47
LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN PROYEK PELABUHAN MAUMERE KOTA MAUMERE KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR OLEH: Ida Royana Tambunan 110 6139 355 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

Audit Lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas AMDAL (Analisa mengenai Dampak Lingkungan)

Citation preview

Page 1: Audit Lingkungan

LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN

PROYEK PELABUHAN MAUMERE

KOTA MAUMERE KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA

TENGGARA TIMUR

OLEH:

Ida Royana Tambunan

110 6139 355

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

Page 2: Audit Lingkungan

PT. SIMPLE GREEN DESIGN Kampus Universitas Indonesia

Telp : (62)8569 5688 921, Fax : (021)21054

AUDIT LINGKUNGAN PROYEK PELABUHAN MAUMERE

KOTA MAUMERE KABUPATEN SIKKA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH:

Joko Susilo dan Tim Auditor

MAUMERE

JANUARI 2020

Page 3: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

PRAKATA

Pembangunan Reklamasi Pantai Pelabuhan Maumere di Kabupaten Sikka

diprakarsai oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) dan proyek

pembangunannya oleh PT. Adhi Perkasa pada tahun 2015. Kegiatan di pelabuhan

ini dilakukan dengan tunduk di bawah hukum dan peraturan yang berlaku secara

regional maupun nasional. Namun, proses operasi Pelabuhan terhambat oleh

adanya jatuhnya kapal tanker minyak yang mengakibatkan pencemaran air laut

dan pantai Maumere. Maka dari itu, segera dilakukan audit lingkungan serta

evaluasi terhadap pekerjaan yang mengacu pada prinsip-prinsip yang

dikembangkan dan dilaksanakan pada operasional Pelabuhan Maumere sehingga

dapat menjadi acuan dalam perbaikan fasilitas Pelabuhan Maumere.

Naskah ini telah dikonsep dan mendapat bantuan dana dari Pemerintah

Kabupaten Sikka. Pandangan-pandangan yang dikemukakan disini adalah berasal

dari para konsultan dan tidak merupakan pendapat resmi dari PT.Pelabuhan

Indonesia III (Pelindo III). Laporan ini telah dibuat oleh: Ms. Joko Susilo, Ahli

Audit Lingkungan dari PT. Simple Green Design. Laporan ini telah diketahui dan

disetujui untuk disebarluaskan oleh Project Co-Directors yang bertanda tangan di

bawah ini.

Maumere, Agustus 2020.

RINGKASAN

Laporan ini berisi temuan-temuan, kesimpulan-kesimpulan dan

rekomendasi dari Audit Lingkungan pada kegiatan teknis yang dilaksanakan oleh

PT. Pelindo III di Kota Maumere Kab. Sikka Prov. Nusa Tenggara Timur. Audit

tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari Proyek South and Central Kalimantan

Production Forest Project (SCKPFP) dari Uni Eropa.

Sebagaimana PT. Pelindo III telah menunjukkan keinginan untuk mencapai

Sertifikasi ISO 14001.

Rekomendasi-rekomendasi yang ditunjukkan dalam Bab 4 dari laporan ini

dan dalam bentuk ringkasan seperti di bawah, sekarang berkesempatan untuk

| DAFTAR PUSTAKA 3

Page 4: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

peningkatan lingkungan yang konsisten dengan kebutuhan Sertifikasi ISO 14001.

Tidak diharapkan bahwa seluruh rekomendasi akan dapat dilaksanakan dalam

waktu dekat, namun melalui sebuah proses bertahap yang dapat mencapai

peningkatan yang berarti dalam penyelenggaraan lingkungan.

Saat ini Pelabuhan Maumere membutuhkan penanganan dengan segera

terkait terjadinya kecelakaan teknis oleh jatuhnya kapal tanker minyak milik PT.

Pertamina. Limbah yang disebabkan oleh insiden ini masih belum ditangani

dengan baik. Banyaknya pekerja yang kurang waspada terhadap bencana

mengakibatkan keterlambatan dalam penangannya. Sehingga dibutuhkan alat-alat

berat yang dapat mempermudah pekerjaan.

Perlengkapan pemadam kebakaran terletak di workshop. Pelatihan harus

diberikan pada semua staf dalam penggunaan peralatan dan bagaimana cara

menghindari kebakaran yang tidak disengaja. Spesialis Manajemen Kebakaran

dari Wetlands International ditugaskan dalam persoalan ini.

Tidak ada pengawasan lingkungan yang berarti yang dilaksanakan di

lapangan pada saat ini. Sebuah program pengawasan lingkungan perlu dimulai

untuk menjamin kegiatan pengelolaan PT. Pelindo III tidak menyebabkan

degradasi bagi lingkungan sekitar

Sebagai bagian dari proses audit ini, sebuah cheklist audit telah dibuat agar

memungkinkan staf di lapangan untuk melaksanakan audit mendasar dari

kegiatan di lokasi, dalam rangka menandai daerah-daerah yang membutuhkan

perhatian.

Direkomendasikan agar staf di lokasi melaksanakan audit internal pada

bulan Desember 2020 atau Januari 2021 dan selanjutnya setiap enam bulan

memonitor kemajuan di dalam pengelolaan lingkungan. Juga direkomendasikan

bahwa audit internal tambahan dilaksanakan sebelum memulai tahap operasional

baru dan saat penyelesaian tahapan-tahapan ini. Temuan-temuan dan

rekomendasi-rekomendasi dari audit sekarang ini dan internal audit dilakukan

dengan cheklist perlu dikomunikasikan dengan pengelola di lokasi, dan langkah-

langkah perlu diambil untuk melaksanakan rekomendasi-rekomendasi dan

dipadukan dalam perencanaan kerja selanjutnya.

| DAFTAR PUSTAKA 4

Page 5: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

SINGKATAN DAN AKRONIM

AMDAL Analisis Menganai Dampak Lingkungan

Ha hektar

ISO 14001 Standar internasional Sistem Manajemen Lingkungan

m3 meter kubik

KLH Kementrian Lingkungan Hidup

EMS Environment Management System (Sistem Manajemen Lingkungan)

| DAFTAR PUSTAKA 5

Page 6: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

DAFTAR ISI

PRAKATA..................................................................................................................................3

RINGKASAN.............................................................................................................................3

SINGKATAN DAN AKRONIM...............................................................................................5

DAFTAR ISI...............................................................................................................................6

DAFTAR TABEL.......................................................................................................................7

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................7

BAGIAN 1. PENDAHULUAN..................................................................................................9

1. PENDAHULUAN...........................................................................................................9

BAGIAN 2 . LATAR BELAKANG.........................................................................................10

2. LATAR BELAKANG...................................................................................................10

2.1. LATAR BELAKANG............................................................................................10

2.2. TUJUAN.................................................................................................................10

2.3. RUANG LINGKUP...............................................................................................11

2.4. KRITERIA AUDIT................................................................................................11

2.5. RINGKASAN PROSES AUDIT............................................................................12

BAGIAN 3 . TEMUAN-TEMUAN AUDIT............................................................................13

3. TEMUAN-TEMUAN AUDIT.......................................................................................13

3.1. KRONOLOGIS KECELAKAAN..........................................................................13

3.2. KEGIATAN SAAT INI..........................................................................................15

3.3. KONDISI MUARA................................................................................................17

3.4. SUMBER PENCEMARAN MINYAK DI LAUT.................................................17

3.5. DAMPAK LIMBAH MINYAK.............................................................................19

| DAFTAR PUSTAKA 6

Page 7: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

3.6. LIMBAH PADAT..................................................................................................20

3.7. LIMBAH CAIR......................................................................................................20

3.8. KUALITAS UDARA.............................................................................................21

3.9. KUALITAS TANAH.............................................................................................21

3.10. KUALITAS AIR.................................................................................................22

3.11. WATHERING/PELAPUKAN pada TUMPAHAN MINYAK..........................23

3.12. WORKSHOP......................................................................................................24

BAGIAN 4 . KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI..............................................27

4. TEMUAN-TEMUAN AUDIT.......................................................................................27

7.1. KESIMPULAN......................................................................................................27

7.2. REKOMENDASI untuk TINDAKAN PERBAIKAN...........................................27

4.3. SARAN-SARAN untuk AUDIT yang akan datang...............................................33

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................34

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis pencemaran air dan batasannya menurut PP No. 82 tahun 2001.......................22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi).............................................14

Gambar 2. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi).............................................14

Gambar 3. Jatuhnya kapal setelah terjadinya tabrakan.............................................................14

dengan tanah dangkal (ilustrasi)...............................................................................................14

Gambar 4. Bangkai kapal yang tenggelam diangkut................................................................15

| DAFTAR PUSTAKA 7

Page 8: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

dengan kapal pembantu (ilustrasi)............................................................................................15

Gambar 5. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (1)...............................................................16

Gambar 6. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (2)...............................................................16

Gambar 7. Kegiatan sosial ekonomi di sekitar Pelabuhan Maumere.......................................17

Gambar 8. Akibat dari tenggelamnya kapal pengangkut minyak (ilustrasi)............................23

Gambar 9. Pencemaran air akibat tumpahan minyak (ilustrasi)...............................................24

Gambar 10. Surf Scoter yang terendam dalam air laut yang tercemar limbah minyak...........24

Gambar 11. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),1....................................28

Gambar 12. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),2....................................28

Gambar 13. Pembakaran minyak pada permukaan air (in-situ burning) (ilustrasi).................29

Gambar 14. Bioremediasi (ilustrasi).........................................................................................30

Gambar 15. Penggunaan sorbent (ilustrasi)..............................................................................31

Gambar 15. Penggunaan bahan kimia dispersan (ilustrasi)......................................................31

Gambar 16. Perencanaan pintu ait pada daerah reklamasi (ilustrasi).......................................32

| DAFTAR PUSTAKA 8

Page 9: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

BAGIAN 1

PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

Laporan ini merinci temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan audit lingkungan

yang dilaksanakan di Kota Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur

yang pembangunan serta pengawasannya diprakarsai oleh PT. Pelabuhan Indonesia III

(PT. Pelindo III). Pembangunan pelabuhan dengan mereklamasi pantai Maumere ini

dilaksanakan oleh PT. Adhi Perkasa pada tahun 2015. Kegiatan di Pelabuhan Maumere

secara aktif dimulai pada Januari 2016. Setelah terjadi jatuhnya kapal tanker minyak

milik PT. Pertamina pada tanggal 3 Januari 2020, atas surat perintah Pemerintah

Kabupaten Sikka tertanda tangan Bupati Kab. Sikka, maka dilakukan audit lingkunga

oleh Joko Susilo selaku ahli lingkungan PT. Simple Green Design dan tim auditor pada

tanggal 15 dan 17 Januari 2020 yang diikuti dengan kunjungan lapangan pada tanggal 5

Januari 2020. Sejumlah staf dari PT. Pelindo III ikut serta dalam pelaksanaan audit ini,

mereka adalah :

Joko Pramono Napitupulu, Kepala Silvikultur; dan

Harmono, operator peralatan, serta;

Nur Cahyo Setiawan, pengawas operasional.

| DAFTAR PUSTAKA 9

Page 10: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

BAGIAN 2

LATAR BELAKANG

2. LATAR BELAKANG

1.1. LATAR BELAKANG

Bagian dari laporan audit ini berisikan latar belakang informasi dilaksanakannya

audit terkait terjadinya kecelakaan teknis pada Pelabuhan Maumere, yaitu jatuhnya

kapal tanker milik PT. Pertamina. Termasuk di dalamnya adalah tujuan dari audit,

ruang lingkup dari audit, kriteria audit dan ringkasan singkat dari proses audit.

