42
ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, Mekanisme Dan Sistem Operasional Qusthoniah Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Indragiri Abstrak Dalam dunia ekonomi modern, usaha asuransi menduduki tempat utama. Karena secara esensial, asuransi merupakan sistem yang tercermin dalam berbagai cara dan bentuk dengan tujuan untuk menjaga manusia dalam menghadapi berbagai resiko masa depan dalam hidup atau dalam perjalanan aktivitas ekonomi. Resiko itu meliputi kejadian yang pasti, seperti proses kematian alami, tenggelam, kebakaran, sakit kronis, dan hilangnya sebagian anggota penting dalam suatu pekerjaan atau juga kejadian bukan alami semisal pencurian, pembunuhan dan kecelakaan. Selain diakibatkan karena musibah asuransi juga memberikan pertanggungan bagi pendidikan anak yang lebih dikenal dengan asuransi beasiswa. Di Indonesia ada bermacam-macam nama perusahaan asuransi baik yang menggunakan mekanisme konvensional maupun mekanisme syar’i. Semua macam asuransi tersebut sama didalam hal yang ditanggung hanya berbeda didalam sistem kerja, terutama antara asuransi konvensional dan asuransi syari’ah. Salah satu asuransi syari’ah yang ada di Indonesia adalah asuransi takaful. Sistem yang digunakan adalah mudharabah (bagi hasil). Asuransi takaful dapat berfungsi sebagai lembaga yang memperhatikan kepentingan masyarakat dalam masalah pertanggungan terhadap harta, jiwa, pendidikan, kesehatan, haji dan umroh. Asuransi takaful dikelolah oleh suatu lembaga dengan menggabungkan antara tabarru’ dengan tabungan dalam kelompok al’aqilah dengan sistem mudharabah. Dalam pelaksanaan asuransi takaful tidak mengandung

ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF

Konsep, Mekanisme Dan Sistem Operasional

Qusthoniah

Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Indragiri

Abstrak

Dalam dunia ekonomi modern, usaha asuransi menduduki

tempat utama. Karena secara esensial, asuransi

merupakan sistem yang tercermin dalam berbagai cara dan

bentuk dengan tujuan untuk menjaga manusia dalam

menghadapi berbagai resiko masa depan dalam hidup atau

dalam perjalanan aktivitas ekonomi. Resiko itu meliputi

kejadian yang pasti, seperti proses kematian alami,

tenggelam, kebakaran, sakit kronis, dan hilangnya

sebagian anggota penting dalam suatu pekerjaan atau juga

kejadian bukan alami semisal pencurian, pembunuhan dan

kecelakaan. Selain diakibatkan karena musibah asuransi

juga memberikan pertanggungan bagi pendidikan anak

yang lebih dikenal dengan asuransi beasiswa. Di Indonesia

ada bermacam-macam nama perusahaan asuransi baik

yang menggunakan mekanisme konvensional maupun

mekanisme syar’i. Semua macam asuransi tersebut sama

didalam hal yang ditanggung hanya berbeda didalam

sistem kerja, terutama antara asuransi konvensional dan

asuransi syari’ah. Salah satu asuransi syari’ah yang ada di

Indonesia adalah asuransi takaful. Sistem yang digunakan

adalah mudharabah (bagi hasil). Asuransi takaful dapat

berfungsi sebagai lembaga yang memperhatikan

kepentingan masyarakat dalam masalah pertanggungan

terhadap harta, jiwa, pendidikan, kesehatan, haji dan

umroh. Asuransi takaful dikelolah oleh suatu lembaga

dengan menggabungkan antara tabarru’ dengan tabungan

dalam kelompok al’aqilah dengan sistem mudharabah.

Dalam pelaksanaan asuransi takaful tidak mengandung

Page 2: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

54 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

unsur yang diharamkan seperti gharar, maisir dan riba.

Sangat jauh berbeda dengan asuransi konvensional.

Keyword: Asuransi, Takaful, Mudharabah dan Tabarru’

A. Pendahuluan

Setiap manusia yang hidup normal, diberi Allah SWT naluri

untuk mempertahankan keselamatan diri dan melakukan antisipasi

terhadap berbagai malapetaka atau musibah yang akan timbul.

Antisipasi dan menyelamatkan diri tersebut akan dilakukan secara

bervariasi tergantung kondisi mereka masing-masing. Berbagai bentuk

kemungkinan musibah atau malapetaka yang akan muncul, seperti

kematian, kecelakaan, musnah atau hilangnya harta akibat kebakaran

dan lain sebagainya adalah sesuatu yang mungkin terjadi dalam

kehidupan manusia.

Bencana atau musibah pada umumnya terjadi di luar kehendak

mereka yang tertimpa. Pada dasarnya semua orang tidak menginginkan

tertimpa musibah. Manusia sebenarnya ingin hidup dengan tenang,

selamat dan bahagia, karena itu mereka akan berusaha untuk

mendapatkannya, walaupun ada saja kemungkinan peristiwa buruk

akan datang menimpa mereka.

Usaha yang akan ditempuh manusia adalah menolak

kemungkinan timbulnya bahaya atau meminimalisir efek pasca bahaya

itu. Manusia baru mampu berbuat hal tersebut jika mereka

melakukannya secara bersama-sama. Artinya, usaha tolong-menolong

(al-ta’awuniyah) diantara mereka sangat menentukan keberhasilan

Page 3: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 55

Qusthoniah

mereka dalam menanggulangi bahaya atau mudharat yang timbul oleh

bahaya tersebut.

Al-Qur’an dan sunnah memerintahkan umat Islam agar saling

berinteraksi positif baik antara sesama mereka maupun dengan pihak di

luar Islam. Dengan berinteraksi positif yang dikenal dengan istilah

muamalah mereka akan mendapatkan manfaaat yang berguna bagi

kehidupan mereka dan sekaligus dapat menolak atau mengurangi efek

mudharat yang akan timbul. Salah satu cara manusia menolak atau

mengurangi efek dari musibah yang mungkin mereka alami adalah

dengan menciptakan suatu bentuk mu’amalah, yaitu asuransi atau

jaminan pertanggungan atas kerugian dan musibah. Dalam konsep

Ekonomi Islam Kontemporer, jaminan pertanggungan tersebut dikenal

dengan istilah Takaful.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Asuransi

Takaful tersebut yang meliputi; pengertian, konsep dan mekanismenya,

aturan-aturan tentang premi dan ganti rugi,

pengelolaan/pengoperasiannya serta analisa penulis terhadap

operasional Asuransi Takaful tersebut dengan mengemukakan telaah

ayat-ayat al-Qur’an, hadits dan kaedah-kaedah hukum yang berkaitan

dengan hal itu.

B. Pengertian Asuransi Takaful

Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris; insurance yang berarti

jaminan, seperti yang terdapat kalimat : It’s insurance to prepare for

any emergency (adalah jaminan yang baik untuk siap sedia terhadap

Page 4: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

56 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

tiap-tiap keadaan darurat).1 Sedangkan dalam bahasa Arab ia sepadan

dengan kata ta’min atau dhammah.2

Munir al-Ba’albakiy dalam al-Mawrid memberikan defenisi

tentang asuransi sebagai berikut: “Jaminan pertanggungan dengan

didasari akad antara dua pihak, bahwa salah satu pihak akan

menanggung kerugian yang diderita pihak lain jika kerugian itu

timbul”.3

Defenisi asuransi seperti diungkapkan dalam Ensiklopedi Hukum

Islam adalah: “Transaksi perjanjian antara dua pihak; pihak yang satu

berkewajiban membayar iuran dan pihak lain berkewajiban

memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi

sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang

dibuat”.4

Pengertian asuransi diatas masih bersifat umum tanpa dikaitkan

dengan tuntunan syara’ dan tidak terikat dengan kemestian bebas dari

unsur riba, gharar (kemungkinan ada unsur penipuan, ketidakpastian)

1John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Cet xxl,

(Jakarta : PT. Gramedia, 1995), h. 326. 2Munir al-Ba'albakiy, al-Mawrid, Qamus Inkliziy 'Arabiy, Cet.xx, (Beirut :

Dar al-'Ilm li al-Malayin, 1986), h. 472. 3Ibid, terjemahan dari, ضما ن بعقد يتعهد فىه ا حدالفريقين بان

يعودعلىالاخر)اويكفله(عنداصابته با دئ معين4Abdul Aziz Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 1, (Jakarta :

Ichtiar Baru Van Hoee. 1996), h. 138. Lihat juga: Jalal Muhammad Ibrahim, al-

Ta'min, (TK: Dar al-Nahdhah, 1994), h. 29-35, yang menerangkan tentang defenisi,

al-Ta'min dengan beberapa perbandingan, di antarannya sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bilaniul, "suatu perjanjian antara pihak penanggung yang

berkewajiban untuk memberikan ganti rugi terhadap sitertanggung, atas kerugian

yang mungkin akan timbul kemudian, sebagai ganti dari uang yang disetorkan kepada

penanggung (premi) oleh sitertanggung".

