23
1 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS PARU Disusun oleh : 1. Dea Rahmayanti P17320312015 2. Hilda Nursaidah P17320312031 3. Mirza Riadiani Surono P17320312041 4. Putri Apriliani P173203120 5. Wildan Maulana H P17320312076 Tingkat II A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

Asuhan Keperawatan Presentasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gfygjj

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Presentasi

1

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS PARU

Disusun oleh :

1. Dea Rahmayanti P17320312015

2. Hilda Nursaidah P17320312031

3. Mirza Riadiani Surono P17320312041

4. Putri Apriliani P173203120

5. Wildan Maulana H P17320312076

Tingkat II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

Jl. Dr. Semeru No. 116 Bogor Barat, Kota Bogor

Page 2: Asuhan Keperawatan Presentasi

i

Kata pengantar

Alhamdulillah, penulis mengucapkan puji dan syukur yang sebesar-besarnya

kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya yang berlimpah sehingga

penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini.

Adapun judul dari Makalah ini adalah tentang ASUHAN KEPERAWATAN

TUBERCULOSIS PARU. Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk

melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.

Dalam menyelesaikan makalah, penyusun mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak baik berupa saran, bimbingan dan dukungan moril dan materil akhirnya makalah ini

dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis pada

kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Febri selaku kepala ruangan Teratai C

2. Teh Tria selaku CI ruangan Teratai C

3. Teh Evi selaku CI ruangan Teratai C

4. Bapak Susmadi M.kep selaku pembimbing

5. Teman-teman tingkat II A yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi

penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,

penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan semua pihak

yang membacanya.

Penyusun

Kelompok III

i

Page 3: Asuhan Keperawatan Presentasi

ii

Daftar Isi

Kata pengantar............................................................................................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................................................................................... ii

BAB I............................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................2

C. TUJUAN........................................................................................................................................2

1. Tujuan Umum...............................................................................................................................2

2. Tujuan Khusus..............................................................................................................................2

D. METODE PENULISAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA...........................................................3

BAB II...........................................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI..........................................................................................................................................5

A. Pengertian....................................................................................................................................5

B. Etiologi Tuberculosis Paru............................................................................................................5

C. Tanda dan Gejala Tuberculosis.....................................................................................................6

D. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................................7

E. Patofisiologi Tuberculosis Paru.....................................................................................................8

F. Komplikasi....................................................................................................................................9

G. Penatalaksanaan Medis..............................................................................................................10

BAB III........................................................................................................................................................12

ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................................................12

I. PENGKAJIAN...............................................................................................................................12

Page 4: Asuhan Keperawatan Presentasi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh

microbakterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang

terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai oleh sel. Penyakit ini biasanya

terletak diparu, tetapi dapat mengenai organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang

efektif untuk penyakit aktif, biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik dan berakhir

dengan kematian.

Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya sangat

mudah sekali, yaitu melalui batuk, bersin dan berbicara. Untuk mengurangi bertambahnya

TB paru dan masalah yang ditimbulkan oleh penyakit TB paru, perlu dilakukan

penanganan awal yang dapat dilakukan adalah dilingkungan keluarga. Keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. (Depkes RI,2001). Penyebaran penyakit tuberkulosis paru yang sangat

mudah ini, sangat rentan pada keluarga yang anggota keluarganya sedang menderita

penyakit tersebut. Penyakit dapat menular pada anggota keluarga yang lain. Oleh karena

itu, penyakit tuberkulosis harus mendapat penanganan yang tepat karena penyakit ini

menyerang tidak memandang kelompok usia produktif, kelompok ekonomi lemah dan

berpendidikan rendah. Penyakit TB paru lebih banyak ditemukan di daerah miskin. Karena

faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi penyebab TB paru.

Beberapa faktor yang erat hubunganya dengan terjadinya infeksi basil tuberkulosis

yaitu adanya sumber penularan, jumlah basil yang cukup banyak dan terus menerus

memapar calon penderita, virulensi (keganasan basil serta daya 3 tahan tubuh dimana daya

tahan tubuh ini mempunyai hubungan erat dengan faktor lingkungan, misalnya perumahan

dan pekerjaan,faktor imunologis. Keadaan penyakit yang memudahkan infeksi seperti

diabetes militus dan campak serta faktor genetik. Melihat fenomena pada penyakit TB paru

seperti yang tersebut diatas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana bentuk

pengelolaan pasien dengan TB paru.

Page 5: Asuhan Keperawatan Presentasi

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menulis dan melakukan

asuhan keperawatan dengan judul ”laporan asuhan keperawtan pada Tn. X dengan TBC

paru”

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Tuberculosis Paru ?

2. Apa Etiologi dari Tuberculosis Paru ?

3. Apa Tanda dan Gejala Tuberculosis Paru ?

4. Apa saja Pemeriksaan diagnostik Tuberculosis Paru ?

5. Apa Patofisiologi dari Tuberculosis Paru ?

6. Apa saja komplikasi yang terjadi pada penyakit Tuberculosis Paru ?

7. Apa saja penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan pada penyakit

Tuberculosis Paru ?

8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit Tuberculosis Paru ?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mampu mengetahui gambaran pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien

dengan TB Paru.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami definisi pada penyakit TB

b. Mampu memahami etiologi TB

c. Mampu menjelaskan tanda dan gejala TB

d. Mampu menjelaskan patofisiologi pada penyakit TB

e. Mampu menjelaskan pathways keperawatan pada penyakit TB Paru

f. Mampu melakukan pengkajian untuk mengetahui keluhan pasien dan fokus

untuk menentukan masalah yang terjadi pada pasien TB paru.

g. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien TB

paru.

Page 6: Asuhan Keperawatan Presentasi

h. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang diberikan untuk

mengatasi masalah yang terjadi pada pasien TB paru.

i. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah disusun

untuk mengatasi masalah pada pasien TB paru.

j. Mampu mengevaluasi hasil akhir dari implementasi.

D. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan

menggunakan penulisan diskriptif yaitu menggambarkan bagaimana suatu proses

keperawatan pada klien dengan TB Paru.

Pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi,

dan evaluasi. Adapun teknik penulisan yaitu pengumpulan data dengan melakukan

observasi kemudian menggambarkannya dengan memaparkan dalam bentuk Karya Tulis

Ilmiah, sedangkan untuk mengumpulkan data sebagai berikut :

1. Observasi Partisipatif

Dengan menggunakan pengamatan langsung dan berperan serta selama

perawatan yakni dengan mengamati keadaan umum perkembangan penyakit

pasien, penatalaksanaan dan pengobatan berperan serta aktif memberikan

asuhan keperawatan.

2. Wawancara

Melakukan kegiatan untuk mendapatkan keterangan langsung dengan

menggunakan tanya jawab kepada pasien, keluarga pasien, perawat ruangan,

dokter, atau kesehatan lainnya.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan adalah ketrampilan dasar yang digunakan selama pemeriksaan

antara lain inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi yang memungkinkan perawat

mengumpulkan data fisik klien yang luas. Dalam melaksanakannya penulis

mengaplikasikannya pada pasien TB paru.

4. Studi Dokumenter

Pengumpulan data tentang keadaan pesien dari catatan medik, catatan

perawatan, hasil laboratorium, serta pemeriksaan lain.

Page 7: Asuhan Keperawatan Presentasi

5. Studi Kepustakaan

Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertulis berupa buku

yang ada hubungannya dengan materi yang bersifat dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah dan melalui akses internet.

Page 8: Asuhan Keperawatan Presentasi

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen

maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan

human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4

μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah (Sylvia A. Price & Wilson,2006).

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru,

tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya ( Dinkes, 2006 ).

Menurut Christantie effendy ( 2003 ), tuberkulosis adalah infeksi penyakit

menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan

asam yang ditularkan melalui udara. Sebagian kasus, infeksi tuberculosis didapat

melalui inhalasi partikel kuman yang sangat kecil (sekitar 1-5 mm).

TBC Paru adalah Penyakit infeksi yang terutama mengenai jaringan paru dan

dapat menyebar ke bagian tubuh lain yaitu : Otak, ginjal, tulang. Penyebab infeksi

adalah kuman mycobacterium tuberculosa (Brunner & Suddarth 2000).

Jadi dapat disimpulkan TBC (tuberculosis) merupakan suatu penyakit menular

yang disebabkan oleh microbacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara dan

jika tidak ada pengobatan yang efektif dapat mengakibatkan perjalanan penyakit yang

kronis dan bisa menimbulkan kematian.

B. Etiologi Tuberculosis Paru

TB paru disebabkan oleh kuman tahan asam yaitu Mycobacterium Tuberculosa.

Setelah terinfeksi kuman tersebut kira-kira 50% kuman akan berkembang menjadi TBC

aktif dalam satu tahun, sisanya kuman ini akan menyebabkan infeksi laten.

Adapun faktor yang mungkin terjadi antara lain :

-          Kontak langsung dengan penderita TBC aktif.

-          Menurunnya kekebalan tubuh

-          Kurang nutrisi yang adekuat.

-          Lingkungan dengan prevalensi TB yang tinggi

-          Pengobatan paru yang tidak tuntas.

Page 9: Asuhan Keperawatan Presentasi

C. Tanda dan Gejala Tuberculosis

Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang

mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala

umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak

jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.

1. Batuk lebih dari 3 minggu

Batuk adalah reflek paru untuk mengeluarkan sekret dan hasil proses

destruksi paru. Mengingat Tuberculosis Paru adalah penyakit menahun,

keluhan ini dirasakan dengan kecenderungan progresif walau agak lambat.

Batuk pada Tuberculosis paru dapat kering pada permulaan penyakit,

karena sekret masih sedikit, tapi kemudian menjadi produktif.

2. Dahak (sputum)

Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit,

kemudian berubah menjadi mukopurulen atau kuning, sampai purulen

(kuning hijau) dan menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan.

3. Batuk Darah

Batuk darah yang terdapat dalam sputum dapat berupa titik darah

sampai berupa sejumlah besar darah yang keluar pada waktu batuk.

Penyebabnya adalah akibat peradangan pada pembuluh darah paru dan

bronchus sehingga pecahnya pembuluh darah.

4. Sesak Napas

Sesak napas berkaitan dengan penyakit yang luas di dalam paru.

Merupakan proses lanjut akibat retraksi dan obstruksi saluran pernapasan

5. Nyeri dada

Rasa nyeri dada pada waktu mengambil napas dimana terjadi gesekan

pada dinding pleura dan paru. Rasa nyeri berkaitan dengan pleuritis dan

tegangan otot pada saat batuk.

6. Wheezing

Wheezing terjadi karena penyempitan lumen bronkus yang disebabkan

oleh sekret, peradangan jaringan granulasi dan ulserasi.

7. Demam dan Menggigil

Peningkatan suhu tubuh pada saat malam, terjadi sebagai suatu reaksi

umum dari proses infeksi.

8. Penurunan Berat Badan

Page 10: Asuhan Keperawatan Presentasi

Penurunan berat badan merupakan manisfestasi toksemia yang timbul

belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.

9. Rasa lelah dan lemah

Gejala ini disebabkan oleh kurang tidur akibat batuk.

10. Berkeringat Banyak Terutama Malam Hari

Keringat malam bukanlah gejala yang patogenesis untuk penyakit

Tuberculosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah

lanjut.

D. Pemeriksaan Diagnostik

1. Kultur sputum

Positif jika ditemukan mikobakterium tuberkulosis dalam stadium   aktif pada

perjalanan penyakit.

2. Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum)

Positif jika ditemukan bakteri tahan asam.

3. Skin test (PPD, Mantoux, Tine, Vollmer patch)

Reaksi positif (area indurasi > 10 mm timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen

intra kutan) menunjukkan telah terjadinya infeksi dan dikeluarkannya antibodi

tetapi tidak menunjukkan aktifnya penyakit.

4. Elisa/Western Blot

Dapat menunjukkan adanya virus HIV.

5. Rontgen dada

Menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan kalsium

dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan

perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.

6. Pemeriksaan histologi/kultur jaringan

Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis.

7. Biopsi jaringan paru

Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan  terjadinya

nekrosis.

8. Pemeriksaan elektrolit

Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi, misalnya hipernatremia

yang disebabkan retensi air mungkin ditemukan pada penyakit tuberkulosis kronis.

9. Analisa gas darah (BGA)

Page 11: Asuhan Keperawatan Presentasi

Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan

paru.

10. Pemeriksaan  fungsi  paru

Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang rugi, meningkatnya rasio residu

udara pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat

infiltrasi parenkim/fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat

dari tuberkulosis kronis).

E. Patofisiologi Tuberculosis Paru

Penyebaran kuman Mikrobacterium tuberkolusis bisa masuk melalui tiga tempat

yaitu saluran pernafasan , saluran pencernaan dan adanya luka yang terbuka pada kulit.

Infeksi kuman ini sering terjadi melalui udara ( airbone ) yang cara penularannya

dengan droplet yang mengandung  kuman dari orang yang terinfeksi sebelumnya

( Sylvia.A.Price.1995.hal 754 ).

Penularan tuberculosis paru terjadi karena penderita TBC membuang ludah dan

dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar. Dalam dahak

dan ludah ada basil TBC-nya , sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan angin

kemana-mana. Kuman terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang

kemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru dan bersarang serta berkembangbiak

di paru-paru ( dr.Hendrawan.N.1996,hal 1-2 ).

Pada permulaan penyebaran akan terjadi beberapa kemungkinan yang bisa

muncul yaitu penyebaran limfohematogen yang dapat menyebar melewati getah bening

atau pembuluh darah. Kejadian ini dapat meloloskan kuman dari kelenjar getah bening

dan menuju aliran darah dalam jumlah kecil yang dapat menyebabkan lesi pada organ

tubuh yang lain. Basil tuberkolusis yang bisa mencapai permukaan alveolus biasanya di

inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil. Dengan adanya basil yang

mencapai ruang alveolus, ini terjadi dibawah lobus atas paru-paru atau dibagian atas

lobus bawah, maka hal ini bisa membangkitkan reaksi peradangan. Berkembangnya

leukosit pada hari hari pertama ini di gantikan oleh makrofag.Pada alveoli yang

terserang mengalami konsolidasi dan menimbulkan tanda dan gejala pneumonia akut.

Basil ini juga dapat menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah bening

regional, sehingga makrofag yang mengadakan infiltrasi akan menjadi lebih panjang

dan yang sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitelloid yang dikelilingi oleh

limfosit,proses tersebut membutuhkan waktu 10-20 hari. Bila terjadi lesi primer paru

yang biasanya disebut focus ghon dan bergabungnya serangan kelenjar getah bening

Page 12: Asuhan Keperawatan Presentasi

regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami

pencampuran ini juga dapat diketahui pada orang sehat yang kebetulan menjalani

pemeriksaan radiogram rutin.Beberapa respon lain yang terjadi pada daerah nekrosis

adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan

kavitas.Pada proses ini akan dapat terulang kembali dibagian selain paru-paru ataupun

basil dapat terbawa sampai ke laring ,telinga tengah atau usus.(Sylvia.A

Price:1995;754)

Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa adanya pengobatan dan dapat

meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkus dapat

menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dengan perbatasan bronkus

rongga. Bahan perkijauan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui

saluran penghubung, sehingga kavitas penuh dengan bahan perkijauan dan lesi mirip

dengan lesi berkapsul yang tidak lepas.Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala

dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat

peradangan aktif.(Syilvia.A Price:1995;754)

Batuk darah (hemaptoe) adalah batuk darah yang terjadi karena penyumbatan

trakea dan saluran nafas sehingga timbul sufokal yang sering fatal. Ini terjadi pada

batuk darah masif  yaitu 600-1000cc/24 jam.Batuk darah pada penderita TB paru

disebabkan oleh terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding

kapitas.(Hood Al sagaff dkk:1995;85-86). 

F. Komplikasi

Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada

penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu

1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau karena tersumbatnya

jalan napas.

2. Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat

retraksi bronchial.

3. Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan

ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.

4. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal.

Page 13: Asuhan Keperawatan Presentasi

G. Penatalaksanaan Medis

Panduan OAT dan peruntukannya

1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)

Diberikan untuk pasien baru

Pasien baru TB paru BTA positif

Pasien TB paru BTA negatif thorak positif

Pasien TB ekstra paru

2. Kategori – 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)

Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaq

Pasien kambuh

Pasien gagal

Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)

3. OAT sisipan (HRZE)

Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori -1 yang

diberikan selama sebulan ( 28 hari).

Jenis dan dosis obat OAT

1) Isoniasid (H)

Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif. Dosis

harian yang dianjurkan 5 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X

semingggu diberikan dengan dosis 10 mg / kg BB.

2) Rifamisin (R)

Dapat m,embnunuh kuman semi dormanf yang tidak dapat dibunuh isoniasid.

Dosis 10 mg / kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 X

seminggu.

3) Pirasinamid (Z)

Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis

harian dianjurkan 25 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X

seminggu.

4) Streptomisin (S)

Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan

intermiten 3 X seminggu diberikan dengaqn dosis yang sama. Penderita berumur

sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/ hari. Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih

diberikan 0,50 gr/ hari. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)

Page 14: Asuhan Keperawatan Presentasi
Page 15: Asuhan Keperawatan Presentasi

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan

Pada Ny dengan Tuberculosis Paru

Di Ruang Teratai C

RSUD Ciawi Bogor

I. PENGKAJIAN

Hari/ Tanggal :

Pengkaji                :

Ruang :

A. Identitas

1. Klien

Nama                        :

Umur                          :

Jenis kelamin              :

Agama                       :

Alamat :

Status perkawinan     : 

Pekerjaan                  :

No RM :

Diagnosis medis        :

Tanggal Masuk :

Tanggal Pengkajian :

2.  Penanggung Jawab

Nama                          :

Umur                         :

Pekerjaan                  :

Alamat                     :

Hubungan keluarga :

B. Keluhan Utama :

C. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Page 16: Asuhan Keperawatan Presentasi

D. Riwayat Kesehatan yang Lalu

E. Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram

F. Pemeriksaan Fisik :

1. Tingkat Kesadaran :

a. Kualitas :

b. Kuantitas :

Respon Motorik :

Respon Verbal :

Respon Membuka Mata : +

Jumlah :

2. Tanda-tanda vital :

Suhu :

Nadi :

Pernafasan :

Tekanan Darah :

G. Pemeriksaan Sistematis (Inspeksi,Palpasi,Auskultasi,Perkusi)