17
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019 41 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ... ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT OKSITOSIN UNTUK PENINGKATKAN PRODUKSI ASI DIRUANGAN MERANTI RSU TORABELO Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa Prodi DIII Keperawatan FK UNTAD ABSTRACT According to Indonesian health departemen, Achievement of breastfeeding in postpartum mother in Indonesia have decreased on past three years, on 2015 was 55,7%, 20016 was 54,0%, and on 2017 was 35,73%(Indonesia health profile 2015,2016, and 2017). And in central of Sulawesi also have an decreased for past three years, on 2015 was 55,4%, on 2016 was 43,3% and on 2017 was 23,91% (Indonesia health profile 2015, 2016, 2017). From that documents can be seen that happened a decreased from a breastfeeding mother in nationally or in central Sulawesi, one of the causes of that decreasment is mother psikological like stress and worried. Therefor one of a nursing action to decrease the stress is doing an Oxytocin Massage. The purpose of that researched are to describe a nursing care in post partum patient with giving a oxytocin massage to increased the production of breast milk. The case of study method with two patient who has a same problem, The result after doing the oxytocin massage in patient number 1 and patient number 2 on the first and second day do not have yet a production of breast milk. On day 2 patient starts to producing a breast milk and on the day 3 milk producing is getting smoother. The conclution of the oxytocin massage is effective to giving a comfort feeling in post partum patient so from that confortable feelings will stimulate of hormone oxytocin and prostaglandin that can help the production of breast milk. The suggest from nurse is always socialize and benefits and how to do an oxytocin massage to their family members so they can do it by self to helping increased a breast milk and the mother can give a breastfeeding to their children. Keywords: Oxytocin massage, breast milk production decreased, postpartum

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

41 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT OKSITOSIN

UNTUK PENINGKATKAN PRODUKSI ASI DIRUANGAN MERANTI

RSU TORABELO

Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa

Prodi DIII Keperawatan FK UNTAD

ABSTRACT

According to Indonesian health departemen, Achievement of breastfeeding in

postpartum mother in Indonesia have decreased on past three years, on 2015 was 55,7%,

20016 was 54,0%, and on 2017 was 35,73%(Indonesia health profile 2015,2016, and

2017). And in central of Sulawesi also have an decreased for past three years, on 2015 was

55,4%, on 2016 was 43,3% and on 2017 was 23,91% (Indonesia health profile 2015, 2016,

2017). From that documents can be seen that happened a decreased from a breastfeeding

mother in nationally or in central Sulawesi, one of the causes of that decreasment is

mother psikological like stress and worried. Therefor one of a nursing action to decrease

the stress is doing an Oxytocin Massage. The purpose of that researched are to describe a

nursing care in post partum patient with giving a oxytocin massage to increased the

production of breast milk. The case of study method with two patient who has a same

problem,

The result after doing the oxytocin massage in patient number 1 and patient

number 2 on the first and second day do not have yet a production of breast milk. On day 2

patient starts to producing a breast milk and on the day 3 milk producing is getting

smoother.

The conclution of the oxytocin massage is effective to giving a comfort feeling in

post partum patient so from that confortable feelings will stimulate of hormone oxytocin

and prostaglandin that can help the production of breast milk. The suggest from nurse is

always socialize and benefits and how to do an oxytocin massage to their family members

so they can do it by self to helping increased a breast milk and the mother can give a

breastfeeding to their children.

Keywords: Oxytocin massage, breast milk production decreased, postpartum

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

42 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

ABSTRAK

Menurut Departemen Kesehatan RI, pencapain pemberian ASI esklusif pada ibu

post partum di Indonesia megalami penurunan pada tiga tahun terahkir, pada tahun 2015

sebanyak 55,7%, tahun 2016 sebanyak 54,0 %, dan tahun 2017 sebanyak 35,73%.(Propil

Kesehatan Indonesia 2015,2016 dan 2017). dan di provinsi Sulawesi tengah juga

mengalami penurunan pada tigatahunterahkir, padatahun 2015sebanyak 55,4%, tahun2016

sebanyak43,3%, tahun 2017sebanyak 23,91%. (Propil Kesehatan Sulteng 2015,2016 dan

2017). Melihat dari data tersebut diatas terjadi penurunan pemberian Asi Ekslusif baik

secara Nasional maupun di Sulawesi Tengah, salah satu penyebab kurangnya produksi

Asi adalah keadaan psikologis ibu seperti stress dan cemas. Oleh karena itu salah satu

tindakan keperawatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi cemas atau stress adalah

dengan melakukan pijat oksitosin. Tujuan penelitian mampu mendeskripsikan asuhan

keperawatan pada pasien post partum dengan pemberian tindakan pijat oksitosin untuk

peningkatan produksi ASI. Metode studi kasus dengan 2 pasien yang memiliki masalah

yang sama.

Hasil yang di peroleh setelah dilakukan pijat oksitosin pada pasien1 dan pasien 2

yaitu pada hari pertama kedua pasien belum memiliki produksi ASI, hari kedua pasien

sudah mulai memproduksi ASI dan pada hari ketiga produksi ASI sudah semakin lancar,

Kesimpulan pijat oksitosin sangat efektif untuk memberikan rasa nyaman pada

pasien post partum sehingga dengan pasien rileks akan merangsang pengeluaran hormone

oksitosin dan prostaglandin yang dapat membantu produksi ASI. Saran perawat selalu

mensosialisasikan manfaat dan melatih cara melakukan pijat oksitosin pada keluarga

sehingga mereka bisa melakukannya secara mandiri untuk membantu peningkatan

produksi ASI sehingga ibu bisa memberikan ASI ekslusif.