Page 5: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 57

Qusthoniah

dan maisir (untungan-untungan/perjudian). Ada empat pendapat

tentang Hukum asuransi konvensional.5

Terlepas dari empat pendapat tersebut, kebutuhan masyarakat

terhadap asuransi baik muslim maupun non muslim tetap ada, baik

masa sekarang maupun yang akan datang. Terutama dunia usaha yang

5Lihat, Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-

Lembaga Terkait (BAMUI dan Takaful) di Indonesia, Cet. Ke 2, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 1997). Diterangkan bahwa para ulama Islam berbeda pendapat

dalam menetapkan hukum asuransi konvensional (nama untuk asuransi yang tidak memakai sistem syari'ah. Pen). Perbedaan tersebut dapat dikelompokkan kepada

empat :

(a) Yang berpendapat bahwa asuransi konvensional tersebut, hukumnya haram

secara mutlak. Dengan alasan mengandung unsure perjudian, (maisir),

merupakan tukar-menukar mata uang secara tidak tunai ('akad sharf) dan suatu

bisnis yang digantungkan kepada hidup atau matinnya seseorang. Pendapat ini

dipegang oleh; Sayid Sabiq, Yusuf al-Qardhawi,

(b) Pendapat yang menghalalkan secara mutlak, dengan alasan bahwa tidak ada

ketentuan nash al-Qur’an dan hadits Nabi SAW yang melarangnnya, antara fihak

penanggung dan tertanggung ada kerelaan, maslahahnya lebih besar dari

mudharatnya dan termasuk kategori koperasi. Pendapat ini didukung oleh Abdul Wahab Khallaf, Muh. Yusuf Musa, Musthafa Zarqa' dan Muhammad Najetullah

Siddiqi.

(c) Kelompok yang berpendapat bahwa asuransi yang diperbolehkan adalah asuransi

yang bersifat sosial, sedangkan yang bersifat komersial tidak dibolehkan.

Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad Abu Zahrah.

(d) Kelompok yang berpendapat bahwa hukum asuransi termasuk hukum yang

subhat.

Lihat juga, al-Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid 3, Beirut: Dar al-Fikr, 1992), h.

302-303, tampak secara tegas menolak keberadaan praktek asuransi dan

menggolongkan kepada mudharabah fasidah, serta lihat juga pembahasan yang

dikemukakan oleh: Hamzah Ya'qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam,

(Bandung : CV. Diponegoro, 1994), h. 289-315, mengutip pendapat Siddhiq Muhammad Amin al-Dhariri: bahwa tidak ada kemungkinan yang membenarkan

menggunakan hukum dharurat untuk asuransi konvensional. Jalan keluar yang

semestinya ditempuh ialah dengan jalan mengeluarkan asuransi dari bentuk

persetujuan yang komersial dan memasukkan dalam persetujuan yang bersifat

sosial (tabarru'). Sebagai jalannya ialah menjauhkan segala sarana yang menunju

kepada laba dan menjadikan asuransi seluruhnya sebagai pertanggungan yang

bersifat tolong-menolong (koperatif) yang digilirkan diantara para peserta

asuransi itu sendiri, sedangkan karyawannya digaji oleh pemerintah seperti

pegawai negeri lainnya.

Page 6: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

58 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

sangat membutuhkan jaminan untuk menanggung kerugian akibat

faktor-faktor di luar batas kemampuan manusia. Namun kalangan

ulama Islam khususnya, tidak dapat menerima jika di dalam asuransi

terdapat unsur-unsur yang dilarang oleh syari’at Islam. Maka dibentuk

asuransi dengan sistem takaful, yang berusaha untuk menghindari

unsur-unsur riba, gharar, maisir dan dharar.

Lafal takaful berasal dari kata : kafala berarti mencukupi nafkah,

menanggung atau memelihara. Kemudian di mazidkan dengan pola bab

tafa’ul, menjadi : takafala-yatakafalu-takafulan, yang berarti

pertanggungang berbalasan atau saling menanggung.6 Di dalam Al-

Qur’an terpakai kata kafala dalam beberapa ayat, surah Ali Imran : 37

dan 44, Thaha : 40, al-Qashash : 12 bermakna, memelihara, begitu juga

dalam surah Shad: 32, Hud: 28, dan Nuh: 91.7

Sedangkan pengertiannya sebagai suatu konsep usaha mu’amalah

dapat dilihat kepada apa yang dikemukakan oleh Muhammad Syafi’i

Antonio. Menurutnya pengertian takaful adalah sebagai: konsep

perlindungan (asuransi) yang dijalankan sesuai dengan syari’ah Islam,

yang pada hakikatnya merupakan perjanjian kesepakatan bersama

antara sekumpulan orang untuk saling menjamin antara satu dengan

lainnya dalam menghadapi kemungkinan terjadinnya bencana atau

malapetaka.8

6A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, edisi ke-2,

(Surabaya : Pustaka Progresif, 1997), h. 1220. 7Faidhullah al-Husna al-Muqaddasiy, Fath al-Rahman li Thalib Ayat al-

Qur'an,(Beirut: al-Mathba'ah al-Aliyah, 1322 H), h. 391 8 Muhammad Syafi'i Antoni, Asuransi dalam Perspektif Islam, makalah

disampaikan dalam seminar Nasional tentang Asuransi Takaful tanggal 6 Januari

2001 di Padang, h.11.

Page 7: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 59

Qusthoniah

Dengan demikian kata takaful di sini mempunyai dua pengertian,

yaitu yang pertama sebagai konsep dasar dari sistem yang dipakai

dalam asuransi syari’ah (Islamiy), dan yang kedua dipergunakan juga

sekaligus sebagai nama dari perusahaan atau syarikat usaha itu sendiri.

Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat dipahami

bahwa takaful pada dasarnya merupakan usaha kerjasama saling

melindungi dan menolong antara anggota masyarakat dalam

menghadapi kemungkinan mala petaka dan bencana. Seiring dengan

perkembangan dan kemajuan zaman, bentuk kerja sama tersebut

ditumbuhkembangkan sedemikian rupa menjadi perusahaan asuransi

takaful yang profesional.9 Itulah sebabnya Takaful kemudian juga

dikenal sebagai suatu lembaga keuangan berdasarkan syari’at Islam

yang bergerak dibidang asuransi. Untuk dapat melibatkan umat Islam

secara optimal terhadap usaha asuransi maka pada tanggal 25 Agustus

1994 di bentuklah Asuransi Takaful Keluarga, yang beroperasi dibawah

anak perusahaan PT. Syarikat Takaful Indonesia. Selain PT. Takaful, di

Indonesia sekarang berdiri lagi asuransi yang berdasarkan syari’ah

dengan nama Asuransi Syari’ah Mubarakah, Divisi Syari’ah Great

Eastern Life Insurance dan Divisi Syari’ah MAA Insurance.10

PT. Syarikat Takaful Indonesia dalam operasionalnya

menyediakan dua bentuk perlindungannya, a) Takaful Keluarga; yang

memberikan perlindungan finansial terhadap diri atau jiwa peserta. b)

Takaful Umum; yang memberikan perlindungan finansial terhadap

9Ibid., h. 5 10Muhammad Syafi'I Antoni, Urgensi SDM Ekonomi Syari'ah, dalam

Republika, tanggal 29 April 2002, h. 1 dan 11.

Page 8: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

60 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

harta benda milik peserta. masing-masing punya jenis-jenis

perlindungan sebagai berikut :

1. Takaful Keluarga, yang ditawarkan adalah :

a. Takaful Berencana, yaitu program yang dipergunakan bagi yang

bermaksud untuk menyiapkan dana baik sebagai bekal persiapan

dihari tua maupun untuk ahli warisnya.

b. Takaful Pembiayaan, yaitu penjaminan atas sisa hutang

seseorang jika dia meninggal sebelum dilunasi.

c. Takaful Pendidikan, yaitu diperuntukan bagi mereka yang ingin

mempersiapkan dana pendidikan untuk masa depan putra-

putrinya.

d. Takaful Berjangka, yaitu diperuntukan untuk perusahaan yang

bermaksud menyiapkan dana untuk ahli waris karyawan/anggota

apabila yang bersangkutan meninggal dunia.

e. Takaful Dana Haji, yaitu untuk persiapan dana bagi mereka yang

akan melaksanakan ibadah haji.

f. Takaful Kesehata, yaitu program yang ditujukan untuk keluarga

atau perusahan yang bermaksud menyiapkan dana kesehatan

untuk anggota keluarga atau karyawannya.

2. Takaful Umum, yang ditawarkan adalah:

a. Takaful Kebakaran (Fire Insurance), yaitu berupa pemberian

perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai

akibat terjadinnya kebakaran yang disebabkan percikan api,

sambaran petir, ledakan dan kejatuhan pesawat terbang berikut

resiko yang ditimbulkannya.

b. Takaful Kendaraan Bermotor, (Motor Vehicle Insurance), yaitu

perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan secara

sebagian (partial Loss) atau maupun secara keseluruhan (Total

Page 9: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 61

Qusthoniah

Loss) akibat kecelakaan atau tindak pencurian serta tanggung

jawab hokum kepada pihak ketiga.

c. Takaful Pengangkutan, (Cargi Insurance), yaitu perlindungan

terhadap kerugian dan atau kerusakan pada barang-barang atau

pengiriman uang sebagai akibat alat pengangkutannya

mengalami musibah atau kecelakaan selama dalam perjalanan

melaui laut, udara dan darat.

d. Takaful Rekayasa, (Enginering Insurance), yaitu perlindungan

terhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai akibat yang

berkaitan dengan perkerjaan pembangunan beserta alat-alat

berat, pemasangan kontruksi baja/mesin dan akibat

beroperasinya mesin produksi secara tanggung jjawab hukum

kepada pihak ketiga.

e. Takaful Aneka (General Accident Insurance), yaitu

perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai

akibat resiko-resiko yang tidak dapat ditutup pada polis-polis

yang sudah ada.11

C. Konsep Takaful

1. Konsep Dasar Asuransi Takaful

Keberadaan Asuransi Takaful dilandasi oleh tiga konsep

dasar, yaitu; Adanya saling bertanggung jawab, adanya saling

11Sumito, op.cit., h. 172-173. Bentuk-bentuk di atas hanyalah sebagian dari

produk Asuransi Takaful yang dikemukakan sebagai contoh, masih ada produk lain

yang tidak dicantumkan dan tidak menolak kemungkinan dibuat produk baru sesuai

dengan kebutuhan dan pemasaran Takaful. Lihat pada lampiran makalah; Profil

Perusahaan PT. Syarikat Takaful Indonesia.

