23
ASUHAN KEPERAWATAN SARS Dosen Pengampu :Ni Ketut … Disusun Oleh : Dewi Putri U Dewi Risna Y I Gusti Ayu Sri W Ineke Jelita Arsil AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2014

Asuhan Keperawatan Sars

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan sars

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Sars

ASUHAN KEPERAWATAN SARS

Dosen Pengampu :Ni Ketut …

Disusun Oleh :

Dewi Putri U

Dewi Risna Y

I Gusti Ayu Sri W

Ineke Jelita Arsil

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA 2014

Page 2: Asuhan Keperawatan Sars

A. KONSEP DASAR

1. Definisi

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit

pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran

pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia

(CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada

jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-

paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya

pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang

sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal.  Walaupun sering disebut sindroma

gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak.

Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu “suspect” dan “probable”

sesuai kriteria WHO. Definisi penderita suspect (diduga) mempunyai riwayat sebagai

berikut : Demam tinggi (> 380C / 100,40F) disertai dengan batuk atau mengalami

kesulitan bernafas ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat pajanan dalam 10

hari sebelum timbulnya gejala klinis yaitu :

a. Pernah kontak dekat dengan penderita suspect atau penderita probable SARS

(seperti merawat penderita, tinggal bersama, menangani sekret atau cairan tubuh

penderita).

b. Dan atau adanya riwayat pernah melakukan perjalanan kedaerah yang sedang

terjangkit SARS.

c. Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit SARS.

2. Etiologi

Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae)

yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan

urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada

penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui

Page 3: Asuhan Keperawatan Sars

saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru

selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga

bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung

dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat

pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang

terkontaminasi.( Jong, W. 1997).

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun

tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :

a. Pneumonia

b. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)

c. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)

d. Beberapa transfusi darah

e. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi

f. Emboli paru

g. Cedera pada dada

h. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin

i. Trauma hebat

j. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).

3. Patofisiologi

Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu

merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan

secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui

udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu

gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan

penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam

atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.

Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak

langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada

Page 4: Asuhan Keperawatan Sars

petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi

atau nebulasi.

4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis SARS itu berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38oC

terutama pada malam hari, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-pendek,

nyeri sendi. Gejala-gejala ini memberat beberapa hari kemudian disertai dengan

viraemia, 10 hari setelah onset. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah

berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau

setelah di rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal

pernapasan, orang itu bisa disebut probable SARS atau bisa diduga terkena SARS.

Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul

bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah

gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita

SARS itu.

Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien.

Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena

penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya

mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim

hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi

semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang.

(Brunner & Suddarth. 2002)

5. Manajemen Medis

Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang

adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.

a. Terapi oksigen

b. Humidifikasi dengan nebulizer

Page 5: Asuhan Keperawatan Sars

c. Fisioterapi dada

d. Pengaturan cairan

e. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat

f. Obat inotropik

g. Ventilasi mekanis

h. Drainase empiema

i. Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

Terapi antibiotik : Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena

menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk

mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia.

Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap

patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi

masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.

Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek

antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat,

khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum

ditentukan. SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil

pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi

antibiotik saja. Antibiotik :

a. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.

b. Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.

b. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi

pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali

rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena

kekurangan oksigen).

c. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :

Page 6: Asuhan Keperawatan Sars

1) Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang

seharusnya terisi udara)

2) Gas darah arteri

3) Hitung jenis darah dan kimia darah

4) Bronkoskopi. 

d. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.

e. Pemeriksaan Bakteriologis    :         sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau

transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy

f. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8

jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

7. Komplikasi

Komplikasi meliputi :

a. Abses parub.  Efusi pleuralc. Empisemad. Gagal nafase. Perikarditisf. Meningitisg. Atelektasish. Hipotensii. Deliriumj. Asidosis metabolick. Dehidrasil. Penyakit multi lobularm. Septikemin. Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis.

