Upload
sandhi-akbar
View
25
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
resume
Citation preview
Bab 18
AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN
HUTANG USAHA
Butir-butir pembelajaran :
1. Akun dan kelompok transaksi di dalam siklus perolehan dan pembayaran
2. Fungsi-fungsi bisnis dalam siklus itu beserta dokumen dan catatan terkait
3. Bagaimana E-commerce mempengaruhi siklus perolehan dan pembelajaran
4. Metodologi perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi
5. Metodologi perancangan pengujian terinci saldo untuk hutang usaha/dagang
Akun dan kelompok transaksi di dalam siklus perolehan dan pembayaran
Tujuan keseluruhan di dalam audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu
mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan
apakah pengeluaran kas untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
Fungsi-fungsi bisnis dalam siklus itu beserta dokumen dan catatan terkait
Siklus perolehan dan pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang
diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa guna menjalankan operasi
perusahaan. Siklus tersebut biasanyadimulai dengan pengajuan permintaan
pembelian oleh seseorang pegawai berwenang yang membutuhkan barang atau jasa
dan berakhir dengan pembayaran atas setiap manfaat yang diterima. Walaupun
pembahasan berikut menyangkut perusahaan manufaktur kecil yang membuat
produk berwujud untuk dijual ke pihak ke-tiga, namun prinsip-prinsip yang sama juga
berlaku untuk perusahaan jasa. Badan pemerintah, maupun jenis organisasi lainnya.
Proses pesanan pembeli
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II
Permintaan barang atau jasa oleh pegawai klien adalah titik awal dari siklus. Formulir
permintaan dan persetujuan yang diwajibkan tergantung pada sifat barang dan jasa
serta kebijakan perusahaan.
Permintaan pembelian adalah permintaan akan barang dan jasa oleh pegawai
berwenang. Bentuknya dapat berupa permintaan perolehan untuk bahan-bahan oleh
mandor atau pengawas gudang, reparasi di luar oleh pegawai kantor atau pabrik,
asuransi oleh direktur perusahaan yang bertanggung jawab atas properti dan
peralatan. Perusahaan-perusahaan juga bergantung pada titik pemesanan ulang
prespecified ( yang telah diprogram sebelumnya ) yang digunakan oleh komputer
untuk memulai permintaan pembelian secara otomatis
Pesanan pembelian adalah dokumen yang mengidentifikasi deskripsi, jumlah, dan
informasi terkait tentang barang dan jasa yang hendak dibeli perusahaan. Dokumen
ini sering digunakan untuk menunjukan otoritasi guna mendapatkan barang dan jasa.
Perusahaan-perusahaan seringkali menyerahkan pesanan pembelian elektronik ke
pemasok yang mengatur pertukaran data secara elektronik ( EDI )
Berkas transaksi pembelian. Berkas yang dihasilkan melalui komputer yang meliputi
semua transaksi perolehan yang diproses melalui sistem akuntansi untuk suatu
periode, seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan
Jurnal atau daftar perolehan. Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi
perolehan yang biasanya mencakup nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok
akun untuk setiap transaksi seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, utilitas.
Laporan tersebut juga mengidentifikasi apakah perolehan tersebut dilakukan secara
tunai atau secara kredit. Jurnal atau daftar dapat dibuat untuk periode tertentu tetapi
seringkali untuk sebulan. Biasanya, jurnal atau daftar itu meliputi total setiap nomor
akun yang termasuk ke dalam periode waktu tertentu.
Faktur pemasok adalah dokumen yang menunjukkan hal-hal seperti deskripsi serta
jumlah barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat
potongan tunai, dann tanggal penerimaan kas.
Memo debet adalah dokumen yang menunjukkan pengurangan jumlah yang menjadi
hak pemasok karena pengembalian barang atau pengurangan harga. Seringkali,
memo debet mempunyai bentuk umum yang sama seperti faktur pemasok, tetapi
memo itu mendukung pengurangan hutang usaha bukan penambahan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II
Voucher. Dokumen ini biasanya digunakan oleh organisasi sebagai sarana formal
pencatatan dan pengendalian perolehan. Voucher meliputi map atau folder yang diisi
dokumen atau peket dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, tembusan
slip pengepakan, laporan penerimaan barang, dan faktur pemasok. Setekah
pembayaran tembusan cek ditambahkan ke paket voucher.
Berkas Induk Hutang Usaha/ Dagang adalah berkas untuk mencatat masing-masing
perolehan, pengeluaran kas, serta retur pengurangan harga perolehan untuk
masing-masing pemasok.
Neraca saldo hutang usaha berisi daftar jumlah hutang ke pemasok atau unutk
setiap faktur atau voucher pada satu titiik waktu tertentu. Neraca saldo itu disusun
langsung dari berkas induk hutang usaha.
Laporan pemasok. Laporan pemasok disusun setiap bulan oleh pemasok yang
menunjukkan saldo awal,, perolehan, retur, dan pengurangan harga, pembayaran ke
pemasok, dan saldo akhir.
Cek. Dokumen yang digunakan untuk membayar setiap perolehan saat pembayaran
jatuh tempo. Setelah cek ditanda tangani oleh orang berwenang, maka cek itu sudah
merupakan aktiva.
Berkas transaksi pengeluaran kas. Berkas yang dihasilkan komputer yang meliputi
semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntansi untuk periode
tertentu seperti sehari, seminggu, atau sebulan. Berkas tersebut juga meliputi jenis
informasi sama yang dibahas pada berkas transaksi perolehan.
Jurnal atau daftar pengeluaran kas. Laporan yang dihasilkan dari bebrkas transaksi
pengeluaran kas yang meliputi semua transaksi untuk periode waktu tertentu.
Transaksi sama, yang meliputi semua informasi yang relevan, tercakup di dalam
berkas induk hutang usaha / dagang dan buku besar.
Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
UNTUK SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II
Merancang pengujian
pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi
perolehan dan pembayaran untuk
memenuhi tujuan audit transaksi
terkait.
Prosedur audit
Besarnya sampel
Unsur yang dipi;ih
Waktu
Pemahaman atas Pengendalian Intern
Otorisasi Pembelian atau Perolehan. Otorisasi yang memadai atau perolehan
merupakan bagian utama dari fungsi ini sebab otorisasi akan menjamin bahwa setiap
barang dan jasa yang dibeli memang sesuai dengan kepentingan perusahaan dan
mencegah pembelian barang yang berlebihan sehingga tidak diperlukan.
Kebanyakan perusahaan memberikan otorisasi umum untuk pembelian kebutuhan
operasi reguler seperti persediaan pada tingkat tertentu dan perolehan barang modal
atau sejenisnya pada tingkat lain.
Pemisahan wewenang dan tanggung jawab penjagaan aktiva dari fungsi lain.
Kebanyakan perusahaan mempunyai bagian atau departemen penerimaan barang
yang bertugas membuat laporan penerimaan sebagai bahan bukti bahwa barang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II
Memahami pengendalian intern
perolehan dan pembayaran
Mengestimasi resiko pengendalian
yang direncanakan perolehan dan
pembayaran
Mengevaluasi biaya
manfaat atas pengujian
pengendalian
sudah diterima dan diperiksa. Biasanya sebuah tembusan dikirim ke departemen
atau bagian gudang dan tembusan lain diberikan ke departemen atau bagian hutang
usaha/ dagang mengenai informasi yang mereka perlukan.
Pembukaan tepat waktu dan penelaahan transaksi secara independen. Dalam
beberapa perusahaan, pembukuan kewajiban akibat perolehan dibuat berdasarkan
penerimaan barang dan jasa, dan di perusahaan lain, kewajiban ditangguhkan
sampai fktur pemasok diterima. Dalam kedua kondisi itu, bagian hutang usaha
umumnya bertanggung jawab memberikan verifikasi atas kepatutan setiap
perolehan.
Otorisasi pembayaran. Pengendalian terpenting dalam fungsi pengeluaran kas
meliputi penanda tanganan setiap cek oleh orang dengan otorisasi yang memadai,
pemisahan tanggung jawab antara penanda tanganan cek dengan pelaksanaan
fungsi hutang usaha, dan adanya pemeriksaan yang cermat atas dokumen oleh
penanda tangan cek pada saat ditanda tangani.
Perolehan yang dibukukan adalah untuk barang dan jasa yang diterima, konsisten
dengan kepentingan klien (Eksistensi atau Keberadaan). Kalau auditor merasa puas
bahwa pengendalian terhadap tujuan ini memadai, pengujian atas transaksi yang
tidak semestinya dan tidak sah dapat dikurangi.
TUJUAN AUDIT TERKAIT TRANSAKSI
Perolehan yang dibukukan adalah untuk barang dan jasa yang diterima,
konsisten dengan kepentingan klien yang terbaik.
Transaksi perolehan yang ada telah dibukukan.
Transaksi perolehan secara akurat telah dibukukan.
Transaksi perolehan telah diklasifikasikan dengan benar.
Transaksi perolehan dibukukan pada tanggal yang benar.
Transaksi perolehan dimasukan dengan benar ke berkas induk hutang usaha
dan persediaan dan diikhtisarkan dengan benar.
Perolehan yang ada telah dibukukan. Kelalaian untuk mencatat perolehan barang
dan jasa yang diterima selalu mempunyai dampak langsung pada saldo hutang
usaha dan mungkin menyebabkan lebih saji pada laba bersih dan ekuitas pemegang
saham.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II
PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities)
SIFAT DAN CONTOH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Pengertian Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak
ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan
satu tahun, atau dalam siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan
menggunakan harta lancar (current assets) perusahaan
• Contoh :
1. Hutang Dagang (Accounts Payable)
2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)
3. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Dalam Waktu Kurang
atau Sama Dengan Satu Tahun (Current Portion of Long Term Loan)
4. Hutang Pajak (Taxes Payable)
5. Biaya Yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
6. Voucher Payable (dalam hal digunakan voucher system)
7. Hutang Dividen (Dividen Payable)
8. Pendapatan Yang Diterima Dimuka (Unearned Revenue)
9. Uang Muka Penjualan, Hutang Pemegang Saham
10. Hutang Leasing yang Jatuh Tempo satu tahun yang akan datang
11. Hutang Bunga
12. Hutang Perusahaan
13. Hutang Perusahaan Afiliasi (Hutang Dalam Rangka Hubungan Khusus)
Pemeriksaan Kewajiban Jangka Pendek
Perusahaan cenderung mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang sebenarnya
(understatement of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih besar dari
jumlah yang sebenarnya (praktek income smoothing/earning management)
auditor harus melakukan prosedur pemeriksaan sesudah tanggal neraca
Perbedaan account payable dan accrued expenses :
• Account payable angkanya lebih pasti ( perusahaan mencatat hutangnya
berdasarkan invoice yang diterimanya dari supplier)
• Accrued expenses angkanya didasarkan pada estimasi (jumlahnya kurang
pasti dibandingkan account payable)
TUJUAN PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II
Untuk memeriksa :
1. Keberadaan internal control kewajiban jangka pendek
2. Keterjadian dan kelengkapan bukti kewajiban jangka pendek yang tercantum
di neraca
3. Pencatatan kewajiban jangka pendek per tanggal neraca
4. Accrued expenses jumlahnya reasonable (tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil).
5. Jumlah terlalu besar laba dilaporkan terlalu kecil (understated).
6. Jumlah terlalu kecil laba dilaporkan terlalu besar (overstated)
7. Pencatatan kewajiban leasing sudah sesuai dengan PSAK
8. Kewajiban jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal neraca sudah
dikonversikan kedalam rupiah dengan kurs tengah BI per tanggal neraca,
selisih kurs dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
9. Pencatatan biaya bunga dan hutang bunga per tanggal neraca
10. Keterjadian biaya bunga hutang jangka pendek pada tanggal neraca dicatat
dan dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan
11. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi “Bank Default”
12. Memeriksa kesesuaian penyajian kewajiban jangka pendek dalam laporan
keuangan dengan PABU/PSAK
PROSEDUR PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1. Pelajari dan evaluasi internal control kewajiban jangka pendek
2. Minta perincian kewajiban jangka pendek,periksa penjumlahannya (footing)
serta cocokkan saldonya dengan saldo hutang di buku besar (controlling
account)
3. Untuk hutang dagang, cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo
menurut subsidiary ledger hutang dagang
4. Secara test basis (sampling) periksa kecocokkan bukti pendukung saldo
hutang kepada supplier (purchase requisition, purchase order, receiving
report dan supplier invoice) perhitungan matematis (mathematical accuracy)
dan otorisasi
5. Jika terdapat monthly statement of account dari supplier, lakukan rekonsiliasi
saldo hutang menurut dokumen tersebut dengan saldo subsidiary ledger
hutang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II
6. Kirim konfirmasi ke beberapa supplier baik yang saldonya besar maupun
yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca (subsequent payment), apakah
ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorded liabilities) dan kewajaran
saldo hutang per tanggal neraca
8. Jika ada hutang dari bank/pemegang saham/direksi/ perusahaan afiliasi
kirimkan konfirmasi, periksa pembebanan bunga atas pinjaman dan surat
perjanjiannya, buatkan excerpt perjanjian kredit dan periksa otorisasinya
9. Pencatatan hutang leasing harus sesuai dengan PSAK No. 30 (sewa guna
usaha), dan pencatatan bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
yang akan datang (reklasifikasi)
10. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga (keakuratan dan tie up beban
bunga dengan yang tercantum pada laporan laba rugi) dan aspek pajaknya.
11. Telusuri asal saldo debit hutang dagang (apakah dari uang muka pembelian
atau pengembalian barang yang dibeli tapi sudah dilunasi sebelumnya).
Reklasifikasi sebagai piutang jika jumlahnya besar (material)
12. Periksa bukti pendukung uang muka penjualan per tanggal neraca dan
apakah sudah diselesaikan diperiode berikutnya (subsequent clearance).
13. Periksa kredit jangka panjang dan apakah bagian yang jatuh tempo 1 tahun
yang akan datang sudah di reklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek
14. Periksa kewajiban dalam mata uang asing, apakah sudah dikonversikan
kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan BI per tanggal neraca dan
selisih kurs dibebankan/di kreditkan pada laba rugi tahun berjalan
15. Periksa pelunasan hutang PPh 21 dan PPN periode berikutnya (hutang PPh
21 dan PPN per 31 Desember harus dilunasi bulan Januari tahun berikutnya)
16. Periksa PPh Badan, apakah saat mengisi dan memasukkan SPT PPh Badan,
perusahaan telah membayar PPh 29 (setoran akhir)
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses perusahaan, apakah
reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya dan
periksa pembayaran sesudah tanggal neraca
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham, dan perjanjian yang dibuat
dengan pihak ketiga, untuk mengatahui pencatatan per tanggal neraca
semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut
19. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan
20. Periksa kesesuaian penyajian kewajiban jangka pendek dengan PSAK/PABU
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG AUDITING II