Kata kunci: Pijat Oksitosin, Produksi ASI Kurang, Post Partum

PENDAHULUAN

Post partum (masa nifas) merupakan

periode waktu dimana organ-organ

reproduksi kembali kepada keadaan tidak

hamil membutuhkan waktu sekitar 6

minggu. Pada ibu post partum mengalami

perubahan-perubahan baik secara

fisiologis maupun psikologis. Perubahan

yang terjadi pada adaptasi fisologis, ibu

mengalami perubahan system reproduksi

dimana ibu mengalami proses involusio

uteri, laktasi dan perubahan hormonal.

Sedangkan perubahan pada adaptasi

psikologis adanya rasa ketakutan dan

kekhawatiran pada ibu yang baru

memiliki pengalaman tentang proses

melahirkan, dan hal ini akan berdampak

kepada ibu yang berada dalam masa nifas

menjadi sensitive terhadap faktor-faktor

yang mana dalam keadaan normal mampu

diatasinya (Yukekirana,2015).

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

43 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

Penelitian yang dilakukan

(Maulidyah indah & Miftakhul

Magfira,2013) menyebutkan bahwa,

beberapa stress menstimulasi penurunan

laktasi baik itu stress fisik atau stress

psikologis dapat mengurangi lepasnya

oksitosin selama laktasi, dan hal ini dapat

mengganggu reflex pengeluaran air susu.

Jadi pasien post partum yang mengalami

stress dapat mempengaruhi produksi ASI.

Produksi ASI yang menurun atau

bahkan belum ada pada saat post partum

hari 1-3 akan mempengaruhi keinginan

ibu untuk menyusui sehingga bayi tidak

mendapatkan ASI eksklusi

Menurut Departemen Kesehatan RI,

pencapain pemberian ASI esklusif pada

ibu post partum di Indonesia megalami

penurunan pada tiga tahun terahkir, pada

tahun 2015 sebanyak 55,7%, tahun 2016

sebanyak 54,0 %, dan tahun 2017

sebanyak 35,73%.(Propil Kesehatan

Indonesia 2015,2016 dan 2017). dan di

provinsi Sulawesi tengah juga mengalami

penurunan pada tigatahunterahkir,

padatahun 2015sebanyak 55,4%,

tahun2016 sebanyak43,3%, tahun

2017sebanyak 23,91%. (Propil Kesehatan

Indonesia 2015,2016 dan 2017).

Melihat dari data tersebut diatas

terjadi penurunan pemberian Asi Ekslusif

baik secara Nasional maupun di

Sulawesi Tengah, salah satu penyebab

kurangnya produksi Asi adalah keadaan

psikologis ibu seperti stress dan cemas.

Oleh karena itu salah satu tindakan

keperawatan yang bisa dilakukan untuk

mengurangi cemas atau stress adalah

dengan cara melakukan pijat oksitosin.

Kondisi psikologis ibu seperti

merasa cemas atau stress dapat

mempengaruhi produksi ASI karena butuh

penyesuaian pada ibu post partum. Oleh

karena itu tenaga kesehatan memegang

peranan penting untuk tetap meningkatkan

pelayanan kesehatan yang menyeluruh

dan bermutu (Dewi, 2011). Dan salah satu

tindakan keperawatan yang bisa dilakukan

untuk mengurangi cemas atau stress

adalah dengan cara melakukan pijat

oksitosin.

Pijat oksitosin merupakan pemijatan

pada sepanjang tulang-tulang belakang

pijat, ini dilakukan untuk merangsang

hormone oksitosin atau hormone prolaktin

ASI. Ibu yang menerima pijat oksitosin

akan merasa rileks (Monika, 2014).

Berdasarkan uraian pada latar

belakang diatas, peneliti tertarik untuk

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

44 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

melakukan penelitian tentang, asuhan

keperawatan pada pasien post partum

dengan pemberian tindakan pijat oksitosin

untuk peningkatan produksi ASI. Tujuan

Peneliti mampu mendeskripsikan asuhan

keperawatan pada pasien post partum

dengan pemberian tindakan pijat oksitosin

untuk peningkatan produksi ASI di

ruangan meranti RSUD Tora Belo

Kabupaten Sigi, dengan metode penelitian

studi kasus.

Rumusan Masalah

―Bagaimanakah tingkat keberhasilan

asuhan keperawatan pada pasien post

partum dengan pemberian tindakan pijat

oksitosin untuk peningkatan produksi ASI

di ruangan meranti RSUD Tora Belo

KabupatenSigi?‖

Tujuan Penelitian

Peneliti mampu mendeskripsikan

asuhan keperawatan pada pasien post

partum dengan pemberian tindakan pijat

oksitosin untuk peningkatan produksi ASI

di ruangan meranti RSUD Tora Belo

Kabupaten Sigi.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian yang digunakan

adalah studi kasus dengan pendekatan

proses keperawatan yaitu dengan tahapan

pengkajian, penegakan diagnose,

pembuatan intervensi, implementasi dan

evaluasi. Adapun objek studi kasus adalah

2 klien dengan masalah keperawatan dan

diagnose medis yang sama yaitu klien post

partum yang mengalami kurangnya

produksi ASI, dengan focus intervensi

manajemen pemberian pijat oksitosin

pada klien post partum yang mengalami

kurangnya produksi ASI karena stress

atau cemas di RSUD Tora Belo

Kabupaten Sigi pada tahun 2018.