Page 10: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

62 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

berkerjasama dan adanya saling melindungi antara sesama

muslim.12

a. Tuntunan agar umat Islam mewujudkan bentuk saling bertanggung

jawab antara satu dengan yang lain, dapat ditemukan di dalam al-

Qur’an maupun Hadits Nabi SAW, antara lain:

وعن بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:

سئ كلكم ر كلكم م عيته....)رواهالبخاري(ول ع ن اع و ر 13

Dari Abdullah Ibn ‘Umar ra. Dari Nabi SAW, beliau

bersabda: “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap

pemimpin bertanggungjawab terhadap orang-orang yang

dipimpinnya..."(HR al-Bukhari)

عن النعمابن بشيرقال : رسول الله ص م : مثل المؤمنين في تراحمهم

وتواددهم وتعاطفهم كمثل الجسدادااشتكى عضوتداعى

14لهسالرالجسد)رواهالبخاريومسلم(

Dari al-Nu'man ibn Basyir: "Telah bersabda Rasulullah SAW:

Bahwa perumpamaan orang-orang muslim dalam hubungan

persaudaraan dan kasih sayang, saling rasa cinta mereka ibarat

satu tubuh yang jika salah satu anggotanya sakit, maka

sakitlah seluruh badan". (HR. al-Bukhari Muslim).

Dengan menjadi peserta asuransi takaful berarti masing-

masing anggota telah sama-sama terikat perjanjian untuk saling

bertanggung jawab dalam kesepakatan dan akad yang terjadi

antara peserta dengan perusahaan asuransi takaful maupun

12Lihat; Nasrun Haroen, Asuransi Menurut Hukum Islam, (Padang: IAIN IB

Press, 1999). H. 140-143. 13Imam Muhammad ibn Ismail ibn al-Mughirah al-Bukhari, Shahih al-

Bukhari, jilid IX (Beirut : Dar al-Fikr,tt), h. 77 14Imam Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim, Jilid 5, (Beirut: Dar al-Kutub

al-'Ilmiyah, 1983), h. 44

Page 11: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 63

Qusthoniah

antara peserta satu dengan yang lainnya. Perusahaan

bertanggung jawab mengelola premi sedangkan peserta

bertanggung jawab untuk membayar premi. Kedua pihak satu

dengan yang lainnya harus memenuhi akad yang telah dibuat.

Perusahaan juga berkewajiban untuk membayarkan manfaat

takaful jika seandainnya ada klaim dari peserta yang tertimpa

musibah.

b. Adanya tuntunan agar saling berkerja sama dan membantu

antara sesama manusia, berdasarkan firman Allah SWT, surah

al-Maidah ayat 2 :

ر وتعاونوا عل ٢ ٱلتقوى و ٱلبر "Hendaklah kamu saling tolong-menolong dalam kebaikan

dan ketakwaan"

Dengan sistem takaful dapat diwujudkan kerja sama yang

saling menguntungkan antara sesama peserta dan antara peserta

dengan perusahaan Asuransi Takaful. Kerja sama saling

menguntungkan itu dilaksanakan dalam sistem yang memenuhi

unsur kebijakan dan ketakwaan, yang direalisasikan dalam

bentuk pemberian dan santunan kepada peserta yang mendapat

musibah dan kerjasama dalam bentuk investasi dengan sistem

bagi hasil yang menghindarkan segala usaha dari unsur riba,

maisir, gharar dan dharar.

c. Adanya tuntunan untuk saling melindungi. Hal ini terungkap

dalam sabda Rasulullah SAW :

Page 12: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

64 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

عن عبدالله بن عمر عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: المسلم من سلم

لمهاجر من هاجر ما نهى الله عنه )رواه البخا المسلمون من لسانه ويده وا

15ري(

Dari Abdullah Ibn ‘Amr dari nabi SAW bersabda:”Orang

muslim adalah orang yang menyelamatkan orang-orang

muslim lainnya dari bahaya lidah dan perbuatan tangannya,

sedangkan orang yang berhijrah itu adalah orang yang

meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah”. (HR. al-

Bukhari)

Antara sesama peserta saling melindungi dan saling

menyelamatkan atas kebutuhan dan kepentingan peserta lainnya

sesuai dengan perjanjian. Jika seorang peserta meninggal dunia

maka anak, isteri atau ahli warisnya akan mendapatkan bantuan

derma (bersifat hibah) berupa sejumlah dana. Dengan dana

tersebut diharapkan kebutuhan anak yatim atau ahli warisnya

yang tinggal akan dapat terpenuhi.

2. Bentuk Perjanjian/kontrak

Bentuk kontrak yang dipakai oleh Asuransi Takaful dengan

peserta, didasari kepada nilai-nilai syari’ah, yaitu al-takaful (konsep

saling melindungi) dan al-mudharabah (konsep usaha atas dasar

bagi hasil).

a. Konsep saling melindungi atau saling menjamin antara

sesama peserta yang disebut dengan (al-takaful). Konsep ini

15Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Isma'il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah

al-Bukhari, Shahih al- bukhari, Jilid I. (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1999/1420),

h.11

Page 13: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 65

Qusthoniah

dapat dirujuk kepada konsep lembaga al-aqilah16 yang

terdapat dalam praktek hukum Islam. Pada masa Rasulullah

SAW, bila terjadi pembunuhan yang tidak sengaja atau

perlukaan fisik maka si pelaku akan dijatuhi denda dengan

membayar diyat kepada sikorban atau keluargannya. Konsep

saling menjamin dan melindungi dapat terealisasi melalui

mekanisme tabarru’. Dana tabarru’ yakni uang yang

dibayarkan sebagai infak (yang termasuk kedalam premi),

digunakan untuk saling melindungi dengan cara memberikan

bantuan kepada peserta yang mendapat musibah. Dana

tabarru’ sesuai dengan akad perjanjian yang ditandatangani

oleh peserta diawal pendaftaran sebagai peserta, yang

diniatkan untuk infak semata-mata. Karena telah diniatkan

sebagai infak maka dana ini tidak dikembalikan lagi kepada

peserta. Sebagaimana terdapat dalam akad yang berbunyi :

“Berdasarkan prinsip takaful maka dengan ini saya setuju

membayar kepada PT Asuransi Takaful Keluarga sebanyak

…% dari angsuransi Premi Takaful untuk dikreditkan dalam

Rekening Khusus sebagai tabarru’ untuk tujuan pembayaran

Manfaat Takaful bila ada Peserta Takaful yang meninggal

dunia dan sebanyak …% dikreditkan ke dalam Rekening

Peserta sebagai tabungan untuk tujuan pelaksanaan berbagai

program usaha yang dijalankan oleh PT Asuransi Takaful

Keluarga dalam rangka investasi. Karena itu berdasarkan

prinsip al-Mudharabah saya berhak mendapat keuntungan

16Lihat pengertian dan keterangan tentang al-'aqilah ini pada catatan kaki

no:36

Page 14: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

66 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

dari hasil investasi dengan pembagian 60% untuk saya dan

40% untuk PT Asuransi Takaful Keluarga”.17

b. Konsep usaha atas dasar bagi hasil (al-Mudharabah)

direalisasikan dalam pengelolaan premi peserta (dana

tabungan ditambah dengan dana tabarru’ yang disatukan)

dengan menginvestasikan oleh perusahaan (Syarikat

Takaful). Hasil kauntungan dari investasi tersebut akan dibagi

sebagaian untuk peserta dan sebagiannya untuk perusahaan.

Besar bagi hasil telah ditetapkan pada awal seperti 60% untuk

peserta dan 40% untuk perusahaan, atau sebagaimana

terdapat dalam perjanjian.

D. Mekanisme Premi Takaful

Di dalam mekanisme pengoperasiannya, terdapat dua bentuk

pelayanan terhadap peserta yang disebut dengan produk, yaitu :18

1. Premi dengan Unsur Tabungan,

a. Rekening Tabungan, yaitu kumpulan dana yang merupakan

milik peserta dan dibayarkan bila :

- Perjanjian berakhir

- Peserta mengundurkan diri

- Peserta meninggal dunia

17Perjanjian ini tercantum dalam Aplikasi Takaful yang diterbitkan oleh PT.

Asuransi Takaful Keluarga dan mesti diisi sebelum seseorang diterima menjadi

peserta. 18Tim Penyusun Basic Training, Modul 20021, (TK: Diklat Deperteman PT.

Asuransi Takaful Keluarga, 2001), h. 36

Page 15: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 67

Qusthoniah

b. Rekening Khusus, yaitu kumpulan dana ynag diniatkan oleh

peserta sebagai derma untuk tujuan saling membantu dan

dibayarkan bila :

- Peserta meninggal dunia

- Perjanjian berakhir, jika ada surplus dana.

Kumpulan dana peserta diinvestasikan sesuai dengan

prinsip syari’ah. Hasil investasi dibagikan menurut

sistem bagi hasil (al-Mudharabah) 60% untuk peserta

dan 40% untuk perusahaan.

2. Premi Tanpa Unsur Tabungan

a. Setiap premi yang dibayar oleh peserta setelah dikurangi

biaya pengelolaan dimasukkan kedalam rekening khusus

(kumpulan dana).

b. Kumpulan dana peserta diinvestasikan sesuai dengan prinsip

syari’ah.

c. Hasil investasi dimasukkan kedalam dana peserta kemudian

dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi

reasuransi).

d. Surplus kumpulan dana peserta dibagikan dengan sistem bagi

hasil (al-Mudharabah), 40% untuk peserta dan 60% untuk

perusahaan.19

Besar jumlah pembagian dari premi untuk tabarru’ dan

tabungan dicantumkan berdasarkan persentase seluruh premi dari

seorang peserta. Jumlahnya telah ditentukan oleh perusahaan

19Ibid., h. 37

Page 16: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

68 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

berdasarkan jenis produk yang diambil peserta, misalnya, untuk

produk Takaful Dana Siswa, tabarru’nya 7,5% dari seluruh jumlah

premi. Namun jika peserta, berdasarkan keterangan dokter

menginap penyakit berindikasi berbahaya, maka dana tabarru’nya

akan dinaikkan, misalnya akan menjadi 8 % dari seluruh preminya.

Dalam keadaan biasa, yaitu peserta sehat tidak terindikasai sakit;

jumlah premi setahun adalah Rp. 1.000.000,00 maka tabarru’nya

Rp. 75,000,00 dan tabungannya Rp. 925.000,00 sedangkan asumsi

investasi diperkirakan 12% pertahunnya. Dengan masa perjanjian

berlangsung 17 tahun maka jumlah seluruh premi adalah

Rp.17.000,000,00 yang terbagi kepada :20

a. Dipotong 30% dari premi tahun pertama (30% x

Rp.1.000,000,00) sebagai biaya pengelolaan untuk

perusahaan21= Rp. 300.000,00

b. Tabarru’ 7,5% dari Rp. 17.000,000,00=Rp. 1.275.000,00

c. Tabungan uang murni dari peserta adalah [Rp. 17.000,000,00

– (300.000,00 + 1.275.000,00)] = Rp. 15.425.000,00

Karena dana tersebut diinvestasikan maka peserta

mendapatkan bagi hasil keuntungan tiap tahunnya. Pembagian

keuntungan ditetapkan berdasarkan premi yang ada pada tahun

tersebut. Peserta pada tahun ke 5 (anak masuk SD) mendapat

pengembalian dana premi (yang disebut Tahapan Dana Pendidikan,

sebanyak 10% dan MT (Manfaat Takaful Awal) = Rp.

20Diambil dari contoh yang terdapat dalam : Tim Penyusun Basic Training,

op.cit, h. 49 21Tercantum dalam pernyataan pada Aplikasi Keluarga, op.cit.

Page 17: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 69

Qusthoniah

1.700.000,00. Tahun ke 11 (masuk anak SMP) mendapat 15% dari

MT = Rp. 2.550.000,00. Tahun ke 14 (anak masuk SLTA)

mendapat 20% dari MT = Rp. 3.400.000,00. Tahun ke 17 (anak

masuk ke PT) mendapat 40% dari MT = Rp. 6.800.000,00.

Dengan demikian jumlah seluruh dana Tahapan Pendidikan

yang diterima sebanyak 4 kali berjumlah Rp. 14.450.000,00.

Pada tahun ke 18 sampai 21 peserta tidak lagi membayar

premi, namun tetap menerima Thapan Dana Pendidikan lagi 4 kali

yang diambil dari saldo Rekening Tabungan (SRT). Saldo

Rekening Tabungan adalah jumlah akhir saldo tabungan tahun

tersebut di tambah dengan bagi hasil mudharabahnya. Diberikan

berturut-turut; tahun ke 18 sebanyak 25% x SRT = Rp. 3.050.60,00.

Tahun ke 19 menerima lagi sebesar 35% x SRT = Rp. 3.433.710,00.

Tahun ke 20 sebanyak 50% x SRT = Rp. 3.664.110,00. Jumlah

semua Rp. 13.556.393,00.

[Bila dana Tahapan Pendidikan dijumlahkan seluruh

sebanyak yang diterima 8 kali tersebut maka berjumlah sebesar Rp.

28.016392,00].

Page 18: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

70 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

Namun jika peserta meninggal dunia pada tahun ke empat

maka jumlah yang akan diterima oleh ahli waris peserta sebagai

berikut:

Rp. 28.016.392,00 (hubah untuk “tahapan dana pendidikan”, dibayar

bertahap).

Rp. 17.019.516,00 (dana kebajikan untuk ahli waris/tabarru’).

Rp. 3.400.000,00 (jumlah tabungan yang terkumpul).

Rp. 619.516,00 (bagi hasil laba mudharabah). +

Rp. 49.055.424,00 (jumlah total manfaat takaful yang diterima)

Dana tabarru’ dari seluruh peserta yang dihimpun

(kumpulan tabarru’) oleh perusahaan diinvestasikan dan keluarkan

bila terjadi klaim manfaat takaful. Dana ini akan diambil sesuai

dengan besar manfaat takaful peserta yang bersangkutan. Karena

bagi setiap peserta, sesuai dengan jenis produk takaful yang

diambilnya dan jumlah tahun pembayaran preminya, akan

mendapatkan sejumlah dana bantuan yang disebut “manfaat

takaful” dengan jumlah yang sudah ditetapkan secara rinci dan

jelas.22

Dana yang diberikan dalam bentuk tabarru’ dan tahapan

dana pendidikan diatas, pada kasus telah meninggalnya si peserta

tersebut diberikan sebagai hibah, yaitu pemberian semata-mata

dengan dasar kerelaan tanpa mengharap imbalan dari pihak yang

diberi.23 Dana ini diperoleh dari kumpulan tabarru’ dan hasil

22Lihat pada lampiran, Profil Perusahaan, 23Nazih Hammad, Mu'jam al-Mushthalahat al-Iqtishadiyah Fi Lughah al-

Fuqaha : Cet. Ke 3, (Riyadh : al-dar al-'Ilmiyah Li al-Kutub Al-Islamiyah,

1995/1415), h. 343

Page 19: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 71

Qusthoniah

investasinya. Sedangkan pada produk yang memakai tabungan,

andai kata peserta sampai habis masa perjanjian tidak mengajukan

klaim manfaat takaful, maka uang tabungannya dikembalikan

ditambah dengan bagi hasil keuntungan. Seandainnya dana tabarru’

yang diinvestasikan dalam keadaan surplus maka bagi hasil dari

tabarru’ juga diberikan. Kalau dana tabarru’ tidak mengalami

surplus maka bagi hasilnya tidak diberikan, karena dana ini semula

sudah diniatkan semata-mata sebagai sumbangan.

E. Skema Pengelolaan Dana Premi Takaful24

1. Premi dengan Unsur Tabungan

24Lihat: Tim Penyusun Basic Traning, op.cit, h.36-37

Page 20: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

72 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

2. Premi Tanpa Unsur Tabungan

Mekanisme pengelolaan dana secara rinci dapat diuraikan

sebagai berikut:25

Pertama, Pengelolaan Dana Takaful Keluarga

a) Premi Takaful yang diterima dimasukan kedalam “Rekening

Tabungan” yaitu rekening tabungan peserta dan “Rekening

Khusus (tabarru’)” yaitu rekening yang khusus disediakan untuk

kebaikan berupa pembayaran klaim (manfaat takaful) kepada

ahli waris jika di antara peserta ada yang ditakdirkan meninggal

dunia atau mengalami musibah lainnya.

b) Premi Takaful tersebut disatukan dalam kumpulan dana peserta,

kemudian dikembangkan melalui investasi proyek yang

dibenarkan Islam, dengan menerapkan prinsip al-mudharabah

sesuai dengan kesepakatan misalnya 60% untuk peserta dan 40%

umtuk perusahaan.

25Warkum Sumito, op.cit,. h 173-175

Page 21: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 73

Qusthoniah

c) Dari keuntungan peserta yang 60% itu dimasukkan dalam

rekening tabungan dan rekening khusus secara propesional.

Sedangkan keuntungan perusahaan sebesar 40% dipergunakan

untuk pembiyaan operasional perusahaan.

Kedua, Pengolaan Dana Takaful Umum

a) Premi yang diterima dimasukkan ke dalam rekening khusus

(Tabarru') yaitu rekening yang khusus disediakan utuk

pembayaran klaim kepada peserta jika sewaktu-waktu tertimpa

musibah baik terhadap harta maupun diri sendiri.

b) Premi Takaful tersebut dimasukkan ke dalam "Kumpulan Dana

Peserta", kemudian dikembangkan melalui investasi proyek

yang dibenarkan Islam.

c) Keuntungan investasi yang diperoleh dimasukkan ke dalam

"Kumpulan Dana Peserta".

d) Setelah dikurangi beban asuransi (klaim, premi reasuransi) dan

jika masih terdapat kelebihan, maka kelebihan itu akan dibagi

menurut prinsip al-mudharabah.

e) Keuntungan peserta akan dikembalikan kepada peserta yang

tidak mengalami musibah. Sedangkan keuntungan perusahaan

akan digunakan untuk pembiyaan operasional perusahaan.

Realisai dari pengelolaan dana premi peserta terkumpul

diinvestasikan oleh perusahaan kepada empat cara yaitu dengan

sistem al-mudharabah, al-murabahah, al-musyarakah dan al-

wadhiah.26 Investasi dari premi (tabungan dan tabarru') oleh PT.

26 Lihat, Nasrun Haroen, Asuransi Menurut Hukum Islam, (Padang : IAIN IB

Press, 1999), h. 150-151.

Page 22: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

74 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

Syarikat Takaful disalurkan kepada pihak lain yang dapat

mengelola dana sebagai modal usaha. Kontrak investasi dilandasi

prinsip-prinsip mu’amalah dalam Islam.

Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaan maka PT.

Syarikat Takaful diawasi oleh Dewan Pengawas Syari'ah yang

terdiri dari para ulma yang ahli dalam ekonomi dan Hukum Islam,

yaitu: Prof. KH. Ali Yafie, Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML (alm),

H.M. Syafi'i Antonio M.Ec, KH. Dr. Didin Hafiduddin dan Prof.

Madya Dr. Ahmad Shabari. Dewan pengawas inilah yang

berkewajiban untuk mengarahkan agar semua jenis produk dan

usaha investasi dijalankan sesuai dengan ketentuan mu'amalah

Islamiyah. Seluruh bentuk produk dan bentuk investasi terlebih

dahulu melalui persetujuan mereka. Setelah dikaji terlebih dahulu

secara mendalam menurut hukum Islam, jika memenuhi syarat,

maka barulah produk dan bentuk pengelolaan tersebut

dilaksanakan.

Apabila terjadi musibah besar-besaran pada satu Asuransi

Takaful tersebut maka akan ditanggung secara bersama-sama

dengan Asuransi Takaful yang ada diseluruh dunia. Sebab setiap

Asuransi Takaful adalah peserta dari re-takaful, yakni himpunan

dari seluruh Asuransi Syari'ah di dunia. Bila terjadi kekurangan atas

sebuah Asuransi Takaful atau banyaknya terjadi klaim atas manfaat

Takaful maka kekurangan dana akan ditanggung oleh Re-Takaful

dunia. Dengan demikian para peserta tidak perlu merasa khawatir

atas premi yang disetorkan jika terjadi klaim besar-besaran. Di sini

tampak adanya upaya penjaminan bertingkat sebagai upaya

Page 23: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 75

Qusthoniah

antisipasi atas kemungkinan buruk yang akan terjadi, termasuk

untuk PT. Syarikat Takaful sendiri.

F. Analisis Penulis

Melihat kepada kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan

Asuransi Takaful, maka keberadaan tersebut dapat digolongkan kepada

kebutuhan yang bersifat al-hajjiyah, yaitu sesuatu yang keberadaanya

dibutuhkan untuk memperoleh tercapainya kebutuhan yang

keberadaanya dibutuhkan unyuk mempermudah tercapainya kebutuhan

pokok (al-dharuriyah). Karena asuransi takaful mempermuah dan

meringankan beban hidup para pesertanya ketika mendapat musibah (Li

Raf'i al-Musyaqqah wa daf'i al-haraj)27. Pada saat terkena musibah,

seseorang sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain, apalagi bagi

mereka yang menjadi dengan tanggungan beberapa orang anak yang

masih kecil-kecil sementara dia tidak punya pekerjaan. Begitu juga

dengan seorang pengusaha yang pabriknya terbakar, tidak hanya

terdapat untuk diri dan keluarganya saja tetapi juga untuk seluruh

karyawannya dan keluarga mereka. Dengan menjadi peserta asuransi

Takaful semua hal tersebut dapat ditanggulangi secara bersama-sama

yang dananya di ambil dari kumpulan tabarru' seluruh peserta. Kalau

melihat kepada faktor-faktor ini keberadaan Asuransi Takaful dapat

dikolomkan kepada kebutuhan yang bersifat al-hajjiyah.

Peserta lain, yang tidak mendapat musibah atau meninggal dunia

walaupun mereka tidak memperoleh "manfaat takaful" atas dasar klaim

27 Ali Hasaballah, Ushul al-Tasri' al-Islami, Cet. Ke 4, (Mesir : Dar al-

Ma'arif, 1991/1391), h. 297.

Page 24: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

76 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

karena musibah, namun mereka tetap mendapatkan keuntungan pahala

disisi Allah SWT, karena dana yang mereka berikan sebagai tabarru'

berdimensi sedekah. Sebab pada awal menyetorkan dana tabarru'

memang sudah diniatkan sebagai sedekah untuk kebajikan serta tidak

diniatkan untuk diterima kembali. Firman Allah SWT, Surah al-

Baqarah; 265:

ٱلرينر إركراه فر لا ي ن مر ٱلرشد قد تبي ر ر ٱلغ وتر ٱلط غ فمن يكفر بر ر ويؤمرن ب ر ٱستمسك فقدر ٱلل لها و ٱنفرصام ل لوثق ٱ ٱلعروةر ب ٱلل

٢٥٦سمريع علريم “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan

hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk

keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di

dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu

menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak

menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah

Maha melihat apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-Baqarah:

265).

Sesuai sabda Rasulullah SAW berkaitan dengan perbuatan baik

yang memberikan bantuan konsumtif ataupun perlindungan terhadap

orang yang dikenal maupun tidak dikenal:

قال عبدالله عمرو : ان رجلا سال رسول الله صلعم : اى اسلام خىر

؟ قال : تطعم الطعام وتقراالسلا م على من عر فت و من لم تعرف

28ه البخارى()روا Abdullah ibn 'Amr berkata, ada seorang laki-laki bertanya

kepada Rasulullah SAW: "perbuatan apa yang terbaik

didalam Islam?" : beliau bersabda: "Engkau memberi makan

28Ibid,. h. 15

Page 25: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 77

Qusthoniah

dan mengucapkan salam, kepada siapa saja yang engkau kenal

maupun yang engkau tidak kenal". (HR. al-Bukhari)

Inti dari member makan dan salam terhadap orang lain baik yang

dikenal maupun yang tidak dikenal adalah suatu perlindungan dan

pertolongan. Hal ini muncul didalam asuransi takaful, maksudnya para

peserta tidak mungkin akan saling kenal-mengenal secara menyeluruh

satu dengan yang lain. Walaupun demikian tidak menghalangi untuk

memberikan bantuan. Dalam hal ini Asuransi Takaful adalah bertindak

sebagai penghubung sekaligus ' amil untuk tabarru', disamping itu juga

sebagai mudharib untuk menginvestasikan dana kumpulan tabarru' dan

kumpulan tabungan.

Dana yang dibayarkan untuk tabarru' adalah semata-mata untuk

sedekah, dan berdimensi ibadah. Setiap sedekah yang di keluarkan

sejak semula tidak dimaksudkan untuk diterima kembali. Dari sistem

yang dipakai dalam tingkatan jumlah penanggungan atas dana

kematian, dibuat secara terbalik, tidak sesuai dengan setoran tabarru'

dengan jumlah dana yang akan diterima.29 Misalnya, untuk takaful dana

haji, pada tahun ke 2 preminya sudah berjumlah sebanyak Rp.10.

000.000,00 yang terbagi kepada; tabarru' Rp.175.000,00, + tabungan

Rp. 8.325.000,00 + jumlah bagi hasil Rp. 892.790. (sudah termasuk

potongan sebanya Rp. 1.500.000,00 pada tahun ke 1 untuk biayaan

pengelolaan perusahaan) maka nilai tunai premi peserta tersebut adalah

Rp. 9.187.790,00. Dana kematian yang disediakan adalah sebanyak Rp.

40.000.000,00. Jika peserta meninggal pada tahun ke 2 tersebut maka

29 Lihat pada contoh grafik Manfaat Takaful Dana Haji, hal. 11 makalah ini.

Page 26: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

78 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

ia akan memperoleh manfaat Takaful (klaim) sebanyak Rp.

49.187.790,00. Pada tahun ke 3 dengan jumlah tunai premi Rp.

15.115.511,00 sedangkan dana kematian turun menjadi

Rp.35.000.000,00. Demikian seterusnya, dana kematian akan turun dari

tahun ketahun 3 seingga pada tahun ke 10 dengan jumlah premi Rp.

50.000.000,00 (yang terdiri dari; tabarru' Rp.875.000,00 + tabungan

Rp.47.625.000,000.00 – Rp. 1.500.000,00 untuk uang pengelolaan pada

tahun ke 1) + jumlah bagi hasil Rp. 22.819.808,00, dana kematiaannya

nihil (Rp. 0). Andaikata peserta meninggal pada tahun ke 10 tersebut,

maka dia tidak lagi menerima dana kematian, tetapi jumlah klaim tetap

lebih besar diterimanya yaitu Rp. 70.444.808,00. Yaitu menyebabkan

jumlahnya besar adalah karena jumlah bagi hasilnya pada tahun ke 10

telah mencapai Rp. 22. 819. 808, 00. Walaupun terjadi penyusutan atas

dana kematian seseorang peserta tahun demi tahun, namun jumlah

klaim tetap bertambah besar, akibat adanya bagi hasil dari tabungan

yang terus bertambah. Mereka yang meninggal tahun ke 1 dapat klaim

sebanyak Rp. 48. 658. 200,00, bagi yang meninggal pada tahun ke 2

klaimnya sebesar Rp. 49. 187.790,00, yang tahun ke 6 sebesar Rp.

55.584.579,00.

Tidak sesuainya dana kematian dengan jumlah premi adalah

karena ia diambil dari sedekah, tidak terikat kepada jumlah premi.

Sebab pada tahun ke 10 itupun tabarru' peserta baru sejmlah Rp.

875.000,00 sebagai jumlah tertinggi untuk pengumpulan selama 10

tahun. Jadi tidak releven kalau jumlah tabarru' disangkutkan dengan

jumlah dana kematian peserta. Hal ini baru terjawab, kalau difahami

bahwa tabarru' adalah sedekah yang diberikan melaui 'amil (Asuransi

Page 27: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 79

Qusthoniah

Takaful) untuk disalurkan atas dasar tinggi rendahnya manfaat dana itu

atas seseorang.

Menurut penulis, Asuransi Takaful sebagai badan yang dipercaya

mengelola kumpulan sedekah tersebut dapat disamakan dengan 'amil

(pengelola) pada zakat atau nazir pada harta wakaf sekaligus mudharib

terhadap dana tabarru' yang tertangguh (yang belum diberikan kepada

mustahiqnya, yaitu peserta yang kena musibah). Dalam hal ini tidak ada

masalah jika si pembayar premi tidak mnerima lagi uang dari tabarru'

nya karena ia sedekah. Sedangkan pemberian manfaat takaful kepada

peserta yang tertimpa musibah dapat digolongkan sebagai hibah atau

sedekah. Tidak ada larang agama terhadap hal ini, bahkan yang ada

justru anjuran untuk saling berbuat baik.

Bagi mereka yang menerima tabarru' tidak dapat dikatakan

meminta kembali hibah atau infak yang telah diberikan. Karena apa

yang diterimanya jauh lebih besar ketimbang apa yang diberikannya

jika dia terkena musibah pada tahun sebelum habis perjanjian. Bagi

mereka yang telah sampai pada tahun terakhir perjanjian justru tidak

lagi mendapat porsi dana tabarru' kalau dia meninggal pada tahun

terakhir.

Konsekwensi dari pemberian berupa sedekah atau infak ialah,

bahwa sipemberi tidak boleh lagi meminta apa yang telah diberikan,

sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

وعن بن عباس رزض قال:قال رسول الله صلعم : العا ئدفى هبته كالكب

30يقيس ثم يعودفي قيسه )متفق عليه(

30Muhammad ibn Isma'il ibn Shalah al-Amir al-Kahlani al-Shan'ani, Subul

al-Salam, Jilid 3, (Indonesia: Maktabah Dahlan, TT), h. 90

Page 28: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

80 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

"Dari ibn 'Abbas r.a dia berkata: telah bersabda Rasulullah

SAW: "orang yang minta kembali apa yang telah

dihibahkannya laksana seekor anjing yang memakan kembali

apa yang telah dimuntahkan" (HR. Muttafaq 'alaih)

Hadist diatas menjadi dalil atas haramnya meminta kembali harta

yang telah dihibahkan atau diinfakkan. Perbuatan tersebut sangat

tercela sekali, sehingga disamakan dengan perangai binatang (anjing)

yang memakan kembali sesuatu yang telah dimuntahkannya, yang

dalam kenyataan anjing pun jarang melakukannya.

Sehubungan dengan niat awalnya tidak ditentukan/terikat sebagai

jenis infak tertentu, maka ada kebebasan perusahaan untuk

mengelolanya. Karena itu dana tabarru' tidak sama dengan zakat yang

terikat penggunanya. Pada tabaru' ada kemungkinan yang

memperolehya adalah orang yang miskin, tetapi orang yang tergolong

menengah atau bahkan kaya. Misalnya Ahmad, seorang pengusaha

yang sukses, mempunyai harta kekayaan yang cukup banyak, ikut

dalam Asurani Takaful dana siswa. Jika dia meninggal maka ahli

warisnya mendapat hibah berupa tahapan tanah pendidikan dan

tabarru'. Sedangkan tanpa hibah dan tabarru' tersebut istrinya mampu

untuk membiayai anak-anak yang ditinggalkan dengan warisan yang

ada. Keadaan seperti ini dapat dijangkau dengan hibah dan tabarru',

tetapi tidak bisa dijangkau dengan dana zakat. Luasnya kemungkinan

penggunaan dana tabarru' tersebut membuat dimensinya bervariasi. Ia

akan berfungsi sebagai sedekah untuk orang yang miskin, atau hibah

untuk orang kaya. Mungkin inilah alasan mengapa dipakai istilah

tabarru' yang berarti sumbangan untuk dana kebaikan timbal-balik.

Page 29: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 81

Qusthoniah

Banyak sekali ayat yang menganjurkan umat Islam untuk

berinfak demi kepentingan agama, kerabat dan masyarakat. Namun

semua infak tersebut harus diniatkan untuk kebaikan demi mematuhi

perintah Allah dan memperoleh keridhoan-Nya. Karena dengan dasar

niat yang benar maka infak tersebut baru dinilai di sisi Allah SWT,

Sabda Rasulullah SAW:

قال عمربن الخطاب سمعت رسول صزم يقول : انماالاعمال بالنيات

وانمالكل امرئ مانوي فمن كانت هجرته الى دنيايصيبهااوالى امراه

31ه الى ماهجراليه)رواه البخاري(ينكحهافهجرت

"Sesungguhnya suatu perbuatan itu dinilai berdasarkan niat

pelakunya. Bagi setiap pelaku perbuatan memperoleh balasan

sesuai dengan niatnya, siapa yang berhijrah untuk maksud

harta dunia atau ingin menikahi seorang perempuan maka

nilai hijrahnya hanya untuk yang ia dapatkan itu saja." (HR.

al-Bukhari).

Kumpulan premi seluruh peserta dikelola dalam bentuk usaha

yang disesuaikan dengan aturan Mu'amalah Islamiyah, sehingga tidak

ada dana yang diperoleh dengan cara riba. Berdasarkan kesepakatan

para fuqaha' Islam, bahwa bermu'amalah dengan cara; al-Mudharabah,

al-Musayarakah, al-Murabahah, dan al-Wadi'ah dapat dibenarkan

karena tidak mengandung unsur yang dilarang syara'. Bahkan tergolong

pada ‘umur al-Hajjiyah yang bertujuan untuk kemaslahatan umat.

Berpijak pada kaidah :

31 Imam Abi 'Abdillah Muhammad Ibn Isma'il ibn Ibrahim ibn al-Mughiroh

al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Jilid 1, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1999/1420),

h.5

Page 30: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

82 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

الاصل في الاشياالاباحتى يدل الدليل على تحريمها32

"Seluruh bentuk mu'amalah pada dasarnya boleh, sampai

datang ketentuan yang jelas melarangnya".

Untuk menentukan hukum atas suatu bentuk mu'amalah, yang

belum ada aturannya dalam nash secara tegas, maka prinsip diataslah

yang dipakai. Sebab sifat dasar dari syari'ah bukanlah untuk

menyempitkan kehidupan masyarakat, akan tetapi mengaturnya untuk

menghasilkan kemaslahatan hidup duniawi dan ukhrawi. Allah SWT

berfirman didalam surah al-Baqarah: 185

يرريد ركم ٱلل ركم ٱليس ب لعس ٱول يرريد ب“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak

menghendaki kesukaran bagimu”.

Agar manusia tidak terlalu terkekang dengan peraturan yang

terlalu rinci terutama dalam persoalan mu'amalah, Allah sendiri telah

menegur orang yang terlalu banyak Tanya kepada Nabi Muhammad

SAW tentang persoalan-persoalan yang tidak pokok. Firman Allah

SWT dalam surah al-Maidah ayat 101 :

ها يأ رين ي ل تس ء ٱل اء إرن تبد لكم امنوا شيا

عن أ لوا

تسؤكم "Hai orang-orang yang beiman, Janganlah kamu

mempertanyakan hukum atas sesuatu yang tidak diterangkan,

32 Al-Imamah Jalaludin, 'Abdurrahman al-Suyuthi, al-Asbah wa al-Nazha'ir,

(Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1983), h.60

Page 31: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 83

Qusthoniah

jika nanti ditetapkan hukumnya, maka akan menjadikan kamu

memikul beban yang berat".

Ayat tersebut sangat memberikan peluang manusia untuk

berinovasi, berusaha menciptakan kreasi baru dalam dinamika

mu'amalah yang dapt memenuhi kebutuhan hidup namun punya fungsi

ibadah sosial (al-'ubudiyah al-Ijtima'iyah). Tujuan agam tidaklah untuk

memberatkan manusia, tetapi untu mamberikan pedoman agar manusia

dapat memperoleh kebahagiaan hidup dengan cara yang benar dan

terhindar dari berbuat zalim. Berkaitan dengan Asuransi Takaful,

karena tidak mempunyai sifat riba, maisir, dan dharar maka tidak ada

persoalan yang menjadikan terlarang menurut syara', kecuali kalau

dalam prakteknya terdapat penyimpangan dari aturan dan prinsip-

prinsip yang telah digariskan syari'ah.

Prinsip yang dipegang dalam pengelolaan dana ialah al-

Mudharabah33. Hal ini ditandai dengan: tidak berakibat hilangnya

(hangus) uang peserta ketika peserta menghentikan kontrak perjanjian

sebelum masa jatuh tempo berakhir, atau setelah jatuh tempo berakhir

tanpa ada klaim, sebagaimana terdapat dalam asuransi konvensional.

Dengan demikian tidak terapat unsur judi: yakni satu pihak dirugikan

karena menanggung keuntungan untuk pihak lain yang didasari faktor

33 Al-Mudharabah adalah sistem bagi hasil atas keuntungan dan resiko

anatara pemilik modal dengan pelaksana usaha. Bila dalam usaha investasi tersebt

menghasilkan keuntungan, maka keuntungan itu dibagi dua antara pemilik modal

dengan pengelola yang besarnya masing-masing ditetapkan seauai dengan

kesepakatan kedua pihak demikian juga jika mengalami kerugian yang bukan

disebabkan oleh semata-mata kelalaian si pengelola. Lihat: Whbah al-Zuhaili, al-Fiqh

al-Islami wa Adillatuh, jus 4, (Damsiq : Dar al- Fikr 1989/1409), dan lihat juga: Nazih

Hammad, Mu'jam al-Mushthalahat al-Iqtishadiyah Fi Lughah al-Fuqaha', Cet. Ke 3,

(Riyadh : al-Dar al-'Ilmiyah li al-Kutub al-Islamiy, 1995/1415), h. 312

Page 32: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

84 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

untung-untungan. Di sini letak perbedaan antara asuransi konvensional

yang mencari keuntungan semata dengan takaful yang bersifat tolong-

menolong dan bagi hasil.

Perlu pula diperhatikan bahwa ketika terjadi kontrak, para peserta

membayar premi, selama belum ada klaim peserta tidak menerima

“keuntungan material" dari dana tabarru', namun tentu dapat pahala,

jika niatnya sesuai dengan arahan awal yang diberikan oleh pihak

Takaful yaitu untuk sedekah/ibadah. Di sisi lain peserta mendapatkan

jaminan akan adanya penanggungan kerugian atau musibah oleh pihak

takaful terhadap peserta ketika diajukannya klaim. Walaupun peserta

tidak pernah nantinya menerima uang atas dirinya, namun selama

berlangsungnya perjanjian tersebut peserta telah mendapatkan

"jaminan".

Menurut penulis, "jaminan" ini harus dipandang sebagai jasa dari

Asuransi Takaful. Jaminan tersebut dapat memberikan ketenangan

kepada pesertanya, menghilangkan kecemasan, bahkan dapat

meningkatkan nilai produktifitas bekerja mereka. Jadi dari sisi ini

sebenarnya peserta telah menerima suatu jasa penjaminan yang

menumbuhkan perasaan aman karena diri dan keluaraga mereka

ditanggung oleh pihak Asuransi Takaful jika nanti timbul musibah.

Sedangkan musibah tersebut tidak diharapkan munculnya.

Dapat dibandingkan, andaikata peserta menabung secara mandiri

rasa ketergantungan tersebut tidaklah sama besarnya dengan yang

diperoleh melalui jasa takaful. Sebab takaful akan memberikan bantuan

menghimpunkan dana dari seluruh peserta, yang diambil dari kumpulan

dana tabarru'' seluruh peserta. Dalam hal ini Asuransi Takaful telah

Page 33: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 85

Qusthoniah

berfungsi seperti sebagai 'amil pada zakat atau nazir pada harta wakaf.

Atas jasa tersebut Asuransi Takaful yang bertindak sebagai 'amil

tabarru' berhak mendapat imbalan jasa yang diperoleh dari penarikan

uang operasional dari premi tahun pertama sebanyak 30%. Sedangkan

dari sisi mudharabah dia memperoleh bagi hasil.

Dana tabarru' semenjak awalnya telah diniatkan untuk amal

kebajikan untuk sesama peserta, yang dapat digolongkan kepada dana

hibah, atau sedekah yang berpahala di sisi Allah SWT. Di sinilah titik

tolak ketika menyoroti unsur dana tabarru' yang dipergunakan dalam

sistem takaful dimaksud. Niat saling memberikan bantuan atas dasar

iman terhadap ketentuan Allah SWT, berbeda dengan motif yang

muncul pada asuransi konvensional, yang semata-mata hanya

mempertaruhkan nasib seseorang untuk mencari keuntungan.

Sistem Asuransi Takaful diatur dengan meniadakan unsur

gharar, maisir dan riba yang terdapat dalam asuransi konvensional.34

Pada asuransi konvensional dana premi yang terkumpul di samping di

reasuransikan kepada berbagai jenis usaha tanpa memandang halal atau

haram. Titik tolaknya hanyalah semata-mata untuk memperoleh

keuntungan. Karena itu investasi sarat dengan unsure riba. Dari

keuntungan yang diperoleh tersebut, dibagikan kepada nasabah yang

mengajukan klaim asuransi. Jika tidak terjadi pengajuan klaim tersebut

selam masa kontrak maka dana akan hangus dengan sendirinya. Atau

bagi yang uang pertanggungannya dikembalikan tidak mengalami

34Lihat, PT. Syarikat Takaful Indonesia, Profil Perusahaan.

Page 34: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

86 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

pertambahan, tanpa adanya bagi hasil, pada hal perusahaan telah

menginvestasikannya dan memperoleh untung dari investasi tersebut.

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia merupakan

qadha dan qadar Allah SWT yang terealisasi berdasarkan sunnatullah.

Oleh karena itu manusia wajib berikhtiar memperkecil mudharat/resiko

yang akan timbul dari suatu musibah yang menimpa. Sesuai dengan

firman Allah SWT, dalam surah al-Hasyr : 18:

ها يأ رين ي ٱل ءامنوا ٱتقوا مت ٱلل ا قد ولتنظر نفس م

لرغد و ي ٱتقوا إرن ٱلل رما تعملون ٱلل ١٨خبري ب"Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian

memeperhatikan untuk kehidupannya yang akan datang, dan

senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT…"

Salah satu carany adalah dengan menabug. tetapi upaya tersebut

seringkali tidak memadai, karena ada kemungkinan resiko yang harus

ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan. Namun resiko yang

besar sekalipun –biasanya- bila ditanggung secara bersama-sama dalam

bentuk saling tolong-menolong akan dapat meringankan beban dengan

lebih baik dan tuntas.

Bahkan sebuah generasi harus memperhitungkan generasi

sesudah mereka, agar generasi mendatang tersebut tidak menjadi lemah

akibat pendahulunya lalai melakukan persiapan yang dibutuhkan untuk

membangun generasi penerus yang kuat dan berkualitas.

Firman Allah SWT, Surah An-Nisa' : 9 :

Page 35: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 87

Qusthoniah

رين ولخش ع فا خافوا لو ٱل تركوا مرن خلفرهرم ذررية ضر عليهرم فليتقوا يدا ٱلل ٩ولقولوا قول سدر

"Hendaklah semua orang merasa takut kepada Allah SWT

seandainnya mereka akan meninggalkan generasi mereka

sebagai generasi yang lemah"

Seseorang mungkin sulit mendapatkan bantuan dari orang lain

jika tidak hidup secara bersama dalam suatu ikatan kelompok tertentu,

baik nasab, suku, kedaerahan, senasib, pekerjaan ataupun berbentuk

perhimpunan lainnya yang punya perikatan untuk kebaikan, firman

Allah SWT, surah Ali 'Imran: 103 :

ر رعمة الل ر جريعا ول تفرقوا واذكروا ن بلر الل موا بر واعتصررنرعمترهر صبحتم ب

لف بي قلوبركم فأ

عداء فأ

عليكم إرذ كنتم أ

نقذكم مرنه رك إرخوانا وكنتم عل شفا حفرة مرن النارر فأ ا كذل

رهر لعلكم تهتدون لكم آيات الل (١٠٣)يبير"Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,

dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat

Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)

bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu

menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang

bersaudara…"

Yang dimaksudkan dengan tali (agama) Allah, tentulah juga

mencakup seluruh upaya yang dapat menjadikan umat Islam mampu

merealisasikan terciptanya kehidupan yang saling tolong menolong atas

rasa persaudaraan yang dilandasi oleh niat ikhlas dan dengan cara

Page 36: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

88 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

bermu'amalah yang memenuhi aturan syara'. Sesuai dengan kaedah :

"Sesuatu yang dengan ketidakadaannya menyebabkan tidak terwujud

suatu yang wajib maka keberadaanya juga menjadi wajib".

Bersatu dalam keadaan seperti ini adalah aplikasi (tathbiqiyah)

dari perintah Allah SWT tersebut. Sehingga ayat di atas bukan saja

sekedar nilai yang tertidur tetapi menjadi nyata dalam kehidupan

manusia. Di sinilah tedapat sisi pentingnya keberadaan Asuransi

Syari'ah (Takaful) sebagai suatu kumpulan jama'ah yang

berta'awuniyah. Persekutuan seperti ini dapat dipandang sebagai

sebuah al-'aqilah. Walaupun pada awalnya al-'aqilah hanyalah semata

al-'ashabah pada suatu keluarga, namun pada masa Khalifah Umar ibn

al-Khattab maknanya meluas menjadi persekutuan dalam keanggotaan

lembaga negara tertentu, yang disebut dengan al-diwan.

Dengan adanya persekutuan antara sesama manusia akan

terwujud budaya tolong-menolong karena adannya saling

berkepentingan satu dengan yang lain. Hal ini hakikatnya termasuk

sunatullah, yang telah ada semenjak manusia ada. Rasulullah SAW

pernah bersabda dalam hal ini:

عن النعابن بشيرقال النبي صلعم على المنبر : من لم يشكر القليل لم

كفروا تركها و شكر الله بنمة يشكرالله التحدثكر الكثيرومن لم يش

35)رواه احمد( عداب والفرقة رحمة لجماعة

"Dalam berjamaah (kebersamaan) itu terdapat rasa kasih

sayang (rahmah) dan dalam pepecahan terdapat /akan muncul

azab (kepedihan)"

35Al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad, Jilid 4, (TK: Dar

al- Fikr. TT), H. 278

Page 37: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 89

Qusthoniah

Tentunya hadis ini bermaksud bahwa di dalam jama'ah harus

diciptakan rasa kasih sayang yang mampu melahirkan sikap kesediaan

untuk saling berbagi rasa suka, duka dan derita, di samping itu juga

berbagi keuntungan dan kebaikan. Sabda Nabi SAW:

الترمدي(ارحموامن في الارض يرحمكم من في السما )رواه

"Sayangilah olehmu apa yang ada di bumi maka yang dilangit

akan menyayangimu"

Takaful sebagai asuransi bertumpu pada konsep tolong-menolong

dalam kebaikan dan ketakwaan (ta'awanu 'ala al-birr wa al-taqwa)

serta perlindungan (al-ta'min), dengan menjadikan semua peserta

sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain, yang

dalam konsep hukum Islam dikenal dengan lembaga al-'aqilah.36

Persamaan antara kumpulan peserta Takaful dengan al-Aqilah dapat

dilihat dari segi saling tanggung-menanggung atas suatu musibah yang

menimpa anggotanya. Hal ini terjadi dalam persoalan pembayaran

diyat, baik sebagai hukuman pengganti maupun sebagai hukuman

pokok. Seorang yang secara tidak sengaja menciderai orang lain atau

36Pengertian dari lembaga al-'aqilah yaitu adannya saling tanggung

menanggung dalam persekutuan setali darah (al-'ashabah), dengan kewajiban

menanggung pembayaran diyat bagi pembunuh tersalah atau perlukaan yang

dilakukan oleh salah seorang dari mereka. Untuk tindakan seperti ini si terpidana tidak

menanggung sendiri pembayaran diyat nya, tetapi dibayarkan secara bergotong-royong oleh seluruh persekutuannya yang disebut dengan al-'aqilah. Pemakaian

makna al-'aqilah hanya untuk sesama saudara setali darah atau kerabat dekat tersebut,

oleh Khalifah Umar ibn al-Khatab dikembangkan kepada persekutuan sekarya, atau

persekutuan pada adannya kesamaan pekerjaan dan senasib. Pada masanya telah

dipergunakan kepada pengertian dewan-dewan yang ada masa itu, seperti sesama

anggota militer saling menjadi sebagai satu al-aqilah. Lihat : Nasron Haroen, op.cit.,

h. 172. Lihat juga keterangan lengkap pada: 'Abd al-Qadir 'Audah, al-Tasyri' al-Jima'I

al-Islami Muqaranan bi al-Qanan al-Wadi'i. Jus 2. Cet. Ke 11. (Bairut : Mu'asasah

al-Risalah, 1992/1412), h. 195-200, lihat juga pada : Nazih Hammad, lo.cit.

