11
1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI BRONKOPNEUMONIA DENGAN MASALAH HIPERTERMI Anisia Puspitarini, Felisitas A Sri S, Maria Magdalena Setyaningsih, Prodi D-III Keperawatan, STIKes Panti Waluya Malang E-mail: [email protected] Abstrak Bronkopneumonia merupakan suatu peradangan parenkim paru hingga bronkeolus pada anak yang menyebabkan hipertermi. Hipertermi pada anak harus segera ditangani karena dapat menimbulkan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah hipertermi. Pada bronkopneumonia desain penelitian menggunakan studi kasus terhadap 2 responden. Waktu penelitian tiap anak adalah 3 hari pada Februari 2019. Pengkajian didapatkan pada anak 1 mengalami hipertermi, batuk pilek serta tidak mau makan dan memiliki riwayat bronkopneumonia sejak lama, anak 2 mengalami hipertermi diawali dengan demam tinggi. Selanjutnya, pada kedua anak direncanakan dan dilakukan tindakan keperawatan yang sama. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil yang sama yaitu anak 1 dan anak 2 dapat mempertahankan suhu tubuh normal setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari. Tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi hipertermi pada anak bronkopneumonia adalah pemberian kompres hangat dan menganjurkan untuk menghindari faktor resiko yang dapat menimbulkan bronkopneumonia. Kata kunci : Anak, Bronkopneumonia, Hipertermi Abstract Bronchopneumonia is an inflammation in pulmonary parenchyma that to bronchioles on children that causes hyperthermia. Hyperthermia in children must be treated immediately because can cause complication. The purpose of this research was gave nursing care for children with hyperthermia problem. In bronchopneuminia the design of this research used a case study for 2 respondent. The research time for each child was 3 days in February 2019. Assessment was found that first child experiencing hyperthermia, cough cold and didn’t want to eat and had a history of bronchopneumonia since long time, child 2 had hyperthermia begun with high fever. Furthermore, the same nursing actions were planned and given out in both children. Based on the research the same results were obtained, that is first child and second child could maintain normal body temperature after nursing care for 3 days. Appropriate nursing actions to treat hyperthermia in children have bronchopneumonia, provide warm compresses and recommend to avoid risk factors that can cause bronchopneumonia with hyperthermia problems. Keywords: Child, Bronchopneumonia, Hypertermia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

BRONKOPNEUMONIA DENGAN MASALAH HIPERTERMI

Anisia Puspitarini, Felisitas A Sri S, Maria Magdalena Setyaningsih,

Prodi D-III Keperawatan, STIKes Panti Waluya Malang

E-mail: [email protected]

Abstrak

Bronkopneumonia merupakan suatu peradangan parenkim paru hingga bronkeolus pada anak yang

menyebabkan hipertermi. Hipertermi pada anak harus segera ditangani karena dapat menimbulkan

komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah

hipertermi. Pada bronkopneumonia desain penelitian menggunakan studi kasus terhadap 2 responden.

Waktu penelitian tiap anak adalah 3 hari pada Februari 2019. Pengkajian didapatkan pada anak 1

mengalami hipertermi, batuk pilek serta tidak mau makan dan memiliki riwayat bronkopneumonia

sejak lama, anak 2 mengalami hipertermi diawali dengan demam tinggi. Selanjutnya, pada kedua anak

direncanakan dan dilakukan tindakan keperawatan yang sama. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil

yang sama yaitu anak 1 dan anak 2 dapat mempertahankan suhu tubuh normal setelah dilakukan

asuhan keperawatan selama 3 hari. Tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi hipertermi pada

anak bronkopneumonia adalah pemberian kompres hangat dan menganjurkan untuk menghindari

faktor resiko yang dapat menimbulkan bronkopneumonia.

