31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor dalam merencanakan audit diwajibkan memiliki pemahaman yang cukup atas pengendalian internal perusahaan dan mampu menilai resiko pengendalian atas asersi laporan keuangan. Seperti halnya dalam memahami salah satu siklus transaksi yang ada seperti siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus konversi dan siklus pembiayaan. Dalam makalah ini, penulis memfokuskan pada pemahaman siklus pendapatan yang terjadi pada suatu entitas dalam memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian. Dengan menggunakan metode pendekatan siklus transaksi pendapatan, auditor dapat mempeoleh informasi yang cukup untuk merancang pengujian substantif atas siklus transaksi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran umum siklus pendapatan ? 2. Bagaimana tujuan audit terhadap siklus pendapatan ? 3. Bagaimana perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus pendapatan? 4. Bagaimana evaluasi hasil pengujian pengandalian? C. Tujuan 1. Mengidentifikasi gambaran umum siklus pendapatan.

Audit siklus pendapatan pengujian pengendalian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah mengenai pengujian pengendalian siklus peendapatan.mulai p[enjelasan sistem informasi akuntansi, pengujian pengendalian, salah saji potensial dsb.

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Auditor dalam merencanakan audit diwajibkan memiliki pemahaman yang cukup

atas pengendalian internal perusahaan dan mampu menilai resiko pengendalian atas asersi

laporan keuangan. Seperti halnya dalam memahami salah satu siklus transaksi yang ada

seperti siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus konversi dan siklus pembiayaan.

Dalam makalah ini, penulis memfokuskan pada pemahaman siklus pendapatan

yang terjadi pada suatu entitas dalam memahami pengendalian internal dan menilai resiko

pengendalian. Dengan menggunakan metode pendekatan siklus transaksi pendapatan,

auditor dapat mempeoleh informasi yang cukup untuk merancang pengujian substantif atas

siklus transaksi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum siklus pendapatan ?

2. Bagaimana tujuan audit terhadap siklus pendapatan ?

3. Bagaimana perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus

pendapatan?

4. Bagaimana evaluasi hasil pengujian pengandalian?

C. Tujuan

1. Mengidentifikasi gambaran umum siklus pendapatan.

2. Mengidentifikasi tujuan audit terhadap siklus pendapatan.

3. Mengidentifikasi perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap

siklus pendapatan.

4. Mengidentifikasi evaluasi hasil pengujiaan pengendalian.

D. Metode Penulisan

Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Dalam metode ini kami membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan

makalah ini yaitu telaah pustaka antara lain berupa Hardcopy seperti buku.

2. Sebagai refensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas mengenai audit

terhadap siklus pendapatan berupa pengujian pengendalian

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Siklus Pendapatan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang dimaksud siklus adalah putaran waktu

yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang secara tetap dan teratur

atau dengan nama lain daur. Sedangkan pengertian siklus pendapatan adalah pertukaran

barang atau jasa milik suatu entitas dengan kas.

Beberapa aktivitas yang terjadi dalam siklus pendapatan adalah sebagai berikut :

1. Transaksi Penjualan

Menerima dan mengolah pesanan pelanggan

Memberikan kredit

Mengirimkan pesanan pelanggan

Menagih pelanggan

2. Penyesuaian Penjualan

Menyetujui retur dan keringanan penjualan

Menentukan piutang ragu-ragu

3. Penerimaan Kas

Penagihan penjualan secara tunai

Penerimaan pelunasan penjualan secara kredit

Pemberian potongan tunai

Penyetoran kas

Maka beberapa aktivitas transaksi yang terjadi dalam siklus pendapatan dapat

dikelompokkan menjadi beberapa Sistem Informasi Akuntansi yang membentuk siklus

pendapataan, yaitu :

1. Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini:

a. Prosedur order penjualan

b. Prosedur persetujuan kredit

c. Prosedur Pengiriman barang

d. Prosedur Penagihan

e. Prosedur pencatatan piutang

f.Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit

g. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual

2. Sistem penjualan tunai, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini:

a. Prosedur order penjualan

b. Prosedur penerimaan kas

c. Prosedur penyerahan barang

d. Prosedur pencatatan penerimaan kas

e. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai

f. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual

3. Sistem retur penjualan, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini:

a. Prosedur penerimaan barang

b. Prosedur pencatatan piutang usaha

c. Prosedur pencatatan retur penjualan

4. Sistem pencadangan kerugian piutang, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini:

a. Prosedur pembuatan bukti memorial

b. Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang

5. Sistem penghapusan piutang, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini:

a. Prosedur pembuatan bukti memorial

b. Prosedur pencatatan penghapusan piutang

B. Tujuan Audit Terhadap Siklus Pendapatan

Tujuan audit terhadap siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo

– saldo dan transaksi yang terkait dengan siklus pendapatan memperoleh assersi yang

berkecukupan dari manajemen. Tujuan auditor dalam rangka audit terhadap assersi

manajemen tersebut, antara lain:

1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurence)

a. Pencatatan transaksi penjualan tercerminkan pada barang-barang yang dikirimkan kepada

pembeli dalam periode yang diaudit

b. Pencatatan transaksi penerimaan kas tercerminkan pada penerimaan kas dalam periode

penjualan kredit serta penerimaan kas

c. Pencatatan transaksi penyesuai penjualan y=telah memperoleh persetujuan dari pejabat

yang berwenang

d. Pencatatan saldo piutang dagang benar-benar mencerminkan jumlah yang manjadi hak

perusahaan untuk periode yang diaudit

2. Kelengkapan (completeness)

a. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, penyesuaian penjualan mencerminkan

aktivitas yang terjadi dalam periode yang diaudit

b. Piutang dagang meliputi semua klaim kepada pelanggan pada saat tanggal neraca

3. Hak dan Kewajiban (rights and obligations)

Piutang dagang benar-benar mencerminkan hak yang secara hukum merupakan tagihan

kepada pihak kedua

4. Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)

a. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan tunai, penyesuaian penjualan telah dicatat

dalam jurnal dengan cermat

b. Saldo rekening piutang dagang benar-benar mencerminkan hak netto kepada pelanggan

dan jumlahnya cocok dengan saldo buku pembantu piutang

c. Rekening pencadangan kerugian piutang benar-benar mencerminkan adanya penaksiran

yang masuk akal sehingga perbedaan antara piutang gross dengan piutang netto dapat

tergambar dengan masuk akal

5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

a. Piutang dagang diidentifikasi dan diklasifikasi dengan layak dalam neraca

b. Pengungkapan yang memadai terhadap piutang dagang yang digunakan sebagai jaminan

c. Penjualan, potongan penjualan, kembalian penjualan dan pencadangan penjualan dan

kerugian piutang diidentifikasi dengan cermat dan diklasifikasi dalam income statement

C. Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap siklus pendapatan

Berikut ini adalah model perancangan langkah-langkah program audit untuk pengujian

pengendalian yang disarankan oleh Mulyadi (2008), yaitu :

1) Pemahaman system informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi siklus pendapatan.

2) Penentuan kemungkian salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi siklus

pendapatan.

3) Penetuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah

saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi siklus pendapatan.

4) Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivtas pengendalian.

5) Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian.

Perancangan program audit untuk pengujian pengendaliian terhadap siklus pendapatan ini

dibagi menjadi lima bagian :

1. Perancangan Program Audit untuk pengujian pengendalian – transaksi penjualan kredit.

1. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam transaksi penjualan kredit adalah sebagai berikut:

1) Fungsi penjualan

2) Fungsi pemberi otorisasi kredit

3) Fungsi penyimpanan barang

4) Fungsi pengiriman barang

5) Fungsi penagihan

6) Fungsi pencatat piutang

7) Fungsi akuntansi biaya

8) Fungsi akuntansi umum

9) Fungsi penerimaan barang

2. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan kredit adalah berupa dua golongan,

yaitu dokumen sumber (source document) yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam

catatan akuntansi berupa faktur penjualan dan dokumen pendukung (corroborating

documents) yang membuktikan validitas terjadinya€ transaksi berupa surat order

pengiriman dan surat muat (bill of lading).

3. Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah jurnal penjualan,

jurnal umum, buku pembantu piutang, buku pembantu sediaan dan buku besar.

4. Bagan alir Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit(lampir1 ).

5. Salah saji,aktivitas pengendalian yang diperlukan,dan prosedur audit untuk pengujian

pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap transaksi penjualan kredit.

1) Salah Saji potensial

Dalam transaksi retur penjualan dapat terjadi salah saji potensial diantaranya sebagai

berikut :

a. Penjualan dilakukan kepada kustomer yang tidak semestinya.

b. Penjualan kredit dilaksanakan tanpa persetujuan.

c. Barang dikeluarkan dari gudang untuk order yang tidak sah.

d. Barang yang dikirim tidak sama dengan barang yang dipesan.

e. Pengiriman barang yang tidak diotorisasi dapat terjadi.

f. Penagihan dibuat untuk transaksi fiktif

g. Pengiriman barang tidak diikuti dengan penagihan.

h. Faktur penjualan berisi harga yang tidak sesuai

i. Transaksi penjualan kredit fiktif dicatat.

j. Faktur penjualan tidak dicatat kepada piutang kustomer.

k. Faktur penjualan dicatat dalam akun yang salah.

2) Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam SIA penjualan kredit.

a. Penentuan bahwa kustomer berada dalam daftar kustomer yang telah disetujui.

b. Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan.

c. Bagian kredit mengecek semua kustomer baru.

d. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan

e. Barang yang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman

f. Pemisahan fungsi pengiriman barang dari fungsi penjualan

g. Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang

h. Setiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order penjualan yang telah diotorisasi

dan dokumen pengiriman

i. Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman

j. Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman

k. Pengecekan independen pemberian harga dalam faktur penjualan

l. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumern

pendukung yang lengkap.

m. Pengecekan secara independen posting ke buku pembantu piutang dengan akun kontrol

piutang dalam buku besar.

n. Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodik

o. Panduan akun dan review pemberian kode akun

p. Pengiriman penyataan piutang bulanan kepada debitur.

3) Penyusunan Program Audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan

kredit.

1. Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan penjualan, pengiriman barang,

penagihan dan pengiriman pernyataan piutang.

Pengamatan ini ditunjukan untuk membuktikan :

a) Adanya pemisahan tiga fungsi pokok :

Fungsi operasi

Fungsi penyimpangan .

Fungsi akuntansi.

b) Setiap transaksi penjualan kredit dilakukan oleh lebih dari satu unit organisasi sehingga

tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap proses transaksi.

2. Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan lakukan pemeriksaan terhadap

dokumen pendukung.

Aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh auditor dari pengambilan sampel dalam

pemeriksaan tersebut adalah :

Penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut tercetak.

Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor

tercetak tersebut.

Adanya otorisasi atas faktur penjualan dari yang mempunyai kewenangan berupa tanda

tangan.

Kesesuaian antara faktur penjualan dengan dokumen yang menjadi pendukungnya.

Lengkapnya dokumen pendukung faktur penjualan.

Otorisasi atas dokumen pendukung berupa tanda tangan.

Factor ketelitian dalam pencatatan.

3. Periksa bukti formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakain formulir

tersebut.

Auditor memeriksa untuk memastikan bahwa klien menggunakan formulir bernomor urut

tercetak pasa waktu auditor mengambil sampel dari surat order pengiriman dan faktur

penjualan.

4. Mengambil sampel dari surat order pengiriman yang disetujui dan lakukan penyusutan ke

dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan.

5. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal.

2. Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap – Transaksi Penjualan

tunai.

1. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam transaksi penjualan tunai adalah sebagai berikut:

1) Fungsi penjualan

2) Fungsi penyimpanan barang

3) Fungsi pengiriman barang

4) Fungsi akuntansi biaya

5) Fungsi akuntansi umum

6) Fungsi penerimaan barang

2. Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan tunai adalah berupa dua golongan,

yaitu dokumen sumber (source document) yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam

catatan akuntansi berupa faktur penjualan dan dokumen pendukung (corroborating

documents) yang membuktikan validitas terjadinya transaksi berupa surat order pengiriman

dan surat muat (bill of lading).

3. Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah jurnal penjualan,

jurnal umum, buku pembantu sediaan dan buku besar.

4. Bagan alir Sistem informasi akuntansi penjualan tunai (lampiran 2).

5. Salah saji,aktivitas pengendalian yang diperlukan,dan prosedur audit untuk pengujian

pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap transaksi retur penjualan.

(1) Salah saji potensial

Dalam transaksi penjualan tunai dapat terjadi salah saji potensial diantaranya sebagai

berikut :

a. Saat proses penerimaan order dari customer, penjualan dilakukan kepada orang yang tidak

sah.

b. Barang diserahkan pembeli sebelum pembeli membayar harga barang

c. Kas yang diterima oleh fungsi penerimaan kas digunakan untuk kepentingan pribadi.

d. Barang yang diserahkan kepada pembeli tidak sama dengan barang yang dipesan.

e. Penyerahan barang yang tidak diotorisasi oleh yang berwenang.

f. Harga barang dicantumkan salah dalam faktur penjualan tunai.

g. Catatan akuntansi diisi dengan transaksi penjualan tunai fiktif.

(2) Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam SIA penjualan tunai.

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Penerimaan order dari pembeli

diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tuai.

2. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetaj dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan

oleh fungsi penjualan.

3. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap

“lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

4. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

5. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya dengan segera ke bank.

6. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi penerimaan kas secara periodik dan

secara mendadak oleh fungsi audit intern. Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas

oleh fungsi audit intern dan diadakan pencocokan antara pita register kas tersebut dengan

jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

7. Secara periodik diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak menyelenggarakan

catatan akuntansi dan yang tidak menerima kas.

8. Fungsi penyerahan barang harus terpisah dari fungsi akuntansi.

9. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara membubuhkan

cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

10. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan uang dan

barang.

11. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen yang dilampiri

dengan dokumen pendukung yang lengkap.

12. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi

wewenang untuk itu.

(3) Penyusunan Program Audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan

tunai.

1. Lakukan pengamatan pemisahan tugas. Periksa tanda tangan otorisasi yang tercantum

dalam faktur penjualan tunai.

2. Periksa penggunaan formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban penggunaan

formulir tersebut.

3. Periksa tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam faktur penjualan tunai dan cap

“lunas” yang tercantum dalam formulir tersebut.

4. Periksa pita register kas yang dilampirkan pada faktur penjualan tunai.

5. Lakukan pengamatan pemisahan tugas.

6. Bandingkan bukti setor bank dengan pita hasil pembacaan register kas.

7. Bandingkan jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah kas yang

dicatat dalam jurnal penerimaan kas.

8. Lakukan review terhadap kertas kerja fungsi audit intern.

9. Lakukan pengamatan terhdap pembacaan pita register kas dan pencocokan pita register kas

dengan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai

10. Lakukan pemeriksaan terhadap rekonsiliasi bank yang dibuat oleh fungsi audit intern.

11. Bandingkan informasi dalam rekonsiliasi bank dengan rekening koran yang bersangkutan.

12. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi.

13. Periksa sampel faktur penjualan tunai

3. Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian – Transaksi Retur Penjualan.

1. Fungsi terkait :

Dalam transaksi yang terdapat pada retur penjualan terdapat beberapa fungsi terkait yang

dipegang oleh unit organisasi terkakt pula.

Secara garis besar terdapat beberapa fungsi terkait dalam transaksi penjualan :

1) Fungsi penjualan

dalam bagian ini yang bertanggung jawab adalah bagian penjualan dimana memiliki

kewenangan untuk memberikan otorisasi retur penjualan dengan menggunakan memo

penjualan.

2) Fungsi penyimpanan barang

Dalam fungsi ini yang bertanggung jawab adalah bagian gudang.

3) Fungsi pengiriman barang

Yang bertanggung jawab adalah bagian pengiriman.

4) Fungsi penagihan

Yang bertanggung jawab adalah bagian penagihan.