Selanjutnya keterangan terjadinya kecelakaan (kronologis terjadinya) akan

diterangkan dalam Bagian 3. Temuan-temuan Audit.

1.2. TUJUAN

Sebagai bagian dari komponen lingkungan, serangkaian audit lingkungan telah

dilaksanakan pada beberapa lokasi berbeda yang dilibatkan dalam kegiatan

operasional PT. Pelindo III. Audit ini merupakan bagian dari program audit tersebut.

Tujuan dari audit ini adalah untuk melaksanakan audit lingkungan secara teknis dari

terjadinya kecelakaan teknis dan merupakan audit terhadap kinerja PT Pelindo III

sekaligus. Proses audit memungkinkan pengumpulan informasi mengenai dampak

lingkungan dengan cara resmi yang dapat ditiru pada waktu selanjutnya, dalam

rangka mengatasi dampak secara tanggap serta memonitor kemajuan dalam

pengelolaan lingkungan di lokasi. Pengelolaan lokasi dapat menggunakan temuan-

temuan dari audit lingkungan ini untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan dari

operasional yang dilaksanakan di lokasi, dengan dukungan dari Pemerintah Kab.

Sikka, secara memadai. Audit ini juga memberikan kesempatan bagi auditor untuk

membuat peralatan audit yang dapat digunakan oleh staf di lapangan atau sub-

kontraktor untuk melaksanakan audit lingkungan internal di masa datang, untuk

melanjutkan pengawasan terhadap penyelenggaraan lingkungan. Dalam diskusi

dengan Spesialis Manajemen Lingkungan dari PT. Simple Green Design, diputuskan

bahwa audit ini harus bersifat teknis dan oleh karena itu tidak memperhatikan

masalah-masalah lain seperti persoalan keselamatan dan kesehatan.

| DAFTAR PUSTAKA 10

Page 11: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

1.3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari audit ini adalah terbatas pada kegiatan teknis akibat dari

terjadinya kecelakaan di lokasi, diantaranya :

Persiapan

Reklamasi pantai

Pengangkutan kapal tangki

Penanggulangan pencemaran

Pengerukan pantai kembali

Penghijauan

Kontrol

1.4. KRITERIA AUDIT

Audit lingkungan telah dilakukan dengan menggunakan kedua prinsip dari

Prinsip Planning, Organizing, Guiding and Directing, Communicating, Controlling

and Reviewing. Kriteria umum yang digunakan dalam melakukan audit lingkungan

adalah:

o Peraturan perundang-undangan atau standar-standar tentang pengendalian

pencemaran air, peraturan pemerintah tentang pengengalian pencemaran udara,

kebisingan, pengelolaan B3, pengelolaan limbah B3, pengelolaan sampah

rumah tangga, pengelolaan sampah industri non B3 dan lain-lainnya.

o Peraturan-peraturan yang bersifat regional dan global, misalnya perjanjian

pengelolaan lingkungan lintas batas antar dua atau lebih Negara-negara yang

berbatasan, konvensi -konvensi dan protocol-protocol konvensi atau perjanjian

internasional

o Kebijakan, prosedur dan instruksi kerja atau SOP yang dikembangkan oleh

perusahaan dan target-target yang ingin dicapai oleh perusahaan.

o Standar-standar ISO 14001 atau standar-standar lingkungan yang ditetapkan

oleh pembeli.

Karena audit ini bersifat teknis, ini tidak dimaksudkan untuk melaksanakan

Audit Lengkap menurut peraturan nasional.

| DAFTAR PUSTAKA 11

Page 12: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

1.5. RINGKASAN PROSES AUDIT

Proses audit terdiri dari tahapan-tahapan berikut:

• Pembuatan protokol audit;

• Wawancara dengan staf utama di lokasi;

• Wawancara dengan saksi terjadinya kecelakaan di lokasi;

• Pengisian kuesioner audit;

• Tinjauan dokumen; dan

• Kunjungan langsung ke lokasi.

Beberapa foto diambil oleh auditor untuk kepentingan referensi.

| DAFTAR PUSTAKA 12

Page 13: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

BAGIAN 3

TEMUAN-TEMUAN AUDIT

3. TEMUAN-TEMUAN AUDIT

Bagian dari laporan audit ini memberikan rincian mengenai temuan-temuan dalam

audit lingkungan Pelabuhan Maumere.

1.6. KRONOLOGIS KECELAKAANKecelakaan terjadi pada tanggal 3 Januari 2013 pukul 01.00 WIT di bagian

barat, dimana kapal tanker minyak milik PT. Pertamina akan mendarat di pelabuhan.

Sesaat kapal mendekati jetty, menurut saksi kapal menabrak pantai yang dangkal

yang diketahui pantai tersebut hasil reklamasi pada tahun 2015. Kejadian tersebut

juga dipicu karena kurangnya tekanan dalam kapal akibat bocornya beberapa segmen

di dalam basement kapal. Sehingga kapal jatuh dan mengakibatkan kebocoran tangki.

Karenanya minyak menyebar dengan air laut sehingga terjadi pencemaran air. Bukan

hanya itu, terjadi pula kebakaran yang mengakibatkan kapal bantuan tidak mampu

mendekati kapal. Selang beberapa lama akhirnya kapal tenggelam, seketikan kapal

bantuan datang untuk mengangkat sisa bangkai kapal yang dapat diselamatkan.

Evakuasi selesai dilaksanakan pada keesokan harinya pada pukul 20.30 WIT.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, akibat dari adanya kecelakaan ini,

beberapa kegiatan operasional kapal terhenti dan sementara dialihkan ke pelabuhan

bagian timur. Selain itu, pihak pelabuhan yaitu PT.Pelindo III mengalami kerugian

karena kegiatan sosial ekonomi pun terhambat. Banyak warga sekitar pelabuhan yang

mengalami keresahan karena peristiwa ini, dan melakukan protes kepada Pemerintah

Kabupaten Sikka.