Kata kunci : Anak, Bronkopneumonia, Hipertermi

Abstract

Bronchopneumonia is an inflammation in pulmonary parenchyma that to bronchioles on children that

causes hyperthermia. Hyperthermia in children must be treated immediately because can cause

complication. The purpose of this research was gave nursing care for children with hyperthermia

problem. In bronchopneuminia the design of this research used a case study for 2 respondent. The

research time for each child was 3 days in February 2019. Assessment was found that first child

experiencing hyperthermia, cough cold and didn’t want to eat and had a history of

bronchopneumonia since long time, child 2 had hyperthermia begun with high fever. Furthermore, the

same nursing actions were planned and given out in both children. Based on the research the same

results were obtained, that is first child and second child could maintain normal body temperature

after nursing care for 3 days. Appropriate nursing actions to treat hyperthermia in children have

bronchopneumonia, provide warm compresses and recommend to avoid risk factors that can cause

bronchopneumonia with hyperthermia problems.

Keywords: Child, Bronchopneumonia, Hypertermia

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

2

PENDAHULUAN

Bronkopneumonia merupakan suatu

peradangan pada parenkim paru yang meluas

sampai bronkeoli melalui hematogen dengan

cara penyebaran langsung melalui saluran

pernapasan. Bronkopneumonia pada anak

sering disebabkan oleh pneumokokus yang

menyebar ke bronkeolus dan menimbulkan

reaksi peradangan. (Riyadi, Sujono &

Sukarmin, 2013)

Menurut WHO bronkopneumonia menyerang

semua umur di semua wilayah, namun

terbanyak adalah di Asia dan Afrika.

Bronkopneumonia merupakan penyebab 16%

kematian pada anak di bawah usia 5 tahun,

sekitar 920.136 balita di Nigeria tahun 2015

(WHO, 2015). Di Indonesia dari tahun 2008

hingga 2014 angka cakupan penemuan

bronkopneumonia pada anak mengalami

peningkatan yaitu berkisar antara 20%-30%,

pada tahun 2015 meningkat menjadi 63,45%,

dan tahun 2016 meningkat menjadi 65,27%

atau sekitar 326.001.000 pada anak usia 1-4

tahun dengan angka kematian 0,15% (Sutarjo,

2016). Jumlah kasus pneumonia pada anak

umur 0-5 tahun di provinsi Jawa Timur tahun

2013 yaitu 31,62% meningkat menjadi 80,5%

di tahun 2015 dengan angka kematian 10%

(Santoso, 2016). Prevalensi di Malang pada

tahun 2015 terdapat angka kejadian 64,44%

dengan angka kematian sebanyak 1.248 anak

(Nuswantari, 2016). Prevalensi yang didapat di

Rumah Sakit Panti Waluya Malang

menunjukkan data anak (0-5 tahun) yang

menderita Bronkopneumonia sebanyak 195

anak pada tahun 2017 dan terdapat 180 anak

pada tahun 2018 (Rekam Medis Rumah Sakit

Panti Waluya Malang, 2018)

Fenomena yang ditemukan penulis ketika

praktek klinik di RS Panti Waluya Malang

terdapat 2 pasien anak yang mengalami

penyakit Bronkopneumonia. Pada kedua pasien

tersebut gejala yang muncul ada persamaan

yaitu demam dan batuk. Pasien anak yang

berumur 2 tahun menunjukkan gejala saat

datang anak mengalami batuk, suhu tubuhnya

mencapai 37,8°C, mukosa bibir kering dan

anak tersebut rewel. Pasien anak yang berumur

4 tahun memperlihatkan gejala yang sama yaitu

batuk, suhu tubuhnya 38°C, dan kulit terlihat

memerah

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh

infeksi traktus respiratorius bagian atas selama

beberapa hari, suhu tubuh dapat naik mendadak

(Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2013). Sebagian

besar demam pada anak merupakan akibat dari

perubahan termoregulasi (perubahan pada pusat

panas) di hipotalamus. Penyakit yang

menyerang sistem tubuh ditandai dengan

adanya demam, selain itu demam berperan

dalam meningkatkan perkembangan imun atau

pertahanan terhadap infeksi (Sodikin, 2012).

