomi

sederhana

Evaluasi:

S: Klien mengatakan ingin BAB

hanya 1-2x/hari, klien

mengatakan BAB hari ini baru

1x dengan konsistensi lunak,

klien setuju untuk irigasi hari

rabu pagi

O: tidak ada feses pada kantong

kolostomi, BU:4x/menit, klien

tampak antusias mendengar

tentang irigasi kolostomi

A: Inkontinensia alvi masih terjadi

P: Irigasi kolostomi sederhana hari

rabu (22/5/2013)

Implementasi:

a. Mengkaji pola BAB 24 jam terakhir, mendengarkan BU dalam 1 menit

c. Menjelaskan tentang tujuan irigasi kolostomi, prosedur secara singkat serta

efek yang dirasakan, menanyakan kembali kesediaan klien

e. Menyiapkan klien dan mendekatkan alat, memasang pengalas

f. Menggunakan sarung tangan & melakukan stoma tuse

g. Melakukan proses irigasi kolostomi sederhana, alat: plabot NaCl 500cc berisi

air hangat, kateter folley, selang infus, bengkok, alas, tiang infus, spuit 50cc

i. Mengkaji kondisi klien 30 menit setelah irigasi dilakukan

Evaluasi:

S: Klien mengatakan belum BAB dari kemarin malam. Klien mengatakan ingin

sekali pola BABnya teratur, 1-2x sehari. Klien mengatakan tidak nyaman

dengan posisi duduk. Klien mengatakan agak nyeri pada saat dilakukan stoma

tuse. Klien mengatakan merasa nyaman saat air hangat dimasukkan ke dalam

stoma. 30 menit setelah proses selesai, klien mengatakan ingin lagi dilakukan

irigasi kolostomi, karena feses padat telah berhasil keluar dari stoma dan

klien sudah mengganti kantong dengan yang baru

O: BU 3x/menit (lemah), terdapat tahanan saat dilakukan stoma tuse dengan

kelingking ±4cm, air langsung mengalir keluar saat dialirkan melalui kateter

folley, air juga mengalir kembali saat dimasukkan dengan spuit 50cc, feses (-

), lendir (-), flatus (-). 20 menit kemudian tampak ada feses padat keluar dari

stoma, tertampung di kantong yang baru diganti. Klien terlihat senang dan

antusias.

A: Inkontinensia alvi masih terjadi: pola BAB klien belum normal

P: Tunda irigasi kolon selanjutnya, kolaborasi dokter terkait respon klien dan

rencana tindak lanjut. Motivasi klien banyak konsumsi buah dan sayur

Implementasi:

a Mengkaji pola BAB klien hari ini

b Mengevaluasi kembali perasaan klien

terkait pola BABnya

c Menghitung BU dalam satu menit

d Menjelaskan tindak lanjut terapi irigasi

kolostomi

Evaluasi:

S: klien mengatakan ingin melanjutkan

irigasi kolostomi kemarin karena

merasa lebih enak setelahnya, hari ini

klien sudah BAB 1x, BAB sudah

lancar, konsistensi lunak

O: tidak ada feses pada kantong

kolostomi, BU:5x/menit, kondisi

stoma pink kemerahan, tidak

mengerut, hanya seperti mundur dari

sebelumnya (menonjol <0,3 cm).

A: Inkontinensia alvi masih terjadi,

intervensi irigasi kolostomi tidak

dilanjutkan

P: Cek kondisi stoma, laporkan dokter

terkait kondisi stoma yang sedikit

tertarik ke dalam

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

46 Universitas Indonesia

BAB IV

ANALISA MASALAH

4.1 Profil Lahan Praktik

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto merupakan

rumah sakit rujukan tertinggi bagi seluruh tentara. Hal ini dijelaskan dalam

visi rumah sakit, yakni menjadi rumah sakit berstandar internasional, sebagai

rujukan tertinggi dan rumah sakit pendidikan utama serta kebanggaan prajurit

dan masyarakat. Visi menjadi rumah sakit berstandar internasional dicapai

dengan misi menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai

dengan standar Joint Comission International (JCI). Oleh karena itu, dalam

menuju rumah sakit berstandar JCI, rumah sakit Gatot Soebroto berusaha

menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien, berupa identifikasi pasien dengan

baik, komunikasi efektif, penyimpanan obat, prosedur operasi, minimalisasi

resiko infeksi dan jatuh. Visi rumah sakit yang kedua, menjadi rujukan

tertinggi diturunkan ke dalam misi menyelenggarakan dukungan dan

pelayanan kesehatan yang bermutu secara menyeluruh untuk prajurit/PNS TNI

AD, keluarga serta masyarakat. Visi ketiga, diturunkan ke dalam misi

mengembangkan keilmuan secara berkesinambungan.

RSPAD Gatot Soebroto sebagai rumah sakit pendidikan menerima kehadiran

mahasiswa untuk melakukan praktik, khususnya mahasiswa program profesi

Keperawatan Universitas Indonesia dalam praktik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan (KKMP) peminatan Keperawatan Medikal Bedah

(KMB). Mahasiswa mendapatkan lahan praktik di Lantai 5 Perawatan Bedah

yang merupakan ruangan kelas II yang merawat pasien dengan penyakit

bedah. Lantai 5 Bedah memiliki 10 kamar dengan kapasitas tempat tidur 2

hingga 4 tempat tidur per kamar. Kamar 1 dan 10 hanya berisikan 2 tempat

tidur, khusus untuk pasien kelas II dengan pangkat kapten. Kamar 2 dan 3

tidak dapat digunakan, sehingga kapasitas total dari lantai 5 bedah adalah 28

tempat tidur. Pasien yang dirawat di lantai 5 bedah merupakan pasien yang

menderita penyakit kanker (bedah onkologi) baik rawat inap maupun rawat

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

47

Universitas Indonesia

jalan kemoterapi, kemudian penyakit bedah urologi seperti obstruksi ureter

atau hiperplasia prostat, penyakit bedah digestif, bedah syaraf, ortopedi, bedah

plastik dan kasus bedah lain. Penyakit yang menempati posisi pertama pada

bulan Mei adalah Kanker Payudara.

Mahasiswa memiliki kesempatan belajar yang luas, karena banyak kasus

bedah yang terdapat di lantai 5 Bedah. Mahasiswa dapat merasakan

pengalaman langsung berinteraksi dan menerapkan asuhan keperawatan yang

telah dipelajari saat di akademik untuk diterapkan kepada pasien di lantai 5

bedah dengan bimbingan dari pembimbing klinik dan perawat ruangan.

Banyak hal pula yang baru dipelajari mahasiswa saat berada di ruangan,

seperti alur masuk pasien, standar prosedur operasional tindakan, prosedur

mengantar dan menjemput pasien ke ruang operasi ataupun ke ruang ICU.

Lantai 5 bedah memiliki tiga pembimbing klinik utama, yakni kepala ruangan

dan dua CI (Clinical Instruction) yang juga berperan sebagai perawat

assosiate di ruangan.

4.2 Analisa terkait Keperawatan Kesehatan Masalah Perkotaan

Perubahan pola hidup akan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di

suatu tempat, terlebih lagi di perkotaan. Jumlah penduduk yang tinggi akan

menuntut adanya perkembangan kualitas dan kuantitas teknologi, kendaraan,

pekerjaan, dan sebagainya. Tingkat urbanisasi negara Indonesia yang tinggi,

menyebabkan jumlah penduduk pada perkotaan meningkat. Pola hidup

manusia zaman sekarang tidak lagi terpusat pada wilayah pedesaan tetapi

semakin beralih ke pusat-pusat perkotaan (The President Post Indonesia,

2013).

Beberapa perubahan pola hidup yang berdampak pada masalah kesehatan,

khususnya kanker rektal adalah dari segi makanan, aktivitas fisik, dan

lingkungan. Masyarakat dengan tingkat kesibukan kerja membutuhkan

makanan yang siap saji karena cepat dan praktis, akhirnya masyarakat kini

kurang dalam mengkonsumsi sayuran dan buah. Sementara makanan cepat

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

48

Universitas Indonesia

saji mengandung lemak yang tinggi. Tuntutan pekerjaan dalam seminggu

membuat masyarakat sulit meluangkan waktu untuk berolahraga. Kota saat ini

juga kurang memfasilitasi tempat yang nyaman untuk berolahraga secara

praktis seperti taman untuk jogging dan sebagainya. Selain itu, seiring dengan

bertambahnya penduduk di kota, bertambah pula kendaraan, sehingga dulu

orang bisa jalan beberapa kilometer dalam sehari namun saat ini orang akan

lebih memilih naik kendaraan. Masyarakat kota pun akan kurang dalam

melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Hal lain terkait perubahan

lingkungan yang berhubungan dengan faktor resiko kanker kolorektal adalah

perubahan toilet dari toilet jongkok ke duduk. Milio’s framework

menekankan, tidak hanya masyarakat yang terlibat dalam faktor resiko ini,

namun juga terkait pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam menciptakan

situasi perkotaan yang sehat bagi masyarakat (Allender & Spradley, 2001).