Dengan tanggap Pemerintah Kabupaten Sikka langsung melaporkan kejadian

ke Menteri Lingkungan Hidup yang kemudian dikembalikan lagi ke Pemerintah

Kabupaten Sikka untuk memberikan surat perintah Menteri Lingkungan Hidup untuk

diadakannya audit lingkungan.

| DAFTAR PUSTAKA 13

Page 14: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Berikut ini dokumentasi detik-detik kecelakaan kapal tanker minyak milik PT.

Pertamina :

Gambar 1. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi)

Gambar 2. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi)

Gambar 3. Jatuhnya kapal setelah terjadinya tabrakan

dengan tanah dangkal (ilustrasi)

Sumber : www.tribunnews.com/kapal-tabrakan

| DAFTAR PUSTAKA 14

Page 15: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Gambar 4. Bangkai kapal yang tenggelam diangkut

dengan kapal pembantu (ilustrasi)

1.7. KEGIATAN SAAT INI

Kegiatan teknis yang dilakukan pada pelabuhan saat ini adalah pengalihan

kapal-kapal sementara ke bagian timur pelabuhan. Bagian tersebut tidak mengalami

reklamasi, dan sejauh ini dilaporkan tidak mengalami pendangkalan yang signifikan

sehingga memudahkan peralihannya.

Namun akibat pengalihan tersebut, kegiatan sosial ekonomi terhenti akibat

adanya pengadaptasian terhadap kondisi baru. Sampai saat ini belum dilakukan

penanganan terhadap tumpahan minyak dan peninjauan kembali reklamasi pantai.

Data kegiatan operasional kapal sampai saat ini sebelum kecelakaan teknis, arus

kapal realisasi tahun 2020 mencapai 949 unit dan 1.916.776 GT atau 116,30% dan

111,20 % dari anggaran yang ditetapkan tahun 2020 sebesar 816 unit dan 1.723.785

GT. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 sebesar 863 unit. Dan

1.745.652 GT maka mengalami kenaikan sebesar 9%. Hal ini disebabkan,

bertambahnya kunjungan kapal pelra yang melakukan kegiatan bongkar muat di

pelabuhan Ende dan Ippi, kapal penumpang milik PT. Pelni beroperasi serta kapal

Ro-ro dari PT. Dharma Lautan Utama yang beroperasi dalam satu bulan lebih dari 2

kali dan bertambahnya kapal petikemas karena ada investor baru yaitu PT. Timur

Asri Laut.

Arus barang, realisasi tahun 2020 mencapai 115.643 ton dan 24.741 m3.

Sedangkan dalam satuan ton/liter terealisasi sebesar 82.943 ton/liter satuan unit

muatan ro-ro 2.143 unit. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 juga

| DAFTAR PUSTAKA 15

Page 16: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

mengalami kenaikan pada ton m3, dan ton/liter hal ini disebabkan, adanya kebutuhan

masyarakat berupa barang sembako serta barang konstruksi untuk mempercepat

pertumbuhan daerah dan juga akan kebutuhan bahan bakar.

Arus peti kemas tercapai 15.452 boks, 15.789 teus atau 172,46% dari anggaran

yang ditetapkan anggaran tahun 2012 sebesar 8.960 boks, hal ini disebabkan

beralihnya pengangkutan barang dari general cargo ke petikemas.

Arus penumpang, realisasi tahun 2020 sebesar mencapai 178.224 orang atau

121% dari anggaran tahun 2020 yang ditetapkan sebesar 147.464 orang, hal ini

disebabkan adanya arus mudik dan balik saat natal dan tahun baru 2020 serta liburan

sekolah pada bulan juli.

Gambar 5. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (1)

Sumber : www.lantunanhati.wordpress.com

| DAFTAR PUSTAKA 16

Page 17: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Gambar 6. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (2)

Sumber : www.lantunanhati.wordpress.com

Gambar 7. Kegiatan sosial ekonomi di sekitar Pelabuhan Maumere

Sumber : www.lantunanhati.wordpress.com

1.8. KONDISI MUARA

Pertemuan sungai dengan air laut di muara berada di daerah reklamasi. Di

samping reklamasi dapat memicu terjadinya abrasi, pendangkalan pantai juga

disebebkan akibat pertemua hulu sungai dengan pantai. Setelah peninjauan ternyata

air sungai mengandung sampah masyarakat dalam bentuk padat sehingga

timbulannya mengendap di pantai. Hal ini menyebabkan pendangkalan dalam

beberapa tahun terakhir ini.

1.9. SUMBER PENCEMARAN MINYAK DI LAUT

Limbah minyak yang berasal dari minyak mentah (crude oil) terdiri dari ribuan

konstituen pembentuk yang secara struktur kimia dapat dibagi menjadi lima family,

yaitu:

1.1.1. Hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbons)

Hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbons) merupakan kelompomk

minyak yang dicirikan dengan adanya rantai atom karbon (bercabang atau

tidak bercabang atau membentuk siklik) berikatan dengan atom hidrogen, dan

merupakan rantai atom jenuh (tidak memiliki ikatan ganda). Termasuk dalam

| DAFTAR PUSTAKA 17

Page 18: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

kelompok ini adalah golongan alkana (paraffin), yang mewakili 10-40 %

komposisi minyak mentah. Senyawa alkana bercabang (branched alkanes)

biasanya terdiri dari alkana bercabang satu ataupun bercabang banyak

(isoprenoid)

1.1.2. Aromatik (Aromatics)

Famili minyak ini adalah kelas hidrokarbondengan karakteristik cincin

yang tersusun dari enam atom karbon. Kelompok ini terdiri dari benzene

beserta turunannya (monoaromatik dan polyalkil). Naphtalena (2 ring

aromatik), phenanthren (3 ring), pyren, benzanthracen, chrysen (4 ring) serta

senyawa lain dengan 5-6 ring aromatik. Hampir kebanyakan aromatik

bermassa rendah (low-weight aromatics) dapat larut dalam air sehingga

meningkatkan bioavaibilitas yang dapat menyebabkan terpaparnya organisme

di dalam matrik tanah ataupun pada badan air. Jumlah relatif hidrokarbon

aromatic di dalam minayk mentah bervariasi dari 10-30%.

1.1.3. Asphalten dan Reisn

Selain empat komponen utama penyusun minyak, minyak juga

dikarakteritikkan oleh adanya komponen-komponen lain seperti aspal (asphlat)

dan resin (5-20%) yang merupakan komponen berat dengan struktur kimia

yang kompleks berupa siklik aromatic terkondensasi dengan lebih dari lima

ring aromatik.

1.1.4. Komponen non-hidrokarbon

Kelompok senyawa non-hidrokarbon terdapat dalam jumlah yang

relatif kecil, kecuali untuk jenis petrol berat (heavy crude). Komponen-

komponen non-hidrokarbon adalah nitrogen, sulfur, dan oksigen.

1.1.5. Porphyrine

Senyawa ini berasal dari degradasi klorofil yang berbentuk komplek

Vanadium (V) dan Nikel (Ni).

| DAFTAR PUSTAKA 18

Page 19: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

1.10. DAMPAK LIMBAH MINYAK

Di mana ada minyak, di situ pasti ada tumpahan. Kapal-kapal dan truk bisa

kecelakaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk mencegah tumpahan dan

membersihkannya jika hal ini terjadi.

Ada pepatah: “Minyak dan air tidak mungkin bercampur.” Tetapi, ketika

minyak tumpah ke air, bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak tersebut pasti

bercampur dengan air dan menggenang didalam air untuk beberapa waktu.Lapisan

minyak yang lebih tebal menyebar di seluruh permukaan dan mencegah masuknya

udara ke dalam air.Ikan, khewan, dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tidak bisa

bernafas.Ketika minyak tumpah ke dalam air, bahan-bahan kimianya yang tertinggal

di sana bisa membuat air tersebut tidak aman diminum, bahkan setelah minyak yang

kasat mata dikeluarkan.

Ketika minyak tumpah ke tanah, ia akan menghancurkan lapisan tanah dengan

mendesak udara keluar dan membunuh makhluk-makhluk hidup yang membuat

lapisan tanah menjadi sehat. Hal yang hampir serupa terjadi jika minyak mengenai

kulit kita atau kulit khewan. Minyak akan menutupi kulit dan menghalangi udara

masuk. Racun-racun yang berasal dari minyak juga meresap ke dalam tubuh melalui

kulit, dan menimbulkan penyakit.

Akibat-akibat jangka pendek dari pencemaran minyak bumi sudah diketahui

bahwa molekul-molekul hidrokarbon minyak bumi dapat merusak membran sel yang

berakibat pada keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel.

Ikan-ikan yang hidup di lingkungan yang tercemar oleh minyak dan senyawa

hidrokarbon akan mengalami berbagai gangguan struktur dan fungsi tubuh. Berbagai

jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga berkurang

mutunya. Secara langsung minyak dapat menimbulkan kematian pada ikan. Hal ini

disebabkan oleh kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan

langsung oleh bahan beracun yang terdapat dalam minyak.

Akibat jangka panjang dari pencemaran minyak ternyata dapat pula

menimbulkan beberapa masalah yang serius terutama bagi biota yang masih muda.

| DAFTAR PUSTAKA 19

Page 20: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Penurunan yang paling rendah terjadi ketika pelabuhan Maumere dicemari oleh

minyak buangan. Kasus limbah minyak yang menyebabkan bau ikan tidak enak

terjadi pada ikan-ikan yang diolah di pelabuhan. Hal ini juga terjadi pada ikan-ikan

belanak yang berasal dari suatu tambak yang diisi air yang mengandung limbah

minyak. Ikan belut dan ikan sebelah yang ditangkap beberapa kilometer dari juga

berbau minyak karena masuknya limbah minyak .Hasil penelitian terhadap kedua

jenis ikan tersebut dapat diketahui bahwa batas toleransi minyak pada air laut berada

antara 0,001-0,01 ppm. Apabila batas tertinggi kadar tersebut sudah terlewati maka

bau minyak mulai timbul. Di beberapa tempat telah ditemukan bahwa zat

hidrokarbon dari minyak tanah terdapat pada ikan belanak yang diduga berasal dari

air campuran dengan limbah minyak.

Seperti yang diungkapkan di atas bahwa senyawa hidrokarbon aromatik ini

bersifat racun, salah satunya adalah PAH yakni senyawa aromatik dengan dua atau

lebih cincin benzen. PAH yang larut pada konsentrasi 0,1-0,5 ppm dapat

menyebabkan keracunan pada makhluk hidup, sedangkan PAH dalam kadar rendah

dapat menurunkan laju pertumbuhan, perkembangan, dan makan makhluk perairan.

Selain itu hidrokarbon minyak bumi yang terserap ke dalam tubuh biota

menimbulkan rasa yang menyengat dan memerlukan waktu tertentu untuk dapat

hilang memperlihatkan pola perubahan perilaku biota laut terhadap senyawa

hidrokarbon aromatik yang larut.

1.11. LIMBAH PADAT

Pada umumnya limbah padat yang dihasilkan adalah sludge (lumpur) yang

terdiri dari Arsen, Barium, Boron, Chromium, Cadmium, Mercury, Timbal dan Seng.

Sludge yang didapatkan dari pembersihan tangki akan diolah ke dalam suatu bak

untuk pengolahan lebih lanjut.

1.12. LIMBAH CAIR

Sebagian besar emulsi minyak tersebut kemudian akan mengalami degradasi

melalui foto oksidasi spontan dan oksidasi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme

merupakan organisme yang paling berperan dalam dekomposisi minyak di laut.

| DAFTAR PUSTAKA 20

Page 21: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Setelah kira-kira tiga bulan, hanya tinggal 15% dari volume minyak yang mencemari

air masih tetap terdapat di dalam air.