Demam pada anak membutuhkan perlakuan

dan penanganan tersendiri dibandingkan orang

dewasa, hal ini dikarenakan demam dapat

membahayakan keselamatan anak jika

penangananya terlambat karena dapat

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

3

menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi,

kejang, penurunan kesadaran, hipotensi, dan

demam menjadi berat( Potter & Perry, 2010

dan Maharani, 2011)

Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya

bisa melakukan tindakan yang tepat untuk

mengatasi hipertermi pada anak, jika tindakan

penanganan tersebut terlambat maka akan

menyebabkan gejala yang lebih parah. Perawat

harus selalu mengobservasi tanda-tanda vital,

melakukan pengukuran suhu setiap 1 jam sekali

agar tetap terpantau. Tindakan non

farmakologis yang bisa dilakukan oleh perawat

adalah tindakan kompres hangat yang bertujuan

untuk menurunkan suhu tubuh klien (Sodikin,

2012)

METODE

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus

pada anak yang mengalami bronkopneumonia

dengan masalah hipertermi. Pengambilan data

pada kedua klien yaitu pada tanggal 13-16

Februari 2019 di Rumah Sakit Panti Waluya

Malang. Penulis mengumpulkan data dengan

melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan

fisik dan dokumentasi meliputi pengkajian,

analisa data, rencana keperawatan,

impelmentasi dan evaluasi keperawatan

HASIL

1. Pengkajian

Klien 1 mengalami demam naik turun,

batuk, pilek, tidak nafsu makan pada 6

Februari 2019, lalu diberikan parasetamol

oleh ibunya, pada tanggal 13 Februari

kondisi bertambah parah lalu dibawa ke

IGD pada pukul 15.00 dan juga didapati

muntah, pukul 16.40 klien dipindahkan ke

ruangan rawat inap dan suhu tubuh klien

masih panas yaitu 39°C. Tangal 16 Februari

2019 dilakukan pengkajian pukul 09.00

didapatkan hasil suhu : 37,5°C, nadi :

105x/i, RR : 23x/i, terdapat suara nafas

tambahan, terpasang infus C 1:2

1400cc/24jam di tangan kiri serta anak

masih tidak mau makan.

Pada klien 2 didapatkan data pada tanggal

15 Februari 2019 anak panas, kulit teraba

panas, lalu keadaan semakin memburuk

dikarenakan anak bertambah batuk pada

tanggal 16 Februari 2019, lalu orang tua

klien memutuskan untuk membawa klien ke

IGD, setelah diperiksa didiagnosa bahwa

klien mengalami susp BP+Hiperpireksia dan

disarankan untuk MRS. Pada pukul 16.50

dilakukan pengkajian dan didapatkan hasil

suhu : 39,3°C, nadi : 124x/i, RR : 24x/i ,

terpasang infus C 1:4 700cc/24jam di tangan

kanan, anak rewel, tidak mau makan dan

terdapat suara nafas tambahan ronchi

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian pada klien 1

dan klien 2 dapat ditegakkan diagnosa

keperawatan yaitu hipertermi berhubungan

dengan proses infeksi (saluran nafas bawah)

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

4

3. Rencana Keperawatan

Pada klien 1 dan 2 telah disusun intervensi

sesuai dengan teori, terdapat 8 intervensi

yaitu observasi tanda-tanda vital (suhu, RR,

nadi, dan tekanan darah), memantau tanda

perubahan warna kulit dan suhu,

memberikan dorongan untuk minum sesuai

dengan kebutuhan, melakukan tindakan

pendinginan sesuai kebutuhan, selimuti

pasien dengan selimut tipis, pemberian

cairan intravena, pemberian antipiretik yang

akan dilakukan secara mandiri maupun

kolaboratif sesuai dengan kondisi atau

keadaan klien

4. Implementasi Keperawatan

Pada kedua klien dari 8 intervensi yang

telah direncanakan seluruhnya dilakukan

dalam bentuk tindakan keperawatan maupun

tindakan kolaborasi pemberian tindakan

farmakologi maupun non farmakologi tanpa

ada perbedaan diantara keduanya

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah diberikan asuhan keperawatan