Definisi Operasional Studi Kasus

1. Pasien post partum adalah masa

setelah persalinan yang

memerlukan waktu untuk pemulihan

alat kandungan selama ± 6 minggu

2. Produksi ASI kurang yaitu ibu yang

sudah melahirkan dan tidak

mengeluarkan ASI selama 1-3 hari

setelah persalinan.

3. Pijat oksitosin yaitu tindakan

penekanan sepanjang vertebra

sampai costa ke 5 dan 6, untuk

memberikan rasa nyaman dan rileks

sehingga dapat merangsang

pengeluaran hormone prolactin dan

hormone oksitosin, yang bertujuan

untuk meningkatkan produksi ASI.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

45 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

Setiap pijatan oksitosin dilakukan

2x sehari (jam 08:00) dan sore (jam

4:00)

Partisipan

Asuhan keperawatan pada klien

yang mengalami post partum dengan

kurangnya produksi ASI, maka partisipan

dalam Keperawatan yang di gunakan

terdiri dari.

1. Klien adalah orang yang

membutuhkan pelayanan asuhan

keperawatan, dengan kriteria sbb:

a. Status persalinan: yaitu primipara

atau multipara yang mengalami

kurangnya produksi ASI (ASI

tidak keluar setelah post partum

1-3 hari)

b. Umur yaitu 20-35 tahun

2. Keluarga adalah dua atau lebih dari

dua pribadi yang tergabung karena

hubungan darah dan hubungan

perkawinan yang tinggal dalam satu

rumah, berinteraksi satu sama lain

dan dalam perannya masing-masing

dan menciptakan, serta

mempertahankan kebudayaannya

3. Perawat adalah seseorang yang telah

menamatkan pendidikan formal

dengan jenjang pendidikan DIII atau

SI Keperawatan yang memiliki hak

untuk memberikan perawatan,

konseling atau informasi kepada

klien dan keluarga klien dalam

proses penyembuhan.

4. Dokter adalah seseorang yang telah

lulus pendidikan kedokteran yang

diberi kewenangan oleh hukum

untuk melakukan praktik kedokteran

dalam upaya pelayanan kesehatan.

Instrumen Studi Kasus

Instrument penelitian yang

digunakan oleh peneliti untuk

mendukung asuhan keperawatan

adalah:

1. Format pengkajian ibu post partum

head to toe (Terlampir)

2. Standar operasional prosedur

(SOP) Pijat oksitoksin

3. Formolir persetujuan

penelitian/informend consent

(Terlampir)

4. Lembar observasi evaluasi

tindakan pijat oksitosin.

(Terlampir)

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

46 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi di ruangan Meranti RSUD

Tora Belo Kabupaten Sigi pada bulan

November 2018 dengan lama penelitian 1

minggu, tetapi bila pasien pulang sebelum

waktu 3 hari peneliti akan melakukan

tindakan home care.

Pengumpulan data

1. Data primer adalah data atau

informasi yang di peroleh langsung

dari klien, yang secara teknis dalam

penelitian disebut responden. Data

primer dapat berupa data-data yang

bersifat kuantitatif maupun

kualitatif, dengan metode yang

digunakan yaitu:

a. Wawancara merupakan proses

pengumpulan data responden

dengan cara anamnese atau

tanya jawab mengenai

keadaan pasien, informasi ini

bisa didapatkan langsung dari

pasien (alloanamnese) atau

melalui keluarga yang

memahami keadaan pasien

(autoanamnese).

b. Observasi, merupakan

pengamatan terhadap klien

mengenai perkembangan

kesehatan klien untuk

mendapatkan data yang akurat.

Hal-hal yang perlu diobservasi

adalah tanda-tanda vital (tensi,

nadi, respirasi dan suhu),

reaksi nonverbal, ketidak

nyamanan, pemenuhan

istirahat tidur, dan pengeluaran

produksi ASI.

c. Pemeriksaan fisik, merupakan

suatu pelaksanan pemeriksaan

terhadap klien dengan cara

inspeksi (melihat), palpasi

(meraba), perkusi (mengetuk),

auskultasi (mendengarkan)

pada system tubuh klien.

Dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik

pemeriksaan fisik head to toe

yaitu pemeriksaan fisik secara

menyeluru.

d. Studi dokumentasi, merupakan

hasil yang di dapatkan dari

sebuah pemeriksaan diagnostic

klien agar data yang di

dapatkan akurat. Seperti

pemeriksaan laboratorium,

USG, dan rontgen.

2. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah dokumentasi medis seperti

pencatatan hasil pemeriksaan

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

47 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

laboratorium dan USG, dan non

medis, seperti data pendukung yang

didapatkan melalui profil kesehatan.

Tehnik analisis digunakan dengan

cara observasi oleh penelitian dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data

untuk selanjutnya diinterprestasikan dan

dibandingkan teori yang ada sebagai

bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut. Urutan dalam

analisis adalah:

1. Pengumpulan data

Data di kumpulkan dari wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik dan

dokumentasi.

2. Mereduksi data

Data dari hasil wawancara yang

terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan di jadikan satu dalam

bentuk transkip dan di kelompokan

menjadi data di bandikan dengan

nilai normal

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan

dengan table, dan teks naratif .

kerahasiaan dari pasien dijamin

dengan menggabungkan identitas

dari pasien.