Page 38: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

90 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

menyebabkan orang lain meninggal dunia dijatuhi hukuman (al-

'uqubah): membayar diyat kepada keluarga atau ahli waris korban. Jika

hakim menetapkan hukuman dengan diyat penuh, maka si terhukum

harus membayar sebanyak 100 ekor unta (dengan asumsi harga @ Rp.

7.500.000,00 jika dikalikan dengan 100 ekor unta, maka seharga Rp.

750.000.000,00). Harga ini jelas sangat besar dan sulit dibayar oleh

seseorang. Karena umumnya masyarakat memiliki harta kekayaan jauh

di bawah harga tersebut. Untuk itu diyat dibayarkan oleh seluruh

anggota al-aqilah dari si terpidana (al-jani).

Menurut penulis tanpa diqiyaskan kepada lembaga al-'aqilah

sebenarnya konsep takaful dengan cara tabarru' dapat berdiri sendiri

sebagai suatu bentuk tolong-menolong sekaligus bermu'amalah yang

selaras dengan tuntunan syara'. Pada dasarnya ada perbedaan antara

persekutuan takaful dengan al-'aqilah, yaitu: al-'aqilah keberadaanya

adalah berkaitan dengan akibat hukum dari sebuah peristiwa jinayah

yang mengharuskan seseorang yang termasuk bagian al-'aqilah

membayar diyat kepada pihak lain (bukan untuk dirinya). Sedangkan

persekutuan pada Asuransi Takaful timbul dari kesepakatan untuk

berbuat baik dengan cara mengeluarkan sedekah atau infak kebaikan

untuk sesama anggota yang ditimpa musibah pada dasarnya bukan

suatu kewajiban, tetapi menjadi diwajibkan akibat perjanjian. Ditambah

dengan adanya unsur bermua'amalah antara peserta dengan Asuransi

Takaful.

Page 39: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 91

Qusthoniah

PERBEDAAN ASURANSI TAKAFUL DENGAN ASURANSI

KONVENSIONAL

NO TAKAFUL KONVENSIONAL

1 Sistem pengelolaan dana

berdasarkan syari'at Islam

Tidak berdasarkan

syari'at Islam

2 Tidak mengandung unsur yang

diharamkan: gharar, maisir dan

riba

Mengandung unsur yang

diharamkan

3 Tahun pertama nilai tunai sudah

terbentuk

Nilai tunai tahun

pertama tidak ada

4 Bila peserta mengundurkan diri

uang kembali

Mengundurkan diri uang

hangus atau hilang

5 Uang pertanggungan semakin besar Uang pertanggungan

tetap

6 Ada Dewan Pengawas Syari'ah Tidak ada Dewan

Pengawas Syari'ah

7 Ada dana infak untuk tolong-

menolong

Tidak ada dana infak

8 Akad Berdasarkan Takaful (tolong-

menolong)

Akad berdasarkan

Tabaduli (Jual Beli)

9 Investasi ke usaha yang sesuai

dengan tuntunan syari'ah

Investasi ditentukan oleh

perusahaan/bebas

10 Tujuan untuk meninggkatkan

kesejahteraan umat

Profit oriented semata

11 Gaji karyawan disisihkan untuk

zakat (Bazis)

Belum tentu

12 Untuk term insurance, jika tidak

ada klaim, ada bagi hasil

Untuk term insurance,

jika tidak terjadi klaim

uang hangus

Page 40: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

92 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

G. Kesimpulan

Dari bahasan terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam konsep-

konsep dan operasional PT. Syarikat Takaful, dengan produk-

produknya, ternyata tidak terdapat unsur-unsur yang bertentangan

dengan syari’at Islam. Yang ditemukan justru Asuransi Takaful dapat

berfungsi sebagai lembaga yang menyatukan kepentingan masyarakat

untuk terbentuknya sistem al-‘aqilah dalam pertanggungan modern.

Terdapatnya penggabungan antara tabarru’ dengan tabungan dalam

kelompok al-‘aqilah yang dikelolah oleh suatu lembaga keuangan

sebagai ‘amil dengan sistem mudharabah, serta persentuhannya dengan

dunia investasi, amatlah unik. Sistem ini menghilangkan unsur

“komersialisme semata-mata”, namun tidak sampai mengahapus sama

sekali unsur komersial yang bersifat sosial.

Sisi lain yang perlu diperkuat adalah hendaknya antara para

peserta asuransi juga punya kemungkinan untuk saling mengenal, agar

amal tabarru’ mereka punya daya rekat dalam kehidupan sosial

muslim. Untuk itu fihak takaful perlu merancang sistem yang dapat

mewujudkan nilai al-‘aqilah, yaitu saling mengenal secara dekat,

terwujud dalam hubungan sesama peserta. sehingga konsep al-‘aqilah

bukan sekedar lambang saja namun juga menjadi nyata dalam

hubungan antara sesama peserta dalam kehidupan bermasyarakat,

walaupun tidak seluruh peserta akan dapat mengenal dengan dekat

seluruh peserta lainnya sesuai dengan kaidah (ma la yudraku kulluh la

yutraku kulluh).

Page 41: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

Asuransi Takaful: Sebuah Alternatif | 93

Qusthoniah

DAFTAR PUSTAKA

'Audah, 'Abd al-Qadir. 1992. al-Tasyri' al-Jima'I al-Islami Muqaranan

bi al-Qanan al-Wadi'i. Juz 2. Cet. Ke 11. Bairut: Mu'asasah al-

Risalah.

Antonio, Muhammad Syafi'i. 2001. “Asuransi dalam Perspektif Islam.”

Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional tentang

Asuransi Takaful tanggal 6 Januari 2001 di Padang.

_______, 2002 “Urgensi SDM Ekonomi Syari'ah dalam.” Dalam

Republika (29 April)

Al-Bukhari. Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Isma'il ibn Ibrahim ibn

al-Mughirah. 1999. Shahih al- Bukhari. Jilid I. Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyah.

Dahlan, Abdul Aziz (et.al). 1996. Ensiklopedi Hukum Islam. Jilid 1.

Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.

Al-Hajjaj, Imam Muslim ibn. 1983. Shahih Muslim. Jilid 5. Beirut:

Dar al-Kutub al-'Ilmiyah.

Hammad, Nazih. 1995. Mu'jam al-Mushthalahat al-Iqtishadiyah Fi

Lughah al-Fuqaha. Cet. Ke 3. Riyadh: al-Dar al-'Ilmiyah Li al-

Kutub Al-Islamiyah. 1995/1415.

Hanbal, Al-Imam Ahmad ibn. Tt. Musnad al-Imam Ahmad. Jilid 4.

TK: Dar al- Fikr.

Haroen, Nasrun. 1999. Asuransi Menurut Hukum Islam. Padang: IAIN

IB Press.

Hasaballah, Ali. 1991 Ushul al-Tasri' al-Islami. Cet. Ke 4. Mesir: Dar

al-Ma'arif.

Page 42: ASURANSI TAKAFUL; SEBUAH ALTERNATIF Konsep, …

94 | Jurnal Syariah

Vol. IV, No. 2, Oktober 2017

Ibrahim, Jalal Muhammad. 1994. al-Ta'min. TK: Dar al-Nahdhah.

Jalaludin, Al-Imamah. Al-Suyuthi 'Abdurrahman. 1983. al-Asbah wa

al-Nazha'ir. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Al-Muqaddasiy, Faidhullah Al-Husna. 1322 H. Fath al-Rahman li

Thalib Ayat al-Qur'an. Beirut: Al-Mathba'ah al-Aliyah.

M. Echols, John dan Hasan Shadily. 1995. Kamus Inggris Indonesia.

Cet XXL. Jakarta: PT. Gramedia.

Al-Mawrid, Munir al-Ba'albakiy. 1985. Qamus Inkliziy 'Arabiy. Cet.

XX. Beirut: Dar al-'Ilm li al-Malayin.

Munawwir, A.W. 1997. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia. Edisi

ke-2. Surabaya: Pustaka Progresif.

Al-Shan'ani, Muhammad ibn Isma'il ibn Shalah al-Amir al-Kahlani.

Tt. Subul al-Salam. Jilid 3. Indonesia: Maktabah Dahlan.

Sumitro, Warkum. 1997. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-

Lembaga Terkait (BAMUI dan Takaful) di Indonesia, Cet. Ke

2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sabiq, Sayid. 1992 Fiqh al-Sunnah, Jilid 3. Beirut: Dar al-Fikr.

Tim Penyusun Basic Training. 2001. Modul 20021. TK: Diklat

Deperteman PT. Asuransi Takaful Keluarga.

Ya'qub, Hamzah. 1994. Kode Etik Dagang Menurut Islam. Bandung:

CV. Diponegoro.

Al-Zuhaili, Wahbah.1989. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Juz 4.

Damsiq: Dar al- Fikr.