selama 3 hari, pada kedua klien masalah

teratasi pada hari ke 3 dan didapatkan hasil

masalah teratasi dengan mencapai semua

kriteria hasil yang telah di tetapkan. Adapun

kreteria hasil yaitu, klien mengalami

penurunan suhu tubuh, wajah klien tidak

memerah, tidak terjadi peningkatan

frekuensi napas dan nadi, akral teraba

hangat. Pada kedua klien tidak ada

perbedaan yang sugnifika, dari awal gejala

samapi masalh yang timbul sama, hanya

usia yang membedakan.

PEMBAHASAN

1. Pengkajian

Menurut penulis pada kedua klien anak

mengalami penyakit bronkopneumonia

dengan masalah hipertermi dapat ditandai

dengan akral panas, kulit memerah, nafas

cepat, dan suhu diatas normal. Pada kedua

klien anak mengalami tanda mayor seperti

yang disebutkan, kedua klien anak

mengalami demam (suhu tubuh diatas

normal), akral panas, dan nafas cepat. Serta

pada kedua klien anak mengalami batuk,

pilek, tidak mau makan, muntah saat makan

disebabkan karena bronkopneumonia yang

diderita kedua anak sejak kecil. Menurut

teori Padila (2013) yang menyatakan bahwa

pada anak yang mengalami

bronkopneumonia keluhan yang paling

dirasakan adalah demam tinggi, batuk,

kesulitan bernapas, nafas cepat, batuk ,

anoreksia. Hipertermi merupakan suatu

keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai

akibat peningkatan pusat pengaturan tubuh

di hipotalamus menurut Sodikin (2012)

2. Diagnosa

Menurut penulis, pada anak 1 dan anak 2

mengalami hipertermi dengan etiologi yang

sama yaitu infeksi pada saluran napas

bawah. Pada anak 1 hipertermi diakibatkan

oleh riwayat bronkopneumonia di dukung

oleh anak menjadi tidak mau makan, nafas

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

5

cepat, kulit memerah, pertahanan tubuh

melemah menyebabkan infeksi semakin

meningkat sehingga menyebabkan panas.

Sedangkan pada anak 2 melemahnya sistem

imun diawali oleh panas, batuk, pilek serta

muntah yang dialami anak serta serangan

bronkopenumonia yang berulang dengan

keadaan anak yang tidak mau makan.

Menurut peneliti kedua klien anak

mengalami hipertermi karena proses

peradangan pada jalan parenkim paru akibat

dari penyakit bronkopneumonia yang

berulang dan menyebabkan panas. Menurut

Sodikin (2012) hipertermi atau demam

merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas

normal sebagai akibat peningkatan pusat

pengaturan suhu di hipotalamus. Sebagian

besar demam pada anak merupakan akibat

dari perubahan pada pusat panas

(termoregulasi) di hipotalamus. Penyaki ini

ditandai dengan adanya demam dapat

menyerang sistem tubuh. Selain itu demam

mungkin berperan dalam meningkatkan

perkembangan imunitas dalam membantu

pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi

3. Rencana Keperawatan

Menurut penulis pada anak 1 dan anak 2

telah ditetapkan rencana keperawatan

(intervensi) sesuai dengan tinjauan pustaka.

Penulis merencanakan 8 intervensi yang

sama yang akan dilakukan pada kedua anak

karena setiap intervensi yang akan dilakukan

tersebut sesuai dengan kondisi terkini anak

yang didapat saat pengkajian. Intervensi

tersebut bertujuan untuk menurunkan suhu,

meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara

perbaikan cairan melalui pemberian cairan

IV, pertahankan intake ora, kompres hangat

serta pemberian antibiotik. Namun pada

anak 2 pemberian cairan lebih diperhatikan

dengan cara pemberian banyak cairan serta

memperhatikan antara input dan output

karena anak mengalami muntah dan tidak

mau makan. Pemakaian pakaian tipis

bertujuan untuk mempermudah proses

evaporasi tubuh. Untuk memberi rasa

nyaman pada anak dilakukan penggantian

pakaian atau laken yang basah saat terjadi

evaporasi. Selanjutnya untuk menurunkan

suhu tubuh diberikan antipiretik. Rencana

keperawatan yang dilakukan kepada kedua

anak (anak 1 dan anak 2) sudah sesuai

dengan apa yang telah penulis tuliskan , ada

sembilan intervensi atau rencana

keperawatan yang telah dilakukan pada anak

1 dan anak 2, dari sembilan intervensi

tersebut sudah dilakukan semua. Intervensi

yang telah direncanakan bagi kedua anak

telah sesuai dengan teori menurut SIKI

(2018) pemantauan suhu dan warna kilit

sangat dibutuhkan. Menurut Ackley (2011)

yaitu anjurkan klien mengenakan selimut

tipis, beri tindakan untuk memberi rasa

nyaman, pertahankan intake cairan sesuai

dengan kebutuhan tubuh, kolaborasi dalam

pemberian antipiretik. Intervensi menurut

Sujino, Riyadi dan Sukarmin (2013) berupa

kolaborasi dalam pemberian antibiotik juga

dapat digunakan dalam hal menurunkan

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

6

suhu panas tubuh. Sesuai pernyataan Ackley

(2011), intervensi berupa observasi

kehilangan cairan dan fasilitasi intake oral

atau pemberian cairan IV dapat juga

dilakukan sebagai tindakan keperawatan

dalam menurunkan suhu panas tubuh.

4. Implementasi

Menurut penulis Implementasi merupakan

pelaksanaan tindakan dari intervensi

keperawatan yang telah disusun

sebelumnya. Penelitian ini penulis

memberikan implementasi sesuai dengan

intervensi yang sudah direncanakan.

Intervensi yang terdiri dari 8 rencana

tindakan tersebut dilakukan pada anak 1 dan

anak 2. Berdasarkan data diatas baik pada

anak 1 dan anak 2 dilakukan implementasi

keperawatan sesuai dengan keadaan kedua

anak dalam bentuk tindakan yang bersifat

mandiri maupun kolaborasi. Adapun

implementasi yang tidak dilakukan pada hari

pertama pada anak 1 dan anak 2 yaitu

kompres lidah buaya dikarenakan kedua

anak sangat rewel pada hari tersebut

sehingga penulis tidak melakukan kompres

tersebut, hanya menggunakan kompres

hangat saat anak tertidur. Kompres lidah

buaya dilakukan pada implementasi hari

kedua dan ketiga pada kedua anak , anak 1

sangat kooperatif saat dilakukan kompres

hangat, berbeda dengan anak 2 yang saat

dilakukan kompres hangat begitu rewel.

Saat dilakukan kompres hangat pada anak

1dan anak 2 hasil yang didapatkan yaitu

suhu mengalami penurunan 1°C pada kedua

anak. Hal tersebut sesuai dengan teori

menurut Nikmatur & Walid (2014) yang

menyatakan bahwa implementasi

merupakan fase ketika perawat

mengimplementasikan intervensi

keperawatan yang terdiri atas melakukan

dan mendokumentasikan tindakan yang

merupakan tindakan keperawatan khusus

yang diperlukan untuk melaksanakan atau

mendelegasikan tindakan keperawatan untuk

intervesi yang disusun dalam tahap

perencanaan. Menurut Sodikin (2012)