8. PrognosisAngka kematian melebihi 40%.  Apabila penyakit tidak ditangani dengan baik

maka kondisi bagian tubuh yang diserang, yakni paru-paru, makin bertambah berat rusaknya. Keadaan pasien yang semula mengalami radang paru dapat berlanjut ke kondisi gagal napas yang berat karena paru sudah tidak dapat berfungsi sebagai alat pernapasan yang menerima oksigen dan membuang karbondioksida. Tanda jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.

Page 7: Asuhan Keperawatan Sars

Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu yang lama, cenderung akan terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan parut tertentu membaik beberapa bulan setelah ventilator dilepas. 

Penderita yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya akan sembuh total, dengan atau tanpa kelainan paru-paru jangka panjang.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

No.

Diagnosa Keperawatan

Hasil yang diharapkan

Intervensi Rasional

1. Bersihan  jalan napas, tidak efektif

Dihubungkan dengan :

      Hipoperfusi      Peningkatan

jumlah/ viskositas sekret paru

     Meningkatnya tahanan jalan napas (edema interstisial)

      Menunjukkan hilangnya dispnea

      Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih/tak ada ronki

      Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan

      Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki / mempertahankan bersihan jalan napas

Mandiri      Catat perubahan upaya

dan pola bernapas

      Observasi penurunan ekspansi dinding dada dan adanya/peningkatan fremitus

      Catat karakteristik bunyi napas

      Penggunaan otot interkostal/abdominal dan pelebaran nasal menunjukkan peningkatan upaya bernapas

      Ekspansi dada terbatas atau tak sama sehubungan dengan akumulasi cairan, edema dan sekret dalam seksi lobus. Konsolidasi paru dan pengisian cairan dapat meningkatkan fremitus

      Bunyi napas menunjukkan aliran udara melalui pohon trakeobronkial dan dipengaruhi oleh adanya cairan, mukus, atau obstruksi aliran udara lain. Mengi dapat merupakan bukti konstriksi bronkus atau penyempitan jalan napas sehubungan dengan edema. Ronki dapat  jelas tanpa batuk dan menunjukkan pengumpulan mukus pada jalan napas.

      Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab atau etiologi gagal pernapasan. Sputum, bila adaa

Page 8: Asuhan Keperawatan Sars

      Catat karakteristik batuk (misal, menetap, efektif/tak efektif) juga produksi dan karakteristik sputum.

      Pertahankan posisi tubuh/kepala tepat dan gunakan alat jalan napas sesuai kebutuhan.

      Bantu dengan batuk/napas dalam, ubah posisi dan penghisapan sesuai indikasi.

Kolaborasi      Berikan oksigen

lembab, cairan IV; berikan kelembaban ruangan yang tepat.

      Berikan terapi aerosol, nebuliser ultrasonik.

mungkin banyak, kental, berdarah, dan/atau purulen.

      Memudahkan memelihara jalan napas atas paten bila jalan napas pasien dipengaruhi, misalnya, gangguan tingkat kesadaran, sedasi, dan trauma maksilofasial.

      Pengumpulan sekresi mengganggu ventilasi atau edema paru dan bila pasien tidak diintubasi, peningkatan masukkan cairan oral dapat mengencerkan/meningkatkan pengeluaran.

      Kelembaban menghilangkan dan memobilisasi sekret dan meningkatkan transpor oksigen.

      Pengobatan dibuat untuk mengirimkan oksigen/bronkodilatasi/kelembababan dengan kuat pada alveoli dan untuk memobilisasi sekret.

      Meningkatkan drainase/eliminasi sekret paru ke dalam sentral bronkus, dimana dapat lebih siap dibatukan atau dihisap keluar. Meningkatkan efisiensi penggunaan otot pernapasan dan membantu ekspansi alveoli.

      Obat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan viskositas sekret, memperbaiki ventilasi, dan memudahkan pembuangan sekret.

Page 9: Asuhan Keperawatan Sars

      Bantu dengan/berikan fisioterapi dada, contoh drainase postural; perkusi dada/vibrasi sesuai indikasi.

      Berikan bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol (profentil), isoetarin (bronkosol) dan agen mukolitik, contoh asetikistein (mucomyst), guaifenesin (robitussin).

      Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh takikardia, hipertensi, tremor, insomnia.

      Memerlukan perubahan dosis/pilihan obat.

2. Kerusakan pertukaran gas

Dihubungkan dengan:

      Akumulasi protein dan cairan dalam interstisial/ area alveolar

      Hipoventilasi alveolar

      Kehilangan

      Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebeas gejala distress pernapasan.

      Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam

Mandiri

      Kaji status pernapasan dengan sering, catat peningkatan frekuensi/ upaya pernapasan atau perubahan pola napas.

      Catat adanya/tak adanya bunyi napas dan adanya bunyi tambahan, contoh krekels, mengi.

       Takipnea adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan upaya pernapasan dapat menunjukkan derajat hipoksemia.

       Bunyi napas dapat menurun, tidak sama atau tak ada pada area yang sakit. Krekels adalah bukti peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai akibat peningkatan permeabilitas

Page 10: Asuhan Keperawatan Sars

surfaktan menyebabkan kolaps alveolar

kemampuan/situasi.

      Kaji adanya sianosis

      Observasi kecenderungan tidur, apatis, tidak perhatian, geelisah, bingung, somnolen.

      Auskultasi frekuensi jantung dan irama.

      Berikan periode istirahat dan lingkungan tenang.

      Tunjukkan/ dorong penggunaan napas bibir

membran alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti konstriksi bronkus dan / atau penyempitan jalan napas sehubungan dengan mukus/edema.

       Penurunan oksigenasi bermakna (desaturasi 5 g hemoglobin) terjadi sebelum sianosis. Sianosis sentral dari “organ” hangat contoh, lidah, bibir, dan daun telinga, adalah paling indikatif dari hipoksemia sistematik. Sianosis perifer kuku/ekstremitas sehubungn dengan vasokonstriksi.

       Dapat menunjukkan berlanjutnya hipoksemia dan/atau asidosis,

       Hipoksemia dapat menyebabkan mudah terangsang pada miokardium, menghasilkan berbagai distritmia.

       Menghemat energi pasien, menurunkan kebutuhan oksigen.

       Dapat membantu khususnya untuk pasien yang sembuh dari penyakit lama/berat, mengakibatkan destruksi parenkim paru.

       Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran, dengan ttekanan jalan napas positif kontinu.

       Meningkatkan ekspansi  penuh paru untuk memperbaiki oksigenasi dan untuk

Page 11: Asuhan Keperawatan Sars

bila diindikasikan.

      Berikan oksiogen lembab dengan masker CPAP sesuai indikasi.

      Bantu dengan/ berikan tindakan IPPB.

      Kaji seri foto dada.

      Awasi/ gambarkan seri GDA/ oksimetri nadi.

      Berikan obat sesuai indikasi contoh steroid, antibiotik, bronkodilator, ekspektoran.

memberikan obat nebuliser ke dalam jalan napas. Instubasi dan dukungan ventilasi diberikan bila PaO2 kurang dari 60 mmHg dan tidak berespon terhadap peningkatan oksigen murni (FIP2).

       Menunjukkan kemajuan atau kemunduran kongesti paru.

       Menunjukkan ventilasi atrau oksigenasi dan status asam/basa. Digunakan sebagai dasar evaluasi keefektifan terapi atau indikator kebutuhan perubahan terapi.

       Pengobatan untuk SDPD sangat mendukung lebih besar atau dibuat untuk memperbaiki penyebab SDPD dan mencegah berlanjutnya dan potensial komplikasi fatal hipoksemia. Steroid menguntungkan dalam menunrunkan inflamasi dan meningkatkan produksi surfakta. Bronkodilator/ekspektoran meningkatkan bersihan jalan napas. Antibiotik dapat diberikan pada adanya infeksi paru/sepsis untuk mengobati patogen penyebab.

3. Resiko tinggi terjadi

Menunjukkan volume cairan

Mandiri       Awasi tanda vital,       Kekurangan/ perpindahan

Page 12: Asuhan Keperawatan Sars

kekurangan volume cairan.

normal yang dibuktikan oleh  TD, kecepatan nadi, berat badan,  dan haluaran urin dalam batas normal.

contoh TD, frekuensi jantung, nadi (kesamaan dan volume).

       Catat perubahan mental, turgor kulit, hidrasi, membran mukosa, dan karakter sputum.

       Ukur/hitung masukan, keluaran, dan keseimbangan cairan. Catat kehilangan tak tampak.

       Timbang berat badan tiap hari

Kolaborasi      Berikan cairan IV

dalam observasi ketat/dengan alat kontrol sesuai indikasi.

      Awasi/ganti elektrolit

cairan meningkatkan frekuensi jantung, menurunkan TD, dan menguragi volume nadi.

      Penurunan curah jantung mempengaruhi perfusi/fungsi serebral. Kekurangan ciran juga dapat diidentifikasi dengan penurunan turgoe kulit, membran mukosa kering, dan viskositas sekret kental.

      Memberikan informasi tentang status cairan umum. Kecenderungn keseimbangan cairan negatif dapat menunjukkan terjadinya defisit.

      Perubahan cepat menunjukkan gangguan dalam air tubuh total.

      Memperbaiki/ mempertahankan volume sirkulasi dan tekanan osmotik. Catatan: meskipun kekurangan cairan, pemberian dpat mengakibatkan peningkatan kongesti paru, pengaruh negatif fungsi pernapasan.

      Elektrolit khususnya kalium dan natrium mungkin menurun sebagai akibat terapi deuretik.

Page 13: Asuhan Keperawatan Sars

sesuai indikasi4. Ansietas/

ketakutan.

Dihubungkan dengan :

      Krisis situasi

      Perubahan status kesehatan; takut mati

      Faktor psikologis (efek hipoksemia)

      Menyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara sehat untuk mengatasinya.

      Mengakui dan mendiskusikan takut.

      Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani.

      Menunjukkan pemecahan masalah dan penggunaan sumber efektif.

Mandiri      Observasi peningkatan

kegagalan pernapasan, agitasi, gelisah, emosi labil.

      Pertahankan lingkungan tenang dengan sedikit rangsang. Jadwalkan prawatan dan prosedur untuk memberikan periode istirahat tak terganggu.

      Tunjukkan/ bantu dengan teknik relaksasi, meditasi, bimbingan imajinasi.

      Identifikasi persepsi pasien terhadap ancaman yang ada oleh situasi.

      Dorong pasien untuk mengakui dan menyatakan perasaan.

      Akui kenyataan stres tanpa menyangkal atau meyakinkan bahwa segalanya akan baik. Berikan informasi tentang tindakan yang akan diambil untuk memperbaiki/menghilangkan kondisi.

      Identifikasi teknik yang telah digunakan pasien sebelumnya untuk

      Memburuknya hipoksemia dapat menyebabkan atau meningkatkan ansietas.

      Menurunkan ansietas dengan meningkatkan relaksasi dan penghematan energi.

      Memberikan kesempatan untuk pasien menangani ansietasnya sendiri dan merasa terkontrol.

      Membantu pengenalan ansietas/takut dan mengidentifikasi tindakan yang dapat membantu untuk individu.

      Langkah awal dalam mengatasi perasaan adlah terhadap identifikasi dan ekspresi. Mendorong penerimaan situasi dan kemampuan diri untuk mengatasi.

      Membantu pasien menerima apa yang terjadi dan dapat menurunkan tingkat ansietas/ takut karena tak tahu. Salah meyakinkan tidak membantu, karena baik perawat dan pasien mengetahui hasil akhirnya.

Page 14: Asuhan Keperawatan Sars

mengatasi ansietas.

      Bantu orang terdekat untuk berespons positif pada pasien/situasi.

Kolaborasi      Berikan sedatif sesuai

indikasi dan awasi efek merugikan.

      Fokus perhatian pada ketrampilan pasien yang telah dilalui, meningkatkan rasa kontrol diri.

      Meningkatkan penurunan ansietas melihat orang lain tetap tenang. Karena ansietas dapat menular, bila orang terdekat/staf memperlihatkan ansietas mereka. Kemampuan koping pasien dapat dengan mudah dipengaruhi.\

      Mungkin diperlukan untuk membantu menangani ansieata dan meningkatkan istirahat. Namun efek samping seperti depresi pernapasan dapat membatasi atau kontraindikasi untuk menggunakannya.

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan terapi

      Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi.

      Menggambarkan/ menyatakan diet, obat, dan program aktivitas.

      Mengidentifikasi dengan benar

Mandiri       Pacu belajar untuk

memenuhi kebutuhan pasien. Berikan informasi dalam cara yang jelas/ringkas. Kaji potensial kerja sama dalam program pengobatan di rumah. Termasuk orang terdekat sesuai indikasi.

      Sembuh dari gangguan gagal paru dapat sangat menghambat lingkup perhatian pasien, konsentrasi dan energi untuk penerimaaan informasi/tugas baru. Khususnya orang terdekat memerlukan keterlibatan bila proses penyakit berat atau berubah untuk batasan kesembuhan.

Page 15: Asuhan Keperawatan Sars

tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medik.

      Membuat rencana untuk perawatan lanjut.

       Berikan informasi yang berpusat pada penyebab/ timbulnya proses penyakit pada pasien/orang terdekat.

       Anjurkan dalam tindakan pencegahan, bila diperlukan. Diskusikan menghindari kerja berlebihan dan pentingnya mempertahankan periode istirahat teratur. Hindari lingkungan dingin dan orang yang sedang terinfeksi.

       Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat, contoh tujuan, efek samping, rute, dosis, jadwal.

       Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan; kebutuhan makanan tinggi kalori.

       Berikan pedoman untuk aktifias.

      SDPD adalah komplikasi dari proses lain, bukan diagnosa utama. Pasien/orang terdekat serig bingung dengan terjadinya pada sistem pernapasan “sehat” sebelumnya.

      Penurunan tahanan menetap selama periode waktu setelah operasi. Kontrol/menghindari pemajanan pada faktor lingkungan, seperti asap/debu, reaksi alergis, atau infeksi diperlukan untuk menghindari komplikasi  lanjut.

      Pemberian instruksi penggunaan obat yang aman memampukan pasien untuk mengikuti dengan tepat program pengobatan.

      Pasien dengan masalah pernapasan berat biasanya mengalami penurunan berat badan dan anoreksia sehingga memerlukan peningkatan nutrisi untuk penyembuhan.

      Pasien harus menghindari terlalu lelah dan mengimbangi periode istirahat dan aktivutas untuk meningkatkan regangan/stamina dan mencegah konsumsi/kbutuhan oksigen berlebihan.

      Kondosis lemah dapat mebuat kesulitan untuk pasien

Page 16: Asuhan Keperawatan Sars

       Tunjukkan teknik bernapas adqaptif dan cara menurunkan kebutuhan energi selama melakukan aktifitas sehari-hari.

       Diskusikan evalusai perawatan, contoh kunjungan dokter, tes diagnostik fungsi paru, dan tanda/gejala yang memelukan evaluasi/intervensi.

       Bantu membuat rencana memenuhi kebutuhan individu setelah pulang. Identifikasi/rujuk ke sumber yang tepat, contoh perawat kunjungan, agen kesehatan di rumah, meal on ‘wheels’,Amblicab.

menyelesaikan tindakan sederhana sekalipun.

      Pemahaman alasan dan kebutuhan mengikuti evaluasi perawatan, juga kebutuhan untuk perhtian medik menigkatakan partisipasi pasien dan dapat meningkatkan kerjasama dengan program pengobatan.

      Memungkinkan kembali ke rumah sementara tetap memberikan dukungn yang diperlukan selama perio