4.3 Analisa Asuhan Keperawatan pada Pasien Kolostomi dengan Kanker

Kolorektal

Ny. R (31 tahun) menderita kanker kolorektal (berdasarkan pemeriksaan

histologi 27 Maret 2013 tampak adenocarcinoma pada kolon sigmoid dan

rektum), dan dilakukan tindakan pembedahan loop colostomy pada Ny. R pada

tanggal 5 April 2013. Hal ini sejalan dengan fakta yang disampaikan

Simanjuntak dan Nurhidayah (2007) bahwa alasan paling sering dilakukan

tindakan kolostomi adalah karena adanya karsinoma pada kolon dan rektum.

Tindakan pembedahan loop colostomy pada Ny. R untuk memungkinkan feses

keluar dari kolon, sementara kanker pada rektum dan sigmoid dihancurkan

melalui terapi radiasi dan kemoterapi, dengan harapan jika nanti sel kanker

telah mati, kolon akan dikembalikan seperti semula dan Ny. R dapat BAB

melalui anus kembali. Tindakan pembedahan reseksi tidak dilakukan karena

dari interpretasi MSCT abdomen kanker suspek metastasis ke lien.

Etiologi kanker kolorektal pada Ny. R meliputi adanya riwayat polip yang

terdapat pada anal, klien dulu sering mengeluhkan sulit BAB, konsistensi

feses yang selalu padat. Klien juga tidak suka mengkonsumsi sayuran, namun

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

49

Universitas Indonesia

suka sekali mengkonsumsi daging. Klien tidak gemar melakukan berolahraga.

Black & Hawks (2009) menyebutkan bahwa polip dapat menjadi satu faktor

resiko dari terjadinya kanker rektal. Stewart & Kleihues (2003) dalam Ruddon

(2007) menyebutkan bahwa kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan

faktor utama dari terjadinya kanker rektal. Klien juga sering mengkonsumsi

daging, yang dapat menyebabkan feses mengandung banyak lemak dan

memicu aktivasi bakteri penghasil asam karsinogen (Newton, 2009). Evakuasi

feses yang lama menyebabkan feses tertahan dalam rektum dalam waktu lama,

yang dapat menyebabkan keluarnya efek karsinogen dari toksin pada feses

(Corwin, 2001).

Penatalaksanaan kanker kolorektal secara medis adalah melalui terapi radiasi

dan kemoterapi, sedangkan secara bedah adalah dilakukan tindakan reseksi

atau pembuatan kolostomi (Smeltzer & Bare, 2002; Zhang, 2008). Ny. R

mendapat penatalaksanaan seperti yang disebutkan di atas, yakni pembedahan

kolostomi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Efek samping dari kemoterapi dan

radiasi menurut Zhang (2008) adalah mengganggu metabolisme sel yang

sehat, ditunjukkan dengan rambut rontok, stimulasi pusat mual (timbul rasa

mual dan muntah) serta mengganggu pembentukan sel darah merah oleh

tulang belakang. Dalam kasus ini, Ny. R memang mengeluhkan mual (+),

muntah (-). Ny. R sering tidak nafsu makan, bahkan mengalami penurunan

berat badan hingga 3kg dalam seminggu terakhir. Ny. R mendapat terapi

medikasi anti emetik Ondansentron 8 mg, 2 x 1, pukul 18.00 dan 06.00.

Terkait dengan gangguan pembentukan sel darah merah, hal ini juga dialami

oleh Ny. R meskipun dari manifestasi klinis tidak sampai terlihat.

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 4 Mei 2013 menunjukkan bahwa Hb

klien di bawah normal (11,5 g/dL, normalnya 12-16 g/dL), dan Ht di bawah

normal (36%, normalnya 37-47%). Penurunan komponen darah ini diimbangi

dengan asupan suplemen penambah darah sangobiad 2 x 1 tab (pukul 18.00

dan 06.00).

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

50

Universitas Indonesia

Tjokronagoro (2004) memaparkan bahwa reaksi antara H2O dan pengion dari

radiasi akan berefek pada kerusakan sel akibat ion H dan OH yang terionisasi

menjadi tidak stabil dan bersifat radikal. Ion H dan OH ini dapat merusak sel

dan menyebabkan kematian sel. Oleh karena itu interaksi antara air dan kulit

yang terkena radiasi harus dihindari. Namun, pada kasus, Ny. R merasa tidak

nyaman bila setelah BAK tidak dibersihkan dengan air, akhirnya kulit pada

selangkangan menjadi iritasi, kemerahan dan mudah mengelupas. Edukasi

telah diberikan terkait efek air pada kulit, dan cara membersihkan BAK hanya

dengan tisu dan minimalisir terkena ke kulit selangkangan. Klien juga

diingatkan untuk tidak menggunakan celana yang ketat agar meminimalkan

gesekan dengan kulit di selangkangan. Ny. R akhirnya menggunakan celana

yang longgar, dan sering tidak menggunakan celana dalam (hingga area di

selangkangan tidak terasa nyeri). Klien juga tidak membasuh selangkangan

dengan air sehabis BAK, hanya mengelap area perineal dengan tisu.

Ny. R menggunakan kantong kolostomi buatan sendiri yang terbuat dari

plastic 1/4 kg yang dilubangi untuk letak stoma, kemudian direkatkan

menggunakan double-tip. Alasan klien menggunakan kantong buatannya

sendiri adalah karena merasa lebih nyaman, dan ia sering mengganti kantong

kolostominya (sehari bisa 3 kali ganti) sehingga tidak membutuhkan uang

yang mahal untuk mengganti kantong kolostominya. Penulis belum

menemukan penelitian terkait kantong kolostomi buatan sendiri. Namun pada

aplikasinya, tidak ada masalah yang terjadi pada klien akibat penggunaan

kantong kolostomi. Edukasi telah diberikan terkait ukuran lubang kantong

kolostomi kepada klien dan keluarga. Ukuran lubang kantong yang dibuat

sudah sesuai dengan kriteria stoma Ny. R, yang secara teori, ukuran lubang

kolostomi harus sesuai dengan stoma, dapat diberi kelonggaran maksimal 1/8

inci atau sekitar 0,3 cm (Canada Care Medical, n.d).

Ny. R mengganti kantong kolostominya hampir setiap ada keluaran feses, jika

dalam sehari ia BAB 4-5 kali, ia bisa mengganti kantong kolostominya

sebanyak 3 kali. Hal ini sudah sesuai dengan teori, bahwa kantong kolostomi

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

51

Universitas Indonesia

harus dikosongkan atau diganti jika sudah 1/3 atau 1/2 penuh (Truven Health

Analytics, 2012). Penggantian kantong kolostomi disertai dengan

membersihkan stoma. Stoma cukup dibersihkan dengan air, hindari

penggunaan sabun karena dapat mengiritasi (Truven Health Anaytics, 2012).

Klien dalam hal ini sudah diberikan edukasi terkait cara membersihkan stoma,

klien juga tidak menggunakan sabun saat membersihkan stoma. Klien juga

telah mempertahankan kulit di sekitar stoma agar tidak terlalu lembap atau

basah.

Ny. R kini telah melewati satu bulan pasca pembedahan kolostomi. Truven

Health Analytics (2012) menyampaikan bahwa komplikasi stoma paling

banyak muncul pada tahun pertama pasca pembedahan. Oleh karena itu Ny. R

diberikan edukasi terkait kondisi stoma sehat dan tidak sehat diberikan kepada

Ny. R & keluarga agar pasien dapat membantu mengidentifikasi sendiri

kondisi stomanya. Evaluasi dari pemberian edukasi ini ialah, Ny. R dapat

memahami dan menyebutkan kembali tanda stoma yang sehat dan tidak sehat

& dibekali media leaflet (disertai gambar) untuk dibawa pulang. Kondisi

stoma Ny. R sendiri saat ini baik, berwarna pink kemerahan, lembap dan

mengkilat, tidak mengerut, menonjol <5 cm, produksi feses (+), flatus (+),

tidak ada perdarahan. Hal ini sesuai dengan ciri stoma sehat yang disampaikan

oleh Borwel (2011), dimana stoma yang normal akan terlihat merah atau pink

terang, lembap, tidak mengerut dan tampak seperti membran mukosa oral.

Ny. R mengeluhkan terkait pola BAB nya dan menginginkan hanya 1 sampai

2 kali BAB dalam sehari seperti individu lainnya. Dalam hal ini perawat harus

membantu klien dalam mengembalikan pola eliminasinya yaitu dengan cara

irigasi kolostomi. Klien saat dilakukan irigasi kolostomi sedang dalam kondisi

belum BAB sejak 1 hari yang lalu (BU 3x/menit, lemah). Klien merasa tidak

nyaman pada perutnya. Saat dilakukan stoma tuse terdapat tahanan di dalam

kolon. Irigasi dilakukan sama seperti yang seharusnya, yakni dengan

memasukkan sejumlah air dengan suhu yang sama dengan tubuh (hangat)

(Putri, 2011).

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

52

Universitas Indonesia

Alat yang dapat digunakan untuk proses irigasi kolostomi meliputi kontainer

atau wadah untuk air hangat yang akan dialirkan, tube (selang untuk

mengalirkan cairan), cone dan plastic sleeve (Burch, 2013). Namun pada

prakteknya, irigasi dilakukan secara sederhana dengan memodifikasi alat.

Kontainer yang digunakan diganti dengan plabot NaCl 500cc kosong,

kemudian selang yang digunakan diganti dengan selang infus dan foley kateter

(disambungkan dan difiksasi dengan plester), kemudian plastic sleeve tidak

digunakan karena aliran dari stoma langsung dialirkan ke bengkok besar.

Kelemahan lainnya ialah posisi klien seharusnya duduk, agar nanti cairan

irigasi dapat mudah keluar dari kolon dan stoma, namun karena klien tidak

nyaman duduk maka irigasi dilakukan sambil berbaring dan posisi klien agak

miring ke kiri.

Air hangat yang dimasukkan ± 100cc dengan selang yang telah masukkan ke

dalam stoma sejauh ± 7-8cm. Air tampak langsung mengalir dari stoma ke

bengkok, feses (-), lendir (-). flatus (-). Kemudian air dicoba dimasukkan

kembali dengan menggunakan spuit 50 cc langsung ke dalam stoma, hal yang

sama tetap terjadi. Irigasi kemudian dihentikan karena dirasakan belum efektif

dan klien merasa tidak nyaman. Stoma pun dibersihkan, begitu dengan kulit di

sekitarnya, kemudian kantong kolostomi yang baru dipasang. Alat pun

dibersihkan dan dibereskan.

Dua puluh menit setelah proses irigasi, mahasiswa kembali mengevaluasi

respon klien. Klien mengatakan telah BAB sekitar 10 menit setelah proses

irigasi selesai, saat didatangi klien telah mengganti kantong kolostominya dan

terdapat keluaran feses pada stoma dengan konsistensi padat, dan berwarna

kehitaman (efek suplemen penambah darah yang dikonsumsi klien). Klien

merasa senang dan nyaman dengan perutnya saat ini. Irigasi kolostomi yang

telah dilakukan pada klien Ny. R belum dapat membuat pola eliminasi klien

menjadi satu hingga dua kali dalam sehari namun telah terbukti dapat

mengatasi masalah konstipasi yang dialami klien.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

53 Universitas Indonesia

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien Ny R yang

memiliki kolostomi dengan kanker kolorektal didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Faktor risiko kanker kolorektal pada Ny. R meliputi riwayat polip, gaya

hidup yang kurang olahraga serta pola makan tinggi lemak dan rendah

serat serta sumber antioksidan, yang juga merupakan bagian dari gaya

hidup masyarakat perkotaan

2. Tindakan pembedahan kolostomi pada Ny. R bertujuan untuk

mempertahankan eliminasi BAB klien, dimana prosedur penanganan

kanker dijalankan dengan terapi radiasi dan kemoterapi

3. Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. R adalah kerusakan

integritas kulit, ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

serta inkontinensia alvi

4. Implementasi yang sudah dilakukan meliputi perawatan kulit post terapi

radiasi, perawatan kolostomi, edukasi terkait diet dan aktivitas

5.2 Saran

Bagi Penulis diharapkan dapat:

1 Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam pemberian asuhan

keperawatan pada klien dengan kolostomi, terutama dengan etiologi

kanker kolorektal

2 Senantiasa meningkatkan semangat belajar dan critical thingking

sehingga dapat terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

menerapkan inovasi di bidang keperawatan

Bagi masyarakat perkotaan diharapkan dapat:

1 Meningkatkan pengetahuan mengenai kanker kolorektal meliputi definisi,

faktor risiko, manifestasi klinis, dan komplikasinya

2 Meningkatkan pengetahuan mengenai kolostomi meliputi definisi, jenis,

cara perawatan dan komplikasinya

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

54

Universitas Indonesia

3 Menjauhkan diri dari kebiasaan hidup yang berisiko menimbulkan

penyakit kanker kolorektal

Bagi Instansi Rumah Sakit

1 Meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya pada klien dengan

kolostomi

2 Mendukung penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan sehingga

dapat tercipta kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik di

rumah sakit

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

55 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Allender, J., and Spradley, B. (2001). Community Health Nursing Concepts and

Practice. Philadelphia: Lippincot.

Anna, L., K. (2011). Dunia masih perang melawan kanker. 16 Juni 2013.

http://health.kompas.com/read/2011/02/04/09424894/Dunia.Masih.Perang.

Melawan.Kanker

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2009) Medical–surgical nursing. Clinical

management for positive outcomes. 8th edition. St. Louis : Saunders, an

imprint of Elsevier, Inc.

Borwell, B. (2011). Stoma management and palliative care. Journal of Community

Nursing: 25(4), 4-10. http://search.proquest.com/docview/873626096?

accountid=25704

Burch, J. (2013). Care of patients with a stoma. Nursing Standard: 27(32): 49-56.

9 Juni 2013. http://search.proquest.com/docview/1346147256?

accountid=25704

Canada Care Medical. (n.d). Colostomy care. 20 Mei 2013. http://

www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php

Corwin, E. J. (2001). Handbook of pathophysiology. (Pendit, B. U., Penerjemah).

Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher. (Buku asli diterbitkan 1996)

Eucomed Medical Technology. (2012). Access to ostomy supplies and innovation:

guiding principles for European payers. 28 Juni 2013. http://

www.medtecheurope.org/uploads/Modules/Publications/ostomy-

background-paper.pdf

Gutman, N. (2011). Colostomy guide. 20 Mei 2013.http://www.ostomy.org/

ostomy_info/pubs/ColostomyGuide.pdf

Hampton, S. (2007). Care of a colostomy. Journal of Community Nursing: 21(9),

20-24. 9 Juni 2013. http://search.proquest.com/docview/208558362?

accountid=25704

Indonesian Ostomy Association. (2009). Informasi organisasi Indonesian ostomy

association. 27 Juni 2013). http://indonesianostomate.blogspot.com/

2009/01/ info-organisasi.html

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

56

Universitas Indonesia

Kurnia, D., A. (2012). Kolostomi, manajemen dan kualitas hidup untuk pasien. 27

Juni 2013. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/12/21/kolostomi-

manajemen-dan-kualitas-hidup-untuk-pasien-512846.html.

Kartika, U. (2013). Kanker usus besar diprediksi meningkat. 16 Juni 2013.

http://health.kompas.com/read/2013/06/04/07514418/Kanker.Usus.Besar.

Diprediksi.Meningkat

Lukong, C., Jabo, B., & Mfuh, A. (2012). Colostomy in neonates under local

anaesthesia: Indications, technique and outcome. African Journal of

Paediatric Surgery: 9 (2). 176-180. 27 Juni 2013.http://dx.doi.org/

10.4103/0189-6725.99412

Nainggolan, S., A. & Asrizal. (2012). Edukasi kemampuan keluarga dalam

perawatan stoma pasien kolostomi di RSUP H Adam Malik Medan. Jurnal

Keperawatan USU: 2 (1). 35-41. 27 Juni 2013. http://jurnal.usu.ac.id/

index.php/jkk/article/ download/197/150

Newton, S. (2009). Oncology nursing advisor comprehensive guide to clinical

practice. St. Louis: Mosby.

Potter, Patricia A., Perry, Anne Grifin. (2005). Buku ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi ke-4. Penerjemah:

Yasmin Asih. Jakarta: EGC

Putri, R., H. (2011). Irigasi kolostomi. 25 Juni 2013. http://www.perawatluka.

com/irigasi-kolostomi/

Rahmianti, D. (2013). Bahaya kanker kolorektal. 16 Juni 2013. http://www.

readersdigest.co.id/sehat/info.medis/bahaya.kanker.kolorektal/005/001/166

RS Dharmais. (n.d). Kanker kolorektal (usus besar dan rektum). 16 Juni 2013.

http://www.dharmais.co.id/index.php/kanker-kolon.html

Ruddon, R., W. (2007). Cancer biology. 4th ed. New York: Oxford Iniversity

Press, Inc.

Simanjuntak, P & Nurhidayah R., E. (2007). Kemampuan self care dan gambaran

diri pasien kolostomi di RSUP H. Adam Malik Medan. Jurnal

Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara: 2 (2). 65-69. 20 Mei 2013.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21173/1/ruf-nov2007-

2%20%284%29.pdf

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

57

Universitas Indonesia

Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. (Penerjemah:

Waluyo, A.). Jakarta: EGC

Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta : Pusat

penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI

Proyeksi Penduduk 2000 - 2025. (n.d). Urbanisasi. 3 Juli 2013. http://www.

datastatistikindonesia.com/proyeksi/index.php?option=com_content&task

=view&id=923&Itemid=939

The President Post Indonesia. (2013). Masalah urbanisasi: laju urbanisasi

semakin rentan. 3 Juli 2013. http://thepresidentpostindonesia.com/p=2242

Tjokronagoro, S., M. (2004, 24 April). Peranan radioterapi dalam

penanggulangan penyakit kanker. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Truven Health Analytics. (2012). Colostomy care. 20 Mei 2013. http://www.

drugs.com/cg/colostomy-care.html

WOCN Society. (2008). Basic ostomy skin care. 20 Mei 2013. http://www.

ostomy.org/ostomy_info/wocn/wocn_basic_ostomy_skin_care.pdf

Zhang, Y. (2008). Encyclopedia of global health. (vol.1-4). Thousand Oaks, CA:

SAGE Publications, Inc. doi: 104135/9781412963855

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

Lampiran 1 Satuan Acara Pembelajaran Perawatan Kolostomi

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PERAWATAN KOLOSTOMI SERTA DIET NUTRISI BAGI PASIEN

DENGAN KOLOSTOMI

DI RUANG RAWAT INAP BEDAH LANTAI V

RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA

OLEH:

MANGGARSARI, S.Kep

NPM. 0806334054

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

(Lanjutan)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kolostomi

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Kolostomi dan Diet Nutrisi yang Baik bagi

Klien dengan Kolostomi

Sasaran : Klien Ny. R dan Keluarga Klien di Ruang Rawat Inap

Bedah 5 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Tanggal : 18/5/2013

Waktu : 08.30 s/d 09.15 WIB (45 menit)

Tempat : Ruang Rawat Inap Bedah lantai 5 RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit tentang perawatan kolostomi

pada klien Ca Recti dengan kolostomi, diharapkan klien dapat memahami

perawatan kolostomi di rumah serta diet nutrisi yang benar.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah diberikan penjelasan tentang perawatan kolostomi, klien mampu:

1. Menyebutkan prinsip umum cara merawat kolostomi

2. Menyebutkan ciri stoma yang baik/sehat

3. Menyebutkan cara melakukan irigasi kolostomi

4. Menyebutkan diet nutrisi yang baik untuk klien dengan kolostomi

III. MATERI PENYULUHAN

1. Definisi kolostomi

2. Ciri Stoma yang sehat dan tidak sehat

3. Cara umum perawatan kolostomi

4. Tujuan dan cara melakukan irigasi kolostomi

5. Diet nutrisi untuk klien dengan kolostomi

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

(Lanjutan)

IV. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

V. MEDIA

1. Alat dan bahan irigasi kolostomi sederhana

2. Leaflet

VI. BAGAN RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahapan &

Waktu

Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien

1. Pembukaan

(5 menit)

- Memberi salam

- Menanyakan kondisi hari

ini

- Menjelaskan tujuan,

kontrak waktu dan materi

yang akan diberikan

- Menjawab salam

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Menjawab

2. Kegiatan

(35 menit)

- Menjelaskan definisi

kolostomi

- Menjelaskan ciri stoma

yang sehat dan tidak sehat

- Menjelaskan prinsip

umum perawatan

kolostomi

- Menjelaskan diet nutrisi

untuk klien dengan

kolostomi

- Menjelaskan tujuan dan

cara melakukan irigasi

kolostomi

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Ikut

mendemonstrasikan

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

(Lanjutan)

- Melakukan demonstrasi

irigasi kolostomi

3. Penutup

(5 menit)

- Mengevaluasi subjektif

dan objektif

- Menyimpulkan bersama-

sama

- Mengucapkan terima kasih

- Mengucapkan salam

penutup

- Menjawab

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Memperhatikan dan

mendengarkan

- Menjawab salam

VII. DAFTAR EVALUASI HASIL PENYULUHAN

No.

TIK

Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien

1 Sebutkan prinsip

umum cara perawatan

kolostomi

- Perhatikan kondisi stoma dan kulit

sekitar stoma setiap membuka

kantong kolostomi

- Pastikan lubang kantong kolostomi

pas dengan stoma

- Bersihkan atau ganti kantong stoma

jika diperlukan/penuh 1/3 bagian

- Bersihkan stoma dan kulit sekitarnya

dengan tissue dan air hangat serta

keringkan

2 Sebutkan ciri stoma

yang sehat dan tidak

sehat

- Stoma sehat: berwarna pink atau

kemerahan, lembap, tidak

tersumbat/menyempit, tidak ada

nyeri

- Stoma tidak sehat: berwarna

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

(Lanjutan)

hitam/biru kehitaman, kering, keluar

banyak darah, stoma

menonjol/masuk ke dalam + 5 cm,

stoma menyempit, tidak ada feses

yang keluar, nyeri

3 Sebutkan diet nutrisi

yang baik untuk klien

dengan kolostomi

- Mengurangi makanan yang

menimbulkan bau seperti kubis, kol,

keju, ikan, jengkol, pete

- Mengurangi produksi gas dengan

makan perlahan dengan mulut

ditutup, mengurangi makanan

mengandung gas seperti kubis,

bawang, jagung

- Mengatasi gangguan pencernaan

seperti diare (menambah makanan

yang mengandung potassium)

ataupun konstipasi (menambah

makanan tinggi serat)

- Mengembalikan aktivitas usus

dengan makan tiga kali sehari

4 Sebutkan cara

melakukan irigasi

kolostomi

- Siapkan alat dan bahan: Wadah

plastik untuk cairan irigasi, selang

cairan dari wadah cairan ke stoma,

dengan ujung berbentuk seperti cone

/ kerucut, air hangat untuk irigasi

(tidak panas/dingin), 500-1000ml,

kantong kolostomi yang cukup

panjang untuk mengalirkan keluaran

feses & cairan ke toilet

- Cara melakukan: Isi wadah dengan

air hangat, tinggikan setinggi bahu

(posisi duduk di toilet), alirkan

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

(Lanjutan)

cairan irigasi hingga ke ujung selang

(membuang udara yang ada di

sepanjang selang)

Posisikan kantong stoma ke lubang

toilet, olesi pelumas/pelicin cone

sebelum masuk ke stoma

Masukkan cone kedalam stoma

dengan perlahan, kemudian alirkan

cairan sebanyak 300-500cc

Untuk hasil yang maksimal, alirkan

kembali 500cc-1000cc, tahan selama

10 detik setelah cairan mengalir

Biarkan feses dan cairan keluar dari

kantong menuju toilet selama 10-15

menit

tutup kantong dan bereskan alat,

klien dapat beraktivitas, selama 30-

45 menit akan tetap ada

pengeluaran. Setelah bersih, ganti

kantong kolostomi seperti biasa

VIII. SUMBER

Potter and Perry. (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan

Praktik. Ed. 4. Volume II. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Brunner & Suddarth’s textbook of medical-

surgical nursing vol.1. (8th Ed). (Waluyo, A., Kariasa, M., Julia, Kuncara,

A., & Asih, Y., Penerjemah). Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher.

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

Lampiran 2 Leaflet Perawatan Kolostomi

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

(Lanjutan)

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI PADA NY. R …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf · Tabel 3.5 Implementasi Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit

Lampiran 3 (Biodata Diri)

BIODATA DIRI

Nama : Manggarsari

Tempat & Tanggal Lahir : Madiun, 8 Oktober 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat rumah : Jl. Kelapa Sawit I Rt.01/10 No.6 UKS Matraman

Jaktim 13120

HP/ Email : 08159214515/ [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus TK Santi Bhakti Jakarta tahun 1996

2. Lulus SD Negeri Kincir 03 Jakarta tahun 2002

3. Lulus SMP Negeri 7 Jakarta tahun 2005

4. Lulus SMA Negeri 31 Jakarta tahun 2008

5. Lulus Sarjana Keperawatan FIK UI Depok tahun 2012

Asuhan keperawatan ..., Manggarsari, FIK UI, 2013