26
Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti: Chrisandy Arya Frammy Haullussy 682013069 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2019

Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework Cobit 4.1

(Studi Kasus di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Chrisandy Arya Frammy Haullussy

682013069

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2019

Page 2: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain
Page 3: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain
Page 4: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain
Page 5: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain
Page 6: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

1. Pendahuluan

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini menjadi penunjang utama dalam

pencapaian tujuan bisnis suatu organisasi. Perkembangan TI yang pesat dalam membantu

suatu organisasi, harus juga diimbangi dengan adanya sebuah evaluasi atau audit terhadap

penggunaan TI itu sendiri, sehingga meminimalisasi ancaman atau pun kerugian organisasi

tersebut. Adanya TI memberikan peluang terjadinya transformasi dan peningkatan

produktifitas bisnis. Pemanfaatan Teknologi Informasi juga sebagai pendukung pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi, oleh karena itu harus diimbangi dengan keefektifan dan

efisiensi pengelolaannya. Audit TI harus dilakukan untuk menjaga keamanan sistem informasi

sebagai aset organisasi, dan juga untuk mempertahankan integritas informasi yang disimpan

dan diolah dan tentu saja untuk meningkatkan keefektifan penggunaan teknologi informasi

serta mendukung efisiensi dalam organisasi [4].

Penerapan TI dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang dengan suatu pengelolaan TI

(IT Governcance) dari mulai perencanaan sampai implementasinya. IT Governance adalah

suatu struktur hubungan dan proses untuk mengatur dan mengontrol perusahaan yang

bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dengan pertambahan nilai

dengan tetap menyeimbangkan risiko-risiko dengan nilai yang didapatkan dari penerapan TI

dan proses-prosesnya [7].

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga merupakan pusat informasi, pengetahuan

dan kebudayaan yang mendukung visi Kota Salatiga yang juga memanfaatkan peranan TI

dalam proses operasional organisasinya, sebagai upaya meningkatkan kemampuan sistem

informasi (SI) yang dapat melayani kebutuhan pengelolaan perpustakaan yang semakin

kompleks dan terintegrasi. Dalam memenuhi hal tersebut Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga melakukan terobosan baru dengan menghadirkan SLiMS (Senayan Library

Automation System). Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga memakai SLiMS sejak

2010 dan selalu melakukan upgrade secara bertahap, yang dibutuhkan guna memenuhi

kebutuhan pengguna sehingga sekarang Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga

memakai SLiMS 7. Dengan adanya penggunaan sistem informasi pendukung dalam

menunjang pelayanan di Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Kota Salatiga, perlu adanya

pengelolaan yang baik dalam sistem yang mendukung proses pelayanan tersebut. Untuk itu,

Audit SI penting untuk dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu

penggunaan system informasi dalam mendukung pelayanan di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga seperti kehilangan data, kesalahan pemrosesan komputer, biaya yang

tinggi untuk kerusakan komputer, kerahasiaan, pengontrolan penggunaan computer, menjaga

integritas data dan efisiensi sumber daya

Dalam melakukan audit, diperlukan sebuah standar yang bisa membantu agar terjadi

pengukuran yang valid dan realable. COBIT (Control Objectives for Information and related

Technology) memungkinkan suatu perusahaan untuk menerapkan pengelolaan yang efektif

terhadap TI yang terintegrasi dengan perusahaan. Management Guidlines COBIT berisi suatu

kerangka kerja (Framework) yang mampu menjawab kebutuhan manajemen dalam hal

pengontrolan dan pengukuran TI dengan memberikan tools untuk menghitung dan mengukur

kapabilitas TI. Hal ini juga sesuai denganprinsip dasar pada COBIT yaitu menyediakan

Page 7: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaaan atau organisasi [5]. Bagaimana

Rancangan Model IT Governance pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga

dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain Planning and

Organication (PO) dalam menilai kebutuhan TI. Karena dalam domain PO membahas

mengenai perencanaan akan strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi dari pengelolaan

TI, agar memberikan kontribusi yang sesuai dengan pengelolaan TI itu sendiri dan tujuan

bisnis.

Framework COBIT merupakan Standar untuk mengaudit penggunaan sebuah TI dan

digunakan sebagai acuan untuk menghasilkan dokumen yang merupakan hasil audit sistem

informasi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Dari uraian di atas, peneliti

tertarik untuk menganalisis bagaimana pemanfaatan SLiMS 7 (Senayan Library Automation

System) pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga menggunakan Framework

COBIT domain PO.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang audit sistem informasi menggunakan framework COBIT pada

domain PO di PT Pupuk Kujang Cikampek menjelaskan bahwa pengendalian terhadap setiap

proses sistem informasi perlu dievaluasi dan dinilai dengan menggunakan suatu pengukuran.

Penelitian ini melakukan pengevaluasian dan penilaian proses-proses perencanaan dan

pengorganisasian sistem informasi manajemen yang dilakukan pada PT. Pupuk Kujang

melalui penerapan aktivitas audit dengan memanfaatkan framework COBIT sebagai standar

audit. Pengauditan berfokus pada proses-proses sistem informasi yang termasuk dalam

domain planning and organization melalui pengidentifikasian aktivitas pengendalian,

pengukuran level of maturity, penilaian indikator-indikator kinerja dan indikator pencapaian

sasaran dengan mengacu pada Framework COBIT sebagai standar. Alat-alat penelitian yang

digunakan merupakan hasil adopsi dari COBIT implementation Tool Set, COBIT Control

Objectives, Maturity Level, Key Performance Indicators (KPI), dan Key Goals Indicators

(KGI) serta mempertimbangkan Critical Success Factors (CSF) yang diadaptasi ke dalam

lingkungan organisasi audit, rekomendasi bagi perusahaan. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa proses TI perencanaan dan pengorganisasian telah berjalan dengan baik

[1].

Penelitian berikutnya tentang pengukuran kinerja sistem informasi akademik dengan

menggunakan kerangka kerja cobit 4.1 pada domain PO di Universitas Singaperbangsa

Karawang menjelaskan bahwa penilaian terhadap kinerja teknologi informasi hanya dilakukan

jika ada keluhan dari unit kerja mengenai layanan teknologi informasi tersebut. Hasil dari

kajian yang dilakukan adalah membuat pengukuran kinerja sistem informasi akademik (SIA)

yang berupa Analisa pemetaan level maturity dan rekomendasi bagi institusi pendidikan tinggi

yaitu Universitas Singaperbangsa Karawang yakni tata kelola TI sistem informasi akademik

pada Universitas Singaperbangsa Karawang sudah dilakukan walaupun masih belum berjalan

secara optimal karena belum mencapai pada tingkat kematangan yang diharapkan karena

tingkat kematangan (maturity level) yang ada pada setiap proses TI yang terdapat dalam

Page 8: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

domain PO rata-rata pada level 2,446 dan masih berada pada level 2 (repeatable but intuitive)

[6].

Berdasarkan penelitian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa COBIT Framework

merupakan model yang paling tepat dan telah banyak digunakan untuk melakukanevaluasi

terhadap tata kelola TI pada berbagai bidang organisasi yang mengimplementasikan teknologi

informasi dalam proses bisnisnya. Maka pada penelitian ini mencoba melakukan audit sistem

informasi menggunakan framework cobit 4.1 domain PO di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga yang dimana belum pernah dilakukan analisis tata kelola TI sejauh

ini pada organisasi tersebut.