Lapisan minyak yang berada di permukaan air akan mengganggu kehidupan

organisme di dalam air hal ini dikarenakan :

Lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari udara

ke dalam air sehingga jumlah oksigen terlarut di dalam air akan menjadi

berkurang. Berkurangnya kandungan oksigen dalam air akan mengganggu

kehidupan organisme yang berada di perairan.

Dengan adanya lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi masuknya

sinar matahari ke dalam air sehingga proses fotosintesis oleh tanaman air tidak

dapat berlangsung.

Air yang telah tercemar oleh minyak tidak dapat dikonsumsi oleh manusia

dikarenakan pada air yang mengandung minyak tersebut dapat mengandung zat-

zat yang beracun seperti senyawa benzen dan toluen.

Minyak berasal dari kandungan lemak, dimana lemak sendiri adalah fungsi

atau sifat Prostaglandin yang dapat terbentuk dengan proses pelingkaran dan

peroksigenan dari asam lemak tak jenuh dengan banyak ikatan C = C yang

menyebabkan mudah terbakar dan menimbulkan nilai kalor tertentu.

1.13. KUALITAS UDARA

Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan untuk mengurangi dampak

kualitas udara ambient yang berupa gas diantaranya :

Melewatkan gas H2S kedalam larutan NaOH atau Ca(OH)2 sehingga gas yang

keluar merupakan sisa yang tidak tertangkap oleh larutan NaOH atau

Ca(OH)2.

Melakukan pendinginan dan penangkapan gas yang keluar telah sesuai dengan

udara luar.

Penanaman tanaman pelindung di sekeliling lokasi Stasiun Pengumpul/ Stasiun

Kompresor.

| DAFTAR PUSTAKA 21

Page 22: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Melakukan perawatan cerobong.

1.14. KUALITAS TANAH

Pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. Pelindo III untuk mengurangi

penurunan kualitas tanah dan kesuburan tanah serta abrasi, yaitu :

Melakukan penataan lahan (rekontoring lahan)

Melakukan pengerukan kembali terhadap daerah reklamasi

Membuat, menata dan merawat saluran drainase.

Asam tambang sisa penggunaan merkuri untuk pencucian batubara ditampung

di kolam pengendapan. Pihak perusahaan mengklaim bahwa kolam tersebut

kedap air dan air sisa pencucian batubara tidak akan meresap ke tanah.

1.15. KUALITAS AIRAir limbah diuji, baik sebelum dan sesudah pengolahan. Hasilnya diberikan

kepada auditor dan diperkirakan masih berada dalam batas-batas maksimum yang

diperbolehkan. Air dari pengolahan air limbah dipakai lagi sebagai air yang tercemar

tumpahan minyak. Penelitian juga dilakukan terhadap biota laut sebagai kontrol

dampak dari tercemarnya air laut akibat tumpahan minyak bumi.

Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air adalah sungai kelas 3 yaitu air yang

peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air

untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Tabel 1. Jenis pencemaran air dan batasannya menurut PP No. 82 tahun 2001

Jenis pencemaran

Nilai ditemukan

ParameterPeraturan

Min Maks

TDS (keberadaan padatan terlarut) (mg/L)

1047 mg/L - 1000

PP RI No. 82 - 2001

TSS (Total padatan tersuspensi)

50 mg/L - 400

| DAFTAR PUSTAKA 22

Page 23: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

(mg/L)

pH 6 9

BOD (mg/L) - 6

COD (mg/L) - 50

DO (mg/L) 3 -

Merkuri (Hg) (ppm) air

0,0001

WHO

Merkuri (Hg) (ppm) makanan

0.5

1.16. WATHERING/PELAPUKAN pada TUMPAHAN MINYAK

Proses transformasi oil spill di laut yaitu ketika oil spill terjadi di lingkungan

laut, minyak akan mengalami serangkaina perubahan/pelapukan (weathering) atas

sifat fisik dan kimiawi. Sebagian perubahan tersebut mengarah pada hilangnya

beberapa fraksi minyak dari permukaan laut. Meskipun minyak yang tumpah pada

akhirnya akan terurai/terasimilasi oleh lingkungan laut, namun waktu yang

dibutuhkan untuk itu tergantung pada karakteristik awal fisik dan kimiawi minyak

dan proses peluruhan (weathering) minyak secara alamiah.

Weathering atau pelapukan minyak adalah proses pengahamburan minyak

yang tumpah hasil dari sejumlah proses fisik dan kimia yang mengubah komposisi.

Minyak akan mengalami pelapukan dalam cara-cara yang berbeda. Beberapa

prosesnya, seperti pada pendispersian alami minyak ke dalam air, mengakibatkan

bagian dari minyak meninggalkan permukaan air laut, dan sisanya, seperti pada

proses evaporasi atau formasi air pada emulsi minyak, mengakibatkan minyak yang

tersisa pada permukaan dan tinggal dalam waktu lama (Persisten).

| DAFTAR PUSTAKA 23

Page 24: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Gambar 8. Akibat dari tenggelamnya kapal pengangkut minyak (ilustrasi)

Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

Gambar 9. Pencemaran air akibat tumpahan minyak (ilustrasi)

Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

Gambar 10. Surf Scoter yang terendam dalam air laut yang tercemar limbah minyak

Sumber : www.wikipedia.org/wiki/limbah-minyak

1.17. WORKSHOP

Alat Berat yang di pelihara di dalam workshop seperti :

Truck digunakan untuk mengangkat bahan bangunan kedalam area proyek

dengan jarak yang relatif jauh.

Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng

bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan

jalan raya atau lapangan terbang.

| DAFTAR PUSTAKA 24

Page 25: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Alat Penggali Tanah (Excavator) digunakan untuk menggali. Excavator ini bisa

juga disebut dengan Backhoe. Biasanya kalau di dalam proyek alat ini

digunakan untuk menggali tanah, mengeruk tanah ataupun mengeruk batu.

Crane (alat pengangkat)

Dozer ini digunakan untuk pengolahan lahan.

Truck digunakan untuk mengangkut bahan bangunan kedalam area proyek

dengan jarak yang relatif jauh.

Shovel dapat juga digunakan untuk membuat timbunan bahan-bahan persediaan

seperti kerikil, pasir, semen PC, dan sebagainya. Umumnya shoveldipasang

di truck crawler.

Compressor merupakan alat berat yang berfungsi sebagai pemampat udara yang

digunakan dalam pembersihan area pekerjaan dari debu maupun sampah ringan

lainnya, sebelum dilakukan pengecoran atau kegiatan yang membutuhkan

kebersihan area.

Pile Drive Hammer untuk pemancangan tiang pancang beton buat pondasi

dalam, biasanya pondasi dalam dipakai pada bangunan gedung bertingkat (high

rise building) ,jembatan,pelabuhan atau penahan tanah (khusus sheet pile).

Jackhammer adalah alat yang digunakan untuk mengebor batuan keras untuk

kemudian diledakan seperti crawling drill.

Batching Plant adalah alat berat yang digunakan untuk membuat beton jadi

(Ready mix Concrete)

Concrete pump adalah sebuah alat yang digunakan untuk mentransfer cairan

beton dengan dipompa.Biasa dipakai pada gedung bertingkat tinggi dan pada

area yang sulit untuk dilakukan pengecoran.

Drop hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu di

atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai bagian atas

tiang.

Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih

kecil sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.

Conveyor Belt merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan tanah,

pasir, kerikil batuan pecah beton

Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan hambatan minyak.

| DAFTAR PUSTAKA 25

Page 26: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Skimmers yaitu kapal yang mengangkat minyak dari permukaan air.

Sorbent merupakan spons besar yang digunakan untuk menyerap minyak.

Vacuums yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau

permukaan laut.

Sekop yang khusus digunakan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari

minyak di pantai.

Alat-alat ini harus dipelihara agar kinerja alat tersebut dapat berfungsi secara

baik dan optimal, dengan demikian workshop disini digunakan untuk memperbaiki

dan memilihara mesin di Alat Berat tersebut.

| DAFTAR PUSTAKA 26

Page 27: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

BAGIAN 4

KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI

4. TEMUAN-TEMUAN AUDIT

1.2. KESIMPULAN

Staf PT.Pelindo III menunjukkan minat proaktif dalam manajemen lingkungan

dari berbagai fasilitas produksi yang merupakan subyek dari audit ini, dan sukses

telah dicapai dalam beberapa bidang. Hal ini ditandai dengan diterimanya akreditasi

ISO 14001, standar Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) internasional. Ini harus

dipandang sebagai prestasi yang signifikan. ISO 14001 mengharuskan sistem

pengawasan internal dan eksternal berkesinambungan yang dilaksanakan untuk

menjamin perbaikan yang berkelanjutan, sehingga apa yang diinginkan dari EMS

dapat tercapai.

Meskipun audit ini bukanlah audit EMS, ada beberapa pokok persoalan yang

mendapat perhatian dalam laporan BVQI yang masih memerlukan penyelesaian.

Tingkat peralihan kapal dan peti kemas,kegiatan sosial ekonomi dan

penanggulanagan bencana menjadi hal yang sangat penting untuk saat ini. Tetapi

persoalan pengawasan debu, udara dan vibrasi, dan polusi di areal pelabuhan tetap

menjadi perhatian.

Audit ini juga mengidentifikasi sejumlah persoalan lingkungan lain dan

persoalan fasilitas-fasilitas perusahaan yang memerlukan perbaikan. Persoalan-

persoalan ini terutama berhubungan dengan potensi dari polusi air permukaan,

rencana penanggulangan yang segera terhadap tumpahan dan training untuk mereka

yang bertanggung jawab, areal penyimpanan bahan bakar.

1.3. REKOMENDASI untuk TINDAKAN PERBAIKANRekomendasi-rekomendasi berikut ini dibuat berdasarkan temuan-temuan

audit dan mereflesikan kekurangan dalam pelaksanaan saat ini.

1.3.1. Rekomendasi Penanggulangan Sementara (Jangka Pendek)

| DAFTAR PUSTAKA 27

Page 28: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penanganan tumpahan

minyak/oil spill di laut adalah dengan cara melokalisasi tumpahan minyak

menggunakan pelampung pembatas/oil booms, yang kemudian akan ditransfer

dengan perangkat pemompa/oil skimmers ke sebuah fasilitas penerima

“reservoir” baik dalam bentuk tangki ataupun balon. Langkah penanggulangan

ini akan sangat efektif apabila dilakukan di perairan yang memiliki

hidrodinamika air yang rendah (arus, pasang surut, ombak, dll) dan cuaca yang

tidak ekstrim.

Gambar 11. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),1

Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

Gambar 12. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),2

Sumber : www.wikipedia.org/wiki/limbah-minyak

Beberapa urutan teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya

in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent

| DAFTAR PUSTAKA 28

Page 29: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

dan penggunaan bahan kimia dispersan. Setiap teknik ini memiliki laju

penyisihan minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu.

1. In-situ burning

In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan air

sehingga mampu mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari

permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut

yang terasosiasi, yang dijumpai dalam teknik penyisihan secara fisik.

Cara ini membutuhkan ketersediaan booms (pembatas untuk mencegah

penyebaran minyak) atau barnier yang tahan api. Beberapa kendala

dari cara ini adalah pada peristiwa tumpahan besar yang memunculkan

kesulitan untuk mengumpulkan minyak dan mempertahankan pada

ketebalan yang cukup untuk dibakar serta evaporasi pada komponen

minyak yang mudah terbakar. Sisi lain residu pembakaran yang

tenggelam di dasar laut akan memberikan efek buruk bagi ekologi.

Juga, kemungkinan penyebaran api yang tidak terkontrol.

Gambar 13. Pembakaran minyak pada permukaan air (in-situ burning) (ilustrasi)

Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

2. Penyisihan minyak secara mekanis

Dilakukan dengan dua tahap yaitu melokalisir tumpahan dengan

menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam

wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer.

Upaya ini terhitung sulit dan mahal meskipun disebut sebagai

| DAFTAR PUSTAKA 29

Page 30: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

pemecahan ideal terutama untuk mereduksi minyak area sensitif,

seperti pantai daerah yang sulit dibersihkan pada jam-jam awal

tumpahan.

3. Bioremediasi

Caranya adalah dengan mempercepat proses yang terjadi secara

alami, misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi

konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya

seperti CO2, air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkungan

kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan.

Gambar 14. Bioremediasi (ilustrasi)

Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

4. Penggunaan sorbent

Penggunaan sorbent dilakukan dengan cara menyisihkan

minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada

permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam

sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair

menjadi padat sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan, sorbent

harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik dan mudah

disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali dan digunakan

ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput

kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, verniculite, pasir)

dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).

| DAFTAR PUSTAKA 30

Page 31: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Gambar 15. Penggunaan sorbent (ilustrasi)

Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

5. Penggunaan bahan kimia dispersan

Caranya adalah dengan memecah lapisan minyak menjadi

tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi kemungkinan

terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah

bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal dari kata:

surfactants = surface-active agents atau zat aktif (permukaan).

Gambar 15. Penggunaan bahan kimia dispersan (ilustrasi)

Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

1.3.2. Rekomendasi Penanggulangan Selanjutnya (Jangka Panjang)

Rekomedasi berikut ini adalah perencanaan kembali reklamasi pantai

Maumere untuk mendukung kinerka operasional Pelabuhan Maumere dalam

| DAFTAR PUSTAKA 31

Page 32: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

jangka panjang dan ditujukan untuk pencegahan terjadinya kecelakaan kapal

serta pencemaran.

Rekomendasi 1. Pengerukan kembali tanah yang mengalami

pendangkalan sebelumnya

Sebelumnya reklamasi dilakukan di daerah Barat Pelabuhan Maumere

dan tidak melebar ke arah daratan bagian timur dan barat. Sehingga diperlukan

tanah yang mengalami pendangkalan dikeruk kembali ke kedalaman semula

yaitu kedalaman 8 meter dari permukaan laut.

Rekomendasi 2. Pembangunan Pintu Air Hidrolika pada daerah

Reklamasi

Teknologi terbaru yang digunakan dalam proyek reklamasi adalah

penggunaan pintu air pada proyek reklamasi, dimana pintu air tersebut akan

mengatur arus air dari sungai yang bermuara ke laut. Seperti hasil temuan audit

sebelumnya, bahwa pasang surut air sungai yang bermuara di daerah

reklamasi akan membawa tanah sehingga di daerah pantai mengalami

pendangkalan tanah yang mengakibatkan kenaikan air.

Gambar 16. Perencanaan pintu ait pada daerah reklamasi (ilustrasi)

Sumber : hernawan-vol.16-No.31.pdf

Rekomendasi 3. Pemeriksaan secara berkala

| DAFTAR PUSTAKA 32

Page 33: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

Kecelakaan yang terjadi adalah kurang adanya pengawasan terhadap

fasilitas yang ada sehingga memungkinkan di beberapa bagian sudah

mengalami penuaan dan pelapukan. Maka dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan secara berkala oleh tim pengawas yang dibentuk oleh pihak PT.

Pelabuhan Indonesia III (PT. Pelindo III).

Rekomendasi 4. Memaksimalkan alat-alat berat di workshop

Untuk menanggulangi kecelakaan secara dini hendaknya ditambahkan

alat-alat berat yang secara tanggap siap menghadapi kemungkinan terburuk

akibat kecelakaan yang terjadi. Lepas dari itu, perlu adanya panduan tertulis

dan penyuluhan terkait dengan kecelakaan agar para pekerja waspada terhadap

keadaan darurat.

1.1. SARAN-SARAN untuk AUDIT yang akan datang Meskipun sudah dilakukan audit secara visual, sebaiknya penelitian dilakukan

terhadap aspek-aspek penting seperti sungai, air laut, jetty, hasil reklamasi serta

kapal agar hal-hal yang tidak tampak seperti kandungan minyak di air laut

daerah pantai misalnya bisa langsung terdeteksi.

Diharapkan pihak yang mengawasi kinerja Pelabuhan Maumere yakni

PT.Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) melakukan dokumentasi secara rutin

untuk memantau kinerja operasional dan teknis pelabuhan tersebut.

| DAFTAR PUSTAKA 33

Page 34: Audit Lingkungan

Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Maumere – Januari 2020

DAFTAR PUSTAKA

Sumber internet :

http://www.pertamina.com/our-business/hilir/pemasaran-dan-niaga/perkapalan/,

diakses tanggal 9 Desember 2013 pukul 21.31 WIB

http://www.scribd.com/doc/142496150/Dampak-Pendangkalan-Pantai-Utara-Pulau-

Jawa, diakses tanggal 9 Desember 2013 pukul 21.40 WIB

www.bpkp.go.id/undang-undang-tahun-2008-17-08.pdf , diakses tanggal 9

Desember 2013 pukul 21.56 WIB

REP016 Audit Lingkungan Kegiatan PT.Barito P, Gareth, Jan 01, diakses tanggal 9

Desember 2013 pukul 22.10 WIB

www.wikipedia.org/wiki/limbah-minyak , diakses tanggal 9 Desember 2013 pukul 22.45 WIB

www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak, diakses tanggal 10

Desember 2013 pukul 12.59 WIB

www.tribunnews.com/kapal-tabrakan, diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 01.50 WIB

hernawan-vol.16-No.31.pdf, diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 04.34 WIB

| DAFTAR PUSTAKA 34