Upload
phungmien
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Aturan Kerjasama
1
TIM PENYUSUN ATURAN BIDANG KERJASAMA
SEKOLAH PASCASARJANA UGM
Ketua : Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS Wakil Ketua : Prof. Ir. Suryo Purwono, MA.Sc., Ph.D Sekretaris : Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M.Si Anggota : Lisdiyani, SH., M.Pd Siti Wiratmi, SE., MPA Siti Rochani, SE Sapto Suwono, BA Pudji Widodo, M.Kom Ana Anggraini, M.Hum Siti Nur Hidayah, MA Tata letak dan : Pudji Widodo, M.Kom Desain cover
Sekolah Pascasarjana
2
ATURAN BIDANG KERJASAMA
SEKOLAH PASCASARJANA UGM
Daftar Isi: Pengantar I. Pengertian Kerjasama ................................................. 4 II. Landasan Kerjasama ................................................... 5 III. Jenis Kerjasama ............................................................ 6
III.1. Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi ..... 6 III.2. Kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi ........................................................................... 7
IV. Jalur Kerjasama ............................................................ 8 IV.1. Jalur Sekolah Pascasarjana ................................ 8 IV.2. Jalur Non-Sekolah Pascasarjana ....................... 8
V. Tata Tertib Kerjasama ................................................. 9 V.1. Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi
melalui Jalur Sekolah Pascasarjana.................... 9 V.1.1. Peraturan Umum dan Penugasan ........... 10
V.2. Kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui Jalur Sekolah Pascasarjana ....... 11 V.2.1. Peraturan Umum ...................................... 11 V.2.2. Penugasan .................................................. 12
V.2.2.1. Pengaturan Keterlibatan Program Studi ............................. 12
V.2.2.2. Penugasan kepada Prodi ........... 13 V.2.2.3. Pengaturan Keterlibatan Dosen
Sekolah Pascasarjana yang sedang mengikuti tugas belajar 13
V.2.3. Azas Pengelolaan ...................................... 14 V.3. Kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan
Tinggi melalui Jalur Non-Sekolah Pascasarjana .......................................................... 14
VI. Pengelolaan Dana Kerjasama .................................... 15 VII. Sistem Kerjasama ........................................................ 15
Aturan Kerjasama
3
Pengantar
Perguruan Tinggi merupakan suatu institusi yang
tugas dan kegiatannya tidak terbatas pada kegiatan
belajar mengajar yang pelaksanaannya dalam bentuk
kuliah dan pembimbingan mahasiswa, tetapi juga
meliputi kegiatan lain sesuai dengan Tridharma
Perguruan Tinggi. Seluruh almamater di perguruan
tinggi diharapkan dapat menjalankan Tridharma
Perguruan Tinggi dengan benar sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawabnya. Adapun kegiatan dalam
Tridharma Perguruan Tinggi meliputi:
1. Pendidikan dan pengajaran 2. Penelitian 3. Pengabdian kepada masyarakat
Pada pelaksanaannya, masing-masing bagian dari
Tridharma Perguruan Tinggi diselenggarakan sesuai
dengan kegiatannya di Sekolah Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada.
Pendidikan pada umumnya diselenggarakan secara
reguler di program/minat studi dalam lingkup Sekolah
Pascasarjana. Penugasan diberikan oleh atasan yaitu
Direktur Sekolah Pascasarjana melalui Kaprodi maupun
dilakukan melalui rapat Sekolah Pascasarjana dalam
rangka pembagian tugas mengajar di Sekolah
Pascasarjana. Untuk penugasan kuliah di luar Sekolah
Pascasarjana, pada umumnya dilakukan dengan
penugasan yang diberikan oleh Sekolah Pascasarjana atas
permintaan langsung dari prodi lain ke salah satu dosen,
Sekolah Pascasarjana
4
kemudian dilaporkan kepada Direktur Sekolah
Pascasarjana.
Penelitian dapat dilakukan secara reguler dengan
membimbing mahasiswa yang mengambil beban
penelitian, baik tingkat S2 maupun S3. Disamping itu
untuk meningkatkan kemampuan dosen dan
mendapatkan pembiayaan penelitian, dosen dapat
mengajukan proposal yang ditawarkan melalui Sekolah
Pascasarjana, misalnya dana Penelitian Hibah Bersaing,
Riset Unggulan Terpadu, Kolaborasi Riset
Nasional/Internasional, Penerbitan Jurnal Ilmiah Hasil
Penelitian, dan Seminar Hasil Penelitian. Pada
pelaksanannya, penelitian yang dibiayai dengan dana
tersebut dapat dikerjakan oleh mahasiswa dalam rangka
tugas penelitiannya atau dikerjakan oleh dosen atau tim,
tergantung kepada aturan pemberi dana.
Pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan
secara individu maupun kelompok. Pengabdian ini
melibatkan masyarakat baik masyarakat institusi
maupun masyarakat secara perseorangan. Pengabdian
pada pelaksanaannya dijalankan atas dasar penugasan
dari Sekolah Pascasarjana / Prodi ataupun karena
permintaan dari masyarakat luar. Permintaan dari
masyarakat luar umumnya dilakukan dengan suatu
program kerjasama yang melibatkan Prodi maupun
Sekolah Pascasarjana. Pengabdian ini lebih bersifat
komersial sehingga perlu dibuat suatu aturan kerjasama
yang dapat mengatur kegiatan tersebut, agar dapat
terjadi pemerataan, baik dari sisi kegiatan, pendapatan
maupun peningkatan kemampuan.
Aturan Kerjasama
5
Agar aturan yang telah disepakati dapat dipahami
dan dipatuhi oleh seluruh anggota di Sekolah
Pascasarjana, perlu dibuat beberapa definisi ataupun
pengertian yang telah dirumuskan yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi seluruh anggota di Sekolah
Pascasarjana.
I. Pengertian Kerjasama
Definisi kerjasama dalam peraturan ini adalah:
“Segala macam kegiatan yang dilakukan oleh prodi
ataupun Sekolah Pascasarjana yang berhubungan
dengan pihak di luar Sekolah Pascasarjana, dalam
rangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.”
Pengertian kerjasama di sini menyangkut segala
kegiatan, tidak tergantung jenis pekerjaan maupun
pelaksanaannya serta siapa yang menjalankan yaitu
secara kelompok maupun perseorangan. Kegiatan ini
dapat berupa bantuan konsultasi, memberi kuliah,
memberi pelatihan ataupun membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh pihak luar. Pelaksanaan
dari kegiatan kerjasama ini dapat berasal dari
penugasan Sekolah Pascasarjana atau atas permintaan
secara perseorangan langsung kepada yang
bersangkutan melalui ijin ke Sekolah Pascasarjana
ataupun secara hubungan pribadi.
II. Landasan Kerjasama
Agar kegiatan kerjasama ini dapat berjalan sesuai
yang diinginkan dan saling menguntungkan bagi
pelaksana yaitu masing-masing pelaksana maupun
Sekolah Pascasarjana sebagai institusi, demikian pula
Sekolah Pascasarjana
6
pihak luar diharapkan juga puas terhadap hasil
kerjasama ini. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu
landasan yang mendasari kegiatan kerjasama ini yang
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kegiatan kerjasama sebagai realisasi dari
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Sekolah Pascasarjana sebagai institusi perguruan
tinggi dan dosen sebagai anggota almamater
berkewajiban menjalankan kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi tersebut.
2. Kegiatan kerjasama diharapkan dapat
meningkatkan kualitas individu dosen ataupun
dalam kelompok pelaksana kegiatan. Selama
menjalankan kegiatan diharapkan dosen dapat
menerapkan kemampuan yang dimiliki dan
menerapkan dalam kegiatan di lapangan.
Disamping itu dalam kegiatan kerjasama ini
diharapkan dosen dapat meningkatkan juga
kualitas atau pengetahuan manajerial terutama
dalam kerjasama yang dilakukan secara
kelompok.
3. Kegiatan kerjasama diharapkan dapat dijalankan
oleh dosen dan staf kependidikan secara
profesional. Dalam hal ini pihak Sekolah
Pascasarjana/Prodi harus dapat
menyeimbangkan antara beban tugas dari
masing-masing dosen dan kemampuan dalam
bidang yang ditangani.
4. Aturan pelaksanaan kerjasama di Lingkungan
Universitas Gadjah Mada telah diatur dalam SK
Rektor nomor 391/P/SK/HT/2009 tanggal 17
Aturan Kerjasama
7
September 2009 tentang pedoman kerjasama
institusional Universitas Gadjah Mada
Landasan di atas harus disosialisasikan oleh
Sekolah Pascasarjana kepada Prodi dan dosen agar
dalam pelaksanaan kegiatan kerjasama ini tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan.