4. Kesimpulan

Dari data yang di sajikan kemudian

di bahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu

secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan

terkait dengan data pengkajian,

diagnosa, perencanaan, tindakan,

dan evaluasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Identitas Klien

Tabel 4.1 Tabel Pengkajian Identitas

Klien dan Penanggung jawab

IDENTITAS Pasien 1 Pasien 2

I. Pasien

Nama

Jenis kelamin

Umur

Agama

Suku

Alamat

Pendidikan

Pekerjaan

Tanggal

Masuk RS

Tanggal

Pengkajian

No. register

Ruangan

Diangnosa

medis

II. Penanggung

Ny W

Perempuan

22 thn

Islam

Kaili

Ds. Pakuli

utara

kec.Bumbasa

SMA

URT

18

November

2018

19

November

2018

023128

Meranti

Post partum

primipara

Ny Y

perempuan

33 thn

Kristen

Kaili

Ds. Poi

kec, Dolo

selatan

SMP

URT

19

November

2018

20

November

2018

023151

Meranti

Post

partum

multipara

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

48 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

jawab

Nama

Umur

Jenis kelamin

Suku

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

Hubungan dgn

pasien

Tn. I

26 thn

Laki-laki

Kaili

Islam

SMA

Wirasuasta

Ds. Pakuli

utara Kec,

Bumbasa

Suami

Tn. A

40 thn

Laki-Laki

Kaili

Kristen

SD

Petani

Ds. Poi

kec, Dolo

selatan

Suami

Sumber: Data Primer, (2018)

Interprestasi data : Tabel 4.2 di atas

terdapat perbedaan pada riwayat penyakit

yaitu, di mana pada pasien 1 skala nyeri

yang dirasakan skala 7 (sangat nyeri) dan

pasien 2 nyeri yang di rasakan skala 6

(sedang), dan kedua pasien mengatakan

ASI belum keluar (1 hari post partum)

b. Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Tabel Pengkajian Riwayat

Kesehatan Pasien

Riwayat

Penyakit

Pasien 1 Pasien 2

Keluhan

utama

Pasien mengelu

nyeri karena

adanya luka

jahitan pada

perineum

dimana nyeri

dirasakan terasa

ter iris dengan

skala 7 yaitu

(nyeri berat),

dan nyeri terasa

bertambah jika

beraktivitas

Pasien mengelu

nyeri karena

adanya luka

jahitan pada

perineum

dimana nyeri

dirasakan terasa

ter iris dengan

skala 6 yaitu

(nyeri sedang),

dan nyeri terasa

bertambah jika

beraktivitas

Keluhan

yang

menyertai

Pasien

mengatakan

sampai

sekarang

ASInya belum

Pasien

mengatakan

sampai sekarang

ASInya belum

keluar ( 1 hari)

keluar ( 1 hari)

Riwayat

kesehatan

lalu

Pasien

mengatakan

pernah di rawat

di rumah sakit

yang sama

dengan penyakit

mag

pasien

mengatakan

sebelumnya

pernahdirawat

di ruamah sakit

dengan

penyakit yang

sama

Sumber : Data Primer, (2018)

Interprestasi data : Tabel 4.2 di atas

terdapat perbedaan pada riwayat penyakit

yaitu, di mana pada pasien 1 skala nyeri

yang dirasakan skala 7 (sangat nyeri) dan

pasien 2 nyeri yang di rasakan skala 6

(sedang), dan kedua pasien mengatakan

ASI belum keluar (1 hari post partum).

c. Riwayat Obstetri

Tabel 4.3 Tabel Pengkajian Riwayat

Obstetri

Riwayat

Obstetri

Pasien 1 Pasien 2

Riwayat

menstruasi

Pasien

mengatakan

mengalami

menstruasi pada

usia 15 tahun

dengan siklus

selama 7 hari dan

teratur dengan

pemakaian

pembalut

sebanyak 2

pembalut perhari.

HPHT lupa,

keluhan yang

menyertai tidak

ada

Pasien

mengatakan

mengalami

menstruasi

pada usia 14

tahun dengan

siklus selama

7 hari dan

teratur dengan

pemakaian

pembalut

sebanyak 2

pembalut

perhari. HPHT

lupa, tidak ada

keluhan

Riwayat Pasien Pasien

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

49 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

perkawinan mengatakan

menikah pada

usia 20 tahun dan

suami berusia 24

tahun. Pernikahan

sudah berusia 2

tahun.

mengatakan

menikah pada

usia 18 tahun

dan suami

berusia 25

tahun

pernikahan

sudah berusia

± 15 tahun.

Riwayat

keluarga

berencana

Pasien

mengatakan ingin

mencoba

menggunakan

kontrasepsi

suntik.

Pasien

mengatakan

sudah

melaksanakan

KB dan

memilih jenis

kontrasepsi

suntik sejak

kelahiran anak

pertama.

Selanjutnya

pasien akan

tetap

mengunakan

suntik karena

merasa cocok

Sumber: Data primer, (2018)

Interprestasi Data :Tabel 4.3 di atas

ada perbedaan antara pasien 1 dan 2, yaitu

perbedaan pada usia menarche dimana

pada pasien 1 menarche di umur 15 tahun

sedangkan pada pasien 2 menarche di

umur 14 tahun dan usia pernikahan pasien

1, 2 tahun sedangkan pasien 2 sudah 15

tahun.

d. Riwayat Psikososial

Tabel 4.4 Tabel Psikososial

RIWAYAT

PSIKOSOSIAL

Pasien 1 Pasien 2

Respon ibu

terhadap

kelahiran

bayinya:

Respon

anggota lain

terhadap

kelahiran bayi:

Kesiapan

mental untuk

menjadi ibu,

jelaskan :

Rencana

perawatan bayi

:

Ibu tinggal

dengan siapa

Self care

breas care

parineal

care

senam

nifas

Perawatan

bayi;

Sangat

senang

karena

sekarang

sudah

memiliki

bayi

Sangat

senang

Siap, karena

klien sudah

mengingikan

mempunyai

bayi

Sendiri

Masih

tinggal

dengan

orang tuanya

Pasien tidak

mengetahui

cara

perawatan

payudara

Pasien

mampu

membersikan

perineal

Secara

mandiri

Pasien tidak

melakukan

senam nifas

Sangat

senang

karena

sekarang

sudah

memiliki

bayi

Sangat

senang

Pasien

mengatak

an selalu

siap

untuk

menjadi

ibu bagi

anak-

anaknya

Sendiri

Punya

rumah

sendiri

Pasien

tidak

mengetah

ui cara

perawata

n

payudara

Pasien

mampu

membersi

kan

perineal

Secara

mandiri

Pasien

tidak

melakuka

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

50 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

memandikan,

perawatan tali

pusat :

karena tdk

mengetahui

cara senam

nifas

Klien

mengatakan

belum tahu

mengenai

tekhnik

memandikan

bayi dan

perawatan

tali pusat

n senam

nifas

karena

tdk

mengetah

ui cara

senam

nifas

Klien

mengatak

an bisa

memandi

kan

bayinya

dan juga

perawata

n tali

pusat

Sumber : data primer,(2018)

Interpretasi data: tabel 4.4 diatas

terdapat perbedaan pada pasien 1 dan

pasien 2, yaitu pada pasien 1 masih

tinggal bersama orang tuanya dan pada

pasien 2 tinggal di rumah sendiri, dan

pada perawatan bayi juga terdapat

perbedaan di mana pada pasien 1 belum

mengetahui tehnik memandikan bayi dan

perawatan tali pusat, sedangkan pada

pasien 2 bisa memandikan dan merawat

tali pusat bayinya.

e. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

Tabel 4.5 Pengkajian pemeriksaan fisik

umum

PEMERIKSAAN

UMUM

Pasien 1 Pasien

2

Keadaan umum :

Kesadaran :

BB sebelum hamil :

BB hamil :

BB sekarang :

TB :

IMT Sebelum hamil:

IMT hasil:

IMT sekarang:

Tanda – tanda vital

Tekanan Darah:

Suhu

Nadi

Respirasi

Baik

Compos

mentis

40 kg

52 kg

46kg

145 cm

19,02

24,73

21,88

110/80

mmHg

36,5 °C

80 X/

menit,

23

x/menit

Baik

Compos

mentis

45 kg

56 kg

50 kg

145 cm

21,40

26.64

23,78

120/80

mmHg

36,3 °c

80

x/menit,

20

x/menit.

Sumber : Data Primer, (2018).

Interpretasidata : tabel 4.5 di atas

ditemukan perbedaan pada pasien 1 dan

pasien 2 yaitu pada BB dimana pada

pasien 1 BB sebelum hamil 40 kg, BB

hamil 52 kg, dan BB sekarang 46 kg

sedangkan pada pasien 2 BB sebelum

hamil 45 kg, BB hamil 56 kg dan BB

sekarang 50 kg, dan pada TD pasien 1

110/80 mmHg dan pada pasien 2 120/80

mmHg

2. Pemeriksaan Khusus

Tabel 4.6. Pengkajian pemeriksaan fisik

khusus

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

51 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

PEMERIKSA

AN KHUSUS

Pasien 1 Pasien 2

1. Kepala

2. Muka

3. Mata

4. Hidung

Rambut

berwarna

hitam tidak

rontok, Kulit

kepala bersih,

tidak nampak

adanya lesi

dan

peradangan,

Bentuk kepala

bronchiopalus,

dan tidak ada

nyeri tekan.

Ekspresi

wajah

Nampak

cemas(gelisah)

dan meringis,

tidak nampak

adanya

oedema.

Posisi mata

nampak

simetris,Kelop

ak mata tidak

nampak

oedema,

Pergerakan

bola mata

normal,

Konjungtiva

anemi,Sclera

berwarna

putih.

Pernafasan

cuping

hidung,tidak

ada secret dan

tidak terdapat

nyeri tekan.

Rambut

berwarna

hitam tidak

rontok, Kulit

kepala

bersih, tidak

nampak

adanya lesi

dan

peradangan,

Bentuk

kepala

bronchiopalu

s, dan tidak

ada nyeri

tekan.

Ekspresi

wajah

Nampak

cemas

(gelisah) dan

meringis,

tidak

nampak

adanya

oedema.

Posisi mata

nampak

simetris,Kel

opak mata

tidak

nampak

oedema,

Pergerakan

bola mata

normal,

Konjungtiva

anemi,

Sclera

berwarna

putih.

Pernafasan

cuping

hidung, tidak

ada secret

dan tidak

terdapat

5. Mulut

6. Leher

7. Daerah

dada

Jantung:

Paru-

paru:

Mammae:

Kradadan

mulut

bersih,gigi

lengkap

sebanyak 23

buah, tidak

terdapat

stomatitis,Lida

h nampak

berwarna

merah muda,

tidak terdapak

Kesulitan

menelan.

Tidak nampak

pembesaran

kelenjar

tyroid, Tidak

ada nyeri

tekan dan

tidak teraba

pembesaran

kelenjar

thiroid

Tidak

dilakukan

pemeriksaan

Tidak

dilakukan

pemeriksaan

Warna areolla

gelap

kecoklat-

coklatan,tidak

terdapat

pembengkaka

n pada

mamae, tidak

terdapat nyeri

tekan pada

saat palpasi,

papilla

mammae

menonjol dan

colostrum

nyeri tekan.

Keadan

mulut

bersih,gigi

lengkap

sebanyak 23

buah, tidak

terdapat

stomatitis,Li

dah nampak

berwarna

merah muda,

tidak

terdapak

Kesulitan

menelan.

Tidak

nampak

pembesaran

kelenjar

tyroid,Tidak

ada nyeri

tekan dan

tidak teraba

pembesaran

kelenjar

thiroid

Tidak

dilakukan

pemeriksaan

Tidak

dilakukan

pemeriksaan

Warna

areolla gelap

kecoklat-

coklatan,

tidak

terdapat

pembengkak

an pada

mamae,

tidak

terdapat

nyeri tekan

pada saat

palpasi,

papilla

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

52 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

8. Abdomen

9. Genetalia

Inspeksi

10. Anus

11. Ekstrimita

s

Atas

belum keluar

Bentuk perut

buncit, tidak

ada luka

operasi,

terdapat striae

berwarna

hitam, Turgor

kulit normal,

Terdapat nyeri

tekan, tidak

ada massa,

TFU 1 jari

dibawah pusat.

Daerah vagina

nampak

terdapat cairan

lochia

berwarna

merah,

nampak

adanya luka

hecting karena

terjadinya

rupture dan

menggunakan

pembalut

Tidak nampak

terjadinya

pembesaran

hemoroid dan

nampak bersih

Tangan

nampak

simetris, jari

tangan

lengkap 10,

mammae

menonjol

dan

colostrum

belum keluar

Bentuk perut

buncit, tidak

ada luka

operasi,

terdapat

striae

berwarna

hitam,

Turgor kulit

normal,

Terdapat

nyeri tekan,

tidak ada

massa, TFU

1 jari

dibawah

pusat.

Daerah

vagina

nampak

terdapat

cairan lochia

berwarna

merah,

nampak

adanya luka

hecting

karena

terjadinya

rupture dan

menggunaka

n pembalut

Tidak

nampak

terjadinya

pembesaran

hemoroid

dan nampak

bersih

Tangan

nampak

simetris, jari

tangan

lengkap 10,

bawah

kuku nampak

bersih,

nampak

terpasan Infus

RL

20tts/menit

pada tangan

kiri

Kaki nampak

simetris kiri

dan kanan,

jumlah jari

lengakp 10,

tidak terdapat

lesi, kuku

nampak

bersih.

kuku

nampak

bersih,

nampak

terpasan

Infus RL 20

tts/menit

pada tangan

kiri

Kaki

nampak

simetris kiri

dan kanan,

jumlah jari

lengakp 10,

tidak

terdapat lesi,

kuku

nampak

bersih.

Sumber : Data primer, (2018).

Interpretasi data : tabel 4.6. Dari

table di atas terdapat persamaan pada

pasien 1 dan pasien 2 yaitu pada

pemeriksaan mammae, dimana warna

areolla gelap kecoklat-coklatan, tidak

terdapat pembengkakan pada mammae,

tidak terdapat nyeri tekan pada saat

palpasi, papilla mammae menonjol dan

colostrum belum keluar.

f. Keadaan Psikologis

Tabel 4.7. Pengkajian keadaan psikologis

Keadaan

Psikologis

Pasien 1 Pasien 2

Persepsi klien

terhadap

keadaan

sekarang

Pasien

mengatakan

cemas

dengan

nutrisi

Pasien

mengatakan

cemas

dengan

nutrisi

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

53 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

bayinya

karena,

ASInya

belum

keluar.

bayinya

kerena,

ASInya

belum

keluar.

Harapan klien

terhadap

keadaan

kesehatannya

Pasien

mengatakan

berharap

kondisinya

kembali

pulih dan

bisa

berkumpul

dengan

keluarga.

Pasien

mengatakan

ingin cepat

pulang agar

bisa

berkumpul

dengan

keluarganya.

Pola interaksi

dengan tenaga

kesehatan

Baik Baik

Sumber : data primer (2018).

Interprestasi data : Tabel 4.7. di atas

terdapat persamaan pada pasien 1 dan 2

yaitu pada persepsi klien terhadap

keadaan sekarang, kedua pasien

mengatakan cemas dengan nutrisi bayinya

kerena, ASInya belum keluar.

g. Pengobatan / Terapi

Tabel 4.8. Pengobatan /Terapi

Pasien 1 Pasien 2

Amoxilin 3x 500mg

Asam mefenamat

3x500 mg

Ketorolax 1x/ ampul

Amoxilin 3x 500mg

Asam mefenamat

3x500 mg

Ketorolax 1x/ ampul

Sumber : Data Sekunder,(2018)

Iterpretasi data : tabel 4.8 di atas

terdapat persaman pada pasien 1 dan

pasien 2 yaitu pada pemberian obat oral di

mana pasien 1 dan pasien 2 sama-sama

mengonsumsi 3 buah obat oral, yaitu

amoxilin, asammevenamat dan ketorolax.

Analisa data

Interpretasi data :tabel 4.9 dan 4.10

di atas menunjukan bahwa masalah

keperawatan pasien 1 dan 2 adalah sama

yaitu nyeri dan ketidak efektifan

menyusui.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

54 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

B. Pembahasan

Hasil pengkajian yang peneliti

dapatkan, ada perbedaan antara pasien 1

dan pasien 2 yaitu umur, agama,

pendidikan dan jumlah persalinan,

demikian juga pada riwayat penyakit

terdapat perbedaan pada skala nyeri,

pasien 1 skala nyeri 7 (sangat nyeri) dan

pasien 2 skala nyeri 6 (nyeri sedang).

Menurut peneliti perbedaan umur,

pendidikan dan jumlah anak yang

dilahirkan dapat mempengaruhi

kemampuan pasien dalam proses

perawatan post partum dimana pasien 2

umurnya lebih dewasa dan pengalaman

melahirkan sudah berulang kali dengan

nyeri yang sama yaitu nyeri post partum,

hal ini membuat koping pasien 2 lebih

baik dibandingkan dengan pasien 1.

Koping yang baik akan mempengaruhi

persepsi pasien terhadap nyeri.Hal ini di

dukung oleh teori (Andarmoyo,S 2016)

usia merupakan variabel penting bagi

seseorang dapat mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam proses

perkembangan yang di temukan di antara

kelompok usia ini dapat mempengaruhi

reaksi terhadap nyeri.

Selain itu di dapatkan pula persamaan

pada data psikologis di mana pada kedua

pasien sama-sama mengalami cemas,

kecemasan ini terjadi karena pasien 1 dan

2 belum bisa menyusui bayinya karena

ASI belum keluar. Kecemasan ini terjadi

karena ketidaktahuan pasien terhadap efek

kecemasan yang bisa menyebabkan ASI

semakin tidak bisa diproduksi sehingga

mereka perlu diberikan pengetahuan

tentang kecemasan berpengaruh terhadap

produksi ASI dan diberikan tindakan

keperawatan pijat oksitosin agar mereka

bisa rileks sehingga ASInya bisa keluar.

Hal ini didukung oleh teori (Susilo Rini &

Feti Kumala, 2016) di mana dalam

keadaan psikologis ibu yang tertekan,

sedih dan tegang akan mempengaruhi

produksi ASI.

Diagnose Keperawatan pada kedua

pasien sama yaitu nyeri dan ketidak

efektifan pemberian ASI, diagnose ini

ditegakan karena klien mengeluh nyeri

akibat adanya luka heacting pada

perineum dan belum adanya produksi ASI

Intervensi pada penelitian ini adalah

pijat oksitosin karena memiliki tujuan

untuk meningkatkan produksi ASI pada

ibu post partum. Pijat oksitosin dapat

mempengaruhi psikologis ibu sehingga

meningkatkan relksasi dan kenyaman

pada ibu, hal ini dapat memicu produksi

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

55 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

hormone oksitosin dan menstimulasi sel-

sel dari kelenjar susu sehingga dapat

mengeluarkan ASI.

Implementasi, dalam pelaksanaan

peneliti melakukan asuhan keperawatan

selama 3 hari pada masing-masing pasien.

Peneliti menggunakan lembar observasi

untuk mengetahui keberhasilan pijat

oksitosin dalam peningkatan produksi

ASI, lembar observasi nantinya akan

menjadi penilaian, dalam evaluasi hasil

tindakan asuhan keperawatan.

Hasil yang di peroleh setelah

dilakukan pijat oksitosin pada pasien1 dan

pasien 2 yaitu pada hari pertama ke kedua

pasien belum memiliki produksi ASI, hari

kedua pasien sudah mulai memproduksi

ASI dan pada hari ketiga produksi ASI

sudah semakin lancar, Selama

pelaksanaan pijat oksitosin kedua pasien

sangat kooperatif dan menikmati pijatan

yang diberikan, sehingga mereka merasa

lebih nyaman dan rileks. Dan pada saat

pasien keluar dari Rumah Sakit, mereka

sudah bisa memberikan ASInya dengan

baik dan lancar.

Kesimpulan

1. Pengkajian yang dilakukan oleh

peneliti berdasarkan format

pengkajian post partum dan head to

toe mendapatkan hasil bahwa kedua

klien memiliki keluhan utama nyeri

pada perineum dan belum ada

produksi ASI

2. Dari diagnose keperawatan kedua

pasien,yaitu nyeri dan ketidak

efektifan pemberian ASI, di

dapatkan karena pada kedua pasien

mengalami luka heacting pada

perineum dan belum memiliki

produksi ASI selama post artum.

3. Itervensi keperawatan peneliti

berfokus terhadap masalah

keperawatan ketidak efektifan

pemeberian ASI berhubungan

dengan kurangnya produksi ASI.

Setiap tindakan yang akan di

lakukan disusun dalam rencana

keperawatan yang mengacu dari

Nanda, Nursing Intervention

Clasification (NIC) dan Nursing

Outcome Clasification (NOC) 2015-

2017.

4. Implementasi yang diterapkan pada

pasjen 1 dan pasien 2 yaitu pijat

oksitosin untuk meningkatkan

produksi ASI sehingga pemberian

ASI eksklusif dapat tercapai.

5. Evaluasi yang didapatkan bahwa

pada hari pertama ke kedua pasien

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

56 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

belum memiliki produksi ASI, hari

kedua pasien sudah mulai

memproduksi ASI dan pada hari

ketiga produksi ASI sudah semakin

lancar, dan bayi nampak menyusu

pada ibunya.

Saran, karena efektifitas pijat oksitosin

sangat baik meningkatkan kenyamanan

pasien sehingga dapat merangsang

pengeluaran ASI, maka peneliti berharap

agar perawat selalu mensosialisasikan dan

melatih keluarga agar mereka bisa

melakukan pijat oksitosin secara mandiri,

untuk membantu meningkatkan produksi

ASI sehingga ibu bisa memberikan ASI

ekslusif.

Ucapan terima kasih peneliti haturkan

kepada Kepala UPF Kebidanan dr. I Putu

Fery, Sp.OG, Kepala Ruangan, seluruh

perawat dan bidan yang ada dirungan

Meranti yang sudah membantu untuk

kelancaran penelitian ini. Demikian juga

kepada pasien dan keluarga yang selama

penelitian telah iklas memberikan

informasi dan mau mengikuti semua yang

dianjurkan oleh peneliti. Semua kebaikan

Bapak dan ibu menjadi Amal jariah untuk

peningkatan pengetahuan terutama

tentang pijat oksitosin.

Daftar Pustaka

Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan Nifas Normal;editor,

Manica Ester.-Jakarta : EGC.

Bulechek,M,Gloria, Dkk,

2016.Terjemahan Nursing

Interventions Clasification

(NiIC), edisi ke 6, CV.

Mocomedia, Elsevier Inc.

Dewi V. 2011. Asuhan Kebidanan Pada

Ibu Nifas. Jakrta: Salemba

medika.

Ferre, Helln. 2010. Keperawatan

Maternitas, Penerbit EGC

Jakarta

Herdmand,T.Heather & Kamitsuru

Shigemi. 2018-2020. Diagnosa

Keperawatan Definisi &

Klasifikasi, Edisi 11. Jakarta :

EGC.

Humaediah Lestari, dkk. 2016.Pengaruh

Pijat Oksitosin Terhadap

Kelancaran Produksi Kolostrum.

ISSN:2477-0604 Vol. 2 No.2

Ika Puji Rahayu &Tutik Rahayuningsih.

2015. Kajian Asuhan

Keperawatan Post-Partum

Spontan Hari Ke-0 Indikasi

Ketuban Pecah Dini. Jurnal

Profesi Media Publikasi

Penelitian Vol.12 No.02.

Iman Jauhari, Rini fitriani & Bustami,

2018. Perlindungan hak Anak

Terhadap Pemberian Air Susu

Ibu. Ed.1,Cet.1—Yogyakarta:

Deepublish.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN PIJAT …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019

57 Ni Wayan Sridani, Nur Asia, Fauzan, Hayati Palesa, Asuhan Keperawatan Post ...

Karistiyanan, 2011. ASI, Menyusui dan

Sadari. Yogyakarta. Nuha

Medica.

Lilis Wijayanti, 2014. Pengaru Pijat

Oksitoksin Terhadap Produksi

Asi Pada Ibu Post Partumum,

Program studi bidan pendidik

jenjang DIV Sekolah Tiggi Ilmu

Kesehatan ―Aisyiyah

Yogyakarta.‖

―www.Digilib.unisayogya.ac.id‖

diakses pada tanggal 4 juli 2018

Maulidyah indah & Miftakhul Magfira

2013. Faaktor-Faktor Yang

Memengaruhi Waktu Keluarnya

Kolostrum.

―http://stikeskendedesmalang.aca

demia.edu/indahmauludiyah‖ di

akses pada tanggal 20 juli 2018

pikul 20:20

Mansjoer, et al., 2007. Masa Nifas :

Defenisi, Perubahan. Jakarta, EGC

Maryunani,A, 2012. Inisiasi Menyusui

Dini, ASI Eksklusif dan

Manajemen Laktasi. Jakarta:

Trans Info Media

Mitayani, 2013.Asuhan Keperawatan

Maternitas. Salemba Medika:

Jakarta

Monika. 2014. Buku Pintar ASI dan

Menyusui. Diterbitkan oleh

Noura books ( PT. Mizan

Publika) Jln.Jagakarsa Raya

No.40 RT 007/04, Jagakarya.

Jakarta selatan 12620.

Moorhead, Sue, PhD, RN, dkk. 2016

Terjemahan Nursing Outcomes

Classification (NOC), edi ke 5,

CV. Mocomedia, Elsevier Inc.

Nugroho, T. 2014. Asuhan Keperawatan.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Purwanti, H. S. 2017. Buku saku untuk

bidan konsep penerapan ASI

eklusif. Jakarta:EGC

Prasetyono, 2012. Buku Pintar ASI

Eksklusif, Pengenalan, Praktik

Dan Kemanfaatan –

Kemanfaatannya. Yogyakarta:

Diva Press

Rahayu. 2016.Panduan Praktikum

Keperawatan Maternitas.—Ed.1,

Cet.1 – Yogyakarta Deempublis

Reader, Martin (2014), Asuhan

Keperawatan Maternitas Volume,

Penerbit Buku kedokteran EGC.

Susilo Rini & Feti Kumala, 2016.

Panduan Asuhan NIfas dan

Evidence Based Practice. D.—

Ed,1, Cet, 1-Yogyakarta:

Deepublish

Risa pitriani & Rika Andriyani.

2014.Panduan Lengkap Asuhan

Kebidanan Ibu nifas normal

(ASKEB III)--Ed.1, Cet.1--

Yogyakarta:Deepublish

Widiyanto Subur. 2012. Hubungan

Pendidikan Dan Pengetahuan

Ibu Tentang Asieksklusif Dengan

Sikap Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif.http://jurnal.unimus.ac.i

d/index.php/kedokteran/article/vi

ew/743

Yuke kirana. 2015 .Hubungan Tingkat

Kecemasan Post Partum dengan

kejadian post partum Blues di

Rumah sakit Dustira Cimahi.

Jurnal Vol:3 No 1.