2.2 Dasar teori

2.2.1 Audit Sistem Informasi

Menurut Goerge H. Bodnar, audit sistem informasi adalah bahwa sebagian besar

perusahaan memperkerjakan auditor intern dan ekstern untuk mengaudit sistem informasi [3].

Fokus audit arus pada sistem informasi itu sendiri dan pada validitas dan akurasi data yang

diproses oleh sistem. Audit sistem informasi merupakan suatu pengevaluasian untuk

mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian antara aplikasi sistem informasi dengan prosedur

yang telah ditetapkan dan mengetahui apakah suatu sistem informasi dengan prosedur yang

telah ditetapkan dan mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain dan

diimplementasikan secara efektif, efisien, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan

aset yang memadai, serta menjamin integritas data yang memadai.

2.2.2 Control Objective for Information and Related Technology (COBIT)

COBIT memberikan kebijaksanaan yang jelas dan praktik yang baik dalam tata kelola

teknologi informasi dengan membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola

resiko yang terkait dengan tata kelola teknologi informasi dengan cara memberikan kerangka

kerja cara teknologi informasi dan panduan tujuan pengendalian terinci / detailed control

objective bagi pihak manajemen, pemilik proses bisnis, pengguna dan juga auditor [11].

Adapun tools yang dapat kita gunakan untuk audit sistem informasi adalah menggunakan

kerangka kerja COBIT. Konsep kerangka kerja COBIT dapat dilihat dari tiga sudut pandang,

yaitu (1) kriteria informasi (information criteria), (2) sumberdaya TI (IT resources), dan (3)

proses TI (IT processes) [9].

Page 9: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

Gambar 1. Kerangka COBIT [2]

Kerangka kerja pada gambar 1 memfokuskan pada lebih banyak kontrol dan sedikit

eksekusi sehingga kepentingannya lebih ditujukan kepada pendefinisian startegi dan kontrol

yang biasanya dilakukan oleh manajemen tingkat atas, namun tidak detail menjelaskan

bagaimana memenuhi keduanya dipenuhi yang dapat dipakai sebagai acuan pengguna yang

langsung terkait dengan pengelolaan TI. Kerangka kerja tersebut menyediakan model proses

yang umunya ditemukan dalam aktivitas TI dalam empat domain proses yang saling terkait,

yaitu: Plan and Organization (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and Support (DS)

serta Monitor and Evaluate (ME).

Domain PO (Plan and Organize) Menurut Supriatna (2011), Domain PO mencakup

strategi dan taktik, serta difokuskan pada penentuan arah IT yang dapat memberikan

kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis (business objectives) [10].

Tabel 1. Cakupan Domain COBIT 4.1 [8]

Domain Cobit 4.1

PO1 Menentukan Rencana Strategis TI

PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

PO3 Menentukan Arah Teknologi

PO4 Menentukan Proses-proses, Organisasi dan Hubungan-

hubungan TI

PO5 Mengelola Investasi TI

PO6 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen

PO7 Mengelola SDM TI

PO8 Mengelola Kualitas

PO9 Menilai dan Mengelola Resiko TI

PO10 Mengelola Proyek-proyek

Page 10: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

PO1 Define a Strategic IT Plan Proses.

PO1 merupakan proses untuk mendefinisikan rencana strategis yang dibutuhkan dalam

mengelola sumber daya TI supaya sejalan dengan strategi bisnis dan prioritas. Rencana

strategis ini pada umumnya merupakan perencanaan suatu organisasi atau perusahaan

secara tertulis yang akan menjadi panduan dalam mencapai tujuan organisasi.

PO2 Define the Information Architecture Proses

PO2 merupakan proses untuk mendefinisikan fungsi suatu sistem informasi dalam

menciptakan informasi bisnis dan sistem yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan

informasi di suatu organisasi atau perusahaan. Proses ini dapat meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan manajemen dengan memastikan informasi tersebut aman dan

sesuai strategi bisnis.

PO3 Determine Technological Direction

PO3 merupakan proses untuk mendefinisikan penentuan arah teknologi untuk mendukung

bisnis yang dapat dilakukan berdasarkan layanan informasi. Penentuan arah teknologi

membutuhkan perencanaan infrastruktur dan arsitektur sebagai pengelola produk, layanan

dan mekanisme teknologi.

PO4 Define the IT Process, Organisation and Relationship

PO4 merupakan proses yang mendefinisikan persyaratan untuk staf, keterampilan,

tanggung jawab dari suatu organisasi. Proses TI menjamin transparansi, kontrol, dan

manajemen bisnis.

PO5 Manage the IT Investment

PO5 merupakan proses yang mendefinisikan pengelolaan program investasi TI yang

meliputi biaya, manfaat, prioritas dalam anggaran, dan manajemen terhadap anggaran.

PO6 Communicate Management Aims and Direction

PO6 mendefinisikan mengenai pengembangan framework sebagai pengendali TI

perusahaan yang dikelola manajemen. Komunikasi dijalankan sebagai implementasi untuk

mengartikulasikan misi, tujuan, kebijakan, dan prosedur. Komunikasi mendukung

pencapaian tujuan TI dan memastikan kesadaran dan pemahaman mengenai bisnis, risiko

TI, tujuan, dan arah.

PO7 Manage IT Human Resources

PO7 mendefinisikan mengenai pencapaian layanan TI menjadi suatu bisnis. Pencapaian

tersebut didapatkan berdasarkan pengelolaan sumber daya melalui pemilihan, pelatihan,

evaluasi kinerja, promosi dan pemberhentian kerja.

PO8 Manage Quality Proses

PO8 mendefinisikan mengenai proses yang mengelola kualitas TI dengan memelihara

pengembangan dan akuisisi proses serta standar yang terbukti. Pelaksanaan dan

pemeliharaannya dilakukan dengan memberikan kualitas persyaratan, prosedur dan

kebijakan.

PO9 Assess and Manage IT Risk

PO9 mendefinisikan manajemen risiko TI sebaiknya dilakukan dan dipelihara. Risiko

merupakan suatu dampak yang terjadi dari suatu peristiwa yang tidak direncanakan.

Karenanya, proses ini dilakukan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan menilai suatu

risiko, untuk kemudian diberikan tindakan.

Page 11: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

PO10 Manage Projects

PO10 mendefinisikan manajemen framework suatu proyek sebagai pengelolaan semua

proyek TI. Framework menjamin prioritas serta koordinasi dari semua proyek yang

mencakup rencana, penugasan sumber daya, definisi, persetujuan pengguna, pendekatan,

rencana uji formal, pengujian, dan pasca pelaksanaan ulasan.

Adapun generic maturity model yang digunakan adalah:

Level Model Umum Maturity

0

(Non-existent)

Tidak ada sama sekali proses yang terlihat. Perusahaan belum

menyadari bahwa ada masalah yang harus dikaji

1

(Initial/Ad Hoc)

Ada bukti bahwa perusahaan telah menyadari ada masalah yang

ada dan harus dikaji namun belum ada standarisasi. Tetapi, ada

pendekatan ad hoc yang cenderung diaplikasikan sesuai kasus.

2

(Repeatable but

Intuitive)

Proses telah dikembangkan pada tahap dimana prosedur yang

mirip telah diikuti oleh bermacam-macam orang yang

melaksanakan tugas ini. Tidak ada training atau komunikasi

secara formal tentang prosedur standard dan tanggung jawabnya

jatuh pada individu. Ada ketergantungan yang tinggi pada

individu dan sering terjadi error.

3

(Defined Process)

Prosedur telah terstandarisasi dan terdokumentasi, dan

komunikasi lewat training. Merupakan keharusan bahwa proses

tersebut harus diikuti. Tetapi, sedikit deviasi yang terjadi.

Prosedur tersebut tidak rumit tetapi formalisasi dari practice

yang sekarang

4

(Managed and

measurable)

Manajemen memantau dan mengukur kesesuaian dengan

prosedur dan mengambil tindakan dimana proses terlihat tidak

berjalan efektif. Proses dikembangkan secara berkelanjutan dan

memberikan practice yang baik. Otomasi dan alat bantu

digunakan dalam cara yang terbatas dan terpecah-pecah.

5

(Optimised)

Proses telah dirancang sampai tingkat pelaksanaan yang baik,

berdasarkan hasil dari pengembangan berkelanjutan dan maturity

modeling dengan perusahaan lain. IT digunakan dalam cara

terintegrasi untuk mengotomasikan alur kerja, menyediakan alat

bantu untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas, membuat

perusahaan mudah diadaptasi.

3. Metodologi penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu observasi dan wawancara yang

bertujuan untuk mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi

saat penelitian berjalan. Observasi di lakukan terhadap IT/SI yang berlaku di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dan mewawancarai narasumber penelitian yaitu

para karyawan yang terkait dengan IT/SI yang berlaku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu domain saja yaitu domain

Page 12: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

PO, dimana domain ini mencakup strategi dan taktik, dan perhatian atas identifikasi

bagaimana TI secara maksimal dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan bisnis.

3.1 Tahapan Penelitian

Gambar 2. Diagram Alur Penelitian

Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap Pertama, mempelajari pustaka atau

sumber literatur mengenai Framework COBIT 4.1, tahapan audit, sistem informasi. Tahap

Kedua, observasi IT/SI yang berlaku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dan

menentukan narasumber yang sesuai dengan kebutuhan dalam menjawab melakukan

wawancara dengan para narasumber. Adapun alasan pemilihan narasumber adalah mereka

yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan bagian pelayanan di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Tahap Ketiga, adalah analisis data wawancara.

Pada fase ini, hasil wawancara dalam bentuk transkip wawancara yang nantinya akan

dilakukan perhitungan untuk mendapat tingkat maturity pada sistem di Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Kota Salatiga. Tahap Keempat, merupakan langkah terakhir yang dilakukan

adalah pembuatan laporan hasil audit dengan COBIT Domain 4.1dan membuat kesimpulan

penelitian.

Pada penelitian ini, pemilihan responden untuk diwawancarai sesuai dengan pemetaan

diagram RACI agar dalam melakukan wawancara, dapat langsung menuju orang yang

menanganinya. RACI adalah singkatan dari Responsible, Acountable, Consulted, dan

Informed. Secara sederhana RACI menerangkan siapa saja yang terlibat dalam suatu tindakan

pada sebuah organisasi baik perusahaan maupun pemerintahan. RACI biasa digunakan dalam

manajemen resiko suatu organisasi untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi tersebut.

RACI memiliki defenisi yang lebih spesifik yaitu: -Responsible: orang yang melakukan suatu

kegiatan atau melakukan pekerjaan. -Accountable: orang yang akhirnya bertanggung jawab

dan memiliki otoritas untuk memutuskan suatu perkara. -Consulted: orang yang diperlukan

umpan balik atau sarannya dan berkontribusi akan kegiatan tersebut. -Informed: orang yang

perlu tahu hasil dari suatu keputusan atau tindakan. [10]

Tabel 2. Responden Berdasarkan RACI Chart

RACI Fungsi atau Peran Responden

Responsible Memastikan aktivitas tertentu berhasil Kepala

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Analisis data

Kesimpulan

Page 13: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

dilaksanakan. Perpustakaan

Accountable Berkewenangan untuk menyetujui atau

menerima pelaksaan aktivitas.

Pranata komputer

Consulted Pemberi pendapat atau yang

pendapatnya dibutuhkan dalam sebuah

aktivitas.

Pranata komputer

Informed Menjaga kemajuan informasi atas

aktivitas yang dilakukan

2 orang

Pustakawan

3.2 Pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara. Wawancara

dipilih karena dapat memperoleh informasi dari responden secara langsung sehingga dapat

dengan jelas menggambarkan kinerja IT pada bagian pelayanan di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga. Pada tahap ini juga dilakukan observasi secara langsung yang

berhubungan dengan penggunaan IT pada bagian pelayanan.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Identifikasi Proses Teknologi Informasi

Pada tahap ini, dilakukan penetapan proses teknologi informasi yang sesuai dengan

standart COBIT dengan menggunakan satu domain saja yaitu domain PO, dimana domain ini

mencakup strategi dan taktik, dan perhatian atas identifikasi bagaimana TI secara maksimal

dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan bisnis.

Pemetaan kondisi saat ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dilakukan

dengan proses wawancara mengenai proses PO framework COBIT 4.1 dengan narasumber

object penelitian yaitu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Narasumber

wawancara ditentukan berdasarkan posisi, jabatan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan

proses-proses di PO untuk aplikasi SLiMS.

PO1 (Menentukan Rencana Strategis TI)

Pada penentuan rencana strategis di bidang IT pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga, Teknologi informasi dan strategi perpustakaan sejauh ini belum sepenuhnya

berjalan dengan baik seperti yang dikemukakan oleh Bapak Slamet Setyo Budi selaku Kepala

Perpustakaan bahwa:

“Sebenarnya antara teknologi informasi sama strategi perpustakaan antara selaras

dan tidak. Karena strategi kita berkaitan dengan teknologi informasi kita

mengembangkan itu untuk mencari daya tariknya. Kita sudah punya rencana

strategis TI yang dipetakan dalam beberapa poin yang mana rencana strategis IT

yang kita punya memberikan pedoman untuk menyelenggarakan TI-nya kita untuk

pemanfaatannya, ada salah satu strategi kita untuk daya tarik pemustaka. Seperti e-

salatiga. Dulu waktu peluncurannya tanggal 24 juli 2017 memang sasaran kita untuk

memberikan fasilitas kepada pemustaka atau pengunjung tidak hanya dapat

Page 14: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

mengakses buku secara fisik tapi bisa juga secara elektronik. Kalau di bilang sesuai

strategi targetnya iya kita dapat itu. Tapi kadang kita kurang konsisten terhadap

pengembangannya dan tidak update. Jadi kelemahan kita di situ. Kita tidak

mengupdate terus kalau ada gangguan penanganan kita tidak terlalu cepat. Itu salah

satu yang menghambat sistem kita.” 1

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Slamet Setyo Budi selaku Kepala

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa terdapat dokumen Rencana

Strategis Teknologi Informasi yang dimiliki, dimana dokumen rencana strategisini

dipergunakan sebagai landasan pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga sendiri

untuk melakukan perencanaan serta pengembangan Teknologi Informasi. Hal ini terlihat dari

pengembangan teknologi informasi yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga lewat aplikasi Slims, untuk memberikan layananan pengecekan buku yang ada

dalam perpustakaan daerah, disisi lain terdapat aplikasi berbasis android yakni e-Salatiga

yang dapat di-unduh pada playstore. Namun terdapat kelemahan dalam pengembangan

aplikasi yakni terjadi inkonsistensi dalam hal keselarasan pengembangan aplikasi dengan

infrastruktur TI yang dimiliki, oleh sebab itu bapak Slamet Setyo Budi sendiri memberikan

beberapa rekomendasi terkait pengembangan aplikasi yang diselaraskan dengan rencana

strategis IT, pengembangan aplikasi harus sesuai dengan kebutuhan agar dapat meningkatkan

kinerja organisasi. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah memiliki rencana strategis TI yang telah

terdokumentasi sehingga tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah ada pada level 3 Defined Process.

PO2 (Menentukan Arsitektur Informasi)

Rancang bangun sistem informasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga yang

digunakan sudah di desain mulai dari struktur hingga keamanan sistem. Seperti yang

dikemukakan oleh Chandra Brian selaku Pranata Komputer bahwa:

“Kalau data datanya sudah, integritasnya sudah. Karena data datanya kita sering back-

up dari bagian data kepegawaian juga sering mengupdate data. Sudah ada pejabat di

bagian itu juga.” 2

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Chandra Brian selaku Pustakawan di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa struktur data dan integritas

data sudah selaras dengan rancangan strategis yang dibangun di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga. Data – data baik data buku, data peminjam dan data pegawai juga

sudah diintegrasikan dan disimpan kedalam Database. Data-data itu juga selalu dilakukan

pencadangan data atau Back-up Data untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Bapak

Chandra Brian juga mengatakan bahwa sudah ada pejabat atau pelaksana dalam hal

pengintegrasian data. Berdasarkan pemahaman diatas maka dapat dikatakan bahwa perpusda

salatiga telah menentukan arsitektur informasi yang sesuai dengan strategi yang dibangun

sehingga tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1, Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga telah ada pada level 3 Defined Process.

Page 15: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

PO3 (Menentukan Arah Teknologi)

Pengarahan teknologi dalam mendukung organisasi harus ada sebuah infrastruktur

teknologi yang jelas demi menunjang pelayanan. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak

Chandra Brian selaku Pustakawan bahwa:

“Untuk layanankan kita pakainya slims, kalo slims itu kan di desain khusus untuk

perpustakaan itu sendiri. Jadi karena aplikasinya open sources memang bisa di

customize sesuai kebutuhan, misalkan tidak sesuai dengan kebutuhan kan kita bisa edit

sendiri sesuai kebutuhan kita.” 3

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Chandra Brian selaku Pustakawan juga

menyatakan bahwa aplikasi Slims didesain khusus untuk perpustakan. Dalam hal ini, aplikasi

yang dibangun sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga. Apliaksi Slims yang dibangun juga merupakan aplikasi Open Source

dimana aplikasi tersebut dapat diunduh dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Misalnya pada bagian pelayanan, aplikasi slims

dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dalam melayani masyarakat seperti fitur pengecekan

buku, peminjaman buku dan pengembalian buku tanpa memakai fitur-fitur lain yang ada pada

aplikasi Slims. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah menentukan arah IT yang sesuai dengan

kebutuhan sehingga tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah ada pada level 3 Defined Process.

PO4 (Menentukan Proses-proses, Organisasi dan Hubungan-hubungan TI)

Dalam penggunaan IT, diharuskan dengan mempertimbangkan persyaratan dalam

pengelolaan IT seperti staff, ketrampilan dan tanggung jawab. Seperti yang dikatakan oleh

Bapak Alwan Fauzan selaku Pustakawan bahwa:

“Jadi gini mas ukurannya kita bisa menguasai Slims. Dan hal itu di ajukan untuk

menguasai Slims. Dan untuk di hari weekend PNS non pustakawan bekerja di

Perpustakaan untuk menggunakan slims dan harus bisa. Itu yang tadi saya bilang 50%

yang pustakawan dan 50% yang hanya sekedar membantu. Dan ada juga yang tidak

paham dengan sistem.” 4

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Alwan Fauzan selaku Pustakawan di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa staff atau karyawan dalam

penggunaan Slims diharuskan untuk menguasai Slims tersebut. Dalam pelayanannya bagi

masyarakat, Dinas Perpuistakaan dan Kearsipan Kota Salatiga beroperasi setiap hari dan pada

saat weekend, para staff atau pegawai yang tidak ditempatkan pada bagian pelayanan juga

dapat ditugaskan untuk membantu para staff dibagian pelayanan. Hal ini dikarenakan sering

terjadi kekurangan staff dalam melayani pemustaka pada saat weekend. Untuk itu, para staff

Page 16: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

yang tidak ditempatkan di bagian pelayanan juga harus bisa menggunakan aplikasi Slims.

Bapak Alwan Fauzan juga menyatakan bahwa jika weekend, terdapat sebagian staff saja yang

merupakan staff dibagian pelayanan sedangkan staff lainya adalah staff di bagian lain. Para

staff yang berkerja pun ada yang tidak paham dengan penggunaan Slims. Hal ini dikarenakan

tidak adanya pelatihan formal bagi para staff dalam penggunaan aplikasi slims. Berdasarkan

penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga belum menentukan proses-proses dan penggunaan IT yang dikhususkan sehingga

tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga telah ada pada level 1 Initial/Ad Hoc.

PO5 (Mengelola Investasi TI)

Penerapan TI organisasi harus disertai dengan anggaran pemeliharaan. Bapak Slamet

Setya Budi selaku Kepala Perpustakaan menyatakan bahwa:

“Untuk biaya perawatan dan pengembangan saya pikir sudah optimal karna saya pikir

aplikasinya ini kan open sources tidak membutuhkan dana lah itu maintenance itu kan

rutin untuk back-up data juga cek server. Misalnya untuk hardware wifi rooter gitu

kan kita ada kerja sama dengan pihak ke-3 mereka yang handle.”5

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Slamet Setya Budi selaku Kepala

Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan

bahwauntuk biaya perawatan dan pengembangan pada aplikasi slims menurutnya sudah

optimal. Dalam hal ini aplikasi Slims juga merupakan aplikasi yang Open Sources dimana

tidak membutuhkan biaya, penanganan data backup yang rutin juga tidak mengeluarkan

biaya. Pada pemeliharaan perangkat keras yang digunakan di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga seperti wifi dan rooter telah ditangani oleh pihak ke-3 yang bekerja

sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Berdasarkan penjelasan diatas

maka dapat dikatakan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah

meminimalisir anggaran pemeliharan dalam perawatan dan pengembangan IT sehingga

tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga telah ada pada level 3 Defined Process.

PO6 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen)

Dalam mengembangkan sebuah kerangka IT, serta menentukan dan menyampaikan

kebijakan-kebijakan Sebuah program, komunikasi dilaksanakan secara terus menerus untuk

menyuarakan misi, tujuan layanan, kebijakan dan prosedur dalam organisasi. Ada

permasalahan dalam bidang keamanan seperti yang dikatakan Bapak Adam Trilaksono selaku

Pranata Komputer bahwa:

“Kebijakann IT untuk pengunjung? Kalau untuk karyawann kayaknya nggak ada.

Soalnya untuk penggunaan IT sendiri tidak semua karyawan punya akses. Untuk

Page 17: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

pelatihan ada tapi biasanya ada perintah dari pemimpin. Kalau dari kantor sendiri yang

ahli mengajarkan yang mau belajar secara internal“ 6

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Adam Trilaksono selaku Pranata Komputer

di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa kebijakan IT

untuk karyawan dalam menggunakan aplikasi, sepertinya tidak ada. Hal ini dikarenakan untuk

penggunaan IT sendiri, hanya ada beberapa karyawan yang ditugaskan untuk menggunakan

IT. Untuk pelatihan dalam penggunaan IT sudah dilakukan di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga namun biasanya ada perintah dari Kepala Perpustakaan. Namun

perintah untuk melakukan pelatihan IT juga tidak diketahui kapan akan dilakukan ataukah ada

pembaruan aplikasi atau alasan lain. Dalam penggunaan aplikasi bagi karyawan yang ada di

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga, bila ada karyawan yang ahli dalam

penggunaan aplikasi, maka dapat mengajarkan karyawan yang mau belajar secara internal.

Pembelajaran secara internal yang dilakukan oleh karyawan yang ahli inilah yang membantu

para karyawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dalam merangkap berbagai

tugas dalam membantu pelayanan. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikatakan

bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota salatiga belum memiliki kebijakan-kebijakan

dalam penerapan IT namun sudah ada pendekatan dalam mengarahkan tujuan menejemen IT

namun belum melaksanakannya secara penuh sehingga tingkat maturitas (maturity level)

berasarkan cobit 4.1, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah ada pada level 1

Initial/Ad Hoc..

PO7 (Mengelola SDM TI)

Untuk SDM TI sendiri masih kurang untuk jaringan, karena masih bergantung dari pihak

Telkom, dalam hal ini menurut pihak organisasi sendiri untuk SDM TI belum maksimal. Hal

ini dikemukakan oleh Bapak Adam Trilaksono yakni Pranata Komputer yakni:

“Sudah sinkron, Cuma yang berkaitan dengan IT presentase Cuma separuhnya yang

menguasai IT. Yang menguasai IT hanya 50%.” 7

Bapak Slamet Setya Budi selaku Kepala perustakaan juga mengungkapkan bahwa:

“Kalau bisa di katakan kita itu sebenarnya kekurangan SDM jadi kita dengan jumlah

pegawai perpustakaan sekian untuk mengelolah perpustakaan yang besar begini

dengan banyak layanan yang kita berikan itu kurang akhirnya ada yang rangkap tugas,

ada yang harus merangkap tugas layanan, ada yang rangkap tugas lain, ada yang

merangkap tugas story telling atau apa itu, karna keterbatasan SDM jadi kita satu

petugas itu merangkap beberapa pekerjaan. Jadi kita belum maksimal.”8

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Adam Trilaksono selaku Pranata Komputer

di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa sudah ada rencana

pengelolaan sumber daya manusia teknologi informasi di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga namun minimnya penguasaan IT pada staff atau karyawan. Bapak Slamet Setya

Page 18: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

Budi selaku Kepala Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga juga

mengatakan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga mengalami kekurangan

SDM. Dalam pengolahan perpustakaan dan pemberian layanan yang baik, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga hanya memiliki sedikit karyawan yang

berpengaruh pada kinerja pelayanan yang berdampak pada kurangnya pelayanan yang

diberikan. Hal ini juga yang menyebabkan pembagian tugas bagi karyawan yang tidak

berpengalaman di bidang pelayanan. Misalnya karyawan yang bekerja di bagian kearsipan,

dapat merangkap sebagai pustakawan. Berdasarkan penjelasan Bapak Adam Trilaksono

selaku Pranata Komputerdan Bapak Slamet Setya Budi selaku Kepala Perpustakaan di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga maka dapat dikatakan bahwa Perpustakaan Dan

Kearsipan Kota Salatiga belum mengelola SDM yang ada di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga sehingga tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1,

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah ada pada level 1 Initial/Ad Hoc.

PO8 (Mengelola Kualitas)

Perencanaan, implementasi serta pengelolaan aplikasi harus distandari dengan

menyediakan kebutuhan kualitas, prosedur, dan peraturan yang jelas. Seperti yang

dikemukakan oleh Bapak Chandra Brian selaku Pustakawan bahwa:

“Nah ini kita untuk pengawasan itu kita gak pernah. Jadi kadang slims error itu

memang dari awalnya yang tau banget tentang slims itu kan, ini kan open source jadi

semua bisa akses. Jadi kita mau gak mau harus belajar sendiri. Kita gak punya tenaga

ahli, yang ahli itu pak Budi santoso. Jadi untuk pengawasan berkala itu gak ada. Tadi

ini saja ada beberapa fitur yang edit biografi sms getway sekarang hilang semau jadi

simple.”9

Berbeda dengan Bapak Adam Trilaksono selaku Pranata Komputer yang mengungkapkan

bahwa:

“Kalau untuk pengawasan berkala untuk infrastruktur ITnya kita ada yang Namanya

pranata komputer, jadi beliau itu yang memantau TI. Tapi selama ini masih bisa

berjalan atau bisa di atasi tapi alangkah lebih baiknya ada penambahan pranatanya

agar pengawasan lebih baik lagi.”10

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Chandra Brian selaku Pustakawan di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa untuk pengawasan IT dan

kinerja pelayanan dalam menggunakan Slims tidak pernah dilakukan. Slims juga merupakan

aplikasi yang dapat diakses oleh semua staff karyawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga. Dalam penggunaan Slims, para staff karyawan diharuskan berlajar sendiri

karna punya tenaga ahli. Salah satu Staff karyawan yang dapat dikatakan ahli dalam

penggunaan aplikasi Slims yaitu Bapak Santoso selaku Staff IT di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga. Aplikasi Slims terdapat beberapa fitur dalam pengoperasiaannya

Page 19: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

seperti edit biografi, sms gateway namun sekarang telah diolah sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan saja. Hasil percakapan dengan bapak Adam Trilaksono selaku Pranata Komputer

di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa sudah ada

pengawasan dalam penggunaan IT dan infrastruktur IT secara berkala oleh Pranata Komputer

di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Namun pada pelaksanaannya masih

kurang dalam melakukan pengawasan dikarenakan minimnya tenaga IT atau pranata

komputer di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Bapak Alwan Fauzan sendiri

memberikan rekomendasi untuk adanya perekrutan dan penambahan staff di bidang Pranata

Komputer agar pengawasan IT di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat

berjalan dengan Baik. Berdasarkan penjelasan Bapak Chandra Brian selaku Pustakawan dan

Bapak Adam Trilaksono selaku Pranata Komputer di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga maka dapat dikatakan bahwa Perpustakaan Dan Kearsipan Kota Salatiga hanya

melakukan pengawasan terhadap infrastruktur IT dan belum melakukan pengawasan terhadap

penggunaan IT dan aplikasi Slims di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga

sehingga tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1 Perpustakaan Dan Kearsipan

Kota Salatiga telah ada pada level 2 Repeatable but Intuitive.

PO9 (Menilai dan Mengelola Resiko TI)

Dalam penanganan resiko, pendokumentasian resiko biasa ataupun resiko lain harus

dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Adam Trilaksono selaku Pranata Komputer

yakni:

“Untuk sejauh ini bisa di tangani. Beberapa dari kita bisa menangani ketika server

down. Server kita juga kan ada di keminfo. Untuk server down itu tindakannya yang

melakukan itu keminfo jadi bagaimana caranya server itu gak down kita sudah

serahkan ke keminfo.”11

Ibu Andis Sari selaku Pranata Komputer juga mengatakan bahwa:

“Permasalahannya itu biasanya cuman di databasenya hilang. Databasenya itu kita

backupnya biasa seminggu sekali. Memang kita pernah kehilangan database, tapi kita

sudah bisa mengembalikan database karena kita punya backup datanya gitu. Jadi kita

gak nunggu…jadi gini saat itu kita setiap minggu melakukan backup data. Saat itu

kalau gak salah 2017 kita kehilangan data, karena kita sudah mempunyai data setiap

minggu melakukan backup data jadi kita bisa kembalikan. Itu bukan pencegahan tapi

itu yang sudah kita lakukan. Database sama linknya error biasanya kita kerjasama

dengan keminfo. Misalnya seperti kemarin web perpustakaan kita error karena server

kita ada di sana.”12

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Adam Trilaksono dan Ibu Andis Sari selaku

Pranata Komputer di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga pernah mengalami resiko pada database dan

Page 20: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

Server yang tiba-tiba Down. Dalam permasalahan server, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga telah menyerahkan tanggung jawab seutuhnya dalam pengaggulangan server

kepada KEMINFO yang mana jika terjadi penurunan kinerja server maka hal itu menjadi

tanggung jawab dari KEMINFO dan harus ditanggulangi. Untuk permasalahan database,

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah dilakukan penanganan rutin yang mana

mengambil langkah untuk pencadangan data seminggu sekali dan juga telah diserahkan

penanggulangan resiko oleh KEMINFO. Pencadangan database yang dilakukan di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga juga menurut Ibu Andis Sari juga bukan sebuah

pencegahan namun sudah menjadi rutinitas yang harus dialakukan. Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga juga pernah terjadi kehilangan data peminjaman buku tahun 2017,

namun dengan rutinitas yang dilakukan dalam pencadangan data, maka data yang hilang dapat

dikembalikan lagi seperti semula. Namun dalam penanggulangan server, pihak Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah bekerja sama dengan KEMINFO dan juga

server database Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota salatiga juga berada di KEMINFO.

Jadi untuk resiko dan penanggulangan server down atau kesalahan koneksi dengan server

yang ada di KEMINFO semuanya ditangani oleh KEMINFO. Berdasarkan penjelasan dari

hasil percakapan dengan Bapak Adam Trilaksono dan Ibu Andis Sari selaku Pranata

Komputer di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dapat dikatakan bahwa Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah melakukan penanggulangan resiko yang

sering terjadi yaitu keamanan database. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga juga

telah bekerjasama dengan KEMINFO dalam penanggulangan server penyimpanan database

sehingga tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1, Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga telah ada pada level 3 Defined Process.

PO10 (Mengelola Proyek-proyek)

Proyek-proyek dalam rangka mengembangkan TI guna untuk memenuhi kebutuhan

organisasi tersebut sangat banyak dilakukan salah satunya selain SLiMS ada iSalatiga aplikasi

berbasis android yang baru dirilis dalam tahun 2018 dan memiliki fungsi untuk meminjamkan

buku-buku digital. Hal lain juga dikemukakan oleh Bapak Alwan Fauzan selaku Pustakawan

bahwa:

“Sedang perkembangan website. Dulu kan pernah kena hack saat pakai wordpress.

Tapi masih dalam pengembangan. Isi isinya belum terupdate Semua OPD di salatiga

terpusat di KEMINFO. Jadi semuanya akan terintergrasi yang Namanya PPID. Kita

punya masing masing mempunyai satu website dan link. Itu di situ semua terpusat di

pemkot. Proyek terbarunya itu. Soalnya websitenya belum keurus. Yang terbaru e-

salatiga dan SIARTIS, itu untuk arsip digital. Ugs itu system intergrasi, slims itu ada

ugsnya jadi semua perpustakaan di salatiga itu nanti jadi satu di opac.salatiga.co.id.

semua orang bisa mengakses tanpa perlu datang ke sini. UCS jadi itu

mengintergrasikan koleksi buku se-Salatiga”13

*waw. 1 s/d 13: wawancara dilakukan tanggal 21 November 2018

Page 21: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

Berdasarkan hasil percakapan dengan Bapak Alvan Fauzan selaku Pustakawan di Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota salatiga dapat dikatakan bahwa proyek-proyek dalam

rangka pengembangan TI sudah dilakukan dalam pengembangan pelayanan. Dinas

Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga pernah menggunakan wordpress untuk menunjang pelayanan namun

diretas sehingga tidak dilakukan perkembangan informasi terbaru. Untuk itu, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga sedang mengembangkan Website dimana semua

data dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) semuanya terpusat di KEMINFO. Data-data

informasi juga akan diintegrasikan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PPID

dimana semua data akan dikelola dan didokumentasikan. Semua OPD yang ada di Kota

Salatiga mempunyai satu website yang berpusat di PEMKOT Salatiga. Untuk aplikasi terbaru

yang dikembangkan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga adalah E-Salatiga

dan SIASRIS dimana kedua mempunyai fungsi dalam kearsipan digital (e-book). Slims juga

telah dikembangkan dengan menghubungkan UCS (Union Catalog Server) ke Slims untuk

setiap perpustakaan yang ada disalatiga yang nantinya akan dibuat dalam satu website yaitu

opac.salatiga.co.id. pengembangan ini dapat mempermudah semua orang yang ingin

meminjam buku tanpa perlu mengunjungi perpustakaan-perpustakaan se-salatiga karena UCS

telah mengintegrasikan semua koleksi buku yang ada di semua perpustakaan di Salatiga.

Berdasarkan penjelasan dari hasil percakapan diatas, maka dapat dikatakan bahwa Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga sedang melakukan pengelolaan proyek dalam

bidang pelayanan masyarakat sehingga tingkat maturitas (maturity level) berasarkan cobit 4.1,

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah ada pada level 3 Defined Process.

4.2 Spider Chart tingkat kematangan penggunaan SLiMS 7

Gambar 3. Spider Chart Tingkat Kematangan

Pada spider chart tingkat kematangan yang sekarang, PO1 (menentukan Rencana

Strategis TI) berada pada tingkat kematangan level 3 (Defined Process) karena penentuan

Page 22: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

rencana strategis di bidang IT pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga,

Teknologi informasi dan strategi perpustakaan sejauh ini belum sepenuhnya berjalan dengan

baik. Terdapat dokumen pereencanaan strategis teknologi informasi yang dimiliki, dimana

dokumen rencana strategis ini dipergunakan sebagai landasan pihak Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga untuk melakukan perencanaan serta pengembangan Teknologi

Informasi. Namun terdapat kelemahan dalam pengembangan aplikasi yakni terjadi

inkonsistensi dalam hal keselarasan pengembangan aplikasi dengan infrastruktur TI yang

dimiliki. PO2 (Menentukan Arsitektur Informasi) berada pada tingkat kematangan level 3

(Defined Process) karena rancang bangun sistem informasi Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga yang digunakan sudah di desain mulai dari struktur hingga keamanan

sistem. Struktur data dan integritas data sudah selaras dengan rancangan strategis yang

dibangun di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Data – data baik data buku,

data peminjam dan data pegawai juga sudah diintegrasikan dan disimpan kedalam Database.

Data-data itu juga selalu dilakukan penadangan data atau Back-up Data untuk mengcegah hal-

hal yang tidak diinginkan. PO3 (Menentukan Arah Teknologi) berada pada tingkat

kematangan level 3 (Defined Process) karena pengarahan teknologi dalam mendukung

organisasi sudah dilakukan yakni penggunaan aplikasi yang dibangun sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Apliaksi

Slims yang dibangun juga merupakan aplikasi Open Source dimana aplikasi tersebut dapat

diunduh dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga. Misalnya pada bagian pelayanan, aplikasi slims dapat diubah sesuai dengan

kebutuhan dalam melayani masyarakat seperti fitur pengecekan buku, peminjaman buku dan

pengembalian buku tanpa memakai fitur-fitur lain yang ada pada aplikasi Slims. PO4

(Menentukan Proses-proses, Organisasi dan Hubungan-Hubungan TI) berada pada tingkat

kematangan level 1 (Initial/Ad Hoc) karena Dalam penggunaan IT, Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga dapat belum memaksimalkan staff atau karyawan dalam penggunaan

Slims. Para karyawan diharuskan untuk menguasai Slims tersebut. Para staff yang berkerja

pun ada yang tidak paham dengan penggunaan Slims. Hal ini dikarenakan tidak adanya

pelatihan formal bagi para staff dalam penggunaan aplikasi slims. PO5(Mengelola Investasi

TI) berada pada tingkat kematangan level 3 (Defined Process) karena penerapan TI pada

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dalam pembiayaan perawatan dan

pengembangan pada aplikasi slims sudah optimal. Dalam hal ini aplikasi Slims juga

merupakan aplikasi yang Open Sources dimana tidak membutuhkan biaya, penanganan data

backup yang rutin juga tidak mengeluarkan biaya. Pada pemeliharaan perangkat keras yang

digunakan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga seperti wifi dan rooter telah

ditangani oleh pihak ke-3 yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga. PO6 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Program) berada pada tingkat

kematangan level 1 (Initial/Ad Hoc) karena tidak adanya kebijakan IT untuk karyawan dalam

menggunakan aplikasi. Hal ini dikarenakan untuk penggunaan IT sendiri, hanya ada beberapa

karyawan yang ditugaskan untuk menggunakan IT. Untuk pelatihan dalam penggunaan IT

sudah dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga namun biasanya ada

perintah dari Kepala Perpustakaan. Namun perintah untuk melakukan pelatihan IT juga tidak

diketahui kapan akan dilakukan ataukah ada pembaruan aplikasi atau alasan lain. Dalam

Page 23: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

penggunaan aplikasi bagi karyawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga, bila ada karyawan yang ahli dalam penggunaan aplikasi, maka dapat mengajarkan

karyawan yang mau belajar secara internal. Pembelajaran secara internal yang dilakukan oleh

karyawan yang ahli inilah yang membantu para karyawan di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga dalam merangkap berbagai tugas dalam membantu pelayanan. PO7

(Mengelola SDM IT) berada pada tingkat kematangan level 1 (Initial/Ad Hoc) karena sudah

ada rencana pengelolaan sumber daya manusia teknologi informasi di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga namun minimnya penguasaan IT pada staff atau karyawan. Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga mengalami kekurangan SDM. Dalam pengolahan

perpustakaan dan pemberian layanan yang baik, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga hanya memiliki sedikit karyawan yang berpengaruh pada kinerja pelayanan yang

berdampak pada kurangnya pelayanan yang diberikan. Hal ini juga yang menyebabkan

pembagian tugas bagi karyawan yang tidak berpengalaman di bidang pelayanan. PO8

(Mengelola Kualitas) berada pada level 2 (Repeatable but Intuitive) karena pengawasan IT

dan kinerja pelayanan dalam menggunakan Slims tidak pernah dilakukan. Slims juga

merupakan aplikasi yang dapat diakses oleh semua staff karyawan di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga. Dalam penggunaan Slims, para staff karyawan diharuskan berlajar

sendiri karna punya tenaga ahli. Salah satu Staff karyawan yang dapat dikatakan ahli dalam

penggunaan aplikasi Slims yaitu Bapak Santoso selaku Staff IT di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga. Aplikasi Slims terdapat beberapa fitur dalam pengoperasiaannya

seperti edit biografi, sms gateway namun sekarang telah diolah sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan saja. PO9 (Menilai dan Mengelola Resiko TI) berada pada level 3 (Defined

Process) karena dalam penanggulangan resiko, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga telah menyerahkan tanggung jawab seutuhnya dalam pengaggulangan server kepada

KEMINFO yang mana jika terjadi penurunan kinerja server maka hal itu menjadi tanggung

jawab dari KEMINFO dan harus ditanggulangi dan juga untuk permasalahan database, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah dilakukan penanganan rutin yang mana

mengambil langkah untuk pencadangan data seminggu sekali dan juga telah diserahkan

penanggulangan resiko oleh KEMINFO. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga

telah melakukan penanggulangan resiko yang sering terjadi yaitu keamanan database. Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga juga telah bekerjasama dengan KEMINFO dalam

penanggulangan server penyimpanan database. PO10 (Mengelola Proyek-proyek) berada

pada tingkat kematangan level 3 (Defined Process) karena proyek-proyek dalam rangka

pengembangan TI sudah dilakukan dalam pengembangan pelayanan. Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga pernah menggunakan wordpress untuk menunjang pelayanan namun

diretas sehingga tidak dilakukan perkembangan informasi terbaru. Untuk itu, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga sedang mengembangkan Website dimana semua

data dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) semuanya terpusat di KEMINFO. Data-data

informasi juga akan diintegrasikan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PPID,

dan untuk aplikasi terbaru yang dikembangkan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga adalah E-Salatiga dan SIASRIS dimana kedua mempunyai fungsi dalam kearsipan

digital (e-book) dan pengembangan Slims dengan menghubungkan UCS (Union Catalog

Server ) agar nantinya akan dibuat dalam satu website yaitu opac.salatiga.co.id.

Page 24: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

Pada Spider Chart tingkat kematangan target, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Salatiga berharap dalam penggunaan SLiMS 7 (Senayan Library Automation System) dapat

memenuhi tingkat yang lebih baik pada tingkat kematangan setiap domain dalam

melaksanakan pelayanan. Seperti pada PO4 (Menentukan Proses-proses, Organisasi dan

Hubungan-Hubungan TI), PO6 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Program), dan PO7

(Mengelola SDM IT) berada pada level 1 (Initial/Ad Hoc) dan PO8 (Mengelola Kualitas)

berada pada level 2 (Repeatable but Intuitive) dimana tingkat kematangan berada dibawah

level 3 (Defined Process). Untuk itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga harus

melakukan beberapa hal untuk mencapai tingkat yang diharapkan antara lain melakukan

perkembangan dalam kebijakan-kebijakan IT, pembentukan organisasi IT, prosedur-prosedur

dalam mengevaluasi kinerja karyawan dalam penggunaan IT, adanya pengukuran kinerja

aplikasi apakah menjawab kebutuhan pelayanan di Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Kota

Salatiga dan penilaian terhadap penanggulangan resiko-resiko yang trerjadi, dan juga

peningkatan keperluan SDM.

5. Rekomendasi Proses TI

Berdasarkan dari penilain yang dilakukan pada penelitian ini oleh peniliti menggunakan

Framework Cobit 4.1 ditemukan beberapa kekurangan yang tidak memenuhi kriteria yang

ditentukan dalam Planning and Organization (PO) melalui maturity model yang mana kurang

dari tingkat kematangan level 3, yaitu: (1) PO4 “Menentukan Proses-proses, Organisasi dan

Hubungan-hubungan TI”, kelemahan yang ditemukan yaitu Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Salatiga belum menentukan proses-proses dan penggunaan IT yang dikhususkan,

dikarenakan kekurangan staff pegawai sehingga staff yang di minta untuk mengoperasikan

slims belum begitu paham aplikasi tersebut. Dilihat dari temuan tersebut peneliti

merekomendasikan untuk Adanya pelatihan khusus pada para karyawan yang akan

mengoperasikan Aplikasi Slims. (2) PO6 “Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah

Manajemen”, pada penilaian bagian ini terdapat temuan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota salatiga belum memiliki kebijakan-kebijakan dalam penerapan IT, namun sudah ada

pendekatan dalam mengarahkan tujuan menejemen IT tetapi belum melaksanakannya secara

penuh. Berdasarkan temuan tersebut peneliti merekomendasikan untuk adanya penetapan

kebijakan penerapan IT yang jelas dan sesuai dengan SOP yang berlaku dan juga melakukan

pengarahan yang jelas dalam menindaklanjuti manejeman IT Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota salatiga. (3) PO7 “Mengelola SDM TI”, pada penilaian ini ditemukan Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga hanya memiliki sedikit karyawan yang

berpengaruh pada kinerja pelayanan yang berdampak pada kurangnya pelayanan yang

diberikan. Hal ini juga yang menyebabkan pembagian tugas bagi karyawan yang tidak

berpengalaman di bidang pelayanan. Pada temuan yang ditemukan tersebut peneliti

merekomendasikan pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga untuk mendata

dan mengelompakan kembali karyawan kemudian ditempatkan kembali sesuai dengan bidang

yang dikuasi mereka. Kemudian melihat kembali apakah pada bidang pelayanan masih

terdapat masalah yang sama dalam hal adanya karyawan yang ditempatkan tidak berdasarkan

pengalaman, jika ia setidaknya langkah selanjutnya melakukan pelatihan yang memadai untuk

memenuhi syarat pada bagian pelayanan. (4) P08 “Mengelola Kuaslitas”, Perpustakaan Dan

Page 25: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

Kearsipan Kota Salatiga hanya melakukan pengawasan terhadap infrastruktur IT dan belum

melakukan pengawasan terhadap penggunaan IT dan aplikasi Slims di Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Kota Salatiga. Dari temuan yang ditemukan pada P08 ini memiliki kesaman

dengan temuan pada PO4 yang mana kelemahannya pada penggunaan aplikasi Slims, pada

PO4 rekomendasinya memberikan pelatihan. Pada PO8 peneliti merekomendasikan untuk

adanya peningkatan yang intens dalam melakukan pengawasan terhadap infrastruktur IT dan

penggunaan aplikasi Slims yang mana juga akan berdampak pada temuan P04 supaya tidak

adanya pelatihan berkelanjutan yang bedampak juga pada biaya pengeluaran Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga

6. Kesimpulan

Pada penelitian ini, tindak Audit Sistem Informasi pada Pelayanan Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Kota Salatiga menggunakan Framework Cobit 4.1 dengan domain yang

digunakan adalah Domain Planning and Organization (PO) melalui wawancara, untuk menilai

tingkat kematangan (Capability Level), serta menilai kesesuaian domain PO pada aktifitas dan

tindakan yang dilakukan terkait dengan Sistem Informasi Pelayanan Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Salatiga. Berdasarkan data yang diperoleh, menghasilkan tingkat kematangan

untuk domain Planning and Organization (PO) berbeda-beda dimana untuk Tingkat PO1

(menentukan Rencana Strategis TI), PO2 (Menentukan Arsitektur Informasi), PO3

(Menentukan Arah Teknologi), PO5(Mengelola Investasi TI), PO9 (Menilai dan Mengelola

Resiko TI) dan PO10 (Mengelola Proyek-proyek) berada pada tingkat kematangan level 3

(Defined Process) dimana, Prosedur telah terstandarisasi dan terdokumentasi. Ini merupakan

keharusan bahwa proses tersebut harus diikuti dan ditingkatkan untuk kemajuan penggunaan

IT di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota salatiga. PO8 (Mengelola Kualitas) berada pada

level 2 (Repeatable but Intuitive) dimana pada level ini, Proses telah dikembangkan pada

tahap dimana prosedur telah diikuti namun prosedur standard dan tanggung jawabnya hanya

pada individu. Ada ketergantungan yang tinggi pada individu dan sering terjadi error. PO4

(Menentukan Proses-proses, Organisasi dan Hubungan-Hubungan TI), PO6

(Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Program) dan PO7 (Mengelola SDM IT) berada pada

tingkat kematangan level 1 (Initial/Ad Hoc) dimana pada level ini, Ada bukti bahwa Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga telah menyadari ada masalah harus dikaji dan

diselesaikan, dan belum ada standarisasi. Tetapi, ada pendekatan untuk penanggulangan

masalah yang terjadi.

Untuk mencapai target yang diinginkan oleh Dinas Perpustkaan dan Kearsipan Kota

Salatiga agar lebih efisien dalam penggunaan IT diperlukan penanganan pada faktor-faktor

yang mempengaruhi seperti pengelolaan SDM sehingga maksimal, penggunaan IT untuk

semua karyawan dalam pengoperasian SLiMS dan juga penanggung jawab TI untuk

mengimbangi perkembangan teknologi.

Page 26: Audit Sistem Informasi Pelayanan Menggunakan Framework ...€¦ · pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dengan menggunakan Framework COBIT 4.1 yang berfokus pada domain

7. Daftar Pustaka

[1] Agustina, Depi., 2013. Audit sistem informasi menggunakan framework cobit pada

domain po (planning & organization) di pt pupuk kujang cikampek.

[2] Andry, Johanes F., Audit Tata Kelola Ti Menggunakan Kerangka Kerja Cobit Pada

Domain Ds Dan Me Di Perusahaan Kreavi Informatika Solusindo., Seminar Nasional

Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815

Yogyakarta, 18-19 Maret 2016.

[3] Candra, Rio., Atastina Imelda., Firdaus, Yanuar. 2015. Audit Teknologi Informasi

menggunakan Framework COBIT 5 Pada Domain DSS (Delivery, Service, and Support)

(Studi Kasus: iGracias Telkom University), Bandung, e-Proceeding of Engineering:

Vol.2, No.1 April 2015.

[4] Fitrianah, Devi., Sucahyo, Yudho., 2012, Audit Sistem Informasi Dengan Kerangka

Kerja COBIT Untuk Evaluasi Manajemen Teknologi Informasi (Studi Kasus pada

Universitas XYZ)., Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Volume 4, Nomor 1.,

[5] Hartanto, Tjahyanto., 2009, Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi berbasis

Framework COBIT. Bandung: Institusi Teknologi Bandung.

[6] Hendriadi, Ade., 2007. Pengukuran kinerja sistem informasi akademik

denganmenggunakan kerangka kerja cobit 4.1 pada domain plan and organize di

universitas singaperbangsa karawang, audit sistem informasi lanjutan + standar,

panduan, dan prosedur audit si dari isacaedisi asli. Mitra wacana media. Jakarta

[7] Kaban, Ita., Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance). CommIT, Vol. 3 No. 1

Mei 2009, hlm. 1 – 5.

[8] Pattipeilohy, H., Rudianto, C., Wijaya, F, A., 2017. Evaluasi Kinerja Teknologi

Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga Pada Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Menggunakan Kerangka Kerja COBIT

4.1 (Studi Kasus: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Salatiga). 13, Juni 2017

[9] Rizky, Muhammad., 2015. Penerapan Tata Kelola Teknologi Informasi Dengan

Menggunakan Cobit Framework 4.1 (Studi Kasus Pada Rsud Bari Palembang)., STMIK

MDP, Palembang., Eksplora Informatika Vol. 4, No. 2, Maret 2015

[10] Supriatna, A, 2011. Implementasi Framework COBIT 4.1 dalam Tata Kelola

TeknologiInformasi dan Komunikasi di Diskominfo Kabupaten Subang.

[11] Wahono, B, B. 2015. “Peningkatan Layanan Sistem Informasi Kesehatan (Studi Kasus

Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara)”. SIMETRIS, volume 6, 1, 101–110.