III. Jenis Kerjasama
Menurut orientasinya, kerjasama di Sekolah
Pascasarjana dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
III.1. Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi
Kegiatan kerjasama yang dikategorikan dalam
kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah
kegiatan yang secara keseluruhan didasarkan pada
riset untuk solusi problema bangsa dan tidak
memberikan keuntungan secara finansial. Bentuk
kegiatan yang dimaksudkan adalah:
1. Penyelenggaraan kerjasama di bidang akademik,
termasuk penyediaan tenaga ahli, bahan
pengajaran, fasilitas pendidikan, dan kebudayaan.
2. Penyelenggaraan kerjasama di bidang penelitian
dan pengembangan ilmu.
3. Penyelenggaraan kerjasama di bidang pengabdian
kepada masyarakat.
Dalam kegiatan ini pelaksana kemungkinan
memperoleh uang lelah sesuai ketentuan tarif UGM.
Bentuk kegiatan ini agak sulit didefinisikan secara
riil, mengingat kegiatan ini sering juga dilakukan
dengan suatu kontrak kerjasama maupun secara
perseorangan. Meskipun demikian, dalam peraturan
Sekolah Pascasarjana
8
yang disepakati ini diharapkan seluruh dosen dan
staf kependidikan sebagai anggota almamater
Sekolah Pascasarjana menyadari adanya kriteria ini.
III.2. Kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan
Tinggi
Kegiatan kerjasama yang dikategorikan dalam
kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi
adalah kegiatan yang dapat menghasilkan
keuntungan secara finansial. Kegiatan ini pada
umumnya dilakukan dengan suatu kontrak yang
menyebutkan nilai dari kegiatan tersebut. Pada
kegiatan ini, pelaksana akan memperoleh
honorarium yang sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab dari kegiatan tersebut. Kegiatan
dapat berupa konsultasi secara individu tanpa
melibatkan suatu kelompok maupun institusi secara
langsung. Pengertian secara langsung artinya
Sekolah Pascasarjana sebagai pihak institusi
menandatangani suatu kontrak dan pelaksanaan
kerjasama oleh tim atau perseorangan.
Bentuk kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan
Tinggi terdiri atas:
1. Penyelenggaraan kerjasama di bidang perencanaan,
perencanaan teknis, dan pengawasan pembangunan.
2. Penyelenggaraan kerjasama di bidang monitoring dan
evaluasi program.
3. Penyelenggaraan kerjasama di bidang manajemen.
4. Penyelenggaraan kerjasama di bidang sarana dan
prasarana
Aturan Kerjasama
9
5. Bentuk kerjasama lain yang belum tertuang dalam
kerjasama ini.
IV. Jalur Kerjasama
Menurut jalur yang ditempuh, kerjasama dibedakan
menjadi 2 yaitu:
IV.1. Jalur Sekolah Pascasarjana
Jalur Sekolah Pascasarjana adalah jika Institusi
atau masyarakat yang akan memanfaatkan kegiatan
kerjasama ini mengajukan permohonan atau
pemberitahuan kepada Sekolah Pascasarjana.
Selanjutnya pihak Sekolah Pascasarjana akan
menugaskan kepada seseorang atau tim untuk
melaksanakan kegiatan kerjasama. Penunjukan
sebagai pelaksana dapat dilakukan melalui
kesepakatan yang diperoleh dalam rapat Sekolah
Pascasarjana maupun secara langsung oleh Pimpinan
Sekolah Pascasarjana.
IV.2. Jalur Non- Sekolah Pascasarjana
Jalur Non-Sekolah Pascasarjana dapat terjadi bila
masyarakat atau institusi di luar Sekolah
Pascasarjana memanfaatkan kegiatan kerjasama
dengan menghubungi dosen/staf kependidikan.
Pelaksana kerjasama harus mendapatkan
persetujuan dari pimpinan Sekolah Pascasarjana dan
kontrak kerjasamanya harus diketahui oleh Direktur
Sekolah Pascasarjana. Penugasan pelaksana dapat
dilakukan oleh ketua program studi dengan
tembusan kepada pimpinan Sekolah Pascasarjana.
Sekolah Pascasarjana
10
V. Tata Tertib Kerjasama
Agar pelaksanaan kegiatan kerjasama dengan
pihak luar dapat berjalan baik, perlu disepakati tata-
tertib dalam melaksanakan kerjasama. Apabila
penugasan dilaksanakan oleh Ketua Prodi yang
bersangkutan, Pimpinan Sekolah Pascarjana diberi
surat tembusannya.
V.1. Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui
Jalur Sekolah Pascasarjana:
A. Kegiatan Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana,
diantaranya meliputi:
1. Kepanitiaan
2. Kuliah lapangan
3. Pengabdian pada Masyarakat
4. Penugasan Khusus oleh Sekolah Pascasarjana
untuk pekerjaan yang bersifat insidental,
misalnya: Penyiapan Program Studi baru,
kegiatan promosi, tracer study, penjaringan
aspirasi, studi kelayakan kerjasama.
B. Kegiatan Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang diselenggarakan oleh perseorangan/prodi,
antara lain:
1. Penelitian untuk pengabdian pada Masyarakat
2. Memberi kuliah di luar Sekolah Pascasarjana
kepada institusi-institusi lain yang secara
struktural di bawah Universitas Gadjah Mada.
Aturan Kerjasama
11
V.1.1. Peraturan Umum dan Penugasan
A. Kegiatan Kerjasama Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang diselenggarakan oleh Sekolah
Pascasarjana
1. Dalam penentuan dan pembentukan tim
Kerjasama, meliputi penunjukkan ketua
tim dan anggota-anggotanya, harus
mempertimbangkan beban pekerjaan
yang diberikan oleh Sekolah Pascasarjana
kepada staf yang ditunjuk.
2. Sekolah Pascasarjana wajib
mengeluarkan surat penugasan resmi
kepada tim yang ditunjuk.
3. Pimpinan Sekolah Pascasarjana wajib
membantu dalam hal tim tersebut
memerlukan bantuan fasilitas
laboratorium atau fasilitas unit lain di
Sekolah Pascasarjana, dengan
sepengetahuan Kepala Laboratorium
atau Pimpinan Unit tersebut.
4. Kegiatan kerjasama dilakukan
sepenuhnya oleh tim yang ditunjuk,
dengan monitoring dari Sekolah
Pascasarjana.
5. Pelaksanaan pekerjaan diatur secara
mandiri oleh tim yang berangkutan,
sejauh tidak mengganggu tugas
utamanya.
6. Tim secara periodik memberikan laporan
kemajuan pekerjaannya kepada
pimpinan Sekolah Pascasarjana.
Sekolah Pascasarjana
12
7. Tim berkewajiban memberikan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
pekerjaannya secara tertulis pada akhir
masa pekerjaannya kepada Pimpinan
Sekolah Pascasarjana.
B. Kegiatan Kerjasama Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang diselenggarakan oleh
perseorangan/program studi
1. Sekolah Pascasarjana berhak menarik
biaya maintenance dari kegiatan
kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Staf yang terlibat bertanggung jawab atas
terjadinya kerusakan fasilitas Sekolah
Pascasarjana yang digunakan akibat
pelaksanaan kegiatan tersebut.
V.2. Kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi
melalui Jalur Sekolah Pascasarjana
V.2.1. Peraturan Umum
1. Kegiatan kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan
Tinggi melalui jalur Sekolah Pascasarjana adalah
setiap kegiatan kerjasama yang secara legal-
formal maupun administratif diselenggarakan
melalui dan disetujui oleh Pimpinan Sekolah
Pascasarjana.
2. Sekolah Pascasarjana berhak mendapatkan
kompensasi kelembagaan atas kegiatan kerjasama
di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi ini. Bentuk
Aturan Kerjasama
13
dan besarnya kompensasi kelembagaan seperti
tercantum pada lampiran.
3. Penggunaan fasilitas laboratorium atau unit yang
setara di Sekolah Pascasarjana untuk kegiatan
kerjasama harus dengan sepengetahuan Kepala
Laboratorium atau Pimpinan Unit tersebut.
4. Laboratorium atau unit yang setara di Sekolah
Pascasarjana berhak mendapatkan kompensasi
kelembagaan, apabila dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan kerjasama. Besarnya
kompensasi kelembagaan tercantum dalam
lampiran.
5. Apabila kegiatan kerjasama dilaksanakan melalui
prodi, maka prodi tersebut berhak mendapatkan
prioritas untuk dilibatkan dalam tim kerjasama
yang terbentuk. Apabila prodi tersebut menolak
atau tidak bersedia untuk terlibat dalam tim,
maka prodi tersebut berhak mendapatkan
kompensasi kelembagaan yang besarnya
tercantum pada lampiran.
V.2.2 Penugasan
Aturan yang digunakan untuk memberikan
penugasan:
V.2.2.1 Pengaturan Keterlibatan Program
Studi
1. Program Studi terdiri atas ketua
prodi, sekretaris prodi, dan staf
administrasi akademik dan
administrasi keuangan.
Sekolah Pascasarjana
14
2. Program Studi berhak mendapatkan
kompensasi kelembagaan dari setiap
kegiatan kerjasama yang dilakukan
bersama pihak Sekolah Pascasarjana.
Besarnya kompensasi tergantung
dari jenis, volume pekerjaan, dan
besarnya kontrak. Nilai kompensasi
tercantum dalam lampiran.
Pengelola Prodi berhak menjadi
ketua tim kegiatan kerjasama.
V.2.2.2. Penugasan kepada Prodi
1. Dalam penentuan dan pembentukan
tim kerjasama, harus
mempertimbangkan beban pekerjaan
yang ditugaskan oleh Sekolah
Pascasarjana dan profesionalisme
dari prodi yang ditunjuk. Dalam hal
ini, beban pekerjaan dari seluruh
prodi, baik yang ditugaskan oleh
Sekolah Pascasarjana maupun oleh
suatu lembaga yang secara struktural
berada di bawah UGM, harus
diinformasikan secara terbuka
kepada seluruh prodi.
2. Penunjukan tim dilakukan oleh
Pimpinan Sekolah Pascasarjana dan
diinformasikan secara terbuka
kepada seluruh prodi Sekolah
Pascasarjana.
Aturan Kerjasama
15
3. Sekolah Pascasarjana wajib
memberikan surat penugasan resmi
kepada tim yang ditunjuk.
4. Dalam hal mitra mempunyai
preferensi terhadap salah seorang
dosen sebagai penanggung jawab
atau ketua tim, maka yang
bersangkutan berhak mendapatkan
prioritas untuk menjadi penanggung
jawab atau ketua tim, sejauh prodi
tersebut mengijinkan dengan
mempertimbangkan beban pekerjaan
yang diberikan oleh Sekolah
Pascasarjana.
V.2.2.3. Pengaturan Keterlibatan Dosen
Sekolah Pascasarjana yang sedang
mengikuti tugas belajar
1. Dosen yang sedang mengikuti tugas
belajar tidak diperbolehkan manjadi
ketua tim kerjasama kecuali
penelitian yang sejalan dengan topik
disertasinya.
2. Dosen yang sedang mengikuti tugas
belajar boleh terlibat sebagai
anggota tim pada maksimum dua
kegiatan kerjasama pada waktu yang
bersamaan. Perkecualian akan
diberikan berdasarkan pertimbangan
khusus oleh pimpinan Sekolah
Pascasarjana.
Sekolah Pascasarjana
16
V.2.3. Azas Pengelolaan
1. Kegiatan kerjasama sepenuhnya dilakukan
oleh tim yang ditunjuk, dengan monitoring
dari Pimpinan Sekolah Pascasarjana.
2. Pelaksanaan kerjasama diatur secara
mandiri oleh tim yang bersangkutan, sejauh
tidak melanggar aturan umum pelaksanaan
kerjasama yang ditetapkan oleh Sekolah
Pascasarjana.
3. Tim secara periodik memberikan laporan
kemajuan pekerjaannya kepada pimpinan
Sekolah Pascasarjana.
4. Tim berkewajiban memberikan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
pekerjaannya secara tertulis pada akhir
masa pekerjaannya kepada Pimpinan
Sekolah Pascasarjana.
V.3. Kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi
melalui Jalur Perseorangan/Progam Studi
1. Kegiatan kerjasama di luar Tri Dharma Perguruan
Tinggi melalui jalur perseorangan/program studi
adalah setiap kegiatan kerjasama yang dilakukan
oleh perseorangan/program studi dengan pihak
luar dengan sepengetahuan Sekolah Pascasarjana.
2. Sekolah Pascasarjana berhak menarik kompensasi
kelembagaan dari setiap kegiatan kerjasama yang
dilakukan oleh perseorangan/program studi.
Besarnya kompensasi seperti tercantum dalam
lampiran.
Aturan Kerjasama
17
3. Dalam hal kerjasama tersebut, langsung maupun
tidak langsung, memanfaatkan fasilitas Sekolah
Pascasarjana, maka Sekolah Pascasarjana berhak
menarik biaya kompensasi. Bentuk dan besarnya
kompensasi akan diatur tersendiri.
4. Perseorangan/Program Studi yang terlibat
bertanggung jawab sepenuhnya atas terjadinya
kerusakan fasilitas Sekolah Pascasarjana yang
digunakan akibat pelaksanaan kegiatan tersebut.
5. Pemberian ijin oleh Pimpinan Sekolah
Pascasarjana berdasarkan pertimbangan sejauh
tidak mengganggu tugas utama.
VI. Pengelolaan Dana Kerjasama
1. Seluruh dana kerjasama baik Tri Dharma
Perguruan Tinggi maupun di luar Tri Dharma
Perguruan Tinggi harus melalui rekening Rektor
UGM atau Direktur Sekolah Pascasarjana.
2. Setelah dikurangi biaya kompensasi sesuai
dengan aturan yang berlaku, dana tersebut
dialokasikan ke pelaksana pekerjaan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan dan rencana
anggaran.
VII. Sistem Kerjasama 1. Kerjasama dikelola secara jelas oleh
perseorangan/prodi dan memiliki kompetensi dari prodi terkait, serta melibatkan Sumber Daya Manusia Sekolah Pascasarjana sebesar 51%.
2. Proposal kerjasama yang diajukan dilampiri materi/silabus (untuk kerjasama
Sekolah Pascasarjana
18
kursus/pelatihan), staf pengajar/narasumber, peserta, dan anggaran.
3. Ada surat pernyataan pertanggungjawaban/komitmen dari pembawa pekerjaan sebelum kerjasama dimulai.
Yogyakarta, 11 Januari 2011
Direktur
Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS
Aturan Kerjasama
19
Lampiran
a. Kontribusi Biaya Proyek terhadap Institusi/Lembaga/Personil yang terkait.
Jenis pekerjaan
Pihak
Terkait
Di Luar Tri Dharma Perguruan Tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Jasa Lab. Pelatihan Penelitian Proyek-
Proyek/Ko
nsultasi
dan Jasa
lainnya
Pengabdi
an
Pelatihan Penelitia
n
Proyek-
proyek/k
onsultasi
dan jasa
lainnya
Pembawa
pekerjaan
2,5-5% 2,5-5% 2,5-5% 2,5-5% 2,5-5% 2,5-5% 2,5-5% 2,5-5%
UGM
Langsung
mengikuti
aturan
UGM
Langsung
mengikuti
aturan
UGM
Sekolah
Pascasarjana
10%+50%
SHU
10%+50%S
HU
10% 10%+50%
SHU
Sesuai
dengan
biaya riil
Sesuai
dengan
biaya riil
Sesuai
dengan
biaya riil
Program Studi 50% Sisa
Hasil
7% +
50%SHU
1,5% 7% +
50%SHU
Sesuai
dengan
Sesuai
dengan
Sesuai
dengan
Sesuai
dengan
Sekolah Pascasarjana
20
Usaha
(SHU)
biaya riil biaya riil biaya riil biaya riil
Laboratorium/
Unit yang setara
Biaya riil
lab
Biaya riil
lab
Biaya riil
lab
Biaya riil
lab
Sesuai
dengan
biaya riil
Sesuai
dengan
biaya riil
Sesuai
dengan
biaya riil
Sesuai
dengan
biaya riil
Pelaksanaan Sesuai dengan biaya yang dikeluarkan (riil)/ sesuai ketentuan yang berlaku di UGM/ pembagian SHU
Catatan:
1. Prosentase dihitung berdasarkan nilai kontrak pekerjaan setelah dikurangi pajak.
Kompensasi untuk pembawa pekerjaan dengan nilai kontrak diatas 5 milyar, sebesar
2,5%. Sebaliknya nilai kontrak kurang dari 5 milyar maksimum 5%.
2. Untuk kesejahteraan karyawan, alokasi SHU SPs dibagi dengan Korpagama SPs.
3. Institusional fee adalah kontribusi biaya penyelenggaraan kegiatan yang berupa
sarana dan prasarana.
Aturan Kerjasama
21
b. Hasil keputusan rapat Sekolah Pascasarjana tanggal 11
Januari 2011
Rincian pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Honorarium pelaksana maksimal sebesar 30%.
2. Biaya lainnya menyesuaikan keperluan riil.
3. Honorarium Kepengelolaan/manajemen Sekolah
Pascasarjana maksimal sebesar 3% (diambilkan dari
biaya operasional). Sisa dari biaya operasional,
diserahkan ke Sekolah Pascasarjana sebagai Sisa Hasil
Usaha (SHU) dan bonus ke pelaksana yang besarnya
disepakati bersama pimpinan dan pelaksana.
Yogyakarta, 11 januari 2011
Direktur
Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS