Upload
hpn-hpn
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
1/16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk
kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang
baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang
sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti
rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks
memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar.
Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata danrongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit
sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan
yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan
mengakibatkan kebutaan.
Trauma okular, terutama yang berat dan mengakibatkan penurunan penglihatan
bahkan kehilangan penglihatan. Trauma okular merupakan penyebab kebutaan yang
cukup signifikan, terutama pada golongan sosio ekonomi rendah dan di negara-negara
berkembang. Kejadian trauma okular dialami oleh pria 3 sampai 5 kali lebih banyak
daripada wanita.
Dari data WHO tahun 1998 trauma okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19
juta orang, 2,3 juta mengalami penurunan visus bilateral, dan 1,6 juta mengalami
kebutaan bilateral akibat cedera mata. Menurut United States Eye Injury Registry
(USEIR), frekuensi di Amerika Serikat mencapai 16% dan meningkat di lokasi kerja
dibandingkan dengan di rumah. Lebih banyak pada laki-laki (93%) dengan umur rata-
rata 31 tahun.
Berdasarkan angka kesakitan diatas, maka kelompok tertarik membahas tentang
pembahasan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien Trauma
Alkali Mata
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
2/16
2
B. TUJUAN UMUMUntuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien
Trauma Alkali Mata dengan menggunakan metode proses keperawatan.
C. TUJUAN KHUSUS1. Mendapatkan gambaran tentang konsep penyakit trauma alkali mata2. Mampu membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan trauma alkali mata3. Mampu membuat diagnosa keperawatan berdasarkan anamnesa4. Mampu membuat rencana keperawatan berdasakan teori keperawatan
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
3/16
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT1. DEFINISI
Trauma oleh bahan kimia basa menyebabkan proses penyabunan membran sel
disertai dehidrasi sel. Terjadi kerusakan jaringan yang menembus sampai ke
lapisan yang lebih dalam dengan cepat dan berlangsung terus hingga kerusakan
terus terjadi lama setelah trauma. Terbentuk koagulase1
yang akan menambah
kerusakan kolagen2
kornea. Bila menembus bola mata, akan merusak retina dan
berakhir dengan kebutaan. Bahan kaustik soda
3
dapat menembus bilik mata depandalam waktu 7 detik. (Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000)
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak disengaja yang menimbulkan
perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan
yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan
kehilangan mata. Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan
termasuk kegawatdaruratan mata yang disebabkan zat kimia basa dengan pH lebih
dari 7.
1. penggumpalan, atau proses menggumpal dan membeku. koagulase adalah enzim yang yang menyebabkan
koagulasi2. zat albuminoid, bahan penun jang utama kulit, tulang rawan dan jaringan ikat
3. sifat membakar, merusak jaringan hidup. Kaustik soda adalah soda api, natruim hidroksida (NaOH)
Trauma Mata
Trauma mekanik Trauma non-
mekanik
1. Trauma tajam2. Trauma tumpul3. Trauma benda asing
1. Trauma kimia2. Trauma radiasi3. Trauma
http://wikimed.blogbeken.com/tag/traumahttp://wikimed.blogbeken.com/tag/trauma7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
4/16
4
Trauma Alkali pada Mata
2. ETIOLOGIZat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata antara lain :
a. Semenb. Soda kuatc. Amoniad. NaOHe. CaOHf. Cairan pembersih dalam rumah tanggaBahan alkali Amonia merupakan gas yang tidak berwarna, dipakai sebagai bahan
pendingin lemari es, larutan 7% ammonia dipakai sebagai bahan pembersih. Padakonsentrasi rendah ammonia bersifat merangsang mata.
Amonia larut dalam air dan lemak, hal ini sangat merugikan karena kornea
mempunyai komponen epitel yang lipofilik4
dan stroma5
yang hidrofilik6. Amonia
mudah merusak jaringan bagian dalam mata seperti iris dan lensa. Amonia
merusak stroma lebih sedikit dibandingkan dengan NaOH dan CaOH. pH cairan
mata naik beberapa detik setelah trauma.
3. PATOFISIOLOGIa. Secara Umum
Trauma mata bisa disebabkan oleh karena mekanik dan non-mekanik, semua
ini menciderai organ-organ mata yang menyebabkan terjadinya trauma mata.
Trauma mata yang diakibatkan oleh cedera mekanik pada jaringan bola mata
akan menimbulkan suatu berbagai akibat klasik seperti rasa sakit akibat
4
. hormone yang baik larut dalam lemak dan kurang larut dalam air5. Jaringan yang merupakan zat dasar, kerangka atau matrixs sesuatu alat.
6 . Hidrofilik adalah hormone yang larut dalam air
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
5/16
5
trauma, gangguan penglihatan kabur, pendarahan atau luka terbuka dan bentuk
mata berubah.
Trauma yang diakibatkan oleh cidera non mekanik pada bola mata akan
menimbulkan berbagai akibat seperti erosi epitel kornea, kekeruhan kornea.
Bila pada cidera radiasi juga terjadi efek kumulasi. Bila radiasi berkurang
maka lesi terimis yang ditimbulkan sinar red (irivisible rays) dapat berupa
kekeruhan kornea, atratosi iris katarak. (Mangunkusumo, 1988)
b. Patofisologi Trauma Alkali MataTrauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata
apabila dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam mata,
trauma basa ini mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akan menembus
kornea, camera oculi anterior, dan sampai retina dengan cepat, sehingga
berakhir dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi penghancuran
jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi
proses persabunan, disertai dengan dehidrasi.
Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan.
Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan persabunan disertai dengan
disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat persabunan membrane sel akanmempermudah penetrasi
7lebih lanjut dari pada alkali. Mukopolisakarida
jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumapalan sel kornea
atau keratosis8.
Serat kolagen kornea akan bengkak dan stroma kornea akan mati. Akibat
edema kornea akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma
kornea. Serbukan sel ini cenderung disertai dengan masuknya pembuluh darah
baru atau neovaskularisasi. Akibat membrane sel basal epitel kornea rusak
akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk
akan berhubungan langsung dengan stroma dibawahnya melalui
plasminogen9-activator.
Bersamaan dengan dilepaskan plasminogen aktivatir dilepas juga kolagenase
yang akan merusak kolagen kornea. Akibatnya akan terjadi gangguan
7. Proses masuknya sesuatu ke dalam bagian tubuh tanpa menembusnya.8
. Pertumbuhan lapisan tanduk secara berlebihan, mis.kutil9
. Plasminofen : precursor plasmin yang tidak aktif sewaktu pendarahan atau karena pengaruh enzimproteolitik. Plasminofen activator : zat yang mengubah plaminogen menjadi plasmin.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
6/16
6
penyembuhan empitel yang berkelanjutan dengan tukak kornea dan dapat
terjadi perforasi10
kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah
trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12-21. Biasanya tukak pada
kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia.
Pembentukan tukak berhenti hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau
vaskularisasi telah menutup dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke
dalam bilik mata depan maka akan terjadi gangguan fungsi badan siliar.
Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan
askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting dalam
pembentukan jaringan kornea.
Teori terbentuknya kolagenase :
a. Pada defek11 epitel kornea plasminogen activator yang terbentuk merubahplasminogen menjadi plasmin.
b. Plasmin melaui C3a mengeluarkan faktor hemotaktik untuk leukositpolimorfonuklear (PMN)
c. Kolagenase laten berubah menjadi kolagenase aktif akibat terdapatnyatripsin, plasmin ketepepsin.
d. Kolagenase aktif dapat juga berasal dari tukak kornea.e. Keratosit juga membentuk kolagenase akif melalui kolagenase laten.Kelainan pada jaringan lain akibat trauma alkali :
a. Kelopak Mata :1) Trauma alkali akan membentuk jaringan parut pada kelopak.2) Margo12 palpebra rusak sehingga mengakibatkan gangguan ada break
up time air mata.
3) Lapisan air pada depan kornea atau tear film menjadi tidak normal.4) Terjadinya pembentukan jaringan parut pada kelenjar asesori air mata
yang mengakibatkan mata menjadi kering.
10
. Menembus, tentang suatu benda yang menembus bagian tubuh11
. Cacat atau ketidaksempurnaan12. Pinggiran
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
7/16
7
b. Konjungtiva :1) Terjadi kerusakan pada sel goblet.2) Sekresi musin konjungtiva bulbi berkurang daya basahnya pada setiap
kedipan kelopak. Dapat terjadi simblefaron pada konjungtiva bulbi
yang akan menarik bola mata sehingga pergerakan mata menjadi
terbatas.
3) Akibat terjadinya simblefaron penyebaran air mata menjadi tidakmerata.
4) Terjadi pelepasan kronik daripada epitel kornea.5) Terjadi keratinisasi (pertandukan) epitel kornea akibat berkurangnya
mucin13
.
c. Lensa :1) Lensa keruh diakibatkan kerusakan kapsul lensa.
4. MANIFESTASI KLINISa. Keadaan akut yang terjadi ada minggu pertama :
1) Sel membrane rusak2) Bergantung pada kuatnya alkali akan mengakibatkan hilangnya epitel,
keratosit, saraf kornea dan pembuluh darah
3) Terjadi kerusakan komponen vascular iris, badan siliar dan epitel lensa,trauma berat akan merusak sel goblet konjungtiva bulbi
4) Tekanan intra-ocular akan meninggi5) Hipotoni14 akan terjadi bila terjadi kerusakan pada badan siliar6) Kornea keruh dalam beberapa menit7) Terjadi infiltrasi segera sel polimorfonuklear, monosit dan fibroblast15
b. Keadaan minggu kedua dan ketiga :1) Mulai terjadi regenerasi sel epitel konjugtiva dan kornea.2) Masuknya neovaskularisasi ke dalam kornea diserta dengan sel radang.3) Kekeruhan pada kornea akan mulai menjernih kembali4) Sel penyembuhan berbentuk invasi fibroblast memasuki kornea.
13. Mukopolisakarida atau glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel selaput lendir, unsur penting dalam lendir
(mucus)14. Berkurangnya tonus atau ketegangan otot
15. Sel jaringan ikat muda, berbentuk seperti bintang atau kumparan
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
8/16
8
5) Terbentuknya kolagen.6) Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi pada iris dan
badan siliar sehingga terjadi fibrosis.
c. Keadaan pada minggu ketiga dan selanjutnya :1) Terjadi vaskularisasi aktif sehingga seluruh kornea tertutup oleh pembuluh
darah.
2) Jaringan pembuluh darah akan membawa bahan nutrisi dan bahanpenyembuhan jaringan seperti protein dan fibroblast.
3) Akibat terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini, tidak akan terjadiperforasi kornea.
4) Mulai terjadi pembetukan panus pada kornea.5) Endotel yang tetap sakit akan mengakibatkan edema kornea.6) Terdapat membaran retrokornea, iristis, dan membrane siklitik.7) Dapat terjadi kerusakan permanen saraf kornea dengan gejala-gejala
seperti tekanan bola mata mata dapat rendah atau tinggi.
5. KOMPLIKASIKomplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma, dan
jenis trauma yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa
pada mata antara lain :
a. Simblefaron16b. Kornea keruh, edema, neovaskulerc. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera
pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang
terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini
dapat muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata. Trauma
basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain menyebabkan
kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang masuk
mengenai mata menyebabkan peningkatan pHcairan aquos dan menurunkan
kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun perlahan-
lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun karena
16. Adalah perlengkapan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
9/16
9
trauma asam sukar masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa maka
jarang.
d. Phtisis bulbi (Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000)
6. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam kasus trauma basa mata
adalah pemeriksaan pH bola mata secara berkala. Irigasi pada mata harus
dilakukan sampai tercapai pH netral. Pemeriksaan bagian anterior mata dengan
lup atau slit lamp yang bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan
oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula
dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengatahui tekanan intra-okular.
7. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma
ataupun jenis trauma itu sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama dalam
mengatasi kasus trauma okular adalah :
a. Memperbaiki penglihatanb. Mencegah terjadinya infeksic. Mempertahankan arsitektur matad. Mencegah sekuele jangka panjang.Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa pada mata adalah :
a. Bila terjadi trauma basa adalah secepatnya melakukan irigasi dengan garamfisiologik selama mungkin. Irigasi dilakukan sampai pH menjadi normal,
paling sedikit 2000 ml selama 30 menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama akan
lebih baik.
b. Untuk mengetahui telah terjadi netralisasi basa dapat dilakukan pemeriksaandengan kertas lakmus. pH normal air mata 7,3.
c. Bila penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA karena EDTA 0,05 dapatbereaksi dengan CaOH yang melekat pada jaringan.
d. Pemberian antibiotika dan debridement untuk mencegah infeksi oleh kumanoportunis.
e. Pemberian sikloplegik untuk mengistirahatkan iris mengatasi iritis dan sinekiaposterior.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
10/16
10
f. Pemberian Anti-glaukoma (beta blocker dan diamox) untuk mencegahterjadinya glaucoma sekunder.
g. Pemberian Steroid secara berhati-hati karena steroid menghambatpenyembuhan. Steroid diberikan untuk menekan proses peradangan akibat
denaturasi kimia dan kerusakan jaringan kornea dan konjungtiva. Steroid
topical ataupun sistemik dapat diberikan pada 7 hari pertama pasca trauma.
Diberikan Dexametason 0,1% setiap 2 jam. Steroid walaupun diberikan dalam
dosis tinggi tidak mencegah terbentuknya fibrin dan membrane siklitik.
h. Kolagenase inhibitor seperti sistein diberikan untuk menghalangi efekkolagenase. Diberikan satu minggu sesudah trauma karena pada saat ini
kolagenase mulai terbentuk.
i. Pemberian Vitamin C untuk pembentukan jaringan kolagen.j. Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan
artificial tear (air mata buatan).
k. Operasi Keratoplasti dilakukan bila kekeruhan kornea sangat mengganggupenglihatan.
B. PROSES KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN
a. Riwayat kesehatan1) Keluhan Utama
Keluhan yang ditimbulkan dari trauma kimia mata antara lain rasa nyeri,
mata merah, fotofobia, terasa ada benda asing, penglihatan kabur, dan
mata berair.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit yang sama atau penyakit
mata lainnya.
4) Riwayat Kesehatan KeluargaApakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama atau
penyakit mata lainnya.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
11/16
11
b. Pola Fungsi Kesehatan1) Aktivitas dan istirahat
Perubahan dalam pola aktivitas sehari-hari di karenakan adanya penurunan
daya atau kemampuan penglihatan.
2) Makan dan minumMungkin juga terjadi mual dan muntah kibat dari peningkatan tekanan
intraokuler.
3) Neurosensoria) Adanya distorsi penglihatan, silau bila terkena cahaya, kesulitan dalam
melakukan adaptasi (dari terang ke gelap, memfokuskan penglihatan).
b) Pandangan kabur, halo, penggunaan kacamata tidak membantupenglihatan.
c) Peningkatan pengeluaran air mata.4) Nyeri dan kenyamanan
a) Rasa tidak nyaman pada mata, kelelahan mata.b) Tiba-tiba dan nyeri yang menetap di sekitar mata, nyeri kepala.
5) KeamananPenyakit mata, trauma, diabetes, tumor, kesulitan/ penglihatan menurun.
c. Pemeriksaan penunjang1) Kartu snellen: pemeriksaan penglihatan dan penglihatan sentral mungkin
mengalami penurunan akibat dari kerusakan kornea, vitreous atau
kerusakan pada sistem suplai untuk retina.
2) Luas lapang pandang: mengalami penurunan akibat dari tumor ataumassa, trauma, arteri cerebral yang patologis atau karena adanya
kerusakan jaringan pembuluh darah akibat trauma.
2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasib. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder
terhadap interupsi permukaan tubuh.
c. Gangguan sensori perseptual : penglihatan berhubungan dengan gangguanpenerimaan sensori atau status organ indera.
d. Kurangnya pengetahuan (perawatan) berhubungan dengan keterbatasaninformasi.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
12/16
12
3. INTERVENSIa. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
Tujuan :
Nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
1) Klien melaporkan penurunan nyeri progresif dan penghilangan nyerisetelah intervensi.
2) Klien tidak gelisah.Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri pasien2) Lakukan tindakan penghilangan nyeri yang non-invasif dan non-
farmakologi, seperti berikut :
a) Posisi : Tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah-ubah antaraberbaring pada punggung dan pada sisi yang tidak sakit.
b) Distraksic) Latihan relaksasi
3) Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan nyeri yangefektif.
4) Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri dengan analgesik yangdiresepkan dokter.
5) Beritahu dokter jika nyeri tidak hilang setelah 1/2 jam pemberian obat, jikanyeri bertambah.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunderterhadap interupsi permukaan tubuh.
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil :
1) Klien menunjukkan penyembuhan tanpa gejala infeksi.2) Nilai Labotratorium : SDP normal, kultur negatif.Intervensi :
1) Tingkatkan penyembuhan lukaa) Berikan dorongan untuk mengikuti diet yang seimbang dan asupan
cairan yang adekuat.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
13/16
13
b) Instruksikan klien untuk tetap menutup mata sampai diberitahukanuntuk dilepas.
2) Gunakan tehnik aseptik untuk meneteskan tetes mata :a) Cuci tangan sebelum memulai.b) Pegang alat penetes agak jauh dari mata.c) Ketika meneteskan, hindari kontak antara mata, tetesan dan alat
penetes.
d) Ajarkan tehnik ini kepada klien dan anggota keluarganya.3) Beritahu dokter tentang semua drainase yang terlihat mencurigakan.4) Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian antibiotika dan steroid..
c. Gangguan sensori perseptual : penglihatan berhubungan dengan gangguanpenerimaan sensori atau status organ indera.
Kriteria Hasil :
1) Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.2) Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.3) Mengidentifikasi / memperbaiki potensial bahaya dalam lingkunganIntervensi :
1) Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mataterlibat.
2) Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.3) Observasi tanda tanda dan gejala-gejala disorientasi: pertahankan pagar
tempat tidur sampai benar-benar sembuh dari anestasia.
4) Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering,dorong orang tedekat tinggal dengan pasien.
5) Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata dimanandapat terjadi bila menggunakan tetes mata.
d. Kurangnya pengetahuan (perawatan) berhubungan dengan keterbatasaninformasi.
Tujuan :
Pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang memadai tentang perawatan.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
14/16
14
Intervensi :
1) Jelaskan kembali tentang keadaan pasien, rencana perawatan dan prosedurtindakan yang akan di lakukan.
2) Jelaskan pada pasien agar tidak menggunakan obat tets mata secarasenbarangan.
3) Anjurkan pada pasien gara tidak membaca terlebih dahulu, mengedan,buang ingus, bersin atau merokok.
4) Anjurkan pada pasien untuk tidur dengan meunggunakan punggung,mengtur cahaya lampu tidur.
5) Observasi kemampuan pasien dalam melakukan tindakan sesuai dengananjuran petugas.
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
15/16
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANBerdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa trauma kimia mata terdiri atas dua macam yaitu trauma asam dan
trauma basa. Trauma basa dua kali lebih sering terjadi dibanding trauma asam karena
bahan basa digunakan secara luas di rumah maupun industri, selain itu trauma basa
menimbulkan akibat yang lebih berat dibanding trauma asam.
Keluhan yang ditimbulkan dari trauma kimia mata antara lain rasa nyeri, mata merah,
fotofobia, terasa ada benda asing, penglihatan kabur, dan mata berair. Pada penyakittrauma alkali mata, diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan tekanan bola mata, dan pemeriksaan pH.
Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia basa adalah irigasi mata dengan
segera dan diikuti dengan pemberian obat terutama antibiotik, multivitamin terutama
vitamin A dan C. Selain itu dilakukan juga upaya promotif dan preventif kepada
pasien.
B. SARAN1. Sebaiknya seorang perawat dapat melaksanakn asuhan keperawatan kepada klien
trauma alkali pada mata sesuai dengan indikasi penyakit
2. Sebaiknya seorang perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasientrauma alkali pada mata dengan baik dan benar
7/31/2019 asuhan keperawatan trauma alkali
16/16
16
DAFTAR PUSTAKA
Masjoer Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FK UI.
Ilyas, Sidarta. 2003.Ilmu Penyakit Mata, edisi 2. Balai penerbit FK UI; Jakarta
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Sumber Lain :
http://www.rsfamilymedicalcenter.com/index.php/trauma-pada-mata
http://somelus.wordpress.com/2010/07/09/trauma-basa-pada-mata/
http://sanirachman.blogspot.com/2010/09/trauma-oculi.html
http://www.rsfamilymedicalcenter.com/index.php/trauma-pada-matahttp://somelus.wordpress.com/2010/07/09/trauma-basa-pada-mata/http://sanirachman.blogspot.com/2010/09/trauma-oculi.htmlhttp://sanirachman.blogspot.com/2010/09/trauma-oculi.htmlhttp://somelus.wordpress.com/2010/07/09/trauma-basa-pada-mata/http://www.rsfamilymedicalcenter.com/index.php/trauma-pada-mata