8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ARITMIA A. Pengkajian Pengkajian primer : 1. Airway a) Apakah ada peningkatan sekret ? b) Adakah suara nafas : krekels ? 2. Breathing a) Adakah distress pernafasan ? b) Adakah hipoksemia berat ? c) Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ? d) Apakah ada bunyi whezing ? 3. Circulation a) Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ? b) Apakah ada takikardi ? c) Apakah ada takipnoe ? d) Apakah haluaran urin menurun ? e) Apakah terjadi penurunan TD ? f) Bagaimana kapilery refill ? g) Apakah ada sianosis ? Pengkajian sekunder Riwayat penyakit Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ARITMIA

A. Pengkajian

Pengkajian primer :

1. Airway

a) Apakah ada peningkatan sekret ?

b) Adakah suara nafas : krekels ?

2. Breathing

a) Adakah distress pernafasan ?

b) Adakah hipoksemia berat ?

c) Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?

d) Apakah ada bunyi whezing ?

3. Circulation

a) Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?

b) Apakah ada takikardi ?

c) Apakah ada takipnoe ?

d) Apakah haluaran urin menurun ?

e) Apakah terjadi penurunan TD ?

f) Bagaimana kapilery refill ?

g) Apakah ada sianosis ?

Pengkajian sekunder

Riwayat penyakit

Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,

hipertensi

Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan

untuk terjadinya intoksikasi

Kondisi psikososial

Pengkajian fisik

Aktivitas : kelelahan umum

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak

teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun;

kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema;

haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.

Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah,

gelisah, menangis.

Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak

dengan obat antiangina, gelisah

Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)

mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri

(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

B. Diagnosa keperawatan dan Intervensi

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan

konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh

TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status

mental biasa.

Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia.

Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

a. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan

amplitudo dan simetris.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

b. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung

ekstra, penurunan nadi.

c. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

d. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;

disritmia ventrikel; blok jantung.

e. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase

akut.

f. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi

nafas dalam, bimbingan imajinasi

g. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah

mengkerut, menangis, perubahan TD

h. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

i. Kolaborasi :

Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

Masukkan/pertahankan masukan IV

Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau

defibrilator

2. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan

Kriteria hasil :

  Laporkan mulai berkurangnya nyeri dengan segera

  Tampak nyaman dan bebas nyeri

Intervensi:

a.       Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat dan

penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal ketidak nyamanan. Rasional : Nyeri

secara khas terletak subternal dan dapat menyebar keleher dan punggung.

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

Namun ini berbeda dari iskemia infark miokard. Pada nyeri ini dapat memburuk

pada inspirasi dalam, gerakan atau berbaring dan hilang dengan duduk

tegak/membungkuk.

b.      Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan mis: perubahan

posisi, masasage punggung,kompres hangat dingin, dukungan emosional.

Rasional : untuk menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.

c.       Berikan aktivitas hiburan yang tepat. Rasional : mengarahkan perhatian,

memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.

d.      Berikan obat-obatan sesuai indikasi nyeri. Rasional : untuk menghilangkan

nyeri dan respon inflamasi.

 

3.    Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

inadekuat suplay oksigen ke jaringan.

Kriteria Hasil:

Resiko tidak terjadi.

 

Intervensi:

a.       Selidiki nyeri dada,dispnea tiba-tiba yang disertai dengan takipnea, nyeri

pleuritik,sianosis pucat. Rasional : Emboli arteri. Mempengaruhi jantung dapat

terjadi sebagai akibat penyakit katup dan disritmia kronis.

b.      Observasi ekstremitas terhadap edema, eroitema. Rasional :

Ketidakaktifan/tirah baring lama mencetuskan stasis vena, meningkatkan resiko

pembentukan trombosis vena.

c.       Observasi hematuri. Rasional : Menandakan emboli ginjal

d.      Perhatikan nyeri abdomen kiri atas. Rasional : menandakan emboli splenik

 

4. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan

Kriteria Hasil:

Dapat memenuhi aktivitas

 

Intervensi

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

a.       Kaji respon pasien terhadap aktivitas. Rasional : Dapat mempengaruhi aktivitas

curah jantung.

b.      Pantau frekuensi jantung,TD, pernapasan setelah aktivitas. Rasional :

Membantu menentukan derajat kompensasi jantung dan pulmonal, penurunan

TD, takikardi,disritmia dan takipneu adalah indikatif dari kerusakan toleransi

terhadap aktivitas.

c.       Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi. Rasional :

Meningkatkan resolusi inflamasi selama faseakut dari perikarditis/endokarditis.

d.      Bantu pasien dalam program latihan aktivitas. Rasional : Saat inflamasi/ kondisi

dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan.

5. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan

berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi

medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil:

Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan.

Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek obat.

Intervensi :

1. Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

2. Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik

pasien/keluarga

3. Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan,

perubahan mental, vertigo.

4. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;

bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

5. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

6. Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

7. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

8. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

9. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan

gejala yang memerlukan intervensi medis

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

10. Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus,

manuver Valsava bila perlu.