pemberian kompres hangat sangat efektif

untuk menurunkan demam pada anak

karena dapat memberikan vasodilatasi pada

pori-pori sehingga melepakan panas

5. Evaluasi

Menurut penulis masalah hipertermi pada

anak 1 teratasi pada hari ke-3 perawatan

karena selain mendapat terapi non-

farmakologi kompres daun lidah buaya

untuk menurunkan suhu tubuh, anak juga

mendapatkan terapi farmakologi yaitu

Antrain (3 x 200 mg), Sanmol (3 x 200 mg),

Meropenem (3x1/3 flsh) yang digunakan

sebagai antipiretik dan antibiotik sehingga

anak dapat mencapai suhu tubuh dalam

batas normal. Pada anak 2, masalah

hipertermi teratasi pada hari ke-3 karena

anak sudah dapat mempertahankan suhu

tubuh normal karena selain mendapat terapi

non-farmakologi berupa kompres daun lidah

buaya, anak juga mendapat terapi

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

7

farmakologi berupa Antrain (3 x 150 mg),

Sanmol (100 mg (K/p)), dan Vicilin (3 x 400

mg) yang digunakan sebagai antipiretik dan

antibiotik. Menurut Nurafif (2015) kriteria

hasil yang dapat dicapai pada anak yang

mengalami bronkopneumonia dengan

masalah hipertermi adalah suhu tubuh dalam

batas normal (36oC-37

oC), nadi dalam

rentang normal, respiratory rate dalam batas

normal, akral hangat, dan tidak ada

perubahan warna kulit. Hal tersebut sesuai

dengan teori dari Nursalam (2013) bahwa

tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan

klien dalam mencapai tujuan.

KESIMPULAN

Asuhan Keperawatan Anak yang

Mengalami Bronkopneumonia dengan

Masalah Hipertermi di Rumah Sakit Panti

Waluya Malang telah dilaksanakan dan pada

Klien 1 dan Klien 2 dapat berhasil

dilaksanakan pada klien dan masalah

hipertermi teratasi pada hari ke tiga.

DAFTAR PUSTAKA

Ackley J Betty and Ladwig B Gail. 2011.

NURSING DIAGNOSIS HANDBOOK An

Enidence-Based Guide to Planning Care.

United States of America : Mosby

Elsevier

Maharani.2011.‘Efektifitas pemberian kompres

hangat dan tepid sponge terhadap

penurunan suhu tubuh balita yang

mengalami demam di puskesmas rawat

inap karya wanita sumber pesisir’

Nursing Journals

Nikmatur & Walid. 2014. Proses Keperawatan

Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Nurarif, Amin Huda. 2015. Panduan

Penyusunan Asuhan Keperawatan

Profesional. Jakarta: Medi Actions

Publishing

Nursalam. 2013. Metodologi Riset

Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Nuswantari, Rachmi. 2016. Profil Kesehatan

Kota Malang 2014. Malang : Dinas

Kesehatan Kota Malang

Padila, 2013. Asuhan keperawatan penyakit

Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter, Perry. 2010. Fundamental

Keperawatan. Edisi 7. Vol. 3. Jakarta:

ECG

Rekam Medis. 2018. Privalensi

Bronkopneumonia. Malang : Rekam

Medis Rs Panti Waluya

Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2013. Asuhan

Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Santoso, Hari. 2016. Profil Kesehatan Jawa

Timur 2015. Surabaya : Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur

Sodikin. 2012. Prinsip Perawatan Demam

Pada Anak. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sutarjo, Suseno. 2016. Profil Kesehatan

Indonesia 2015. Jakarta : Kementerian

Kesehatan RI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia.

Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar

Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta :

Dewan Pengurus Pusat PPNI

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

8

World Health Organization (WHO). 2015.

World Health Statistics

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

9

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

10

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ...repository.stikespantiwaluya.ac.id/253/4/STIKesPW...pelaksanaan tindakan dari intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian

11