5) Fungsi pencatat piutang

Yang bertanggung jawab adalah bagian piutang yang memiliki kewenangan dan

bertanggung jawab pebuh terhadap pencatatan berkurangnya piutang yang disebabkan

karena adanya piutang.

6) Fungsi akuntansi biaya

Bagian akuntansi biaya merupakan organisasi yang bertanggung jawab terhadap pencatatan

pertambahan kos produk jadi yang dijual dalam buku pembantu persediaan.

7) Fungsi akuntansi umum

Yang bertanggung jawab adalah bagian akuntansi umum dimana bagian akuntansi umum

mempunyai kewenangan untuk mencatat transaksi retur penjualan dalam jurnal umum.

8) Fungsi penerimaan barang

Yang bertanggung jawab adalah bagian penerimaan barang dimana mempunyai

kewenangan untuk menerima barang yang berasal dari retur penjualan.

2. Dokumen

Dalam transaksi retur penjualan dokumen yang terkait adalah :

1) Memo Kredit

Merupakan bukti bahwa telah ada otorisasi yang diberikan untuk fungsi penerimaan barang

untuk menerima kembali barang yang telah diretur oleh custumer perusahaan.

2) Laporan penerimaan barang.

Sebagai bukti telah diterimanya barang dari custumer yang diretur.

3. Catatan Akuntansi

1) Jurnal umum

Mencatat transaksi retur penjualan berdasarkan memo kredit.

2) Buku pembantu piutang

Mencatat berkurangnya piutang.

3) Buku pembantu sediaan

Mencatat kos produk tertentu yang dikembalikan.

4) Buku besar

4. Bagan alir system informasi akuntansi retur penjualan (lampiran 3)

5. Salah saji,aktivitas pengendalian yang diperlukan,dan prosedur audit untuk pengujian

pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap transaksi retur penjualan,

(1) Salah saji potensial

Dalam transaksi retur penjualan dapat terjadi salah saji potensial diantaranya sebagai

berikut :

a. Retur penjualan yang tidak terotorisasi.

b. Barang diterima dari pelanggan tanpa adanya otorisasi retur.

c. Barang yang diterima tidak sama dengan barang yang dijual pada customer.

d. Adanya pencatatan fiktif retur penjualan.

e. Memo kredit tidak dicatat kedalam akun piutang costumer.

f. Memo kredit dicatat pada akun yang berbeda atau salah.

(2) Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam SIA retur penjualan.

1. Penggunaan memo kredit yang telah diotorisasi oleh fungsi terkait pada setiap terjadinya

retur penjualan.

Untuk menjamin semua persetujuan retur penjualan harus disertai dengan bukti otorisasi

dari fungsi yang terkait. Dalam hal ini dalam bentuk tanda tangan pada memo kredit dari

fungsi penjualan. Aktivitas pengendalian ini menjamin asersi keterjadiaan.

2. Hanya dengan otorisasi retur penjualan barang dapat diterima kembali oleh perusahaan.

Untuk menjamin asersi keberadaan maka barang yang dikembalikan harus dengan otorisasi

retur penjualan agar tidak terjadi retur penjualan yang tidak terotorisasi.

3. Adanya pengecekan fisik terhadap barang yang diterima dengan memo kredit.

untuk menjamin bahwa barang yang diterima dari retur benar maka harus dibentuk system

untuk pengecekan antara barang yang diterima dengan memo kredit. Untuk menjamin

asersi keberadaan atau keterjadian serta penilaian transaksi retur penjualan.

4. Dokumen pendukung yang lengkap menjadi dasar pencatatan.

Harus terdapat beberapa dokumen untuk mendukung dalam pencatatan retur dalam jurnal

dan buku pembantu piutang yang dapat berupa laporan penerimaan barang. Hal ini untuk

menjamin asersi keberadaan atau keterjadiaan,hak dan kewajiban,dan penilaian transaksi

retur penjualan.

5. Semua memo kredit dipertanggungjawabkan secara periodic.

Fungsi penjualan harus mempertanggung jawabkan pemakaian formulir memo kredit

dengan cara dipertanggungjawabkan secara periodic. Menjamin kelengkapan informasi .

6. Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi.

Harus diadakan pengecekan dengan cara rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dan

buku besar.

7. Panduan akun dan review pemberian kode

Panduan akun dank ode yang jelas akan membantu dalam pembuatan dokumen sehingga

akan terjamin keakuratan sehingga asersi kelngkapan serta penyajian dan pengungkapan

menjadi andal.

(3) Penyusunan Program Audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi retur

penjualan.

1. Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan retur penjualan.

Pengamatan ini ditunjukan untuk membuktikan :

a) Adanya pemisahan tiga fungsi pokok :

Fungsi operasi

Fungsi penyimpangan .

Fungsi akuntansi.

b) Setiap transaksi retur penjualan dilakukan oleh lebih dari satu unit organisasi sehingga

tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap proses transaksi.

Dalam hal ini auditor melakukan pengamatan terhadap beberapa hal diantaranya adalah :

Fungsi penjualan yang memberikan otorisasi atau persetujuan terhadap memo kredit.

Bagaimana fungsi penerimaan barang menjalankan tugasnya dalam menerima barang.

2. Ambil sampel transaksi retur penjualan dari jurnal umum dan lakukan pemeriksaan

terhadap dokumen pendukung.

Aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh auditor dari pengambilan sampel dalam

pemeriksaan tersebut adalah :

Penggunaan formulir memo kredit yang bernomor urut tercetak.

Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir memo kredit yang bernomor tercetak

tersebut.

Adanya otorisasi atas memo kredit dari yang mempunyai kewenangan berupa tanda

tangan.

Kesesuaian antara memo kredit dengan dokumen yang menjadi pendukungnya.

Lengkapnya dokumen pendukung memo kredit.

Otorisasi atas dokumen pendukung berupa tanda tangan.

Factor ketelitian dalam pencatatan.

3. Periksa bukti formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakain formulir

tersebut.

Auditor memeriksa untuk memastikan bahwa klien menggunakan formulir bernomor urut

tercetak pasa waktu auditor mengambil sampel dari memo kredit dan laporan penerimaan

barang.

4. Mengambil sampel dari memo kredit yang disetujui dan lakukan penyusutan kedokumen

dan catatan akuntansi yang bersangkutan.

5. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal.

4. Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian – Transaksi Pencadangan

Kerugian Piutang.

1. Fungsi terkait

1) Fungsi pencatat piutang,organisasi yang memegang fungsi ini adalah bagian piutang yang

bertanggungjawab terhadap pembuatan daftar piutang yang dipakai sebagai dasar untuk

menghitung atau mengestimasi jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

2) Fungsi akuntansi biaya. Organisasi yang terkait fungsi ini adalah bagian akuntansi biaya

yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya kerugian yang ditimbulkan dari piutang

dalam periode akuntansi tertentu.

3) Fungsi akuntansi umum. Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi kerugian

piutang dalam jurnal umum.

2. Dokumen

1) Bukti memorial.

2) Daftar umur piutang.

3. Catatan Akuntansi

1) Jurnal umum

ntuk mencatat kerugian piutang dalam periode akuntansi tertentu berdasarkan pada

dokumen bukti memorial.

2) Buku besar

4. Bagan alir Sistem Informasi Akuntansi Transakti Pencaangan Kerugian Piutang

(lampiran 4)

5. Salah saji potensial,aktivitas pengendalian yang diperlukan dan prosedur audit untuk

pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap transaksi

(1) Salah saji potensial

a) Pembebanan kerugian piutang yang tidak diotorisasi.

b) Transaksi pembebanan kerugian piutang fiktif dicatat.

c) Bukti memorial tidak dicatat kea kun biaya dan cadangan kerugian piutang.

d) Bukti memorial dicatat dalam akun yang salah.

(2) Aktivitas pengendalian yang diperlukan

a) Bukti memorial yang digunakan untuk setiap pencadangan kerugian piutang harus

diotorisasi.

Bukti memorial yang diotorisasi oleh manager yang berwenang merupakan bentuk

pertanggungjawaban bahwa ada perintah akurat untuk pencatatan biaya kerugian piutang

dan cadangan kerugian piutang. Dengan demikian akan menjamin terpenuhinya asersi

keterjadian.

b) Harus terdapat dokumen pendukung dalam pencatatan.

Aktivitas ini akan memberikan jaminan bahwa telah dicapainya asersi keterjadiian,hak dan

kewajiban dan penilaian atau lokasi.

c) Pengecekan secara independen posting kedalam catatan akuntansi.

Aktivitas pengendalian harus secara periodic mengadakan rekonsiliasi antara buku

pembantu biaya dengan akun biaya dalam buku besar.

d) Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara periodok.

Fungsi akuntansi betanggungjawab terhadap pemakain bukti memorial secara

periodic. Pengendalian ini akan memberikan kepastian atau jaminan terhadap

kelengkapan informasi transaksi pencadangan kerugian piutang yang dicatat selama

periode akuntansi tertentu.

e) Panduan akun dan review pemberian kode.

Buku panduan kode akun akan menjamin bahwa keakuratan posting tidak dipertanyakan

lagi sehingga asersi kelengkapan,serta penyajian dan pengungkapan menjadi andal.

(3) Penyusunan Program Audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi pencadangan

kerugian piutang.

1. Melakukan observasi atau pengamatan terhadap prosedur dalam persetujuan pembebanan

kerugian piutang.

2. Memeriksa jurnal umum serta dokumen pendukung.

3. Memeriksa formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian formulir

tersebut.

4. Memeriksa bukti memorial yang telah di acc kemudian mengusut dokumen serta catatan

akuntansi yang digunakan.

5. Memeriksa adanya pengecekan independen terhadap posting kebuku pembantu dan jurnal.

5) Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian – Transaksi Penghapusan

Piutang.

1. Fungsi terkait

1) Fungsi pemberi otorisasi kredit. Dalam fungsi ini organisasi yang terkait adalah bagian

kredit. Bagian kredit bertanggung jawab untuk membuat bukti memorial atas dasar SK

manager yang berwenang untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih.

2) Fungsi pencatat piutang. Dalam fungsi ini organisasi yang terkait adalah bagian piutang .

bagian ini bertanggungjawab terhadap pencatatan berkurangnya piutang karena transaksi

penghapusan piutang yang tidak tertagih.

3) Fungsi akuntansi umum. Dalam bagian ini organisasi yang mempunyai tanggung jawab

adalah bagian akuntansi umum. Bagian akuntansi umum bertanggung jawab untuk

mencatat transaksi penghapusan piutang dlam jurnal umum.

2. Dokumen

1) Bukti memorial.

2) Surat Keputusan Manager yang berwenang tentang penghapusan piutang.

3. Catatan Akuntansi

1) Jurnal umum

2) Buku pembantu piutang.

3) Buku besar.

4. Bagan alir Sistem Informasi Akuntansi Transakti Pencaangan Kerugian Piutang (lampiran

5)

5. Salah saji potensial,aktivitas pengendalian yang diperlukan ,dan prosedur audit untuk

pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap transaksi penghapusan

piutang.

(1) Salah saji potensial.

1. Penghapusan piutang yang tidak diotorisasi.

2. Transaksi penghapusan piutang fiktif dicatat.

3. Bukti memorial tidak dicatat keakun biaya dan piutang.

4. Bukti memorial dicatat dala akun yang salah.

(2) Aktivitas Pengendalian yang diperlukan dalam transaksi penghapusan piutang.

1. Penggunaan bukti memorial yang diotorisasi untuk setiap penghapusan piutang.

Dalam hal ini melibatkan fungsi pemberi otorisasi kredit dimana fungsi tersebut

mempunyai tanggungjawab untuk menilai kemampuan debitur untuk membayar. Terkait

penghapusan piutang akan melibatkan manager puncak yang akan mengotorisasi bukti

memorial yang akan dapat dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemberi otorisasi kredit.

Sehingga asersi ketersediaan transaksi penghapusan piutang akan terjamin.

2. Dokumen sumber dan dokumen pendukung harus lengkap pada setiap pencatatan.

Pengendalian intgern ini menjamin asersi keterjadiian,hak dan kewajiban dan penilaian

atau alokasi.

3. Pengecekan secra independen posting kedalam catatan akuntansi.

Perlu adanya rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan akun control piutang

dalam buku besar secra periodic.

4. Bukti memorial yang dipertanggungjawabkan secara periodic.

Kelengkapan informasi akan terjamin selama periode akuntansi tertentu.

5. Panduan akun dan review pemberian kode

Keakuratan posting akan terjamin dan akan menciptakan asersi kelengkapan,serta

penyajian dan pengungkapan menjadi andal.

(3) Penyusunan Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi penghapusan

piutang.

1. Melakukan observasi pada prosedur pemberian otorisasi atau persetujuan pembebanan

kerugian piutang.

Dalam melakukan pengamatan ini auditor melakukan pengamatan terhadap :

a. Jumlah kerugian piutang yang dibebankan dihitung dari perhitungan umur piutang.

b. Bukti memorial yang telah diotorisasi oleh manager.

2. Memeriksa jurnal umum dan memeriksa dokumen pendukung.

Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap bukti

memorial

a. Menggunakan nomor urut tercetak.

b. Pertanggungjawaban Penggunaan formulir

c. Otorisasi pihak yang berwenang.

d. Adanya kesesuain antara bukti memorial dan dokumen pendukung.

e. Dokumen pendungkung yang lengkap.

f. Otorisasi dokumen pendukung.

g. Ketelitian pencatatan antara bukti memorial ke dalam jurnal umum dan buku pembantu

biaya.

3. Memeriksa bukti penggunaaan formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban

dari pemakain formulir tersebut.

Auditor memeriksa apakah klien menggunakan formulir bernomor urut tercetak pada

waktu auditor memeriksa bukti memorial.

4. Memeriksa bukti memorial yang telah diotorisasi kemudian melakukan pengusutan

kedokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan.

5. Memeriksa adanya pengecekan independen pada posting buku besar dan jurnal umum.

Jumlah rekapitulasi jurnal umum oleh auditor dibandingkan jumlah yang telah diposting

dalam akun yang terkait dalam buku besar.

D. Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian

Merupakan proses bagi auditor untuk mendapatkan pemahaman mengenai

pengendalian intern terhadap siklus pendapatan suatu perusahaan. Auditor akan

membandingkan tingkat resiko pengendalian final dengan yang sudah direncanakan.

Apabila perbandingan tersebut hasilnya sama maka auditor akan melanjutkan merancang

pengujian substansif khusus berdasarkan tingkat pengujian substansif yang telah

direncanakan apabila sebaliknya maka auditor akan melakukan perubahan pada tingkat

pengujian substansif sebelum auditor medesain pengujian subtansif khusus untuk

menampung tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Siklus pendapatan terdiri dari lima bagian yaitu system penjualan kredit,sostem penjualan

tunai,system retur penjualan,system pencadangan kerugian piutang,dan system peghapusan

piutang.

2. Dalam memahami tahap-tahap system informasi akuntansi auditor harus mengetahui

tentang fungsi terkait,dokumen,catatan akuntansi dan flowchart.

3. Untuk pengujian pengendalian dalam lima bagian tersebut maka harus ditentukan beberapa

elemen penting yaitu menentukan salah saji,aktivitas yang diperlukan dan prosedur audit

yang dapat digunakan.

4. Evaluasi hasil pengujian dapat diambil setelah melakukan pengamatan dan observasi

terhadap system pengendalian intern perusahaan melalui system informasi akuntansi.

B. Saran

1. Hendaknya kelima bagian dalam siklus pendapatan dijalankan sesuai prosedur dan benar

agar tidak terjadi fraud.

2. Hendaknya auditor memahami secara jelas bagaimana system informasi akuntansi dalam

sebuah perusahaan yang menjadi kliennya agar mampu menetapkan keputusan.

3. Keputusan yang dibuat harus berdasarkan hasil yang sesungguhnya dari apa yang menjadi

hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor.